S KIM 1200137 Chapter1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial yang secara naluriah
memiliki rasa ingin diakui di dalam kelompoknya, semakin menjadi tuntutan
sebagai upaya untuk mempertahankan kehidupannya. Pengakuan tersebut lahir
dari diri manusia itu sendiri sebagai sebuah kebutuhan naluriah, berupa
perwujudan diri untuk melakukan hal terbaik yang bisa dilakukan sepanjang
hayatnya. Perwujudan diri dalam ilmu psikologi disebut juga sebagai aktualisasi
diri. Kebutuhan akan perwujudan diri merupakan tingkatan tertinggi dari
perkembangan psikologi seorang manusia yang bisa dicapainya. Manusia yang
bisa mengembangkan, menggunakan semua bakat serta kemampuannya dan
karena hal tersebut memperkaya hidupnya, merupakan perwujudan dari
aktualisasi diri (Munandar, 1992). Aktualisasi diri juga dapat dipandang sebagai
upaya seorang manusia untuk memaksimalkan potensi diri yang dianugerahkan
Tuhan kepadanya.
Kreativitas merupakan komponen penting yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan aktualisasi diri. Gardner (dalam Beetlestone, 2012) menyebutkan
bahwa kreativitas merupakan salah satu dari multipel intelejensi yang meliputi
berbagai macam fungsi otak. Aspek kreatif otak mampu membantu menjelaskan
dan menginterpretasikan hal abstrak yang ditemui individu tersebut dalam

kehidupan. Selain itu, manusia yang dapat mengoptimalkan nilai kreatif yang
dimilikinya telah memasuki jalan bagi munculnya self directed. Munculnya sikap
self directed dalam diri manusia mampu mendorong sikap lain berkembang
sebagai potensi yang dimilikinya, seperti halnya sikap literasi dan numerasi
(Beetlestone, 2012). Sikap-sikap positif tersebut akan mendorong setiap manusia
untuk mengaktualisasikan dirinya dalam lingkungan sosial yang ditempatinya.
Memperhatikan betapa pentingnya nilai kreatif berkembang dalam diri
seorang manusia, dunia pendidikan sebagai pondasi pembangunan karakter
maupun pengoptimalan potensi seseorang sudah seharusnya mengintegrasikan
nilai kreatif kedalam komponen pembelajaran di sekolah. Kreatif dalam dunia
Vanisa Manda Putri, 2016
KONSTRUKSI LEMBAR KERJA SISWA POLA 5M BERMUATAN NILAI KREATIF BAGI SISWA SMA
KELAS X DALAM PERANCANGAN ALAT UJI DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

2

pendidikan dipandang sebagai kemampuan yang dimiliki oleh siswa untuk

melihat berbagai macam penyelesaian terhadap suatu masalah yang dihadapinya.
Siswa yang tertanam kuat nilai kreatif dalam dirinya mampu menginterpretasikan
konsep abstrak terhadap mata pelajaran yang sedang dihadapinya, serta mampu
mengaktualisasikan gagasan-gagasan kompleks selama proses pembelajaran
(Beetlestone, 2012). Terintegrasinya nilai kreatif dalam dunia pendidikan
membantu siswa untuk berkembang dan tidak terbatasi oleh suatu sistem yang
membuatnya merasa terkungkung untuk mengekspresikan potensi dalam dirinya.
Nilai kreatif yang terintegrasi dalam mata pelajaran di sekolah tidak lepas dari
pengaruh gaya belajar yang diterapkan guru juga kurikulum yang berlaku. Di
beberapa negara maju, pendidikan yang mengintegrasikan nilai kreatif sudah
mulai dilaksanakan sejak era behaviorisme (Sternberg, 2015). Mereka percaya
bahwa pendidikan adalah pondasi dasar untuk membangun jiwa kreatif pada
siswanya. Pendidikan juga merupakan hal penting yang dibutuhkan siswa untuk
melengkapi kehidupan mereka sebagai makhluk pembelajar sejati dan juga
makhluk sosial yang memaksa mereka akan menghadapi situasi dan kondisi yang
baru (Tomasevic, 2014). Di Indonesia pendidikan yang mengintegrasikan nilai
kreatif dalam pembelajaran formal di sekolah masih sangat minim. Hal ini dapat
dilihat dari posisi Indonesia pada Global Creativity Index tahun 2015 berada pada
posisi 115 dari 139 negara (Florida, 2015). Posisi tersebut jelas sekali
menggambarkan bahwa Indonesia masih tergolong kedalam negara dengan

tingkat kreativitas penduduknya yang masih sangat rendah.
Penelitian mengenai upaya peningkatan nilai kreativitas siswa telah banyak
dilakukan oleh beberapa peneliti. Di beberapa negara maju, usaha untuk
meningkatkan nilai kreativitas siswa, dilakukan dengan cara melakukan
peningkatan terhadap kualitas kreatif dari pendidiknya terlebih dahulu (Sendur,
2014; Herraneen, 2015). Penelitian tersebut secara umum meninjau dari sisi guru
sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kreativitas siswa. Di sisi lain, upaya
peningkatan kreativitas siswa dilakukan dengan cara mengadopsi model
pembelajaran sains untuk diterapkan pada pelajaran pendidikan seni dan desain
(Constantino, 2015). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Constantino (2015)
tersebut bukan hanya melibatkan guru sebagai pendidik, namun siswa juga
Vanisa Manda Putri, 2016
KONSTRUKSI LEMBAR KERJA SISWA POLA 5M BERMUATAN NILAI KREATIF BAGI SISWA SMA
KELAS X DALAM PERANCANGAN ALAT UJI DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

dituntut untuk dapat beradaptasi dengan model pembelajaran tersebut sehingga
kreativitas siswa dapat berkembang. Upaya-upaya tersebut dilakukan sebagai

salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan nilai kreatif dalam diri siswa.
Di Indonesia, upaya untuk meningkatkan nilai kreatif siswa sudah mulai
dilakukan dengan berbagai model pembelajaran yang mengintegrasikan nilai
kreatif ke dalam proses pembelajaran di sekolah formal. Model tersebut seperti
creative problem solving (CPS) (Supardi & Putri, 2010), dan model MFI dan
POGIL (Widyaningsih, dkk. 2012). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
oleh Supardi & Putri (2010) maupun Widyaningsih, dkk (2012) menunjukkan
hasil bahwa penerapan model pembelajaran yang berpusat pada siswa seperti
CPS, MFI, dan POGIL memberikan pengaruh terhadap peningkatan nilai kreatif
dalam diri siswa. Upaya-upaya tersebut dapat dijadikan acuan bagi pendidikan di
Indonesia supaya nilai kreatif siswa dapat terus berkembang.
Meskipun peneliti sebelumnya meninjau upaya peningkatan nilai kreativitas
siswa dari segi guru, siswa, dan juga model pembelajaran yang diterapkan,
peneliti mencoba melakukan penelitian upaya peningkatan nilai kreativitas siswa
dari segi lain, yakni penggunaan media pembelajaran.

Media pembelajaran

merupakan alat bantu dalam proses pembelajaran supaya ilmu yang hendak
disampaikan oleh guru kepada siswa menjadi semakin mudah dipahami (Susilana,

2009). Penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar
diharapkan memberikan dampak positif kepada siswa sebagai pembelajar dan
kepada guru sebagai pendidik.
Media pembelajaran dalam kegiatan belajar-mengajar memiliki kedudukan
tersendiri karena perannya yang begitu besar. Menurut Kemp dan Dayton (1985)
media pembelajaran memiliki kontribusi sebagai penyampai pesan pembelajaran
supaya lebih terarah, pembelajaran memiliki daya tarik lebih, pembelajaran
menjadi lebih interaktif, waktu pelaksanaan pembelajaran menjadi lebih efisien,
meningkatkan kualitas pembelajaran, kegiatan pembelajaran dapat berlangsung
kapanpun dan dimanapun diperlukan, serta meningkatnya sikap positif siswa dan
guru terhadap kegiatan pembelajaran. Besarnya peran tersebut membuat media
pembelajaran menjadi sebuah kebutuhan tak terelakkan yang sudah seharusnya

Vanisa Manda Putri, 2016
KONSTRUKSI LEMBAR KERJA SISWA POLA 5M BERMUATAN NILAI KREATIF BAGI SISWA SMA
KELAS X DALAM PERANCANGAN ALAT UJI DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4


ada untuk melengkapi komponen kegiatan belajar mengajar antara guru dan
siswa.
Bukan hanya peran besar yang membuat media memiliki kedudukan
tersendiri, fungsi dari media dalam kegiatan pembelajaran juga berkontribusi
besar sebagai upaya meningkatkan situasi pembelajaran yang lebih efektif.
Susilana (2009) menjelaskan bahwa media merupakan bagian integral dari
keseluruhan proses pembelajaran, artinya media pembelajaran merupakan salah
satu komponen yang tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan dengan
komponen dalam sistem pembelajaran lainnya untuk mewujudkan situasi belajar
yang kondusif. Selain itu, sebagai upaya untuk meningkatkan nilai kreatif dari diri
siswa, penggunaan media pembelajaran dapat menjadi dasar konkrit untuk siswa
berpikir, dan akan membuat siswa terjauh dari penyakit verbalisme. Oleh karena
itu media pembelajaran dalam dunia pendidikan merupakan kebutuhan primer
yang sudah seharusnya ada pada setiap interaksi antara guru dan murid dalam
kegiatan belajar mengajar.
Melihat betapa besar peran dan fungsi dari media pembelajaran, salah satu
media yang cocok digunakan dengan diterapkannya kurikulum nasional ialah
media pembelajaran berupa Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS sendiri diartikan
sebagai lembaran-lembaran yang berisi tugas untuk dikerjakan oleh siswa berupa
petunjuk atau langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas (Sumantri,

2015). LKS dipilih karena karakteristiknya yang mampu menuntun siswa dalam
melakukan kerja ilmiah untuk menghasilkan sikap ilmiah. Selain itu, karena
karakteristik dari LKS yang bersifat menuntun memungkinkan terjadinya proses
ilmiah dan meningkatnya nilai kreatif yang dimiliki siswa.
LKS yang dirancang untuk penelitian ini, sesuai dengan kurikulum nasional
yakni LKS yang mengadaptasi pendekatan saintifik dengan pola 5M. Penggunaan
LKS sebagai media pembelajaran menggunakan pola 5M ini akan sangat efektif
untuk membantu siswa mengembangkan nilai kreatif sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Esa. Kegiatan pembelajaran akan terdiri dari lima pengalaman belajar
pokok yang meliputi kegiatan mengamati fenomena, mengajukan pertanyaan,
mengumpulkan data/informasi, membuat produk baru dan mengkomunikasikan
(diadaptasi dari Kemendikbud, 2013). Setiap pengalaman belajar tersebut akan
Vanisa Manda Putri, 2016
KONSTRUKSI LEMBAR KERJA SISWA POLA 5M BERMUATAN NILAI KREATIF BAGI SISWA SMA
KELAS X DALAM PERANCANGAN ALAT UJI DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

terintegrasi dengan perilaku kreatif (William, 1968) sebagai sarana bagi siswa

mengembangkan perilaku kreatifnya pada kegiatan pembelajaran di sekolah.
Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang mendalami aspek
mikroskopik dari suatu zat yang meliputi sifat, karakteristik, maupun reaksi-reaksi
yang terlibat pada zat tersebut. Kimia juga diartikan sebagai cabang dari ilmu
alam yang mempelajari komposisi zat dan perubahannya (Brent, 1960).
Karakteristik dari mata pelajaran kimia membuka peluang sebesar-besarnya
kepada para siswa untuk mengeksplor kemampuannya dalam menggali kedalaman
konsep, teori, rumus, ataupun hukum-hukum yang sudah ada dan dianut
masyarakat sebagai sebuah disiplin ilmu. Oleh karenanya kimia harus
mengintegrasikan nilai kreatif dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung.
Kimia sebagai suatu disiplin ilmu tidak lepas dari keterikatannya dengan
kurikulum yang berlaku di Indonesia. Adanya kurikulum bertujuan mengarahkan
guru untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa melalui berbagai
kompetensi

yang

diharapkan

oleh


negara

dalam membangun

karakter

penduduknya (diadaptasi dari Kemendikbud, 2015). Banyak topik dalam ilmu
kimia

yang

dapat diintegrasikan

dengan

nilai

kreatif


kedalam setiap

pembelajarannya. Salah satu topik kimia yang cocok untuk mengembangkan nilai
kreatif siswa dan sesuai dengan tuntutan kurikulum adalah perancangan alat uji
daya hantar listrik larutan.
Topik perancangan alat uji daya hantar listrik larutan menjadi tuntutan bagi
siswa SMA kelas X pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit. Perancangan
alat uji daya hantar listrik larutan termaktub jelas dalam kompetensi dasar
kurikulum nasional pada K.D 4.8 yakni “Membedakan daya hantar listrik larutan
melalui perancangan dan pelaksanaan percobaan” (Kemendikbud, 2015, hlm. 3).
Oleh karenanya penyusunan suatu media berupa lembar kerja siswa yang
terintegrasi dengan nilai kreatif dalam perancangan alat uji daya hantar listrik
larutan adalah perlu. Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan, maka penelitian
ini diberi judul “Konstruksi Lembar Kerja Siswa Pola 5M Bermuatan Nilai
Kreatif Bagi Siswa SMA Kelas X dalam Perancangan Alat Uji Daya Hantar
Listrik Larutan”.

Vanisa Manda Putri, 2016
KONSTRUKSI LEMBAR KERJA SISWA POLA 5M BERMUATAN NILAI KREATIF BAGI SISWA SMA
KELAS X DALAM PERANCANGAN ALAT UJI DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka peneliti merumuskan masalah
tersebut, yaitu “Bagaimana konstruksi LKS pola 5M bermuatan nilai kreatif bagi
siswa SMA kelas X dalam perancangan alat uji daya hantar listrik larutan?” Agar
penelitian lebih terarah, selanjutnya rumusan masalah tersebut diuraikan menjadi
pertanyaan-pertanyaan yang lebih khusus yaitu:
1.

Bagaimana kesesuaian komponen LKS pola 5M bermuatan nilai kreatif
dalam perancangan alat uji daya hantar listrik larutan yang telah dikonstruk?

2.

Bagaimana tanggapan siswa terhadap LKS pola 5M bermuatan nilai kreatif
dalam perancangan alat uji daya hantar listrik larutan?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka yang
menjadi tujuan umum dari penelitian ini adalah mengonstruk LKS pola 5M
bermuatan nilai kreatif bagi siswa SMA kelas X dalam perancangan alat uji daya
hantar listrik larutan. Sedangkan secara khusus, tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1.

Mendeskripsikan keseuaian komponen LKS pola 5M bermuatan nilai kreatif
dalam perancangan alat uji daya hantar listrik larutan yang telah dikonstruk.

2.

Mengeksplorasi tanggapan siswa terhadap LKS pola 5M bermuatan nilai
kreatif dalam perancangan alat uji daya hantar listrik larutan.

D. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian terhadap konstruksi LKS pola 5M bermuatan
nilai kreatif bagi siswa SMA kelas X dalam perancangan alat uji daya hantar
listrik larutan, manfaat yang didapat adalah sebagai berikut :
1.

Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan pembelajaran

kimia yang terintegrasi dengan nilai kreatif khususnya dalam perancangan alat uji
daya hantar listrik larutan.
Vanisa Manda Putri, 2016
KONSTRUKSI LEMBAR KERJA SISWA POLA 5M BERMUATAN NILAI KREATIF BAGI SISWA SMA
KELAS X DALAM PERANCANGAN ALAT UJI DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

2.

Manfaat Praktis
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan praktis

bagi :
a.

Guru
Penelitian ini dapat menjadi rujukan dalam mengembangkan nilai kreatif

siswa SMA kelas X, khususnya dalam perancangan alat uji daya hantar listrik
larutan.
b.

Peneliti Lain
Memberikan gambaran kepada peneliti selanjutnya mengenai pengembangan

maupun implementasi dari LKS pola 5M bermuatan nilai kreatif dalam
perancangan alat uji daya hantar listrik larutan.

E. Struktur Organisasi Skripsi
Skripsi ini terdiri dari lima bab. Setiap bab terdiri dari bagian bab yang
disusun secara sistematis sesuai dengan penelitian yang dilakukan.
Bab I merupakan bagian pendahuluan dari skripsi ini. Bab ini terdiri dari lima
bagian bab yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, serta struktur organisasi skripsi. Pada latar belakang
dipaparkan konteks-konteks menarik yang membuat penelitian ini perlu untuk
dilakukan. Kekosongan konteks yang diuraikan pada latar belakang menjadi celah
adanya permasalahan, yang kemudian dituangkan dalam rumusan masalah
penelitian. Adapun maksud dari dilaksanakannya penelitian ini disampaikan pada
bagian tujuan penelitian. Gambaran mengenai nilai lebih yang didapat dari
penelitian ini dipaparkan pada bagian manfaat penelitian, sedangkan struktur
organisasi skripsi menjelaskan kandungan dari setiap bab yang ada dalam skripsi
ini.
Bab II berisikan kajian pustaka yang memaparkan teori, konsep, rumus, dan
lain sebagainya sebagai pondasi dalam penelitian ini. Pustaka tersebut meliputi
kajian tentang lembar kerja siswa (LKS) sebagai media pembelajaran, pendekatan
saintifik, kreatif, serta materi penelitian yakni; larutan elektrolit dan non elektrolit.
Vanisa Manda Putri, 2016
KONSTRUKSI LEMBAR KERJA SISWA POLA 5M BERMUATAN NILAI KREATIF BAGI SISWA SMA
KELAS X DALAM PERANCANGAN ALAT UJI DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

Bab III merupakan metode penelitian. Bab ini berisi tujuh bagian bab yang
terdiri dari metode penelitian, partisipan dan tempat penelitian, alur penelitian,
prosedur penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, serta analisis
pengumpulan data. Pada bab ini dibahas rancangan alur penelitian, instrumen
yang digunakan, cara pengumpulan data, hingga analisis data yang diperoleh dari
hasil penelitian.
Bab IV berisi temuan dan pembahasan terhadap penelitian yang telah
dilakukan. Pada bab ini dibahas segala sesuatu yang ditemukan pada saat
penelitian berlangsung untuk menjawab pertanyaan penelitian, temuan tersebut
kemudian dianalisis dengan cara menghubungkannya dengan teori-teori terkait
serta implikasinya terhadap penelitian.
Bab V yaitu simpulan, implikasi dan rekomendasi. Simpulan berisi jawaban
terhadap rumusan masalah penelitian, implikasi memaparkan hal-hal penting yang
dapat dimanfaatkan dari penelitian ini dan rekomendasi berisi masukan-masukan
kepada pihak yang berminat untuk melakukan penelitian lanjutan maupun
pengembangan dari penelitian ini.
Daftar pustaka berisi data mengenai sumber rujukan yang digunakan dalam
penelitian ini. Lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian
ini.

Vanisa Manda Putri, 2016
KONSTRUKSI LEMBAR KERJA SISWA POLA 5M BERMUATAN NILAI KREATIF BAGI SISWA SMA
KELAS X DALAM PERANCANGAN ALAT UJI DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu