Perbaikan Kualitas Produk Packing Sterilizer dengan Metode Taguchi dan Fault Tree Analysis di PT. Industri Karet Nusantara
Universitas Sumatera Utara
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1.
Sejarah Perusahaan
PT. Industri Karet Nusantara merupakan anak perusahaan dari PT.
Perkebunan Nusantara III yang berlokasi di jalan Medan Tanjung Morawa Km 9,5
Medan. Perusahaan ini didirikan oleh Yayasan Dana Tanaman Kertas (DATAK)
Departemen Pertanian RI pada tahun 1965. Pada masa perkembangannya
perusahaan ini telah beberapa kali berganti nama dan pengelolaannya, yaitu :
1.
Periode Tahun 1965-1968, perusahaan ini bernama Pabrik Ban Sepeda
TAVIP yang memproduksi ban dalam dan ban luar sepeda.
2.
Periode Tahun 1968-1971, pengelolaan pabrik ini dialihkan ke PT.
Perkebunan II dengan nama Industri Karet TAPIKA dengan tambahan
produk yaitu benang karet (rubber ban).
3.
Periode Tahun 1971-1972, seluruh pengelolaan perusahaan dialihkan ke PT.
Perkebunan II. PT. Perkebunan II menambah jenis produksinya dengan
membuat rubber article .
4.
Periode Tahun 1972-1978, pengelolaannya dialihkan dari PT. Perkebunan II
ke Kantor Pemasaran Bersama (KPB) PNP/PTP I-IX di Sumatera-Aceh.
5.
Periode Tahun 1978-1982 , pengelolaan perusahaan dikembalikan kepada PT.
Perkebunan II, pabrik telah memproduksi conveyor belt dan penjualan
berbagai compound yang digunakan oleh pabrik-pabrik swasta yang sejenis.
Universitas Sumatera Utara
6.
Periode Tahun 1982-1989, terjadi peralihan nama indutri yang menjadi
proyek industri karet PT. Perkebunan III, dimana jabatan pimpinannya
dirangkap oleh kepala bagian pengolahan PT. Perkebunan III.
7.
Periode Tahun 1989-1991, proyek mulai menjajaki pasar luar negeri dengan
mengekspor rubber glove ke Jerman. Pembangunan pabrik rubber thread
mulai dilaksanakan karena prospek pasar untuk ekspor benang karet terbuka
luas mengingat kompetitor didalam negeri masih sangat kecil.
8.
Periode Tahun 1991-1996, status proyek industri karet dirubah menjadi status
unit Pabrik Industri Karet (PIK) dimana pada periode ini pabrik rubber
thread telah selesai dibangun sebanyak 4 line dan telah melakukan ekspor ke
berbagai negara.
9.
Periode Tahun 1996 sampai sekarang , manajemen PTP III, PTP IV dan PTP
V digabung menjadi PT. Perlebunan Nusantara III, dimana PT. Industri Karet
Nusantara merupakan salah satu unit yang bernaung didalamnya dan
menghasilkan produk berupa rubber article, conveyor belt, dock fender,
packing sterilizer, sarung tangan dan benang karet dengan dua unit pabrik
yaitu rubber article factory dan rubber thread factory.
2.2.
Ruang Lingkup Bidang Usaha
Secara garis besar, PT. Industri Karet Nusantara terdiri dari dua pabrik
yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1.
Rubber Article Factory (RAF)
Produk yang dihasilkan adalah :
a. Rubber impeller
b. Dock fender
c. Packing sterilizer
2.
Rubber Thread Factory (RTF)
Produk yang dihasilkan berupa produk setengah jadi yaitu benang karet.
Benang karet yang dihasilkan adalah jenis talcum round section dengan
berbagai count (jenis ukuran) dan warna.
2.3.
Lokasi Perusahaan
PT. Industri Karet Nusantara terletak di jalan Medan-Tanjung Morawa Km
9,5 Medan, dengan luas sekitar 77.500.000 m2. Lahan tersebut digunakan untuk
bangunan kantor dan pabrik.
2.4.
Daerah Pemasaran
Hasil produksi PT. Industri Karet Nusantara diedarkan ke beberapa pabrik
dan perusahaan garmen/manufaktur lokal dan juga ke beberapa negara seperti
Malaysia, Thailand, Cina dan Jepang.
2.5.
Proses Produksi
Proses produksi merupakan suatu cara, metode dan teknik untuk mengolah
bahan baku menjadi barang setengah jadi ataupun barang jadi dengan
Universitas Sumatera Utara
menggunakan sumber-sumber yang ada. PT. Industri Karet Nusantara bergerak
dalam pengolahan lateks menjadi Rubber Article (packing sterilizer ). Proses
pembuatan packing sterilizer sebagai suatu produk jadi dari pabrik karet dapat
diuraikan dalam subbab berikut ini.
2.5.1. Standar Mutu Produk
Produk yang dihasilkan dari pengolahan karet alam yang dilakukan
memiliki standar mutu produk berdasarkan ISO 9002 untuk kegiatan manufaktur
dan ISO 14000 untuk kebijakan pemakaian sumber daya alam dan penanganan
terhadap lingkungan. Sasaran mutu produksinya adalah sebagai berikut :
1. A-grade, yaitu mutu produksi yang bernilai tinggi. Spesifikasi mutu produksi
ini adalah 92,50% - 100% produk dalam keadaan baik, yaitu masuk dalam
kelayakan sifat fisika.
2. B-grade, yaitu mutu produksi yang tidak baik, namun pelanggan tetap
menerima produk tersebut. Produk tersebut memiliki nilai spesifikasi mutu
minimal 3,10% dalam keadaan baik, yaitu tidak memenuhi semua sifat fisika.
3. Wastage, yaitu mutu produksi yang tidak baik dan tidak diterima oleh
pelanggan. Spesifikasi wastage yaitu tidak memenuhi sifat fisika. Dalam hal
ini wastage ini dapat digunakan kembali sebagai campuran bahan baku pada
proses produksi.
Universitas Sumatera Utara
2.5.2. Bahan yang Digunakan
Adapun bahan yang digunakan dalam proses pengolahan packing sterilizer
ini dibagi dalam tiga jenis yaitu bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan.
1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama yang ikut dalam proses produksi hingga
menjadi produk akhir. Bahan baku yang digunakan adalah karet alam, yaitu
centrifuged lateks, dengan kadar DRC (Dry Rubber Content) 60%. Bahan
baku lateks yang diperoleh berasal dari kebun PTPN III Rambutan, Tebing
Tinggi.
2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan
berfungsi meningkatkan mutu produk serta merupakan bagian dari produk
akhir. Bahan tambahan yang digunakan adalah:
a. Plastik, kemasan yang digunakan plastik transparan tebal yang berukuran
besar.
b. Seal tape, merupakan bahan yang berfungsi sebagai perekat pada plastik.
c. Pewarna, yaitu mikrossol blak 2B.
d. Elastomer, merupakan karet sintetis yang digunakan untuk menambah
sifat elastis produk.
e. Stabilisator, berfungsi untuk menstabilkan lateks. Zat kimia yang
digunakan sebagai stabilisator adalah KOH 30 % dan Potasium Oleat
20%.
Universitas Sumatera Utara
f. Vulkanisir , berfungsi untuk mengikat ion-ion packing sterilizer sehingga
zat-zat yang ada menyatu. Sulfur 60% berfungsi mengikat ion-ion pada
packing sterilizer (mengeraskan packing sterilizer ).
g. Activator, berfungsi untuk mengaktifkan lateks. Zat activator yang
digunakan adalah ZnO 60%.
h. Anti Oksidan, berfungsi untuk membunuh kuman-kuman agar lateks tidak
cepat mengalami pembusukan atau cepat rusak. Zat kimia yang digunakan
adalah wingstay-1 dan Sunproof 50%.
3. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah suatu bahan yang digunakan untuk memperlancar
proses produksi, tetapi tidak tampak di bagian akhir produk. Bahan penolong
yang digunakan adalah :
a. Demin water , merupakan bahan penolong paling utama dalam pembuatan
compound packing sterilizer . Misalnya untuk membersihkan former
sebagai pendingin dan juga campuran bahan kimia.
2.5.3. Uraian Proses Produksi
2.5.3.1. Chemical Laboratory Section
Lateks sebagai bahan baku utama terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan
pada chemical laboratory section. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kualitas
bahan yang akan digunakan pada proses produksi benang karet apakah layak
digunakan atau tidak.
Universitas Sumatera Utara
2.5.3.2. Penimbangan Lateks
Bahan baku lateks yang telah diperiksa pada chemical laboratory section
dan telah memenuhi standar mutu yang baik akan di-transfer ke tangki induk (6
buah) dengan kapasitas tangki 55 ton/tangki. Lateks yang hendak diolah menjadi
packing sterilizer terlebih dahulu ditimbang melalui weighting tank dan
disesuaikan dengan jumlah produksi.
2.5.3.3.Compounding Section
1. Pembuatan Dispersi, Solusi dan Emulsi
Compound adalah lateks yang dicampurkan dengan bahan kimia dimana
bahan-bahan kimia tersebut diformulasikan dalam tiga bentuk, yaitu :
a. Dispersi
Dispersi adalah campuran bahan kimia yang sukar larut dalam air
(berbentuk tepung). Bahan kimia powder yang digunakan dihaluskan
dengan menggunakan grinding molteni (alat penggiling). Dispersi ini
terdiri dari wingstay 55 %, microsol black 2B, Zink Oxide 60%, dan sulfur
60%. Proses dispersi dilakukan di dalam wetting tank dengan cara
mencampurkan bahan dengan air, kemudian disimpan dalam dispertion
storage tank
b. Solusi
Solusi adalah campuran homogen antara bahan kimia yang larut dalam air,
contohnya KOH. Solusi terdiri dari KOH 30% yang dicampurkan dengan
Universitas Sumatera Utara
air berdasarkan perbandingan antara pelarut (air) dengan zat terlarut yang
kemudian disimpan dalam solution storage tank
c. Emulsi adalah campuran bahan kimia yang tidak larut dalam air, untuk
mempermudah proses pencampuran digunakan bahan tertentu yang
disebut emulgator. Emulsi terdiri dari sunproof 50% dan pottasium oleat
20%, kemudian disimpan didalam emultion storage tank.
2. Pembentukan Compound (In Active Compound)
Pada proses pembentukan compound dilakukan pencampuran bahan baku
yaitu lateks dengan bahan kimia (dispersi, solusi dan emulsi). Lateks yang
telah ditimbang dipompakan ke in active tank dengan vacuum pressure pump.
Pada saat yang bersamaan dilakukan penimbangan ketiga bahan kimia yakni
dispersi, solusi, serta emulsi sesuai dengan jumlah yang diperlukan.
Penimbangan dilakukan di weighting tank. Setelah ditimbang, bahan kimia
diteruskan ke tangki manual/tangki sorong (trolly) melalui pipa. Bahan-bahan
kimia tersebut diaduk dengan menggunakan stirrer portable dalam trolly,
selanjutnya dipompakan ke in active tank dengan vacuum pressure pump.
3. Aktivasi Compound
Lateks dan campuran bahan kimia yang telah berada in active tank dicampur
dengan bahan activator seperti ZnO 60%, KOH 30%, dan demin water . Proses
ini disebut proses maturasi atau pematangan compound yang dilakukan selama
kurang lebih 2 jam dengan suhu 30ºC.
Universitas Sumatera Utara
4. Homogenisasi
Homogenasi yaitu proses untuk menyatukan compound agar tercampur
dengan baik dan homogen. Apabila tidak tercampur dengan baik, maka dapat
mempengaruhi proses dan produk akhir, artinya mutu dari packing sterilizer
yang dihasilkan tidak memenuhi standar. Proses ini dilakukan dengan
menggunakan homogenizer machine . Melalui sebuah monopump, compound
dipindahkan ke homogenizer machine. Proses homogenasi ini berlangsung
selama 1 jam dengan suhu yang masih sama pada proses active compound.
2.5.3.4. Vulkanisasi Section
Compound yang telah dihomogenisasi selanjutnya dimasukkan kedalam
mesin press. Pada proses vulkanisasi ditambahkan elastomer untuk merubah karet
yang semula bersifat plastis, liat dan tidak mantap terhadap suhu ( thermoplastis)
menjadi elastis, kuat dan mantap bentuknya terhadap perubahan suhu (thermoset).
Suhu pada proses ini berkisar antara 100-120ºC dan tekanan mesin press berkisar
antara 36-38Pa. Proses ini dilakukan selama ±1 jam sampai dihasilkan lembaran
karet yang berwarna hitam pekat. Lembaran karet yang telah terbentuk
dikeluarkan dari mesin press untuk didinginkan selama 5 – 10 menit pada suhu
ruangan.
Universitas Sumatera Utara
2.5.3.5. Molding Section
Lembaran karet yang telah didinginkan selanjutnya dibawa ke bagian
molding. Pada tahap ini, lembaran karet tersebut dipotong sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditetapkan secara manual. Hasil potongan tersebut
dimasukkan kedalam cetakan packing sterilizer yang telah dipersiapkan
sebelumnya. Selanjutnya dilakukan proses pemanasan yang bertujuan untuk
membentuk packing sterilizer sesuai dengan cetakan yang telah ditetapkan. Proses
ini dilakukan selama ±1 jam pada suhu antara 120-140 ºC.
2.5.3.6. Finishing
Setelah proses pemanasan, produk tersebut didinginkan kembali. Proses
pendinginan berlangsung dengan suhu ruangan. Maksud pendinginan ini adalah
untuk menormalkan panas pada packing sterilizer setelah terjadi pemasakan. Jika
produk
masuk ke dalam kemasan dalam keadaan panas akan terjadi proses
oksidasi pada produk yang akan merusak mutu produk.
Proses akhir adalah pengepakan packing sterilizer dengan menggunakan
plastik tebal. Selanjutnya dilakukan penimbangan dengan menggunakan
timbangan digital dan pemberian label sesuai dengan spesifikasinya. Kemudian
kemasan yang telah diberi label diselotip untuk selanjutnya diangkut dengan
menggunakan hand pallet menuju gudang bahan jadi.
Universitas Sumatera Utara
2.6.
Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan
2.6.1. Struktur Organisasi Perusahaan
Organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerjasama untuk
mencapai suatu tujuan tertentu, sedangkan stuktur organisasi adalah kerangka
antar hubungan dari orang-orang atau unit-unit organisasi yang masing-masing
memiliki tugas dan tanggung jawab serta wewenang tertentu.
Pengorganisasian dan bagian yang berbeda-beda diperlukan struktur
organisasi yang akan memberikan pengertian yang mudah mengenai organisasi
yang bersangkutan. Dengan adanya struktur organisasi, maka setiap karyawan dan
pimpinan akan mengetahui batas kewajibannya, wewenangnya serta tanggung
jawab yang dilimpahkan kepadanya.
Struktur organisasi pada PT. Industri Karet Nusantara berbentuk
organisasi lini-fungsional, dimana manager sebagai pimpinan perusahaan
membawahi dan memberikan instruksi pada setiap bagian seperti bagian teknik
dan proses, bagian pemasaran, bagian tata usaha, personalia dan bagian umum
serta bagian quality control dan bagian-bagian tersebut hanya bertanggungjawab
pada atasannya langsung. Struktur organisasi PT. Industri Karet Nusantara dapat
dilihat pada Gambar 2.1.
Universitas Sumatera Utara
Pemengang Saham
Dewan Komisaris
Direktur Utama
Kabag Pembiayaan
dan Pemasaran
Staff
Pembiayaan/
Umum
Staff
Pemasaran
Manager Pabrik
Rubber Thread &
Pabrik Articles
Manager Pabrik
Resiprene
Asisten
Teknik
Asisten
Pengolahan
LAB/QC
Asisten
TU/PU
PAPAM
Asisten
TU/PU
Asisten
LAB/QC
PRTRA
Asisten
Pengolahan
PRT
Asisten
Pengolahan
PRA
Asisten
Teknik
PRTRA
Sumber : PT Industri Karet Nusantara
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Industri Karet Nusantara
Universitas Sumatera Utara
2.6.2. Tugas dan Tanggung Jawab
Setiap jabatan mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Pembagian tugas diberikan berdasarkan keahlian maupun spesialisasi yang
dimiliki sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lancar. Uraian tugas dan
tanggung jawab pada PT. Industri Karet Nusantara dapat dilihat pada Lampiran I.
2.6.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja
Jumlah tenaga kerja pada PT. Industri Karet Nusantara adalah 231 orang.
Rincian jumlah tenaga kerja tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1. Pengaturan jam
kerja disesuaikan dengan peraturan Depnaker dan Perjanjian Serikat Pekerja
(PSP) antara perusahaan dan wakil karyawan, dimana nominal jam kerja
karyawan adalah 40 jam perminggu dan selebihnya diperkirakan sebagai jam
kerja lembur.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Tabel 2.1. Rekapitulasi Jumlah Tenaga Kerja
PT Industri Karet Nusantara
Bagian
Jumlah (Orang)
Pembiayaan dan Pemasaran
9
Manager Pabrik Resiprene
1
Asisten Teknik Pabrik Resiprene
2
Asisten Pengolahan Pabrik Resiprene
60
Asisten Lab/QC Pabrik Resiprene
5
Asisten TU/PU Pabrik Resiprene
13
Manager Pabrik Rubber Thread dan Rubber Article
1
Asisten Teknik Pabrik Rubber Thread dan Rubber Article
3
Asisten Pengolahan Pabrik Rubber Thread
40
Asisten Pengolahan Pabrik Rubber Article
50
Asisten Lab/QC Pabrik Rubber Thread dan Rubber Article
12
Asisten TU/PU
15
PAPAM
20
Sumber : PT Industri Karet Nusantara
V-43
Universitas Sumatera Utara
2.6.4.
Sistem Pengupahan
Kesejahteraan merupakan faktor yang ikut menunjang produktivitas
pekerja. Pemberian gaji atau upah yang memadai merupakan upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan pekerja. Sistem pengupahan yang ditetapkan oleh
PT. Industri Karet Nusantara berpedoman pada ketentuan Upah Minimum
Sektoral Regional (UMSR) yang ditetapkan pemerintah.
Selain gaji pokok tersebut, perusahaan juga memberikan tunjangan lain,
yaitu berupa :
1.
Upah lembur
2.
Tunjangan hari besar keagamaan
3.
Tunjangan santunan sosial
4.
Tunjangan makan
5.
Tunjangan dinas
6.
Tunjangan anak sekolah
7.
Tunjangan pindah rumah
8.
Bonus
Disamping pemberian gaji pokok dan tunjangan-tunjangan tersebut, usaha-
usaha lain yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja
adalah :
1.
Jaminan sosial tenaga kerja
2.
Cuti
3.
Dispensasi
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan juga melakukan penilaian terhadap performance pekerja
mengenai kehadiran, kemampuan, produktivitas kerja dan lain-lain. Lembaran
penilaian ini diisi oleh atasan dan dilakukan evaluasi tiap bulannya. Pekerja yang
keterampilan kerjanya dinilai kurang akan diberikan pengarahan dan training
guna meningkatkan keterampilan dan kemampuannya dalam bekerja. Sedangkan
untuk karyawan berprestasi akan diberikan penghargaan khusus oleh perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1.
Sejarah Perusahaan
PT. Industri Karet Nusantara merupakan anak perusahaan dari PT.
Perkebunan Nusantara III yang berlokasi di jalan Medan Tanjung Morawa Km 9,5
Medan. Perusahaan ini didirikan oleh Yayasan Dana Tanaman Kertas (DATAK)
Departemen Pertanian RI pada tahun 1965. Pada masa perkembangannya
perusahaan ini telah beberapa kali berganti nama dan pengelolaannya, yaitu :
1.
Periode Tahun 1965-1968, perusahaan ini bernama Pabrik Ban Sepeda
TAVIP yang memproduksi ban dalam dan ban luar sepeda.
2.
Periode Tahun 1968-1971, pengelolaan pabrik ini dialihkan ke PT.
Perkebunan II dengan nama Industri Karet TAPIKA dengan tambahan
produk yaitu benang karet (rubber ban).
3.
Periode Tahun 1971-1972, seluruh pengelolaan perusahaan dialihkan ke PT.
Perkebunan II. PT. Perkebunan II menambah jenis produksinya dengan
membuat rubber article .
4.
Periode Tahun 1972-1978, pengelolaannya dialihkan dari PT. Perkebunan II
ke Kantor Pemasaran Bersama (KPB) PNP/PTP I-IX di Sumatera-Aceh.
5.
Periode Tahun 1978-1982 , pengelolaan perusahaan dikembalikan kepada PT.
Perkebunan II, pabrik telah memproduksi conveyor belt dan penjualan
berbagai compound yang digunakan oleh pabrik-pabrik swasta yang sejenis.
Universitas Sumatera Utara
6.
Periode Tahun 1982-1989, terjadi peralihan nama indutri yang menjadi
proyek industri karet PT. Perkebunan III, dimana jabatan pimpinannya
dirangkap oleh kepala bagian pengolahan PT. Perkebunan III.
7.
Periode Tahun 1989-1991, proyek mulai menjajaki pasar luar negeri dengan
mengekspor rubber glove ke Jerman. Pembangunan pabrik rubber thread
mulai dilaksanakan karena prospek pasar untuk ekspor benang karet terbuka
luas mengingat kompetitor didalam negeri masih sangat kecil.
8.
Periode Tahun 1991-1996, status proyek industri karet dirubah menjadi status
unit Pabrik Industri Karet (PIK) dimana pada periode ini pabrik rubber
thread telah selesai dibangun sebanyak 4 line dan telah melakukan ekspor ke
berbagai negara.
9.
Periode Tahun 1996 sampai sekarang , manajemen PTP III, PTP IV dan PTP
V digabung menjadi PT. Perlebunan Nusantara III, dimana PT. Industri Karet
Nusantara merupakan salah satu unit yang bernaung didalamnya dan
menghasilkan produk berupa rubber article, conveyor belt, dock fender,
packing sterilizer, sarung tangan dan benang karet dengan dua unit pabrik
yaitu rubber article factory dan rubber thread factory.
2.2.
Ruang Lingkup Bidang Usaha
Secara garis besar, PT. Industri Karet Nusantara terdiri dari dua pabrik
yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1.
Rubber Article Factory (RAF)
Produk yang dihasilkan adalah :
a. Rubber impeller
b. Dock fender
c. Packing sterilizer
2.
Rubber Thread Factory (RTF)
Produk yang dihasilkan berupa produk setengah jadi yaitu benang karet.
Benang karet yang dihasilkan adalah jenis talcum round section dengan
berbagai count (jenis ukuran) dan warna.
2.3.
Lokasi Perusahaan
PT. Industri Karet Nusantara terletak di jalan Medan-Tanjung Morawa Km
9,5 Medan, dengan luas sekitar 77.500.000 m2. Lahan tersebut digunakan untuk
bangunan kantor dan pabrik.
2.4.
Daerah Pemasaran
Hasil produksi PT. Industri Karet Nusantara diedarkan ke beberapa pabrik
dan perusahaan garmen/manufaktur lokal dan juga ke beberapa negara seperti
Malaysia, Thailand, Cina dan Jepang.
2.5.
Proses Produksi
Proses produksi merupakan suatu cara, metode dan teknik untuk mengolah
bahan baku menjadi barang setengah jadi ataupun barang jadi dengan
Universitas Sumatera Utara
menggunakan sumber-sumber yang ada. PT. Industri Karet Nusantara bergerak
dalam pengolahan lateks menjadi Rubber Article (packing sterilizer ). Proses
pembuatan packing sterilizer sebagai suatu produk jadi dari pabrik karet dapat
diuraikan dalam subbab berikut ini.
2.5.1. Standar Mutu Produk
Produk yang dihasilkan dari pengolahan karet alam yang dilakukan
memiliki standar mutu produk berdasarkan ISO 9002 untuk kegiatan manufaktur
dan ISO 14000 untuk kebijakan pemakaian sumber daya alam dan penanganan
terhadap lingkungan. Sasaran mutu produksinya adalah sebagai berikut :
1. A-grade, yaitu mutu produksi yang bernilai tinggi. Spesifikasi mutu produksi
ini adalah 92,50% - 100% produk dalam keadaan baik, yaitu masuk dalam
kelayakan sifat fisika.
2. B-grade, yaitu mutu produksi yang tidak baik, namun pelanggan tetap
menerima produk tersebut. Produk tersebut memiliki nilai spesifikasi mutu
minimal 3,10% dalam keadaan baik, yaitu tidak memenuhi semua sifat fisika.
3. Wastage, yaitu mutu produksi yang tidak baik dan tidak diterima oleh
pelanggan. Spesifikasi wastage yaitu tidak memenuhi sifat fisika. Dalam hal
ini wastage ini dapat digunakan kembali sebagai campuran bahan baku pada
proses produksi.
Universitas Sumatera Utara
2.5.2. Bahan yang Digunakan
Adapun bahan yang digunakan dalam proses pengolahan packing sterilizer
ini dibagi dalam tiga jenis yaitu bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan.
1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama yang ikut dalam proses produksi hingga
menjadi produk akhir. Bahan baku yang digunakan adalah karet alam, yaitu
centrifuged lateks, dengan kadar DRC (Dry Rubber Content) 60%. Bahan
baku lateks yang diperoleh berasal dari kebun PTPN III Rambutan, Tebing
Tinggi.
2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan
berfungsi meningkatkan mutu produk serta merupakan bagian dari produk
akhir. Bahan tambahan yang digunakan adalah:
a. Plastik, kemasan yang digunakan plastik transparan tebal yang berukuran
besar.
b. Seal tape, merupakan bahan yang berfungsi sebagai perekat pada plastik.
c. Pewarna, yaitu mikrossol blak 2B.
d. Elastomer, merupakan karet sintetis yang digunakan untuk menambah
sifat elastis produk.
e. Stabilisator, berfungsi untuk menstabilkan lateks. Zat kimia yang
digunakan sebagai stabilisator adalah KOH 30 % dan Potasium Oleat
20%.
Universitas Sumatera Utara
f. Vulkanisir , berfungsi untuk mengikat ion-ion packing sterilizer sehingga
zat-zat yang ada menyatu. Sulfur 60% berfungsi mengikat ion-ion pada
packing sterilizer (mengeraskan packing sterilizer ).
g. Activator, berfungsi untuk mengaktifkan lateks. Zat activator yang
digunakan adalah ZnO 60%.
h. Anti Oksidan, berfungsi untuk membunuh kuman-kuman agar lateks tidak
cepat mengalami pembusukan atau cepat rusak. Zat kimia yang digunakan
adalah wingstay-1 dan Sunproof 50%.
3. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah suatu bahan yang digunakan untuk memperlancar
proses produksi, tetapi tidak tampak di bagian akhir produk. Bahan penolong
yang digunakan adalah :
a. Demin water , merupakan bahan penolong paling utama dalam pembuatan
compound packing sterilizer . Misalnya untuk membersihkan former
sebagai pendingin dan juga campuran bahan kimia.
2.5.3. Uraian Proses Produksi
2.5.3.1. Chemical Laboratory Section
Lateks sebagai bahan baku utama terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan
pada chemical laboratory section. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kualitas
bahan yang akan digunakan pada proses produksi benang karet apakah layak
digunakan atau tidak.
Universitas Sumatera Utara
2.5.3.2. Penimbangan Lateks
Bahan baku lateks yang telah diperiksa pada chemical laboratory section
dan telah memenuhi standar mutu yang baik akan di-transfer ke tangki induk (6
buah) dengan kapasitas tangki 55 ton/tangki. Lateks yang hendak diolah menjadi
packing sterilizer terlebih dahulu ditimbang melalui weighting tank dan
disesuaikan dengan jumlah produksi.
2.5.3.3.Compounding Section
1. Pembuatan Dispersi, Solusi dan Emulsi
Compound adalah lateks yang dicampurkan dengan bahan kimia dimana
bahan-bahan kimia tersebut diformulasikan dalam tiga bentuk, yaitu :
a. Dispersi
Dispersi adalah campuran bahan kimia yang sukar larut dalam air
(berbentuk tepung). Bahan kimia powder yang digunakan dihaluskan
dengan menggunakan grinding molteni (alat penggiling). Dispersi ini
terdiri dari wingstay 55 %, microsol black 2B, Zink Oxide 60%, dan sulfur
60%. Proses dispersi dilakukan di dalam wetting tank dengan cara
mencampurkan bahan dengan air, kemudian disimpan dalam dispertion
storage tank
b. Solusi
Solusi adalah campuran homogen antara bahan kimia yang larut dalam air,
contohnya KOH. Solusi terdiri dari KOH 30% yang dicampurkan dengan
Universitas Sumatera Utara
air berdasarkan perbandingan antara pelarut (air) dengan zat terlarut yang
kemudian disimpan dalam solution storage tank
c. Emulsi adalah campuran bahan kimia yang tidak larut dalam air, untuk
mempermudah proses pencampuran digunakan bahan tertentu yang
disebut emulgator. Emulsi terdiri dari sunproof 50% dan pottasium oleat
20%, kemudian disimpan didalam emultion storage tank.
2. Pembentukan Compound (In Active Compound)
Pada proses pembentukan compound dilakukan pencampuran bahan baku
yaitu lateks dengan bahan kimia (dispersi, solusi dan emulsi). Lateks yang
telah ditimbang dipompakan ke in active tank dengan vacuum pressure pump.
Pada saat yang bersamaan dilakukan penimbangan ketiga bahan kimia yakni
dispersi, solusi, serta emulsi sesuai dengan jumlah yang diperlukan.
Penimbangan dilakukan di weighting tank. Setelah ditimbang, bahan kimia
diteruskan ke tangki manual/tangki sorong (trolly) melalui pipa. Bahan-bahan
kimia tersebut diaduk dengan menggunakan stirrer portable dalam trolly,
selanjutnya dipompakan ke in active tank dengan vacuum pressure pump.
3. Aktivasi Compound
Lateks dan campuran bahan kimia yang telah berada in active tank dicampur
dengan bahan activator seperti ZnO 60%, KOH 30%, dan demin water . Proses
ini disebut proses maturasi atau pematangan compound yang dilakukan selama
kurang lebih 2 jam dengan suhu 30ºC.
Universitas Sumatera Utara
4. Homogenisasi
Homogenasi yaitu proses untuk menyatukan compound agar tercampur
dengan baik dan homogen. Apabila tidak tercampur dengan baik, maka dapat
mempengaruhi proses dan produk akhir, artinya mutu dari packing sterilizer
yang dihasilkan tidak memenuhi standar. Proses ini dilakukan dengan
menggunakan homogenizer machine . Melalui sebuah monopump, compound
dipindahkan ke homogenizer machine. Proses homogenasi ini berlangsung
selama 1 jam dengan suhu yang masih sama pada proses active compound.
2.5.3.4. Vulkanisasi Section
Compound yang telah dihomogenisasi selanjutnya dimasukkan kedalam
mesin press. Pada proses vulkanisasi ditambahkan elastomer untuk merubah karet
yang semula bersifat plastis, liat dan tidak mantap terhadap suhu ( thermoplastis)
menjadi elastis, kuat dan mantap bentuknya terhadap perubahan suhu (thermoset).
Suhu pada proses ini berkisar antara 100-120ºC dan tekanan mesin press berkisar
antara 36-38Pa. Proses ini dilakukan selama ±1 jam sampai dihasilkan lembaran
karet yang berwarna hitam pekat. Lembaran karet yang telah terbentuk
dikeluarkan dari mesin press untuk didinginkan selama 5 – 10 menit pada suhu
ruangan.
Universitas Sumatera Utara
2.5.3.5. Molding Section
Lembaran karet yang telah didinginkan selanjutnya dibawa ke bagian
molding. Pada tahap ini, lembaran karet tersebut dipotong sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditetapkan secara manual. Hasil potongan tersebut
dimasukkan kedalam cetakan packing sterilizer yang telah dipersiapkan
sebelumnya. Selanjutnya dilakukan proses pemanasan yang bertujuan untuk
membentuk packing sterilizer sesuai dengan cetakan yang telah ditetapkan. Proses
ini dilakukan selama ±1 jam pada suhu antara 120-140 ºC.
2.5.3.6. Finishing
Setelah proses pemanasan, produk tersebut didinginkan kembali. Proses
pendinginan berlangsung dengan suhu ruangan. Maksud pendinginan ini adalah
untuk menormalkan panas pada packing sterilizer setelah terjadi pemasakan. Jika
produk
masuk ke dalam kemasan dalam keadaan panas akan terjadi proses
oksidasi pada produk yang akan merusak mutu produk.
Proses akhir adalah pengepakan packing sterilizer dengan menggunakan
plastik tebal. Selanjutnya dilakukan penimbangan dengan menggunakan
timbangan digital dan pemberian label sesuai dengan spesifikasinya. Kemudian
kemasan yang telah diberi label diselotip untuk selanjutnya diangkut dengan
menggunakan hand pallet menuju gudang bahan jadi.
Universitas Sumatera Utara
2.6.
Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan
2.6.1. Struktur Organisasi Perusahaan
Organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerjasama untuk
mencapai suatu tujuan tertentu, sedangkan stuktur organisasi adalah kerangka
antar hubungan dari orang-orang atau unit-unit organisasi yang masing-masing
memiliki tugas dan tanggung jawab serta wewenang tertentu.
Pengorganisasian dan bagian yang berbeda-beda diperlukan struktur
organisasi yang akan memberikan pengertian yang mudah mengenai organisasi
yang bersangkutan. Dengan adanya struktur organisasi, maka setiap karyawan dan
pimpinan akan mengetahui batas kewajibannya, wewenangnya serta tanggung
jawab yang dilimpahkan kepadanya.
Struktur organisasi pada PT. Industri Karet Nusantara berbentuk
organisasi lini-fungsional, dimana manager sebagai pimpinan perusahaan
membawahi dan memberikan instruksi pada setiap bagian seperti bagian teknik
dan proses, bagian pemasaran, bagian tata usaha, personalia dan bagian umum
serta bagian quality control dan bagian-bagian tersebut hanya bertanggungjawab
pada atasannya langsung. Struktur organisasi PT. Industri Karet Nusantara dapat
dilihat pada Gambar 2.1.
Universitas Sumatera Utara
Pemengang Saham
Dewan Komisaris
Direktur Utama
Kabag Pembiayaan
dan Pemasaran
Staff
Pembiayaan/
Umum
Staff
Pemasaran
Manager Pabrik
Rubber Thread &
Pabrik Articles
Manager Pabrik
Resiprene
Asisten
Teknik
Asisten
Pengolahan
LAB/QC
Asisten
TU/PU
PAPAM
Asisten
TU/PU
Asisten
LAB/QC
PRTRA
Asisten
Pengolahan
PRT
Asisten
Pengolahan
PRA
Asisten
Teknik
PRTRA
Sumber : PT Industri Karet Nusantara
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Industri Karet Nusantara
Universitas Sumatera Utara
2.6.2. Tugas dan Tanggung Jawab
Setiap jabatan mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Pembagian tugas diberikan berdasarkan keahlian maupun spesialisasi yang
dimiliki sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lancar. Uraian tugas dan
tanggung jawab pada PT. Industri Karet Nusantara dapat dilihat pada Lampiran I.
2.6.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja
Jumlah tenaga kerja pada PT. Industri Karet Nusantara adalah 231 orang.
Rincian jumlah tenaga kerja tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1. Pengaturan jam
kerja disesuaikan dengan peraturan Depnaker dan Perjanjian Serikat Pekerja
(PSP) antara perusahaan dan wakil karyawan, dimana nominal jam kerja
karyawan adalah 40 jam perminggu dan selebihnya diperkirakan sebagai jam
kerja lembur.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Tabel 2.1. Rekapitulasi Jumlah Tenaga Kerja
PT Industri Karet Nusantara
Bagian
Jumlah (Orang)
Pembiayaan dan Pemasaran
9
Manager Pabrik Resiprene
1
Asisten Teknik Pabrik Resiprene
2
Asisten Pengolahan Pabrik Resiprene
60
Asisten Lab/QC Pabrik Resiprene
5
Asisten TU/PU Pabrik Resiprene
13
Manager Pabrik Rubber Thread dan Rubber Article
1
Asisten Teknik Pabrik Rubber Thread dan Rubber Article
3
Asisten Pengolahan Pabrik Rubber Thread
40
Asisten Pengolahan Pabrik Rubber Article
50
Asisten Lab/QC Pabrik Rubber Thread dan Rubber Article
12
Asisten TU/PU
15
PAPAM
20
Sumber : PT Industri Karet Nusantara
V-43
Universitas Sumatera Utara
2.6.4.
Sistem Pengupahan
Kesejahteraan merupakan faktor yang ikut menunjang produktivitas
pekerja. Pemberian gaji atau upah yang memadai merupakan upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan pekerja. Sistem pengupahan yang ditetapkan oleh
PT. Industri Karet Nusantara berpedoman pada ketentuan Upah Minimum
Sektoral Regional (UMSR) yang ditetapkan pemerintah.
Selain gaji pokok tersebut, perusahaan juga memberikan tunjangan lain,
yaitu berupa :
1.
Upah lembur
2.
Tunjangan hari besar keagamaan
3.
Tunjangan santunan sosial
4.
Tunjangan makan
5.
Tunjangan dinas
6.
Tunjangan anak sekolah
7.
Tunjangan pindah rumah
8.
Bonus
Disamping pemberian gaji pokok dan tunjangan-tunjangan tersebut, usaha-
usaha lain yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja
adalah :
1.
Jaminan sosial tenaga kerja
2.
Cuti
3.
Dispensasi
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan juga melakukan penilaian terhadap performance pekerja
mengenai kehadiran, kemampuan, produktivitas kerja dan lain-lain. Lembaran
penilaian ini diisi oleh atasan dan dilakukan evaluasi tiap bulannya. Pekerja yang
keterampilan kerjanya dinilai kurang akan diberikan pengarahan dan training
guna meningkatkan keterampilan dan kemampuannya dalam bekerja. Sedangkan
untuk karyawan berprestasi akan diberikan penghargaan khusus oleh perusahaan.
Universitas Sumatera Utara