Analisis Faktor Faktor yang Memperngaruh

Analisis Faktor-Faktor yang Memperngaruhi Struktur
Modal pada Sektor Tekstil dan Garmen yang Terdaftar
di BEI
Periode Tahun 2013-2017

KORIN INDRIANI
Universitas Trilogi

1. Latar Belakang Masalah
Kebutuhan akan dana sangat penting dalam membangun dan
menjamin kelangsungan perusahaan. Dana dibutuhkan untuk kegiatan
operasional perusahaan. Manajer keuangan harus mempertimbangkan
dengan baik masingmasing sumber dana yang dipilih karena memiliki
konsekuensi finansial yang berbeda-beda.Pemenuhan kebutuhan dana suatu
perusahaan dapat disediakan dari dua sumber yaitu sumber internal
perusahaan dan sumber eksternal perusahaan (Bambang, 2001:5)

Dana tersebut merupakan dasar terbentuknya struktur modal disuatu
perusahaan yang berasa dari dua sumber pendanaan tersebut. Sartono
(2001:225) mengatakan bahwa struktur modal merupakan perimbangan dari
jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang,

saham preferen dan saham biasa. Struktur modal adalah bauran (proporsi)
pendanaan permanen jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh
utang, saham preferen dan ekuitas saham biasa (Horne & Wachowicz,
2007:232)

Struktur modal juga dapat diartikan sebagai perimbangan atau
perbandingan antara jumlah utang jangka panjang dengan modal sendiri

(Riyanto, 2011:216). Dalam penggunaan hutang jangka Panjang pada
umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi)
atau modernisasi dari perusahaan lalu untuk modal sendiri terdiri dari
berbagai jenis saham dan laba ditahan. Jadi semakin besar proporsi modal
asing/hutang jangka Panjang dalam struktur modal perusahaan, akan
semakin besar pula resiko terjadinya ketidakmampuan untuk membayar
kembali hutang jangka Panjang beserta bunganya pada tanggal jatuh tempo.
(Putria & Erni 2010:180. Struktur modal atau kapitalisasi perusahaan adalah
pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham
preferen , dan modal pemegang saham (Weston & Copeland, 1999;19).

Penelitian ini menggunakan perusahaan tekstil dan garmen karena

saat ini di Indonesia pertumbuhan perusahaan tersebut sangat pesat.Industri
garmen menjadi salah satu penyumbang devisa ekspor tertinggi . kinerja
ekspor industri TPTnasional selama lima tahun terakhir mengalami
pertumbuhan rata-rata sebesar 2,28 persen dengan nilai ekspor pada tahun
2015 mencapai 12,28 miliar Dolar Amerika Serikat (AS).Kinerja ini masih
lebih baik jika dibandingkan kinerja ekspor nasional sekitar 4,69 persen dan
ekspor non migas sebesar 8,92 persen.prospek pertumbuhan industri TPT
nasional semakin baik pada masa mendatang karena permintaan pasar di
dalam negeri yang terus melonjak serta meningkatnya konsumsi dunia.
Apalagi, pangsa pasar industri tekstil Indonesia hanya dua persen dari pasar
tekstil dunia, sehingga membuka peluang besar untuk memperluas pasar
industri TPT nasional di pasar dunia. (industribisnis.com)
Dengan mengetahui perkembangan profitabilitas, struktur aktiva,
dan ukuran perusahaan yang mempengaruhi struktur modal perusahaan
tekstil dan garmen diharapkan bisa menjadi bahan pertimbangan bagi
evaluasi manajemen. Penelitian pengaruh profitabilitas terhadap sruktur
modal memiliki hasil yang variatif. Penelitian yang dilakukan oleh Hadianto
(2008), Muhajir dan Triyono (2010), Joni dan Lina (2010), Kartini dan
Tulus (2008), dan Seftianne dan Handayani (2011) menunjukan hasil yang


berbeda terkait dengan pengaruh profitabilitas, struktur modal, dan ukuran
perusahaan terhadap struktur modal.
Hadianto, Muhajir dan Triyono (2010) dan Joni dan Lina (2010)
menunjukan adanya pengaruh antara profitabilitas terhadap struktur modal.
Sebaliknya, Kartini dan Tulus (2008) dan Seftianne dan Handayani (2011)
menunjukan tidak adanya pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal.
Pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal juga memiliki
hasil yang cukup variatif. Hadianto (2008), Joni dan Lina (2010), Muhajir
dan Triyono (2010), dan Seftianne dan Handayani (2011) yang meneliti
tentang variabel Struktur Aktiva menunjukkan hasil-hasil yang berbeda.
Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa struktur aktiva berpengaruh pada
struktur modal perusahaan ditunjukkan oleh Hadianto (2008) dan Joni dan
Lina (2010), sebaliknya penelitian yang dilakukan oleh Muhajir dan
Triyono (2010) dan Seftianne dan Handayani (2011) menunjukkan bahwa
struktur aktiva tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Begitu juga
pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal memiliki hasil yang
variatif. Ukuran Perusahaan telah diteliti oleh Kartini dan (2008), Seftianne
dan Handayani (2011), Hadianto (2008), Muhajir dan Triyono (2010), dan
Joni dan Lina (2010). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kartini dan
Tulus (2008), Seftianne dan Handayani (2011) menunjukkan bahwa ukuran

perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Sebaliknya
hasil penelitian yang ditunjukkan oleh Hadianto (2008), Muhajir dan
Triyono (2010), dan Joni dan Lina (2010) menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Adanya
hasil penelitian yang sangat variatif tersebut, menunjukkan adanya reseach
gap dalam penelitian sejenis. Oleh karena itu, penelitian tentang
profitabilitas, struktur aktiva, ukuran perusahaan dan struktur modal
menarik untuk diteliti kembali. Maka, penelitian ini mencoba untuk
mengkaji kembali pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal dengan
tambahan struktur aktiva dan ukuran perusahaan sebagai variabel
independennya. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan

penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Struktur Modal Perusahaan Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di
BEI periode Tahun 2013-2017”.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas rumusan masalah
penelitian ini sebaai berikut :


1. Apakah faktor pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap struktur modal
pada perusahaan tekstil dan garmen di BEI ?
2. Apakah faktor rasio hutang berpengaruh terhadap struktur modal pada
perusahaan tekstil dan garmen di BEI ?
3. Apakah faktor struktur aktiva berpengaruh terhadap struktur modal pada
perusahaan tekstil dan garmen di BEI ?
4.

Apakah faktor profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal pada
perusahaan perusahaan tekstil dan garmen di BEI ?

5. Apakah faktor struktur modal pada perusahaan tekstil dan garmen di BEI?

3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusalah masalah diatas, maka tujuan dari penelitian
ini sebagai berikut :
1. Untuk menganalisa faktor pertumbuhan penjualan berpengaruh
terhadap struktur modal pada perusahaan tekstil dan garmen di BEI
2. Untuk menganalisa faktor rasio hutang berpengaruh terhadap struktur
modal pada perusahaan tekstil dan garmendi BEI

3. Untuk menganalisa faktor struktur aktiva berpengaruh terhadap struktur
modal pada
4. Untuk menganalisa faktor profitabilitas berpengaruh terhadap struktur
modal pada perusahaan perusahaan tekstil dan garmen di BEI
5. Untuk menganalisa faktor struktur modal berpengaruh pada perusahaan
tekstil dan garmen di BEI

4. Hipotesa Penelitian
Penelitian ini menggunakan alat statistik atau SPSS untuk mengetahui
berpengaruh atau tidak antara variabel independent dengan variable
dependen. Hipotesa sebagai berikut :
1. H 1 : Variabel pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap struktur modal
pada perusahaan tekstil dan garmen di BEI
2. H 2: Variabel rasio hutang berpengaruh terhadap struktur modal pada
perusahaan tekstil dan garmen di BEI..
3. H 3 : Variabel struktur aktiva berpengaruh terhadap struktur modal pada
perusahaan tekstil dan garmen di BEI.
4.

H 4 : Variabel faktor profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal

pada perusahaan tekstil dan garmen di BEI.

5. H 7 : Variabel struktur modal berpengaruh pada perusahaan tekstil dan
garmen di BEI

5. Landasan Teori
5.1 Pengertian Struktur Modal
Pengertian Struktur Modal Struktur modal adalah pembiayaan yang
permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal
pemegang saham (Weston and Copeland, 1997:19). Menurut Bambang (2001:22)
struktur modal adalah pembelanjaan permanen antara utang jangka panjangdengan
modal sendiri. Menurut Suad dan Enny (2004:176) struktur modal adalah
perbandingan hutang dan modal sendiri dalam struktur finansial perusahaan.
Sedangkan menurut Brealey et al. (2007:6) struktur modal adalah gabungan
pendanaan utang jangka panjang dan ekuitas. Dari teori-teori tersebut dapat
disimpulkan bahwa struktur modal adalah campuran pembiayaan berbentuk hutang
dengan modal sendiri dalam struktur finansial perusahaan..
Struktur modal merupakan pembelanjaan permanen yang mencerminkan
perimbangan antara hutang jangka panjang dan modal sendiri. Struktur modal


diukur dengan menggunakan debt to equity ratio (DER). Debt to equity ratio (DER)
merupakan rasio yang Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7 (2014) 8
digunakan untuk mengukur penggunaan total utang terhadap total shareholder’s
equity yang dimiliki perusahaan. DER menurut (Horne 2005:234) dirumuskan
sebagai berikut:

5.1.1 Pertumbuhan Penjualan
Kesuma (dalam Clarensia dan Azizah, 2012) menyatakan bahwa
pertumbuhan penjualan (growth of sales) adalah kenaikan jumlah penjualan
dari tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu. Perusahaan yang memiliki
tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi akan membutuhkan lebih
banyak investasi pada berbagai elemen aset, baik aset tetap maupun aset
lancar. Pihak manajemen perlu mempertimbangkan sumber pendanaan
yang tepat bagi pembelanjaan aset tersebut. Perusahaan yang memiliki
pertumbuhan penjualan yang tinggi akan mampu memenuhi kewajiban
finansialnya seandainya perusahaan tersebut membelanjai asetnya dengan
utang, begitu pula sebaliknya. Cara pengukurannya adalah dengan
membandingkan penjualan pada tahun t setelah dikurangi penjualan pada
periode sebelumnya terhadap penjualan pada periode sebelumnya.
Pertumbuhan Penjualan Pertumbuhan Penjualan dalam penelitihan ini

dihitung dengan menggunakan prosentase kenaikan dan penurunan dari
suatu periode ke periode berikutnya. Sales Growth (SG) menurut (Warsono,
2003:236) diformulasikan dengan :

Pertumbuhan penjualan :

5.1.2 Rasio Likuiditas
Fred Weston (dalam Kasmir, 2015:129) menyatakan bahwa rasio likuiditas
(liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Dengan kata
lain, rasio likuiditas berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban
kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun di dalam
perusahaan (likuiditas perusahaan).

Jenis- jenis pengukuran Rasio Likuiditas:


Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban

lancarnya dalam suatu tahun dari operasinya.
Rumus Current Ratio :

Aktiva Lancar
Utang Lancar



Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)
Rasio cepat merupakan rasio antara aktiva lancar sesudah dikurangi
persediaan dengan hutang lancar. Rasio ini mengukur likuiditas jangka
sangat pendek.
Rumus rasio cepat (quick ratio) =: Aktiva Lancar – Persediaan



Utang Lancar
Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio kas atau cash ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar kas yang tersedia untuk membayar utang. Dapat dikatakan

rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk
membayar utang-utang jangka pendeknya.
Rumus rasio kas (cash ratio): kas atau cash equivalent
Utang Lancar



Rasio Perputaran Kas
Rasio perputaran kas (cash turnover ) berfungsi untuk mengukur tingkat
kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar
tagihan dan membiayai penjualan. Dari hasil perhitungan rasio perputaran
kas apabila rasio perputaran kas tinggi, ini berarti ketidakmampuan
perusahaan dalam membayar tagihannya.
Rumus perputaran kas : Penjualan Bersih



Modal kerja bersih
Inventory to Net Working Capital
Inventory to Net Working Capital merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan
modal kerja perusahaan.
Rumus INWC :

Persediaan

Aktiva Lancar – Utang Lancar
5.1.3

Pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal

Menurut Riyanto (2008) stuktur aktiva merupakan perimbangan atau
perbandingan dari aktiva tetap dan total aktiva. Perusahaan yang memiliki
aktiva tetap lebih besar daripada aktiva lancar cenderung menggunakan
hutang lebih besar karena aktiva dapat dijadikan sebagai jaminan hutang.
Perusahaan sebagian besar modalnya tertanam pada aktiva tetap akan
mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal permanen yaitu modal
sendiri, sedangkan hutang bersifat sebagai pelengkap. H2: struktur aktiva
memiliki pengaruh positif terhadap struktur modal. Struktur aktiva (SA)
Struktur aktiva adalah perbandingan antara aktiva tetap dengan total aktiva
yang digunakan sebagai penentuan seberapa besar alokasi dana untuk
masing-masing komponen aktiva. Menurut Riyanto (2008) skala
pengukuran variabel struktur aktiva menggunakan skala rasio dengan
rumus:

5.1.4

Profitabilitas

Profitabilitas merupakan salah satu kemampulabaan, menurut Moeljadi
(2006:237), pada umumnya profitabilitas dilihat dari angka laba, hal
demikian berarti dari hutang jangka pendek, sedangkan untuk hutang jangka
panjang yang dipertimbangkan adalah net profit margin. Profitabilitas
merupakan faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan struktur modal
perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan yang memiliki profitabilitas
tinggi cenderung menggunakan utang yang relatif kecil karena laba ditahan
yang tinggi sudah memadai untuk membiayai sebagian besar kebutuhan
pendanaan. Menurut Weston dan Brigham (dalam Kusumaningrum, 2010)
perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi
menggunakan utang yang relatif kecil karena tingkat pengembalian yang
tinggi memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar
pendanaan internal. Dengan laba ditahan yang besar, perusahaan akan
menggunakan laba ditahan sebelum memutuskan untuk menggunakan
utang. Hal ini sesuai dengan Pecking Order Theory yang menyarankan
bahwa manajer lebih senang menggunakan pembiayaan yang pertama yaitu
laba ditahan kemudian utang (Sartono, 1999). Profitabilitas merupakan
ukuran atau besarnya aset yang dimiliki perusahaan. Dalam penelitian ini
diukur dengan menggunakan rasio return on total assets (ROA) yang
membandingkan laba bersih sebelum pajak dengan total aset. Return on
total assets (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas
perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aset
yang dimiliki. ROA menurut (Nadeem dan Wang, 2011:124) dirumuskan
sebagai berikut:

5.1.5

Faktor-faktor yang mempengaruhi Struktur Modal

Salah satu fungsi manajer keuangan adalah memenuhi kebutuhan dana
untuk pembelanjaan perusahaan. Di dalam melakukan tugas tersebut
manajer keuangan dihadapkan dengan dua pilihan sumber pembelanjaan,
menggunakan dana yang bersumber dari utang atau menggunakan dana
yang berasal dari modal sendiri. Adakalanya penggunaan utang membuat
nilai perusahaan meningkat, tapi pada tingkat utang tertentu bisa membuat
perusahaan

dibayang-bayangi

kemungkinan

kebangkrutan.

Dalam

menentukan perimbangan antara besarnya utang dan jumlah modal sendiri
yang

tercermin

pada

struktur

modal

perusahaan,

maka

perlu

memperhitungkan adanya berbagai faktor yang mempengaruhinya. Hanafi
(2004:345) berpendapat bahwa beberapa hal yang bisa dipakai sebagai
pertimbangan dalam menentukan struktur modal diantaranya adalah
struktur aset dan Tingkat pertumbuhan penjualan. Menurut Brigham
(2011:188-190) perusahaan pada umumnya akan mempertimbangkan
faktor-faktor berikut ini ketika melakukan keputusan struktur modal:
1. Struktur aset.
2.

Stabilitas penjualan

3.

Profitabilitas.

5.2 Penelitian Terdahulu


Asih (2006) dalam penelitiannya yang berjudul analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi struktur modal perusahaan properti yang go-public di BEJ
periode 1994-2004, dengan menggunakan variable independen operating
leverage, likuiditas,struktur aktiva, grow, PER, dan profitabilitas, serta
metode analisis data menggunakan regresi linier berganda mengungkapkan
bahwa likuiditas, grow, dan PER memiliki pengaruh positif signifikan
terhadap struktur modal. Operating leverage dan profitabilitas berpengaruh
negatif signifikan terhadap struktur modal, dan struktur aktiva tidak









berpengaruh terhadap struktur modal. Persamaan dengan penelitian ini
terletak pada beberapa variabel yaitu variable likuiditas dan variabel
struktur modal sebagai variabel dependennya. Dan sama – sama
menggunakan analisis regresi linier berganda.
Sudarno (2006) dalam penelitiannya yang berjudul analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi struktur modal perusahaan sektor infrastruktur,
utilitas, dan transportasi pada bursa efek jakarta. Variabel independen yang
digunakan yaitu size, deviden, likuiditas, non debt tax, dan risiko bisnis
dengan metode analisis regresi linier berganda. Hasil penelitiannya
menyatakan bahwa likuiditas dan non debt tax berpengaruh signifikan
terhadap struktur modal, sedangkan size, deviden, dan resiko bisnis tidak
berpengaruh signifikan. Persamaan dengan penelitian ini terletak pada
beberapa variabel yaitu variable likuiditas dan variabel struktur modal
sebagai variabel dependennya. Dan sama - sama menggunakan analisis
regresi linier berganda.
Bram (2008) dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh struktur aktiva,
ukuran perusahaan, dan profitabilitas terhadap struktur modal emiten
sector telekomunikasi periode 2000-2006: sebuah pengujian hipotesis
pecking order. Hasil penelitiannya yaitu struktur aktiva dan profitabilitas
berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal. Size berpengaruh
negatif signifikan terhadap struktur modal.
Farah dan Aditya (2009) dalam penelitiannya yang berjudul faktor-faktor
yang mempengaruhi struktur modal pada industri manufaktur di BEI.
Hasil penelitiannya yaitu profitabilitas, likuiditas, dan growth berpengaruh
signifikan terhadap struktur modal yang diproyeksikan dengan total
leverage, sedangkan size, tangibility, non debt tax shield, age, investment
tidak signifikan. Persamaan dengan penelitian ini terletak pada beberapa
variabel yaitu variable likuiditas, profitabilitas dan variable struktur modal
sebagai variable dependennya. Dan sama – sama menggunakan analisis
regresi linier berganda.
Panca et al. (2010) dalam penelitiannya yang berjudul analisis faktorfaktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur
yang go public di BEI, menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan,
profitabilitas, dan operational leverage berpengaruh signifikan terhadap
struktur modal, sedangkan struktur aktivatidak signifikan. Persamaan
dengan penelitian ini terletak pada beberapa variabel yaitu variable
likuiditas, profitabilitas dan leverage operasi dan variabel struktur modal
sebagai variabel dependennya. Dan sama – sam menggunakan analisis
regresi linier berganda.









Trisna (2010) dalam penelitiannya yang berjudul analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi struktur modal (studi perbandingan pada perusahaan
aneka industri dan consumer goods periode 2007- 2009), mentode analisis
regresi linier berganda dan uji beda (chow test), dengan variabel
independen yang digunakan yaitu pertumbuhan penjualan, struktur aktiva,
profitabilitas dan ukuran perusahaan. Hasil penelitiannya yaitu untuk
perusahaan aneka industri, struktur aktiva dan ukuran perusahaan
berpengaruh positif signifikan, sedangkan profitabilitas dan pertumbuhan
penjualan tidak berpengaruh. Pada perusahaan consumer goods hasil
penelitiannya adalah pertumbuhan perusahaan dan size berpengaruh positif
signifikan terhadap struktur modal, profitabilitas berpengaruh negative
signifikan, dan struktur aktiva tidak berpengaruh.
Holong (2011) dalam penelitiannya yang berjudul analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi struktur modal perusahaan LQ 45 periode 2005-2010.
Hasil penelitiannya menyatakan bahwa likuiditas, pertumbuhan
perusahaan, struktur aktiva, dan profitabilitas berpengaruh signifikan
terhadap struktur modal, sedangkan size tidak signifikan.
Achmad (2012) dalam penelitiannya yang berjudul faktor-faktor yang
mempengaruhi struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI, memperoleh hasil yaitu struktur aktiva, profitabilitas, likuiditas
berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, sedangkan size, operating
leverage, pertumbuhan penjualan tidak signifikan. Persamaan dengan
penelitian ini terletak pada beberapa variabel yaitu variable likuiditas,
profitabilitas dan variable struktur modal sebagai variable dependennya.
Dan sama – sama menggunakan analisis regresi linier berganda.
Bastian et al. (2012) dalam penelitiannya yang berjudul faktor-faktor yang
mempengaruhi struktur modal pada perusahaan industri farmasi yang
terdaftar di BEI. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa profitabilitas dan
struktur aktiva berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, sedangkan
size dan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh. Sesuai dengan uraian
dalam latar belakang masalah dan penelitian terdahulu, penelitian ini
memiliki persamaan yaitu meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi
struktur modal perusahaan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya yaitu menggunakan objek perusahaan sektor transportasi
karena merupakan sector yang penting dalam kegiatan perekonomian, dan
juga penggunaan satu jenis sektor diharapkan agar penelitian lebih
terfokus dan data lebih homogen. Selain itu perbedaan dari penelitian ini
yaitu menggunakan enam variabel independent yang menunjukkan hasil
berbeda daripenelitian satu dengan yang lain. Atas dasar tersebut maka
dimasukkan enam variable independen tersebut kedalam model penelitian.

Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian selanjutnya yaitu
struktur modal pada sektor transportasi dan enam variabel independen
yang mempengaruhinya.

6. Metode Penelitian
6.1 Metode Penelitian
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, data yang
dikumpulkan dari laporan keuangan yang berada di Bursa Efek Indonesia dari tahun
2013-2017. Dimana data tersebut merupakan angka-angka yang disebut sebagai
data sekunder yang nantinya diolah dan dinyatakan pada analisis yang
mempengaruhi struktur modal. Faktor tersebut digunakan untuk menilai atau
mengukur seberapa besar atau seberapa baik pengaruh struktur modal suatu
perusahaan.

6.2 Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang telah tercatat dalam
laporan keuangan tahunan perusahaan sub sektor Tekstik dan Garmen yang telah
tercatat di website resmi BEI www.idx.com. Data tersebut merupakan data
sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain. Laporan Keuangan
Tahunan yang dipakai adalah pada akhir pembukuan tahun 2013, 2014, 2015, 2016,
dan 2017
6.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan sub sektor Tekstil dan Garmen
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Semua perusahaan sub sektor Tekstil dan Garmen yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2013-2017 sebanyak 5
perusahaan.

6.4 Alat analisis Penelitian
alat analisis yang digunakan untuk penelitian ini adalah Uji Asumsi Klasik,
Analisa Korelasi dan Uji Analisa Regresi .
6.5.1 Uji Asumsi Klasik


Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi
normal ataukah tidak. Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka
persyaratan normalitas harus terpenuhi yaitu data harus berdistribusi
normal. Namun, jika data tidak berdistribusi normal, atau jumlah sampel
sedikit maka dapat menggunakan metode non parametrik. Dalam uji ini
akan

digunakan

uji

One

Sample

Kolmogorov-Smirnov

dengan

menggunakan taraf signifikan sebesar 0,05 atau 5% (Wiyono, 2011:149).
Jadi, jika nilai signifikan > 0,05, maka data berdistribusi normal. Namun,
jika nilai signifikan  0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

Uji Normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam
penelitian ini menggunakan plot probabilitas normal untuk menguji


normalitas data yang diteliti.
Uji Heteroskedastisitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan
asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari
residual untuk semua pengamatan pada model regresi (Wiyono, 2011:160).
Prasyarat yang harus terpenuhi dalam uji ini adalah tidak adanya masalah
heteroskedastisitas. Pada penelitian ini uji heteroskedastisitas yang
digunakan adalah uji Glejser. Uji Glejser dapat dilakukan dengan
meregresikan variabel independen terhadap nilai absolut. Apabila

probabilitas signifikan variabel independen di atas tingkat kepercayaan 5%


maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Gujarati, 2007:93).
Uji Autokorelasi
Ghozali (2007:95) menyatakan uji autokorelasi bertujuan untuk menguji
apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan
penggunaan pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Untuk menguji keberadaan autokorelasi dalam penelitian ini
digunakan uji statistic Durbin- Waston (uji DW) dengan ketentuan sebagai
berikut: (1) Angka D-W di bawah -2 berarti terjadi autokorelasi positif; (2)
Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak terjadi autokorelasi; (3)
Angka D-W di atas +2 berarti terjadi autokorelasi negatif.

6.5.2

Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui apakah masingmasing variabel independen berhubungan positif atau negatif terhadap variabel
dependen dan seberapa besar pengaruh faktor yang digunakan dalam model
penelitian berkaitan dengan struktur aktiva, likuiditas dan profitabilitas terhadap
struktur modal pada perusahaan tekstil dan garmen di Bursa Efek Indonesia secara
linier.


Multikolinearitas
Ghozali (2007) menyatakan uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada
model regresi yang baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi
korelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model
regresi dapat dilihat dari nilai tolerance atau variance inflation factor (VIF).
Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai
Tolerance (TOL) tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan
terbebas dari multikolinearitas VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 10 maka
Tolerance = 1/10 = 0,1

6.5.3. Analisa Regresi



Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar variabelvariabel independen secara bersama mampu memberikan penjelasan
mengenai variabel dependen dimana nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1(0≤
R2≤1). Koefisien determinasi (R2) dapat di interprestasikan sebagai berikut:
(1) Jika nilai R2 mendekati 1, menunjukkan bahwa kontribusi variabel
bebas terhadap variabel terikat secara simultan semakin kuat; (2) Jika nilai
R2 mendekati 0, menunjukkan bahwa kontribusi variabel bebas terhadap



variabel terikat secara simultan semakin lemah.
Uji F - Statistik
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen/terikat. Untuk menguji kelayakan data ini
digunakan uji statistik F, dengan ketentuan sebagai berikut: (1) Taraf
signifikan α = 0,05; (2) Kriteria pengujian dimana p value < α berarti model
layak untuk di uji, sedangkan apabila p value > α berarti model tidak layak



untuk di uji.
Uji t (Hipotesis)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel
dependen. Dengan tingkat signifikan level 0,05 (α=5%). Kriterianya: (1)
Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak. Ini berarti secara parsial
variabel independen tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen; (2) Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima.
Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap variabel dependen.

7. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran keseluruhan mengenai materi pokok tentang
penelitian ini, maka dijelaskan sistematika penulisan yang secara garis besar
terdiri dari sebagai berikut:



Latar Belakang Masalah
Pada bagian ini memuat latar belakang permasalahan penelitian mengapa
penulis ingin meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal



pada perusahaan Tekstil dan Garmen .
Rumusan masalah
Pada bagian ini peneliti membuat rumusan masalah berdasarkan latar



belakang masalah.
Tujuan Penelitian
Pada bagian ini peneliti membuat tujuan penelitian berdasarkan rumusan



masalah.
Hipotesa Penelitian
Pada bagian ini peneliti membuat Hipotesa Penelitian berdasarkan Rumusan



Masalah.
Landasan Teori
Pada bagian ini peneliti menjelaskan secara keseluruhan bagaimana
mengukur kinerja keuangan dengan menghitung rasio keuangan sesuai
dengan rumus yang sudah ada dan bagaimana cara melihat nilai suatu



perusahaan dengan pengukuran yang sudah ada.
Metode penelitian
Pada bagian ini peneliti menjelaskan bagaimana mengambil data yang
sudah ada untuk dikelola atau dihitung, populasi dan sampel data yang
diambil, dan alat analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh
antara variabel independent dan variabel dependent.

8. Daftar Pustaka
1) Kisman, Z. Model For Overcoming Decline in Credit Growth (Case
Study of Indonesia with Time Series Data 2012M1-2016M12). Journal
of Internet Banking and Commerce.Vol.22, No. 3,2017.
2) Kisman, Z., & Shintabelle Restiyanita, M. The Validity of Capital Asset
Pricing Model (CAPM) and Arbitrage Pricing Theory (APT) in
Predicting the Return of Stocks in Indonesia Stock Exchange American
Journal of Economics, Finance and Management Vol. 1, No. 3, 2015, pp.
184-189

3) Kisman, Z.Disappearing Dividend Phenomenon: A Review of Theories
and Evidence.Transylvanian Review.Vol XXIV, No. 08,2016.
4) Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan 2013-2017 Subsektor Jasa
Tekstil dan Garmen www.idx.co.id diakses 19 April 2018.
5) Taruna, Topowijono, Devi. 2014 Administrasi Bisnis : Pengaruh Struktur
Aktiva, Tingkat Pertumbuhan Penjualan dan Profitabilitas Terhadap
Struktur Modal. Malang, Universitas Brawijaya.
6) Abiprayasa,Muhammad, Linda. 2014. Analisis Akuntansi : FaktorFaktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Tekstil dan
Garmen di BEI. Semarang : Universitas Negeri Semarang.
7) Selly. 2014. Ilmu & Riset Akuntansi: Pengaruh Profitabilitas,
Pertumbuhan Penjualan, Struktur Aset dan Tingkat Pertumbuhan
Terhadap Struktur Modal. Surabaya : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Indonesia (STIESIA).
8) Cindy. 2017. Ilmu dan Riset Manajemen : Pengaruh Pertumbuhan
Penjualan, Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva Terhadap Struktur
Modal. Surabaya : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA).
9) Riyanto, Bambang. 2011. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi
4. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta .
10) Horne, James C. Van and John M. Wachowicz, JR. 2007. Fundamentals
of Financial Management. Jakarta : Salemba Empat.
11) Sartono, R.Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi
4. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta
12) . industribisnis.com

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22