Review Jurnal Tahapan Perkembangan Kawas (1)

Review Jurnal “Tahapan Perkembangan Kawasan
Metropolitan Jakarta”
Arrauda Vioya
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol. 21 No. 3, Desember 2010, hlm 215-226
http://www.sappk.itb.ac.id/jpwk/wp-content/uploads/2014/01/06-Jurnal-14-Vioya.pdf
Jurnal yang berjudul Tahapan Perkembangan Kawasan Metropolitan Jakarta oleh
Arrauda Vioya ini sesuai dengan judulnya mengulas mengenai bagaimana tahapan
perkembangan Ibukota Jakarta yang merupakan kawasan perkotaan terbesar di
Indonesia bahkan di Asia Tenggara menuju kepada kawasan metropolitan berdasarkan
aspek ekonomi. Metropolitan sendiri memiliki arti yaitu merupakan penggabungan
dari kota-kota yang berdekatan atau bisa juga aglomerasi dari berbagai kawasan
permukiman, tidak harus kawasan yang bersifat kota, namun secara keseluruhan
membentuk satu kesatuan dalam aktivitas bersifat kota dan bermuara pada pusat (kota
besar yang menjadi inti metropolitan) yang dapat dilihat dari aliran tenaga kerja dan
aktivitas komersial (Winarso, 2006). Arti dari kata metropolitan sendiri apabila ditarik
kesimpulan berdasarkan pendapat beberapa ahli adalah kawasan metropolitan
merupakan transformasi kumpulan kota melalui suatu tahapan atau pola
perkembangan tertentu yang dapat diindikasikan melalui kondisi dan karakteristik
ekonomi.
Villa (1988) telah memformulasikan perkembangan metropolitan ke dalam
sebuah tabel evolusi metropolitan berdasarkan karakteristik penduduk dan

perekonomian. Tabel evolusi metropolitan ini terbagi ke dalam enam fase dalam tiga
tahapan yaitu: tahap perkembangan pesat yang terdiri dari fase satu dan dua; tahap
kedua ialah kematangan yang terdiri dari fase tiga dan empat dengan fase tiga sebagai
puncak pertumbuhan metropolitan; dan tahap stabilitas yaitu pada fase lima dan enam
yang menunjukkan kestabilan kawasan serta kemungkinan terjadinya penurunan
perkembangan. Pada fase tersebut terdapat dua kemungkinan perkembangan dimana
metropolitan tersebut memiliki kesempatan untuk berkembang secara internasional
atau kemungkinan lainnya adalah terjadinya penurunan pertumbuhan. Hal ini
bergantung dengan kebijakan yang diterapkan dalam pengembangan kawasan
metropolitan tersebut pada masa yang akan datang

Daerah yang merupakan kawasan Metropolitan Jakarta ini berdasarkan Raperpes
Metropolitan Jabodetabek-Punjur pada tahun 2007 terbagi ke dalam Provinsi DKI
Jakarta sebagai pusat utama dan juga sub-sub pusat pengembangan yaitu kota dan
Kabupaten Bekasi, Kota dan Kabupaten Bogor, Kota Depok, dan Kota dan Kabupaten
Tangerang.

Dalam

penelitian


yang

dilakukan

adaptasi

beberapa

indikator

perekonomian guna menjelaskan karakteristik ekonomi kawasan metropolitan yang
sesuai dengan kondisi Indonesia karena teori metropolitan tidak sepenuhnya dapat
diterapkan untuk menjelaskan pola perkembangan metropolitan di Indonesia karena
adanya perbedaan karakteristik perekonomian antar negara maju dan negara
berkembang seperti Indonesia. Indikator perekonomian yang digunakan yaitu
indikator pertumbuhan ekonomi, indikator perkembangan ekonomi, dan indikator
sosio-ekonomi lainnya. Hal ini terkait dengan indikator perbandingan terhadap
perekonomian nasional dimana metropolitan memiliki fungsi dan peran besar di
Indonesia.

Indikator pertumbuhan ekonomi bisa menjadi bagian dalam perkembangan
ekonomi namun keduanya merupakan hal yang berbeda. Indikator pertumbuhan
ekonomi merupakan ukuran dari nilai produksi barang dan jasa dalam periode waktu
tertentu, sedangkan indikator perkembangan ekonomi merupakan ukuran dari tingkat
kesejahteraan masyarakat dalam suatu komunitas. Adapun variabel dari pertumbuhan
ekonomi ialah pendapatan per kapita, PDRB, serta perbandingan antara pendapatan
nasional dan pendapatan daerah. Variabel perkembangan ekonomi dapat dilihat dari
tingkat

kemiskinan,

kesenjangan

antargolongan

ekonomi

masyarakat

dan


ketimpangan antarwilayah di kawasan metropolitan.
Kumpulan dari kota dapat dikatakan sebagai kawasan metropolitan apabila
penduduknya telah mencapai satu juta jiwa. Pada tahun 1987 saja penduduk
Metropolitan Jakarta sudah mencapai 15 Juta jiwa dan peningkatan jumlah penduduk
pun terus meningkat sampai saat sekarang ini. Dari data laju pertumbuhan Penduduk
Kawasan Metropolitan Jabodetabek Tahun 1987-1988 hingga 2006-2007 dapat
disimpulkan bahwa peningkatan jumlah penduduk yang terjadi di Jakarta tidak
disebabkan oleh angka kelahiran yang tinggi karena dari data grafik dapat dilihat
bahwa laju pertumbuhan penduduk malah mengalami penurunan. Pertambahan
jumlah penduduk disebabkan oleh banyak migrasi masuk yang terjadi di Jakarta. Hal
ini diebabkan karena Metropolitan Jakarta ialah tingginya daya tarik kota inti
metropolitan yaitu DKI Jakarta. Sebagai kota inti, DKI Jakarta memiliki berbagai

macam faktor penarik bagi para pendatang. Peran DKI Jakarta sebagai ibukota negara
menyebabkan peluang terbukanya lapangan pekerjaan cukup besar. Segala fasilitas
yang dimiliki serta kegiatan-kegiatan yang terdapat di dalamnya menyebabkan
banyaknya pendatang di DKI Jakarta, baik dari kota-kota sekitarnya maupun kotakota yang letaknya jauh dari DKI Jakarta. Hal ini kemudian menyebabkan
pertumbuhan penduduk DKI Jakarat bukan merupakan penduduk asli DKI Jakarta.
Besarnya pertumbuhan penduduk yang disebabkan oleh banyaknya pendatang

yang masuk mengakibatkan terjadinya pertumbuhan ekonomi yang pesat. Hal ini
disebabkan karena sebagian besar atau hampir secara keseluruhan penduduk yang
datang ke daerah DKI Jakarta adalah mereka yang berada pada usia-usia produktif
dan berperan besar dalam segi perekonomian. Akibat pertumbuhan penduduk dan
ekonomi yang pesat, kawasan ibukota tidak mampu lagi mendukung perkembangan
tersebut sehingga berdampak pada pembangunan kawasan di sekitar ibukota yang
berfungsi mendukung akivitas di kota Inti. kawasan kawasan pendukung tersebut
merupakan kawasan penyangga atau kota satelit yang berperan sebagai satu kesatuan
dengan DKI Jakarta dalam optimalisasi kawasan Metropolitan Jabodetabek sebagai
Pusat kegiatan Nasional (PKN).
Pengelompokkan kawasan metropolitan tersebut yaitu terdiri dari Core (Zona
Inti) Zona ini merupakan zona inti kawasan Metropolitan Jabodetabek yang terdiri
dari Kota Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan dan Jakarta
Utara. Inner Zone (Zona Lingkar Dalam) Zona ini merupakan area perkotaan yang
mengelilingi Metropolitan Jabodetabek. Terdiri dari Kota Bekasi, Kota Bogor, Kota
Depok dan Kota Tangerang. Outer Zone (Zona Lingkar Luar) Zona ini merupakan
kawasan lingkar terluar metropolitan yang terdiri dari Kabupaten Bekasi, Kabupaten
Bogor dan Kabupaten Tangerang.
Analisis mengenai pertumbuhan ekonomi Metropolitan Jakarta menggunakan
data perbandingan kontribusi kelompok sektor dalam PDRB dan laju pertumbuhan

PDRB secara time series serta karakteristik perekonomian terkait lainnya.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, saat ini Metropolitan Jabodetabek tengah
berada pada fase kematangan metropolitan dengan puncak pertumbuhan pada rentang
tahun 1990 – 1995. Selain analisis pertumbuhan ekonomi, dilakukan pula analisis
perkembangan ekonomi untuk melihat tingkat kesejahteraan masyarakat di kawasan
Metropolitan Jakarta. Analisis ini menggunakan metode time series terhadap: Gini
Coefficient untuk mengukur tingkat kesenjangan antargolongan ekonomi masyarakat

di setiap kota dan kabupaten di Metropolitan Jakarta. Kesenjangan antargolongan
masyarakat di kota dan kabupaten yang terletak di Metropolitan Jakarta tergolong
rendah karena nilainya berada di bawah 0,4. Kasus perubahan tingkat kesenjangan
yang berbeda terjadi di kawasan inti Metropolitan Jakarta. Hal yang terjadi di
kawasan ini ialah semakin berkembangnya metropolitan semakin meningkat pula
tingkat kesenjangan antargolongan ekonomi masyarakat. Peran metropolitan yang
besar terhadap perekonomian nasional merupakan dasar digunakannya analisis
mengenai perbandingan perekonomian metropolitan dengan nasional. Analisis yang
dilakukan untuk mengetahui hal ini ialah perhitungan kontribusi PDRB Metropolitan
Jakarta terhadap PDB Nasional serta nilai Location Quotient (LQ) Metropolitan
Jakarta. Berdasarkan hasil analisis, kontribusi PDRB Metropolitan Jakarta terhadap
perekonomian nasional terus mengalami peningkatan.

Kelebihan dari jurnal ini yaitu penyampaian dari hasil penelitian ini sangat
terstruktur dan bertahap. Dimulai dari pengenalan hingga penjabaran secara lebih
lengkap, selain itu juga didukung dengan bukti-bukti akurat yang bisa di
pertanggunjawabkan kebenarannya seperti mengaitkan dengan banyak pendapat para
ahli dan juga data-data yang ditampilkan secara grafik semakin memudahkan
pembaca dalam memahami dan menyerap informasi yang disampaikan. Sedangkan
kelemahannya yaitu adanya kalimat yang sedikit akan membingungkan pembaca
yaitu kalimat:
Apabila dilihat secara lebih rinci hingga pertumbuhan per kota dan
kabupaten di kawasan metropolitan diketahui bahwa pada tahun 2001 terjadi
penurunan jumlah penduduk di beberapa kabupaten dan kota di Metropolitan
Jabodetabek yang bersamaan dengan peningkatan jumlah penduduk di
kabupaten dan kota lainnya di luar Metropolitan Jabodetabek. Adapun
peningkatan jumlah penduduk terjadi di Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Kota
Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Tangerang, Kota Bekasi, dan
Kabupaten Bekasi. Peningkatan jumlah penduduk yang paling tinggi terjadi di
Kota Depok dengan laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2000-2001 sebesar
23,81%.
Dari kalimat di atas dapat dilihat bahwa pada awal kalimat penulis menuliskan
bahwa kabupaten di kawasan metropolitan diketahui bahwa pada tahun 2001 terjadi

penurunan jumlah penduduk di beberapa kabupaten dan kota di Metropolitan
Jabodetabek, namun pada akhir kalimat penulis malah justru menuliskan mengalami

peningkatan. Dua hal ini tentunya akan menimbulkan kebingungan dan salah tafsir
dari pembaca nantinya. Selain itu kekurangan dari jurnal ini adalah metode penelitian
yang digunakan hanya sebatas metode deskriptif-eksplanatori yaitu penelitian
dilakukan berdasarkan teknik mendeskripsikan dan menjelaskan. Seharusnya penulis
juga menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif agar hasil yang diperoleh lebih
maksimal lagi dan dapat memberikan banyak informasi bagi pembaca.

Daftar Pustaka
Alfana, Muhammad Arif Fahrudin, Sri Rum Giyarsih, Kanthi Aryekti, dan Ayu
Rahmaningtias. 2016. Fertilitas Dan Migrasi: Kebijakan Kependudukan Untuk
Migran Di Kabupaten Sleman. NATAPRAJA, 3 (1)
Anggleni , Andela, Mt Rini Rachmawati, dan Sri Rum Giyarsih. 2015. Kinerja Pelayanan
Pengurusan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (Ktp-El) Di Kecamatan Rambang
Dangku Kabupaten Muara Enim. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Astuti , Siti Nurdianti, dan Sri Rum Giyarsih. 2013. Persepsi Dampak Perubahan Administrasi
Wilayah Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Dan Budaya Masyarakat Bukit Intan.
Jurnal Bumi Indonesia, 2 (2)

Astuti, Siti Nurdianti, dan Sri Rum Giyarsih. 2013. Persepsi Dampak Perubahan
Administrasi Wilayah Terhadap Sosial Ekonomi Dan Sosial Budaya Masyarakat
Kecamatan Bukit Intan Kota Pangkal Pinang. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Christanto , Ludovicus Manditya Hari, dan Sri Rum Giyarsih. 2013. Perkembangan
Morfologi Kota Magelang Dari Tahun 2006 Sampai Dengan Tahun 2013.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Dantie, Aniesa Norma, dan Sri Rum Giyarsih. 2013. Rencana Aksi Komunitas Untuk
Pengurangan Risiko Bencana di Kawasan Pesisir Studi Kasus Desa Tangguh
Bencana Poncosari, Srandakan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Dwianditha, Nysa, dan Sri Rum Giyarsih. 2014. Pengaruh Perpindahan Penghuni Non
Rumah Susun Ke Rumah Susun Terhadap Kondisi Sosial Konomi Penghuni Di
Rumah Susun Sarijadi Kota Bandung. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Dwihatmojo, Roswidyatmoko, Mt Luthfi Muta'ali, dan Sri Rum Giyarsih. 2015. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada
Endah Dwi Astuti, dan Sri Rum Giyarsih. 2014. Peran Remitan Tki Terhadap Peningkatan
Kualitas Permukiman Di Desa Jangkaran Kecamatan Temon Kabupaten Kulonprogo
(The Role Of Remitances Of Indonesian Labor In The Settlement Quality Increase In
Jangkaran Village, Temon Sub District, Kulonprogo). Jurnal Manusia dan
Lingkungan, 20 (2), 184-189

Giyarsih, Sri Rum, dan Andri Kurniawan. 2011. Regionalisasi Wilayah Kabupaten Bantul
(Suatu Kajian untuk Kepentingan Perencanaan Pengembangan Wilayah). Jurnal
Perencanaan Wilayah dan Kota, 12 (4), 189-199

Giyarsih Sri Rum, dan Andri Kurniawan. 2015. Persepsi Dan Tingkat Kepuasan Masyarakat
Miskin Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Kelurahan 3-4 Ulu Kota
Palembang. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Giyarsih, Sri Rum, dan Muhammad Arif Fahrudin Alfana. 2013. Indonesian Journal of
Geography, 45 (1)
Giyarsih, Sri Rum, dan Syarifah Aini Dalimunthe. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kualitas Permukiman Pasca Gempa Bumi Di Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul.
TATALOKA, 15 (1), 28-38
Giyarsih, Sri Rum, Iwan Kustiwan Dan, Almira Ladimananda, Srioka Rachmadita,
Mohammad Amin, Erni Suharini Dan, Bitta Pigawati, Naimatul Aufa Dan, Pakhri
Anhar, Sunarti Dan, Ratna Aurelia. 2012. Pemodelan Dinamika Perkembangan
Perkotaan, Daya Dukung Lahan Di Kawasan Cekungan, Pembiayaan Pengelolaan
Prasarana Jalan, Pengelolaan Das Garang Hulu, Studi Tata Ruang Kota Rancangan
Van, Der Pijl, Pengendalian Pembangunan Perumahan, Kota Semarang Di Kawasan
Perbukitan, Koridor Antar Kota Sebagai Penentu Sinergisme. TATALOKA, VOL. 14
NO. 2 HALAMAN 90-170

Giyarsih, Sri Rum. 1999. Mobilitas Penduduk Daerah Pinggiran Kota. Majalah Geografi
Indonesia, 13 (1999)
------------------------.2002. Dampak Non Ekonomi Migrasi Tenaga Kerja Wanita Ke Luar
Negeri Di Daerah Asal: Laporan Penelitian, Penelitian Ilmu Pengetahuan Terapan,
Kajian Wanita. Yogyakarta: Lembaga Penelitian, Universitas Gadjah Mada
------------------------.2003. Peran koridor perkotaan terhadap pembangunan wilayah
perdesaan: studi transformasi struktur wilayah perdesaan di koridor perkotaan
Yogyakarta-Solo-Semarang: laporan penelitian hibah bersaing XI/1 perguruan
tinggi, tahun anggaran 2003. Yogyakarta: Lembaga Penelitian, Universitas Gadjah
Mada
------------------------.2010. Pola Spasial Transformasi Wilayah di Koridor Yogyakarta –
Surakarta. Forum Geografi, Vol. 24, No. 1, Juli 2010: 28 – 38
------------------------.2010. Urban Sprawl Of The City Of Yogyakarta, Special Reference To
The Stageof Spatial Transformation (Case Study At Maguwoharjo Village, Sleman
District). Indonesian Journal of Geography, 42 (1), 49-60
------------------------.2011. Gejala Urban Sprawl sebagai Pemicu Proses Densifikasi
Permukiman di Daerah Pinggiran Kota (Urban Fringe Area) Kasus Pinggiran Kota
Yogyakarta. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Jilid 12, No.1, Februari 2011:
39-45

------------------------.2011. Identifikasi Tipologi Wilayah Pengembangan Prasarana Dan
Sarana Dasar Pekerjaan Umum Di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal
Perencanaan Wilayah dan Kota, 11 (3), 115-124
------------------------.2012. Dampak Transformasi Wilayah Terhadap Kondisi Kultural
Penduduk (Tinjauan Perspektif Geografis). Surakarta: Fakultas Geografi UMS-LPPM
UMS
------------------------.2012. Pengelolaan Sampah Di Kampung Jogoyudan Dan Ratmakan Di
Bantaran Sungai Code Kota Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
------------------------.2014. Pengentasan Kemiskinan Yang Komprehensif Di Bagian Wilayah
Terluar

Indonesia-Kasus

Kabupaten

Nunukan,

Provinsi

Kalimantan

Utara

(Comprehensive Poverty Reduction In Indonesian Outermost Regions-Case Study Of
Nunukan Regency-North Kalimantan Province). Jurnal Manusia dan Lingkungan, 21
(2), 239-246
------------------------.2014. Peran Strategis Kpu Kabupaten Bulungan Dalam Validasi
Registrasi Penduduk Dan Pemutakhiran Data Pemilih Untuk Pemilukada Tahun 2015.
Universitas Gadjah Mada
------------------------.2014. The Role Of Yogyakarta And Surakarta Cities In The Intensity Of
The Regional Transformation Of Two Villages Located In The Yogyakarta-Surakarta
Corridor. Romanian Review of Regional Studies, 10 (1), 15
------------------------.2015. Dampak Transmigrasi Terhadap Tingkat Kesejahteraan Warga
Transmigran Di Desa Tanjung Kukuh Kecamatan Semendawai Barat Kabupaten
Ogan Komering Ulu Timur Provinsi Sumatera Selatan. Yogyakarta: Universitas
Gadjah Mada.
------------------------.2015. Pemetaan Kelembagaan dalam Kajian Lingkungan Hidup Strategis
DAS Bengawan Solo Hulu. Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan 2 (2)
------------------------.2016. Koridor Antar Kota Sebagai Penentu Sinergisme Spasial: Kajian
Geografi Yang Semakin Penting. TATALOKA 14 (2), 90-97.
Harini, Rika, S.R Giyarsih, dan S.R Budiani. 2005. Analisis Sektor Unggulan dalam
Penyerapan Tenaga Kerja di Daerah Istimewa Yogyakarta. Majalah Geografi
Indonesia, Jilid 19 (2005)
Hidayat, Oryza, dan Sri Rum Giyarsih. 2012. Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Universitas
Gadjah Mada Tentang Bahaya Penyakit AIDS. Jurnal Bumi Indonesia, 1 (2)
Juliandi, Nano, dan Sri Rum Giyarsih. 2014. Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Ke
Non Pertanian Di Kecamatan Mungkid Dan Kecamatan Dukun Kabupaten
Magelang Tahun 2000-2011. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Mukti, Rizki Yustiana, dan Sri Rum Giyarsih. 2013. Analisis Kontribusi Pendapatan Sektor
Pariwisata

Terhadap

Pendapatan

Total

Rumahtangga

Dan

Kesejahteraan

Masyarakat (Kasus Pulau Pramuka, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu,
Provinsi Dki Jakarta). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Prihatanto, Ary, dan Sri Rum Giyarsih. 2013. Identifikasi Kondisi Kebencanaan di Kawasan
Kepesisiran

Kecamatan

Tugu

Kota

Semarang.

Surakarta:

Universitas

Muhammadiyah Surakarta
Pristiani, Yunita Dwi, dan Sri Rum Giyarsih. 2014. Evaluasi Pelaksanaan Program Business
Coaching Bagi Pemuda Wirausaha Baru Bank Indonesia Dan Implikasinya Terhadap
Ketahanan Ekonomi Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (Studi di Bank Indonesia
Cabang Yogyakarta). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Raharja , Ary Prihatanto Mustika, dan Sri Rum Giyarsih. 2013. Evaluasi Kesesuaian Rencana
Tata Ruang Dengan Pemanfaatan Ruang Memperhatikan Karakteristik Kebencanaan
Di Kawasan Kepesisiran Kecamatan Tugu Kota Semarang. Yogyakarta: Universitas
Gadjah Mada
Rahmat , Panji Nur, dan Sri Rum Giyarsih. 2014. Penilaian Kerentanan Fisik, Sosial Dan
Ekonomi Dusun-Dusun Di Sekitar Kali Putih Terhadap Banjir Lahar Gunungapi
Merapi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Ramdani , Deni, dan Sri Rum Giyarsih. 2014. Pelaksanaan Program Pemuda Sarjana
Penggerak Pembangunan Di Pedesaan (Psp-3) Dalam Meningkatkan Kemandirian
Kewirausahaan Pemuda Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Ekonomi Wilayah
(Studi Di Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul Di Yogyakarta). Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada
Ridwan, Ucok Heriady, dan Sri Rum Giyarsih. 2010. Kajian kualitas lingkungan permukiman
masyarakat pesisir Suku Bajo di Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Ridwan, Ucok Heriady, dan Sri Rum Giyarsih. 2012. Kualitas Lingkungan Permukiman
Masyarakat Suku Bajo di Daerah yang Berkarakter Pinggiran Kota dan Daerah
Berkarakter Pedesaan di Kabupaten Muna. Jurnal Pembangunan Wilayah & Kota 8
(2), 118-125
Saputra, Iwan Alim, dan Sri Rum Giyarsih. 2014. Studi Komparatif Transformasi Wilayah Di
Kabupaten Klaten. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Sarmita , I Made, dan Sri Rum Giyarsih. 2013. Niat Migrasi Dan Penyesuaian Diri Migran
Sirkuler Asal Jawa Di Kecamatan Kuta Selatan-Bali. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada
Sarmita , I, Sri Rum Giyarsih, dan Umi Listyaningsih. 2013. Migration Intentions Of Circular
Migrants From Java To South Kuta District-Bali. Romanian Review of Regional
Studies 9 (2).

Setyaningrum, Puspasari, dan Sri Rum Giyarsih. 2012. Identifikasi Tingkat Kerentanan Sosial
Ekonomi Penduduk Bantaran Sungai Code Kota Yogyakarta Terhadap Bencana Lahar
Merapi. Jurnal Bumi Indonesia ,1 (3)
Setyono , Jawoto Sih, Hadi Sabari Yunus, dan Sri Rum Giyarsih. 2016. The Spatial Pattern Of
Urbanization And Small Cities Development In Central Java: A Case Study Of
Semarang-Yogyakarta-Surakarta Region. Geoplanning: Journal of Geomatics and
Planning, 3 (1), 53-66
Sriartha , I Putu, Suratman Suratman, dan Sri Rum Giyarsih. 2015. The Effect of Regional
Development on The Sustainability of Local Irrigation System (A Case of Subak
System in Badung Regency, Bali Province). Forum Geografi, 29 (1)
Sriartha, I Putu, dan Sri Rum Giyarsih. 2015. Spatial Zonation Model of Local Irrigation
System Sustainability (A Case of Subak System in Bali). The Indonesian Journal of
Geography, 47 (2), 142
Susanti , Silvia, Ma M Baiquni, dan Sri Rum Giyarsih, M Si. 2015. Strategi Penghidupan
Masyarakat Korban Lumpur Panas Sidoarjo Setelah Relokasi Permukiman Di Desa
Kepatihan Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo. Yogyakarta: Universitas
Gadjah Mada.
Tajuddin , Lalu, R Rijanta, Hadi Sabari Yunus, dan Sri Rum Giyarsih. 2015. Migrasi
Internasional Perilaku Pekerja Migran Di Malaysia Dan Perempuan Ditinggal Migrasi
Di Lombok Timur. Jurnal Kawistara,5 (3)
Valentina, Imelda Prima, Dan Sri Rum Giyarsih. 2014. Sistem Pengoperasian Bongkar Muat
Barang dan Keterkaitan Spasial Arus Barang di Pelabuhan Tanjung Wangi
Kabupaten Banyuwang. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Vioya, Arrauda. 2010. Tahapan Perkembangan Kawasan Metropolitan Jakarta. Jurnal
Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol. 21 No. 3, Desember 2010, hlm 215-226.
http://www.sappk.itb.ac.id/jpwk/wp-content/uploads/2014/01/06-Jurnal-14-Vioya.pdf
diakses pada 1 September 2016 puku;l 18:23 WIB oleh Dwike Ariestantya
Wahidah, Ana Fitria, dan Sri Rum Giyarsih. 2013. Pengaruh Perkembangan Kota Jakarta
Terhadap Tingkat Perkembangan Sosial Ekonomi Dan Demografi Kecamatan
Serpong Tahun 2008-2010. Jurnal Bumi Indonesia, 2 (1)
Yudistira , Mathias Angger, dan Sri Rum Giyarsih. 2013. Pengaruh Keberadaan Fasilitas
Pendidikan Terhadap Pola Keruangan Lahan Terbangun (Kasus: Kecamatan Depok,
Kabupaten Sleman). Jurnal Bumi Indonesia, 1 (3)