Kekasaran Permukaan Resin Komposit Nanofiller Yang Di Coating Dengan Surface Coat Dan Bahan Bonding Setelah Penyikatan

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Resin Komposit
Resin komposit adalah bahan restorasi yang sering digunakan di bidang
kedokteran gigi karena memiliki estetis yang baik, bebas merkuri, kuat dan melekat
secara mekanis ke struktur gigi. Istilah bahan komposit dapat diartikan sebagai
gabungan dari dua atau lebih bahan yang berbeda dengan sifat-sifat yang unggul atau
lebih baik dari pada bahan itu sendiri. Sejak tahun 1960 resin komposit ditemukan
dan menggantikan akrilik dan bahan restorasi silikat semen. Resin komposit memiliki
permukaan yang halus dan translusensi terbaik dari setiap bahan restorasi estetik
langsung sehingga menunjukkan tingkat estetika, kekuatan dan keawetan yang sangat
baik.2,14,15

2.1.1 Komposisi Resin Komposit
2.1.1.1 Resin Matriks
Bis-GMA merupakan derivat hasil reaksi bisphenol-A dan glycidylmethacrylate,
urethane dimetachrylate (UDMA) dan triethylene glycol dimethacrylate (TEGDMA)
adalah monomer yang biasanya digunakan sebagai matriks resin komposit. Kegunaan
matriks resin ini adalah untuk membentuk ikatan silang polimer yang kuat pada bahan
komposit dan mengontrol konsistensi pada resin komposit. Bis-GMA dan urethane

dimetracrylate merupakan jenis monomer berviskositas tinggi karena memiliki berat
molekul yang besar yang berfungsi untuk mengurangi pengerutan saat polimerisasi.
Selain itu terdapat juga monomer berviskositas rendah yang berfungsi sebagai
pengontrol viskositas untuk mengatasi kekakuan bahan komposit seperti methyl
methacrylate (MMA), ethylene glycol dimethacrylate (EDMA) dan triethylene glycol
dimethacrylate (TEGDMA) (Gambar 1). Matriks resin memiliki kandungan ikatan
ganda karbon reaktif yang dapat berpolimerisasi bila terdapat radikal bebas.2,16,17,18

Universitas Sumatera Utara

Gambar 1. Struktur kimia Bis-GMA, UEDMA, dan TEGDMA.

2.1.1.2 Partikel Bahan Pengisi
Partikel bahan pengisi (filler) adalah material anorganik yang ditambahkan
pada matriks resin. Penambahan partikel bahan pengisi ke dalam resin matriks secara
signifikan akan meningkatkan sifat mekanis seperti kekuatan, kekakuan, kekerasan,
dan ketahanan abrasi atau pemakaian. Partikel bahan pengisi ditambahkan juga untuk
mengontrol serta mengurangi pengerutan yang terjadi akibat polimerisasi matriks
resin. Faktor-faktor yang penting lainnya yang menentukan sifat dan aplikasi klinis
komposit adalah jumlah bahan pengisi yang ditambahkan, ukuran partikel dan

distribusinya, radiopak dan kekerasan. Filler yang digunakan dalam resin komposit
adalah partikel silika anorganik. Silika anorganik dalam resin komposit antara lain
quartz, lithium aluminium, barium strontium, zinc dan silica koloidal.2,16,17

Universitas Sumatera Utara

2.1.1.3 Bahan Pengikat (Coupling Agent)
Untuk menciptakan ikatan yang kuat antara matriks resin dan partikel bahan
pengisi diperlukan bahan pengikat (coupling agent). Bahan pengikat adalah bahan
interfasial yang menyatukan matriks resin dan filler, bahan ini berfungsi untuk
mengikat filler ke matriks dan juga sebagai bahan stress absorber yang akan
meneruskan tekanan dari matriks ke partikel pengisi.2,19,20
Adapun kegunaannya yaitu untuk meningkatkan sifat mekanis dan fisik resin
dan untuk menstabilkan hidrolitik dengan pencegahan air. Ikatan ini akan berkurang
ketika komposit menyerap air dari penetrasi bahan pengisi resin. Bahan pengikat
yang paling sering digunakan adalah silene (3- metacryloxypropyltrimethoxysilane)
(Gambar 2). Selain itu, zirconates dan titanates juga sering digunakan. Peran
coupling yang tepat dengan bantuan organosilan sangat penting terhadap penampilan
klinis dari resin komposit.2,21


Gambar 2. Ikatan kimia 3-metacryloxypropyltrimethoxysilane.

2.1.1.4 Sistem Aktivator dan Inisiator
Monomer metil metrakilat dan dimetil metrakilat berpolimerisasi dengan
mekanisme polimerisasi tambahan yang diawali oleh radikal bebas. Radikal bebas
dapat berasal dari aktivasi kimia atau pengaktifan energi eksternal (panas atau sinar).
Karena penggunaan resin komposit biasanya menggunakan aktivasi sinar atau kimia.2

Universitas Sumatera Utara

2.1.1.5 Bahan Tambahan Lain
Terdapat bahan tambahan lain yang ditambah dalam resin komposit yaitu
penghambat dan modifier optik.

2.1.1.5.1 Penghambat (Inhibitor)
Penghambat digunakan untuk meminimalkan atau mencegah polimerisasi
spontan dari monomer. Penghambat ini mempunyai potensi yang kuat dengan radikal
bebas dimana bila radikal bebas terbentuk, bahan penghambat akan bereaksi dengan
radikal bebas dan kemudian menghambat perpanjangan rantai dengan mengakhiri
kemampuan radikal bebas untuk mengawali proses polimerisasi. Bahan penghambat

yang umum dipakai adalah butylated hydroxytoluene dengan konsentrasi 0,01%.2

2.1.1.5.2 Modifier Optik
Bahan tambahan modifier optik juga digunakan untuk menyesuaikan warna
gigi. Resin komposit harus memiliki warna visual (shading) dan translusensi yang
dapat menyerupai struktur gigi. Warna dapat diperoleh dengan menambahkan pigmen
yang berbeda seperti oksida logam. Translusensi dibuat untuk menyesuaikan dengan
warna email dan dentin.2

2.1.2 Sifat-Sifat Resin Komposit
Sama halnya dengan bahan restorasi kedokteran gigi lainnya, resin komposit
juga memiliki sifat. Beberapa sifat fisik dan mekanik merupakan sifat resin komposit
yang sangat penting untuk diketahui, antara lain sebagai berikut:

2.1.2.1 Sifat Mekanik Resin Komposit
a.

Kekuatan (Strength)

Kekuatan merupakan kemampuan suatu bahan untuk menahan tekanan yang

diberikan kepada bahan tanpa ada terjadi kerusakan. Kekuatan terdiri dari kekuatan tarik
(tensile strength), kekuatan kompresi (compressive strength) dan modulus elastik. Nilai
kekuatan dari masing-masing jenis bahan resin komposit berbeda.2

Universitas Sumatera Utara

b.

Kekerasan (Hardness)

Kekerasan adalah suatu ketahanan bahan terhadap deformasi tekanan yang
diberikan padanya. Kekerasan bisa menjadi indikator dari ketahanan resin komposit.
Kekerasan resin komposit mulai dari 22-80 kg/mm.16,19

2.1.2.2 Sifat Fisik Resin Komposit
a. Polymerization Shrinkage
Stress yang parah dapat mempengaruhi ikatan antara komposit dan gigi yang
mengarah pada terbentuknya celah yang sangat kecil dimana dapat menyebabkan
saliva dan mikroorganisme masuk dan dapat menyebabkan karies rekuren dan noda
tipis. Pengukuran polymerization shrinkage pada komposit universal low-shrinkage

diukur dengan variasi pcynometer dari 0,9%-1,8%, sedangkan low-shrinkage
flowable dari 2,4%-2,5%. Pengukuran shrinkage menghasilkan perkembangan
tekanan sebesar 13 Mpa antara komposit dan struktur gigi.17
b. Sifat Termal
Sifat termal memberikan tekanan tambahan pada struktur gigi, walaupun
keseluruhan restorasi tidak akan mencapai keseimbangan termal saat mendapatkan
stimulus panas atau dingin, proses yang berulang-ulang akan menyebabkan kegagalan
awal bonding dan material akan fatigue. Namun komposit tidak memberikan reaksi
pada stimulus termal secepat gigi asli dan hal ini tidak menjadi masalah pada klinis.
Koefisien termal ekspansi untuk resin komposit yaitu 92,8×10 ֿ◌6/˚C.16,17
P

P

P

c. Penyerapan Air
Penyerapan air adalah jumlah air yang diserap oleh resin komposit ketika
direndam dalam air dalam jangka waktu tertentu. Kemampuan resin komposit dalam
menyerap air tergantung pada matriks resin dan filler. Sifat penyerapan air ini dapat

mempengaruhi permukaan dari tambalan resin komposit. Jumlah air yang dapat
diserap resin komposit adalah 40-45µm/mm.17,19
P

d. Kelarutan
Kelarutan air resin komposit bervariasi antara 0,25-2,5 mg/mm. Silikon
merupakan ion yang terbanyak keluar selama 30 hari pertama perendaman dan akan

Universitas Sumatera Utara

berkurang seiring bertambahnya waktu perendaman. Boron, barium dan strontium
juga dapat keluar dari resin komposit yang direndam didalam air.17
e. Kestabilan Warna
Stabilitas warna sangat penting pada kualitas estetik restorasi resin komposit.
Perubahan warna dapat terjadi dengan oksidasi dan akibat dari pertukaran air dalam
matriks polimer. Stabilitas warna resin komposit saat ini telah diteliti dengan paparan
UV dan suhu yang tinggi 70
˚C dan perendaman dalam berbagai noda seperti kopi,
teh, cranberry, anggur merah dan minyak wijen.17,19
f. Kekasaran Permukaan

Kualitas permukaan restorasi gigi merupakan faktor penting dalam menentukan
keberhasilan restorasi. Kekasaran permukaan resin komposit ditentukan oleh ukuran,
kekerasan dan jumlah partikel filler, dan juga mempengaruhi sifat mekanik dari
bahan.22 Kekasaran permukaan merupakan ukuran dari tekstur permukaan yang tidak
teratur. Ukuran bahan pengisi yang bervariasi yaitu mulai dari 0,002-12µm akan
mempengaruhi kekasaran dari bahan restorasi terutama sifat fisik dan mekanik resin
komposit. Semakin besar ukuran filler maka akan semakin kasar permukaan resin
komposit, dan begitu juga sebaliknya bila ukuran filler kecil maka permukaan resin
komposit akan lebih halus. Untuk mendapatkan permukaan dari bahan tambalan resin
komposit yang halus maka diperlukan proses finishing dan polishing yang bertujuan
untuk menghilangkan goresan akibat proses instumentasi dan mengurangi kekasaran
permukaan resin komposit.20,23
Proses perubahan kekasaran resin komposit karena pemakaian bisa terjadi
karena proses mastikasi, makanan, minuman dan alat atau bahan pembersih rongga
mulut. Bahan abrasif yang ada di dalam pasta gigi yang dipakai dalam waktu yang
lama dapat juga menyebabkan peningkatan kekasaran permukaan bahan restorasi.24
Kekasaran permukaan adalah ukuran ketidak teraturan dari permukaan yang telah di
proses akhir dan diukur dengan satuan mikrometer (µm). Kekasaran permukaan
dihitung sebagai devisi rata-rata aritmatika dari dasar permukaan ke puncak
permukaan tertentu.


Universitas Sumatera Utara

Pengukuran kekasaran permukaan (Ra) diukur dengan menggunakan surface
profilometer (gambar 3). Profilometer adalah alat yang dapat digunakan untuk
mengukur suatu kekasaran permukaan suatu bahan. Pengukurannya dengan cara
ujung jarum diletakkan pada setiap spesimen yang akan diukur dan nilai kekasaran
dapat diperoleh.14,22,25

Gambar 3. Profilometer
Profilometer memiliki diamond stylus, trip radius, tip angle dan memiliki
kecepatan serta gaya. Kemudian dibaca dengan rekaman surfecordex dan setiap
sampel ditempatkan dalam alat clamp (capitan) dan stilus, lalu diletakkan
dipermukaan sampel dan alat dijalankan 2 mm, pada bagian pertama permukaan
sampel dalam µm lalu diukur lagi pada bagian lainnya misalnya pada putaran 45º dan
90º atau pada bagian lain yang sudah ditandai. Nilai yang direkam dari rata-rata
ketiga bagian permukaan ini diambil sebagai nilai kekasaran permukaan dilakukan
sebelum dan sesudah penyikatan gigi.22,25

2.1.2.3 Sifat Optik Resin Komposit

2.1.2.3.1 Radiopacity
Beberapa bahan pengisi seperti kaca kuarsa, lithium-aluminium dan silica tidak
radiopak dan harus dicampur dengan bahan pengisi lain untuk menghasilkan
komposit radiopak. Dalam komposit nanofilled, radiopacity dicapai dengan

Universitas Sumatera Utara

menggunakan zirkonia nanomerik (5-7 nm) atau dengan memasukkan zirkonia di
dalam nanocluster bersama dengan silika.20

2.1.2.4 Sifat Biologis Resin Komposit
Hampir semua komponen utama dari resin komposit (Bis-GMA, TEGDMA dan
UDMA) bersifat sitotoksik. Organisasi Internasional Standardisasi (ISO) membuat
pengujian toksisitas bahan material kedokteran gigi dengan merendam bahan
komposit di dalam berbagai medium berair dan organik untuk melihat respon biologis
dari bahan komposit.20

2.1.3 Reaksi Polimerisasi Resin Komposit
Proses polimerisasi terjadi dalam tiga tahapan yaitu inisiasi dimana molekul
besar terurai karena proses panas menjadi radikal bebas. Proses pembebasan tersebut

menggunakan sinar tampak yang dimulai dengan panjang gelombang 460-485 nm.
Tahap kedua adalah propagasi, pada tahap ini monomer yang diaktifkan akan saling
berikatan sehingga tercapai polimer dengan jumlah monomer tertentu. Tahap terakhir
adalah terminasi, dimana rantai membentuk molekul yang stabil.26

2.1.4 Klasifikasi Resin Komposit
Sejumlah sistem klasifikasi telah digunakan untuk komposit berbasis resin.
Jenis-jenis resin komposit dapat diklasifikasikan berdasarkan ukuran bahan pengisi,
viskositas dan polimerisasi.

2.1.4.1. Klasifikasi Resin Komposit Berdasarkan Ukuran Partikel
2.1.4.1.1 Resin Komposit Hibrid
Resin komposit ini kuat dan memiliki hasil poles yang baik. Resin komposit
hibrid terdiri atas dua jenis partikel pengisi yaitu silika koloidal dan partikel kaca
yang dihaluskan. Ukuran partikel kaca rata-rata 0,6-1µm. Sifat fisik dan mekanis
sistem ini umumnya berkisar antara resin komposit tradisional dan berbahan pengisi
partikel yang baik.2,17,27

Universitas Sumatera Utara

2.1.4.1.2 Resin Komposit Mikrohibrid
Setelah berkembang resin komposit hybrid, dikembangkanlah resin komposit
mikrohibrid. Mikrohibrid memiliki beberapa jenis ukuran partikel filler. Partikel filler
dapat berupa butiran kaca atau quartz dengan ukuran 2-4µm ditambah 5-15% partikel
microfine berukuran 0,04-1µm.19

2.1.4.1.3 Resin Komposit Nanohibrid
Resin komposit nanohibrid merupakan campuran dari resin komposit nanofiller
dan microfiller. Resin komposit ini mengandung partikel yang berukuran 0,005-0,01
µ m pada matriks resinnya. Resin komposit nanohibrid dapat dikategorikan sebagai
resin komposit dengan kemampuan penanganan dan kemampuan poles dari
microfiller komposit sehingga dapat digunakan sebagai restorasi pada bagian anterior
dan posterior.28 Bahan ini memiliki ketahanan pemakaian yang cukup bagus karena
ukuran partikelnya yang kecil dan memiliki compressive strength yang bagus
sehingga dapat digunakan sebagai bahan tambalan pada gigi posterior dengan tekanan
yang besar. Kelemahan bahan ini yaitu polimerisasi shrinkage yang masih ada
sehingga operator harus memiliki teknik yang baik.29

2.1.4.1.4 Resin Komposit Macrofiller
Resin komposit macrofiller disebut juga dengan resin komposit konvesional
atau resin komposit tradisional. Resin komposit ini dikembangkan sejak tahun 1970an. Resin komposit macrofiller memiliki ukuran partikel filler 20-30µm. Ukuran ratarata partikel filler 8-12µ m, tetapi partikel sebesar 50µm dapat ditemukan juga. Bahan
ini mempunyai permukaan yang kasar dan cenderung berubah warna.2,17,29

2.1.4.1.5 Resin Komposit Microfiller
Resin komposit microfiller memiliki ukuran partikel berkisar antara 0,040,4µm. Partikel yang lebih kecil dari pada resin komposit makrofiller membuat resin
komposit microfiller lebih tahan terhadap aus. Karena memiliki ukuran filler yang

Universitas Sumatera Utara

kecil, komposit ini memiliki ikatan yang lemah sehingga kekuatannya rendah, tetapi
memiliki estetis yang bagus dan permukaan yang halus.2,16,17

2.1.4.1.6 Resin Komposit Nanofiller
Resin komposit nanofiller memiliki bahan pengisi yang tinggi, memiliki estetis
yang baik, serta kekuatan dan ketahanan yang hampir sama dengan microfiller. Resin
komposit nanofiller disebut juga dengan nanocomposite dengan sistem partikel bahan
pengisinya adalah kombinasi antara silica nanofiller dengan ukuran partikel utama
20-70 nm dan zirconia silica nanocluster dengan diameter 0,6-1,4µm.18,30
Resin komposit nanofiller memiliki ukuran partikel yang lebih kecil
memungkinkan hasil pemolesan yang lebih rapi dan lebih halus dari pada resin
komposit dengan ukuran partikel yang lebih besar. Resin komposit ini juga memiliki
sifat fisis yang mirip dengan resin komposit hibrid sehingga diindikasikan untuk
restorasi gigi posterior dengan tekanan kunyah yang besar. 14,31

2.1.4.2 Klasifikasi Resin Komposit Berdasarkan Viskositas
2.1.4.2.1 Resin Komposit Packable
Resin komposit ini disebut juga sebagai resin komposit condensable. Resin
komposit ini memiliki viskositas yang tinggi. Resin ini mengandung muatan filler
sebanyak 66-70% volume. Komposisi filler yang tinggi menyebabkan viskositas resin
komposit sehingga resin komposit ini menjadi kental dan sulit mengatasi celah
kavitas yang kecil. Sebaliknya, dengan semakin besarnya komposisi filler akan dapat
mengurangi pengerutan selama polimerisasi.14,17,19

2.1.4.2.2 Resin Komposit Flowable
Resin komposit flowable memiliki viskositas yang rendah. Resin ini
mengandung dimetacrylate resin dan inorganic filler dengan ukuran partikel 0,43,0µm dan memiliki muatan filler 42-53% volume. Komposisi filler yang rendah dan
kemampuan flow yang tinggi membuat resin ini memiliki viskositas yang lebih
rendah sehingga dapat dengan mudah mengisi atau menutup kavitas kecil.2,17

Universitas Sumatera Utara

2.1.4.3 Klasifikasi Resin Komposit Berdasarkan Mekanisme Polimerisasi
2.1.4.3.1 Resin Komposit Diaktivasi Secara Kimia
Resin komposit ini disebut juga resin komposit self-cured, yang terdiri dari dua
pasta yaitu base dan catalyst. Salah satu pasta mengandung inisiator benzoyl
peroksida (BP) dan yang lainnya mengandung aktivator tertiary amine (N,Ndimethyl-p-toluidin). Jika kedua pasta dicampur amine akan bereaksi dengan benxoyl
peroksida dan membentuk radikal bebas sehingga mekanisme pengerasan
dimulai.2,16,17

2.1.4.3.2 Resin Komposit Diaktivasi Dengan Sinar
Bahan resin komposit yang dipolimerisasi dengan sinar dipasarkan dalam
bentuk pasta dalam sebuah tube.16 Sistem pertama yang diaktifkan dengan sinar
menggunakan sinar UV untuk merangsang radikal bebas.17 Sistem pembentukan
radikal bebas yang terdiri atas molekul-molekul atau aktivator amin terdapat dalam
pasta tersebut. Bila tidak disinari, maka kedua komponen ini tidak akan bereaksi.
Foto-inisiator yang umum digunakan adalah camphorquinone, dimana memiliki
penyerapan berkisar 400-500 nm yang berada pada region biru dari spektrum sinar
tampak. Inisiator ini sebesar 0,2% berat atau kurang dan akselerator amin yang cocok
bereaksi

dengan

champorquinone

(DMAEMA) sebesar 0,15% berat.

seperti

dimethylaminoethyl

methacrylate

2,20

2.1.4.3.3 Resin Komposit Diaktivasi Oleh Sinar dan Dilanjutkan Secara
Kimia
Resin komposit dual-cured adalah sistem yang mengandung inisiator dan
aktivator dari kedua resin yang diaktivasi oleh sinar pada tingkat yang lebih kecil dan
bahan yang di aktifkan secara kimia. Keuntungannya adalah ketika resin di campur
dan ditempatkan di gigi, sinar digunakan untuk pengaturan reaksi di awal dan kimia
sebagai reaksi lanjutan di daerah yang tidak terjangkau oleh sinar. Proses ini sangat
berguna pada perawatan endodontik pada gigi karena penempatan bahan resin

Universitas Sumatera Utara

komposit di dalam saluran akar yang tidak sampai ke dasar sehingga resin komposit
tersebut beraktivasi secara kimia dengan sendirinya.19

2.2. Coating Pada Resin Komposit
Berbagai metode dalam studi telah ditemukan untuk meminimalkan terjadinya
kebocoran mikro pada permukaan gigi atau restorasi. Bahan pelindung permukaan
dapat menjadi alternatif untuk tujuan tersebut. Bahan pelindung permukaan adalah
bahan polimerisasi yang mengandung formulasi yang ditingkatkan termasuk unfilled
resin dan monomer dengan molekul rendah (bisphenol-a glycidyl methacrylate,
urethane dimethacrylate, dan 3-ethylene glycol dimethacrylate) serta photoinitiators
yang sangat efisien dan bahan lainnya.10

2.2.1 Surface Coat
Bahan pelindung permukaan diaplikasikan diatas permukaan bahan restorasi,
bahan tersebut menutupi microdefects sehingga dapat mengurangi kebocoran mikro
dengan meningkatkan perlindungan di permukaan. Penelitian in vitro telah
mengungkapkan bahwa viskositas rendah, tingkat aliran tinggi, dan kemampuan
membasahi yang tinggi merupakan persyaratan penting untuk memberikan penetrasi
ke permukaan mikro dan menjadi kinerja klinis yang baik untuk bahan pelindung
permukaan.10
Belakangan ini, bahan pelindung resin komposit diperkenalkan. Bahan ini
menawarkan beberapa kemajuan dalam penggunaannya seperti lebih menghemat
waktu, mudah dalam pengaplikasian, menghasilkan proteksi tambahan pada
permukaan resin komposit sehingga permukaan lebih bagus, resistensi baik terhadap
keausan, pewarnaan dan pembentukan plak.9 Bahan pelindung permukaan
dikembangkan untuk menghindari atau meminimalkan tingkat keausan dari resin
komposit dengan mengisi microdefects pada permukaan restorasi dan mengurangi
kebocoran mikro di restorasi atau permukaan gigi. Viskositas rendah pada bahan ini
dapat digunakan untuk meningkatkan ketahanan abrasi dan integritas restorasi dengan

Universitas Sumatera Utara

menembus ke microgaps di permukaan restorasi. 10 Selain itu, bahan pelindung juga
bertindak sebagai bahan kimia yang dapat mengurangi kekasaran permukaan.25

2.2.2 Bonding Agent
Dalam kedokteran gigi, teknik etsa dianggap sebagai standar yang bagus dari
kekuatan ikatan perekat untuk enamel. Teknik total etch adalah alternatif yang
disukai karena telah terbukti menghasilkan ikatan kuat dengan enamel. Total etch
menciptakan lapisan tipis pada pembentukan beberapa ikatan kimia antara kelompok
monomer dan kalsium ion dari apatit hidroksil. Kinerja adhesi total etch penting
secara klinis pada bonding agent.32
Beberapa perubahan terjadi pada resin komposit akibat penuaan yang dapat
mempengaruhi keberhasilan prosedur perbaikan seperti penyerapan air, degradasi
kimia dan menyebabkan konsistensi rendah. Perbaikan komposit tidak dapat efektif
tanpa perawatan permukaan resin komposit yang memadai. Baru-baru ini metode
perbaikan permukaan dengan penggunaan bonding dapat berpengaruh untuk
menambah kekuatan perbaikan ikatan. Bonding agent dapat memperbaiki permukaan
dan ikatan kimia dengan perkembangan komposit baru.33
Bonding agent merupakan unfilled resin yang berisi matriks resin dari resin
komposit, diencerkan dengan monomer lain untuk menurunkan viskositas. Bahan ini
berfungsi untuk menggantikan ikatan agen untuk dentin juga. Pada generasi kelima,
bonding agent merupakan perekat ikatan tunggal. Berbeda dengan generasi
sebelumnya, sistem ini lebih sederhana untuk digunakan karena hanya menggunakan
satu langkah aplikasi saja, misalnya pada 3M Single Bond, One Step (BISCO), Prime
and Bond (Dentsply).16
Sistem yang terkandung didalamnya yaitu Ferric oxalate-NPG-GMA system,
Hydroxyethyl methacrylate (HEMA) plus gluteraldehyde, BIS-GMA plus HEMA, 4Methyloxyethyltrimellitic acid (4-META), Polyurethanes dan Polyacrylic acids.
Indikasi penggunaan pada bonding agent adalah sebagai ikatan komposit untuk
struktur gigi, ikatan komposit untuk porselen dan berbagai logam seperti amalgam,

Universitas Sumatera Utara

dasar logam dan paduan metal alloy, desensitisasi dentin atau permukaan akar dan
ikatan veneer porselen.16

2.3 Proses Penyikatan
Plak dapat disingkirkan secara mekanis maupun kemis. Menyikat gigi dengan
menggunakan sikat gigi adalah bentuk penyingkiran plak secara mekanis. Pada tahun
1780, William Addis memperkenalkan “the first effective brush” yang diartikan
sebagai sikat gigi pertama yang efektif. Sekarang sudah banyak tersedia sikat gigi
dengan berbagai ukuran, bentuk, tekstur dan desain dengan berbagai derajat
kekerasan dari bulu sikat.6
Ada dua jenis sikat gigi yaitu, manual dan elektrik. Sikat gigi manual terdiri
atas kepala sikat (head), bulu sikat (bristle) dan tangkai atau pegangannya (handle).
Umumnya kepala sikat bervariasi, bentuknya ada yang segiempat, oval segitiga atau
trapesium agar bisa disesuaikan dengan anatomi individu yang berbeda. Pada sikat
gigi elektrik, kebanyakan kepala sikatnya lebih kecil dari sikat gigi manual dan
biasanya dapat dibuka-buka untuk diganti. Menurut Yankell, kepala sikat gigi elektrik
mengikuti tiga pola dasar pada waktu dipasang yaitu resiprokal (gerakan maju
mundur), arcuate (gerakan ke atas bawah) dan elips (kombinasi resiprokal dan
arcuate). Banyak penelitian yang membuktikan bahwa sikat gigi elektrik lebih efektif
daripada sikat gigi manual dalam menyingkirkan plak.6
American Dental Association (ADA) menyatakan bahwa menyikat gigi secara
teratur minimal dua kali sehari yaitu pada pagi hari setelah sarapan dan sebelum tidur
malam dapat menyingkirkan plak secara sempurna sehingga tidak menimbulkan efek
didalam rongga mulut dengan lama menyikat gigi kira-kira 1 menit tetapi ada juga
yang melaporkan 2-2,5 menit. Webster menemukan istilah dentifrices yang diartikan
sebagai campuran yang digunakan bersama sikat gigi untuk membersihkan gigi atau
disebut dengan pasta gigi.6
Pasta gigi di pasaran tersedia dalam bentuk pasta atau gel dan semuanya dijual
untuk

kebutuhan

kosmetik

atau

terapeutik.

Pasta

gigi

digunakan

untuk

menghilangkan stein ekstrinsik akibat rokok, makanan, teh atau kopi pada permukaan

Universitas Sumatera Utara

gigi. Umumnya pasta gigi mengandung bahan abrasif 20-40%, air 20-40%, pelembab
(humectant) 20-40%, detergen 1-2%, bahan pengikat (binding agent) 2%, bahan
penyegar ±2%, bahan pemanis ±2%, bahan terapeutik ±5% dan pewarna