MI 3 FIKIH GURU REVISI

(1)

Buku Guru

Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013

Madrasah Ibtidaiyah

K E L A S


(2)

Dilindungi Undang-Undang

MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN

Disklaimer: Buku Guru ini dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implemen­

tasi Kurikulum 2013. Buku ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Agama, dan dipergunakan dalam penerapan Kurikulum 2013. Buku ini merupakan “Dokumen Hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.

Katalog Dalam Terbitan (KDT)Y

INDONESIA, KEMENTERIAN AGAMA Fikih/Kementerian Agama,- Jakarta : Kementerian Agama 2016.

xii, 120 hlm.

Untuk MI Reguler Kelas III

ISBN 978-979-8446-28-3 (jilid lengkap) ISBN 978-979-8446-31-3 (jilid 3)

1. Fikih 1. Judul

II. Kementerian Agama Republik Indonesia

Kontributor Naskah : Nurul Hidayati, S.Ag, M.Pd.I

Penelaah : Harianto Oghie, MA

Penyelia Penerbitan : Direktorat Pendidikan Madrasah

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam

Kementerian Agama Republik Indonesia Cetakan Ke-1, 2016


(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah segala puji bagi Allah Swt Tuhan semesta alam, shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada makhluk terbaik akhlaknya dan tauladan sekalian umat manusia, Muhammad SAW.

Kementerian Agama sebagai salah satu lembaga pemerintah memiliki tanggungjawab dalam membentuk masyarakat Indonesia yang taat beragama, rukun, cerdas, mandiri dan sejahtera lahir-batin sebagaimana ditegaskan dalam visinya.

Membentuk generasi cerdas dan sejahtera lahir-batin menjadi core (inti) dari Direktorat Jenderal Pendidikan Islam utamanya Direktorat Pendidikan madrasah. Madrasah sebagai lembaga pendidikan berciri khas Islam konsen terhadap mata pelajaran PAI (Fikih, SKI, Al-qur’an Hadis, Akidah Akhlak dan bahasa Arab).

Secara filosofis, mata pelajaran PAI yang diajarkan bertujuan

mendekatkan pencapaian kepada generasi kaffah (cerdas intelektual, spiritual dan mental) jalan menuju pencapaian itu tentu tidak sebentar, tidak mudah dan tidak asal-asalan namun tidak juga mustahil dicapai. Pencapaian ultimate goal (tujuan puncak) membentuk generasi kaffah tersebut membutuhkan ikhtiar terencana (planned), strategis dan berkelanjutan (sustainable).

Kurikulum 2013 sebagai kurikulum penyempurna kurikulum 2006 (KTSP) diyakini shahih sebagai “modal” terencana dan strategis mendekati tujuan pendidikan Islam. Salah satu upaya membumikan isi K-13 adalah dengan menyediakan sumber belajar yakni buku, baik buku guru maupun buku siswa.

Buku Kurikulum 2013 mengalami perbaikan terus menerus (baik dalam hal tataletak (layout) maupun content (isi) substansi). Buku MI (kelas 3


(4)

dan 6), MTs (kelas 9) dan MA (kelas 12) adalah edisi terakhir dari serangkaian proses penyediaan buku kurikulum 2013 untuk mata pelajaran PAI dan Bahasa Arab di madrasah (MI, MTs dan MA).

Dengan selesainya buku K-13 untuk mata pelajaran PAI dan Bahasa Arab di madrasah ini diharapkan dapat memudahkan peserta didik dan pendidik dalam memahami, mengerti dan sekaligus menyampaikan ilmu yang dimilikinya.

Terakhir, saya mengucapkan jazakumullah akhsanal jaza, kepada semua pihak yang telah ikut mendukung selesainya pembuatan buku ini. Sebagai dokumen “hidup” saran dan kritik sangat diharapkan dalam rangka penyempurnaan buku ini.

Wassalamu’alaikum Wr Wb

Jakarta, Maret 2016 Dirjen Pendidikan Islam

Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, MA NIP: 196901051996031003


(5)

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA

Berikut ini adalah pedoman transliterasi yang diberlakukan berdasarkan keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 158 tahun 1987 dan nomor 0543/b/u/1987.


(6)

2. VOKAL ARAB

a. Vokal Tunggal (Monoftong)

b. Vokal Rangkap (Diftong)

c. Vokal Panjang (Mad)

3. TA’ MARBUTAH

Transliterasi untuk ta’ marbutah ada dua, yaitu:

1. Ta’ marbutah yang hidup atau berharakat fathah, kasrah, atau dammah ditransliterasikan adalah “ t “.

2. Ta’ marbutah yang mati atau yang mendapat harakat sukun ditransliterasikan dengan “ h ”.


(7)

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN FIQIH

KELAS III MI SEMESTER GANJIL

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

1.1 Menghayati nilai-nilai dalam shalat sunnah rawatib.

1.2 Menerima ketentuan shalat harus dikerjakan dalam kondisi apapun.

1.3 Meyakini akan kemudahan syariat Islam dalam bersuci (tayamum).

1.4 Menghayati hikmah yang terkandung dalam ketentuan shalat bagi orang sakit.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya.

2.1 Membiasakan perilaku rajin ibadah sebagai implementasi dari pemahaman terhadap ketentuan sunnah rawatib.

2.2 Membiasakan perilaku istiqomah dalam ibadah sebagai implementasi dari pemahaman terhadap ketentuan shalat jama’ dan qashar.

2.3 Membiasakan perilaku sabar dalam ibadah sebagai implementasi dar pemahaman terhadap tata cara tayamum.

2.4 Membiasakan perilaku istiqamah dalam ibadah sebagai implementasi dari pemahaman terhadap ketentuan shalat dalam segala keadaan.

3. Memahami pengetahuan

faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.

3.1 Memahami ketentuan shalat sunnah rawatib.

3.2 Memahami ketentuan shalat jama’ dan qashar.

3.3 Memahami tata cara tayamum.

3.4 Menganalisis tata cara shalat bagi orang sakit.


(8)

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

4. Menyajikan pengetahuan

faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

4.1 Mempratikkan tata cara shalat rawatib. 4.2 Mempraktikan shalat jama’ dan qashar. 4.3 Mempraktikkan tayamum bagi orang sakit. 4.4 Mempraktikan tata cara shalat bagi orang

sakit.

SEMESTER GENAP

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

1.1 Meyakini bahwa puasa Ramadhan adalah perintah Allah Swt.

1.2 Menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam shalat Tarawih.

1.3 Menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam shalat Witir.

1.4 Menghayati keutamaan dalam bulan Ramadhan.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya.

2.1 Membiasakan perilaku peduli terhadap sesama sebagi implementasi dari pemahaman terhadap ketentuan puasa. 2.2. Membiasakan perilaku istiqamah sebagai

implementasi dari pemahaman terhadap shalat sunnah Tarawih.

2.3 Membiasakan perilaku disiplin sebagai implementasi dari pemahaman terhadap ketentuan shalat sunnah Witir.

2.4 Membiasakan perilaku semangat dalam melakukan kebaikan sebagai implementasi dari pemahaman terhadap amalan bulan Ramadhan.


(9)

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.

3.1. Memahami ketentuan puasa Ramadhan. 3.2. Memahami ketentuan shalat Tarawih. 3.3. Memahami ketentuan shalat Witir. 3.4 Memahami keutamaan-keutamaan yang

ada dalam bulan Ramadhan.

4. Menyajikan pengetahuan

faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

4.1. Menceritakan pengalaman berpuasa Ramadhan.

4.2. Menceritakan pengalaman shalat Tarawih. 4.3. Menceritakan pengalaman shalat Witir. 3.5 Menceritakan keutamaan-keutamaan


(10)

PEMETAAN KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR FIQIH KELAS III

BAB JUDUL KI KD Indikator SEMESTER I I SHALAT SUNNAH PAHALA MELIMPAH

1 1.1 Menghayati nilai-nilai dalam shalat sunnah rawatib.

2

2.1. Membiasakan perilaku rajin ibadah sebagai implementasi dari pemahaman terhadap ketentuan sunnah rawatib. 3 3.1 Memahami ketentuan shalat

sunnah rawatib.

1. Menjelaskan pengertian shalat sunnah rawatib.

2. Menyebutkan jenis shalat sunnah rawatib dan bilangan rakaatnya. 3. Melafalkan niat shalat sunnah

rawatib.

4. Menyebutkan hikmah shalat sunnah rawatib.

5. Mempraktikkan shalat sunnah rawatib.

4 4.1 Mempratikkan tata cara salat rawatib. II SENANGNYA SHALAT DALAM PERJALANAN

1 1.2 Menyadari bahwa shalat harus dikerjakan dalam kondisi apapun.

2

2.2 Membiasakan perilaku

istiqamah dalam ibadah sebagai implementasi dari pemahaman terhadap ketentuan shalat jama’ dan qashar.

3 3.2 Memahami ketentuan shalat

jama’ dan qashar. 1. Menjelaskan pengertian shalat jama’ dan qashar. 2. Menjelaskan syarat shalat jama’

dan qashar.

3. Menjelaskan jenis shalat jama’. 4. Mempraktikkan shalat jama’ dan

qashar. 4 4.2 Mempraktikan shalat jama’ dan

qashar.

III BERSUCI ITU MUDAH

1

1.3 Meyakini akan kemudahan syariat Islam dalam bersuci (tayamum).

2

2.3 Membiasakan perilaku sabar dalam ibadah sebagai

implementasi dari pemahaman terhadap tata cara tayamum. 3 3.3 Memahami tata cara tayamum.

1. Menjelaskan pengertian tayamum. 2. Menyebutkan sebab-sebab

diperbolehkannya tayamum.

3. Menyebutkan syarat-syarat, rukun, sunnah, dan hal-hal yang membatalkan tayamum.

4. Menjelaskan tata cara tayamum. 5. Mempraktikkan tata cara tayamum. 4 4.3 Mempraktikkan tayamum bagi


(11)

IV SAKIT BUKAN PENGHALANG SHALAT 1

1.4 Menghayati hikmah yang terkandung dalam ketentuan shalat bagi orang sakit.

2

2.4 Membiasakan perilaku

istiqamah dalam ibadah sebagai implementasi dari pemahaman terhadap ketentuan shalat dalam segala keadaan.

3 3.4 Menganalisis tata cara shalat

bagi orang sakit. 1. Menjelaskan tata cara shalat bagi orang sakit. 2. Menjelaskan hikmah shalat bagi

orang sakit.

3. Mempraktikkan tata cara shalat bagi orang sakit.

4 4.4 Mempraktikan tata cara shalat bagi orang sakit.

SEMESTER II

V SEMANGAT BERPUASA

1

1.1 Meyakini bahwa puasa Ramadhan adalah perintah Allah Swt.

2

2.1 Membiasakan perilaku peduli terhadap sesama sebagai implementasi dari pemahaman terhadap ketentuan puasa. 3 3.1 Memahami ketentuan puasa

Ramadhan. 1. Menjelaskan pengertian puasa. 2. Menyebutkan syarat syah dan

syarat wajib puasa.

3. Mennyebutkan rukun dan sunnah puasa.

4. Menyebutkan hal-hal yang membatalkan puasa.

5. Menyebutkan orang yang boleh tidak berpuasa.

6. Menjelaskan hikmah puasa Ramadhan.

7. Menghafalkan niat puasa dan doa berbuka puasa.

8. Menceritakan pengalaman berpuasa Ramadhan.

4 4.1 Menceritakan pengalaman berpuasa Ramadhan


(12)

VI AYO SHALAT TARAWIH

1

1.2 Menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam shalat Tarawih.

2

2.3 Membiasakan perilaku istiqamah sebagai implentasi dari pemahaman terhadap shalat sunnah Tarawih. 3 3.2 Memahami ketentuan shalat

Tarawih.

1. Menjelaskan pengertian shalat tarawih.

2. Menjelaskan waktu dan bilangan rakaat shalat tarawih.

3. Menjelaskan tata cara shalat tarawih.

4. Menjelaskan keutamaan shalat tarawih.

5. Menceritakan pengalaman mengerjakan shalat Tarawih.

4 4.2 Menceritakan pengalaman shalat Tarawih.

VII AKU SUKA SHALAT

WITIR

1 1.3 Menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam shalat Witir.

2

2.3 Membiasakan perilaku disiplin sebagai implementasi dari pemahaman terhadap ketentuan shalat sunnah Witir. 3 3.3 Memahami ketentuan shalat

witir.

1. Menjelaskan pengertian shalat Witir.

2. Menjelaskan waktu dan bialangan shalat Witir.

3. Menjelaskan tata cara shalat Witir. 4. Menghafalkan doa setelah shalat

Witir.

5. Menceritakan pengalaman mengerjakan shalat Witir.

4 4.3 Menceritakan pengalaman shalat Witir.

VIII INDAHNYA BULAN RAMADHAN

1

1.4 Menghayati keutaman-keutamaan dalam bulan Ramadhan.

2

2.4 Membiasakan perilaku semangat dalam melakukan kebaikan sebagai implementasi dari pemahaman terhadap amalan bulan Ramadhan.

3

3.3 Memahami keutamaan-keutamaan yang ada dalam bulan Ramadhan.

1. Menjelaskan keutamaan-keutamaan yang ada di bulan Ramadhan. 2. Menjelaskan amalan-amalan di

bulan Ramadhan.

3. Menceritakan keutamaan-keutamaan bulan Ramadhan. 4

4.3 Menceritakan keutamaa-keutamaan dalam bulan Ramadhan.


(13)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...iii

KIKD ... vii

Daftar Isi ... 1

SEMESTER I Pelajaran 1 - Shalat Sunnah Pahala Melimpah... 3

A. Ketentuan Shalat Sunat Rawatib ... 5

B. Hikmah Shalat Sunat Rawatib ... 9

C. Membiasakan Shalat Sunat Rawatib ... 12

Pelajaran 2 - Senangnya Shalat dalam Perjalanan ... 20

A. Ketentuan Shalat Jama’ dan Qashar ... 22

B. Praktik Shalat Jama’ dan Qashar ... 26

Pelajaran 3 - Bersuci itu Mudah ... 34

A. Ketentuan Tayamum ... 36

B. Praktek Tayamum ... 40

Uji Kompetensi ... Pelajaran 4 - Sakit Bukan Penghalang Shalat ... 46

A. Ketentuan Shalat Bagi Orang Sakit ... 48

B. Hikmah Shalat Bagi Orang Sakit ... 52

SEMESTER 2 Pelajaran 5 - Semangat Berpuasa ... 59

A. Ketentuan Puasa Ramadhan ... 60

B. Hikmah Puasa Ramadhan ... 65


(14)

Pelajaran 6 - Ayo Shalat Tarawih ... 75

A. Ketentuan Shalat Tarawih ... 78

B. Keutamaan Shalat Tarawih ... 81

C. Do’a Sesudah Shalat Tarawih ... 85

Pelajaran 7 - Aku Suka Mengerjakan Shalat Witir ... 92

A. Ketentuan Shalat Witir ... 94

B. Keutamaan Shalat Witir ... 98

Pelajaran 8- Indahnya Bulan Ramadhan ...106

A. Keutamaan Bulan Ramadhan ...108

B. Amalan-amalan Bulan Ramadhan ...111


(15)

Pemetaan Kompetensi Dasar

KI-1 dan KI-2 KI-3 dan KI-4 Indikator

1.1. Menghayati nilai-nilai dalam shalat sunnah rawatib.

2.1. Membiasakan perilaku rajin ibadah sebagai im-plementasi dari pema-haman terhadap keten-tuan sunnah rawatib.

3.1. Memahami ketentuan shalat sunnah rawatib. 4.1. Mempraktikkan tata

cara shalat rawatib

1. Menjelaskan pengertian shalat sunnah rawatib.

2. Menyebutkan jenis shalat sunnah rawatib dan bilangan rakaatnya. 3. Melafalkan niat shalat sunnah

rawatib.

4. Menyebutkan hikmah shalat sunnah rawatib.

5. Mempraktikkan shalat sunnah rawatib.

Ruang Lingkup Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Kompetensi yang Dikembangkan

- Mengamati dan mendiskusikan gambar tentang shalat sunnah rawatib.

- Memahami ketentuan shalat sunnah rawatib.

- Menyebutkan keutamaan shalat sunnah rawatib.

- Mempraktikkan shalat sunnah rawatib.

Sikap

- Disiplin, rasa ingin tahu, tawadlu’. Pengetahuan

- Pengertian, hukum, jenis, bilangan rakaat, niat, keutamaan shalat sunnah rawatib.

Keterampilan

- Praktik shalat sunnah rawatib.

Pelajaran

SHALAT SUNNAH

PAHALA MELIMPAH


(16)

Tujuan Pembelajaran

Setelah mengamati, menanya, mencoba/menggali informasi, menalar/mengasosiasi, dan mengkomunikasikan, siswa mampu :

1. Menjelaskan pengertian shalat sunnah rawatib.

2. Menyebutkan jenis shalat sunnah rawatib dan bilangan rakaatnya. 3. Melafalkan niat shalat sunnah rawatib.

4. Menyebutkan hikmah shalat sunnah rawatib. 5. Mempraktikkan shalat sunnah rawatib.

Proses Pembelajaran

Ayo Bekerja Sama

Siswa mengamati gambar, membuat pertanyaan, dan mendiskusikan tentang pelaksanaan shalat sunnah rawatib.

Ketika siswa berdiskusi, guru berkeliling sambil membuat catatan. Guru mengingatkan siswa untuk berbicara secara bergiliran dan siswa dimotivasi mengajukan pertanyaan kepada teman untuk menggali informasi lebih lanjut. Guru meminta beberapa siswa menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas.


(17)

Materi Pokok

1. Pengertian dan Hukum Shalat Sunnah Rawatib

Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang mengikuti shalat fardhu yang lima. Dikerjakan sebelum mengerjakan shalat fardhu atau sesudahnya. Shalat sunnah rawatib yang dikerjakan sebelum shalat fardhu disebut shalat sunnah qabliyyah, sedangkan yang dikerjakan sesudah shalat fardhu disebut shalat sunnah ba’diyyah.

Hukum mengerjakan shalat sunnah rawatib adalah sunnah yaitu bila dikerjakan mendapat pahala, apabila ditinggalkan tidak berdosa.

2. Jenis Shalat Sunat Rawatib dan Bilangan Rakaatnya

Shalat sunnah rawatib ada dua macam, yaitu: a. Shalat Sunnah Rawatib Muakkad.

Shalat sunat rawatib muakkad adalah shalat sunnah yang sangat dianjurkan (diutamakan) oleh Nabi Muhammad Saw. untuk dikerjakan.

b. Shalat Sunnah Rawatib Ghairu Muakkad.

Shalat sunnah rawatib ghairu muakkad yaitu shalat sunnah yang kurang dianjurkan (kurang diutamakan) oleh Nabi Muhammad Saw. untuk dikerjakan. Bilangan rakaat shalat sunnah rawatib muakkad dan rawatib ghairu muakkad adalah sebagai berikut:

No. Shalat Sunnah Rawatib Muakkad

Shalat Sunnah Rawatib Ghairu Muakkad

1. 2 rakaat sebelum Dzuhur 4 rakaat sebelum Dzuhur* 2. 2 rakaat sesudah Dzuhur 4 rakaat sesudah Dzuhur* 3. 2 rakaat sesudah Maghrib 4 rakaat sebelum Ashar


(18)

4. 2 rakaat sesudah Isya 2 rakaat sebelum Maghrib 5. 2 rakaat sebelum Shubuh 2 rakaat sebelum Isya’

*Shalat sunnah rawatib ghairu muakkad 4 rakaat sebelum Dzuhur yang dimaksud adalah : dua rakaat pertama termasuk sunnah muakkad, dua rakaat berikutnya termasuk ghairu muakkad.

*Shalat sunnah rawatib ghairu muakkad 4 rakaat sesudah Dzuhur yang dimaksud adalah : dua rakaat pertama termasuk sunnah muakkad, dua rakaat berikutnya termasuk ghairu muakkad.

3. Niat Shalat Sunnah Rawatib

Berikut ini lafadz niat shalat sunnah rawatib muakkad, yang sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad Saw. untuk dikerjakan, sebagai berikut:

a. Lafadz niat shalat sunnah rawatib 2 rakaat qabliyyah Dzuhur.

َ

لاَعَت ِ َّ ِل ًءاَدَا ِةَلْبِقل

ْا َلِبْقَتْسُم ًةَّيِلْبَق ِ ْيَتَعْكَر ِرْهظُلا َةَّنُس ْ ِّلَصُا

Artinya : “Aku niat shalat sunnah dua rakaat sebelum Dzuhur karena Allah Ta’ala.”

b. Lafadz niat shalat sunnah rawatib 2 rakaat ba’diyyah Dzuhur.

َ

لاَعَت ِ َّ ِل ًءاَدَا ِةَلْبِقل

ْا َلِبْقَتْسُم ًةَّيِدْعَب ِ ْيَتَعْكَر ِرْهظُلا َةَّنُس ْ ِّلَصُا

Artinya : “Aku niat shalat sunnah dua rakaat sesudah Dzuhur karena Allah Ta’ala.”

c. Lafadz niat shlat sunnah rawatib ba’diyyah Maghrib.

َ

لاَعَت ِ َّ ِل ًءاَدَا ِةَلْبِقل

ْا َلِبْقَتْسُم ًةَّيِدْعَب ِ ْيَتَعْكَر ِبِرْغَمْلْا َةَّنُس ْ ِّلَصُا

Artinya : “Aku niat shalat sunnah dua rakaat sesudah Maghrib karena Allah Ta’ala.”

d. Lafadz niat shlat sunnah rawatib ba’diyyah Isya’.

َ

لاَعَت ِ َّ ِل ًءاَدَا ِةَلْبِقل

ْا َلِبْقَتْسُم ًةَّيِدْعَب ِ ْيَتَعْكَر ِءاَشِعْلا َةَّنُس ْ ِّلَصُا

Artinya : “Aku niat shalat sunnah dua rakaat sesudah Isya’ karena Allah Ta’ala.”


(19)

e. Lafadz niat shlat sunnah rawatib qabliyyah Shubuh.

َ

لاَعَت ِ َّ ِل ًءاَدَا ِةَلْبِقل

ْا َلِبْقَتْسُم ًةَّيِلْبَق ِ ْيَتَعْكَر ِحْب ُصلا َةَّنُس ْ ِّلَصُا

Artinya: “Aku niat shalat sunnah dua rakaat sebelum Shubuh karena Allah Ta’ala.”

Aku bisa menyebutkan keutamaan shalat

sunnah rawatib.

█ Guru menjelaskan ketentuan shalat sunnah rawatib dengan strategi pembelajaran

yang sesuai.

█ Guru memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran dengan tanya jawab atau

memberi umpan balik.

█ Siswa membaca nyaring text box di atas dipandu guru untuk memotivasi siswa hafal

niat shalat sunnah rawatib.

█ Siswa melafalkan niat shalat sunnah rawatib bersama teman dan guru. █ Beberapa siswa maju ke depan melafalkan niat shalat sunnah rawatib.

Ingat Ya

Aku bisa menyebutkan keutamaan shalat sunnah rawatib.


(20)

█ Siswa membaca dan memperhatikan text box di atas dengan seksama.

█ Guru mengingatkan dan menekankan bahwa tidak ada shalat sunnah rawatib

sesudah shalat Shubuh dan Ashar.

Ayo Kerjakan

█ Siswa mengelompokkan jenis-jenis shalat sunnah rawatib dengan menarik garis

seperti contoh.

2 rakaat sebelum Shubuh

4 rakaat sebelum Ashar

2 rakaat sesudah Maghrib

2 rakaat sebelum Dzuhur

2 rakaat sebelum Isya’

Shalat Sunnah Rawatib Muakkad

Shalat Sunnah Rawatib Ghairu

Muakkad

Ayo Lakukan

Mintalah kepada orang tuamu untuk membimbingmu menghafal niat shalat sunnah rawatib.


(21)

█ Orang tua membimbing siswa menghafal niat shalat sunnah rawatib.

Materi Pokok

B. Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib

Anak-anak, setiap ibadah yang diperintahkan Allah Swt. kepada kita pasti memiliki keutamaan. Kamu bisa mendapatkan keutamaan itu jika kamu melaksanakannya. Beberapa keutamaan dari shalat sunnah rawatib antara lain:

1. Menyempurnakan pahala shalat fardhu.

Shalat sunnah rawatib dapat menyempurnakan pahala dan menutupi kekurangan yang mungkin ada pada shalat fardhu yang kita kerjakan.

2. Dijauhkan dari api neraka.

Allah Swt. mengharamkan api neraka bagi orang yang mengerjakan shalat sunnah 4 rakaat sebelum Dzuhur dan 4 rakaat sesudahnya.

Rasulullah Saw. bersabda:

Artinya: “Barang siapa mengerjakan shalat empat rakaat sebelum Dzuhur dan empat rakaat sesudahnya, Allah mengharamkan api neraka baginya.” (HR. Tirmidzi)

3. Mendatangkan banyak kebaikan. Rasulullah Saw. bersabda:

اَهْيِف اَم َو اَيْنُدا َنِم ٌ ْيَخ ِرْجَف

ْ

لا اَتَع

كَر

ْ

Artinya : “Dua rakaat shalat sunnah fajar (sebelum Shubuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim)

4. Mendapat rahmat dari Allah Swt. Rasulullah Saw. bersabda:


(22)

اًعَبْرَا ِ ْصَع

ْ

لا َلْبَق ٰل َص ًاَرْما ُ ٰلا َمِحَر

Artinya: “Allah memberi rahmat kepada orang yang shalat empat rakaat sebelum Ashar.” (HR. Tirmizi dan Ibnu Umar)

█ Guru menjelaskan hikmah shalat sunnah rawatib dengan strategi pembelajaran

yang sesuai.

█ Guru memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran dengan tanya jawab atau

memberi umpan balik.

Aku bisa menyebutkan keutamaan shalat sunnah rawatib.

█ Siswa membaca nyaring text box di atas dipandu guru untuk memotivasi siswa bisa

menyebutkan keutamaan shalat sunnah rawatib.

█ Siswa menyebutkan keutamaan shalat sunnah rawatib secara bergilir.

Ingat Ya

Keutamaan shalat sunnah rawatib tidak akan didapatkan jika shalat fardhu lima waktu ditinggalkan.


(23)

█ Siswa membaca dan memperhatikan text box di atas dengan seksama.

█ Guru mengingatkan dan menekankan bahwa keutamaan shalat sunnah rawatib

tidak akan didapatkan jika shalat fardhu lima waktu ditinggalkan.

Ayo Menjawab

█ Siswa memberi tanda centang (√) pada kolom Benar atau Salah pada kolom yang

tersedia.

No. Pernyataan Benar Salah

1. Shalat sunnah sebelum Shubuh mendatangkan banyak kebaikan.

2. Shalat sunnah rawatib lebih utama daripada shalat fardhu.

3. Salah satu keutamaan shalat sunnah rawatib, mendapat rahmat dari Allah Swt.

4. Orang yang suka melaksanakan shalat sunnah rawatib akan dijauhkan dari api neraka.

5. Shalat sunnah rawatib dilakukan agar kita mendapat pujian dari orang lain.


(24)

Hafalkan hadits keutamaan shalat sunnah rawatib qabliyyah Shubuh beserta artinya dihadapan orang

tuamu dan mintalah komentar dan paraf mereka.

█ Orang tua menyimak hafalan siswa tentang hadits keutamaan shalat sunnah rawatib

qabliyyah Shubuh beserta artinya.

Komentar Orang Tua

█ Orang tua menuliskan komentar hafalan siswa tentang hadits keutamaan shalat

sunnah rawatib qabliyyah Shubuh beserta artinya, dan memberi paraf.

Materi Pokok

C. Praktik Shalat Sunnah Rawatib

Melaksanakan shalat sunnah rawatib sebaiknya dibiasakan setiap hari sejak kecil supaya menjadi kebiasaan yang baik dalam hidup kita dan terbiasa melakukan hal-hal yang sunnah.

Gerakan dan bacaan shalat sunnah rawatib sama dengan shalat fardhu kecuali bacaan niatnya. Adapun tata cara mengerjakan adalah sebagai berikut:

· Niat sesuai dengan waktunya, qabliyyah atau ba’diyyah.

· Takbiratul ihram dilanjutkan dengan membaca surah al-Fatihah, kemudian membaca surah pendek. Pada umumnya pada rakaat pertama membaca surah


(25)

al-Kafirun, dan surah al-Ikhlas pada rakaat kedua.

· Kemudian ruku’, i’tidal, sujud, duduk diantara dua sujud, sujud yang kedua, kemudian berdiri melanjutkan rakaat kedua.

· Rakaat yang kedua caranya sama dengan rakaat pertama. Setelah sujud kedua, dilanjutkan dengan tasyahud akhir, kemudian salam.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan shalat sunnah rawatib, yaitu:

1. Shalat sunnah rawatib dikerjakan secara munfarid (sendiri-sendiri). 2. Bacaan shalat sunnah rawatib tidak dinyaringkan.

3. Shalat sunnah rawatib qabliyyah dikerjakan sebelum iqamat.

4. Tempat melaksanakan shalat sunnah rawatib sebaiknya bergeser sedikit dari tempat shalat fardhu.

█ Guru menjelaskan tata cara shalat sunnah rawatib.

█ Guru mengajak siswa mempraktikkan shalat sunnah rawatib.

Aku akan berusaha membiasakan diri melaksanakan shalat sunnah rawatib setiap hari.

█ Siswa membaca nyaring text box di atas dipandu guru untuk memotivasi siswa


(26)

Ingat Ya

Shalat sunnah rawatib dilaksanakan secara sendiri-sendiri (munfarid) tidak dengan berjamaah dan

bacaannya tidak dinyaringkan.

█ Siswa membaca dan memperhatikan text box di atas dengan seksama.

█ Guru mengingatkan dan menekankan bahwa shalat sunnah rawatib dilaksanakan

secara sendiri-sendiri (munfarid) tidak dengan berjamaah dan bacannya tidak dinyaringkan.

Ayo Menjawab

█ Siswa memberi tanda centang (√) pada pernyataan yang benar dan berikanlah

tanda silang (X) pada pernyataan yang salah.

1. Bacaan shalat sunat rawatib tidak dinyaringkan.

2. Zaki mengerjakan shalat sunat rawatib dengan berjamaah.

3. Gerakan dan bacaan shalat sunnah rawatib sama dengan shalat fardhu kecuali bacaan niatnya.

4. Fahri mengerjakan shalat sunnah rawatib setelah iqamah dikumandangkan. 5. Faizah melaksanakan shalat sunnah sedikit bergeser dari tempat dia


(27)

Ayo Lakukan

█ Siswa memberi tanda centang (√) pada kolom shalat sunnah rawatib yang dikerjakan

selama satu minggu dengan jujur.

No. Shalat Rawatib

Hari Paraf Orang Tua S e n in S e la sa R a b u K a mi s Ju m ’a t S a b tu M in g g u

1 2 rakaat sebelum Subuh 2 2 rakaat sebelum Zuhur

(muakkad)

3 2 rakaat sesudah Zuhur (muakkad)

4 2 rakaat sesudah Maghrib 5 2 rakaat sesudah Isya 6 2 rakaat sebelum Dzuhur

(ghairu muakkad)

7 2 rakaat sesudah Dzuhur (ghairu muakkad)

8 4 rakaat sebelum Ashar 9 2 rakaat sebelum

Maghrib


(28)

Rangkuman

█ Guru dan siswa mereview kembali materi yang sudah dipelajari. █ Guru memandu siswa membuat rangkuman materi pembelajaran.

1. Shalat sunanh rawatib adalah shalat sunnah yang dikerjakan mengikuti shalat fardhu.

2. Shalat sunnah rawatib yang dikerjakan sebelum shalat fardhu disebut qabliyyah dan yang dikerjakan sesudahnya dinamakan ba’diyyah.

3. Shalat sunnah rawatib yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan disebut shalat sunnah rawatib muakkad. Sedangkan yang kurang dianjurkan untuk dikerjakan dinamakan shalat sunnah rawatib ghairu muakkad.

4. Hikmah shalat sunnah rawatib diantaranya adalah untuk menyempurnakan pahala shalat fardhu.

5. Shalat sunnah rawatib dikerjakan secara munfarid (sendiri-sendiri), bacaannya tidak dinyaringkan, dan sebaiknya tempat mengerjakannya bergeser sedikit dari tempat mengerjakan shalat fardhu.

Hikmah

Allah menyukai orang yang selalu mengerjakan amal kebajikan yang dilakukan dengan istiqamah (terus

menerus), meskipun sedikit. (HR. Bukhari)

█ Guru menjelaskan kalimat hikmah dalam text box.

Sikapku

█ Siswa memberi tanda centang (√) pada kolom Ya atau Tidak pada kolom yang


(29)

No Uraian Ya Tidak

1

Aku berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan dengan mengerjakan shalat sunnah rawatib.

2 Aku berusaha untuk melaksanakan shalat sunnah rawatib sesuai dengan ketentuan.

Pengayaan

Guru tanya jawab dengan siswa untuk menggali informasi, konfirmasi dan

mendemonstrasikan tata cara shalat sunnah rawatib.

Remedial

Kegiatan remedial dilakukan bagi siswa yang belum bisa mempraktikkan shalat sunnah rawatib dengan benar. Guru menjelaskan kembali dan membimbing siswa untuk bisa mempraktikkan shalat sunnah rawatib dengan benar.

Penilaian

Ayo Berlatih

█ Lembar ini dinilai dengan angka.

1. Shalat sunnah yang mengikuti shalat fardhu adalah shalat sunnah ... 2. Shalat sunnah ba’diyyah dikerjakan ……….. shalat fardhu.

3. Shalat sunnah yang diutamakan disebut shalat sunnah ……….. 4. Shalat sunat rawatib dikerjakan secara …………....

5. Salah satu hikmah shalat sunnah rawatib adalah menyempurnakan pahala shalat ……….


(30)

Ayo

Praktikkan

Praktikkanlah shalat sunat rawatib qabliyyah Dzuhur dengan benar!

█ Rubrik penilaian praktik shalat sunnah rawatib qabliyah Dzuhur.

Lembar pengamatan praktik salat sunah Rawatib Qabliyyah Dzuhur.

Nama : No. o. Absen :

No. Aspek yang dinilai

Skor Jumlah Skor 4 3 2 1

1. Niat

2. Takbiratul Ihram dan doa Iftitah

3. Bacaan al-Fatihah dan surah

4. Ruku dan bacaan doanya 5. I’tidal dan bacaan doanya 6. Sujud dan bacaan doanya

7. Duduk di antara dua sujud dan bacaan doanya

8. Duduk tahiyat akhir dan bacaan doanya

9. Salam 10. Tuma’ninah


(31)

Pedoman penskoran:

4 = sangat baik (jika semua bacaan atau gerakan benar)

3 = baik (jika bacaan atau gerakan sebagian besar benar)

2 = cukup (jika bacaan atau gerakan banyak yang salah)

1 = kurang (jika bacaan dan gerakan kurang/ tidak benar)

Pedoman Penilaian:

Nilai =

x 100

Jumlah Skor

40

█ Penilaian Sikap

Guru mencentang (√) pada kolom yang sesuai.

Nama : No. o. Absen :

No Sikap Belum

Terlihat

Mulai Terlihat

Mulai

Berkembang Membudaya Keterangan 1 Disiplin

2 Rasa ingin tahu 3 Tawadlu’


(32)

Pemetaan Kompetensi Dasar

KI-1 dan KI-2 KI-3 dan KI-4 Indikator

1.2. Menyadari bahwa shalat harus dikerjakan dalam kondisi apapun. 2.2. Membiasakan

perilaku istiqamah dalam ibadah sebagai implementasi dari pemahaman terhadap ketentuan shalat jama’ dan qashar.

3.2. Memahami ketentuan shalat jam’ dan qashar. 4.2. Mempraktikkan shalat

jama’ dan qashar.

1. Menjelaskan pengertian shalat jama’ dan qashar

2. Menjelaskan syarat shalat jama’ dan qashar

3. Menjelaskan jenis shalat jama’ 4. Mempraktikkan shalat jama’ dan

qashar

Ruang Lingkup Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Kompetensi yang Dikembangkan

§ Mengamati dan mendiskusikan gambar tentang shalat jama’ dan qashar.

§ Memahami ketentuan shalat jama’ dan qashar

§ Mempraktikkan shalat sunnah rawatib.

Sikap

§ Rasa ingin tahu dan tanggung jawab. Pengetahuan

§ Pengertian, syarat shalat jama’ & qashar, jenis shalat jama’.

Keterampilan

§ Praktik shalat jama’ dan qashar.

SENANGNYA SHALAT


(33)

Tujuan Pembelajaran

Setelah mengamati, menanya, mencoba/menggali informasi, menalar/mengasosiasi, dan mengkomunikasikan, siswa mampu :

1. Menjelaskan pengertian shalat jama’ dan qashar. 2. Menjelaskan syarat shalat jama’ dan qashar. 3. Menjelaskan jenis shalat jama’.

4. Mempraktikkan shalat jama’ dan qashar.

Proses Pembelajaran

Ayo Bekerja Sama

█ Siswa mengamati gambar, membuat pertanyaan, dan mendiskusikan tentang pelaksanaan shalat jama’ dan qashar.

Guru memotivasi siswa untuk saling bertanya tentang gambar yang ada di buku siswa. Guru meminta beberapa siswa


(34)

Materi Pokok

A. Ketentuan Shalat Jama’ dan Qashar

1. Shalat Jama’

a. Pengertian Shalat Jama’

Shalat jama’ artinya shalat yang dikumpulkan. Maksudnya adalah dua shalat fardhu dikerjakan dalam satu waktu, misalnya shalat Dzuhur dengan Ashar atau shalat Maghrib dengan Isya.

Shalat yang boleh dijama’ adalah shalat Dzuhur, dengan Ashar, dan Maghrib, dengan Isya’, sedangkan shalat Shubuh tidak boleh dijama’.

Bagi orang yang dalam perjalanan diperbolehkan men-jama’ shalat dengan syarat:

1) Bukan perjalanan maksiat.

2) Jaraknya jauh, sekurang-kurangnya sekitar 80 km (16 farsakh) atau lebih.

b. Macam-macam shakat jama'

Shalat jama’ ada 2 macam yaitu jama’ taqdim dan jama’ ta’khir.

c. Cara shalat jama’

Cara melaksanakan shalat jama’ taqdim dan jama’ takhir adalah sebagai berikut: 1) Jama’ Taqdim

a) Mengumpulkan shalat pada waktu shalat yang pertama

b) Mendahulukan mengerjakan shalat yang pertama, yaitu Dzuhur sebelum Ashar (shalat Ashar dikerjakan pada waktu shalat Dzuhur) dan Maghrib sebelum Isya (shalat Isya’ dikerjakan pada waktu shalat Maghrib).

c) Berniat jama’ yang dilakukan pada shalat yang pertama.

d) Berturut-turut antara keduanya yaitu tidak boleh diselingi dengan shalat sunnah atau perbuatan yang lain.


(35)

2) Jama’ ta’khir

a) Mengumpulkan Shalat dzuhur di waktu shalat ashar

Ketika masuk waktu shalat yang pertama, berniat akan melaksanakan shalat yang pertama itu di waktu yang kedua. Misalnya ketika shalat Dzuhur dikerjakan di waktu Ashar (jama’ ta’khir), pada waktu Dzuhur kita sudah berniat akan melaksanakan shalat Dzuhur itu di waktu Ashar. b) Mendahulukan mengerjakan shalat ashar dan dilanjutkan dengan shalat

dzuhur.

c) Berturut-turut antara keduanya, yaiitu tidak diselingi dengan perbuatan apapun.

2. Shalat Qashar

a. Pengertian Shalat Qashar

Shalat qashar adalah meringkas bilangan shlat fardhu, yaitu yang 4 rakaat dijadikan 2 rakaat saja.

Meng-qashar shalat hukumnya diperbolehkan, bahkan lebih diutamakan bagi orang yang dalam perjalanan.

Allah Swt. berfirman:

ِةٰوَل َصلٱ َنِم ْاوُ ُصۡقَت ن

َ

أ ٌحاَنُج ۡمُكۡيَلَع َسۡيَلَف ِضۡ

َ ۡ

لٱ ِف ۡمُتۡبَ َض اَذِ

Artinya: “Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu meng­qashar shalatmu.” (QS. An Nisaa : 101)

b. Syarat Shalat Qashar

Orang yang dalam perjalanan atau bepergian jauh (musafir), diperbolehkan

meng-qashar shalat dengan syarat: 1) Bukan perjalanan maksiat.

2) Jaraknya jauh, sekurang-kurangnya sekitar 80 km atau lebih.

3) Shalat yang diqashar hanya shalat yang 4 rakaat saja yaitu Dhuhur, Ashar, dan Isya’, sedangkan shalat Shubuh dan Maghrib tidak boleh diqashar.

4) Berniat qashar ketika takbiratul ihram.

5) Tidak bermakmum pada orang yang bukan musafir.

v Guru menjelaskan ketentuan shalat sunnah rawatib dengan strategi pembelajaran yang sesuai.


(36)

v Guru memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran dengan tanya jawab atau memberi umpan balik.

Aku bisa menjelaskan pengertian dan syarat shalat jama’ dan qashar.

v Siswa membaca nyaring text box di atas dipandu guru untuk memotivasi siswa mampu menjelaskan pengertian dan syarat shalat jama’ dan qashar.

Ingat Ya

Shalat yang bisa dijama’ hanyalah shalat Dzuhur dengan Ashar dan shalat Maghrib dengan Isya.

Ayo Menjawab

v Siswa membaca dan memperhatikan text box di atas dengan seksama.

v Guru mengingatkan dan menekankan bahwa shalat yang bisa dijama’ hanyalah shalat Dzuhur dengan Ashar dan Maghrib dengan Isya’.


(37)

Ayo Lakukan

v Siswa memberi tanda centang (

) pada kolom Boleh dijama’ , Boleh diqashar, atauBoleh dijama’ dan Boleh diqashar.

No Nama Shalat Fardlu Boleh dijama’ Boleh diqashar

1 Shalat Shubuh 2 Shalat Dzuhur 3 Shalat Ashar 4 Shalat Maghrib 5 Shalat Isya’

v Orang tua menceritakan tentang pengalaman melaksanakan shalat jama’ dan qashar dan memberikan komentar.

Tanyakan kepada orang tuamu tentang pengalaman mereka melaksanakan shalat jama’ dan qashar dan


(38)

Materi Pokok

B. Praktik Shalat Jama’ dan Qashar

Ketika sedang dalam perjalanan jauh atau bepergian, Allah Swt. memberikan keringanan (rukhsah) bagi kita dalam mengerjakan shalat. Keringanan yang Allah berikan sebaiknya kita manfaatkan karena Allah Swt. menghendaki kemudahan dan tidak menghendaki kesulitan bagi kita dalam menjalankan ibadah kepada-Nya.

Allah Swt. berfirman:

َ ۡسُعۡلٱ ُمُكِب ُديِرُي

لَو َ ۡسُيۡلٱ ُمُكِب ُ َلٱ ُديِرُي

َ

Artinya: “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (QS. Al Baqarah : 185)

1. Cara mengerjakan Shalat Jama’

Ada 2 macam cara mengerjakan shalat jama’ yaitu: a. Jama’ Taqdim

Jama’ taqdim yaitu mengerjakan dua shalat fardhu pada waktu shalat fardhu yang pertama. Misal shalat Dzuhur dengan Ashar dikerjakan di waktu Dzuhur, shalat Maghrib dengan Isya dikerjakan di waktu Maghrib secara berturut-turut, tidak boleh diselingi shalat sunnah atau perbuatan lainnya.

b. Jama’ Ta’khir

Jama’ ta’khir yaitu mengerjakan dua shalat fardhu pada waktu shalat fardhu yang kedua. Misalnya shalat Dzuhur dengan Ashar dikerjakan di waktu Ashar dan shalat Maghrib dengan Isya dikerjakan di waktu Isya secara berturut-turut, tidak boleh diselingi shalat sunnah atau perbuatan lainnya.


(39)

2. Cara mengerjakan Shalat Qashar

Cara mengerjakan shalat qashar yaitu dengan meringkas shalat fardhu yang 4 rakaat menjadi 2 rakaat. Jadi shalat yang bisa diqashar hanyalah shalat Dzuhur, Ashar dan Isya. Gerakan dan bacaan shalat qashar dikerjakan seperti shalat dua rakaat biasa.

3. Cara Men-jama’ sekaligus meng-qashar

Men-jama’ sekaligus meng-qashar shalat dapat dilakukan secara bersama-sama artinya kita mengerjakan dua shalat fardhu dalam satu waktu sekaligus meringkas bilangan rakaatnya.

Adapun yang perlu diingat pada cara mengerjakannya adalah dengan mengerjakan shalat tersebut secara berturut-turut, maksudnya setelah selesai salam shalat yang pertama kita langsung mengerjakan shalat yang kedua dengan tidak boleh diselingi shalat sunnah ataupun perbuatan lainnya.

4.NiatShalatJama’ danQashar

a. Lafadz niat shalat Dzuhur jama’ taqdim dan qashar.

َلَاعَت ِل ٍمْيِدْقَت َعْ َج ْصَعل

ْا َعَم ًاْوُمْ َم اً ْصَق ِ ْيَتَعْكَر ِرْهُظلا َضْرَف ِّلَصُأ

Artinya: “Saya niat shalat fardhu Dzuhur dua rakaat qashar jama’ dengan Ashar, jama’ taqdim karena Allah Ta’ala.”

b. Lafadz niat shalat Ashar jama’ taqdim dan qashar.

َىَاعَت ِه ٍمْيِدْقَت َعْ َج ِرْه ُظلا

ىِا

َ

ً

اْوُمْ َم اً ْصَق ِ ْيَتَع

كَر ِ ْصَعل

ْ

ْ

ا َضْرَف ِي َص

ُ

أ

Artinya: “Saya niat shalat fardhu Ashar dua rakaat qashar jama’ dengan Dhuhur, jama’ taqdim karena Allah Ta’ala.”

c. Lafadz niat shalat Maghrib jama’ taqdim.

َلَاعَت ِل ٍمْيِدْقَت َعْ َج ء

َاشِعلْا َعَم ًاْوُمْ َم ٍتَاعَكَر َثَاَث ِبِرْغَمْلا َضْرَف ِّلَصُأ

Artinya: “Saya niat shalat fardhu Maghrib tiga rakaat jama’ dengan Isya’, jama’ taqdim karena Allah Ta’ala.”


(40)

َلَاعَت ِل ٍمْيِدْقَت َعْ َج ِبِرْغَمْلا َلِا

ً

اْوُمْ َم اً ْصَق ِ ْيَتَع

كَر ِءَاشِع

ْ

ْ

لا َضْرَف ِّل َص

ُ

أ

Artinya: “Saya niat shalat fardhu Isya’ dua rakaat qashar jama’ dengan Maghrib, jama’ taqdim karena Allah Ta’ala.”

e. Lafadz niat shalat Dzuhur jama’ ta’khir dan qashar.

َلَاعَت ِل ٍ ْيِخ

ْ

أَت َعْ َج ِ ْصَعل

ْا َلِا ًاْوُمْ َم اً ْصَق ِ ْيَتَعْكَر ِرْهُظلا َضْرَف ِّلَصُأ

Artinya: “Saya niat shalat fardhu Dzuhur dua rakaat qashar jama’ dengan Ashar, jama’ ta’khir karena Allah Ta’ala.”

f. Lafadz niat shalat Ashar jama’ ta’khir dan qashar.

َلَاعَت ِل ٍ ْيِخ

ْ

أَت َعْ َج ِرْه ُظلا َعَم

ً

اْوُمْ َم اً ْصَق ِ ْيَتَع

كَر ِ ْصَعل

ْ

ْا َضْرَف ِّلَصُأ

Artinya: “Saya niat shalat fardhu Ashar dua rakaat qashar jama’ dengan Dzuhur, jama’ ta’khir karena Allah Ta’ala.”

g. Lafadz niat shalat Maghrib jama’ ta’khir.

َلَاعَت ِل ٍ ْيِخ

ْ

أَت َعْ َج ِءَاشِعل

ْا َلِا ًاْوُمْ َم ٍتَاعَكَر َثَاَث ِبِرْغَمْلا َضْرَف ِّلَصُأ

Artinya: “Saya niat shalat fardhu Maghrib dua rakaat jama’ dengan Isya’, jama’ ta’khir karena Allah Ta’ala.”

h. Lafadz niat shalat Isya jama’ ta’khir dan qashar

َلَاعَت ِل ٍ ْيِخ

ْ

أَت َعْ َج ِبِرْغَم

ْ

لا َعَم

ً

اْوُمْ َم اً ْصَق ِ ْيَتَع

كَر ِءَاشِع

ْ

ْ

لا َضْرَف ِّل َص

ُ

أ

Artinya: “Saya niat shalat fardhu Isya’ dua rakaat qashar jama’ dengan Maghrib, jama’ ta’khir karena Allah Ta’ala.”

v Guru menjelaskan tata cara shalat jama’ dan qashar.

v Guru meminta siswa melafalkan niat shalat jama’ dan qashar.


(41)

Aku bisa mempraktikkan shalat jama’ dan qashar bersama temanku di kelas.

v Siswa membaca nyaring text box di atas dipandu guru untuk memotivasi siswa bisa mempraktikkan shalat jama’ dan qashar.

Ingat Ya

Shalat Maghrib dan Subuh tidak bisa diqashar.

v Siswa membaca dan memperhatikan text box di atas dengan seksama.

v Guru mengingatkan dan menekankan bahwa shalat Maghrib dan Shubuh tidak bisa diqashar.

Ayo Menjawab

v Siswa memberi tanda centang (√) pada pernyataan yang benar dan tanda silang

(X) pada pernyataan yang salah.


(42)

berada dalam perjalanan.

2. Hakam menjama’ shalat Dzuhur dengan Ashar ketika bepergian jauh. 3. Yahya mengqashar shalat Isya karena ia kecapaian dan sangat mengantuk. 4. Fatimah mengqashar shalat Dzuhur, Ashar dan Isya ketika dalam perjalanan

jauh.

5. Bu Siti mengqashar shalat Dzuhur karena sibuk melayani pembeli.

Ayo Lakukan

Ketika kamu dan keluargamu bepergian jauh, tetaplah mengerjakan shalat dengan cara jama’ dan qashar!

v Orang tua menceritakan tentang pengalaman melaksanakan shalat jama’ dan qashar dan memberikan komentar.

Rangkuman

v Guru dan siswa mereview kembali materi yang sudah dipelajari.

v Guru memandu siswa membuat rangkuman materi pembelajaran. 1. Shalat jama’ artinya shalat yang dikumpulkan dalam satu waktu.

2. Shalat qashar adalah shalat yang bilangan rakaatnya diringkas yaitu shalat fardhu yang tadinya 4 rakaat dijadikan 2 rakaat saja.

3. Shalat yang boleh dijama’ adalah shalat Dzuhur dengan Ashar dan shalat Maghrib dengan Isya.

4. Shalat yang boleh diqashar yaitu shalat yang bilangan rakaatnya ada 4 (shalat Dzuhur, Ashar dan Isya).


(43)

Hikmah

Rasulullah Saw. apabila diminta untuk melakukan sesuatu maka beliau akan memilih cara yang paling

mudah untuk dilakukan.

v Guru menjelaskan kalimat hikmah dalam text box.

Sikapku

v Siswa mencentang (√) pada kolom Ya atau Tidak.

No Uraian Ya Tidak

1

Aku mengerjakan shalat jama’ dan qashar dengan senang hati sebagai bentuk kemudahan yang diberikan Allah ketika bepergian jauh.

2 Aku akan selalu mengerjakan shalat fardhu walaupun sedang dalam perjalanan.

Pengayaan

Guru tanya jawab dengan siswa untuk menggali informasi, konfirmasi dan

mendemonstrasikan tata cara shalat jama’ dan qashar..

Remedial

Kegiatan remedial dilakukan bagi siswa yang belum bisa mempraktikkan shalat jama’ dan qashar dengan benar. Guru menjelaskan kembali dan membimbing siswa untuk bisa mempraktikkan shalat jama’ dan qashar dengan benar.


(44)

Penilaian

v Lembar ini dinilai dengan angka.

1. Dua shalat fardhu yang dikerjakan dalam satu waktu dinamakan shalat ... 2. Shalat fardhu yang tidak boleh dijamak adalah shalat ...

3. Meng-qashar shalat artinya ……… rakaat shalat.

4. Jarak perjalanan yang diperbolehkan untuk men-jama’ dan meng-qashar shalat fardhu sekurang-kurangnya .………….... km.

5. Shalat fardhu yang bisa diqashar adalah yang jumlah rakaatnya ………

v Rubrik penilaian praktik shalat Dzuhur dan Ashar yang dilakukan dengan jama’ dan qashar.

Lembar pengamatan praktek salat jama’ qashar Dzuhur dan Ashar!

Nama :

No. Absen :

No. Aspek yang dinilai Skor Jumlah skor 4 3 2 1

1. Bacaan 2. Gerakan 3. Tertib 4. Kekhusyu’an

Pedoman penskoran:

4 = sangat baik (jika semua bacaan atau gerakan benar)

3 = baik (jika bacaan atau gerakan sebagian besar benar) 2 = cukup (jika bacaan atau gerakan banyak yang salah) 1 = kurang (jika bacaan dan gerakan kurang/tidak benar)


(45)

Pedoman Penilaian:

Nilai =

x 100

Jumlah Skor

16

v Penilaian Sikap

Guru mencentang (√) pada kolom yang sesuai.

Nama : No. Absen :

No Sikap Belum Terlihat

Mulai Terlihat

Mulai

Berkembang Membudaya Keterangan

1 Rasa ingin tahu

2 Bertanggung jawab


(46)

BERSUCI ITU MUDAH

3

Pemetaan Kompetensi Dasar

KI-1 dan KI-2 KI-3 dan KI-4 Indikator

1.3. Meyakini akan kemudahan syariat Islam dalam bersuci (tayamum). 2.3. Membiasakan perilaku sabar dalam ibadah sebagai implementasi dari pemahaman terhadap tata cara tayamum.

3.3. Memahami tata cara tayamum.

4.3. Mempraktikkan tayamum bagi orang sakit.

1. Menjelaskan pengertian tayamum.

2. Menyebutkan sebab-sebab diperbolehkannya tayamum. 3. Menyebutkan syarat-syarat,

rukun, sunnah, dan hal-hal yang membatalkan tayamum.

4. Menjelaskan tata cara tayamum.

Mempraktikkan tata cara tayamum.

Ruang Lingkup Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Kompetensi yang Dikembangkan

§ Mengamati dan mendiskusikan gambar tentang tayamum.

§ Memahami ketentuan tayamum.

§ Mempraktikkan tayamum.

Sikap

§ Percaya Diri, Sabar. Pengetahuan

§ Pengertian & sebab diperbolehkan, syarat, rukun, sunnah, dan hal-hal yang membatalkan tayamum.

Keterampilan


(47)

Tujuan Pembelajaran

Setelah mengamati, menanya, mencoba/menggali informasi, menalar/mengasosiasi, dan mengkomunikasikan, siswa mampu :

1. Menjelaskan pengertian tayamum.

2. Menyebutkan sebab-sebab diperbolehkannya tayamum.

3. Menyebutkan syarat-syarat, rukun, sunnah, dan hal-hal yang membatalkan tayamum. 4. Menjelaskan tata cara tayamum.

5. Mempraktikkan tata cara tayamum.

Proses Pembelajaran

Ayo Bekerja Sama

v Siswa mengamati gambar, membuat pertanyaan, dan mendiskusikan tentang pelaksanaan tayamum.

Guru memotivasi siswa untuk saling bertanya tentang gambar yang ada di buku siswa. Guru meminta beberapa siswa menyampaikan hasil


(48)

Materi Pokok

A. Ketentuan Tayamum

1. Pengertian & Sebab Diperbolehkan Tayamum

Tayamum adalah mengusapkan tanah atau debu yang suci ke muka dan kedua tangan sampai siku dengan beberapa syarat. Tayamum adalah pengganti wudlu atau mandi, sebagai rukhsah (keringanan) untuk orang yang berhalangan menggunakan air karena beberapa sebab, yaitu :

a. Karena sakit. Kalau memakai air, bertambah sakitnya atau lambat sembuhnya. b. Karena dalam perjalanan.

c. Karena tidak ada air.

Firman Allah Swt.:

ۡمَلَف َءٓا َسِّنلٱ ُمُت ۡسَمَٰل ۡو

َ

أ ِطِئ

ٓاَغۡلٱ َنِّم مُكنِّم ٞدَحَأ َءٓاَج ۡوَأ ٍرَفَس َٰ َع ۡو

َ

أ ٓ َضۡرَم مُتنُك نِ

ُۚهۡنِّم مُكيِدۡي

أَو ۡمُكِهوُجُوِب

َ

ْاوُحَسۡمٱَف اٗبِّيَط اٗديِعَص ْاوُمَمَيَتَف ٗءٓاَم ْاوُدِ َت

Artinya: “Dan apabila kamu sakit, atau dalam perjalanan, atau kembali dari tempat buang air, atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak mendapatkan air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih), sapulah mukamu dan kedua tanganmu dengan tanah itu.” (QS. Al­Maidah: 6)

2. Syarat Tayamum

Syarat-syarat tayamum antara lain: a. Sudah masuk waktu shalat.

Tayamum dilakukan setelah masuk waktu shalat dan seseorang terhalang untuk mendapatkan atau menggunakan air.

b. Tidak mendapatkan air.


(49)

berhalangan menggunakan air seperti sakit maka ia boleh bertayamum meskipun ada air.

c. Dengan tanah atau debu yang bersih. d. Menghilangkan najis.

Orang yang akan bertayamum sebelumnya harus terlebih dahulu membersihkan dirinya dari najis.

e. Satu kali tayamum hanya untuk satu kali shalat fardhu.

3. Rukun Tayamum

Rukun tayamum adalah sebagai berikut: a. Niat.

Lafadz niat tayamum:

ٰ

لَاعَت ِ ٰ ِل ًاضْرَف ِةَا َصلا ِةَحَابِتْسِل َمُمَيَتا ُتْيَوَن

Artinya: “Saya niat bertayamum untuk mengerjakan shalat fardhu karena Allah Ta’ala.”

b. Mengusap muka dengan tanah atau debu dengan satu usapan.

c. Mengusap kedua tangan sampai siku menggunakan tanah atau debu dengan satu usapan.

d. Tertib, artinya berurutan.

4. Sunnah Tayamum

Yang merupakan sunnah tayamum diantaranya adalah: a. Membaca basmalah.

b. Mendahulukan anggota tubuh sebelah kanan. c. Menipiskan debu.

5. Hal-hal yang Membatalkan Tayamum

Hal-hal yang dapat membatalkan tayamum yaitu: a. Segala sesuatu yang membatalkan wudhu.


(50)

c. Murtad atau keluar dari agama Islam.

v Guru menjelaskan ketentuan tayamum dengan strategi pembelajaran yang sesuai.

v Guru memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran dengan tanya jawab atau memberi umpan balik.

Aku faham ketentuan tayamum.

v Siswa membaca nyaring text box di atas dipandu guru untuk memotivasi siswa mampu memahami ketentuan tayamum.

Ingat Ya

Tayamum diperbolehkan ketika berhalangan menggunakan air.

v Siswa membaca dan memperhatikan text box di atas dengan seksama.

v Guru mengingatkan dan menekankan bahwa tayamum diperbolehkan hanya ketika berhalangan menggunakan air.


(51)

Ayo Menjawab

v Siswa memberi tanda centang (√) pada kolom Benar atau Salah.

No. Pernyataan Benar Salah

1. Fikri bertayamum sebagai pengganti wudhu ketika sakit.

2. Badru bertayamum ketika di kendaraan dalam perjalanan.

3. Jamilah bertayamum dengan meratakan tanah ke seluruh tubuh.

4. Azis bertayamum karena tidak menemukan air.

5. Aisyah bertayamum dengan menggunakan tepung yang bersih.

Ayo Lakukan

Tanyakan dan catatlah pengalaman bertayamum dari salah satu keluargamu.

v Orang tua atau keluarga yang lain menceritakan pengalaman bertayamum dan siswa mencatatnya.


(52)

Materi Pokok

B. Praktik Tayamum

Ayo kamu praktikkan tata cara tayamum berikut ini: 1. Membaca basmalah dan niat

3. Menempelkan kedua telapak tangan di dinding yang berdebu. 5. Menipiskan tanah atau debu dengan meniup kedua telapak tangan. 7. Mengusapkan tanah atau debu ke muka sekali usapan.

9. Mengusapkan tanah atau debu ke tangan kanan dan kiri sampai siku dengan sekali usapan.

10. Berdo’a sebagaimana do’a sesudah wudhu.

Aku bisa mempraktikkan tata cara tayamum.

v Siswa membaca nyaring text box di atas dipandu guru untuk memotivasi siswa mampu mempraktikkan tata cara tayamum.


(53)

Ingat Ya

Bertayamumlah dengan tanah atau debu yang suci, jangan bertayamum dengan tanah atau debu yang

terkena najis.

v Siswa membaca dan memperhatikan text box di atas dengan seksama.

v Guru mengingatkan dan menekankan bahwa tayamum menggunakan debu yang suci, jangan menggunakan debu yang terkena najis.

Ayo Lakukan

v Siswa menarik garis urutan tata cara tayamum.

1 Menipiskan tanah atau debu

2 Membaca basmalah dan niat

3 Mengusap debu ke muka

4 Berdo’a

5 Menempelkan kedua telapak

tangan di dinding


(54)

Praktikkan tayamum, mintalah bimbingan orang tuamu.

v Orang tua membimbing siswa mempraktikkan tayamum.

Rangkuman

v Guru dan siswa mereview kembali materi yang sudah dipelajari.

v Guru memandu siswa membuat rangkuman materi pembelajaran.

1. Tayamum adalah mengusapkan tanah atau debu yang bersih ke muka dan kedua tangan sampai siku sebagai pengganti wudhu dan mandi besar (jika sudah baligh)

2. Tayamum diperbolehkan bagi orang yang akan shalat, tetapi berhalangan menggunakan air.

3. Syarat-syarat tayamum antara lain sudah masuk waktu shalat, tidak mendapatkan air, menggunakan tanah atau debu yang bersih, menghilangkan najis, satu kali tayamum hanya untuk satu kali shalat fardhu.

4. Rukun tayamum diantaranya:

a. Niat.

b. Mengusap muka dengan debu.

c. Mengusap kedua tangan sampai siku dengan debu. d. Tertib.

5. Hal yang disunahkan pada saat tayamum antara lain:

a. Membaca Basmalah.

b. Mendahulukan anggota tubuh sebelah kanan. c. Menipiskan debu.


(55)

Hikmah

Sesungguhnya di dalam kesulitan itu ada kemudahan (QS. Al Insyirah: 6)

v Guru menjelaskan kalimat hikmah dalam text box.

Sikapku

v Siswa memberi tanda centang (√) pada kolom Ya atau Tidak.

No Uraian Ya Tidak

1 Aku meyakini bahwa Allah memberikan kemudahan dalam kesulitan.

2

Aku bertayamum setiap akan melaksanakan shalat fardhu ketika

berhalangan menggunakan air.

Pengayaan

Guru tanya jawab dengan siswa untuk menggali informasi, konfirmasi dan

mendemonstrasikan tata cara tayamum.

Remedial

Kegiatan remedial dilakukan bagi siswa yang belum bisa mempraktikkan tayamum dengan benar. Guru menjelaskan kembali dan membimbing siswa untuk bisa mempraktikkan tayamum dengan benar.


(56)

Penilaian

Ayo Berlatih

v Lembar ini dinilai dengan angka.

1. Jika kamu sakit, maka kamu boleh (wudhu) dengan cara ... 2. Tayamum bisa dilakukan jika tidak ada ………

3. Bagian tubuh yang diusap pada saat tayamum adalah ……… 4. Bertayamum harus menggunakan tanah atau debu yang .……

5. Tayamum merupakan salah satu bentuk ……… yang diberikan Allah Swt.

Ayo Praktikkan

v Rubrik penilaian praktik tayamum. Lembar pengamatan praktik tayamum.

Nama :

No. Absen :

No. Aspek yang dinilai Skor Jumlah skor 4 3 2 1

1 Niat

2 Membaca bismillah

3 Menempelkan tangan di tanah atau debu

4 Menipiskan tanah atau debu 5 Mengusap muka

6 Mengusap kedua tangan sampai siku


(57)

Pedoman penskoran

4 = sangat baik (jika semua bacaan atau gerakan benar) 3 = baik (jika bacaan atau gerakan sebagian besar benar) 2 = cukup (jika bacaan atau gerakan banyak yang salah) 1 = kurang (jika bacaan atau gerakan kurang/tidak benar)

Pedoman Penilaian:

28

Jumlah Skor

Nilai

=

x

100

Penilaian Sikap

v Guru mencentang (√) pada kolom yang sesuai.

Nama : No. Absen :

No Sikap Belum Terlihat

Mulai Terlihat

Mulai

Berkembang Membudaya Keterangan

1 Percaya diri

2 Sabar


(58)

Pemetaan Kompetensi Dasar

KI-1 dan KI-2 KI-3 dan KI-4 Indikator

1.4. Menghayati hikmah yang terkandung dalam ketentuan shalat bagi orang sakit. 2.4. Membiasakan

perilaku istiqamah dalam ibadah sebagai implementasi dari pemahaman terhadap ketentuan shalat dalam segala keadaan

3.4. Menganalisis tata cara shalat bagi orang sakit.

4.3. Mempraktikkan tata cara shalat bagi orang sakit.

1. Menjelaskan tata cara shalat bagi orang sakit.

2. Menjelaskan hikmah shalat bagi orang sakit.

3. Mempraktikkan tata cara shalat bagi orang sakit.

Ruang Lingkup Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Kompetensi yang Dikembangkan

§ Mengamati dan mendiskusikan gambar tentang tata cara shalat bagi orang sakit.

§ Memahami ketentuan shalat bagi orang sakit.

§ Mempraktikkan shalat bagi orang sakit.

Sikap

§ Percaya Diri, Sabar. Pengetahuan

§ Tata cara dan hikmah shalat bagi orang yang sakit.

Keterampilan

§ Praktik shalat bagi orang yang sakit.

SAKIT BUKAN


(59)

Tujuan Pembelajaran

Setelah mengamati, menanya, mencoba/menggali informasi, menalar/mengasosiasi, dan mengkomunikasikan, siswa mampu :

1. Menjelaskan tata cara shalat bagi orang sakit 2. Menjelaskan hikmah shalat bagi orang sakit 3. Mempraktikkan tata cara shalat bagi orang sakit.

Proses Pembelajaran

Ayo Bekerja Sama

v Siswa mengamati gambar, membuat pertanyaan, dan mendiskusikan tentang shalat bagi orang yang sakit.

Guru mengingatkan siswa untuk saling bertanya tentang gambar yang ada di buku siswa dan secara bergilir siswa menyampaikan pendapatnya. Guru meminta beberapa siswa menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas.


(60)

Materi Pokok

A. Ketentuan Shalat bagi Orang Sakit

Allah Swt. memberikan perintah kepada kaum muslimin untuk beribadah kepada-Nya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Di antara kewajiban ibadah yang harus dilakukan kaum muslimin adalah mengerjakan shalat fardhu lima waktu baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Bagi orang yang sedang sakit, Allah Swt. memberikan keringanan dan kemudahan dalam mengerjakan shalat.

Allah Swt. berfirman:

ۡمُتۡع َطَتۡسٱ اَم َ ٰلٱ ْاوُقَتٱَف

Artinya: “Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu.” (QS. at­ Taghaabun: 16)

Bagaimana bentuk keringanan yang diberikan Allah kepada orang sakit dalam mengerjakan shalat?

Imran bin Husain pernah menanyakan tentang tata cara shalat ketika sedang sakit kepada Rasulullah Saw., sebagaimana hadits berikut ini:

ْنِإَف اًمِٔىاَق

ِل َص َلاَقَف ِة َل َصلا ِنَع َمَلَسَو ِهْيَلَع ُها َلَص َ ِبَنا ُتْل

َ

أ َسَف ُ ْي ِس اَوَب ْ ِب ْتَن

َك

.ىراخبا هاور. ٍبْنَج

ٰلَعَف ْعِطَتْسَت ْمَل ْنِإَف اًدِعاَقَف ْعِطَتْسَت ْمَل

Artinya: Saya (Imran bin Husain) sakit bawasir, kemudian saya bertanya kepada Nabi Muhammad Saw. tentang cara melakukan shalat, maka beliau bersabda: “Shalatlah dengan berdiri, jika tidak mampu hendaklah dengan duduk, dan jika tidak mampu duduk maka dengan berbaring.” (HR. Al Bukhari)


(61)

Shalat bagi orang sakit dengan dapat dilakukan dengan beberapa cara sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Bacaan shalat sama dengan shalat seperti biasa, hanya berbeda pada posisi dan beberapa gerakan saja. Beberapa cara shalat yang bisa dilakukan bagi orang yang sakit, sebagai berikut:

1. Shalat dengan cara duduk

Shalat dengan cara duduk dilakukan bagi orang sakit yang tidak sanggup mengerjakan shalat dengan berdiri. Shalat dengan cara duduk dapat dilakukan dengan posisi duduk iftirasy, bersila atau sesuai dengan kemampuannya.

Bacaan shalat yang dilakukan dengan cara duduk sama seperti bacaan shalat biasa. Adapun tata cara shalat sambil duduk yaitu:

a. Posisi duduk iftirasy, menghadap kiblat dan berniat melaksanakan shalat. b. Takbiratul ihram sambil membaca takbir.

c. Membaca do’a iftitah, surat al-Fatihah dan dilanjutkan surat pendek al-Qur’an. d. Ruku’ dilakukan dengan posisi badan agak membungkuk, membaca tasbih. e. I’tidal dilakukan dengan posisi duduk iftirasy, membaca tasmi’.

f. Sujud dilakukan seperti sujud biasa atau jika tidak mampu, cukup dengan membungkukkan badan lebih rendah daripada ruku’.

g. Duduk diantara dua sujud, tahiyat awal dan tahiyat akhir sama seperti pada shalat biasa atau dilakukan sesuai dengan kemampuannya.

h. Mengucapkan salam dengan menolehkan wajah ke kanan dan ke kiri seperti pada shalat biasa.

2. Shalat dengan cara berbaring

Shalat dengan cara berbaring dilakukan bagi orang sakit yang tidak mampu mengerjakan shalat dengan cara berdiri maupun duduk.

Adapun tata cara shalat sambil berbaring adalah:

a. Berbaring dengan posisi miring ke kanan dan menghadap kiblat. Kepala berada di sebelah utara dan kaki di sebelah selatan.

b. Posisi tangan bersedekap.

c. Gerakan shalat dilakukan dengan isyarat menganggukkan kepala atau kedipan mata. d. Apabila tidak mampu dikerjakan maka cukup menggunakan isyarat hati.


(62)

3. Shalat dengan cara telentang

Shalat dengan cara telentang dilakukan jika tidak mampu lagi untuk berbaring miring. Tata cara shalat telentang diantaranya:

a. b. Posisi badan telentang dengan posisi telapak kaki menghadap ke arah kiblat dan jika mampu kepalanya diberi bantal agar mukanya menghadap kiblat.

b. Gerakan shalat dilakukan dengan isyarat seperti menganggukkan kepala, kedipan mata ataupun dengan isyarat hati.

c. Bacaan shalat dilafalkan seperti biasa, jika tidak mampu cukup dilafalkan di dalam hati.

v Guru menjelaskan ketentuan shalat bagi orang sakit dengan strategi pembelajaran yang sesuai.

v Guru memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran dengan tanya jawab.

Aku faham tata cara shalat bagi orang sakit

v Siswa membaca nyaring text box di atas dipandu guru untuk memotivasi siswa mampu memahami tata cara shalat bagi orang sakit.


(63)

Ingat Ya

Jangan sekali-kali meninggalkan shalat fardhu walaupun dalam keadaan sakit.

v Siswa membaca dan memperhatikan text box di atas dengan seksama.

v Guru mengingatkan dan menekankan bahwa tidak boleh meninggalkan shalat walaupun dalam keadaan sakit.

Ayo Menjawab

v Siswa memberi tanda silang (√) pada kotak jika pernyataan benar dan (X ) jika

salah.

1. Shalat dengan cara duduk dilakukan bila tidak bisa shalat dengan berdiri.

2. Bacaan shalat dalam keadaan sakit sama seperti bacaan shalat biasa.

3. Shalat dengan cara berbaring cukup dilakukan sebanyak satu rakaat saja.

4. Shalat dengan cara telentang diusahakan wajah menghadap ke arah kiblat.

5. Orang yang sakit tidak diwajibkan untuk mengerjakan shalat.


(64)

Ayo Lakukan

Jelaskan tata cara shalat bagi orang sakit dan bimbing keluargamu atau temanmu yang sedang sakit untuk

melakukan shalat.

v Siswa menjelaskan tata cara shalat bagi orang sakit kepada kedua orang tuamu atau anggota keluarga yang lain.

v Siswa membimbing keluarga atau teman yang sedang sakit tentang tata cara shalat bagi orang yang sakit.

Materi Pokok

B. Hikmah Shalat bagi Orang Sakit

Hikmah shalat bagi orang sakit, diantaranya adalah: 1. Mendekatkan diri kepada Allah.

Dengan selalu mengerjakan shalat kita akan menjadi lebih dekat kepada Allah Swt. 2. Hati menjadi lebih tenang.

Ketenangan hati akan kita dapatkan dengan beribadah kepada Allah Swt. 3. Menyadari kemurahan Allah Swt.

Allah memberikan kemurahan berupa keringanan dalam beribdah kepada-Nya ketika sedang sakit.


(65)

Shalat dalam keadaan sakit akan lebih menambah rasa syukur kita terhadap nikmat kesehatan yang diberikan Allah Swt.

5. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt.

Keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah akan bertambah dengan senantiasa beribadah kepada-Nya dalam setiap keadaan.

6. Dicintai Allah Swt.

Allah mencintai orang-orang yang selalu beribadah kepada-Nya.

v Guru menjelaskan hikmah shalat bagi orang sakit.

v Guru memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran dengan tanya jawab.

Aku dapat menyebutkan hikmah shalat bagi orang sakit.

v Siswa membaca nyaring text box di atas dipandu guru untuk memotivasi siswa mampu menyebutkan hikmah bagi orang sakit.

Ingat Ya

Ingatkan keluargamu atau temanmu yang sedang sakit untuk tetap melaksanakan shalat dengan semampunya.


(66)

v Siswa membaca dan memperhatikan text box di atas dengan seksama.

v Guru mengingatkan dan menekankan bahwa siswa harus mengingatkan keluarga atau teman yang sedang sakit untuk tetap melaksanakan shalat.

Ayo Menjawab

v Siswa memberi tanda centang (√) pada kolom Setuju atau Tidak Setuju.

No. Pernyataan Setuju SetujuTidak

1. Shalat dalam keadaan sakit menunjukkan bahwa perintah Allah memberatkan hamba-Nya.

2. Shalat ketika sakit merupakan rasa syukur kita atas nikmat sehat yang diberikan Allah Swt.

3. Hati menjadi gelisah jika kita harus melaksanakan shalat ketika dalam keadaan sakit.

4. Tata cara shalat bagi orang sakit sangat sangat membebani.


(67)

Ayo Lakukan

Tanyakan pada orang tua atau saudaramu tentang pengalaman mereka melaksanakan shalat ketika dalam

keadaan sakit dan mintalah pendapat mereka!

v Orang tua menceritakan pengalaman mereka dan memberi pendapat ketika melaksanakan shalat dalam keadaan sakit.

Rangkuman

v Guru dan siswa mereview kembali materi yang sudah dipelajari.

v Guru memandu siswa membuat rangkuman materi pembelajaran.

1. Orang yang sakit selama akalnya masih sadar tetap diwajibkan untuk melaksanakan shalat fardhu lima waktu.

2. Shalat bagi orang sakit dapat dilakukan dengan cara duduk, berbaring miring ke kanan, berbaring telentang atau cukup di dalam hati. Semua itu dilakukan sesuai dengan kemampuannya.

3. Hikmah shalat bagi orang sakit antara lain: a. Mendekatkan diri kepada Allah.

b. Hati menjadi lebih tenang.

c. Menyadari kemurahan Allah Swt.

d. Mensyukuri nikmat sehat yang diberikan Allah Swt.

e. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. f. Dicintai Allah Swt.


(68)

Hikmah

Dengan shalat dan selalu mengingat Allah, hati akan menjadi tenang.

v Guru menjelaskan kalimat hikmah dalam text box.

Sikapku

v Siswa memberi tanda centang (√) pada kolom Ya atau Tidak.

No Uraian Ya Tidak

1

Aku meyakini bahwa tata cara shalat dalam keadaan sakit merupakan bentuk kemurahan yang diberikan Allah Swt.

2 Aku akan tetap mengerjakan shalat walaupun dalam keadaan sakit.

Pengayaan

Guru tanya jawab dengan siswa untuk menggali informasi, konfirmasi dan

mendemonstrasikan tata cara shalat bagi orang sakit.

Remedial

Kegiatan remedial dilakukan bagi siswa yang belum bisa mempraktikkan shalat bagi orang sakit dengan benar. Guru menjelaskan kembali dan membimbing siswa untuk bisa mempraktikkan shalat bagi orang yang sakit dengan benar.


(69)

Ayo Berlatih

v Lembar ini dinilai dengan angka.

1. Ibadah yang tetap harus dikerjakan walaupun dalam keadaan sakit adalah shalat ...

2. Orang yang tidak mampu shalat berdiri, boleh melakukan shalat dengan ………..

3. Shalat dengan berbaring miring dilakukan dengan posisi wajah menghadap ke arah ………

4. Orang yang sakit dan tidak mampu lagi menggerakkan tubuhnya maka shalatnya cukup di dalam .…………...

5. Salah satu hikmah shalat bagi orang sakit adalah ……….

Ayo Praktikkan

v Rubrik penilaian praktik shalat bagi orang sakit. Lembar pengamatan praktik salat sambil duduk.

Nama : No. Absen :

No. Aspek yang dinilai Skor Jumlah skor 4 3 2 1

1. Niat

2. Posisi duduk 3. Takbiratul ihram

4. Bacaan al Fatihah dan surah 5. Ruku dan bacaan doanya 6. I’tidal dan bacaan doanya 7. Sujud dan bacaan doanya

8. Doa duduk di antara dua sujud

9. Tahiyat 10. Salam


(70)

Pedoman penskoran

4 = sangat baik (jika semua bacaan atau gerakan benar)

3 = baik (jika bacaan atau gerakan sebagian besar benar) 2 = cukup (jika bacaan atau gerakan banyak yang salah) 1 = kurang (jika bacaan atau gerakan kurang/tidak benar)

Pedoman Penilaian:

40

Jumlah Skor

Nilai =

x 100

v Penilaian Sikap

Guru mencentang (√) pada kolom yang sesuai.

Nama : No. Absen :

No Sikap Belum Terlihat

Mulai Terlihat

Mulai

Berkembang Membudaya Keterangan

1 Santun

2 Sabar


(71)

SEMANGAT BERPUASA

5

Pemetaan Kompetensi Dasar

KI-1 dan KI-2 KI-3 dan KI-4 Indikator

1.1. Meyakini bahwa puasa Ramadhan adalah perintah Allah Swt. 2.1. Membiasakan

perilaku peduli terhadap sesame sebagai implementasi dari pemahaman terhadap ketentuan puasa.

3.1. Memahami ketentuan puasa Ramadhan. 4.1. Menceritakan

pengalaman berpuasa Ramadhan.

1. Menjelaskan pengertian puasa. 2. Menyebutkan syarat syah dan

syarat wajib puasa.

3. Mennyebutkan rukun dan sunnah puasa.

4. Menyebutkan hal-hal yang membatalkan puasa.

5. Menyebutkan orang yang boleh tidak berpuasa.

6. Menjelaskan hikmah puasa Ramadhan.

7. Menghafalkan niat puasa dan doa berbuka puasa.

8. Menceritakan pengalaman berpuasa Ramadhan.

Ruang Lingkup Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Kompetensi yang Dikembangkan

§ Mengamati dan mendiskusikan gambar tentang puasa Ramadhan.

§ Memahami ketentuan puasa Ramadhan.

§ Menceritakan pengalaman berpuasa.

Sikap

§ Disiplin, tanggung jawab, percaya diri. Pengetahuan

§ Pengertian, syarat syah & wajib, rukun & sunnah, hal-hal yang membatalkan, orang yang boleh tidak puasa, hikmah, dan niat puasa & doa berbuka

Keterampilan


(72)

Proses Pembelajaran

Ayo Bekerja Sama

Guru mengingatkan siswa untuk saling bertanya tentang gambar yang ada di buku siswa dan secara bergilir siswa menyampaikan pendapatnya. Guru

meminta beberapa siswa menceritakan gambar di depan kelas.

v Siswa mengamati gambar, membuat pertanyaan, dan mendiskusikan tentang puasa Ramadhan.

Materi Pokok

A. Ketentuan Puasa Ramadhan

1. Pengertian Puasa

Puasa dalam bahasa Arab sama dengan “ash-shiyam” atau “ash-shaum” yang artinya menahan diri dari sesuatu. Sedangkan menurut istilah, puasa artinya menahan diri dari


(73)

makan dan minum serta segala sesuatu yang dapat membatalkannya mulai terbit fajar sampai dengan terbenam matahari, dengan niat karena Allah.

2. Syarat Sah Puasa

Syarat sah puasa antara lain: a. Beragama Islam.

Orang yang tidak beragama Islam tidak sah puasanya. b. Mumayiz

Mumayiz artinya sudah dapat membedakan antara hal yang baik dan yang buruk. c. Suci dari darah haid dan nifas bagi perempuan.

d. Dalam waktu yang diperbolehkan berpuasa.

Tidak sah berpuasa pada waktu-waktu yang dilarang melakukannya.

3. Syarat Wajib Puasa

Syarat wajib puasa di antaranya adalah: a. Berakal.

Orang yang sakit jiwa tidak wajib berpuasa. b. Baligh.

Anak-anak belum wajib untuk berpuasa. c. Kuat untuk berpuasa.

Orang yang tidak kuat berpuasa karena tua, lemah atau sakit tidak wajib berpuasa.

4. Rukun Puasa

Rukun puasa ada 2 yaitu: a. Niat di malam hari.

Lafal niat puasa Ramadhan.

ٰ

لاَعَت ِ ٰ ِلا ًضْرَف ِةَن َسلا ِهِذٰه َنا َضَمَر ِرْه َشلا ِضْر

َف ِءاَدَا ْنَع ٍدَغ َمْو َص ُتْيَوَن

Artinya : “Aku niat puasa besok pagi untuk menunaikan kewajiban di bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Ta’ala.”

b. Menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa mulai terbit fajar sampai terbenamnya matahari.


(74)

5. Sunnah Puasa

Hal-hal yang termasuk sunnah puasa adalah: a. Mengakhirkan sahur.

b. Menyegerakan berbuka.

c. Membaca doa sebelum berbuka puasa.

d. Berbuka dengan kurma atau buah-buahan dan makanan manis lainnya. e. Memberi makan pada orang yang berbuka puasa.

f. Bersedekah.

g. Memperbanyak membaca al-Qur’an.

6. Hal-hal yang bisa membatalkan puasa

Ada beberapa hal yang dapat membatalkan puasa diantaranya adalah: a. Makan dan minum dengan disengaja.

b. Muntah yang disengaja c. Hilang akal atau gila

d. Keluar darah haid atau nifas pada perempuan e. Murtad atau keluar dari agama Islam

f. Berniat untuk membatalkan puasa

7. Orang yang Boleh Tidak Berpuasa

Ada beberapa golongan orang yang diperbolehkan untuk tidak berpuasa pada bulan Ramadhan. Mereka itu adalah:

a. Orang yang sedang sakit.

b. Orang yang dalam perjalanan jauh (musafir).

c. Orang tua yang lemah.

d. Orang yang hamil atau menyusui bayi.

Orang yang boleh tidak berpuasa, mereka wajib menggantinya. Cara menggantinya sebagai berikut :

No. Orang yang Boleh Tidak Berpuasa Cara Menggantinya

1. Orang yang sedang sakit Berpuasa di lain hari di luar bulan Ramadhan (meng-qadha’)


(75)

2. Orang yang dalam perjalanan jauh

(musafir) Berpuasa di lain hari di luar bulan Ramadhan 3. Orang tua yang lemah Membayar fidyah (memberi makan

fakir miskin)

4. Orang yang hamil atau menyusui bayi

Berpuasa di lain hari di luar bulan

Ramadhan atau membayar fidyah

v Guru menjelaskan ketentuan puasa Ramadhan dengan strategi pembelajaran yang sesuai.

v Guru memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran dengan tanya jawab dan memberi umpan balik.

Aku dapat menyebutkan hikmah Berpuasa

v Siswa membaca nyaring text box di atas dipandu guru untuk memotivasi siswa mampu memahami ketentuan puasa Ramadhan.

Ingat Ya

Hindari perbuatan yang tidak baik. Perbuatan yang tidak baik, seperti berbohong, bertengkar dan sebagainya karena bisa mengurangi pahala puasa kita.


(76)

v Siswa membaca dan memperhatikan text box di atas dengan seksama.

v Guru mengingatkan dan menekankan bahwa perbuatan yang tidak baik dapat mengurangi pahala puasa.

Ayo Lakukan

v Siswa mencari sepuluh kata yang berkaitan dengan ketentuan puasa pada kotak huruf dengan memberi garis.

I B E R B U K A I S S A R O E I G O A U L I K P R N I A T C A M U M A Y I Z O I M E R O K S A H U R D I M B A L I G H O K U A T L E T O B A

Hafalkan bacaan niat puasa Ramadhan di hadapan orang tuamu dan mintalah komentar dan paraf mereka!

v Siswa melafalkan hafalan bacaan niat puasa Ramadhan dihadapan orang tua.


(77)

Komentar Orang Tua

Paraf

Materi Pokok

B. Hikmah Puasa Ramadhan

Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam. Puasa Ramadhan harus kita lakukan dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuannya agar kita bisa memperoleh hikmah dan keutamaannya.

Di antara hikmah dan keutamaan puasa Ramadhan yaitu: 1. Menghapus dosa-dosa yang telah lalu.

Rasulullah Saw. bersabda:

.ملسم و ىرخبا هاور .ِهِبْن

َذ ْنِم َمَدَقَت اَم ُ َل َرِفُغ اًباَسِتْحاَو اًناَمْيِا َنا َضَمَر َما َص ْنَم

Artinya: “Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, niscaya diampuni dosa­dosanya yang telah lalu.” (HR Bukhari dan Muslim)

2. Meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt.

Tujuan diperintahkan ibadah puasa Ramadhan adalah agar kita menjadi manusia yang bertakwa.


(78)

Puasa dapat membersihkan organ pencernaan seperti lambung dan usus, memperbaiki kerjanya serta membersihkan tubuh dari sisa-sisa endapan makanan. Sehingga puasa dapat menyehatkan tubuh kita. Hal itu sesuai dengan yang disabdakan Nabi Saw. “Berpuasalah kalian niscaya kalian akan sehat.”

4. Menumbuhkan kasih sayang kepada fakir miskin

Banyak orang-orang di sekitar kita yang hidup kekurangan dan membutukan bantuan. Dengan berpuasa kita bisa merasakan lapar sehingga hal ini dapat mendorong kita untuk lebih peduli terhadap penderitaan kaum dhuafa dan fakir miskin.

5. Meningkatkan rasa syukur kepada Allah Swt.

Pada saat berpuasa tubuh kita terasa lemah, haus dan lapar tetapi semuanya itu berubah menjadi kenikmatan yang luar biasa pada saat berbuka puasa. Hal ini menambah rasa syukur kita terhadap segala kenikmatan yang telah Allah berikan .

6. Melatih hidup disiplin.

Di bulan Ramadhan kita terbiasa bangun pagi untuk makan sahur dan berbuka puasa dengan waktu yang telah ditentukan oleh Allah. Oleh karena itu puasa Ramadhan dapat melatih kita untuk terbiasa hidup disiplin.

7. Menghindarkan diri dari perbuatan yang buruk.

Selain menahan diri dari makan dan minum dan hal-hal yang membatalkan puasa, sebaiknya kita juga menahan diri dari perbuatan yang dapat mengurangi pahala puasa, diantaranya, berkata kotor, berbohong, bertengkar, mencaci maki dan lain sebagainya.

8. Melatih kesabaran.

Puasa akan melatih kita untuk bersabar dari segala hal yang bisa membatalkannya seperti makan dan minum di siang hari ataupun hal-hal lain yang bisa mengurangi pahala puasa. Oleh karena itu puasa sering dikatakan separuh dari kesabaran.


(1)

Hikmah

Ibadah di bulan Ramadhan menanamkan sikap peduli terhadap sesame.

v Guru menjelaskan kalimat hikmah dalam text box

Sikapku

v Siswa memberi tanda centang (√) pada kolom Ya atau Tidak.

No Uraian Ya Tidak

1 Aku meyakini bahwa keutamaan bulan Ramadhan adalah berkah dari Allah Swt. 2 Aku akan memperbanyak amal shaleh di

bulan Ramadhan

Pengayaan

Guru tanya jawab dengan siswa untuk menggali informasi dan konfirmasi tentang keutamaan dan amalan bulan Ramadhan.

Remedial

Kegiatan remedial dilakukan bagi siswa yang belum mampu memnjelasjan keutamaan dan amalan bulan Ramadhan.. Guru menjelaskan kembali dan membimbing siswa untuk bisa memahami keutamaan dan amalan bulan Ramadhan.


(2)

Penilaian

v Lembar ini dinilai dengan angka

1. Perintah berpuasa merupakan salah satu ... bulan Ramadhan. 2. Turunnya al-Qur’an pertama kali pada tanggal ………..

3. Allah akan melipatgandakan pahala bagi orang yang beribadah dan beramal shaleh pada malam Lailatul Qadar seperti beribadah selama ………

4. Salah satu amalan di bulan Ramadhan adalah .…………...

5. Ibadah di bulan Ramadhan menanamkan ………. Terhadap sesame.

v Rubrik penilaian menceritakan keutamaan bulan Ramadhan di depan kelas. Kriteria

Sangat Baik Baik Cukup Perlu Bimbingan

4 3 2 1

Isi Cerita Isi cerita rinci dan jelas Isi cerita cukup jelas dan cukup terperinci Isi cerita cukup jelas walaupun tidak begitu terperinci

Isi cerita banyak yang melenceng dari tema Tata Bahasa Menggunakan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar

Terdapat satu atau dua kesalahan dalam tata bahasa Indonesia yang baik dan benar Terdapat tiga atau empat kesalahan dalam tata bahasa Indonesia yang baik dan benar Terdapat lima atau lebih kesalahan dalam tata bahasa Indonesia yang baik dan benar


(3)

Keterampilan Berbicara

Pengucapan cerita secara keseluruhan jelas, tidak menggumam dan dapat dimengerti

Pengucapan cerita dibeberapa bagian jelas, dan dapat dimengerti

Pengucapan cerita tidak begitu jelas tapi masih bisa ditangkap maksudnya oleh

pendengar

Pengucapan cerita secara keseluruhan tidak jelas, menggumam, dan tidak dapat dimengerti

Pedoman Penilaian:

Jumlah Skor

Nilai = x 100 12

v Penilaian Sikap

Guru mencentang (√) pada kolom yang sesuai.

Nama :

No. Absen :

No Sikap Belum

Terlihat

Mulai Terlihat

Mulai

Berkembang Membudaya Keterangan 1 Disiplin

2 Percaya Diri 3


(4)

DAFTAR PUSTAKA

1. Al-Qur’an al Karim

2. Bashal, Ali Abu, 2013, Rukhsah Dalam Shalat, Cet. 1, Solo: Aqwam.

3. bin Wahf Al Qahthani, Sa’id bin Ali, 2005, Tuntunan Shalat Sunnah (terj), Cet. 10, Bandung: Irsyad Baitus Salam.

4. Bukhari, Imam, 1986, Sahih Bukhari(terj), Jakarta: Wijaya 5. Hadi, Anis Tanwir, 2009, Pengantar Fiqih 3, Solo: Tiga Serangkai.

6. Hamid, Abdul, 2013, Tuntunan Shalat Wajib dan Sunnah, Cet. 2. Jogjakarta: Safirah. 7. Moh. Rifa’i, 2013, Risalah Tutunan Shalat Lengkap, Cet. 476, Semarang: PT Karya

Toha Putra.

8. Muiz, Abdul, 2013, Panduan Shalat Terlengkap, Cet. 2, Pustaka Makmur. 9. Qardhawi, Yusuf, 2011, Fiqh Ash-Shiam (terj), Cet. 3, Solo: Era Intermedia,.

10. Rasyid, Sulaiman, 2004, Fiqh Islam, Cet. 37, Bandar Lampung: Sinar Baru Algensindo. 11. Sumaji, Muhammad Anis, 2008, 125 Masalah Puasa, Cet. 1, Solo: Tiga Serangkai. 12. Tim Bina Karya Guru, 2008, Bina Fiqih, Jakarta: Erlangga.

13. Tim Nahdlatul Ulama, 2014, Ensiklopedia Nahdlatul Ulama, Cet. 1, Jakarta, Mata bangsa dan PBNU.

14. Tim Nahdlatul Ulama, 2015, 100 Ulama dalam Lintas Sejarah Islam Nusantara, Cet. 1, PT Yellow Multi Media.

15. Syaikh Khalid Sayyid Rusyah, 2006, Nikmahnya Beribadah,Cet.1, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta.

16. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Cet.1. 2015, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti,

17. Ainul Yaqin Makky Abdullah, 2010, Fikih, Sidoarjo, Media Ilmu.

18. Andres Anwaruddin, Teguh Prawiro, Imam Mujtaba, 2007, Fiqih Cet.1, Jakarta, Yudhistira.

19. Achwan Salamun, M.Sholeh, 2012, Fiqih, Surabaya, PT Prima Media. 20. H. A. Nurzaman, 2008, Fikih, Cet.1, Semarang, PT Thoha putra.


(5)

CATATAN

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...


(6)

CATATAN

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...