buat presentasi

ETIKA BISNI DAN PROFESI
Etika Bisnis Dan Tanggungjawab Sosial

DISUSUN OLEH :
ISNAWATI ( 142140032 )
MIYA SUCUANAWATI ( 142140038 )
NURHAYATI ( 142140039 )
KELAS : EA-A

PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMU DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2016

Pengertian Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral
dan norma yang dijadikan tuntutan dan pedoman berperilaku dalam menjalankan kegiatan
perusahaan atau berusaha. Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loyalitas
stakeholder dalam membuat keputusan-keputusan perusahaan dan dalam memecahkan
persoalan perusahaan. Sistem bisnis beroperasi dalam suatu lingkungan dimana perilaku etis,

tanggungjawab social, peraturan pemerintah dan perundangan saling berkaitan satu sama lain.
Stakeholder Etika dalam bisnis diantaranya sebagai berikut:
a)

Konsumen; konsumen berkepentingan terhadap perilaku etis perusahaan berhubungan
dengan produk.

b)

Karyawan; merupakan sumber ekonomi perusahaan yang penting.

c) Investor penanam modal ; berkepentingan terhadap jaminan pengembalian dana yang
dinvestasikan dalam kegiatan usaha perusahaan
d) Pemilik dan manajemen; berkepentingan menjalankan kegiatan manfaat kepada pemilik ,
manajemen serta stakeholder.
e) Pemasokbahan-bahan; pemasok berkepentingan terhadap perilaku etis berbubungan dengan
kemampuan perusahaan dalam memberikan kelancaran hubungan dengan pemasok.
f) Organisasi pekerja; berkepentingan terhadap kemampuan perusahaan untuk menjamin atau
memenuhi kewajiban untuk kehidupan para karyawan.
g) Pemerintah yang mengatur kelancaran aktivitas


usaha; pemerintah dalam mengatur

kelancaran usaha melalui berbagai kebijakan.
h) Bank penyandang dana perusahaan atau kreditur; bank maupun kreditur merupakan
sumberdana bagi kelancaran usaha perusahaan.\
i) Investor penanam modal; berkepentingan terhadap jaminan pengembalian dana yang
diinvestasikan dalam kegiatan perusahaan
j) Masyarakat; merupakan pihak yang mengamati kehidupan perusahaan dan adakalanya
memperngaruhi bisnis.
k) Kelompok khusus atau mitra usaha; merupakan relasi usaha yang dapat bekerjasama dalam
kegiatan operasional perusahaan.
Salah satu paham mengenai bisnis umum adalah kontradiksi antara etika, tanggungjawab
social dan laba. Seperti yang dikatakan pendiri bisnis , “sangat mungkin untuk menjadikan
hidup layak tanpa membahayakan integritas perusahaan, perseorangan dan lingkungan.”
( Hodgeett & Kuratko, 1991). Manfaat perusahaan berprilaku etis adalah:

1) Suatu perusahaan akan terhindar dari seluruh pengaruh yang merusak berkaitan dengan
reputasi.
2) Kerangka kerja yang kokoh memandu para manajer dan karyawan perusahaan sewaktu

berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan tantangan jaringan kerja perusahaan yang
semakin komplek.
3) Perusahaan yang etis dan memiliki tanggung jawab social mendapatkan rasa hormat dari
stakeholder.
4) Banyak perusahaan yang menerapkan perilaku etis dan tanggung jawab sosial dapat
menambah uang dalam bisnis mereka.
Secara logika ekonomi (pencarian laba) mendominasi dalam pengambilan keputusan
bisnis, tetapi konsekuensi tersebut juga memiliki konsekuensi terhadap kemanusiaan
(pekerja, supplier, konsumen, maupun kehidupan sosial). konsekuansi pengambilan
keputusan tersebut akan menentukan eksistensi perusahaan kedepan. Keputusan etika yang
tepat sesuai dengan keinginan perusahaan dan stakeholder akan memberikan beberapa
keuntungan sepertiimage yang baik, reputasi disamping laba dalam jangka panjang ( Hunger
& Whellen,2000; Cullen, John,2005).

2.3 Filosofi etika dan tanggungjawab sosial
Etika adalah tatanan nilai moral dan standar perilaku yang membentuk dasar bagi orangorang dalam suatu organisasi sewaktu mereka membuat keputusan dan berinteraksi dengan
pihak stakeholder dalam perusahaan.
Tujuan etika adalah untuk memungkinkan individu membuat berbagai pilihan di antara
perilaku alternatif.
Banyak praktek manajemen perusahaan yang dengan mudah mendapatkan masalah dalam

tindakan tidak etis dan ilegal, yang sampai sekarang masih dipertanyakan dan menjadi bahan
kajian antara lain (Cavanagh dalam Hunger & Whellen, 2000)
1. Kelalaian praktek manajemen pada tenaga nuklir, persenjataan dan pabrik bahan kimia serta
limbah industri.
2.

Menolak memberikan perlindungan, pinjaman kepada minoritas.

3.

Pembuangan limbah yang tidak pada tempatnya.

4.

Produk dan penjualan produk rusak.

5.

Keselamatan kerja dan kejahatan ekonomi sosial.


6.

Diskriminasi dalam sex, ras, suku.

Dari

sudut

pandang

strategi,

suatu

perusahaan

wajib

mempertimbangkan


tanggungjawab sosial di mana bisnis menjadi bagiannya. Argumen yang berkaitan dengan
perilaku manajemen perusahaan dalam etika dan tanggungjawab sosial adalah Hunger &
Whellen (2000):
1.

Moralitas

2.

Pemurnian kepentingan diri sendiri

3.

Teori investasi

4.

Mempertahankan ekonomi
Beberapa ranah etika dan tanggungjawab sosial yang dapat dijadikan landasan dalam
melakuakan kegiatan secara etis dan tanggungjawab agar mampu diterima di area bisnis

nasional maupun multinasional harus patuh pada beberapa hal, sebagai berikut:

1. Konsumen, penyediaan produk dan aman, memberikan harga produk yang wajar, serta
kemudahan konsumen mendapatkan informasi terhadap produk yang dikonsusi. Menurut
Zimmerer (1986), beberapa hak pelnggan di antaranya hak keamanan, hak untuk mengetahui,
hak untuk di dengar, hak untuk pendidikan, hak untuk memilih.
2. Penanaman modal, perusahaan memiliki kewajiban dalam menyediakan pengambilan
investasi investor yang menarik dengan memaksimumkan laba perusahaan.
3. Tenaga kerja, perusahaan bertanggungjawab terhadap karyawan mulai dariperencanaan,
perekrutan, pengajian, orientasi, penempatan keselamatan kerja serta kesejahteraan.
4. Wilayah usaha, menjaga perubahan politik lokal dan transfer teknologi. Memiliki efek negatif
yang minimal terhadap ekonomi dan kebijakan lokal. Melkukan bisnis sesuai dengan hukum.
5.

Sosial umum, menjaga kelestarian lingkungan, perlindungan kepentingan masyarakat
umum.
Tanggungjawab sosial bisnis merupakan aktivitas perusahaan sebagai integral guna
kelangsungan hidup perusahaan. Identifikasi dan tanggungjawab sosial Hodgetts & Kuratko
(1990) secara lebih spesifiks memasukan tanggungjawab terhadap lingkungan, energi, praktik
bisnis yang baik/adil, tanggungjawab terhadap tenaga kerja dan kemanusiaan, produk

maupun jasa serta komunitas.
David Mc Clelland (1961) dalam Zimerrer & Scarborough (1998)memberikan solusi
awal uji etika untuk menilai perilaku. Beberapa uji etika yang menilai perilaku:

a. Prinsip berfaedah. Memilih kebaikan yang terbesar untuk jumlah orang banyak.
b. Kan’s categorical imperative. Bertindak sedemikian rupa sehingga tindakan yang di ambil
menjadi hukum universal

c. Golden rules. Perlakuan orang sebagaimana Anda mengharapkan mereka memperlakukan
Anda.
d. Uji televisi. Apaka kolega nyaman untuk menjelaskan tindakan pada pemirsa televisi secara
nasional.
e. Uji tandingan. Digunakan untuk memilih yang terbaik dan universal.
f. Uji masa depan. Respon etika dalam jangka panjang dalam berbagai dimensi ukuran.

Keputusan Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Dalam pengambilan keputusan etika banyak model dapat digunakan untuk membuat
keputusan etika, apakah perilaku dalam praktik nantinya etis atau tidak etis. Zimmmerer
(1996) memberikan prinsip-prinsip umum etika yang mengarahkan perilaku, yaitu :
1. Kejujuran. Pengusaha harus memiliki prinsip penuh kepercayaan, bersikap jujur, tidak

melakukan kecurangan, tidak berbohong,tidak mencuri.
2. Integritas. Memegang prinsip kebenaran, melakukan kegiatan dengan terhormat, berani dan
penuh pendirian.
3. Memelihara janji. Pengusaha yang baik selalu memegang janji, mentaati janji, penuh
komitmen dan dapat dipercaya.
4. Kesetiaan. Hemat dan loyal kepada keluarga, perusahaan, bangsa dan negara. Mampu
memegang rahasia dan melakukan kegiatan secara tepat dalam konteks profsional.
5. Keadilan. Berlaku adil dan berbudi luhur, bersedia mengakui kesalahan dan kebaikan orang
lain, toleransi terhadap keberagaman.
6. Suka membantu orang. Saling membantu, suka menolong, memiliki belas kasihan terhadap
orang lain maupun masyarakat.
7.

Hormat kepada orang lain. Menghormati martabat orng lain, menghormati hak dan
kebebasan orang lain.

8.

Kewarganegaraan yang bertanggung jawab. Berlaku sebagai warga negara yang baik,
mentaati aturan agama, negara, penuh kesadaran sosial.


9.

Mengejar keunggulan. Melakuakan kegiatan dengan baik sesuai kemampuan dan
kompetensi. Mengejar keunggulan dalam segala hal dan penuh komitmen.

10. Dapat

dipertanggung

jawabkan.

Segala

kegiatan

atau

aktivirtas


dapat

dipertanggungjawabkan secara moral, legal formal.
Michael Bonner, et.al.,(1987) memunculkan model proses pengambilan keputusan
etika dengan memasukkan elemen sumber daya perusahaan dan lingkungan eksteren bagi

penentu perilaku etis. Beberapa elemen tersebut adalah lingkungan kerja, lingkungan
pemerintah dan legal formal, lingkungan sosial, profesional, personal dan atribut individu.
Dalam aplikasi, pengambilan keputusan etika mempergunakan rantai keputusan
konsep overwhelming factor ( faktor yang menekan/situasional), yang pada situasi tertentu
membenarkan tindakan mengesampingkan salah satu atau beberapa elemen tersebut.
Disini kebijakan manajer berperan. Jika pada suatu situasimuncul faktor penekan,
maka aturan yang digunakan adalah prinsip efek ganda. Jika alternatif yang dipilih
dimaksudkan untuk memaksimumkan akibat yang baik dan meminimumkan akibat yang
jelek, maka menajer perusahaan yang membuat keputusan memiliki kecenderungan mendapat
simpati, jika keputusan tersebut dipermasalahkan secara legal formal ( Donaldson, Thomas,
1989; Bonner, et.al,. 1987: William, 1991)
Cullen , B. John (2005:129) memberikan model alur analisis pengambilan keputusan
etika perusahaan secara lebih rinci, sebagai berikut :
1. Analisis ekonomi (economic analysis). Analisis ekonomi digunakan untuk mengetahui
kemampuan bisnis dalam mendatangkan profit sebagai bentuk tanggung jawab ekonomi
kepada stakeholder.
2. Analisis legal (legal analysis). Analisis legal fokus pada kesesuaian operasional perusahaan
(rules of the games) dengan legalitas formal antar Negara (host or home country law).
3. Analisis etika organisasi (organizational ethical analysis). Analisis etika organisasi digunakan
untuk kesesuaian budaya organisasi perusahaan dengan etika yang diterapkan.
4. Analisis sensitivitas budaya (cultural sensitivity analysis). Analisis sensitivitas budaya
digunakan untuk kesesuaian etika dengan budaya local di mana perusahaan beroperasi.
5. Analisis personal (personal analysis). Dan analisis personal focus pada kesesuaian dengan
moral dan kepercyaan personal stakeholder.
Tantangan perkembangan lingkungan dan respon yang cepat dari masyarakat akan
peran serta perusahaan terhadap kehidupan social,mengharuskan perusahaan cepat aktif
dalam aktifitas tanggung jawab social. Hawken dan McDonough (1993) dalam Koratko and
Hodgetts (2007)memberikan langkah awal secara praktis dan strategis guna kepekaan
terhadap tanggung jawab social. Enam langkah menuju bisnis yang baik (seven step to doing
good bussines):
1.Melakukan efesiensi dengan pemotongan biaya yang tidak perlu (eliminate the concept of
waste).
2. Memperbaiki system pertanggung jawaban (restore accountability).
3. Produk yang dihasilkan mereflesikan biaya yang dikeluarkan (make prices reflect cost).

Standar etika perusahaan
1. Ciptakan kepercayaan perusahaan. Pengusaha menciptakan norma atau kepercayaan dan
tanggung jawab etikanya.
2. Kembangkan kode etik. Membuat pernyataan tertulis mengenai standar prilaku dan prinsip
etis atau di kenal dengan dengan kode etik yang di harapkan mampu memberikan perilaku
standar minimal yang di harapkan dari manajemen. Kode etik memuat jenis perilaku yang di
harapkan dan memberikan kongkrit di perusahaan bagaimana berprilaku secara etis setiap
hari dalam perusahaan.
3. Menjalankan kode etik secara adil dan konsisten. Pihak manajemen harus menjalankan
perilaku etis setiap hari dan manajer wajib memberikan hukuman apabila ada yang melanggar
kode etik tersebut.
4. Mempekerjakan orang yang tepat. Perilaku etis yang diharapkan tergantung perseorangan
yang di sertai nilai moral yang tinggi membantu pencapaian perilaku yang etis.
5. Adakan pelatihan etika. Membangun dan mempertahankan standar etika. Program pelatihan
akan menimbulkan kepedulian perilaku etis dan meningkatkan sistem nilai perusahaan.
6. Lakukan audit etika secara periodik. Melakukan penilaian secara periodik terhadap
pelaksanaan etika perusahaan.
7. Pertahankan standar yang tinggi tentang tingkah laku etis
8. Pemimpin memberikan contoh perilaku etis setiap saat sehingga merupakan tolak ukur
perilaku bawahan.
9. Ciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua arah. Karyawan diberikan kesempatan
memberikan respon, tanggapan, melaporkan kepada atasan yang tidak etis. Sedangkan
pemimpin memberikan keleluasaan kepada bawahan untuk merespon pelaksanaan perilaku
etika tersebut
10.Libatkan karyawan dalam mempertahankan standar etika. Bawahan dilibatkan dalam
perancangan dan implementasi etika dalam perusahaan. Bawahan diberikan kesempatan
untuk menawarkan umpan balik mengenai standar etika yang ditetapkan.

3.1 Kesimpulan
Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral
dan norma yang dijadikan tuntutan dan pedoman berperilaku dalam menjalankan kegiatan
perusahaan atau berusaha.
Tanggungjawab sosial bisnis merupakan aktivitas perusahaan sebagai integral guna
kelangsungan hidup perusahaan. Identifikasi dan tanggungjawab sosial Hodgetts & Kuratko
(1990) secara lebih spesifiks memasukan tanggungjawab terhadap lingkungan, energi, praktik
bisnis yang baik/adil, tanggungjawab terhadap tenaga kerja dan kemanusiaan,