LAPORAN BIOLOGI UMUM id. docx

LAPORAN BIOLOGI UMUM
UJI TOKSISITAS PEWANGI DAN PELEMBUT MOLTO ULTRA SEKALI BILAS
ANTIBACTERIATERHADAP KETAHANAN DAN PERILAKUIKAN PLATY
(Xiphophorus maculatus)

Oleh Kelompok III:
1. ELLYANA FIRDAUS (15030194030)
2. MIFTACHUL AMALIYAH (15030194031)
3. MARIA F. M. S OMES (15030194049)
4. DIYAH AMALIA P (15030194075)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
2015

BAB I
PENDAHULUAN

A.


Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan utama bagi makhluk hidup, dalam kehidupan

sehari-hari manusia pasti menggunakan air untuk berbagai keperluan seperti minum,
mencuci, industri, pertanian dan lain sebagainya. Peningkatan jumlah penduduk sejalan
dengan peningkatan pencemaran air. Pengertian pencemaran adalah keadaan dimana suatu
lingkungan sudah tidak alami lagi karena telah tercemar oleh polutan. Misalnya air sungai
yang tidak tercemar airnya masih murni dan alami, tidak ada zat-zat kimia yang berbahaya,
sedangkan air sungai yang telah tercemar oleh pewangi sekali bilas misalnya, mengandung
zat kimia yang berbahaya, baik bagi organisme yang hidup di sungai tersebut maupun bagi
makhluk hidup lain yang tinggal di sekitar sungai tersebut. Lingkungan perairan yang
tercemar limbah pewangi kategori keras dalam konsentrasi tinggi akan mengancam dan
membahayakan kehidupan biota air dan manusia yang mengkonsumsi biota tersebut. Selain
itu banyak dari kita yang belum tahu bahaya atau dampak yang ditimbulkan dari bahan-bahan
kimia yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Selama hidupnya pula manusia akan membuang kotoran ataupun limbah ke
lingkungan. Limbah tersebut akan kembali ke udara, air ataupun tanah. Telah menjadi sifat
manusia untuk selalu meningkatkan taraf hidupnya. Maka dengan akal pikirannya lahir
berbagai inovasi agar dapat mempermudah kegiatan mereka. Perkembangan tersebut
semakin meningkatkan limbah yang dibuang oleh manusia, dan dengan sendirinya akan

meningkatkan potensi terjadinya penularan penyakit/wabah dan/ataupun keracunan. Salah
satu hasil inovasi dari manusia adalah produk pewangi dan pelembut. Produk pewangi dan
pelembut yang ditawarkan pada saat ini cukup banyak jenisnya, baru-baru ini mucul produk
pewangi dan pelembut dengan inovasi terbaru yakni pewangi dan pelembut sekali bilas yang
dipercaya dapat menghilangkan busa detergen hanya dengan melakukan sekali pembilasan.
Bahan utama pada produk pewangi dan pelembut sekali bilas ini adalah
Surfaktan kationik.Surfaktan sebagai komponen utama sulit didegradasi (diuraikan) alam.
Pada mulanya surfaktan hanya digunakan sebagai bahan utama pembuat deterjen. Namun
karena terbukti ampuh membersihkan kotoran, maka banyak digunakan sebagai bahan

pencuci lain. Surfaktan merupakan suatu senyawa aktif penurun tegangan permukaan yang
dapat diproduksi melalui sintesis kimiawi maupun biokimiawi. Sifat aktif permukaan yang
dimiliki surfaktan diantaranya mampu menurunkan tegangan permukaan, tegangan
antarmuka dan meningkatkan kestabilan sistem emulsi. Hal ini membuat surfaktan banyak
digunakan dalam berbagai industri, seperti industri sabun, deterjen, produk kosmetika dan
produk perawatan diri, farmasi, pangan, cat dan pelapis, kertas, tekstil, pertambangan dan
industri perminyakan, dan lain sebagainya (Scheibel J, 2004).
Pengujian tentang pencemaran perairan akibat penggunaan produk pewangi
dan pelembut yang melebihi batas ambang perlu dilakukan. Pengujian tersebut untuk
mengetahui seberapa besar tingkat toksik suatu bahan yang terkandung dalam produk

pewangi dan pelembut terhadap kehidupan biota air. Berdasarkan uraian tersebut maka
peneliti ingin melakukan pengujian mengenai toksisitas pewangi dan pelembut molto ultra
sekali bilas antibacteria terhadap mortalitas biota perairan khusunya ikan Platy.

B.

Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah adakah perbedaan pengaruh

konsentrasi produk pewangi sekali bilas terhadap kehidupan ikan Platy(Xiphophorus
maculatus)?

C.

Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan pengaruh konsentrasi

produk pewangi sekali bilas terhadap ketahanan hidup ikan.

D. Manfaat

Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan informasi mengenai
toksisitas pewangi dan pelembut sekali bilasdengan berbagai konsentrasi terhadap biota air
dalam ekosistem perairan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Umum Pewangi dan Pelembut Molto Ultra Sekali Bilas Antibacteria
Softener merupakan bahan pelembut dan pewangi pakaian, biasa dipakai
sebagai pelengkap saat mencuci baju setelah memakai detergen lebih dulu. Wujudnya berupa
cairan kental. Saat ini di masyarakat telah marak produk pelembut dan pewangi sekali bilas.
Produk ini dapat menghilangkan busa deterjen dari pakaian dengan sekali bilas sehingga,
dapat menghemat pemakaian air. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Felicia (2011)
sebanyak 73 persen responden mendukung dan ikut berpartisipasi dalam Gerakan Sekali
Bilas yang dihimbau dalam tayangan iklan salah satu produk pelembut dan pewangi pakaian
sekali bilas yang bertujuan untuk penghematan air Negara.

B. Komposisi Bahan Aktif Pewangi dan Pelembut Sekali Bilas
Bahan aktif yang terdapat dalam produk pelembut dan pewangi pakaian sekali
bilas adalah surfaktan kationik12%, sedangkan bahan aktif yang umum digunakan dalam

deterjen di indonesia adalah linear alkilbenzene sulfonat (LAS) yang termasuk ke dalam
golongan surfaktan anionik. Surfaktan kationik memiliki toksisitas lebih tinggi dari pada
surfaktan anionik (singh et al., 2002).

C. Mekanisme Toksisitas Pewangi dan Pelembut Sekali Bilas
Penelitian Wester dan Roghair (2002) dalam Hanifah menunjukan bahwa
golongan surfaktan anionik memiliki potensi teratogenik terhadap ikan. Teratogenik adalah
perubahan formasi dari sel, jaringan, dan organ yang dihasilkan dari perubahan fisiologi dan
biokimia. Amonium klorida pada tingkat toksik juga dapat menyebabkan peningkatan pH
pada darah, gangguan osmoregulasi, dan kesulitan bernafas.
Hewan berinteraksi dengan lingkungannya agar dapat terus bertahan hidup.
Mereka melakukan adaptasi dengan berbagai cara yang ditunjukkan melalui reaksi-reaksi
dalam berinteraksi antara lain berupa perbubahan organ, sifat, atau perilaku. Reaksi tersebut
tidak akan berubah atau akan berubah secara normal apabila lingkungan sekitarnya juga

dalam kondisi normal atau masih dalam kisaran yang dapat diterima oleh suatu spesies.
Sebaliknya, reaksi pada spesies itu akan berubah secara tidak normal atau bahkan
menyebabkan kematian apabila perubahan yang terjadi pada lingkungan telah melebihi batas
kemampuan (Riefani dalam Lestari, 2011). Perubahan lingkungan yang dimaksud adalah
keadaan dimana lingkungan tempat hewan tersebut hidup mengalami seperti pencemaran.


D. Kajian Umum Ikan Platy (Xiphophorus maculatus)

Ikan dapat digunakan sebagai bioindikator karena mempunyai kemampuan
merespon adanya bahan pencemar. Ikan dapat menunjukkan reaksi terhadap perubahan fisik
air maupun terhadap adanya senyawa pencemar yang terlarut dalam batas konsentrasi
tertentu. Reaksi yang dimaksud antara lain adanya perubahan aktivitas pernafasan, aktivitas
dan gerakan renang, warna tubuh ikan dan sebagainya. Kemampuan ikan merespon bahan
pencemar sering digunakan dalam pengujian penanganan limbah industri. Limbah industri
pada umumnya melewati beberapa tahapan pengolahan seperti penyaringan secara mekanis
(secara fisik), pengendapan dan penjernihan dengan bahan kimia (secara kimia) serta
penghilangan senyawa berbahaya dengan bakteri pengurai limbah (secara biologis) setelah
melewati ketiga tahapan tersebut air limbah yang sudah diolah dilewatkan dalam kolam kecil
berisi ikan. Apabila masih terdapat bahan pencemar maka ikan akan bereaksi mulai dari
gerakan renang, percepatan gerakan operculum hingga kematian pada air yang masih beracun
(Anonim, 2009)
Ikan Platy merupakan ikan air tawar yang memiliki daya tahan tubuh yang
cukup kuat terhadap perubahan lingkungan akibat pencemaran oleh bahan-bahan yang
bersifat toksik. Tubuh ikan ini kecil, hanya seukuran jari kelingking orang dewasa dengan
panjang sekitar 2 cm. Memilki warna yang mencolok, kombinasi merah dan kuning ataupun

oranye dan hitam. Ikan Platy adalah jenis livebearing dan milik keluarga Poecilliidae. Ikan ini
berasal dari Amerika, tapi ikan liar Poecilliidae hari ini ditemukan di perairan tropis dan
subtropis di banyak bagian dunia. Ikan Platy relatif kokoh, bahkan dapatbertahan hidup
dengan tanpa makanan (Anonim, 2011). Oleh karena itu, ikan ini cocok sebagai bioindikator
toksisitas pencemaran air.

E. Dampak Pencemaran Pewangi Dan Pelembut Sekali Bilas Terhadap Biota Perairan
Dampak dari penggunaan pewangi dan pelembut sekali bilas yang melebihi
batas ambangnya maka dapat mencemari lingkungan khususnya biota di perairan. Bahan
kimia penyusun pewangi dan pelembut memiliki gugus fungsi yang sangat mempengaruhi
toksisitas terhadap kesehatan dan lingkungan. Bahan kimia yang bersifat keras dan lunak
dipengaruhi oleh pH, gugus fungsi bahan kimia penyusun pewangi dan pelembut dan panjang
rantai gugus akil. pH deterjen yang basa bersifat korosif dan iritasi pada kulit. Semakin
panjang cabang rantai surfaktan maka semakin keras bahan pewangi dan pelembut tersebut.
Apabila tidak terdegradasi secara sempurna di perairan dan masuk ke dalam jaringan tubuh
biota air, misalnya ikan baik secara langsung maupun tidak langsung maka dapat terjadi
akumulasi di dalam jaringan tubuh dan bersifat toksik. Masalah lain yang timbul di
lingkungan adalah terjadinya eutrofikasi di perairan karena penggunaan pewangi dan
pelembut dengan kandungan fosfat yang tinggi, hal yang fatal adalah dapat membunuh biota
perairan.


F. Kerangka Berpikir
Air merupakan sumber kehidupan di muka bumi ini. Peningkatan jumlah
penduduk sejalan dengan peningkatan pencemaran air. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
berbagai hal, misalnya penggunaan pewangi dan pelembut pada saat pencucian dengan dosis
yang melebihi batas ambang. Penggunaan pewangi dan pelembut yang melebihi dosis akan
menjadi limbah pencemar perairan yang dapat memberikan dampak negatif terhadap
lingkungan, khususnya biota perairan dan kualitas air perairan itu sendiri. Produk pewangi
dan pelembut yang ditawarkan pada saat ini cukup banyak jenisnya, baru-baru ini mucul
produk pewangi dan pelembutsekali bilas yang mampu menghilangkan busa detergen tanpa
membilas tiga kali sehingga dapat mengganggu pelarutan oksigen dalam air. Pengolahan
limbah cair dapat dilakukan dengan cara fisika, kimia dan biologi, sehingga untuk
menentukan cara pengolahan serta yang tepat diperlukan pengujian tentang toksisitas produk
pewangi dan pelembut sekali bilas terhadap biota perairan. Data yang diperoleh juga dapat
digunakan sebagai acuan dalam menentukan dosis yang tepat penggunaan pewangi dan
pelembutsekali bilas untuk mengurangi dampak negatifnya terhadap ekosistem di perairan.

Berkurangnya volume air di
permukaanbumiakibatjumlahhutan yang
berkurang


Orang menciptakanprodukpewangisekalibilas

Penurunankualitas air yang
terjadiakibattingginyakonsentrasipelembutdanpe
wangisekalibilas

Perluadanyapengujian yang
ditimbulkandariprodukpewangisekalibilas

Data yang
dihasilkanbisadijadikansebagaiacuandalammengu
rangipenggunaanproduksekalibilas

G. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir tersebut maka hipotesis penelitian ini adalah
konsentrasi pewangi dan pelembut molto ultra sekali bilas anti bacteria berpengaruh pada
ketahanan hidup ikan.


BAB III
METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, karena adanya
variabel manipulasi, variabel kontrol, variabel respon, perlakuan dan kontrol.
B.Variabel Penelitian
1. Variabel manipulasi dalam penelitian ini adalah konsentrasi pewangi dan
pelembut molto ultra sekali bilas antibacteria.
2. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah jenis ikan Platy, jumlah ikan Platy
pada setiap gelas dan volume air pada setiap akuarium.
3. Variabel respon dalam penelitian ini adalah mortalitas ikan Platy.

C. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan
Acak Lengkap (RAL). Faktor perlakuan yang digunakan ada satu, yaitu konsentrasi
pewangi dan pelembut molto ultra sekali bilas antibacteria, dengan tiga kali
pengulangan. Adapun variasi konsentrasi pewangi dan pelembut

yang diberikan


meliputi 0 ppm, 0,2 ppm, 1 tetes/100ml. Kombinasi perlakuannya adalah sebagai
berikut :
ProdukPewangi Dan Pelembut
Molto Ultra Sekali Bilas
ANTIBACTERIA

Air 100 ml (0 ppm)

D. Alat dan Bahan

1. Alat Penelitian

Air 100 ml (0,2
ppm)

Air 100 ml + 1
tetes molto ultra
sekalibilas

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah jaring ikan, pH meter air, gelas ukur,
kamera dan alat tulis.
2. Bahan penelitian
Bahan

yang

digunakan

dalam

penelitian

ini

adalah

ikan

platy,

produkpewangidanpelembut molto ultra sekalibilasantibacteria dan air secukupnya.

E. Analisis Data
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh data bahwa semakin
banyak jumlah kosentrasi produk pewangi dan pelembutsekali bilas molto ultra anti
bacteria dapat mempengaruhi perilaku ikan. Dimana semakin banyak konsentrasi
pewangi dan pelembut sekali bilas molto ultra anti bacteria semakin mempercepat
kematian ikan terbukti pada tabel no.2 dengan perlakuan ditambahkan larutan pewangi
dan pelembut sekali bilas molto ultra anti bacteria 100 mL, ikan hanya mampu bertahan
rata-rata selama 17,3 menit. Sedangkan pada tabel no.3 mampu bertahan lama karena
konsentrasi pewangi dan pelembut molto ultra sekali bilas antibacteria hanya sedikit. Hal
ini hampir sama dengan tabel no.1 yang tanpa diberi perlakuan. Selain itu pemberian
pewangi dan pelembut molto ultra sekali bilas antibacteria berpengaruh pada pH air dan
ketahanan ikan.

BAB IV
HASIL, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
NO

Perlakuan

.
1.

NO

Awal

n
Ditambahka
n 1 mL air

1
2
3
Rata-rata

Perlakuan

Pengulanga

.
2.

Pengulanga

n
Ditambahka

1

pH
Akhi

7
7
7
7

r
7
7
7
7

Awa

pH
Akhi

l

r

7

8

n larutan

Kondisi

Kondisi

Air

ikan

Jernih
Jernih
Jernih

Hidup
Hidup
Hidup

Kondis
i Air

Keterangan
mati pada

Berenang

menit ke17 menit ikan

Keruh

cepat,pingsan

mati

,

dan
2

7

8

sekali bilas 1
mL

Ikan Hidup
Ikan Hidup
Ikan Hidup

Sangat

pengharum
pelembut

Kondisi ikan

Keterangan

3

7

8

Sangat

mati
Gesit,oleng,

18,23

Keruh

pingsan mati,

menitikanmat

Sangat

Loncat-

i
17 menit ikan

Keruh

loncat,

mati

berenang
cepat,mati
Rata-rata
NO

Perlakuan

.
3.

Pengulanga
n

Ditambahka

7

1

Awal
7

8

17,3 menit

pH
Akhi
r
7

Kondisi

Kondisi

Air

ikan

Jernih

Tidak ada

n 1 mL air

perubaha

dan satu tetes

n
Tidak ada

pewangi dan

2

7

7

Jernih

Ikan hidup

Ikan hidup

perubaha

pelembut
sekali bilas

Keterangan

3

7

7

Jernih

n
Tidak ada
perubaha

Ikan hidup

n
Rata-rata

7

7

B. ANALISIS DATA
Berdasarkanpraktikum

yang

telahdilakukandiperoleh

data

bahwasemakinbanyakjumlahkosentrasiprodukpewangidanpelembutsekalibilas molto ultra
anti

bacteria

dapatmempengaruhiperilakuikan.Dimanasemakinbanyakkonsentrasipewangidanpelembutse
kalibilas molto ultra anti bacteria semakinmempercepatkematianikanterbuktipadatabel no.2
denganperlakuanditambahkanlarutanpewangidanpelembutsekalibilas
bacteria

100

mL

,

ikanhanyamampubertahan

rata-rata

molto

selama

ultra
17,3

anti
menit.

Sedangkanpadatabel no.3 mampubertahan lama karenakonsentrasipewangidanpelembut
molto ultra sekalibilasantibacteriahanyasedikit. Hal inihampirsamadengantabel no.1 yang
tanpadiberiperlakuan.

Selainitupemberianpewangidanpelembut

molto

ultra

sekalibilasantibacteriaberpengaruhpada pH air danketahananikan.
C. PEMBAHASAN

Data

yang

dianalisismenunjukkanadanyapengaruhberbagaikonsentrasipewangidanpelembut molto ultra
sekalibilasantibacteriaterhadapmortalitasikanPlaty.Konsentrasi0,2 ppm menyebabkanikan
platymatisetelahperlakuanselama17,3 menit. Hal initerjadipadasemuakonsentrasi yang
diujiyaitukematianikan

yang

terjadiberlangsungsecarabertahap.Hal

inidisebabkankarenapewangidanpelembutdalambadan air dapatmerusakinsangdan organ
pernafasanikan

yang

mengakibatkantoleransiikanterhadapbadan

air

yang

kandunganoksigennyarendahmenjadimenurun.Pewangidanpelembutdengankepekatantinggia
kanmenghambatmasuknyaoksigendariudarakedalamlarutanuji.
Sehinggaterjadipersainganuntukmendapatkanoksigen

yang

mengakibatkanikan

platy

tersebutmengalamikematian.
Varley

(1987)

dalamAnonim

(2012)

mengatakanbahwakonsentrasioksigenterlaruttergantungpadatingkatkejenuhan air itusendiri,
sedaangkankejenuhan

air

dapatdisebabkanolehkoloidal

yang

melayang

di

air

maupunjumlahlarutanlimbahpewangidanpelembut yang terlarutdalam air.MenurutWardhana
(1995)

dalamAnonim

(2012)

bahwabahanbuanganorganikdapatbereaksidenganoksigenterlarutmengikutireaksioksidasibia
sa; semakinbanyakbahanbuanganorganik di air, semakinsedikitsisakandunganoksigen

terlarut.

Selainitu,

penurunankadaroksigenterlarutdalam

air

jugadiakibatkanteganganpermukaanpewangidanpelembut

yang

menghalangipenetrasioksigendariudarakedalamlarutanuji,

jugaikan-

ikanujidalamgelasmenggunakanoksigenuntukrespirasisehinggapersediaanoksigendalamujise
makin lama semakinberkurang.
MenurutHaryani (2008), unsurdalampewangidanpelembutsekalibilas yang
berperandalammenurunkanteganganpermukaanadalahgolongansurfaktan.
Surfaktanataubahanaktifpermukaan

yang

bereaksidalammenjadikan

air

menjadibasa.Surfaktanterkonsentrasipadabataspermukaanantara air dengan gas (udara),
padatan-padatan

(debu)

dancairan-cairan

yang

tidakdapatbercampur

(minyak).Hal

initerjadikarenastruktur “Amphiphilic” yang berartibagian yang satudarimolekuladalahsuatu
yang bersifat polar ataugugusionik (sebagaikepala) denganafinitas yang kuatuntuk air
danbagianlainnyasuatuhidrokarbon

(sebagaiekor)

yang

tidaksuka

air.Surfaktaninijugaberperandalampembentukanbusa.Keberadaanbusa-busa di permukaan air
menjadisalahsatupenyebabkontakudaradan

air

terbatassehinggamenurunkankadaroksigenterlarut.
Dengandemikianakanmenyebabkanikanujikekuranganoksigendandapatmenyebabkankematia
npadaikanuji.
Mortalitasikantersebutbergantungpadakonsentrasiprodukpewangidanpelembut.Karenaproduk
pewangidanpelembutmempengaruhipenetrasioksigensehinggaberpengaruhterhadapkandunga
noksigenterlarutpada air.
Polaberenangikanpadamenitpertamamasihmenyebar.Hal
inidikarenakanmasihtersedianyasuplaioksigendalamjumahbesarkarenadayapenetrasioksigenm
asihbesar.Akan

tetapisemakin

lama

terjadiperubahanpolaberenangikandimanaikan

platymulaimendekatipermukaandandasargelas.Inimemperlihatkanbahwapenetrasioksigenkeda
lamgelasmulaiberkurang.
Berdasarkanhasilpengamatanfisikokimia

air

dapatdilihatbahwasuhu

air

meningkat.Besarnyasuhuiniterjadikarenameningkatnyakonsentrasi air, dari air yang normal
menjadi

air

yang

mengalamipenambahanzattoksik

yang

terdapatdalamprodukpewangidanpelembut.Suhumempengaruhioksigenterlarutdalamperairan.
Apabilasuhu

air

meningkatmakakelarutanoksigendalam

menurun.Penurunanoksigenterlarutdalam
jugadiakibatkankarenakandunganprodukpewangidanpelembutdalam

air
air

air.pH

air

menjadibasasetelahditambahkanprodukpewangidanpelembut.

Hal

inidisebabkankarenaprodukpewangidanpelembutbersifatbasa.Nilai pH
merupakanlogaritmanegatifdariaktivitas ion hidrogen. Beberapafaktor yang mempengaruhi
pH

perairanyaituaktivitasfotosintesis,

dankation..Karenaperubahannilai

suhu,
pH

dianggappengaruhnyaterhadapikanujijugasangatkecil.

danterdapatnya
air

anion
kecil,

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsentrasiprodukpewangidanpelembutsekalibilasmemeilikipengaruhterhadap
kehidupanikandalamperairan.Semakintinggikonsentrasipewangidanpelembutsekalibilasm
embuatketahanikanberkrangdanmempercepatkematianikan.

DAFTAR PUSTAKA
http://gebyy-agnezaa.blogspot.co.id/ padatanggal 20 september 2015 pukul 5:24
Anonim, 2010. Tinjauan Pustaka. Online. Web publikasi:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42745/5/Chapter%20I.pdf
Diakses pada tanggal 15 September 2011.
Anonim. 2009. Ikan Sebagai Indikator Pencemaran Air. Online. Web publikasi:
http://WordPress.com/akademiperikananyogyakarta.html Diakses pada
tanggal 15 Desember 2011
Connel DW dan Miller GJ. 1995. Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran. Yanti K, Penerjemah.
Penerbit University Indonesia. Jakarta. Terjemahan dari Chemistry and Toxicology of Pollution.


LAMPIRAN