Kekasaran Permukaan Resin Komposit Nanofiller Yang Di Coating Dengan Surface Coat Dan Bahan Bonding Setelah Penyikatan Chapter III VI

BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris.

3.2 Desain Penelitian
Desain Penelitian adalah Post test with control group design.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
3.3.1 Tempat Pembuatan Sampel
Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi Fakultas
Kedokteran Gigi USU.

3.3.2 Tempat Pengujian Sampel
Laboratorium Teknik Mesin Politeknik Negeri Medan.

3.3.3 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2016 – April 2017.

3.4 Sampel dan Besar Sampel

3.4.1 Sampel
Resin komposit nanofiller dibuat berbentuk tablet berdiameter 10 mm dan
ketebalan 2 mm.9

10 mm

2 mm

Gambar 4. Bentuk dan Ukuran Sampel

Universitas Sumatera Utara

Dengan kriteria sampel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Kriteria Inklusi
a. Memiliki permukaan yang halus dan rata.
b. Permukaan berbentuk bulat sempurna.
c. Tidak poreus.
2. Kriteria Ekslusi
a. Terdapat poreus.
b. Ukuran tidak sesuai dan permukaan tidak rata.

c. Terkontaminasi bahan lain.

3.4.2 Besar Sampel
Pada penelitian ini besar sampel minimal diestimasi berdasarkan rumus
Frederer sebagai berikut:35
(t-1) (r-1) ≥ 15
Keterangan :
t : jumlah perlakuan
r : jumlah ulangan
Dalam penelitian ini terdapat 3 kelompok perlakuan, Kelompok A (kontrol),
Kelompok B (di coating dengan surface coat) dan Kelompok C (di coating bahan
bonding), maka t = 3 dengan jumlah sampel(r) tiap kelompok dapat ditentukan
sebagai berikut :
(3-1) (r-1) ≥ 15
2(r-1) ≥ 15
2 r ≥ 15 + 2
r ≥ 17/2
r ≥ 8,5
Sampel minimum dalam penelitian ini masing-masing kelompok adalah 8,5
sampel dan ditetapkan jumlah sampel tiap kelompok adalah 10. Maka jumlah total

sampel pada penelitian ini adalah 30 sampel.

Universitas Sumatera Utara

3.5 Variabel Penelitian
3.5.1 Variabel Bebas
Jenis bahan coating yaitu surface coat dan bahan bonding.

3.5.2 Variabel Terikat
Kekasaran permukaan resin komposit nanofiller.

3.5.3 Variabel Terkendali
1. Ukuran resin komposit (diameter 10 mm dan tebal 2 mm).
2. Resin komposit nanofiller (shade A2).
3. Lama penyinaran resin komposit (20 detik).
4. Jarak penyinaran (1 mm).
5. Gerakan atau arah penyikatan (berputar 180˚ berlawanan arah).
6. Lama penyikatan (2 menit dengan menggunakan stopwatch).
7. Bulu sikat (medium).
8. Pasta gigi abrasif.

9. Volume pasta gigi (0,35g).
10. Jenis filler.
11. Penyinaran surface coat (20 detik) dan bahan bonding (15 detik).

3.5.4 Variabel Tak Terkendali
1. Suhu ruangan.
2. Kelembapan.
3. Tebal lapisan surface coat dan bahan bonding.

3.6 Definisi Operasional Variabel
1. Resin komposit nanofiller adalah resin komposit yang mengandung
kombinasi dari jumlah 20 nm silica filler, 4 sampai 11 nm zirconia filler dan
keseluruhan gabungan zirconia atau silica filler.

Universitas Sumatera Utara

2.

Jenis bahan pelindung resin komposit merupakan bahan pelindung yang


berfungsi untuk melindungi permukaan resin komposit sehingga permukaan lebih
bagus dan bertindak sebagai bahan kimia yang dapat mengurangi kekasaran
permukaan. Jenis bahan pelindung yang digunakan yaitu surface coat dan bahan
bonding.
3.

Kekasaran

komposit nanofiller

permukaan

adalah ukuran dari tekstur permukaan resin

yang tidak teratur

dan diukur menggunakan alat surface

roughness tester (profilometer) dengan satuan mikrometer (µm).
4.


Penyikatan adalah suatu perawatan pencegahan

individual untuk

mempertahankan agar gigi tetap sehat dengan membersihkan permukaan gigi
menggunakan sikat gigi dan pasta gigi dengan lama penyikatan selama 2 menit.

3.7 Alat dan Bahan Penelitian
3.7.1 Alat
1. Master cast dengan mould berbentuk lingkaran berukuran diameter 10 mm
dan ketebalan 2 mm.3,9

Gambar 5. Master Cast
2.
3.
4.
5.
6.
7.


Object glass
Cellophan strip
Glass slab
Instrument plastis
Micro applicator
Curing unit dengan halogen (Litex 680A)

Universitas Sumatera Utara

Gambar 6. Litex 680A
8.
9.
10.
11.
12.

Kertas pasir
Wadah plastik tempat penyimpanan sampel
Spidol

Pinset
Profilometer (Mahr, Jerman)

Gambar 7. Mahr

Universitas Sumatera Utara

13. Sikat gigi elektrik (Oral B Vitality)

Gambar 8. Oral B Vitality

14. Timbangan digital (Kris Chef, China)

Gambar 9. Kris Chef
15. Tisu

3.7.2 Bahan Sampel Penelitian
1. Resin Komposit Nanofiller (Filtek Z350 XT, 3M ESPE, USA)

Gambar 10. Filtek Z350 XT


Universitas Sumatera Utara

Tabel 1. Komposisi Bahan Penelitian
Bahan
Resin

Komposisi

Produksi

Komposit -Bisphenol

3M

Nanofiller

Adiglycidylmethacrylate (Bis ESPE, St

(Filtek Z350 XT)


GMA)

Paul,

-TEGDMA

MN,

-UDMA + Bis –EMA

USA

-Silica filler
-Zirconia Particles
-Inorganic

filler

is


55,6

vol.% for the translucent
shades and 63,3 vol.% for all
other shades

2. Surface Coat (G-Coat Plus, GC, Japan)

Gambar 11. G-Coat Plus

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2. Komposisi Surface coat G-Coat Plus
Bahan
Surface Coat

Komposisi

(G-Coat Plus)

-Methyl methacrylate
-Urethane methacrylate
-Camphorquinone
-Silicon dioxide
-Phosphoric
ester
monomer

Produksi
Lot/ Exp
GC, Tokyo, 1512071,
Japan
2018-12

3. Bonding Agent (Te- Econom Bond, Ivoclar Vivadent, Liechtenstein)

Gambar 12. Te- Econom Bond

Tabel 3. Komposisi Bonding Agent Te-Econom Bond
Bahan
Bonding
Agent
(Te-Econom
Bond)

Komposisi
- HEMA
- Dimethacrylates
- Monomethacrylates
- Inorganic filler
-Initiators and stabilizers in
an alcohol solution

Produksi
Ivoclar
Vivadent,
Schaan,
Liechtenstein

Lot/ Exp
V29557,
2019- 01

Universitas Sumatera Utara

4. Pasta Gigi (Sensodyne Gentle Whitening, Neocosmed Company Ltd, Thailand)

Gambar 13. Sensodyne Gentle Whitening

Tabel 4. Komposisi Pasta Gigi Sensodyne Gentle Whitening
Bahan
Pasta Gigi
(Sensodyne
Gentle
Whitening)

Komposisi
-Aqua
-Hydrated
Silica
(bahan abrasif)
-Cocamidopropropyl
Betaine
-Cellulose Gum
-Aroma
-Sodium Saccharin
-Sodium Flouride
-Pottasium Nitrate
-Tetrapotassium
Pyrophosphate
-Sodium Bicarbonate
(bahan abrasif)
-Silica
(bahan
abrasif)
-Ammonium
Glycyrrhizate
-CI 77891

Produksi
Lot/ Exp
Neocosmed
3010316,
Company Ltd, 032018
222
Moo
4
Rahaeng,
Ladlumkaew,
Pathumthani
12140, Thailand

5. Aquadest Sebagai Pembersih bulu sikat
6. Silicon oil

Universitas Sumatera Utara

3.8 Prosedur Penelitian
3.8.1 Pembuatan Sampel
1.

Master cast dari besi berbentuk lingkaran dengan ukuran diameter 10 mm

dan tebal 2 mm dengan jumlah mould 5 buah dibuat di Laboratorium Teknik Mesin
USU Medan.
2.

Master cast diolesi dengan silicon oil dan diletakkan diatas object glass

yang sudah dialasi dengan cellophan strip.
3.

Resin komposit nanofiller diambil dengan instrument plastis lalu

dimasukkan ke dalam mould. Kemudian letakkan cellophane strip pada permukaan
bahan dan ditutup dengan object glass. Beban besi seberat 200 gr diletakkan selama
15 detik untuk memadatkan bahan di dalam mould.

Gambar 14. Pembuatan sampel
4.

Beban besi dan object glass diangkat. Lalu bahan di sinar dengan light

curing unit pada permukaan atas dan bawah sampel dengan jarak penyinaran 1 mm
selama 20 detik.
5.

Masing-masing sampel dikeluarkan dari mould dan dirapikan dengan kertas

pasir 2000 grit.
6.

Kemudian sampel disimpan selama 24 jam dalam wadah kedap sinar pada

suhu ruangan.
7.

Sampel dibuat sebanyak 30 sampel dibagi menjadi 3 kelompok yaitu

kelompok A (kontrol), kelompok B (di coating dengan surface coat), dan kelompok
C (di coating bahan bonding).

Universitas Sumatera Utara

Gambar 15. Sampel
3.8.2 Pengukuran Kekasaran Awal
1.

Sebelum pengaplikasian bahan pelindung, permukaan sampel yang tidak

diaplikasikan bahan pelindung dan daerah titik pengukuran diberi tanda dengan
spidol.

Tanda pada sampel

Sampel
Area yang akan di ukur

alisis Data

Gambar 16. Skema daerah yang diukur

Universitas Sumatera Utara

2.

Sampel diuji kekasaran permukaan pada tiga daerah yang telah diberi tanda

dengan stylus profilometer.
3.

Sampel pada tiap kelompok diambil dengan menggunakan pinset dan

diletakkan pada alat profilometer. Hasil pengukuran ketiga titik tersebut dicatat dan
dihitung rata-ratanya dengan satuan (µm) sebagai data awal penelitian.

3.8.3

Pengaplikasian Surface Coat dan Bahan Bonding

1. Untuk kelompok A, permukaan sampel tidak di coating dengan surface
coat atau bahan bonding.
2. Untuk kelompok B, permukaan sampel di coating dengan surface coat
dengan satu lapisan menggunakan micro applicator. Kemudian disinar dengan light
cure unit selama 20 detik sesuai aturan pemakaian pabrik.

Gambar 17. Pengaplikasian sampel dengan surface coat dan bahan bonding

3.

Untuk kelompok C, permukaan sampel di coating bahan bonding dengan

satu lapisan menggunakan micro applicator. Kemudian disinar dengan light cure unit
selama 15 detik sesuai aturan pemakaian pabrik.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 18. Penyinaran bahan surface coat dan bahan bonding dengan light cure

3.8.4 Penyikatan Sampel
1. Kelompok A, kelompok B dan Kelompok C disikat dengan menggunakan
pasta gigi Sensodyne Gentle Whitening seberat 0,35g. Sampel dimasukkan kembali
ke dalam mould. Penyikatan dilakukan dengan menggunakan sikat gigi elektrik yang
ditempatkan pada pegangan handpiece mikromotor. Pasta gigi dioleskan pada bulu
sikat. Sikat gigi elektrik menghadap ke bawah dan sampel diletakkan di bawah bulu
sikat (sampel harus berkontak dengan bulu sikat). Kemudian tekan tombol sikat gigi
elektrik dan penyikatan dilakukan selama 2 menit (menggunakan stopwatch).

Gambar 19. Cara penyikatan sampel

2. Sampel yang telah disikat, kemudian dibersihkan dengan menggunakan spuit
(10 ml) yang berisi aquadest setelah itu dikeringkan dengan tisu.

Universitas Sumatera Utara

3.8.5 Pengukuran Kekasaran Akhir
Setelah kering, sampel diuji kembali pada kekasaran permukaan akhir.
Pengukuran akhir dilakukan sama seperti 3.8.2 sebagai data hasil penelitian setelah
diberi perlakuan.

Gambar 20. Pengukuran akhir dengan Profilometer

3.9 Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS.
Data akan dianalisis secara statistik menggunakan one way ANOVA untuk melihat
kekasaran permukaan antar kelompok perlakuan dan menggunakan post hoc LSD
untuk melihat perbedaan kekasaran permukaan resin komposit nanofiller dengan
bahan pelindung resin komposit antara kelompok A, kelompok B, dan kelompok C.

Universitas Sumatera Utara

BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang diperoleh terdapat penurunan kekasaran permukaan pada
kelompok sampel yang diberi perlakuan setelah penyikatan. Nilai rata-rata dan
standard deviasi kekasaran permukaan resin komposit nanofiller pada kelompok A
sesudah diberi perlakuan adalah 0,328±0,008µm. Pada kelompok B nilai rata-rata dan
standard deviasi kekasaran permukaan resin komposit nanofiller sesudah diberi
perlakuan adalah 0,078±0,014µm dan pada kelompok C nilai rata-rata dan standard
deviasi kekasaran permukaan resin komposit nanofiller sesudah diberi perlakuan
adalah 0,137±0,067µm.

Tabel 5. Hasil Nilai Rata-Rata dan Standard Deviasi Nilai Kekasaran Permukaan Resin
Komposit Nanofiller Setelah Penyikatan Pada Kelompok Kontrol, di Coating
dengan Surface Coat dan di Coating Bahan Bonding
Kekasaran Permukaan
No Sampel Kelompok A
Kelompok B
Kelompok C
(kontrol)
(di coating dengan
(di coating bahan bonding)
µm
surface coat)
µm
µm
1
0,331
0,077
0,140
2
0,323
0,065
0,132
3
0,335
0,087
0,147
4
0,332
0,085
0,127
5
0,322
0,092
0,144
6
0,336
0,043
0,131
7
0,313
0,078
0,134
8
0,326
0,084
0,135
9
0,341
0,089
0,137
10
0,319
0,083
0,145
Rata-rata
0,328
0,078
0,137
SD
0,008
0,014
0,067

Universitas Sumatera Utara

Untuk mempermudah dalam melihat perbandingan nilai rata-rata dan standard
deviasi hasil pengukuran pada ketiga kelompok perlakuan maka dapat digambarkan
dalam grafik batang (gambar 21).

0,35
0,3
0,25
standard deviasi

0,2
0,15

rerata kekasaran
permukaan

0,1
0,05
0
kontrol

surface coat

bahan
bonding

Gambar 21. Grafik rerata dan standard deviasi kekasaran permukaan kelompok A,
kelompok B dan kelompok C

4.2 Analisis Hasil Penelitian
Sebelum dilakukan analisis statistik, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data
dengan uji Shapiro-Wilk. Uji Shapiro-Wilk disyaratkan dalam penggunaan one way
ANOVA. Berikut hasil pengujian normalitas data dengan Shapiro-Wilk pada tabel 6.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 6. Analisis Statistik Uji Shapiro-Wilk Kekasaran Permukaan Resin Komposit
Nanofiller yang di Coating dengan Surface Coat dan Bahan Bonding Setelah
Penyikatan
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova

Statistic

df

Sig.

.200*

.948

10

.648

10

.200*

.900

10

.221

Di
.207
10
Coating
Bahan
Bonding
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.

.200*

.913

10

.303

Kekasaran

Perlakuan

Statistic

df

Sig.

Tidak Di
Coating

.159

10

Di
Coating
Bahan
Surface
Coat

.193

Shapiro-Wilk

Diketahui berdasarkan uji normalitas dengan uji Shpiro-Wilk, diketahui seluruh
nilai (Sig.)≥0,05. Pada kelompok A nilai p= 0,648, pada kelompok B nilai p= 0,221
dan pada kelompok C nilai p= 0,303. Maka data telah memenuhi syarat normalitas
sehingga pengujian dilanjutkan dengan uji one way ANOVA.
Kemudian untuk melihat perbedaan yang signifikan kekasaran permukaan antar
kelompok perlakuan A, kelompok perlakuan B dan kelompok perlakuan C dapat
dilakukan dengan uji one way ANOVA. Hasil uji statistik selengkapnya dapat dilihat
pada tabel 7.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 7. Analisis Statistik Uji one way ANOVA Kekasaran Permukaan Resin
Komposit Nanofiller yang di Coating dengan Surface Coat dan Bahan
Bonding Setelah Penyikatan
ANOVA

kekasaran
pengukuran
akhir

Sum of
Squares

df

Mean
Square

Between
Groups

.340

2

.170

Within
Groups

.003

27

.000

Total

.343

29

F

Sig.

1548.783

.000

Berdasarkan hasil uji one way ANOVA diatas, diperoleh hasil sebagai berikut
yaitu nilai Sig. pada kekasaran permukaan pengukuran akhir adalah 0,000, maka
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada kekasaran permukaan
diantara kelompok A, kelompok B, dan kelompok C.
Selanjutnya untuk melihat perbedaan kekasaran permukaan resin komposit
nanofiller dengan yang di coating dengan surface coat dan bahan bonding setelah
penyikatan antara kelompok A, kelompok B dan kelompok C. Berikut ini merupakan
tabel Post Hoc LSD pada tabel 8.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 8. Analisis Statistik Uji Post Hoc LSD Kekasaran Permukaan Resin Komposit
Nanofiller yang di Coating dengan Surface Coat dan Bahan Bonding
Setelah Penyikatan
Multiple Comparisons
Kekasaran Pengukuran Akhir
LSD

(I) Perlakuan

(J) Perlakuan

Mean
Difference
(I-J)

95% Confidence
Interval
Std.
Error

*

Sig.

Lower
Bound

Upper
Bound

Tidak Di Coating Di
Coating .2496000 .0046879
Surface Coat

.000 .239981 .259219

Di
Coating .1906000* .0046879
Bahan Bonding
Di
Coating Tidak Di Coating
- .0046879
Surface Coat
.2496000*
Di
Coating
- .0046879
Bahan Bonding
.0590000*
Di
Coating Tidak Di Coating
- .0046879
Bahan Bonding
.1906000*
Di
Coating .0590000* .0046879
Surface Coat
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

.000 .180981 .200219
.000 -.259219

.239981
.000 -.068619
.049381
.000 -.200219
.180981
.000 .049381 .068619

Berdasarkan hasil uji Post Hoc LSD diatas diperoleh hasil sebagai berikut, yaitu
nilai (Sig.) antara kelompok A dan kelompok B adalah 0,000, maka disimpulkan
terdapat perbedaan kekasaran permukaan yang begitu signifikan pada kekasaran
akhir. Pada kelompok A dan kelompok C diperoleh nilai (Sig.) 0,000, maka terdapat
perbedaan yang signifikan antara kelompok pada kekasaran akhir. Untuk kelompok B
dan kelompok C diperoleh nilai (Sig.) adalah 0,000, maka disimpulkan terdapat
perbedaan kekasaran yang begitu signifikan juga antara kelompok tersebut pada
kekasaran akhir.

Universitas Sumatera Utara

BAB 5
PEMBAHASAN

Dari hasil uji one way ANOVA diperoleh nilai p=0,00. Dengan kesimpulan,
berarti ada perbedaan kekasaran permukaan yang bermakna antar kelompok
perlakuan. Hasil penelitian ini menunjukkan penurunan kekasaran permukaan resin
komposit nanofiller yang di coating dengan bahan surface coat dan bahan bonding
setelah penyikatan. Begitu juga pada hasil uji post Hoc LSD kekasaran akhir,
didapatkan hasil yaitu nilai (Sig.) antara kelompok A dan kelompok B adalah 0,000
maka disimpulkan terdapat perbedaan kekasaran permukaan yang begitu signifikan
pada kekasaran akhir. Pada kelompok A dan kelompok C diperoleh nilai (Sig.) 0,000
maka terdapat perbedaan yang signifikan anatara kelompok pada kekasaran akhir.
Untuk kelompok B dan kelompok C diperoleh nilai (Sig.) adalah 0,000 maka
disimpulkan terdapat perbedaan kekasaran yang begitu signifikan juga antara
kelompok tersebut pada kekasaran akhir. Dengan kesimpulan, berarti ada perbedaan
kekasaran permukaan resin komposit nanofiller dengan bahan pelindung resin
komposit antara kelompok A, kelompok B, dan kelompok C.
Bahan pelindung yang digunakan pada penelitian ini adalah bahan yang diaplikasi
pada permukaan. Bahan pelindung permukaan adalah bahan polimerisasi yang
mengandung formulasi yang ditingkatkan termasuk unfilled resin dan monomer dengan
molekul rendah (bisphenol-a glycidyl methacrylate, urethane dimethacrylate, dan 3ethylene glycol dimethacrylate) serta photoinitiators yang sangat efisien dan bahan lainnya.
Bahan pelindung permukaan dikembangkan untuk menghindari atau meminimalkan
tingkat keausan dari resin komposit dengan mengisi microdefects pada permukaan restorasi
dan mengurangi kebocoran mikro di restorasi atau permukaan gigi.10 Bahan pelindung juga
bertindak sebagai bahan kimia yang dapat mengurangi kekasaran permukaan.25
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Mahmoud, dkk (2013) ditemukan
bahwa surface coat efektif dalam mengurangi kekasaran permukaan resin komposit.9
Penelitian Ozge Kam Hepdeniz, dkk (2016) menemukan pelapis permukaan resin

Universitas Sumatera Utara

komposit efektif mengurangi kekasaran permukaan karena memiliki permukaan
partikel filler kecil pada permukaan resin matriks.10 Penelitian Mensudar dan
Sukumaran (2015), menunjukkan bahwa sampel yang dilindungi dengan surface coat
menunjukkan peningkatan kekuatan mekanik dibandingkan dengan sampel yang
tidak dilindungi.11 Menurut Naveen Chhabra, dkk (2010) penggunaan bonding agent
untuk kekasaran permukaan resin komposit memiliki pengaruh yang lebih besar
terhadap perawatan permukaan dan dapat digunakan untuk mengoptimalkan prosedur
perbaikan kekuatan serta kebocoran mikro.12 Dalam penelitian Paulo Hennrique dos
Santos, dkk (2011) bahwa kekasaran permukaan restorasi resin komposit sebelum
dan sesudah penyikatan dengan pengaplikasian bahan pelindung dapat menjaga
kualitas permukaan restorasi komposit berbasis resin.13
Penemuan Bagis, dkk (2014) mengungkapkan bahwa lapisan tipis bahan
pelindung permukaan dapat menghilangkan ketidakteraturan permukaan atau cacat
pada restorasi resin komposit yang tidak dipoles dengan baik dan bahwa prosedur ini
juga memiliki sedikit efek pada permukaan yang dipoles sebelumnya.36 Bahan
pelindung permukaan dikembangkan untuk menghindari atau meminimalkan tingkat
keausan resin komposit dengan mengisi celah mikro pada permukaan restorasi untuk
mengurangi kebocoran mikro di permukaan restorasi atau permukaan gigi. Selain itu,
beberapa bahan pelindung juga bertindak sebagai pengkilap kimia yang dapat
mengurangi kekasaran permukaan. Meskipun bahan pelindung permukaan telah
menyatakan dapat meminimalkan beberapa keterbatasan bahan berbasis resin, namun
tampaknya tidak efektif dalam melindungi permukaan resin komposit nanofiller
terhadap prosedur penyikatan gigi. Beberapa bahan pelindung permukaan tidak
berguna untuk resin komposit nanofiller karena pemindahan filler dari permukaan
selama penyikatan gigi menghasilkan celah yang sangat kecil yang tidak menganggu
kekasaran permukaan.25 Namun, bahan pelindung permukaan ini memiliki
kemampuan untuk melindungi filler dari penyikatan gigi karena dapat menembus
celah yang dapat mengubah penetrasi ke dalam sehingga bahan tersebut berlekat
dengan kuat saat melepaskan lapisan permukaan dari proses penyikatan.25,36 Dengan
kesimpulan Ho ditolak, berarti ada perubahan kekasaran permukaan permukaan resin

Universitas Sumatera Utara

komposit nanofiller antar kelompok perlakuan dan adanya perbedaan kekasaran
permukaan resin komposit nanofiller dengan bahan pelindung resin komposit antara
kelompok A, kelompok B dan kelompok C.
Hasil penelitian menunjukkan nilai kekasaran permukaan resin komposit yang
di coating dengan surface coat dan bahan bonding setelah penyikatan dari tabel
tersebut dapat dilihat bahwa rerata kekasaran permukaan sampel pada tiap kelompok
sebelum diberi perlakuan adalah≤ 0,6µm atau kurang. Menurut Willem dkk (1991)
bahwa kekasaran permukaan bahan restorasi yang dapat diterima harus sama atau
kurang dari kekasaran enamel yaitu 0,64µm.37 Kaplan dkk (1996) menyatakan bahwa
nilai kekasaran awal