Jenis-jenis gaya bahasa dalam novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer dan relevansinya dengan pembelajaran sastra Indonesia di SMA kelas XII.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK

Bulu, Bonifasius Martinus. 2015. Jenis-Jenis Gaya Bahasa dalam Novel Bumi
Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer dan Relevansinya dengan
Pembelajaran Sastra Indonesia di SMA Kelas XII. Skripsi. PBSI.
Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan jenis-jenis gaya bahasa dalam
novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer serta relevansinya dengan
pembelajaran Sastra Indonesia di SMA kelas XII.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Objek penelitian ini
berupa kata, frasa, klausa, kalimat, dan paragaraf dalam novel Bumi Manusia.
Prosedur pemerolehan data dilakukan dengan cara membaca, mencatat kata, frasa,
klausa, kalimat, dan paragaraf yang mengandung unsur gaya bahasa dalam kartu
data. Prosedur analisis data dilakukan dengan cara menggolongkan data

berdasarkan jenis gaya bahasa, menelaah satu per satu data dan mencocokkan
dengan teori, kemudian mendeskripsikan data yang telah ditelaah.
Penelitian ini menemukan gaya bahasa perbandingan (perumpamaan,
metafora, personifikasi, antitesis, pleonasme, perifrasis, dan antisipasi), gaya
bahasa pertentangan (hiperbola, litotes, oksimoran, zeugma, paradoks, klimaks,
antiklimaks, apostrof, anastrof, sinisme, dan sarkasme), gaya bahasa pertautan
(metonomia, sinekdoke, alusi, eufimisme, antonomasia, erotesis, paralelisme,
asidenton, dan polisideton), gaya bahasa perulangan (antanaklis, kiasmus,
epizeukis, tautotes, anafora, epistrofa, mesodilopsis, epanalepsis, dan anadiplosis).

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT

Bulu, Bonifasius Martinus. 2015. The Types of Figure of Speech in Bumi
Manusia Written by Pramoedya Ananta Toer and Relevance in
Indonesian Literature Learning in Senior High School Class XII. Thesis.
PBSI. Sanata Dharma University. Yogyakarta.
This research was aimed at describing the types of figure of speech in Bumi
Manusia written by Pramoedya Ananta Toer and its relevance in Indonesian
Literature Learning in Senior High School class XII.
This research used a qualitative approach. The objects of this research are
words, phrases, clauses, sentences, and paragraphs in Bumi Manusia. The
procedure of collecting the data was done by reading, noting the words, phrases,
clauses, sentences, and paragraphs which contains the figure of speech elements
in the data cards. The data were analysed by classifing the data based on the types
of figure of speech, analysing the data one by one and matching the results with
theory, then describing the analysis results.
This research found 4 kinds of figure of speech: comparations,
oppositions, attributions, and repetitions. The comparations includes similes,
metaphors, personifications, antithesises, pleonasms, periphrasises, and
anticipations. The oppositions includes
hyperboles, litoteses, oxymorons,
Zeugmas, paradoxicallys, climaxs, anticlimaxs, apostrophs, anastrofs, cynicisms,

and sarcasms. The attributions includes metonymys, synecdocheses, allusions,
euphemisms, antonomasiases, erotesises, parallelisms, asyndetons, and
polinsidetons. The repetitions includes antanaklises, chiasmuses, epizeukises,
tautoteses, anaphorases, epistrofases, mesodilopsises, epanalepsises, and
anadiplosises.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

JENIS-JENIS GAYA BAHASA DALAM NOVEL BUMI MANUSIA
KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER DAN RELEVANSINYA
DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA INDONESIA DI SMA KELAS XII
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Disusun oleh:
Bonifasius Martinus Bulu
091224044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


JENIS-JENIS GAYA BAHASA DALAM NOVEL BUMI MANUSIA
KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER DAN RELEVANSINYA
DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA INDONESIA DI SMA KELAS XII
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Disusun oleh:
Bonifasius Martinus Bulu
091224044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015


i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTO
“Tak ada satu hal pun tanpa bayang-bayang,
kecuali terang itu sendiri.”
― Pramoedya Ananta Toer

You’ll Never Walk Alone
— Liverpool FC Slogan

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN

TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Tuhan Yang Mahabaik
Kedua orang tua yang selalu mendoakan dan mendukung saya
Seluruh keluarga yang saya cintai

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 18 Maret 2015
Penulis,

Bonifasius Martinus Bulu

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama

: Bonifasius Martinus Bulu

NIM

: 091224044

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
JENIS-JENIS GAYA BAHASA DALAM NOVEL BUMI MANUSIA
KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER DAN RELEVANSINYA
DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA INDONESIA DI SMA KELAS XII
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas,
dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada Tanggal: 18 Maret 2015
Yang menyatakan,

Bonifasius Martinus Bulu

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK

Bulu, Bonifasius Martinus. 2015. Jenis-Jenis Gaya Bahasa dalam Novel Bumi
Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer dan Relevansinya dengan
Pembelajaran Sastra Indonesia di SMA Kelas XII. Skripsi. PBSI.
Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan jenis-jenis gaya bahasa dalam
novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer serta relevansinya dengan
pembelajaran Sastra Indonesia di SMA kelas XII.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Objek penelitian ini
berupa kata, frasa, klausa, kalimat, dan paragaraf dalam novel Bumi Manusia.
Prosedur pemerolehan data dilakukan dengan cara membaca, mencatat kata, frasa,
klausa, kalimat, dan paragaraf yang mengandung unsur gaya bahasa dalam kartu
data. Prosedur analisis data dilakukan dengan cara menggolongkan data
berdasarkan jenis gaya bahasa, menelaah satu per satu data dan mencocokkan
dengan teori, kemudian mendeskripsikan data yang telah ditelaah.
Penelitian ini menemukan gaya bahasa perbandingan (perumpamaan,
metafora, personifikasi, antitesis, pleonasme, perifrasis, dan antisipasi), gaya
bahasa pertentangan (hiperbola, litotes, oksimoran, zeugma, paradoks, klimaks,
antiklimaks, apostrof, anastrof, sinisme, dan sarkasme), gaya bahasa pertautan
(metonomia, sinekdoke, alusi, eufimisme, antonomasia, erotesis, paralelisme,
asidenton, dan polisideton), gaya bahasa perulangan (antanaklis, kiasmus,
epizeukis, tautotes, anafora, epistrofa, mesodilopsis, epanalepsis, dan anadiplosis).

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
Bulu, Bonifasius Martinus. 2015. The Types of Figure of Speech in Bumi
Manusia Written by Pramoedya Ananta Toer and Relevance in
Indonesian Literature Learning in Senior High School Class XII. Thesis.
PBSI. Sanata Dharma University. Yogyakarta.
This research was aimed at describing the types of figure of speech in Bumi
Manusia written by Pramoedya Ananta Toer and its relevance in Indonesian
Literature Learning in Senior High School class XII.
This research used a qualitative approach. The objects of this research are
words, phrases, clauses, sentences, and paragraphs in Bumi Manusia. The
procedure of collecting the data was done by reading, noting the words, phrases,
clauses, sentences, and paragraphs which contains the figure of speech elements
in the data cards. The data were analysed by classifing the data based on the types
of figure of speech, analysing the data one by one and matching the results with
theory, then describing the analysis results.
This research found 4 kinds of figure of speech: comparations,
oppositions, attributions, and repetitions. The comparations includes similes,
metaphors, personifications, antithesises, pleonasms, periphrasises, and
anticipations. The oppositions includes
hyperboles, litoteses, oxymorons,
Zeugmas, paradoxicallys, climaxs, anticlimaxs, apostrophs, anastrofs, cynicisms,
and sarcasms. The attributions includes metonymys, synecdocheses, allusions,
euphemisms, antonomasiases, erotesises, parallelisms, asyndetons, and
polinsidetons. The repetitions includes antanaklises, chiasmuses, epizeukises,
tautoteses, anaphorases, epistrofases, mesodilopsises, epanalepsises, and
anadiplosises.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Mahabaik atas rahmat berlimpah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas
Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan,
perhatian, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini.
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma yang
telah memberi izin penulisan skripsi ini serta selalu memberikan
semangat dan motivasi kepada penulis agar cepat selesai.
3. Dr. Y. Karmin, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang dengan penuh
kesabaran, ketelitian, dan perhatian membimbing dan mendampingi
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Drs. B. Rahmanto, M.Hum., selaku dosen pembimbing II yang dengan
penuh kesabaran,

ketelitian,

dan perhatian membimbing dan

mendampingi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Prof. Pranowo, M.Pd., selaku pembimbing akademik yang telah
mendampingi penulis selama menempuh studi.
6. Para Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Universitas Sanata Dharma yang telah berjerih payah memberikan
seluruh tenaga, ilmu, dan perhatian kepada penulis selama menempuh
studi.

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7. Bapak Robertus Marsidiq, sekretaris Program Studi Pendidikan Bahasa
Sastra Indonesia yang telah membantu penulis dalam mengurus
administrasi.
8. Teman-teman PBSI angkatan 2009 khususnya kelas A atas
kebersamaan selama masa studi. Juga teman-teman anak NTT di PBSI,
Romo Ardus, Trio, Ari, Temi, Halek, Patrik, Nina.
9. Kedua orang tua saya, bapak Yohanes Lede Kaleka dan mama Yustina
Wini Bili yang dengan sabar selalu mendoakan, memotivasi, dan
mendukung saya untuk terus belajar. Seluruh keluarga besar di Sumba
yang selalu mendoakan dan mendukung saya.
10. Bapak Mathius Bali dan Ibu Eny Widyaningsih atas dukungan,
nasihat, dan motivasi kepada saya untuk terus berkembang. Juga P.
Rano Nedy, CSsR dan P. Jack Umbu Warata, CSsR, terima kasih atas
doa dan dukungannya.
11. Adik-adik yang sedang menempuh kuliah di Yogyakarta: Petrus
Damianus Bili, Flavianus Mario Malo, Florianus Malo, Christian
Kurniawan Bani Adi yang selalu mendukung dan memotivasi saya
supaya cepat selesai.
12. Keluarga komunitas di Yogyakarta: Komunitas Anak Sumba Sanata
Dharma (KASS), Keluarga Mahasiswa Katolik Sumba (KMKS), API
Family, keluarga SAVANA Yogyakarta, terima kasih atas dukungan
dan kebersamaan yang positif.
13. Ibu kos, bule Rini. Teman-teman kos: Mas Ichan, Mas Febri, Mas
Tikno, Mas Marto, Mas Egi, Sutris, Ricardo, Raup. Terima kasih
sudah menjadi keluarga dan teman selama di Yogyakarta.
14. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu
namun telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Walaupun
demikian, penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 18 Maret 2015
Penulis,

Bonifasius Martinus Bulu

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................

iii

MOTO ......................................................................................................................

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...............................................................

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI AKADEMIK ..........................

vii

ABSTRAK ..............................................................................................................

viii

ABSTRACT .............................................................................................................

ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................

x

DAFTAR ISI ...........................................................................................................

xiii

DAFTAR TABEL ..................................................................................................

xvi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................

1

1.1 Latar Belakang ..........................................................................................

1

1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................

4

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................

4

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................

5

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1.5 Batasan Istilah ...........................................................................................

6

1.6 Sistematika Penyajian ...............................................................................

7

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................

8

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan ..........................................................

8

2.2 Kerangka Teori ..........................................................................................

10

2.2.1 Pengertian Gaya Bahasa ...................................................................

10

2.2.2 Jenis-jenis Gaya Bahasa ...................................................................

13

2.2.3 Pengertian Novel ..............................................................................

27

2.2.4 Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA Kelas XII ......

28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................

43

3.1 Jenis Penelitian ..........................................................................................

43

3.2 Sumber Data dan Data Penelitian .............................................................

43

3.3 Instrumen Penelitian ..................................................................................

44

3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................

44

3.5 Teknik Analisis Data .................................................................................

45

3.6 Triangulasi Data ........................................................................................

46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................

47

4.1 Deskripsi Data ...........................................................................................

47

4.2 Analisis Data .............................................................................................

49

x iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1. Gaya Bahasa Perbandingan ...................................................................

49

2. Gaya Bahasa Pertentangan ....................................................................

56

3. Gaya Bahasa Pertautan ..........................................................................

65

4. Gaya Bahasa Perulangan .......................................................................

72

4.3 Pembahasan ...............................................................................................

78

4.4 Relevansi Novel Bumi Manusia
dengan pembelajaran sastra di SMA kelas XII .........................................

83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................

105

5.1 Kesimpulan ...............................................................................................

105

5.2 Saran ..........................................................................................................

106

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................

108

LAMPIRAN ............................................................................................................

110

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Teknik dan instrumen penilaian pembelajaran .......................................... 40
Tabel 2. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar kelas XII ..................................... 42
Tabel 3. Silabus kelas XII semester 2 ...................................................................... 90

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sastra merupakan sarana kreativitas dan imajinasi manusia. Lewat karya
sastra pengarang dapat mengungkapkan segala hal tentang kehidupan,
pengalaman, pemikiran, gagasan, dan sebagainya. Menurut Sumardjo dan Saini
KM (1994:3), sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,
pemikiran, perasaan, gagasan, semangat, dan keyakinan, dalam suatu bentuk
gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat-alat bahasa. Jan Van
Luxemburg (1984:5) mengungkapkan bahwa sastra merupakan sebuah ciptaan,
sebuah kreasi, bukan pertama-tama sebuah imitasi atau tiruan dari kehidupan
nyata. Sang seniman menciptakan sebuah dunia baru, meneruskan proses
penciptaan di dalam semesta alam, bahkan menyempurnakannya.
Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra prosa di samping cerpen.
Sebagai karya sastra, novel mempunyai peranan penting dalam menyampaikan
ide, gagasan, pengalaman, dan keyakinan pengarang. Novel tidak bergaya padat
seperti cerpen karena novel memiliki ruang lebih untuk menggambarkan setiap
situasi di dalamnya secara penuh (Robert Stanton, 2007:104).
Jakob Sumardjo (2007:204) mengatakan bahwa novel adalah cerita fiksi
yang panjang, bukan hanya panjang dalam arti fisik tetapi juga isinya. Novel
terdiri dari satu cerita pokok dan beberapa cerita sampingan dengan peristiwa dan

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

masalah yang semuanya merupakan sebuah kesatuan yang bulat. Hal itu
menunjukkan bahwa lewat novel, seorang pengarang dapat mengungkapan
berbagai persoalan. Karya sastra, khususnya novel, tidak disusun begitu saja tanpa
daya penggunaannya yang tidak mampu memberikan efek tertentu pada
pembacanya. Penggunaan bahasa sangat penting peranannya dalam keberhasilan
sebuah novel karena bahasa merupakan media yang paling utama untuk
mewujudkan karya sastra.
Gaya bahasa merupakan salah satu unsur utama dalam penciptaan karya
sastra. Melalui gaya bahasa pengarang dapat membuat pembaca larut dalam karya
sastra sehingga dapat menggugah rasa keindahan berbahasa kepada pembaca.
Keraf (2010:113) menyatakan bahwa gaya bahasa adalah pengungkapan pikiran
melalui jiwa secara khas yang memperlihatkan jiwa kepribadian penulis.
Pemajasan (figura of thought) merupakan teknik pengungkapan bahasa,
penggunaan bahasa, penggayabahasaan, yang maknanya tidak menunjuk pada
makna harfiah kata-kata yang mendukungnya, melainkan pada makna yang
ditambahkan, makna tersirat.
Novel Bumi Manusia merupakan bagian pertama dari Tetralogi Buru
(Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca) karya
Pramoedya Ananta Toer (1925-2006). Novel ini berlatar belakang Indonesia awal
abad ke-20. Bercerita tentang Minke sebagai aktor sekaligus kreator, manusia
berdarah priyayi yang semampu mungkin keluar dari kepompong kejawaannya
menuju manusia yang bebas dan merdeka, di sudut lain membela jiwa ke-eropa-an

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

yang menjadi simbol dan kiblat dari ketinggian pengetahuan dan peradaban.
Setelah membaca novel ini, peneliti menemukan bahwa Novel Bumi Manusia
menggunakan berbagai jenis gaya bahasa. Misalnya,
1) Jaringan jalan kereta api telah membelah-belah pulauku, Jawa (hlm, 13)
2) “Sudah pernah baca Francis? G. Francis?” (hlm, 163)
3) Betapa, betapa, betapa. Dan betapa tinggi tempatnya. (hlm, 14)
Contoh 1) menggunakan gaya bahasa hiperbola. Gaya bahasa hiperbola
merupakan gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan
jumlahnya, ukurannya atau sifatnya dengan maksud memberi penekanan pada
suatu pernyataan atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan kesan dan
pengaruhnya. (Tarigan, 1985:55). Dalam contoh tersebut gaya bahasa hiperbola
ditunjukkan dengan kata membelah-belah pulauku. Contoh 2) menggunakan gaya
bahasa Metonomia. Gaya bahasa metonomia adalah gaya bahasa yang
mempergunakan nama sesuatu barang bagi sesuatu yang lain berkaitan erat
dengannya. Dalam contoh tersebut gaya bahasa metonomia ditunjukkan dengan
nama G. Francis untuk menyebut buku karangan G. Francis. Contoh 3)
menggunakan gaya bahasa Epizeukis yaitu gaya bahasa perulangan yang bersifat
langsung. Yaitu kata yang ditekankan atau yang dipentingkan diulang beberapa
kali berturut-turut (Tarigan 1985: 188). Dalam contoh tersebut gaya bahasa
Epizeukis ditunjukkan dengan kata betapa yang diulang beberapa kali.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

Karya sastra sangat berguna bagi pengajaran bahasa dan sastra di sekolah.
Menurut B. Rahmanto (1988:16-25) karya sastra dapat (1) membantu
keterampilan

berbahasa

(2)

meningkatkan

pengetahuan

budaya,

(3) mengembangkan cipta dan rasa, (4) dan menunjang pembentukan watak.
Berdasarkan uraian Latar Belakang masalah di atas, peneliti mengambil
judul penelitian “Jenis-Jenis Gaya Bahasa Dalam Novel Bumi Manusia Karya
Pramoedya Ananta Toer dan Relevansinya dengan Pembelajaran Sastra
Indonesia di SMA Kelas XII”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan diteliti
adalah sebagai berikut.
1. Jenis gaya bahasa apa saja yang digunakan dalam novel Bumi Manusia
karya Pramoedya Ananta Toer?
2. Bagaimanakah relevansi gaya bahasa dalam novel Bumi Manusia dengan
pembelajaran Sastra Indonesia di SMA kelas XII?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

1. Mendeskripsikan jenis-jenis gaya bahasa dalam novel Bumi Manusia
karya Pramoedya Ananta Toer.
2. Mendeskripsikan relevansi gaya bahasa dalam novel Bumi Manusia
karya Pramoedya Ananta Toer dengan pembelajaran Sastra Indonesia
di SMA kelas XII.
1.4 Manfaat Penelitian
1.

Secara Teoretis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan terhadap kajian

gaya bahasa. Selain itu, penelitian ini diharapkan juga memberikan informasi
tentang pemakaian gaya bahasa dalam novel Bumi Manusia karya Pramoedya
Ananta Toer.
2.

Secara Praktis
Manfaat praktis yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah, bagi

pembaca, penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan tentang gaya
bahasa dalam novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer. Dalam bidang
pengajaran, penelitian ini dapat dijadikan bahan pembelajaran Sastra Indonesia
khususnya pembelajaran gaya bahasa. Bagi siswa, penelitian ini dapat
memberikan pengetahuan tentang jenis-jenis gaya bahasa. Bagi Peneliti lain,
penelitian ini dapat menjadi acuan atau tinjauan pustaka bagi pengembangan
penelitian yang sejenis.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6

1.5 Batasan Istilah
1. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah cara pengungkapan pikiran melalui bahasa secara
tersirat atau kias dengan tujuan meningkatkan efek, suasana, dan kesan tertentu
atau untuk memperindah penuturan.
2. Gaya bahasa Perbandingan
Gaya bahasa Perbandingan adalah gaya bahasa yang membandingkan
sesuatu dengan sesuatu yang lain.
3. Gaya bahasa pertautan
Gaya bahasa pertautan adalah gaya bahasa yang menautkan atau
menghubungkan sesuatu hal dengan sesuatu hal yang lain.
4. Gaya bahasa pertentangan
Gaya bahasa pertentangan adalah gaya bahasa yang mengandung unsur
pertentangan antara sesuatu yang akan dinyatakan dengan situasi yang
sesungguhnya.
5. Gaya bahasa perulangan
Gaya bahasa Perulangan adalah gaya bahasa yang mengandung unsur
pengulangan bunyi, kata, suku kata, atau bagian kalimat untuk memberi tekanan
dalam sebuah konteks yang sesuai.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7

6. Novel
Novel adalah cerita fiksi yang panjang secara fisik maupun isi dan terdiri
dari satu cerita yang pokok, dijalani dengan beberapa cerita sampingan yang lain,
banyak kejadian, dan kadang-kadang banyak masalah juga, yang semuanya itu
harus merupakan sebuah kesatuan yang bulat. Jakob Sumardjo (2007:204)
1.6 Sistematika Penyajian
Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut.
Bab I berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, pembatasan istilah, ruang lingkup penelitian, sistematika
penyajian. Bab II berisi landasan teori yang meliputi tinjauan tentang penelitian
terdahulu yang relevan, kajian teori. Bab III berisi metodologi penelitian yang
meliputi jenis penelitian, subjek penelitian, sumber data penelitian, instrumen
penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV berisi hasil
penelitian dan pembahasan yang meliputi deskripsi data penelitian dan hasil
analisis data. Bab V berisi penutup yang meliputi kesimpulan, implikasi, dan
saran.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian
yang dilakukan Yuni Tri Pamungkas (2007) dan Syrila Keka (2011). Penelitian
yang dilakukan Yuni Tri Pamungkas (2007) berjudul Gaya Bahasa Berdasarkan
Makna Kata Dalam Kumpulan Cerita Pendek Sang Presiden Karya Herry
Gendut Janarto. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan jenis gaya bahasa
dalam kumpulan cerita pendek Sang Presiden. Hasil penelitiannya, yakni jenis
gaya bahasa yang ditemukan dalam kumpulan cerita pendek Sang Presiden
berjumlah 7 gaya bahasa, yaitu (1) gaya bahasa hiperbola, (2) gaya bahasa
metafora, (3) gaya bahasa persamaan (simile), (4) gaya bahasa personifikasi,
(5) gaya bahasa litotes, (6) gaya bahasa pleonasme, (7) gaya bahasa asidenton.
Penelitian yang dilakukan Syrila Keka (2011) berjudul Gaya Bahasa
Perbandingan

Dalam

Kidung

Agung.

Tujuan

penelitian

ini

adalah

mendeskripsikan penanda perbandingan yang digunakan dalam kidung agung,
mendeskripsikan

urutan-urutan

bagian-bagian

perbandingannya,

dan

mendeskripsikan makna gaya bahasa perbandingan dalam kidung agung. Hasil
penelitiannya yakni, pertama, penanda gaya bahasa perbandingan ditunjukkan
dengan penanda (1) seperti, (2) bagaikan (3) serupa, dan (4) seumpama. Kedua,
gaya bahasa perbandingan dalam kidung agung mengandung dua unsur yaitu

8

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9

(1) hal yang diperbandingkan dan (2) hal yang membandingkan. Urutan bagian
perbandingan dala kidung agung mempunyai dua unsur (1) pembanding dan
(2) terbanding. Pembanding adalah bagian tubuh manusia yakni, mata, hidung,
bibir, pipi, pinggang, leher, pusar, buah dada, rambut, kepala, dan nafas.
Terbanding adalah binatang, tumbuhan, nama tempat, alam, dan benda mati.
Ketiga, gaya bahasa perbandingan dalam kidung agung mengandung makna
pembanding adalah tubuh manusia diikuti terbanding adalah binatang, tumbuhan,
benda mati, alam, dan nama tempat.
Penelitian ini memiliki relevansi dengan kedua penelitian di atas. Yuni Tri
Pamungkas meneliti gaya bahasa berdasarkan makna kata dalam cerita pendek
dan Syrila Keka meneliti secara khusus gaya bahasa perbandingan dalam Kidung
Agung. Sejauh pengamatan peneliti, Penelitian berjudul Jenis-jenis Gaya Bahasa
dalam Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer dan Relevansinya
dengan Pembelajaran Sastra Indonesia di SMA kelas XII masih relevan dan
masih berguna untuk diteliti lebih lanjut karena penelitian tentang penggunaan
gaya bahasa mempunyai peranan penting dalam pengembangan bahasa Indonesia.
Selain itu, objek kajian gaya bahasa dalam novel Bumi Manusia sejauh
pengamatan peneliti belum pernah ada. Penelitian ini tidak terbatas pada satu atau
dua kategori gaya bahasa saja seperti yang dilakukan pada dua penelitian di atas,
tetapi mencakup seluruh kategori gaya bahasa. Penelitian ini penting dilakukan
untuk pengembangan bahasa Indonesia terutama mengenai penggunaan gaya

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 10

bahasa yang bermanfaat untuk para pemakai bahasa khususnya para peserta didik
di lingkungan pendidikan.
2.2 Kerangka Teori
2.2.1 Pengertian Gaya Bahasa
Ada beberapa pengertian tentang gaya bahasa yang dikemukan oleh para
ahli. Menurut Gorys Keraf (2010: 113) Gaya bahasa adalah cara pengungkapan
pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian
penulis (pemakai bahasa). Menurutnya lagi, persoalan gaya bahasa meliputi
semua hirarki kebahasaan: pilihan kata secara individual, frasa, klausa, dan
kalimat, bahkan mencakup pula sebuah wacana secara kesuluruhan, malahan nada
yang tersirat di balik sebuah wacana termasuk pula sebagai persoalan gaya bahasa
(Keraf, 2010:112).
Keraf membagi jenis-jenis gaya bahasa menjadi 2 (dua) yaitu dari segi
non bahasa dan dari segi bahasa. Dari segi bahasa, gaya bahasa dibagi menjadi
7 (tujuh) yaitu gaya bahasa berdasarkan (1) pengarang, (2) masa, (3) medium,
(4) subyek, (5) tempat, (6) hadirin, dan (7) tujuan. Dari segi bahasa, gaya bahasa
dibagi menjadi 4 (empat) yaitu (1) berdasarkan pilihan kata, (2) nada yang
terkandung dalam wacana, (3) struktur kalimat, dan (4) langsung tidaknya makna.
Moeliono (1989:173-179) menggunakan istilah majas untuk menyebut
gaya bahasa yang merupakan terjemahan dari bahasa Inggris figure of speech. Ia
berpendapat bahwa majas adalah bagian dari gaya bahasa. Arti majasi diperoleh

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 11

jika denotasi atau ungkapan dialihkan atau mencakupi juga denotasi lain
bersamaan dengan tautan pikiran lain. Berbeda dengan Keraf, Moeliono membagi
majas dalam (3) tiga kategori yaitu, majas perbandingan, majas pertentangan, dan
majas pertautan.
Nurgiyantoro (1995: 297-299), sebagaimana halnya Moeliono di atas,
menggunakan istilah pemajasan (figure of thought). Menurutnya, Pemajasan
merupakan teknik pengungkapan bahasa, penggayabahasaan yang tidak menunjuk
pada kata-kata bermakna harafiah tetapi makna yang ditambah, makna tersirat,
atau bahasa kias. Pemakaian bahasa kias bertujuan untuk membangkitkan suasana
atau kesan tertentu dan memperindah penuturan dalam karya sastra. Bentukbentuk pemajasan yang digunakan pengarang dalam penceritaan novel adalah
majas perbandingan, pertautan, dan pertentangan (Nurgiyantoro, 299- 300)
Tarigan (1985:5) mengungkapkan bahwa gaya bahasa adalah bahasa indah
yang dipergunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta
memperbandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang
lebih umum. Pendek kata penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta
menimbulkan konotasi tertentu. Tarigan membagi gaya bahasa menjadi 4 (empat)
yaitu gaya bahasa perbandingan, gaya bahasa pertentangan, gaya bahasa
pertautan, gaya bahasa perulangan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 12

Dari pendapat para ahli tersebut, dapat dilihat perbedaan dalam
penggunaan istilah dan pengkategorian. Keraf dan Tarigan menggunakan istilah
gaya bahasa sedangkan Moeliono dan Nurgiyantoro menggunakan istilah majas.
Dalam hal pengkategorian, gaya bahasa yang disebut sebagai figure of speech atau
figure of thought oleh Moeliono dan Nurgiyantoro, oleh Keraf dikategorikan
dalam gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna. Moeliono dan
Nurgiyantoro membagi gaya bahasa menjadi 3 (tiga) kategori yaitu, majas
perbandingan, majas pertentangan, dan majas pertautan. Tarigan membagi gaya
bahasa menjadi 4 (empat) yaitu, gaya bahasa perbandingan, pertentangan,
pertautan, dan perulangan. Ia menambah satu kategori yaitu gaya bahasa
perulangan yang oleh Keraf dikategorikan dalam gaya bahasa berdasarkan
struktur kalimat.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa gaya
bahasa adalah cara pengungkapan pikiran melalui bahasa secara tersirat atau kias
dengan tujuan meningkatkan efek, suasana, dan kesan tertentu atau memperindah
penuturan. Pengertian gaya bahasa yang dirumuskan berdasarkan pendapat para
ahli tersebut akan peneliti gunakan sebagai pedoman atau rujukan dalam
menetukan kategori jenis-jenis gaya bahasa dalam penelitian ini. Peneliti
menggunakan kategori jenis gaya bahasa menurut Tarigan karena menurut
pengamatan peneliti kategori tersebut cukup lengkap dan lebih mudah dipahami
siswa dan pengkategorian tersebut ditunjukkan untuk pembelajaran gaya bahasa
di sekolah.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 13

2.2.2 Jenis-Jenis Gaya Bahasa
Jenis-jenis gaya bahasa yang digunakan adalah jenis-jenis gaya bahasa
Henry Guntur Tarigan (1985) yang terdiri dari empat (4) kategori. Pemilihan jenis
gaya bahasa berikut ini berdasarkan pertimbangan bahwa gaya bahasa tersebut
sering digunakan dalam dalam novel Bumi Manusia.
A. Gaya Bahasa Perbandingan
Gaya bahasa Perbandingan adalah gaya bahasa yang membandingkan
sesuatu yang akan dinyatakan dengan sesuatu yang lain. Jenis-jenis gaya bahasa
perbandingan yaitu:
1. Perumpamaan
Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakekatnya
berlainan dan sengaja kita anggap sama. Dalam perumpamaan, perbandingan itu
secara eksplisit dijelaskan oleh pemakaian kata seperti, serupa, umpama,
sebagai, laksana, bak, ibarat, penaka. (Tarigan, 1985: 9)
Contoh:
Seperti air dengan minyak
Bak cacing kepanasan
2. Metafora
Metafora adalah gaya bahasa yang membandingkan dua hal secara
langsung tanpa mempergunakan kata: seperti, bak, bagai, bagaikan, dan
sebagainya, sehingga pokok pertama langsung dihubungkan dengan pokok
kedua (Tarigan, 1985: 15).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 14

Contoh:
Nani jinak-jinak merpati
Ali mata keranjang
3. Personifikasi
Personifikasi adalah gaya bahasa yang menggambarkan benda-benda mati
atau barang-barang yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat-sifat
kemanusiaan. Personifikasi (penginsanan) merupakan suatu corak khusus dari
metafora yang mengiaskan benda-benda mati bertindak, berbuat, berbicara
seperti manusia. (Tarigan, 1985:17)
Contoh:
Mentari mencubit wajahku
Cerita dongengku menidurkan dikau
4. Antitesis
Antitesis adalah sejenis gaya bahasa yang mengadakan komparasi atau
perbandingan antara dua antonim ( yaitu kata-kata yang mengandung ciri-ciri
semantik yang bertentangan) (Tarigan, 1985: 27)
Contoh:
Kecantikannyalah justru yang mencelakakannya.
Segala fitnah tetangganya dibalasnya dengan budi bahasa yang baik.
5. Pleonasme dan Tautologi
Pleonasme dan Tautologi adalah acuan yang mempergunakan kata-kata
lebih banyak daripada yang diperlukan untuk menyatakan satu pikiran atau
gagasan. Namun ada perbedaan di antara keduanya. Suatu acuan disebut
pleonasme bila kata yang berlebihan itu dihilangkan, artinya tetap utuh.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 15

Sebaliknya, acuan itu disebut tautologi kalau kata yang berlebihan itu sebenarnya
mengandung perulangan dari sebua kata yang lain.(Tarigan, 1985: 29)
Contoh:
(1) Saya telah mendengar hal itu dengan telinga saya sendiri.
Saya telah melihat kejadian itu dengan mata kepala saya sendiri.
Ungkapan di atas adalah pleonasme karena semua acuan itu tetap utuh
dengan makna yang sama, walaupun dihilangkan kata-kata: dengan telinga saya
dan dengan mata kepala saya.
(2) Ia tiba jam 20.00 malam waktu setempat.
Globe itu bundar bentuknya.
Acuan di atas disebut tautologi karena kata berlebihan itu sebenarnya
mengulang kembali gagasan yang sudah disebut sebelumnya, yaitu malam sudah
tercakup dalam jam 20.00 dan bundar yang sudah mencakup dalam globe.
6. Perifrasis
Perifrasis adalah sejenis gaya bahasa yang agak mirip dengan pleonasme.
Kedua-duanya

mempergunakan

kata-kata

lebih

banyak

daripada

yang

dibutuhkan. Walaupun begitu terdapat perbedaan yang penting antara keduanya.
Pada gaya bahasa perifrasis, kata-kata yang berlebihan itu pada prinsipnya dapat
diganti dengan sebuah kata saja. (Tarigan, 1985: 31)
Contoh:
Ayahanda telah tidur dengan tenang dan beristirahat dengan damai buat
selamanya ( = meninggal atau berpulang)

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 16

7. Antisipasi atau prolepsis
Antisipasi atau prolepsis adalah gaya bahasa yang berwujud penggunaan
terlebih dahulu satu atau beberapa kata sebelum gagasan atau peristiwa yang
sebenarnya terjadi. (Tarigan 1985: 33)
Contoh:
Kami sangat gembira, minggu depan kami memperoleh hadiah dari bapak
bupati.
Mobil yang malang itu ditabrak oleh oleh truk pasir dan jatuh ke jurang.
B. Gaya Bahasa Pertentangan
Gaya bahasa pertentangan adalah gaya bahasa yang mengandung unsur
pertentangan antara sesuatu yang akan dinyatakan dengan situasi yang
sesungguhnya. Jenis-jenis gaya bahasa pertentangan yaitu:
1. Hiperbola
Hiperbola adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang
berlebih-lebihan jumlahnya, ukurannya atau sifatnya – dengan maksud memberi
penekanan

pada

suatu

pernyataan

atau

situasi

untuk

memperhebat,

meningkatkan kesan, dan pengaruhnya. (Tarigan 1985: 55)
Contoh:
Sempurna sekali, tiada kekurangan suatu apapun / buat mengganti baik
atau cantik.
2. Litotes
Litotes adalah gaya bahasa yang di dalam pengungkapannya menyatakan
sesuatu yang positif dengan bentuk yang negatif atau bentuk yang bertentangan.
Litotes mengurangi atau melemahkan kekuatan pernyataan yang sebenarnya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 17

Litotes kebalikan dari hiperbola, adalah jenis gaya bahasa yang mengandung
pernyataan yang dikecil-kecilkan, dikurangi dari kenyataan yang sebenarnya,
misalnya untuk merendahkan diri. (Tarigan 1985: 58).
Contoh:
Shakespeare bukanlah dramawan dan pengarang picisan.
H. B. Jassin bukanlah kritikus murahan.
3. Oksimoran
Oksimoran adalah suatu acuan yang berusaha untuk menggabungkan
kata-kata untuk mencapai efek yang bertentangan atau dapat juga dikatakan,
oksimoran adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan dengan
mempergunakan

kata-kata

yang

berlawanan

dalam

frasa

yang

sama.

(Tarigan, 1985:63)
Contoh:
Keramah-tamahan yang bengis.
Olahraga mendaki gunung memang menarik hati walaupun sangat
berbahaya.
Bahasa memang dapat dipakai sebagai alat pemersatu tetapi dapat juga
sebagai alat pemecah-belah.
4. Zeugma dan silepsis
Zeugma dan silepsis adalah gaya bahasa yang mempergunakan dua
konstruksi rapatan dengan cara menghubungkan sebuah kata dengan dua atau
lebih kata lain yang pada hakekatnya hanya sebuah saja yang mempunyai
hubungan dengan kata pertama. Walaupun begitu terdapat perbedaan antara
Zeugma dengan silepsis. (Tarigan 1985: 68)

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 18

Dalam zeugma kata yang dipakai untuk membawahi kedua kata
berikutnya, sebenarnya hanya cocok untuk salah satu daripadanya, baik secara
logis maupun secara gramatikal.
Contoh:
Anak itu memang rajin dan malas di sekolah.
Paman saya nyata sekali bersifat sosial dan egois.
Dalam silepsis, konstruksi yang dipergunakan itu secara gramatikal
benar, tetapi secara semantik salah atau tidak benar.
Contoh:
Wanita itu kehilangan harta dan kehormatannya.
Kakaknya menerima uang dan penghargaan.
5. Paradoks
Paradoks adalah suatu pernyataan yang bagaimanapun diartikan selalu
berakhir dengan pertentangan. Paradoks adalah semacam gaya bahasa yang
mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada. Paradoks
dapat juga berarti semua hal yang menarik perhatian karena kebenarannya
(Tarigan, 1985:77).
Contoh:
Aku kesepian di tengah keramaian.
Teman akrab ada kalanya merupakan musuh sejati.
6. Klimaks
Klimaks adalah semacam gaya bahasa yang mengandung urutan-uratan
pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentingannya dari gagasangagasan sebelumnya. (Tarigan, 1985:78)

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 19

Contoh:
Setiap guru yang berdiri di muka kelas haruslah mengetahui, memahami,
serta menguasai bahan yang di ajarkannya.
7. Antiklimaks
Antiklimaks adalah kebalikan gaya bahasa klimaks. Antiklimaks
merupakan suatu acuan yang berisi gagasan-gagasan yang diurutkan dari yang
terpenting berturut-turut ke gagasan yang kurang penting. (Tarigan, 1985:80)
Contoh:
Mereka akan mengakui betapa besarnya jasa orang tua mereka, apabila
mereka mengenangkan penderitaan, kegigihan, orangtua itu mengasuh dan
mendidik mereka.
8. Apostrof
Apostrof adalah sejenis gaya bahasa yang berupa pengalihan amanat dari
yang hadir kepada yang tidak hadir. (Tarigan 1985: 83)
Contoh:
Wahai roh-roh nenek moyang kami yang berada di negeri atas, tengah dan
bawah, lindungilah warga desaku ini.
9. Anastrof atau inverse
Anastrof atau inverse adalah semacam gaya retoris yang diperoleh dengan
pembalikan susunan kata yang biasa dalam kalimat (Tarigan, 1985:84).
Contoh:
Diceraikannya istrinya tanpa setahu sanak-saudaranya.
Merantaulah dia ke negeri seberang tanpa meninggalkan pesan apa-apa.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 20

10.

Sinisme
Sinisme adalah sejenis gaya bahasa yang berupa sindiran yang berbentuk

kesangsian yang mengandung ejekan terhadap keiklasan dan ketulusan hati.
Sinisme adalah ironi yang lebih kasar sifatnya. (Tarigan, 1985:91).
Contoh:
Tidak dapat disangkal lagi bahwa bapaklah orangnya, sehingga keamanan
dan ketentraman di daerah ini akan ludes bersamamu!
11.

Sarkasme
Sarkasme adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung olok-olok atau

sindiran pedas dan menyakiti hati. Ciri utama gaya bahasa sarkasme ialah selalu
mengandung kepahitan dan celaan yang getir, menyakiti hati, dan kurang enak
didengar. (Tarigan, 1985:92)
Contoh:
Mulutmu harimaumu.
Tingkah lakumu memalukan kami.
C. Gaya Bahasa Pertautan
Gaya bahasa pertautan adalah gaya bahasa yang menautkan atau
menghubungkan sesuatu hal dengan sesuatu hal yang lain. Jenis-jenis gaya bahasa
pertautan yaitu:
1. Metonomia
Metonomia adalah sejenis gaya bahasa yang mempergunakan nama
sesuatu barang bagi sesuatu yang lain berkaitan erat dengannya. Metonomia

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 21

ialah majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan nama
orang, barang, atau hal, sebagai penggantinya. ( Tarigan, 1985: 122)
Contoh:
Para siswa di kelas kami senang sekali membaca S. T. Alisyahbana.
2. Sinekdoke
Sinekdoke adalah gaya bahasa yang menyebutkan nama bagian sebagai
pengganti nama keseluruhan, atau sebaliknya. Sinekdoke adalah semacam
bahasa figuratif yang mempergunakan sebagian dari sesuatu hal untuk
menyatakan keseluruhan (pars pro toto) atau mempergunakan keseluruhan
untuk menyatakan sebagian (totum pro parte) (Tarigan, 1985: 124).
Contoh:
Setiap tahun semakin banyak mulut yang harus diberi makan di tanah air
kita ini.
Paman saya telah mempunyai dua atap di jakarta.
3. Alusi
Alusi adalah gaya bahasa yang menunjuk secara tidak langsung ke suatu
peristiwa atau tokoh berdasarkan peranggapan adanya pengetahuan bersama
yang dimiliki oleh pengarang dan pembaca serta adanya kemampuan para
pembaca untuk menangkap pengacuan itu. (Tarigan, 1985: 126)
Contoh:
Saya ngeri membayangkan kembali peristiwa westerling di sulawesi
selatan.
Tugu ini mengenangkan kita kembali ke peristiwa bandung selatan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 22

4. Eufemisme
Eufimisme adalah ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti
ungkapan yang dirasakan kasar yang dianggap merugikan, atau yang tidak
menyenangkan. (Tarigan 1985: 128)
Contoh:
Tunaaksara pengganti buta huruf
Tunakarya pengganti tidak mempunyai pekerjaan
5. Antonomasia
Antonomasia adalah gaya bahasa yang merupakan bentuk khusus dari
sinekdoke yang berupa pemakaian sebuah epitet untuk menggantikan nama diri
a ta u

gelar

resmi,

a ta u

jabatan

untuk

menggantikan

nama

diri.

(Tarigan, 1985: 132)
Contoh:
Gubernur Sumatra Utara akan meresmikan pembukaan Seminar Adat
Karo Di Kabanjahe bulan depan.
Pangeran menandatangani surat penghargaan tersebut.
6. Erotesis
Erotesis adalah sejenis gaya bahasa yang berupa pertanyaan yang
dipergunakan dalam tulisan atau pidato yang bertujuan untuk mencapai efek
yang lebih mendalam dan penekanan yang wajar, dan sama sekali tidak
menuntut suatu jawaban. Gaya bahasa erotesis ini biasa juga disebut sebagai
pertanyaan retoris; dan di dalamnya terdapat suatu asumsi bahwa hanya ada satu
jawaban yang mungkin. (Tarigan, 1985: 134)

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 23

Contoh:
Apakah sudah wajar bila kesalahan atau kegagalan itu ditimpakan
seluruhnya kepada para guru?
Soal ujian tidak sesuai dengan bahan pelajaran. Herankah kita jika nilai
pelajaran bahasa indonesia pada ebtanas tahun 1985 ini sangat merosot?
7. Paralelisme
Paralelisme adalah semacam gaya bahasa yang berusaha mencapai
kesejajaran dalam pemakaian kata-kata atau frase-frase yang menduduki fungsi
yang sama dalam bentuk gramatikal yang sama. Kesejajaran tersebut dapat pula
berbentuk anak kalimat yang tergantung pada sebuah induk kalimat yang sama.
Gaya bahasa ini lahir dari struktur kalimat yang berimbang. (Tarigan, 1985: 136)
Contoh:
Baik kaum pria maupun kaum wanita mempunyai hak dan kewajiban
yang sama secara hukum.
Bukan saja korupsi itu harus dikutuk, tetapi juga harus diberantas di
negara pancasila ini.
8. Asindenton
Asidenton adalah semacam gaya bahasa yang berupa acuan padat dan
mampat di mana beberapa kata, frase, atau klausa yang sederajat tidak
dihubungkan dengan kata sambung. Bentuk-bentuk tersebut biasanya dipisahkan
saja oleh tanda koma (Tarigan, 1985: 142).
Contoh:
Ayah, ibu, anak, merupakan inti suatu keluarga.
Dosen kami fasih berbahasa belanda, inggris, jerman, sundah, toba, karo,
simalungun, indonesia.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 24

9. Polisindeton
Polisindeton adalah suatu gaya bahasa yang merupakan kebalikan dari
asideton. Dalam polisindeton beberapa kata, frase, atau klausa yang berurutan
dihubungkan satu sama lain dengan kata-kata sambung (Tarigan, 1985: 143).
Contoh:
Istri saya menanam nangka dan jambu dan cengkeh dan pepaya di
pekarangan rumah kami.
Polisi menangkap pak ogak beserta istrinya beserta anak-anaknya
berserta pembantunya dan membawanya ke penjara.
D. Gaya Bahasa Perulangan
Gaya bahasa Perulangan adalah gaya bahasa yang mengandung unsur
pengulangan bunyi, kata, suku kata, atau bagian kalimat untuk member tekanan
dalam sebuah konteks yang sesuai.
1. Antaknaklasis
Antaknaklasis adalah gaya bahasa yang mengandung ulangan kata yang
sama dengan makna yang berbeda. (Tarigan 1985: 185)
Contoh:
Buah bajunya telepas membuat buah dadanya hampir-hampir kelihatan.
Saya selalu membawa buah tangan buat buah hati saya, kalau saya
pulang dari luar kota.
2. Kiasmus
Kiasmus adalah gaya bahasa yang berisikan perulangan dan sekaligus
pula merupakan inversi hubungan antara dua kata dalam satu kalimat.
(T