Pengaruh Mendengarkan Musik Klasik Terhadap Tekanan Darah pada Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik USU Tahun Masuk 2012

6

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Musik
2.1.1. Definisi
Musik berasal dari bahasa Yunani yaitu mousike yang diambil dari nama
dewa dalam mitologi Yunani kuno yang bernama Mousa yang artinya yang
memimpin seni dan ilmu (Ensiklopedi National Indonesia 1990:413 dalam Satya,
2012).
Musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau
komposisi musik, yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui
unsur-unsur musik, yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk atau struktur lagu dan
ekspresi sebagai satu kesatuan (Jamalus:1988:1).
Musik adalah segala sesuatu yang memberikan efek menyenangkan,
keceriaan, dan mempunyai irama (ritme) melodi, timbre tertentu untuk membantu
tubuh dan pikiran saling bekerja sama (Fauzi,2006).

2.1.2. Jenis-jenis Musik
Sturm (2012) membagi musik menjadi 10 jenis, yaitu :

1. Musik Klasik
Periode musik klasik dimulai pada abad ke 18 yang dikenalkan oleh Franz
Joseph Haydn lalu dilanjutkan oleh Beethoven dan Mozart.Musik klasik tidak
lepas dari periode Barok (periode sebelum musik klasik), instrumen orkestra
dan piano sering digunakan pada jenis musik ini.
2. MusikClassic Country
Jenis musik classic country ini menggunakan struktur lagu yang sederhana
yang dibawakan dengan cara berbeda oleh Southern Twang.

Universitas Sumatera Utara

7

3. Disco
Jenis musik ini populer dipertengahan tahun 1970. Frank and Soul
membawakan musik ini dengan beberapa nada tambahan seperti strings dan
pop melodies
4. Hip Hop

Jenis musik ini berfokus pada repeated and familiar sample loops, catchy

hooks, dan anthem choruses
5. Jazz
Jazz dimulai di New Orleans, tahun 1920 sampai 1940 lebih menonjolkan

penggunaan terompet atau cornetuntuk menghasilkan melodi, trombone untuk
harmoni, clarinet untuk countermelodies dan piano, gitar, tuba, maupun drum
untuk ritme.
6. Rock Vintage

Dimulai dari tahun 50 sampai 60an, Musik ini menggabungkan gaya
musik lama dan baru dari Rock dan Pop.
7. Blues Acoustic

Dimulai pada zaman tradisi Afrika.Blues adalah medium dinamis yang
kuat beserta harapan keputusasaan, sebuah cerita dan mimpi.Biasannya
dimainkan dengan menggunakan gitar dan sering diiringi oleh harmonika, dan
piano.
8. Raggae
Dimulai di Jamaica dan menyebar ke New Orleans R&B. Musik ini adalah
musik klasik yang didengarkan di pinggir pantai atau pulau.

9. Pop
10. Metal

Universitas Sumatera Utara

8

2.1.3. Unsur-unsur Musik
Unsur-unsur musik terdiri dari:
a. Irama atau Ritme
Irama atau ritme adalah dinamika bunyi yang bergerak secara teratur serta
berhubungan dengan panjang pendeknya not, berat ringannya aksen (tekanan)
pada not sehingga dapat dirasakan (Sijaya, 1984 : 1 dalam Satya, 2012)
b. Melodi
Melodi adalah susunan atau urutan nada-nada dalam musik yang terdengar
dalam berbagai tinggi rendahnya nada (Kodijat, 1986 : 45 dalam Satya, 2012)
c. Harmoni
Harmoni adalah pengetahuan tentang hubungan nada-nada dalam akord
serta hubungan antara masing-masing akord. Akord adalah rangkaian dari dua
nada atau lebih yang dibunyikan serentak dan menghasilkan suara yang selaras

(Kodijat , 1986 : 1 dalam Satya, 2012)

2.1.4. Fungsi Musik
Terdapat beberapa fungsi dari musik antara lain, entertainment (hiburan
bagi pendengarnya), komunikasi (antar pemain, penonton, maupun yang bersifat
religi atau kepercayaan), persembahan simbolis (simbol keadaan kebudayaan
suatu masyarakat), respon fisik (pengiring aktifitas ritmik seperti, tari-tarian,
senam), keserasian norma-norma masyarakat (berperan dalam norma sosial suatu
budaya), ritual keagamaan (pengiring dalam peribadatan), wujud integrasi dan
identitas masyarakat (musik berpengaruh dalam proses pembentukan kelompok
sosial) ( Merriam, 1964:218 dalam Satya, 2012).
Dalam dunia kesehatan musik memiliki beberapa manfaat diantaranya: (1)
musik menutupi bunyi dan perasaan tidak enak (mengurangi rasa nyeri); (2)
memperlambat dan menyeimbangkan gelombang otak (meningkatkan fungsi
kognitif); (3) mempengaruhi pernapasan, nadi, dan tekanan darah; (4) mengurangi
stres dan ketegangan otot; (5) meningkatkan daya tahan tubuh; (6) merangsang
fungsi otak (Campbell, 2001 dalam Dewi, 2009).

Universitas Sumatera Utara


9

2.2. Musik Klasik
2.2.1. Definisi
Musik klasik adalah komposisi musik yanglahir dari budaya Eropa sekitar
tahun 1750-1825. Biasanya musik klasikdigolongkan melalui periodisasi tertentu,
mulai dari periode klasik,diikuti oleh barok, rokoko, dan romantik.Pengertian lain
dari musik klasik yaitu semua musik dengan keindahan intelektual yang tinggi
dari semua zaman, baik itu berupa simfoni Mozart, kantata Bach atau karya-karya
abad 20. Istilah"keindahan intelektual" itu sendiri memiliki pengertian yang relatif
bagisetiap orang (Pattikawa,2014).

2.2.2. Sejarah
Musik klasik berasal dari Zaman Klasik sekitar tahun 1750 sampai 1830.
Masa 1760-1820 ditandai dengan banyak peristiwa politik yang mengubah Eropa
dan Benua Amerika di antaranya, permulaan Revolusi Perancis tanggal 14 Juli
1789 (1789-1794), seringkali dianggap sebagai permulaan sejarah dunia modern.
Walaupun revolusi ini dimulai dengan suatu idealisme dan optimisme yang
dipengaruhi olah ide-ide Pencerahan namun ketegangan ini dapat dipadamkan
oleh seorang jenderal bernama Napoleon Bonaparte yang kemudian menguasai

sebagian besar Eropa barat melalui kampanye militer yang berlangsung sampai
tahun 1815, namun Napoleon Bonaparte lalu dipukul mundur pada pertempuran
Waterloo oleh gabungan negara yang terdiri atas Inggris, Rusia, Austria, dan
Swedia. Pada akhir masa ini, Kerajaan Inggris menjadi negara terkuat di dunia.
Kemajuan dalam ilmu dan teknologi terdapat selama setengah abad ke-18
dan menghasilkan revolusi lain, yaitu Revolusi Industri. Perkembangan ini terasa
lebih dulu di Inggris. Dalam dunia kesusastraan, novel menjadi jenis tulisan yang
penting. Penyair-penyair penting yang muncul termasuk Goethe (1749-1832) dan
Schiller dari Jerman. Di era inilah muncul musik klasik.
Istilah “klasik” mempunyai beberapa konotasi. Klasik dipakai dalam
hubungannya dengan kebudayaan dan kesenian Yunani dan Roma Kuno. Kata
“klasik” juga dipakai karena nilai-nilai dari Yunani Kuno seperti keseimbangan,

Universitas Sumatera Utara

10

pengendalian, dan kejelasan dalam bentuk muncul kembali dalam kesusastraan
dan kesenian.
Masa klasik dalam musik secara khusus berpusat pada tiga komponis

penting, yaitu Josef Haydn (1732-1809), Wolfgang Amadeus Mozart (17561791), dan Ludwig Van Beethoven (1770-1827) (McNeill, 1998).

2.3. Musik dalam Dunia Medis
2.3.1. Terapi Musik
Dalam dunia medis, musik seringkali digunakan untuk terapi supportif.
Terapi musik adalah terapi untuk meningkatkan kualitas fisik dan mental
menggunakan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni timbre, bentuk, dan
gaya yang disatukan sehingga tercipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan
fisik dan mental (Sulistyorini, 2014).
Pasien yang mendengarkan musik dua hari berturut-turut sebelum
melakukan operasi abdomen terbukti mengurangi rasa sakit dan stres (Good et al,
1999).
Terapi musik terbukti dapat menimbulkan respon fisiologis pada
kecemasan pasien di Intensive care Unit (ICU) dengan hasil 90% pasien
menunjukkan penurunan tekanan sistolik 95% pasien menunjukkan penurunan
tekanan tekanan diastolik (Suhartini, 2008).
Terapi musik klasik yang dilakukan pada 30 orang responden, mengalami
penurunan sistolik sebanyak 19 responden, yang mengalami peningkatan
sebanyak 4 responden dan yang tetap sebanyak 7 responden. Hal ini memberikan
gambaran bahwa sebagian besar responden mengalami penurunan tekanan darah,

walaupun masih ada yang tidak mengalami perubahan tekanan darah bahkan
peningkatan tekanan darah setelah diberi terapi musik klasik (Nafilasari et al,
2013).
Terapi musik dapat digunakan sebagai salah satu intervensi keperawatan
pada pasien koma.Terapi musik yang sesuai dapat digunakan dalam upaya untuk
melawan stimulus-stimulus yang tidak menyenangkan di ruang perawatan
klinis.Hasil penelitian tentang pengaruh terapi musik terhadap pasien koma

Universitas Sumatera Utara

11

dilakukan terhadap 21 responden.Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang bermakna antara MAP, frekuensi jantung, dan frekuensi
pernapasan sebelum dan sesudah terapi (Rihiantoro et al,2008).
Penerapan terapi musik klasik (Mozart) berpengaruh terhadap penurunan
tekanan darah sistolik pada lansia dengan hipertensi, Terapi ini dilakukan pada 11
orang responden.Seluruh lansia yang diberi terapi musik klasik mengalami
penurunan darah sistolik rata-rata 6 mmHg (Jasmarizal et al, 2011).


2.3.2. Peran Terapi Musik
Peranan musik dalam menurunkan tekanan darah masih kontroversial,
diduga dengan mendengarkan musik, akan terjadi pengurangan pengeluaran
katekolamin yang akan mengakibatkan penurunan tekanan darah dan denyut nadi
(Saing, 2007). Musik juga diduga akan menstimulasi pengeluaran NO (Nitric
Oxide), suatu mediator vasoaktif lokal yang menyebabkan vaosdilatasi arteriol

lokal dengan memicu relaksasi otot polos arteriol di sekitarnya yang pada
akhirnya akan menurunkan tekanan darah (Nurrahmani, 2012:71).

2.3.3. Pelaksanaan Terapi Musik
Menurut Merrit (2003), sampai saat ini musik klasik yang sudah terbukti
efeknya dalam terapi, namun pada dasarnya segala jenis musik bisa digunakan
asalkan dengan ketukan 70-80 kali per menit yang sesuai dengan irama jantung
manusia sehingga mampu memberikan efek terapeutik yang baik Terapi musik
dapat dilakukan dimana saja di tempat yang santai dan nyaman. Jarak pasien
dengan tape sekitar 50 cm jika menggunakan tape, bisa juga menggunakan
earphones. Usahakan volume sedang atau lemah saja, tidak terlalu keras yang

penting pasien nyaman (Satiadarma, 2004).


2.4. Tekanan darah
2.4.1. Definisi
Tekanan darah arterial adalah kekuatan tekanan darah ke dinding
pembuluh darah yang menampungnya. Tekanan ini berubah-ubah pada setiap

Universitas Sumatera Utara

12

tahap siklus jantung. Selama ventricular systole , pada saat ventikel kiri memaksa
darah masuk aorta, tekanan naik sampai puncak, yang disebut tekanan sistolik.
Selama diastole tekanan turun. Nilai terendah yang dicapai disebut tekanan
diastolik. Tekanan darah dinyatakan sebagai tekanan sistolik per tekanan
diastolik, normalnya adalah 120/80 mmHg (Pearce, 2002 : 141).

2.4.2. Fisiologi Tekanan Darah
Tekanan darah sangat penting dalam sistem sirkulasi karena berguna untuk
mengalirkan darah ke seluruh tubuh agar oksigen dan nutrisi-nutrisi dapat sampai
ke jaringan. Aliran darah secara keseluruhan adalah 5000 ml/menit pada sirkulasi

total orang dewasa dalam keadaan istirahat(Rakhmawati, 2013).
Tekanan darah ditentukan oleh curah jantung ( Cardiac Output) dan
resistensi pembuluh darah terhadap darah. Curah jantung adalah volum darah
yang dipompa melalui jantung per menit (Stroke Volume x Heart Rate ). Resistensi
diproduksi di arteriol dikenal dengan resistensi vaskular sistemik. Resistensi
bergantung pada tiga faktor yaitu, kekentalan darah, panjang pembuluh, dan jarijari pembuluh. Isi sekuncup curah jantung dipengaruhi oleh preload (kekuatan
dari otot jantung) dan tekanan yang harus dilawan oleh jantung saat memompa
(afterload). Bila afterload meningkat, tekanan darah akan meningkat karena
afterload berhubungan dengan tekanan aorta untuk ventrikel kiri dan tekanan

arteri untuk ventrikel kanan. Peningkatan afterload akan menurunkan curah
jantung jika kekuatan jantung tidak meningkat. Denyut jantung maupun kekuatan
jantung diatur oleh sistem saraf otonom (Rakhmawati, 2013).
Pada saat terjadi gangguan

homeostasis tubuh akibat peningkatan

peningkatan volume darah dan tekanan darah maka ANP ( Atrial Natriuretic
Peptide) sangat dibutuhkan untuk mengembalikan volume darah dan tekanan

darah kembali normal. ANP diproduksi oleh sel otot jantung pada dinding atrium
kanan pada saat diastol (Martini, 2001).
ANP dikeluarkan pada saat volume darah meningkat dan atrium jantung
meregang secara berlebihan. ANP menurunkan volume darah dan tekanan darah
dengan beberapa cara yaitu, meningkatkan mengeluarkan ion sodium pada ginjal,

Universitas Sumatera Utara

13

meningkatkan pengeluaran air dengan menaikan volume urin yang diproduksi,
mengurangi rasa haus, menghambat pelepasan ADH (Anti Diuretic Hormone ),
aldosterone, epinephrine dan norepinephrine , serta vasodilatasi perifer (Martini,

2001).
Jika gangguan homeostasis yang terjadi menyebabkan penurunan tekanan
darah dan aliran darahpada jaringan, akan terjadi rangsangan autoregulasi lokal
menurunkan tahanan dan peningkatan aliran darah namun apabila autoregulasi
tidak efektif, tubuh akan mengkompensasi dengan berbagai cara seperti
mengaktivasi pusat kardiovaskular, stimulasi saraf simpatis pada jantung dan
perifer, mapun stimulasi kelenjar endokrin untuk melepaskan hormon yang
berperan dalam pengaturan tekanan darah dan volume darah yang bertujuan
mengembalikan volume dan tekanan darah kembali normal (Martini, 2001).

2.4.3. Faktor yang berperan dalam tekanan darah
Faktor instrinsik yang mempengaruhi tekanan darah yaitu,kekuatan pompa
jantung, viskositas (kekentalan darah), elastisitas dinding pembuluh darah,
tahanan tepi (F. Haryati, 2011).
Menurut Huyton (1994), Upaya menjaga agar aliran darah tidak naik dan
tidak turun disebabkan oleh tekanan darah yang berubah ubah, maka penting
untuk mempertahankan tekanan arteri rata-rata dalam batas konstan, melalui
serangkaian mekanisme yang meliputi:
1. Pengaturan melalui saraf
Yang penting dalam refleks saraf adalah refleks baroreseptor.Reseptor ini
terletak di dinding aorta dan arteri karotis interna. Jika tekanan darah terlalu
tinggi baroreseptor akan mengirim sinyal ke medulla oblongata yang
menyebabkan perlambatan jantung, pengurangan kekuatan kontraksi jantung,
dilatasi arteriol dan vena besar. Bila tekanan terlalu rendah efek baroreseptor
akan terjadi sebaliknya.
2. Pengaturan melalui ginjal
Dalam hal ini ginjal berfungsi melalui 2 mekanisme yaitu: hemodinamik dan
hormonal. Pada mekanisme hemodinamik, jika tekanan arteri naik melewati

Universitas Sumatera Utara

14

batas normal, tekanan yang besar dalam arteri renalis akan menyebabkan lebih
banyak cairan yang disaring sehingga air dan garam yang dikeluarkan dari
tubuh juga meningkat, sebaliknya bila tekanan turun dibawah normal ginjal
akan menahan air dan garam sampai tekanan naik kembali menjadi normal.
3. Pengaturan melalui hormon
Bila tekanan darah terlalu rendah ginjal akan mensekresikan renin yang akan
membentuk angiotensin yang mengakibatkan konstriksi arteriol di seluruh
tubuh dan dapat mengembalikan tekanan darah ke normal.
Faktor ekstrinsik yang dapat mempengaruhi tekanan darah adalah usia,
jenis kelamin, obat-obatan, olahraga, ras, dan obesitas (Kozier et al, 2009).Lakilaki berpotensi lebih besar mengidap hipertensi daripada perempuan (Khomsan,
2004 dalam Wahyudi, 2014). Menurut Wahyudi (2014), responden yang jarang
berolahraga atau tidak pernah berolahraga mempunyai tekanan sistolik dan
diastolik lebih tinggi dibanding responden yang berolahraga. Risiko hipertensi
pada seseorang yang mengalami obesitas adalah dua hingga enam kali lebih tinggi
dibanding sesorang dengan berat badan normal (Muniroh, 2007 dalam Anggara,
2012).Menurut Potter& Perry (2005), hal lain yang dapat mempengaruhi tekanan
darah adalah stres.

2.4.4. Pengukuran Tekanan darah
Perubahan tekanan arteri dapat diukur secara langsung dengan alat yang
disebut sfigmomanometer, suatu manset yang dapat dikembungkan dan dipasang
secara eksternal untuk mengukur tekanan(Sherwood, 2002).

Universitas Sumatera Utara

15

Gambar 2.1. Cara mengukur tekanan darah
Gambar kiri: posisi saat pengukuran dan tekanan darah ; Gambar kanan: yang terjadi pada
pembuluh darah saat pengukuran tekanan darah

Sumber : Sherwood, 2002

Sebelum melakukan pengukuran tekanan darah, responden sebaiknya
menghindar kegiatan aktivitas fisik seperti olah raga, merokok, dan makan,
minimal 30 menit sebelum pengukuran dan juga duduk beristirahat setidaknya 515 menit sebelum pengukuran. Hindari melakukan pengukuran dalam kondisi
stres. Pengukuran sebaiknya dilakukan dalam ruangan yang tenang dan dalam
kondisi tenang dan posisi duduk. Pastikan responden duduk dengan posisi kaki
tidak menyilang tetapi kedua telapak kaki datar menyentuh lantai. Letakkan
lengan kanan responden di atas meja/lengan kursi sehinga sejajar dengan jantung
responden (Riskesdas, 2007).
Singsingkan lengan baju pada lengan bagian kanan responden dan
memintanya untuk tetap duduk tanpa banyak gerak, dan tidak berbicara pada saat

Universitas Sumatera Utara

16

pengukuran.

Apabila

responden

menggunakan

baju

berlengan

panjang,

singsingkan lengan baju ke atas tetapi pastikan lipatan baju tidak terlalu ketat
sehingga tidak menghambat aliran darah di lengan. Biarkan lengan dalam posisi
tidak tegang dengan telapak tangan terbuka ke atas. Pastikan tidak ada lekukan
pada pipa manset (Riskesdas, 2007).
Manset dilingkarkan di sekitar lengan atas. Selama pengukuran, stetoskop
diletakkan di atas arteri brakhialis di sisi dalam siku tepat di bawah manset. Pada
permulaan penentuan tekanan darah, manset dikembungkan ke tekanan yang lebih
besar daripada tekanan darah sehingga arteri brakhialis kolaps Tidak terdengar
suara ketika darah tidak mengalir melalui pembuluh atau ketika darah mengalir
dalam aliran laminar normal. Sebaliknya, aliran darah turbulen menciptakan
getaran yang terdengar ketika memeriksa tekanan darah, yang dikenal sebagai
bunyi Korotkoff. Karena tekanan eksternal ini lebih besar daripada tekanan
puncak internal maka arteri terjepit total di sepanjang siklus jantung tidak
terdengar bunyi apapun, karena tidak ada darah yang mengalir(Sherwood, 2002).
Sewaktu udara di manset secara perlahan dikeluarkan, maka tekanan di
manset secara perlahan juga berkurang. Ketika tekanan manset turun tepat
dibawah tekanan sistolik puncak, arteri secara transien terbuka sedikit saat
tekanan darah mencapai puncak ini. Darah sesaat lolos melewati arteri yang
tertutup parsial sebelum tekanan arteri turun di bawah tekanan manset dan arteri
kembali kolaps. Semburan darah ini turbulen sehingga dapat terdengar. Karena
itu, tekanan manset tertinggi saat bunyi pertama dapat didengar menunjukkan
tekanan sistolik. Sewaktu tekanan manset terus turun, darah secara intermiten
menyembur melewati arteri dan menghasilkan suara seiring dengan siklus jantung
setiap kali tekanan arteri melebihi manset(Sherwood, 2002).
Ketika tekanan manset akhirnya turun di bawah tekanan diastol, arteri
brakhialis tidak lagi terjepit sepanjang siklus jantung dan darah dapat mengalir
tanpa terhambat melalui pembuluh. Dengan pulihnya aliran darah nonturbulen ini
maka tidak ada lagi suara yang terdengar. Karena itu, tekanan manset tertinggi
saat bunyi terakhir terdengar menunjukkan tekanan diastolik.Catat angka sistolik
dan diastolik hasil pengukuran tersebut pada formulir hasil pengukuran dan

Universitas Sumatera Utara

17

pemeriksaan. Pengukuran dilakukan dua kali, jarak antara dua pengukuran
sebaiknya antara 2 menit dengan melepaskan manset pada lengan (Riskesdas,
2007).
Pada praktik klinis, tekanan darah arteri dinyatakan sebagai tekanan
sistolik per tekanan diastolik, dengan batas untuk tekanan darah yang dianjurkan
adalah kurang dari 120/80 mmHg (Sherwood, 2002).

2.4.5. Kelainan Tekanan darah
Hipotensi (Tekanan darah rendah) adalah kondisi dimana tekanan yang
mensirkulasi darah ke seluruh tubuh kurang dari normal. Tekanan darah rendah
belum tentu menunjukkan kondisi patologis. Beberapa orang memiliki tekanan
darah rendah namun mereka tetap sehat. Tekanan darah rendah menjadi masalah
jika berdampak negatif pada tubuh, seperti kondisi hipoksia karena tekanan darah
yang terlalu rendah. Simptom dari hipotensi adalah: light-headedness saat berubah
posisi dari duduk atau tidur, unsteadiness, dizziness, weakness, blurred vision,
fatigue, fainting. Tekanan darah rendah disebabkan oleh hipotensi ortostatik,

dehidrasi, gagal jantung, kehilangan darah, donor darah (Haryati, F , 2011).
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya
diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. Pada Manula,
hipertensi adalah tekanan sistolik 160 mmHg dan diastolik 90 mmHg (Brunner &
Suddarth, 2002).
Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai
hipertensi esensial atau primer, sedangkan hipertensi yang disebabkan oleh suatu
penyakit disebut hipertensi sekunder (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II,
2009).

Universitas Sumatera Utara

18

Tabel 2.1. Klasifikasi tekanan darah menurut JNC 7
Klasifikasi tekanan

TDS (mmHg)

TDD (mmHg)

darah
Normal

100

TDS= Tekanan Darah Sistolik, TDD= Tekanan Darah Diastolik

Sumber :Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, 2009

Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Kerusakan organ yang sering ditemui pada
pasien hipertensi yaitu, jantung, otak, penyakit ginjal kronis, penyakit arteri
perifer, dan retinopati. Adanya kerusakan organ target, terutama paa jantung dan
pembuluh darah, akan memperburuk prognosis pasien hipertensi. Tingginya
morbiditas dan mortalitas pasien hipertensi terutama disebabkan oleh timbulnya
penyakit kardiovaskular (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, 2009).
Pengobatan pasien hipertensi bertujuan untuk: (1) tekanan darah