UPAYA USTADZ DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BACA TULIS AL-QUR’AN DI TPQ AN-NAHDLIYAH BANJAREJO REJOTANGAN TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014 2015 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

BAB IV
PAPARAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Paparan Hasil Penelitian
Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa peneliti
menggunakan beberapa metode yang digunakan, yaitu: interview atau
wawancara,

observasi

dan

dokumentasi.

kemudian

dari

hasil

pengumpulan data ini, penulis menggunakan analisis deskriptif kualitatif.

Analisis deskriptif kualitatif adalah teknik analisa data yang bersifat non
angka atau data yang dikumpulkan berupa kata-kata dan gambar. Tentang
wawancara penelitian dengan segenap ustadz dan ustadzah, dilakukan di
lokasi TPQ. Hal ini dilakukan untuk mengetahui secara mendalam tentang
bagaimana kondisi pribadi dan tingkah laku subjek. Dengan demikian,
laporan penelitian akan berisi kutipan data unutk memberi gambaran
penyajian laporan tersebut dan selanjutnya penganalisaan dilakukan
dengan menggunakan interpretasi logis terhadap data-data yang diperoleh
dan dianggap sesuai dengan pokok permasalahan.
Untuk mencetak seorang yang Qur’ani, memiliki pribadi yang
beriman, bertaqwa dan beramal sholeh, seorang ustadz memiliki peranan
yang sangat penting terlebih dalam sebuah lembaga pendidikan Islam
seperti TPQ. Yang mana sebagai ustadz dan ustadzah tidak cukup hanya
mendidik di dalam kelas akan tetapi juga mendidik di luar kelas dan setiap
waktu semua itu adalah tanggung jawab ustadz dan usdzah.
88

89

Dalam mempelajari ilmu agama tidak terlepas dari pelajaran

dasarnya yaitu Al-Qur’an. Pelajaran Al-Qur’an tersebut membutuhkan
ketlatenan dan kesabaran, karena sebelum mahir dalam membaca AlQur’an membutuhkan pejuangan untuk mencapainya. Dalam hal ini
dibutuhkan motivasi dalam mempelajari Al-Qur’an, agar para anak didik
tidak merasa jenuh dan bosan.
Dari hasil wawancara dengan ustadzah Siti Syamsiyah sebagai
kepala TPQ An-Nahdliyah Banjarejo tentang seberapa pentingkah
motivasi untuk belajar baca tulis Al-Qur’an, beliau menjelaskan:
“Motivasi itu sangatlah penting, apalagi motivasi belajar dalam
kegiatan belajar Al-Qur’an. Misal ketika mempelajari jilid, sebagai
pengajar harus bisa memotivasi atau menarik minat anak didik
yang diajarnya untuk mau dan terus belajar, dan kita sebagai
pengajar menggunakan segala macam upaya untuk dapat
menggerakkan anak agar mau membaca dan menulis huruf-huruf
hijaiyah”.1
Penulis mengajukan pertanyaan yang lebih mendalam mengenai
motivasi yang seperti apa yang diberikan pada anak didik, beliau
menjelaskan lagi:
Untuk anak yang pra Al-Qur’an motivasi yang digunakan yaitu
imbalan atau ganjaran, alasannya karena anak yang pra Al-Qur’an
pada umumnya anak yang berusia 4-5 tahun dan masih belum bisa

fokus secara menyeluruh untuk belajar sehingga penggunaan
imbalan merupakan metode yang tepat, hal ini merupakan daya
penarik agar anak menurut pada gurunya”.2
Dari pernyataan di atas, saya sebagai peneliti menyimpulkan bahwa
motivasi dalam pendidikan sangatlah penting terutama motivasi belajar
1

Hasil wawancara dengan Ustadzah Siti Syamsiah pada hari senin tanggal 6 April 2015
pukul 17.00 WIB
2
Hasil wawancara dengan Ustadzah Siti Syamsiah pada hari senin tanggal 6 April 2015
pukul 17.00 WIB

90

pada anak didik yang pra Al-Qur’an. Anak didik pada usia seperti itu
sangatlah rentan terpengaruh dengan keadaan lingkungan sekitar
(lingkungan baru), sehingga para ustadzah menerapkan metode imbalan
sebagai daya tarik anak didik untuk mau belajar.


1. Metode Pembelajaran Yang Digunakan Dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Baca Tulis Al-Qur’an di TPQ An-Nahdliyah
Banjarejo
Metode pengajaran adalah cara penyampaian dalam proses
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar di TPQ An-Nahdliyah,
hanya sejumlah metode tertentu saja yang dapat diterapkan mengingat
tingkat perkembangan anak yang masih dini yaitu usia anak 4-12
tahun. Penerapan metode tersebut harus disesuaikan dengan
kemampuan dan kondisi anak.
a. Proses kegiatan belajar yang di terapkan di TPQ An-Nahdliyah di
Banjarejo
Berdasarkan pengamatan atau observasi yang penulis lakukan
bahwa, proses kegiatan belajar mengajar TPQ An-Nahdliyah di Desa
Banjarejo berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dalam proses
pembelajaran Al-Qur’an, anak didik memperhatikan apa yang telah
disampaikan oleh ustadznya.

91


Adapun alur proses pembelajaran Al-Qur’an di Taman
Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) An-Nahdliyah di Desa Banjarejo adalah
sebagai berikut:
1) Pembukaan di buka dengan salam dan do’a.
2) Secara bersama-sama membaca do’a sehari-hari atau surat
pendek.
3) Kemudian membaca bersama bacaan yang akan dibaca.
4) Kemudian privat yaitu ustadzah menyimak apa yang dibaca
anak didik, di samping itu ustadzah memberikan materi menulis
untuk mengurangi kegaduhan.
5) Kemudian kembali pada tempat semula dan secara bersamasama membaca (belajar) bacaan yang akan dibaca besok.
6)

Berdo’a dan di tutup dengan salam.
Setelah selesai setiap anak didik yang pulang harus bersalaman

dengan ustadzah atau pendidik.3
Adapun kegiatan belajar mengajar di TPQ An-Nahdliyah
Banjarejo di mulai dari hari senin sampai sabtu. Dalam sehari terdapat
dua jam pelajaran, satu jamnya kira-kira 45 menit. Satu jam pelajaran

digunakan untuk belajar Al-Qur’an dan pada jam berikutnya untuk
mempelajari

pelajaran

tambahan

semisal:

belajar

mempelajari materi tentang akhlaq, fiqih dan tauhid.4

3
4

Observasi di kelas III TPQ-B pada hari sabtu tanggal 25 April 2015
Observasi di TPQ An-Nahdliyah pada hari kamis tanggal 30 April 2015

menulis,


92

b. Metode yang diterapkan di TPQ An-Nahdliyah Banjarejo
Berdasarkan pengamatan atau observasi yang penulis lakukan,
temuan yang ada di lapangan tentang metode pembelajaran yang
digunakan dalam meningkatkan motivasi belajar baca tulis Al-Qur’an
di TPQ An-Nahdliyah Banjarejo, para ustadzah secara keseluruhan
menggunakan metode yang sama dalam pengolahan kelasnya.
Metode-metode tersebut di antaranya ialah metode demonstrasi,
metode tugas dan metode drill.5
Untuk mengetahui bagaimana metode

pembelajaran yang

digunakan dalam meningkatkan motivasi belajar baca tulis Al-Qur’an
di TPQ An-Nahdliyah Banjarejo, Ustadzah Athi’ Milla selaku
pengajar anak didik pada tingkat I TPQ menjelaskan:
“Dalam menggunaan metode ketika membaca jilid saya
menerapkan tiga metode, yaitu yang pertama metode demonstrasi

untuk memberikan penjelasan tentang hruf-huruf hijaiyah, yang ke
dua metode pemberian contoh (tugas) untuk melatih anak menulis
tulisan arab dan yang terakhir metode drill untuk memperlancar
bacaan, sedangkan untuk pengajaran surat-surat pendek, saya
menerapkan sistem hafalan secara bersama-sama setelah itu
mengunakan sistem sambung ayat, sama halnya dengan pengajaran
bacaan do’a sehari-hari saya menerapkan sistem seperti pengajaran
surat pendek”.6
Selanjutnya penulis meminta penjelasan kembali kepada
Ustadzah Athi’ Milla, kenapa lebih mengutamakan metode-metode
tersebut dalam meningkatkan motivasi belajar baca tulis Al-Qur’an,
ustadz Athi’ Milla menjawab :
5

Observasi di kelas I TPQ-B pada hari kamis tanggal 30 April 2015
Hasil wawancara dengan Ustadzah Athi’ Milla pada hari jum’at tanggal 23 April 2015
pukul 16.55 WIB
6

93


“Yang pertama saya menerapkan metode demonstrasi karena
menurut saya metode demonstrasi di sini sangat penting dalam
penjelasan huruf-huruf hijaiyah, mulai dari cara membaca, panjang
pendek dan jelas ataupun bacaan samar, kemudian metode tugas
yang dimaksudkan di sini untuk memberikan contoh bagaimana
anak didik saya ini bisa melafalkan huruf yang sedang dipelajari
dengan baik dan benar dan cara menuliskannya apakah sudah baik
dan rapi, setelah itu yang terakhir saya menerapakan metode drill
ketika membaca jilid agar anak didik saya lancar, benar dan pas
dalam membaca tulisan yang ada di jilid, dalam pengajaran surat
pendek, saya penerapkan sistem dengan hafalan secara bersamasama dengan tujuan agar anak-anak yang lain ikut bersuara, setelah
itu saya menerpakan sitem sambung ayat, dengan maksud anakanak akan lebih fokus dalam mengikuti hafalan surat pendek,
dalam penerapannya semisal bersama-sama menghafalkan surat AlIkhlas dan diulang 3 sampai 5 kali setelah agak lancar hafalannya
dipilih secara acak untuk menghafalkan ayat 1 dan diteruskan anak
lain untuk menghafalkan ayat berikutnya dan kegiatan ini
dilakukan sampai ayat terakhir, untuk belajar menulis terlebih
dahulu saya menuliskan di papan tulis dan anak-anak menyalin
tulisan saya di bukunya masing-masing, jika ada anak yang belum
bisa menulis saya memegangi tangan untuk menuntunnya ataupun

saya menuliskan dengan cara membuat gambar putus-putus agar
anak menirukannya”.7
Selanjutnya metode

pembelajaran yang digunakan dalam

meningkatkan motivasi belajar baca tulis Al-Qur’an di tingkatan II
TPQ, Ustadzah Istikharoh selaku pengajar anak didik pada tingkat II
TPQ-A menjelaskan:
“Saya juga tidak mengerti metode apa yang saya gunakan ketika
mengajar, biasanya ketika saya mengajar saya memulainya dengan
membaca bersama-sama, setelah berdo’a menghafalkan surat-surat
pendek atau do’a sehari-hari dan setelah itu membaca Al-Qur’an
secara bersama-sama. Ketika selesai membaca bersama saya
menunjuk salah satu atau beberapa anak secara acak untuk
membaca kembali, untuk masalah menulis anak-anak saya sudah
banyak yang mahir dalam menulis tetapi terkadang saya hanya

Hasil wawancara dengan Ustadzah Athi’ Milla pada hari jum’at tanggal 23 April 2015
pukul 16.55 WIB

7

94

membenarkan penulisan dan jawaban dari tugas yang saya
berikan”.8
Selain itu Ustadzah Hidayatul Muflihah selaku pengajar kelas
II TPQ-B menjelaskan tentang bagaimana metode pembelajaran yang
digunakan dalam meningkatkan motivasi belajar baca tulis Al-Qur’an
“Hampir sama dengan kelas II TPQ-A dalam penggunaan
metodenya, karena sebelum melakukan pengajaran saya
berkomunikasi terlebih dahulu dengan Bu Istikharoh. Seperti apa
metode-metode yang akan diterapkan agar tidak terjadi perbedaan
dalam pengajaran dan penyampaian materi”.9
Untuk selanjutnya pada tingkat III TPQ, Ustadzah Khodijah
selaku pengajar di kelas III TPQ-A berpendapat tentang metode
pembelajaran yang digunakan dalam meningkatkan motivasi belajar
baca tulis Al-Qur’an.
“Saya mengajar menggunakan metode membaca secara bersama,
dan membaca sendiri dengan sistem pemilihan acak anak”.10
Untuk selanjutnya Ustadzah Khodijah memberikan penjelasan
tentang pendapatnya:
“Kegiatan tersebut saya rasa tepat di gunakan pada kelas yang saya
ajarkan. Membaca bersama merupakan salah satu hal yang dapat
dilakukan untuk mengukur ketepatan membacanya. Ketika sudah
selesai membaca saya memberikan kesempetan pada anak untuk
membaca di depan saya dan saya beri nlai di prestasinya, kecuali
pada anak yang saya rasa sudah pandai dalam membaca saya tidak

8

Hasil wawancara dengan Ustadzah Istikharoh pada hari senin tanggal 27 April 2015 pukul
15.00 WIB
9
Hasil wawancara dengan Ustadzah Hidayatul Muflihah pada hari selasa tanggal 28 April
2015 pukul 16.50 WIB
10
Hasil wawancara dengan Ustadzah Khodijah pada hari rabu tanggal 29 April 2015 pukul
16.55 WIB

95

menyuruhnya untuk membaca secara keseluruhan, melainkan
membaca dengan sistem acak”.11
Didukung dengan pendapat Ustadzah Nurur Hayah yang
mengajar pada kelas III TPQ-B, beliau menjelaskan:
“Dalam penggunaan metode ketika mengajar saya menerapkan
metode bimbingan dan pemberian tugas”.12
Untuk selanjutnya Bu Nurur Hayah memberikan penjelasan
tentang pendapatnya:
“Karena yang saya ajar adalah anak yang sudah bisa mengerti dan
memahami pelajaran, saya menerapkan metode bimbingan untuk
anak yang saya ajar, dan untuk mendukung pengajaran yang sedang
berlangsung saya menerapkan metode tugas untuk mengukur
seberapa paham dan mengerti anak-anak tentang pelajaran yang
saya ajarkan.13

Dalam rangka meningkatkan motivasi belajar baca tulis AlQur’an di TPQ An-Nahdliyah Banjarejo. Peran dari kepala TPQ dan
para ustadz/ustadzah sangat menentukan, karena kepala dan para
ustadz/ustadzah merupakan orang kedua yang akan ditiru oleh anak
didik. Maka dari itu, berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran
tergantung dari peran kepala TPQ dan Para ustadz/ustadzah, adapun
dalam pemberian materi baca tulis Al-Qur’an terhadap anak didik di
dalam kelas terdapat beberapa ragam jenis anak. Anak didik memiliki

11

Hasil wawancara dengan Ustadzah Khodijah pada hari rabu tanggal 29 April 2015 pukul
16.55 WIB
12
Hasil wawancara dengan Ustadzah Nurur Hayah pada hari jumat tanggal 01 Mei 2015
pukul 16.45 WIB
13
Hasil wawancara dengan Ustadzah Nurur Hayah pada hari jumat tanggal 01 Mei 2015
pukul 16.45 WIB

96

tingkatan dalam menerima materi baca tulis Al-Qur’an tersebut. Oleh
karena itu, hal ini tergantung kepada kemampuan anak itu sendiri.
Untuk lebih memahami dan mengetahui upaya yang telah
ustadzah lakukan dalam meningkatan motivasi belajar baca tulis AlQur’an di TPQ An-Nahdliyah, ustadzah Athi’ Milla yang mengajar di
kelas TPQ I menjelaskan bagaimana cara menilai ketika membaca.
Hal ini sebagaimana ia menjelaskan : “Upaya yang saya lakukan
untuk meningkatkan motivasi belajar dengan cara memberi penilaian
ketika membaca Al-Qur’an”.14
Penulis mengajukan pertanyaan lanjutan mengenai penilaian
dalam pelajaran lain, ustadzah Athi’ Milla menjawab :
“Pemberian tugas untuk mengetahui seberapa paham anak-anak
dengan pelajaran yang telah saya berikan, terkadang saya juga
memberikan hadiah sebagai penghargaan pada anak saya yang
telah berkelakuan baik”.15
Mengenai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar baca
tulis Al-Qur’an, ustadzah Istikharoh dan ustadzah Hidayatul muflihah
selaku pengajar kelas II TPQ menambahkan. Menurut Ustadzah
Istikharoh cara menilai pada saat membaca serta menulis, beliau
menjelaskan : “Selain memberikan penilaian pada tulisan, saya juga
memberikan prestasi pada membacanya”.16

Hasil wawancara dengan Ustadzah Athi’ Milla pada hari jum’at tanggal 23 April 2015
pukul 16.55 WIB
15
Hasil wawancara dengan Ustadzah Athi’ Milla pada hari jum’at tanggal 23 April 2015
pukul 16.55 WIB
16
Hasil wawancara dengan Ustadzah Istikharoh pada hari senin tanggal 27 April 2015
pukul 15.00 WIB
14

97

Ustadzah Istikharoh menambahkan juga tentang upaya yang
diterapkannya di dalam kelas dalam meningkatkan motivasi belajar
baca tulis Al-Qur’an, beliau menjelaskan :
“Terkadang saya juga menerapkan sistem ulih-ulihan atau pulang
duluan dengan cara memberikan soal secara lesan ataupun
mengerjakan soal yang ada di papan tulis”.17
Sedangkan Ustadzah Hidayatul Muflihah menambahkan
tentang cara menilai dalam membaca serta menulisnya, sebagaimana
ia menjawab : “Untuk upaya mugkin hampir sama dengan ustadzah
yang lain, dengan memberikan penilaian pada saat menulis dan
membaca”.18
Penulis mengajukan pertanyaan lanjutan tentang upaya dalam
penilaian di dalam kelas, ustadzah Hidayatul Muflihah menjawab :
“Ketika beradi dalam kelas terkadang saya memberikan hadiah pada
anak yang pandai”.19
Dan tidak ketinggalan pula penjelasan dari Ustadzah Khodijah
dan Ustadzah Nurur Hayah selaku pengajar pada tingkat III TPQ juga
menambahkan. Menurut Ustadzah Khodijah tentang bagaimana upaya
yang diterapkannya di dalam kelas, beliau menjelaskan :
“Pulang lebih awal ataupun mengadakan saembara pada akhir
pertemuan, semisal bagi anak yang dapat nilai baik ataupun bagi
anak yang dapat menghafalkan surat pendek, yasin dan do’a seharihari akan mendapatkan hadiah. Hadiahnya tergantung tingkat
17

Hasil wawancara dengan Ustadzah Istikharoh pada hari senin tanggal 27 April 2015
pukul 15.00 WIB
18
Hasil wawancara dengan Ustadzah Hidayatul Muflihah pada hari selasa tanggal 28 April
2015 pukul 16.50 WIB
19
Hasil wawancara dengan Ustadzah Hidayatul Muflihah pada hari selasa tanggal 28 April
2015 pukul 16.50 WIB

98

kesulitan yang di alami anak, jika tantangannya sulit terkadang
saya memberikan hadiah berupa uang Rp. 1.000,- sampai Rp.
5.000,-“.20
Berbeda pula upaya yang dilakukan Ustadzah Nurur Hayah di
kelasnya. Hal ini sebagaimana beliau menjelaskan :
“Di samping saya memberikan dorongan, ketika di dalam kelas
saya menerapkan sistem konsultasi atau komunikasi dengan wali
murid untuk memberikan perhatikan ketika belajar dirumah”.21
Dari pemaparan di atas, dapat dijabarkan atau dipaparkan
bahwa upaya ustadz yang ada di TPQ An-Nahdliyah Banjarejo adalah
sebagai berikut:
1. Ustadz
Beberapa upaya yang dilakukan ustadz dalam meningkatkan motivasi
belajar, dari hasil observasi dan wawancara dengan TU TPQ AnNahdliyah, di antaranya:
a) kepala TPQ An-Nahdliyah selalu mengadakan rapat dengan para
ustadz (sharing antar sesama ustadz). Rapat adalah pertemuan yang
melibatkan seluruh dewan ustadz/ustadzah yang diadakan setiap
satu semester sekali unutk membahas berbagai permasalahan
khususnya yang berkaitan dengan baca tulis Al-Qur’an serta
pemecahannya. Memberikan motivasi bagi ustadz/ustadzah yang
kurang aktif, dan juga memberikan motivasi agar kreatif dan
inovatif dalam prose belajar mengajar.
20

Hasil wawancara dengan Ustadzah Khodijah pada hari rabu tanggal 29 April 2015 pukul
16.55 WIB
21
Hasil wawancara dengan Ustadzah Nurur Hayah pada hari jumat tanggal 01 Mei 2015
pukul 16.45 WIB

99

b) Menyesuaikan materi dengan kemampuan dan kondisi anak.
Semua materi, baik baca tulis Al-Qur’an maupun materi-materi
penunjang lainnya harus disesuiakan dengan kemampuan dan
kondisi anak didik itu sendiri. Dengan tujuan anak didik
memahami apa yang telah disampaikan ustadznya.22
c) Menanamkan kebiasaan-kebiasaan beribadah kepada anak didik.
Menanamkan kebiasaan-kebiasaan beribadah kepada anak karena
pada usia yang masih dini (4-12 tahun) anak lebih peka terhadap
apa yang akan dilihat dan didengar seperti sholat berjama’ah, dan
sebelum pelajaran di mulai berdo’a terlebih dahulu. Sedangkan
yang berhubungan sesama manusia misalnya membiasakan anak
untuk menolong, berlaku baik sesama teman, tidak berkata kotor,
menjaga kebersihan dan sebagainya.23
d) Memberikan contoh yang baik kepada anak didik. Dalam
pemberian contoh ini seorang ustadz dapat menerapkan melalui
prilaku sehari-hari karena ustdatz adalah orang yang paling dekat
selain orang tua, maka dari itu seorang ustadz harus mempunyai
kepribadian yang baik di depan anak didik, baik tampilan fisik
maupun psikis seperti berpakaian rapi dan menutupi aurat,
menghormati yang lebih tua dan yang lebih muda atau sesama
teman, menghargai sesama teman, memberikan contoh bagaimana
beradab ketika membaca Al-Qur’an dan lain sebagainya.
22
23

Wawancara TU TPQ An-Nahdliyah Banjarejo 18 April 2015 Pukul 16.45 WIB
Observasi di TPQ An-Nahdliyah pada hari sabtu tanggal 18 Mei 2015

100

2. Anak didik.
Dari hasil observasi dan wawancara tentang usaha-usaha yang
dilakukan dalam meningkatkan motivasi belajar baca tulis AlQur’an yang ada di dalam kelas adalah:
a) Memberikan pujian.
Pujian sebagai akibat pekerjaan yang diselesaikan dengan baik
merupakan motivasi yang baik. Pujian yang tidak beralasan dan
tidak karuan serta terlampau sering diberikan, hilang artinya.
Dalam

percobaan-percobaan

ternyata

bahwa

pujian

lebih

bermanfaat dari pada hukuman atau celaan. Pujian dapat
ditunjukkan baik secara verbal maupun secara non verbal. Dalam
bentuk non verbal misalnya: anggukan kepala, senyuman, atau
tepukan bahu.
b) Pemberian angka.
Maksud dari pemberian angka di sini adalah evaluasi yang
dilakukan ustadz untuk mengukur kemampuan anak didik.
Pemberian angka dilakukan pada saat anak didik membaca secara
privat dan pada saat anak didik mengerjakan tugasnya.
c) Memberikan penghargaan.
Pemberian penghargaan dapat membangkitkan minat anak untuk
mempelajari atau mengerjakan sesuatu. Tujuan pemberian
penghargaan adalah membangkitkan atau mengembangkan minat,

101

sehingga anak didik secara tidak langsung akan termotivasi untuk
belajar.
d) Kompetisi.
Saingan sering digunakan sebagai alat untuk mencapai prestasi
yang lebih tinggi, persaingan sering mempertinggi hasil belajar,
baik persaingan individu maupun persaingan antar kelompok.
e) Teguran dan kecaman.24
Digunakan untuk memperbaiki anak yang membuat kesalahan,
yang malas dan berkelakuan tidak baik, namun harus digunakan
dengan hati-hati dan bijaksana agar jangan merusak harga diri
anak.

2. Upaya Ustadz Memberikan Solusi Pada Wali Santri Untuk
Memotivasi Anaknya di TPQ An-Nahdliyah Banjarejo
Upaya merupakan usaha yang dilakukan untuk mendapatkan
perubahan pada anak didik. Upaya tersebut dilakukan dengan cara
komunikasi yang dilakukan dikedua belah pihak, antara ustadz dan
orang tua. Sebagai seorang ustadz yang mengajar di TPQ, tidak bisa
sepenuhnya memberikan pengajaran secara maksimal pada setiap anak
didik. Alasan yang umum adalah terkendala waktu, situasi dan kondisi
yang ada di lokasi. Sehingga, seorang ustadz yang mengajar

24

Observasi di TPQ An-Nahdliyah pada hari sabtu tanggal 25 April 2015

102

membutuhkan orang tua untuk mendukung berhasil tidaknya
pengajaran yang telah diberikan oleh ustadz di kelas.
Sebagai orang tua selalu berharap pada anaknya untuk menjadi
yang terbaik dalam segala bidang, namun harapan orang tua terkadang
tidak selalu tercapai. Sehingga, sebagai orang tua harus memantau
juga perkembangan anaknya. Seperti penjelasan dari salah satu wali
santri dikelas III TPQ-A, yang bernama ibu Ida tentang anaknya yang
Zahwa. Beliau menjelaskan:
“Saya sadar betul jika anak saya ini sering terlambat untuk datang
ke kelas. Karena saya harus antar jemput anak saya dulu yang
bersekolah di Qurotul A’yun Ngunut, yang terkadang pulangnya
lebih sore dari dugaan saya”.25
Bu Khodijah, sebagai wali kelas memberikan solusi untuk
menanamkan sikap disiplin sejak dini pada Zahwa agar dia dapat
menerapkan sikap yang lebih baik lagi.
Sebagai wali kelas dari Muhammad farhanudin, bu Nurur
Hayah

berkonsultasi

pada

wali

dari

Farhan

tentang sering

terlambatnya dia masuk ke dalam kelas. Ibu Alik sebagai wali dari
Farhan menjelaskan:
“Pada pertengahan awal tahun kemarin, Farhan saya antar jemput
berangkatnya ke TPQ. Akan tetapi, pada akir-akhir ini anak saya
sudah berangkat sendiri menggunakan sepedah. Dia berangkat dari
rumah sekitar pukul 14.50 WIB atau 14.55 WIB, agar tidak
terlambat masuk ke kelas. Apabila Farhan tetap terlambat pasti
karena dia selalu mampir di tempat penjual mainan ataupun
makanan. Untuk itu, saya menerima solusi dari bu Nurur Hayah
jika sedang belajar di rumah saya harus menerapkan rasa tanggung
25

Hasil wawancara dengan Ibu Ida wali dari Zahwa pada hari rabu tanggal 12 Agustus
2015 pukul 16.55 WIB

103

jawab dalam segala hal yang dia lakukan agar Farhan tidah
tertinggal dari teman-temannya”.26
Dari hasil wawancara saya dengan ibu Kholif tentang anaknya
Kholid Tajjudin yang berada di TPQ II-a, yang menurut para
ustadzah-ustadzah yang mengajarnya anak tersebut susah di atur di
dalam kelas beliau menjelaskan:
“Saya saja sebagai orang tuanya mengalami kesulitan dalam
mendidiknya di rumah terutama ketika belajar, susah sekali
menyuruhnya untuk belajar. Terlebih dalam belajar membaca AlQur’an, anak saya sering merasa bosan. Sebenarnya saya sudah di
beri solusi dari wali kelasnya yang mengajar untuk memberikan
kesan menyenangkan dalam belajar, akan tetapi saya masih
mengalami kesulitan dalam menerapkan hal itu”.27
Bu Nurul Masrikah sebagai wali dari Dina Ainun Nada
memberikan penjelasan kenapa anaknya sering tidak masuk dan
kadang-kadang tertidur di dalam kelas, beliau menjawab:
“Ainun sebenarnya anak yang penurut pada orang tua, akan tetapi
anak saya ini sulit sekali di suruh untuk tidur siang. Padahal sudah
saya ajak tidur tetapi tetap tidak mau tidur, tidur-tidur sudah pukul
13.00 WIB atau 14.00 WIB, sehingga susah di bangunkan untuk
berangkat ke TPQ. Dalam soal belajarnya, anak saya ketika di
rumah termasuk anak yang rajin”.28
Ibu Sri wahyuningsih, wali dari Mila Dwi Wahyuningtyas
minta maaf karena anaknya sering ijin tidak masuk ke TPQ, beliau
menjelaskan:
“sebenarnya saya sangat minta maaf karena saya sering membuat
anak saya tidak masuk TPQ, karena saya harus bolak-balik dari
26

Hasil wawancara dengan Ibu Alik Khusna wali dari Muhammad Farhanudin pada hari
rabu tanggal 12 Agustus 2015 pukul 15.55 WIB
27
Hasil wawancara dengan Ibu Kholif wali dari Kholid Tajuddin pada hari senin tanggal 10
Agustus 2015 pukul 15.20 WIB
28
Hasil wawancara dengan Ibu Nurul Masrikah wali dari Dina Ainun Nada pada hari sabtu
tanggal 15 Agustus 2015 pukul 15.00 WIB

104

rumah saya ke rumah orang tua saya. Orang tua saya saat ini
sendiri di rumahnya dan beliau membutuhkan perhatian khusus dari
saya dan keluarkan, sehingga anak saya Mila sering ikut saya
bolak-balik dari rumah saya ke rumah orang tua saya”.29

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Ustadaz/Ustadzah Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Baca Tulis Al-Qur’an di TPQ
An-Nahdliyah Banjarejo
Faktor pendukung dan pengahambat dalam suatu kegiatan
pasti ada terutama kegiatan belajar maupun mengajar. Begitu pula di
TPQ An-Nahdliyah Banjarejo dalam upaya meningkatkan motivasi
belajar baca tulis Al-Qur’an. Sehubungan dengan perkembangan
zaman, maka TPQ An-Nahdliyah mengembangkan dan meningkatkan
kualitas dalam hal bidang baca tulis Al-Qur’an maupun dalam bidang
kegamaan. Selanjutnya untuk mengetahui faktor pendukung dan
penghambat ustadz/ustadzah dalam meningkatkan motivasi belajar
baca tulis Al-Qur’an di TPQ An-Nahdliyah, Ustadzah Nurur Hayah
pengajar di kelas TPQ III-B menjelaskan:
“Faktor pendukung tergantung dari didikan anak dari rumah,
apakah si anak mendapat dukungan dari orang tua atau tidak,
sehingga ketika sampai di sini (TPQ) akan terlihat jika anak siap
untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran atau belum, selain itu
faktor penghambat biasanya disebabkan karena anak-anak sering
tidak masuk yang menyebabkan ketinggalan pelajaran dan
kurangnya pemahaman tentang pelajaran, dan terkadang kegaduhan
yang disebabkan oleh kelas sebelah yang menjadikan penghambat
dalam belajar”.30
29

Hasil wawancara dengan Ibu Sri wali dari Milla pada hari kamis tanggal 13 Agustus
2015 pukul 16.45 WIB
30
Hasil wawancara dengan Ustadzah Nurur Hayah pada hari jumat tanggal 01 Mei 2015
pukul 16.45 WIB

105

Ustadzah Khodijah selaku pengajar di kelas TPQ III-A
menjelaskan juga tentang fakor pendukung dan penghambat dalam
meningkatkan motivasi belajar baca tulis Al-Qur’an.
“Keinginan yang besar pada anak didik yang ingin belajar
merupakan pendukung yang utama, sedangkan faktor penghambat
ini biasanya disebabkan ketidak disiplinan anak ketika masuk kelas
dan dikarenakan tidak masuk karena sakit dan hujan”.31
Mengenai

fakor

pendukung

dan

penghambat

dalam

meningkatkan motivasi belajar baca tulis Al-Qur’an di TPQ AnNahdliyah, Ustadzah Istikharoh selaku pengajar di Kelas TPQ II-B
menambahkan :
“Untuk faktor pendukung yang saya lakukan hanya sekedar
mengingatkan anak-anak untuk belajar di rumah, dan memberikan
nasehat-nasehat untuk meningkatkan belajar dan nasehat untuk
mematuhi kedua orang tua, untuk faktor penghambat pada kelas
saya biasanya disebabkan ketidak hadiran anak karena sakit
ataupun karena di ajak pergi oleh orang tua, dan terkadang
dikarenakan keasyikan bermain sehingga anak-anak tidak perhatian
dengan guru yang mengajarnya”.32
Hampir sama penjelasan yang di sampaikan ustadazah
Istikharoh, Ustadazah Hidayatul Muflihah yang mengajar di kelas
TPQ II-B juga menjelaskan :
“Anak didik saya ada sembilan anak dan hanya ada 1 anak lakilakinya, sehingga kelas saya yang menjadi faktor pendukung
adanya persaingan diantara mereka, sedangkan faktor
penghambatnya hanyalah tidak masuknya anak karena sakit,
ketiduran dan karena di ajak pergi oleh orang tuanya, dan pada

31

Hasil wawancara dengan Ustadzah Khodijah pada hari rabu tanggal 29 April 2015 pukul
16.55 WIB
32
Hasil wawancara dengan Ustadzah Istikharoh pada hari senin tanggal 27 April 2015
pukul 15.00 WIB

106

kelas saya ada juga salah satu anak yang hanya masuk seminggu
satu kali dan terkadang seminggu tidak masuk sama sekali”.33
Untuk anak yang di kelas TPQ I, fakor pendukung dan
penghambat dalam meningkatkan motivasi belajar baca tulis AlQur’an di TPQ An-Nahdliyah, Ustadzah Athi’ Milla menjelaskan :
“Faktor pendukungnya saya kembalikan kepada anak didik saya
dan wali dari anak didik yang saya ajarkan, karena mayoritas anak
yang saya ajarkan, mereka lebih menurut dan patuh kepada orang
tuanya, sedangkan untuk faktor penghambat yang paling utama di
kelas saya, yaitu lokasi kelas yang agak sempit dan di tempati 19
anak yang hampir setengah lebih adalah anak laki-laki sehingga
suara yang ada di dalam kelas menjadi bising dan menggema dan
sulit untuk mengendalikannya”34
Dari pemaparan di atas, dapat dijabarkan atau dipaparkan
bahwa faktor pendukung dan pengahmbat yang ada di TPQ AnNahdliyah Banjarejo adalah sebagai berikut:
a. Faktor pendukung yang ada di TPQ An-Nahdliyah Banjarejo
adalah:
1) Adanya hasrat dan keinginan anak didik.
Dalam proses belajar mengajar anak didik adalah obyek yang
menjadi

salah

satu

sentral

dalam

menempati

posisi

pembelajaran. Berkaitan dengan hal ini anak didik bersemangat
dalam kegiatan belajar mengajar dapat diketahui dalam
prosesnya, anak didik menyimak apa yang disapaikan oleh

33

Hasil wawancara dengan Ustadzah Hidayatul Muflihah pada hari selasa tanggal 28 April
2015 pukul 16.50 WIB
34
Hasil wawancara dengan Ustadzah Athi’ Milla pada hari jum’at tanggal 23 April 2015
pukul 16.55 WIB

107

ustadzahnya dan tanggap apabila diberikan tugas serta
pertanyaan.
2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
Dalam hal ini, selaku pendidik dan orang tua memiliki
komunikasi yang baik agar anak didiknya dapat berkembang
dalam kegiatan belajar. Orang tua juga memiliki peranan yang
sangat penting untuk mendorong anaknya agar mau belajar,
terutama belajar baca tulis Al-Qur’an.
3) Adanya materi atau bahan penunjang.
Di TPQ An-Nahdliyah selain baca tulis Al-Qur’an ada pula
materi bahan ajar lain seperti tauhid, tarikh, akidah, akhlak, dan
penulisan pegon. Hal Ini diharapkan agar anak didik memiliki
pemahaman dasar dan pengetahuan sehingga nanti setelah
dewasa mempunyai pengagang.
b. Faktor penghambat yang ada di TPQ An-Nahdliyah Banjarejo
adalah:
Kurang disiplinnya anak didik. Dalam kegiatan belajar
mengajar terkadang terhambat dengan kedisiplinan dari anak didik
itu sendiri. Anak didik yang tidak disiplin atau terlambat,
disebabkan karena anak didik keasikan bermain sebelum bel masuk
kelas.35 Ada juga anak didik yang tidur siangnya terlambat
sehingga susah untuk dibangunkan dan bisa juga disebabkan karena
35

Observasi di TPQ An-Nahdliyah pada hari sabtu tanggal 25 April 2015

108

cuaca hujan ataupun ada yang diajak pergi oleh orang tuanya. Hal
inilah yang menjadikan kurang disiplin pada anak didik.

B. Pembahasan
Pada bagian ini akan dibahas atau menguraikan tentang temuan
penelitian dan penjelasan dari temuan yang didapatkan di lapangan, dan
juga untuk menjawab pertanyaan tentang uraian dari fokus masalah yang
telah diajukan dalam skripsi ini. Adapun hal-hal yang diuraikan dan
berkaitan dalam fokus masalah yaitu:
1. Metode Pembelajaran Yang Digunakan Dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Baca Tulis Al-Qur’an di TPQ An-Nahdliyah
Banjarejo
Metode

pengajaran adalah suatu cara yang dipilih dan

dilakukan ustadz ketika berinteraksi dengan anak didiknya dalam
upaya menyampaikan bahan pengajaran tertentu, agar bahan
pengajaran tersebut mudah dicerna sesuai dengan pembelajaran yang
ditargetkan.
Untuk kegiatan belajar mengajar di TPQ hanya sejumlah
metode tertentu saja yang mungkin dapat diterapkan, mengingat
tingkat perkembangan anak yang masih dini, yaitu usia 4-12 tahun.
Adapun metode ketika membaca Al-Qur’an yang telah
diterapkan di TPQ An-Nahdliyah Banjarejo adalah metode membaca
An-Nahdliyah. Metode membaca An-Nahdliyah adalah salah satu

109

metode membaca Al-Qur’an yang lebih menekankan pada kesesuian
dan keteraturan dalam bacaan dengan ketukan atau lebih tepatnya
pembelajaran Al-Qur’an dalam metode ini lebih menekankan pada
kode “ketukan”.36
Sehingga penulis menyimpulkan jika penggunaan metode
membaca An-Nahdliyah dapat mengajarkan cara membaca yang tepat,
dan mudah untuk mempelajarinya. Metode pembelajaran yang
digunakan oleh ustadzahnya juga sudah sesuai dengan materi yang
akan disampaikan, di antaranya:
a)

Untuk materi menulis, metode yang digunakan adalah metode
tugas. Dengan tujuan agar anak didik terbiasa mengerjakan tugastugasnya dan melatihnya belajar pelajaran yang berkaitan dengan
Al-Qur’an ataupun dengan agama.

b) Untuk mempelajari Al-Qur’an, metode yang digunakan adalah
metode ceramah dan demonstrasi. Dalam penerapannya di dalam
kelas anak didik diberi penjelasan yang mendalam tentang materimateri yang ada di dalam Al-Qur’an, di antaranya: tajwid,
makhroj, dan cara menulisnya (huruf hijaiyyah).
c)

Untuk pembelajaran ketika membaca Al-Qur’an, metode yang
digunakan adalah metode drill, atau langsung praktek. Dalam
penerapannya di dalam kelas anak didik disuruh membaca
terlebih dahulu secara bersama-sama, lalu ditunjukkan di mana

36

Pimpinan Pusat Majelis Pembina TPQ An-Nahdliyah, Pedoman Pengelolaan TPQ
Metode An-Nahdliyah, (Tulungagung: LP Ma’arif NU Tulungagung, 1993), hal. 2

110

letak kesalahnya, baik dari segi tajwid atau lafadnya kemudian di
perbaiki secara bersama-sama. Setelah itu baru dilaksanakan drill
satu-persatu. Kemudian anak didik diberi kesempatan untuk
membaca dihadapan ustadzah, jadi akan mengetahui yang lancar
dan yang tidak lancar dengan mendapatkan penilaian satu-persatu.
Sehingga dengan pemakaian metode yang relevan dengan
topik yang dibahas dalam pelajaran diharapkan anak didik merasa
senang dan menyukai pelajaran yang disampaikan di kelas. Jadi,
pemakaian metode yang relevan dengan topik pembahasan sangat
mendukung

terhadap

kelancaran

proses

pembelajaran

yang

dilaksanakan oleh ustadzah.
Sedangkan dalam menanamkan nilai-nilai agama di TPQ AnNahdliyah Banjarejo adalah menggunakan metode yang bervariasi
sesuai dengan perkembangan dan kemampuan anak serta materi atau
bahan ajar yang paling dasar sesuai dengan kehidupan yang nyata atau
kongkrit, antara lain:
a) Metode pembiasaan ini dilakukan agar anak terbiasa dengan hal-hal
yang bersifat baik mislanya membiasakan anak sebelum dan
sesudah melakukan perbuatan membaca do’a dan lain-lain.
b) Metode ketauladanan, metode ini di gunakan karena anak didik di
usia dini lebih suka meniru apa yang dilihat dan di dengarnya
seperti pendidik memakai pakaian yang menutupi aurat dan bersih,

111

bertutur kata baik antar sesama pendidik, berdo’a sebelum
melaksanakan sesuatu dan sebagainya.
c) Metode hafalan, metode ini dilakukan karena pada usia ini anak
lebih mudah dan cepat dalam menghafal sesuatu, maka dari itu di
TPQ ini metode hafalan masih ditekankan agar kelak setelah
dewasa si anak masih mengingat pelajaran tentang keagamaan.

2. Upaya Ustadz Memberikan Solusi Pada Wali Santri Untuk
Memotivasi Anaknya di TPQ An-Nahdliyah Banjarejo
Dari hasil penelitian di lapangan upaya yang dilakukan
ustadz/ustadzah dalam memberikan solusi pada wali santri untuk
meningkatkan motivasi belajar baca tulis Al-Qur’an di TPQ AnNahdliyah beragam macamnya, di antaranya ustadzah memberikan
penilaian kepada anak didik untuk mengukur keberhasilannya. Sama
halnya dengan pemberian penilaian pada tugas-tugasnya. Ada pula
ustadzah yang memberikan hadiah pada anak didiknya dengan tujuan
memberikan motivasi agar anaknya mau melakukan kegiatan
pembelajaran yang telah diberikan ustadzahnya. Dan ada pula yang
memberikan teguran untuk mengingatkan anak yang telah melakukan
kesalahan.
Sehingga dalam motivasi, tujuan yang jelas dan disadari akan
mempengaruhi serta kebutuhan ini akan mendorong timbulnya

112

motivasi. Jadi suatu tujuan yang sama dapat pula menyebabkan
timbulnya motivasi.
Adapun ada 3 kunci penting yang bisa dilakukan oleh orang
tua di rumah antara lain:
1. Berusaha

menjadikan

membaca

sebagai

kegiatan

yang

menyenangkan.
2. Bersikap sungguh-sungguh.
3. Disiplin.37
Menurut penulis bahwa usaha yang dilakukan oleh kepala dan
para

ustadz/ustadzah

TPQ

An-Nahdliyah

Banjarejo

dalam

meningkatkan motivasi baca tulis Al-Qur’an sudah dikatakan baik,
dengan melakukan komunikasi antara ustadz yang mengajar dengan
wali santrinya, dapat dilihat dari anak didik lulusan TPQ AnNahdliyah sudah dapat membaca Al-Qur’an, menulis huruf arab, hafal
surat-surat pendek, dan hafal do’a sehari-hari serta mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian , usaha yang dilakukan oleh ustadz/ustadzah
TPQ An-Nahdliyah Banjarejo dalam memberikan solusi untuk
meningkatkan motivasi belajar baca tulis Al-Qur’an sudah baik.

37

Taufik Adi Susilo, Belajar Calistung Itu Asyik Cara Cerdas Mengajari Si Kecil Pandai
Membaca Menulis dan Berhitung, (Yogyakarta: Javalita, 2011), hal. 34

113

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Ustadaz/Ustadzah Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Baca Tulis Al-Qur’an di TPQ
An-Nahdliyah Banjarejo
Adapun faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam
meningkatkan motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal
pada anak didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan
tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator yang
meliputi:
a) Adanya hasrat dan keinginan berhasil.
b) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
c) Adanya harapan dan kebutuhan masa depan.
d) Adanya penghargaan dalam belajar
e) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
f) Adanya

lingkungan

belajar

yang

kondusif

sehingga

memungkinkan seseorang anak didik dapat belajar dengan baik.38
Sedangkan

faktor-faktor

yang

mendukung

dalam

meningkatkatkan motivasi belajar baca tulis Al-Qur'an di TPQ AnNahdliyah Banjarejo adalah: adanya hasrat dan keinginan anak didik
serta, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar dan adanya
materi atau bahan penunjang.
Sedangkan Faktor penghambat yang ada di TPQ An-Nahdliyah
Banjarejo adalah: Kurang disiplinnya anak didik.
38

Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hal. 31

114

Menurut pengamatan penulis yang ada di TPQ An-Nahdliyah
Banjarejo, dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut sudah dapat
diatasi dengan baik misalnya dengan melihat kesamaan anak didik,
serta kesepakatan dan penyesuaian dalam menentukan materi, metode
atau hal-hal yang berkaitan dalam proses belajar mengajar, akan tetapi
dalam hal yang berhubungan dengan lingkungan baik sekolah maupun
luar sekolah masih membutuhkan kerjasama baik masyarakat pada
umumnya maupun orang tua anak didik, karena pendidikan tidak
hanya di sekolah saja. Maka kesimpulan dari berbagai usaha tersebut
adalah, agar anak di usia sedini itu dapat belajar dengan aktif dan
mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dokumen yang terkait

Upaya Ustadz dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Al-Qur'an Santri TPQ Miftahul Huda Kedungwaru Tulungagung Tahun 2016 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 1

UPAYA USTADZ DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BACA TULIS AL-QUR’AN DI TPQ AN-NAHDLIYAH BANJAREJO REJOTANGAN TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014 2015 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 4

UPAYA USTADZ DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BACA TULIS AL-QUR’AN DI TPQ AN-NAHDLIYAH BANJAREJO REJOTANGAN TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014 2015 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 16

UPAYA USTADZ DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BACA TULIS AL-QUR’AN DI TPQ AN-NAHDLIYAH BANJAREJO REJOTANGAN TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014 2015 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 57

UPAYA USTADZ DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BACA TULIS AL-QUR’AN DI TPQ AN-NAHDLIYAH BANJAREJO REJOTANGAN TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014 2015 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 14

UPAYA USTADZ DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BACA TULIS AL-QUR’AN DI TPQ AN-NAHDLIYAH BANJAREJO REJOTANGAN TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014 2015 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 4

UPAYA USTADZ DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BACA TULIS AL-QUR’AN DI TPQ AN-NAHDLIYAH BANJAREJO REJOTANGAN TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014 2015 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 24

PENERAPAN METODE AN-NAHDLIYAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR’AN DI TPQ TARBIYATUL ISHLAH KARANG TALANG SENDANG TULUNGAGUNG 2014 2015 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 2

PENERAPAN METODE AN-NAHDLIYAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR’AN DI TPQ TARBIYATUL ISHLAH KARANG TALANG SENDANG TULUNGAGUNG 2014 2015 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3

PENERAPAN METODE AN-NAHDLIYAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR’AN DI TPQ TARBIYATUL ISHLAH KARANG TALANG SENDANG TULUNGAGUNG 2014 2015 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 16