S POR 1203234 Chapter3

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian diperlukan metode guna mengetahui arti dan
tujuan penelitian dilakukan. Menurut Sugiyono (2010, hlm. 2) mengatakan bahwa
“metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu”. Dengan metode penelitian yang tepat dengan isu
permasalahan dalam penelitian akan menghasilkan informasi atau data yang
berguna bagi penelitan. Dengan mengkaji permasalahan penelitian secara umum
maka dalam penulisan ini menggunakan metode penelitian deskriptif.
Menurut Morrisan(2012, hlm. 166) menyatakan bahwa “metode penelitian
deskriptif berupaya menjelaskan atau mencatat kondisi atau sikap untuk
menjelaskan apa yang ada saat ini”. Dengan menggunakan metode penelitian
deskriptif diharapkan dapat tergambar masalah penelitian yang akan diteliti.
Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mendapatkan data-data secara aktual dan
terperinci yang menggambarkan kejadian pada saat itu.
Dari penjelasan dan pendapat yang telah dijelaskan di atas tentang metode
penelitian deskriptif. penulis berpendapat bahwa metode penelitian deskriptif
cocok digunakan dalam penelitian ini. Hal ini sesuai dengan penelitian yang akan
dilakukan penulis yaitu untuk mengetahui dan menjabarkan mengenai gambaran

jumlah waktu aktif belajar siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani
di Sekolah Taruna Wiyata Mandiri LPKA Bandung Jawa Barat.

B. Populasi dan Sampel Penelitian
Untuk memperoleh data penelitian ini dibutuhkan sumber data, dan pada
umunya disebut populasi dan sampel penelitian. Populasi adalah keseluruhan
unsur yang akan diteliti, seperti sekumpulan individu, sekumpulan keluarga atau
sekumpulan unsur yang lainnya danSampel adalah sebagian populasi yang akan
Dede Taufik Hidayatulloh, 2016
PROFIL JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
JASMANI DI SEKOLAH TARUNA WIYATA MANDIRI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

41

diteliti). Sugiyono (2010, hlm. 117-118) mengatakan bahwa “populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek /subjek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.Dari sekumpulan unsur

tersebut

diharapkan

dapat

menemukan

informasi

yang

berguna

untuk

memecahkan masalah penelitian.
Populasi dan sampel penelitian adalah siswa di sekolah Taruna Wiyata
Mandiri Lembaga Pembinaan Khusus Anak Bandung Jawa Barat. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitan ini adalah tekniksampel

jenuh.

C. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini penulis memberikan gambaran tentang definisidefinisi operasional yaitu istilah-istilah yang ada hubungannya dengan penelitian,
serta kegunaanya yaitu agar tidak terjadi salah persepsi.
1. Narapidana adalahmasyarakat kecil yang berada dalam ruang gerak terbatas
didalam tembok penjara yang mempunyai kedudukan lemah dan tidak mampu
dibandingkan dengan masyarakat pada umumnya yang memiliki kebebasan,
karena narapidana telah terampas kemerdekaannya untuk selama waktu
tertentu, namun demikian seorang narapidana adalah tetap manusia, yang tetap
mempunyai hak-hak tertentu untuk melakukan suatu hal, hanya saja terpisah
untuk sementara waktu dari masyarakat yang tentunya hal tersebut tidak
menghambat kepentingan hukum dari orang-orang yang berkedudukan
sebagai terpidana.
2. Hak Anak adalah suatu kehendak yang dimiliki oleh anak yang dilengkapi
dengan kekuatan dan yang diberikan oleh sistem hukum/tertib hukum kepada
anak yang bersangkutan
3. Lembaga Pembinaan Khusus Anak/ Lembaga Pemasyarakatan adalah
organisasi atau badan yang melakukan suatu penyelidikan atau usaha yang di
Dede Taufik Hidayatulloh, 2016

PROFIL JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
JASMANI DI SEKOLAH TARUNA WIYATA MANDIRI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

42

dalamnya mencakup semua kegiatan yang keseluruhannya dibawah pimpinan
dan pemilikan Departemen Hukum dan HAM, yang berkaitan dengan
pertolongan bantuan atau tuntutan kepada hukuman/bekas tahanan, termasuk
bekas terdakwa atau yang dalam tindak pidana diajukan kedepan pengadilan
dan dinyatakan ikut terlibat, untuk kembali kemasyarakat.
4. Jumlah Waktu Aktif Belajar adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian
besar siswa (>50%) untuk melakukan aktivitas belajar secara aktif.
5. Pendidikan jasmani adalah pendidikan yang menggunakan/via aktivitas fisik
sebagai media untuk mengembangkan segala potensi yang ada pada individu
(kognitif, afektif, psikomotor), sehingga tumbuh dan berkembang secara
menyeluruh atau holistik.

D. Instrument Penelitian
Instrument merupakan alat ukur yang digunakan dalam penelitian guna

mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk memcahkan masalah dalam
penelitian. Selanjutnya Arikunto (2006, hlm. 149-158) mengemukakan bahwa
“instrument adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode.
Jenis-jenis metode atau instrumen pengumpulan data meliputi tes, angket atau
kuesioner, interviu, observasi, skala bertingkat, dan dokumentasi.” Dengan
menggunakan instrument yang tepat, maka data yang didapatkan akan sesuai
dengan apa yang diinginkan.
Dalam penulisan ini, untuk mengetahui jumlah waktu aktif belajar siswa
pada saat pelaksanaan penelitian dilakukan observasi mengenai JWAB PBM
Penjas, format observasi yang digunakan mengacu pada instrumen yang
dikembangkan oleh Suherman. Selain dengan menggunakan observasi digunakan
pula wawancara untuk menggali informasi dari guru pamong Penjas sekaligus
petugas LPKA, wawancara ini dituliskan dalam lembar wawancara. Untuk
menunjang data digunakan pula dokumentasi berupa foto.

Dede Taufik Hidayatulloh, 2016
PROFIL JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
JASMANI DI SEKOLAH TARUNA WIYATA MANDIRI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


43

Variable JWAB

Indikator JWAB

Sub-Indikator
1. Berdo’a

Manajemen (M)

Manajemen adalah waktu yang 2. Mengecek kehadiran
dihabiskan oleh sebagian besar 3. Pergantian materi
&
siswa (lebih dari 50%) untuk 4. Menyiapkan
menyimpan peralatan
yang bersifat manajerial.
Aktivitas belajar (A)

1. Melakukan pemanasan


Aktivitas belajar adalah waktu 2. Melakukan tugas gerak
yang dihabiskan oleh sebagian 3. Melakukan
pendingingan

besar siswa (lebih dari 50%)
untuk
Katagori

melakukan

aktivitas

belajar secara aktif.

Aktivitas

dalam Instruction (I)
1. Instruksi guru
proses

belajar
2. Demonstrasi/contoh
Instruction adalah waktu yang
mengajar Penjas
tugas gerak
dihabiskan oleh sebagian besar
(Suherman, 2009,
siswa (lebih dari 50%) untuk
hlm. 115)
mendengarkan
informasi
bagaimana

melakukan

keterampilan.
1. Menunggu giliran
Waiting (I) adalah waktu yang 2. Menunggu guru untuk

dihabiskan oleh sebagian besar


mendengarkan instruksi

siswa (lebih dari 50%) tetapi 3. Tidak melakukan tugas
tidak termasuk dalam ke tiga

gerak:

kategori di atas.

bergurau,

ngobrol,
melakukan

aktivitas lainnya.
Tabel 3.1
Kisi-kisi instrument JWAB
(Sumber : Suherman, revitalisasi pengajaran dalam pendidikan jasmani,
2009, hlm. 30)

Dede Taufik Hidayatulloh, 2016
PROFIL JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
JASMANI DI SEKOLAH TARUNA WIYATA MANDIRI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

44

Episode

Stopwatch

1

0.01.00

2

0.02.00

3


0.03.00

4

0.04.00





Alokasi Fokus

∑ Siswa Fokus

Tabel 3.2
Instrumen JWAB
(Sumber : Suherman, revitalisasi pengajaran dalam pendidikan jasmani,
2009, hlm. 33)
Beberapa langkah pelaksanaan penggunaaan instrument tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Hidupkan stopwatch sejak dari awal hingga akhir pembelajaran.
2. Berikan tanda cek pada kolom stopwatch sesuai dengan berkurangnnya waktu
dalam stopwatch.
3. Berikan tanda cek (X) pada kolom alokasi fokus segera setelah guru
menyuruh siwa melakukan aktivitas fisik fokus tujuan.
4. Pada saat yang sama tuliskan jumlah siswa yang melakukan aktivitas fisik
fokus tujuan pada kolom “# siswa fokus”.
5. Penghitungan jumlah siswa yang melakukan aktivitas fisik fokus tujuan pada
menit berikutnya dilakukan segera setelah waktu memasuki menit berikutnya.
6. Perhitungan jumlah siswa fokus tujuan hanya dilakukan manakala pada kolom
sebelumnya terdapat atanda (X).

E. Teknik Pengumpulan data
Metode pengumpulan data dalam penulisan ini menggunakan teknik
observasi, dokumentasi, dan wawancara. Selanjutnya akan dijelaskan lebih rinci
mengenai teknik-teknik yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Dede Taufik Hidayatulloh, 2016
PROFIL JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
JASMANI DI SEKOLAH TARUNA WIYATA MANDIRI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

45

1. Observasi
Arikunto (2006, hlm. 156) menjelaskan bahwa “observasi meliputi kegiatan
pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat
indra.” Untuk memperoleh informasi data yang dibutuhkan dalam penelitian
ini digunakan teknik pengumpulan data observasi yaitu dengan melakukan
pengamatan secara langsung kepada guru dan siswa pada saat PBM Penjas
berlangsung. Adapun informasi yang dikumpulkan yaitu mengenai jumlah
waktu aktif belajar siswa dalam PBM Penjas.

2. Dokumentasi
Data yang dihasilkan dari teknik dokumentasi ini digunakan sebagai
pelengkap yang bersifat sekunder, dan dokumentasi tersebut diharapkan dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak mungkin atau ditanyakan melalui
teknik observasi. Guna mendukung penulisan ini, diperlukan alat seperti
kamera yang mampu merekam gambar dan suara dan catatan lapangan, data
yang dikumpulkan oleh teknik dokumentasi ini antara lain: profil LPKA dan
sekolah, RPP, biodata guru, biodata siswa.

3. Wawancara
Wawancara merupakan petemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik
tertentu.Wawancara digunakan untuk mengetahui lebih dalam mengenai
kondisi dan permasalahan yang harus diteliti. dalam wawancara ini melibatkan
guru pamong Penjas dan petugas LPKA Bandung.

F. Prosedur dan TahapPenelitian
Untuk penelitian dengan metode deskriptif maka teknik penelitian yang
dipilih adalah survey, yaitu mencari dari dekat gejala penyelidikan untuk

Dede Taufik Hidayatulloh, 2016
PROFIL JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
JASMANI DI SEKOLAH TARUNA WIYATA MANDIRI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

46

mengumpulkan informasi tentang orang dalam jumlah yang lebih besar, yaitu
dengan cara menjawab daftar isian sejumlah kecil dari populasi.
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti mencoba menyusun suatu
langkah-langkah penelitian yang sistematis dan sesuai dengna prosedur, yakni
sebagai berikut:
Gambar 3.1. Langkah-langkah Penelitian
Masalah

Populasi

Sampel

Pengambilan Data

JWAB PBM Pendidikan Jasmani

Pengolahan Data

Kesimpulan

Sedangkan untuk prosedur penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Masalah yang peneliti angkat dalam penelitian ini adalah profil jumlah waktu
aktif belajar siswa dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah
Taruna Wiayata Mandiri.
2. Populasi yang peneliti maksud dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
sekolah Taruna Wiayata Mandiri.
Dede Taufik Hidayatulloh, 2016
PROFIL JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
JASMANI DI SEKOLAH TARUNA WIYATA MANDIRI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

47

3. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalahseluruh siswa yang berada di
sekolah Taruna Wiayata Mandiri.
4. Pengambilan data
Dalam pengambilan data ini menggunakan cara observasi, wawancara dan
dokumentasi.

Tabel 3.3.
Langkah-langkah Pengambilan Data
Tahap Pengambilan Data
Teknik
Wawancara

Prosedur
1. Membuat
ke

Data yang diambil

perizinan Data

informasi

KANWIL merupakan

yang

diambil

gambaran

umum

KEMNKUMHAM

mengenai sekolah Taruna Wiayata

Jawa Barat.

Mandiri

2. Menyerahkan
suratperizinan

seperti,

menanyakan

jumlah siswa, jumlah pengajar,
dari kondisi

sarana

KANWIL ke LPKA sekolah,
Bandung.

digunakan,

dan

prasarana

kurikulum
serta

yang
proses

3. Bertemu dengan guru pembelajaran Penjas.
pamong Penjas dan
petugas

LPKA

Bandung.
4. Melakukan
wawancara

dengan

guru pamong Penjas
dan petugas LPKA
Bandung.
Observasi

1. Menyerahkan surat 1. Observasi pertama, observasi
perizinan

dari

ini dilakukan dengan cara

KANWIL ke LPKA

mengambil data dari media

Bandung.

internet,

untuk

mengetahui

Dede Taufik Hidayatulloh, 2016
PROFIL JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
JASMANI DI SEKOLAH TARUNA WIYATA MANDIRI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

48

2. Bertemu

dengan

gambaran mengenai sekolah

guru pamong Penjas

Taruna Wiyata Mandiri, dan

dan petugas LPKA

kemudian diperkuat dengan

Bandung.

melakukan wawancara.

3. Melakukan

2. Observasi

observasi pertama.
4. Melakukan

kedua,

lanjutan

observasi

ini

dilakukan

langsung masuk ke lingkungan

observasi kedua.

LPKA Bandung. Data yang

5. Observasi ketiga.

diambil

dalam

observasi

lanjutan ini berupa melihat
kondisi

lingkungan

pembelajaran

dimulai

dari

ruangan kelas dan lapangan
yang tersedia, serta proses
pembelajran secara umum di
luar pembelajran Penjas.
3. Observasi ketiga, observasi ini
dilakukan

dengan

memfokuskan observasi pada
proses

pembelajaran

Pendidikan

Jasmani.

Data

yang diambil yaitu jumlah
waktu

aktif

belajar

siswa,

dimulai dari manajemen (M),
instruction (I), aktif belajar

(A), dan waiting (W).
Dokumentasi

1. Menyerahkan
perizinan

surat 1. Dokumentasi
dari

yang

pertama,

diambil

data
pada

KANWIL ke LPKA

dokumentasi pertama ini yaitu

Bandung.

data

2. Bertemu

dengan

guru pamong Penjas

mengenai

berdirinya
Wiyata

berita

sekolah

Mandiri

di

Taruna
LPKA

Dede Taufik Hidayatulloh, 2016
PROFIL JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
JASMANI DI SEKOLAH TARUNA WIYATA MANDIRI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

49

dan petugas LPKA

Bandung, data ini dimabil dari

Bandung.

media

3. Melakukan
dokumentasi

internet

yang

diberitakan oleh koran Sindo.
2. Dukumenatsi kedua, data yang

pertama.

diambil berupa foto lingkungan

4. Melakukan

pembelajaran seperti, ruangan

dokumentasi kedua.
5. Melakukan
dokumentasi ketiga.

kelas,

lapangan,

pembelajaran
Jasmani,

salat-alat
Pendidikan

Rencana

Proses

Pembelajaran (RPP) , sumber
bahan ajar Pendidikan Jasmani,
absensi siswa, profil siswa,
profil sekolah Taruna Wiyata
Mandiri,

profil

LPKA

Bandung, profil guru, profil
petugas LPKA Bandung.
3. Dokumentasi ketiga, data yang
diambil

adalah

foto,

dan

catatan lapangan pada saat
aktivitas
Pendidikan

pembelajaran
Jasmani,

seperti

aktivitas siswa dan aktivitas
guru pada saat proses belajar
mengajar Pendidikan Jasmani
berlangsung di sekolah Taruna
Wiyata

Mandiri

LPKA

Bandung. data yang diambil
terfokus pada jumlah waktu
aktif

belajar

siswa

dalam

pembelajaran Penjas.

Dede Taufik Hidayatulloh, 2016
PROFIL JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
JASMANI DI SEKOLAH TARUNA WIYATA MANDIRI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

50

5. Pengolahan data ini dilakukan untuk menginterpretasikan informasi data yang
didapat untuk ditampilkan dalam laporan agar pembaca lebih mudah dan
memahami data yang telah didapat.
6. Menyimpulkan data yang telah diolah untuk disuguhkan ke pembaca, agar
lebih mengerti mengenai data yang ditampilkan.
7. Membuat laporan penelitian.

G. Analisis Data
Setelah data didapatkan tentunya proses selanjutnya adalah menganalisis
informasi data yang telah didapat. Adapun analisis data yang digunakan adalah
dengan mendeskriptifkan data serta menggunakan analisis data yang merujuk
pada analisis jumlah waktu aktif belajar yang dikembangkan oleh Suherman
(2009, hlm. 116) sebagai berikut:
Proporsi pemanfaatan waktu = jumlah alokasi fokus : jumlah alokasi waktu X 100
Jumlah keterlibatan siswa = jumlah siswa fokus : jumlah siswa X 100
Waktu pengelolaan (M) = total waktu pengelolaan : total jam pelajaran X 100
Waktu instruksi (I) = total waktu instruksi : total jam pelajaran X 100
Waktu belajar (A) = total waktu belajar : total jam pelajaran X 100
Waktu menunggu (W) = total waktu menunggu : total jam pelajaran X 100

Dede Taufik Hidayatulloh, 2016
PROFIL JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
JASMANI DI SEKOLAH TARUNA WIYATA MANDIRI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

51

DAFTAR PUSTAKA
Admiral, F. (2009). Pembinaan pelaksanaan narapidana dalam tahap asimilasi di
lembaga pemasyarakatan kelas II Padang. (Skripsi). Universitas Andalas,

Padang.

[online]

Diakses

dari:

http://febriadmiral.blogspot.co.id/2010/02/skripsi-strata-1-di-lapas-klasii.html.
Mahendra, A. (2004). Asas dan falsafah pendidikan jasmani. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Morissan, (2014). Metode penelitian survey.(edisi kedua). (edisi kesebelas).
Jakarta: Prenadamedia Group.
Nurjaya, D.R. (2011). Profil efektivitas pembinaan pada Pusat Pendidikan dan
Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) cabang olahraga dayumg serta
kompetensi kepelatihan dan keterampilan pelatih. (Tesis). Sekolah

Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.
Sahrikin, I. (2011). Pengaruh reinforcement terhadap minat siswa dan jumlah
waktu aktif belajar dalam pembelajaran penjasorkes di SMP Negeri Kota
Cimahi. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

Sugiyono, (2010). Metode penelitian pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta.
Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian. (edisi keenam). Jakarta: PT. Asdi
Mahastya.
Suherman, A. (2009). Revitalisasi Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani.
Bandung: CV. Bintang Warli Artika.

Dede Taufik Hidayatulloh, 2016
PROFIL JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
JASMANI DI SEKOLAH TARUNA WIYATA MANDIRI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu