UU No 6 Tahun 2012 Tentang Pengesahan Konvensi Internasional Mengenai Perlindungan Hak Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya

www.bpkp.go.id
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 6 TAHUN 2012
TENTANG
PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION ON THE PROTECTION OF THE RIGHTS
OF ALL MIGRANT WORKERS AND MEMBERS OF THEIR FAMILIES
(KONVENSI INTERNASIONAL MENGENAI PERLINDUNGAN HAK-HAK
SELURUH PEKERJA MIGRAN DAN ANGGOTA KELUARGANYA)
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang:
a. bahwa Negara Republik Indonesia adalah negara yang berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menghormati dan menjunjung
tinggi harkat dan martabat manusia, sehingga hak asasi manusia, termasuk hak-hak seluruh
pekerja migran dan anggota keluarganya harus dilindungi, dihormati, dipertahankan dan
tidak boleh diabaikan, dikurangi atau dirampas oleh siapa pun;
b. bahwa bangsa Indonesia sebagai bagian dari masyarakat internasional menghormati,
menghargai, dan menjunjung tinggi prinsip dan tujuan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa
dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia;
c. bahwa Pemerintah Republik Indonesia telah menandatangani International Convention on
the Protection of the Rights of All Migrant Workers and Members of Their Families
(Konvensi Internasional mengenai Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan

Anggota Keluarganya) pada tanggal 22 September 2004 di New York;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf
c, perlu mengesahkan International Convention on the Protection of the Rights of All
Migrant Workers and Members of Their Families (Konvensi Internasional mengenai
Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya) dengan UndangUndang;
Mengingat:
1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 11, dan Pasal 20 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3882);
3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 185, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4012);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
dan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

www.bpkp.go.id

MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
UNDANG-UNDANG TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION ON
THE PROTECTION OF THE RIGHTS OF ALL MIGRANT WORKERS AND MEMBERS OF
THEIR FAMILIES (KONVENSI INTERNASIONAL MENGENAI PERLINDUNGAN HAKHAK SELURUH PEKERJA MIGRAN DAN ANGGOTA KELUARGANYA).
Pasal 1
(1) Mengesahkan International Convention on the Protection of the Rights of All Migrant
Workers and Members of Their Families (Konvensi Internasional mengenai Perlindungan
Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya).
(2) Salinan naskah asli International Convention on the Protection of the Rights of All Migrant
Workers and Members of Their Families (Konvensi Internasional mengenai Perlindungan
Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya) dalam bahasa Inggris dan
terjemahannya dalam bahasa Indonesia sebagaimana terlampir merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Undang-Undang ini.
Pasal 2
Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-Undang ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Disahkan di Jakarta
pada tanggal 2 Mei 2012

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 2 Mei 2012
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
AMIR SYAMSUDIN
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 115

www.bpkp.go.id

PENJELASAN
ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG
PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION ON THE PROTECTION OF THE
RIGHTS OF ALL MIGRANT WORKERS AND MEMBERS OF THEIR FAMILIES
(KONVENSI INTERNASIONAL MENGENAI PERLINDUNGAN HAK-HAK
SELURUH PEKERJA MIGRAN DAN ANGGOTA KELUARGANYA)

I. UMUM
Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 menghormati dan menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia. Hak asasi manusia sebagai hak dasar yang secara kodrati melekat pada diri manusia,
bersifat universal dan langgeng, juga dilindungi, dihormati, dan dipertahankan oleh Negara
Republik Indonesia, sehingga perlindungan dan pemajuan hak asasi manusia, termasuk hak-hak
seluruh pekerja migran dan anggota keluarganya perlu ditingkatkan.
Pada tanggal 18 Desember 1990 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengeluarkan
Resolusi Nomor A/RES/45/158 mengenai International Convention on the Protection of the
Rights of All Migrant Workers and Members of Their Families (Konvensi Internasional
mengenai Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya). Resolusi
tersebut memuat seluruh hak-hak pekerja migran dan anggota keluarganya dan menyatakan akan
mengambil langkah-langkah untuk menjamin pelaksanaan Konvensi ini.
Pada tanggal 22 September 2004 di New York, Pemerintah Indonesia telah menandatangani
International Convention on the Protection of the Rights of All Migrant Workers and Members
of Their Families (Konvensi Internasional mengenai Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja
Migran dan Anggota Keluarganya) tanpa reservasi. Penandatanganan tersebut menunjukkan
kesungguhan Negara Indonesia untuk melindungi, menghormati, memajukan dan memenuhi
hak-hak seluruh pekerja migran dan anggota keluarganya, yang pada akhirnya diharapkan dapat
memenuhi kesejahteraan para pekerja migran dan anggota keluarganya.

Sebagai salah satu negara yang telah menandatangani International Convention on the Protection
of the Rights of All Migrant Workers and Members of Their Families (Konvensi Internasional
mengenai Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya), Indonesia
memiliki komitmen untuk meratifikasi Konvensi ini. Ratifikasi Konvensi ini diharapkan dapat
mendorong terciptanya ratifikasi universal dan penerapan prinsip serta norma standar
internasional bagi perlindungan hak-hak seluruh pekerja migran dan anggota keluarganya secara
global.
Dalam upaya melindungi, menghormati, memajukan dan memenuhi hak-hak pekerja migran dan
anggota keluarganya, Pemerintah Indonesia telah membentuk berbagai peraturan perundangundangan yang terkait dengan perlindungan terhadap tenaga kerja, antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak;
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak;
4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
5. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
6. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga
Kerja Indonesia di Luar Negeri;

www.bpkp.go.id
7. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional;
8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia;

9. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan
Orang;
10. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial;
11. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
12. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.
Pokok-Pokok Isi Konvensi
1. Pembukaan
Pembukaan berisi definisi umum mengenai istilah dan konsep yang digunakan dalam
Konvensi.
2. Tujuan
Tujuan Konvensi ini adalah untuk menetapkan standar-standar yang menciptakan suatu
model bagi hukum serta prosedur administrasi dan peradilan masing-masing negara pihak.
Terobosan utama Konvensi ini adalah bahwa orang-orang yang memenuhi kualifikasi
sebagai pekerja migran dan anggota keluarganya, sesuai ketentuan-ketentuan Konvensi,
berhak untuk menikmati hak asasi manusia, apapun status hukumnya.
3. Kewajiban Negara
Kewajiban negara merealisasikan hak-hak yang tercantum dalam Konvensi diberikan
kepada seluruh pekerja migran dan anggota keluarganya tanpa diskriminasi.
4. Substansi/Materi Pokok Konvensi Pekerja Migran
Setiap pekerja migran dan anggota keluarganya memiliki hak atas kebebasan untuk

meninggalkan, masuk dan menetap di negara manapun, hak hidup, hak untuk bebas dari
penyiksaan, hak untuk bebas dari perbudakan, hak atas kebebasan berpikir, berkeyakinan
dan beragama, hak atas kebebasan berekspresi, hak atas privasi, hak untuk bebas dari
penangkapan yang sewenang-wenang, hak diperlakukan sama di muka hukum, hak untuk
mendapatkan perlakuan yang sama dalam hak terkait kontrak/hubungan kerja, hak untuk
berserikat dan berkumpul, hak mendapatkan perawatan kesehatan, hak atas akses pendidikan
bagi anak pekerja migran, hak untuk dihormati identitas budayanya, hak atas kebebasan
bergerak, hak membentuk perkumpulan, hak berpartisipasi dalam urusan pemerintahan di
negara asalnya, hak untuk transfer pendapatan. Termasuk hak-hak tambahan bagi para
pekerja migran yang tercakup dalam kategori-kategori pekerjaan tertentu (pekerja lintas
batas, pekerja musiman, pekerja keliling, pekerja proyek, dan pekerja mandiri).
5. Kerja Sama Internasional
Konvensi ini mengatur ketentuan-ketentuan terkait kerja sama dan koordinasi internasional
dalam pengelolaan migrasi legal dan pencegahan atau pengurangan migrasi ilegal (takreguler).
6. Laporan Negara Pihak dan Peran Komite Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran
dan Anggota Keluarganya
Negara Pihak wajib membuat laporan pelaksanaan Konvensi ini selambat-lambatnya 1 (satu)
tahun setelah Konvensi ini berlaku, dan laporan selanjutnya setiap 5 (lima) tahun dan jika
Komite Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya
memintanya melalui Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Komite Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya
membahas laporan yang disampaikan oleh Negara Pihak dan memberikan pertimbangan
mengenai cara dan sarana meningkatkan kapasitas nasional untuk melaksanakan Konvensi
ini. Komite juga melakukan kerja sama internasional dan koordinasi dengan Organisasi
Buruh Internasional, badan dan organ khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa, organisasi
antarnegara, serta badan terkait lain.

www.bpkp.go.id
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Apabila terjadi perbedaan penafsiran terhadap terjemahannya dalam bahasa Indonesia, maka
digunakan salinan naskah aslinya dalam bahasa Inggris.
Pasal 2
Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5314

Konvensi Internasional tentang Perlindungan Hak-Hak

Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya
Disahkan Melalui Resolusi Majelis Umum PBB 45/ 158
pada tanggal 18 Desember 1990
Pembukaan
Negar a-Negar a Pihak Konvensi ini,
Memper hat ikan
pr insip-pr insip
yang
ter kandung
dalam
instr umen-instr umen dasar Per ser ikatan Bangsa-Bangsa mengenai
hak asasi manusia, khususnya Deklar asi Univer sal Hak Asasi
Manusia,1 Kovenan Inter nasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial
dan Budaya,2 Kovenan Inter nasional tentang Hak-Hak Sipil dan
Politik,2 Konvensi Inter nasional tentang Penghapusan Segala
Bentuk Diskr iminasi Rasial,3 Konvensi Inter nasional tentang
Penghapusan Segala Bentuk Diskr iminasi ter hadap Wanita4 dan
Konvensi tentang Hak-Hak Anak,5
Memper hat ikan juga pr insip-pr insip dan standar -standar yang
ditetapkan lebih lanjut dalam instr umen-instr umen ter kait yang

diur aikan dalam ker angka ker ja Or ganisasi Bur uh Inter nasional
(Inter national Labour Or ganisation - ILO), khususnya Konvensi
tentang Migr asi untuk Beker ja (No.97), Konvensi tentang Migr asi
dalam Kondisi Ter aniaya dan Pemajuan Kesetar aan Kesempatan
dan Per lakuan bagi Peker ja Migr an (No.143), Rekomendasi
mengenai Migr asi untuk Beker ja (No.86), Rekomendasi mengenai
Peker ja Migr an (No.151), Konvensi tentang Ker ja Paksa atau Waji b
(No.159), dan Konvensi tentang Penghapusan Ker ja Paksa
(No.105),

Resolusi
Resolusi
3 Resolusi
4 Resolusi
5 Resolusi
1
2

217 A (III).
2200 A (XXI), lampir an.

2106 A (XX), lampir an.
34/ 180, lampiran.
44/ 25, lampir an.

1

Menegaskan kembali pentingnya prinsip-prinsip yang ter kandung
dalam Konvensi menentang Diskr iminasi dalam Pendidikan dar i
Or ganisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan
Per ser ikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Educational,
Scientific and Cultur al Or ganization - UNESCO),6
Mengingat Konvensi Menentang Penyiksaan dan Per lakuan atau
Penghukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiaw i atau
Mer endahkan Der ajat Manusia,7 Deklar asi Kongr es Keempat
Per ser ikatan Bangsa-Bangsa tentang Pencegahan Kejahatan dan
Pembinaan Pelaku Kejahatan,8 Atur an Ber per ilaku par a Pejabat
Penegak Hukum,9 dan Konvensi-konvensi ter kait Perbudakan,10
Mengingat bahw a salah satu tujuan ILO, sebagaimana dicantumkan
dalam Konstitusinya, adalah melindungi kepentingan par a peker ja
ketika mer eka dipeker jakan di negar a-negar a yang bukan
negar anya sendir i, dan mengingat keahlian dan pengalaman
or ganisasi ter sebut dalam hal-hal yang ber kenaan dengan par a
peker ja migr an dan anggota keluar ganya,
Mengakui pentingnya peker jaan yang telah dilakukan ter kait
dengan par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya pada
ber bagai badan Per ser ikatan Bangsa-Bangsa, khususnya Komisi
Hak Asasi Manusia dan Komisi untuk Pembangunan Sosial, dan
dalam Or ganisasi Per tanian dan Pangan Per ser ikatan BangsaBangsa, UNESCO, dan Or ganisasi Kesehatan Dunia, dan juga dalam
or ganisasi inter nasional lain,
Mengakui pula kemajuan yang telah dicapai oleh beber apa Negar a
secar a bilater al dan r egional, menuju per lindungan hak-hak par a
Per ser ikatan Bangsa-Bangsa, Seri Per janjian, vol. 429, No. 6193
Resolusi 39/ 46, lampir an.
8 Lihat Kongres Keempat Per ser ikatan Bangsa-Bangsa tentang Pencegahan
Kejahatan dan Per lakuan Bagi Para Pelanggar Hukum, Kyoto, Jepang, 17-26
Agustus 1970: laporan yang diper siapkan oleh Sekretar iat (publikasi Per ser ikatan
Bangsa-Bangsa, Penjualan No. E.71.IV.8).
9 Resolusi 34/ 169, lampiran.
10 Lihat Hak Asasi Manusia: Sebuah Kompilasi Instr umen Inter nasional (publikasi
Per serikatan Bangsa-Bangsa, Penjualan No. E.88.XIV.1).
6
7

2

peker ja migr an dan anggota keluar ganya, juga pentingnya dan
manfaat per janjian-per janjian bilater al dan multir ater al dalam
bidang ini,
Menyadar i pentingnya dan luasnya masalah migr asi, yang
melibatkan jutaan manusia dan mempengar uhi sejumlah besar
Negar a dalam komunitas inter nasional,
Menyadar i dampak ar us peker ja migr an ter hadap Negar a-Negar a
dan bangsa-bangsa yang ter kait, dan menginginkan ditetapkannya
nor ma-nor ma yang dapat ber kontr ibusi ter hadap har monisasi
sikap Negar a-Negar a ter sebut melalui pener imaan pr insip-pr insip
dasar mengenai per lakuan ter hadap par a peker ja migr an dan
anggota keluar ganya,
Memper t imbangkan situasi ker entanan yang ser ingkali dialami
par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya, antar a lain, kar ena
ketidakber adaan mer eka di Negar a asal, dan kar ena kesulitankesulitan yang mungkin mer eka hadapi yang timbul sebagai akibat
dar i keber adaan mer eka di Negar a tempat mer eka beker ja,
Meyakini bahw a hak-hak par a peker ja migr an dan anggota
keluar ganya belum diakui secar a memadai di mana pun dan oleh
kar ena itu menghar uskan per lindungan inter nasional yang tepat,
Memper t imbangkan bahw a migr asi ser ing mengakibatkan
masalah-masalah yang ser ius bagi anggota keluar ga par a peker ja
migr an dan juga bagi peker ja itu sendir i, khususnya kar ena
ter pisahnya keluar ga ter sebut,
Mengingat bahw a masalah-masalah kemanusiaan yang ter kait
dengan migr asi menjadi lebih ser ius dalam kasus migr asi takr eguler dan oleh kar ena itu meyakini bahw a tindakan yang tepat
har us didor ong dalam r angka mencegah dan menghapuskan
per ger akan dan per dagangan par a peker ja migr an secar a gelap,
dan sementar a itu memastikan adanya per lindungan hak asasi
manusia fundamental mer eka,

3

Memper t imbangkan bahw a par a peker ja yang tidak memiliki
dokumen atau yang ber ada dalam situasi tak-r eguler ser ingkali
dipeker jakan dalam kondisi ker ja yang kur ang layak dibandingkan
dengan peker ja lain dan bahw a sebagian majikan ter dor ong untuk
mencar i peker ja semacam itu untuk memper oleh keuntungan dar i
per saingan yang tidak sehat,
Juga memper t imbangkan bahw a pilihan untuk mempeker jakan
peker ja migr an yang ber ada dalam situasi tak-r eguler akan tidak
dipertimbangkan jika hak dasar dar i peker ja migr an lebih dihar gai
secar a luas, dan lebih lanjut lagi, bahw a pember ian seper angkat
hak tambahan kepada par a peker ja migr an dan anggota
keluar ganya dalam situasi r eguler akan mendor ong selur uh
peker ja migr an dan majikan untuk menghor mati dan mematuhi
hukum dan pr osedur yang ditetapkan oleh Negar a-Negar a yang
ber sangkutan,
Meyakini adanya kebutuhan untuk mew ujudkan per lindungan
inter nasional ter hadap hak-hak selur uh peker ja migr an dan
anggota keluar ganya, menegaskan kembali dan menetapkan
nor ma-nor ma dasar dalam konvensi yang menyelur uh yang dapat
diter apkan secar a univer sal,
Telah menyepakat i hal-hal sebagai ber ikut :

BAGIAN I
Ruang lingkup dan definisi
Pasal 1
1. Konvensi ini ber laku, kecuali jika ditentukan sebaliknya, bagi
selur uh peker ja migr an dan anggota keluar ganya tanpa
pembedaan apa pun seper ti jenis kelamin, r as, w ar na kulit, bahasa,
agama atau keper cayan, pendapat politik atau lain-lain,
kebangsaan, asal-usul etnis atau sosial, kew ar ganegar aan, usia,
kedudukan ekonomi, kekayaan, status per kaw inan, status
kelahir an atau lain-lain.

4

2. Konvensi ini ber laku selama selur uh pr oses migr asi par a
peker ja migr an dan anggota keluar ganya, yang ter diri atas
per siapan untuk migr asi, keber angkatan, tr ansit dan keselur uhan
masa tinggal dan aktivitas yang dibayar di Negar a t ujuan ker ja, dan
juga kembalinya ke Negar a asal atau Negar a tempat tinggal
mer eka.

Pasal 2
Untuk tujuan Konvensi ini :
1. istilah “peker ja migr an” mengacu pada seseor ang yang akan,
tengah, atau telah melakukan aktivitas yang dibayar di suat u
Negar a di mana ia bukan mer upakan w ar ga negar a;
2. (a) istilah “peker ja lintas batas” mengacu pada peker ja migr an
yang ber tempat tinggal di suatu Negar a tetangga yang ia biasa
pulang setiap har i atau setidaknya sekali dalam seminggu;
(b) istilah “peker ja musiman” mengacu pada peker ja migr an
yang sifat peker jaannya ber gantung pada kondisi musiman dan
dilakukan hanya dalam sebagian w aktu setiap tahunnya;
(c) istilah “pelaut” yang mencakup nelayan, mengacu pada
seor ang peker ja migr an yang dipeker jakan di atas kapal yang
ter daftar di suatu Negar a yang ia bukan mer upakan w ar ga
negar anya;
(d) istilah “peker ja pada instalasi lepas pantai” mengacu pada
peker ja migr an yang dipeker jakan pada suatu instalasi lepas
pantai yang ber ada di baw ah yur isdiksi suatu Negar a yang ia
bukan mer upakan w ar ga negar anya;
(e) istilah “peker ja keliling” mengacu pada seor ang peker ja
migr an yang har us beper gian ke Negar a atau Negar a-Negar a
lain untuk w aktu singkat sehubungan dengan sifat
peker jaannya, sedang ia ber tempat tinggal sehar i-har i di suatu
Negar a;

5

(f) istilah “peker ja pr oyek” mengacu pada seor ang peker ja
migr an yang diter ima di suatu Negar a tujuan ker ja untuk jangka
w aktu ker ja ter tentu semata-mata untuk pr oyek ter tentu yang
dilaksanakan di Negar a ter sebut oleh majikannya;
(g) istilah “peker ja dengan peker jaan ter tentu” mengacu pada
peker ja migr an yang :
(i) dipeker jakan oleh majikannya untuk jangka w aktu yang
ter batas dan ter tentu ke suatu Negar a tujuan ker ja, untuk
melakukan tugas atau peker jaan ter tentu;
(ii) untuk jangka w aktu yang ter batas dan tertentu
melakukan
peker jaan
yang
memer lukan
keahlian
pr ofesional, komer sial, teknis, atau keahli an sangat khusus
lain; atau
(iii) atas per mintaan majikannya di Negar a tujuan ker ja,
untuk jangka w aktu yang ter batas dan ter tentu, melakukan
peker jaan yang ber sifat sementar a atau singkat; dan
dihar uskan untuk meninggalkan Negar a tujuan ker ja, bai k
pada saat ber akhir izin tinggalnya atau sebelumnya, apabil a
ia tidak lagi melakukan tugas atau kew ajiban ter tentu yang
diper intahkan kepadanya;
(h) istilah “peker ja mandir i’’ mengacu pada peker ja migr an
yang melakukan aktivitas yang dibayar dan tidak ber ada di
baw ah per janjian ker ja, mencar i nafkah melalui kegiatan ini
seor ang dir i atau ber sama anggota keluar ganya, ser ta peker ja
migr an lain yang diakui sebagai peker ja mandir i menur ut
kententuan hukum yang ber laku di negar a tujuan beker ja atau
menur ut per janjian bilater al atau multilater al.

Pasal 3
Konvensi ini tidak boleh ber laku bagi :
(a) or ang-or ang yang dikir im atau dipeker jakan oleh or ganisasi
dan badan-badan internasional, atau oleh suatu Negar a di luar

6

w ilayahnya untuk menjalankan tugas r esmi, yang kedatangan dan
statusnya diatur oleh hukum inter nasional umum atau oleh
per janjian inter nasional atau konvensi khusus;
(b) or ang-or ang yang dikirim atau dipeker jakan oleh suatu Negar a
atau atas nama Negar a di luar wilayahnya, yang ber par tisipasi
dalam pr ogr am pembangunan dan pr ogr am ker ja sama lain, yang
kedatangan dan statusnya diatur oleh per janjian dengan Negar a
tujuan ker ja, dan yang sesuai dengan per janjian ter sebut, tidak
dianggap sebagai peker ja migr an;
(c) or ang-or ang yang ber tempat tinggal di Negar a yang ber beda
dengan Negar a asalnya sebagai penanam modal;
(d) pengungsi atau or ang tanpa kew ar ganegar aan, kecuali
ketentuan tentang hal ini ditetapkan dalam ketentuan hukum
nasional, atau dalam instr umen inter nasional yang ber laku bagi
Negar a Pihak ter sebut;
(e) pelajar dan peser ta pelatihan;
(f) pelaut dan peker ja pada suatu instalasi lepas pantai yang
belum memper oleh izin tinggal dan melakukan aktivitas yang
dibayar di Negar a tujuan ker ja.

Pasal 4
Untuk tujuan Konvensi ini, istilah “anggota keluar ga” mengacu
pada or ang-or ang yang kaw in dengan peker ja migr an atau
mempunyai hubungan dengannya, yang menur ut hukum yang
ber laku ber akibat sama dengan per kaw inan, dan juga anak-anak
mer eka yang menjadi tanggungan dan or ang-or ang lain yang
menjadi tanggungan mer eka yang diakui sebagai anggota keluar ga
ber dasar kan ketentuan hukum yang ber laku, atau menur ut
per janjian bilater al atau multilater al antar a Negar a-Negar a yang
ber sangkutan.

Pasal 5
Untuk tujuan Konvensi ini, par a peker ja migr an dan anggota
keluar ganya :

7

(a) dianggap telah memiliki dokumen atau ber ada dalam situasi
r eguler apabila mer eka diizinkan masuk, ber tempat tinggal dan
melakukan aktivitas yang dibayar di Negar a tujuan ker ja, sesuai
dengan hukum Negar a ter sebut dan per janjian-per janjian
inter nasional yang Negar a ter sebut menjadi pihak;
(b) dianggap tidak memiliki dokumen atau ber ada dalam situasi
tak-r eguler apabila mer eka tidak mematuhi ketentuan yang diatur
dalam sub-ayat (a) Pasal ini.

Pasal 6
Untuk tujuan Konvensi ini :
(a) istilah “Negar a asal” ber ar ti negar a dimana or ang yang
ber sangkutan mer upakan w ar ga Negar a;
(b) istilah “Negar a tujuan ker ja” ber ar ti negar a dimana peker ja
migr an akan, tengah atau telah melakukan aktivitas yang dibayar ,
sebagaimana adanya;
(c) istilah “Negar a tr ansit” adalah negar a yang disinggahi oleh
or ang yang ber sangkutan dalam per jalanan ke negar a tujuan ker ja
atau dar i negar a tujuan ker ja ke negar a asal atau tempat
tinggalnya.

BAGIAN II
Non-diskr iminasi dalam kaitan dengan hak
Pasal 7
Negar a-Negar a Pihak ber upaya, sesuai dengan instr umeninstr umen inter national tentang hak asasi manusia, untuk
menghor mati dan memastikan semua peker ja migran dan anggota
keluar ganya dalam w ilayahnya atau yang tunduk pada
yur idiksinya memper oleh hak-hak yang diatur dalam Konvensi ini
tanpa pembedaan apa pun seperti jenis kelamin, r as, w ar na kulit,
bahasa, agama atau keper cayaan, pendapat politik atau lain-lain,
kebangsaan, asal-usul etnis atau sosial, kew ar ganegar aan, usia,
kedudukkan ekonomi, kekayaan, status per kaw inan, status
kelahir an atau lain-lain.

8

BAGIAN III
Hak asasi manusia bagi seluruh pekerja migran
dan anggota keluarganya
Pasal 8
1. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya har us bebas
untuk meninggalkan negar a mana pun, ter masuk negar a asal
mer eka. Hak ini tidak boleh dibatasi kecuali sebagaimana
ditetapkan oleh hukum, diper lukan untuk melindungi keamanan
nasional, keter tiban umum, kesehatan dan mor al umum, atau hakhak dan kebebasan-kebebasan or ang lain, dan yang sesuai dengan
hak-hak lain yang diakui dalam Konvensi ini.
2. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya har us memiliki
hak untuk memasuki dan tinggal di negar a asalnya setiap saat.

Pasal 9
Hak hidup par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya har us
dilindungi oleh hukum.

Pasal 10
Tidak seor ang pun peker ja migr an atau anggota keluar ganya boleh
dijadikan sasar an penyiksaan atau per lakuan atau penghukuman
yang kejam, tidak manusiaw i dan mer endahkan mar tabat.

Pasal 11
1. Tidak seor ang pun peker ja migr an atau anggota keluar ganya
boleh diper budak atau diper hambakan.
2. Tidak seor ang pun peker ja migr an atau anggota keluar ganya
boleh diw ajibkan untuk melakukan ker ja paksa atau ker ja w ajib.
3. Di Negar a-Negar a yang member lakukan pemenjar aan dengan
ker ja kasar sebagai hukuman atas suatu kejahatan, ayat 2 Pasal ini
tidak boleh mengecualikan pelaksanaan ker ja kasar ter sebut
sesuai dengan keputusan hukuman oleh pengadilan yang
ber w enang.

9

4. Untuk tujuan Pasal ini, istilah “ker ja paksa atau ker ja w ajib”
tidak boleh mencakup :
(a) setiap peker jaan atau jasa yang tidak disebutkan dalam ayat
3 Pasal ini yang biasanya diw ajibkan kepada or ang yang ditahan
atas per intah yang sah dar i pengadilan atau kepada or ang yang
tengah menjalani pembebasan ber syar at dar i penahanan
ter sebut;
(b) setiap tindakan yang dituntut untuk dilakukan dalam
keadaan dar ur at atau bencana yang mengancam kehidupan
atau penghidupan masyar akat;
(c) setiap peker jaan atau jasa yang mer upakan bagian dar i
kew ajiban sipil umum sepanjang peker jaan itu diw ajibkan juga
kepada w ar ga negar a dar i Negar a yang ber sangkutan.

Pasal 12
1. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya har us memiliki
hak atas kebebasan ber pikir , ber keyakinan, dan ber agama. Hak ini
har us mencakup kebebasan untuk memeluk atau menganut suatu
agama atau keper cayaan atas pilihan dan kebebasannya untuk
menjalankan agama atau keper cayaan dalam ber ibadah, penaatan,
pengamalan, dan pengajar an, secar a sendir i atau dalam
masyar akat ber sama-sama dengan or ang lain, baik di tempat
umum atau pr ibadi.
2. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya tidak boleh
menjadi
sasar an
pemaksaan
yang dapat
mengganggu
kebebasannya untuk memeluk atau menganut agama atau
keper cayaan pilihannya.
3. Kebebasan untuk menjalankan agama atau keper cayaan
seseor ang hanya dapat dibatasi oleh ketentuan hukum dan demi
melindungi keamanan, keter tiban, kesehatan, atau mor al
masyar akat, atau hak-hak dan kebebasan-kebebasan fundamental
or ang lain.

10

4. Negar a-Negar a Pihak dalam Konvensi ini ber upaya untuk
menghor mati kebebasan par a or ang tua, yang setidaknya salah
satu di antar anya adalah peker ja migr an, dan apabila
dimungkinkan, w ali yang sah, untuk memastikan bahw a
pendidikan agama dan mor al bagi anak-anak mer eka sesuai
dengan keyakinan mer eka sendir i.

Pasal 13
1. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya har us memiliki
hak untuk ber pendapat tanpa campur tangan.
2. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya har us memiliki
hak atas kebebasan ber ekspr esi; hak ini har us ter masuk
kebebasan untuk mencar i, mener ima dan member ikan infor masi
dan gagasan apa pun, ter lepas dar i pembatas-pembatas, baik
secar a lisan, tulisan atau dalam bentuk cetakan, kar ya seni, atau
melalui media lain pilihannya.
3. Pelaksanaan hak yang ditentukan dalam ayat 2 Pasal ini
menimbulkan kew ajiban dan tanggung jaw ab khusus. Oleh kar ena
itu, pelaksanaan hak ini dapat dikenai pembatasan ter tentu yang
hanya boleh dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan
diper lukan ;
(a) untuk menghor mati hak-hak atau nama baik or ang lain;
(b) untuk melindungi keamanan nasional Negar a-Negar a yang
ber sangkutan atau keter tiban umum atau kesehatan publik atau
mor al;
(c) untuk tujuan mencegah segala pr opaganda per ang;
(d) untuk tujuan mencegah segala upaya yang mendor ong
kebencian ber dasar kan kebangsaan, r as, atau agama yang
mer upakan penghasutan untuk melakukan diskr iminasi,
per musuhan, atau tindak keker asan.

Pasal 14
Tidak seor ang pun peker ja migr an atau anggota keluar ganya boleh
secar a sew enang-w enang atau secar a tidak sah diganggu dalam hal
ur usan pr ibadi, keluar ga, r umah tangga, kor espondensi, atau

11

komunikasi lain, atau secar a tidak sah diser ang kehor matan dan
nama baiknya. Setiap peker ja migr an dan anggota keluar ganya
har us memiliki hak atas per lindungan hukum ter hadap gangguan
atau ser angan seper ti itu.

Pasal 15
Tidak seor ang pun peker ja migr an atau anggota keluar ganya boleh
secar a sew enang-w enang dir ampas har ta bendanya, baik yang
dimiliki sendir i maupun ber sama-sama dengan or ang lain. Apabila
menur ut ketentuan hukum yang ber laku di Negar a tujuan ker ja,
aset peker ja migr an atau anggota keluar ganya disita baik sebagian
maupun selur uhnya, or ang yang ber sangkutan harus memiliki hak
untuk memper oleh kompensasi yang adil dan memadai.

Pasal 16
1. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya har us memiliki
hak atas kebebasan dan keamanan pr ibadi.
2. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya har us memiliki
hak atas per lindungan yang efektif dar i Negar a ter hadap tindak
keker asan, ceder a fisik, ancaman, intimidasi yang dilakukan oleh
apar at pemer intah atau oleh or ang per seor angan, kelompok, atau
lembaga.
3. Ver ifikasi apa pun oleh apar at penegak hukum mengenai
identitas par a peker ja migr an dan anggota keluaganya har us
dilaksanakan sesuai dengan pr osedur yang ditetapkan menur ut
hukum.
4. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya, baik secar a
per seor angan maupun secar a kolektif, tidak boleh menjadi sasar an
penangkapan atau penahan yang sew enang-w enang; mer eka tidak
boleh dir ampas kebebasannya kecuali ber dasar kan alasan-alasan
yang sah dan sesuai dengan pr osedur yang ditetapkan menur ut
hukum.
5. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya yang ditangkap
har us diber i tahu pada saat penangkapan mengenai alasan-alasan
penangkapannya dalam bahasa yang sedapat mungkin dapat

12

mer eka pahami, dan har us seseger a mungkin diberi tahu tuduhan
yang dikenakan ter hadapnya dalam bahasa yang mer eka pahami .
6. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya yang ditangkap
atau ditahan ber dasar kan tuduhan pidana har us seger a
dihadapkan kepada hakim atau pejabat lain yang diber i
kew enangan menur ut hukum untuk menjalankan kekuasaan
per adilan dan har us mempunyai hak diadili dalam jangka w akt u
yang w ajar atau dibebaskan. Bukan mer upakan suatu ketentuan
umum bahw a selama menunggu untuk diadili mer eka har us
ditahan, tetapi pembebasan dapat diber ikan atas dasar jaminan
untuk hadir pada per sidangan, pada setiap pr oses per adilan, dan
pada pelaksanaan putusan, apabila diputuskan demikian.
7. Apabila seor ang peker ja migr an dan anggota keluar ganya
ditangkap atau dipenjar a atau ditahan selama menunggu untuk
diadili atau ditahan dalam bentuk lain:
(a) pejabat konsuler atau diplomatik Negar a asalnya atau
Negar a yang mew akili kepentingan Negar a ter sebut w ajib
diber itahukan dengan seger a penangkapan atau penahanan
ter sebut ser ta alasan-alasannya, apabila yang ber sangkutan
memintanya;
(b) or ang yang ber sangkutan har us memiliki hak untuk
ber komunikasi dengan pejabat-pejabat yang disebutkan di atas;
komunikasi ter sebut har us seger a disampaikan, dan ia har us
memiliki hak untuk mener ima komunikasi yang dikir imkan
oleh pejabat ter sebut dengan seger a;
(c) or ang yang ber sangkutan har us seger a diber i tahu hak-hak
ini dan hak -hak yang ber asal dar i per janjian yang r elevan, jika
ada, yang ber laku antar a Negar a-Negar a yang ber sangkutan,
untuk ber kor espondensi dan ber temu dengan pejabat di atas
dan membuat pengatur an untuk pengacar a mer eka.
8. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya yang dir ampas
kebebasannya dengan penangkapan atau penahanan, ber hak
untuk disidangkan di pengadilan, dengan tujuan agar pengadilan

13

dapat seger a memutuskan keabsahan penahanan mer eka dan
memer intahkan pembebasan apabila penahanan ter sebut ter nyata
tidak sah menur ut hukum. Dalam mengikuti pr oses ter sebut, par a
peker ja migr an dan anggota keluar ganya har us memper oleh
bantuan, jika per lu tanpa biaya, seor ang pener jemah jika mer eka
tidak memahami atau ber bicar a bahasa yang digunakan.
9. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya yang telah
menjadi kor ban penangkapan atau penahanan yang tidak sah,
har us memiliki hak untuk mendapat ganti r ugi.

Pasal 17
1. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya yang dir ampas
kebebasannya har us diper lakukan secar a manusiaw i dan dengan
penghor matan atas mar tabat yang melekat pada dir i manusia dan
pada identitas budaya mer eka.
2. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya yang dituduh
har us, kecuali dalam keadaan-keadaan luar biasa, dipisahkan dar i
or ang yang telah dipidana dan har us diper lakukan secar a ber beda
sesuai dengan statusnya sebagai or ang yang belum dipidana.
Ter dakw a di baw ah umur har us dipisahkan dar i or ang dew asa dan
seseger a mungkin dihadapkan pada sidang pengadilan.
3. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya yang ditahan di
suatu Negar a tr ansit atau Negar a tujuan ker ja kar ena pelanggar an
ter hadap ketentuan yang ber kenaan dengan migr asi, har us
sedapat mungkin dipisahkan dar i or ang-or ang yang sudah dijatuhi
hukuman atau or ang-or ang yang tengah menunggu penundaan
per sidangan.
4. Selama jangka w aktu hukuman penjar a menur ut hukuman yang
dijatuhkan oleh pengadilan, tujuan penting dar i per lakuan
ter hadap par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya har us
menjadi per baikan dan r ehabilitasi sosial mer eka. Ter pidana di
baw ah umur har us dipisahkan dar i or ang dew asa dan
diper lakukan sesuai dengan usia dan status hukum mer eka.

14

5. Selama ditahan atau dipenjar a, par a peker ja migr an dan
anggota keluar ganya har us menikmati hak-hak yang sama dengan
w ar ga negar a untuk dikunjungi anggota keluar ganya.
6. Apabila seor ang peker ja migr an dir ampas kebebasannya,
pejabat yang ber w enang dar i Negar a yang ber sangkutan w ajib
memper hatikan masalah-masalah yang mungkin dihadapi oleh
anggota keluar ganya, khususnya pasangan dan anak-anaknya yang
di baw ah umur .
7. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya yang menjadi
sasar an penahanan dan hukuman penjar a sesuai dengan hukum
yang ber laku di Negar a tujuan ker ja atau di Negar a tr ansit, har us
menikmati hak-hak yang sama sebagaimana diter apkan kepada
w ar ga negar a dar i Negar a-Negar a ter sebut pada situasi yang sama.
8. Apabila seor ang peker ja migr an dan anggota keluar ganya
ditahan dengan maksud untuk melakukan ver ifikasi atas
pelanggar an ter hadap ketentuan yang ber kenaan dengan migr asi,
yang ber sangkutan tidak boleh dibebani biaya yang ditimbulkan.

Pasal 18
1. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya har us memiliki
hak yang setar a dengan w ar ga negar a dar i Negar a yang
ber sangkutan di hadapan pengadilan dan tribunal. Dalam
menentukan tuduhan kejahatan ter hadap mer eka atau
menentukan hak-hak dan kew ajiban mer eka yang digugat secar a
hukum, mer eka har us memiliki hak untuk menjalani dengar
pendapat yang adil oleh tr ibunal yang kompeten, independen, dan
impar sial oleh hukum.
2. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya yang dituntut
atas suatu tindak pidana har us memiliki hak pr aduga tak-ber salah
sampai ter bukti sesuai dengan hukum yang ber laku.
3. Dalam menentukan tuntutan kejahatan ter hadap mer eka, par a
peker ja migr an dan anggota keluar ganya har us memiliki hak atas
jaminan-jaminan minimum di baw ah ini :

15

(a) untuk diinfor masikan secar a baik dan jelas dengan bahasa
yang mer eka pahami mengenai penyebab adanya tuntutan
ter hadap mer eka;
(b) untuk memiliki w aktu dan fasilitas yang memadai guna
melakukan per siapan pembelaan atas tuntutan ter hadap
mer eka dan ber komunikasi dengan pengacar a yang mer eka
pilih sendir i;
(c) untuk diadili tanpa penundaan yang tidak semestinya;
(d) untuk diadili dengan kehadir an mer eka dan untuk membel a
dir i mer eka secar a pr ibadi atau melalui penasihat hukum atas
pilihan mer eka sendir i; untuk diinfor masikan, jika mer eka tidak
memiliki penasihat hukum, akan adanya hak ini; dan untuk
memiliki penasihat hukum yang ditugasi mendampingi mer eka,
dalam keadaan apa pun ketika kepentingan keadilan sangat
dibutuhkan dan tanpa pembayar an oleh mer eka dalam hal ini
jika mer eka tidak memiliki sumber pembiayaan yang cukup;
(e) untuk memer iksa atau telah memer iksa saksi-saksi yang
melaw an mer eka dan untuk memper oleh kehadir an dan
pemer iksaan atas saksi-saksi pada pihak mer eka dengan
kondisi yang sama dengan saksi-saksi yang melaw an mer eka;
(f) untuk memper olah bantuan cuma-cuma dar i seor ang
pener jemah jika mer eka tidak memahami atau tidak
menutur kan bahasa yang digunakan di negar a setempat;
(g) tidak dipaksa untuk ber saksi melaw an dir i mer eka sendir i
atau untuk mengaku ber salah.
4. Pada kasus yang menimpa anak di baw ah umur , pr osedur yang
diambil w ajib memper hatikan umur mer eka dan dor ongan untuk
memajukan r ehabilitasi mer eka.
5. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya yang dihukum
kar ena tindakan pidana har us memiliki hak atas hukuman dan
vonis ter hadap mer eka untuk ditinjau kembali oleh badan tr ibunal
yang lebih tinggi menur ut hukum.

16

6. Apabila seor ang peker ja migr an atau seor ang anggota
keluar ganya, oleh putusan akhir pengadilan, telah diputuskan
ber salah atas tindak pidana dan apabila kemudian keputusan
ber salah ter sebut telah dibalikkan atau ia telah diber ikan
pengampunan atas dasar bar u penemuan fakta atau penemuan
fakta bar u yang menyimpulkan bahw a telah ter jadi kesalahan
per adilan, or ang ter sebut yang telah menjalani hukuman sebagai
akibat dar i keputusan ber salah ter sebut har us dikompensasi
menur ut hukum, kecuali ter bukti bahw a tidak ter ungkapnya
fakta-fakta yang tidak diketahui ter sebut secar a keselur uhan atau
sebagian yang melekat pada or ang ter sebut.
7. Tidak seor ang pun peker ja migr an dan anggota keluar ganya
boleh diadili atau dihukum kembali atas kejahatan yang ia telah
diputuskan ber salah ataupun tidak ber salah ber dasar kan hukum
dan pr osedur hukum pidana yang ber laku di negar a yang
ber sangkutan.

Pasal 19
1. Tidak seor ang pun peker ja migr an atau anggota keluar ganya
boleh dinyatakan ber salah atas suatu tindak pidana kar ena
tindakan atau kelalaian yang bukan mer upakan tindak pidana
ber dasar kan hukum nasional atau inter nasional pada saat
dilakukannya tindak pidana ter sebut, tidak pula diper bolehkan
untuk dijatuhkan hukuman yang lebih ber at dar ipada hukuman
yang ber laku pada saat tindak pidana ter sebut dilakukan. Apabila
setelah dilakukannya suatu tindak pidana muncul ketetapan yang
lebih r ingan hukumannya, i a har us mendapatkan keuntungan dar i
ketetapan ter sebut.
2. Per timbangan kemanusiaan yang ber kenaan dengan status
peker ja migr an, khususnya sehubungan dengan haknya untuk
tinggal dan beker ja, har us diper hatikan dalam menjatuhkan
hukuman atas tindak pidana yang dilakukan oleh peker ja migr an
atau anggota keluar ganya.

Pasal 20
1. Tidak seor ang pun peker ja migr an atau anggota keluar ganya
boleh dipenjar a semata-mata atas dasar kegagalan memenuhi
suatu kew ajiban per janjian.

17

2. Tidak seor ang pun peker ja migr an atau anggota keluar ganya
boleh dir ampas haknya atas izin tinggal atau izin ker ja, atau diusir
semata-mata atas dasar kegagalan memenuhi suatu kew ajiban
yang muncul dar i per janjian ker ja, kecuali pemenuhan kew ajiban
dimaksud mer upakan ketentuan dar i diter bitkannya izin ter sebut.

Pasal 21
Adalah tindakan melaw an hukum bagi setiap or ang, kecuali oleh
apar at pemer intah yang diber i kew enangan oleh hukum, untuk
menyita, menghancur kan atau mencoba menghancur kan dokumen
identitas, dokumen yang member i izin masuk atau tinggal,
ber tempat tinggal atau dokumen penting lain yang diper lukan di
w ilayah nasional atau izin ker ja. Tidak satu pun penyitaan r esmi
atas dokumen-dokumen ter sebut boleh dilakukan tanpa
member ikan tanda ter ima ter per inci. Dalam hal apa pun tidak
dibolehkan untuk menghancur kan paspor atau dokumen yang
setar a milik peker ja migr an atau anggota keluar ganya.

Pasal 22
1. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya tidak boleh
menjadi sasar an kebijakan pengusir an secar a massal. Setiap kasus
pengusir an har us diper iksa dan diputuskan sendir i-sendiri.
2. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya hanya dapat
diusir dar i w ilayah suatu Negar a Pihak atas suatu keputusan yang
diambil oleh pejabat yang ber w enang sesuai dengan hukum.
3. Keputusan ter sebut w ajib dikomunikasikan kepada mer eka
dalam bahasa yang mer eka pahami. Atas per mintaan mer eka,
kecuali mer upakan kew ajiban, keputusan itu w ajib disampaikan
secar a ter tulis dan, kecuali dalam keadaan ter kait keamanan
nasional,
beser ta
alasan-alasannya.
Or ang-or ang
yang
ber sangkutan w ajib diber i tahu mengenai hak-hak ini sebelum
atau selambat-lambatnya pada saat keputusan itu diambil.
4. Kecuali, apabi la suatu keputusan akhir telah ditetapkan oleh
pengadilan yang ber w enang, or ang-or ang yang ber sangkutan
har us memiliki hak untuk menyampaikan alasan-alasan mengapa

18

mer eka tidak boleh diusir dan untuk meminta kasusnya ditinjau
kembali oleh pejabat yang ber w enang, kecuali ditentukan
sebaliknya, dengan alasan keamanan nasional. Selama menunggu
peninjauan kembali, or ang-or ang yang ber sangkutan har us
memiliki hak untuk meminta penundaan keputusan pengusir an
ter sebut.
5. Apabila keputusan pengusir an yang telah ditetapkan kemudian
dibatalkan, or ang yang ber sangkutan har us memiliki hak untuk
menuntut ganti r ugi menur ut hukum, dan keputusan yang per tama
tidak boleh diper gunakan untuk mencegahnya memasuki kembali
negar a yang ber sangkutan.
6. Dalam hal pengusir an, or ang-or ang yang ber sangkutan har us
memiliki hak atas kesempatan yang cukup sebelum atau sesudah
keber angkatannya, untuk menyelesaikan pembayar an gaji atau
hak lain yang har us diber ikan dan juga utang-utangnya.
7. Tanpa mengur angi pelaksanaan keputusan pengusir an, seor ang
peker ja migr an atau anggota keluar ganya yang menjadi sasar an
keputusan ter sebut dapat memohon untuk memasuki suatu negar a
yang bukan negar a asalnya.
8. Dalam hal pengusir an seor ang peker ja migr an atau anggota
keluar gannya, biaya pengusir an tidak boleh dibebankan
kepadanya. Or ang yang ber sangkutan dapat diminta untuk
membayar biaya per jalanannya sendir i.
9. Pengusir an dar i negar a tempat beker ja tidak boleh mengur angi
hak apa pun yang telah diper oleh peker ja migr an atau anggota
keluar ganya sesuai dengan hukum negar a ter sebut , ter masuk hak
untuk mener ima gaji dan hak lain yang har us diter imanya.

Pasal 23
Par a Peker ja migr an dan anggota keluar ganya har us memiliki hak
untuk memper oleh pilihan meminta per lindungan dan bantuan
pejabat konsuler atau diplomatik dar i Negar a asalnya atau Negar a
yang mew akili kepentingan Negar a ter sebut, apabila hak-hak yang

19

diakui dalam Konvensi ini dilanggar . Khusus dalam hal pengusir an,
or ang yang ber sangkutan w ajib diber i tahu mengenai hak ini
dengan seger a dan pejabat dar i Negar a yang melakukan
pengusir an w ajib memfasilitasi pelaksanan hak ter sebut.

Pasal 24
Setiap peker ja migr an dan anggota keluar ganya har us memi liki
hak untuk diakui di mana pun sebagai pr ibadi di hadapan hukum.

Pasal 25
1. Par a Peker ja migr an har us mendapatkan per lakuan yang tidak
kur ang menguntungkan dar ipada yang diter apkan pada w ar ga
negar a dar i Negar a tujuan ker ja dalam hal penggajian dan :
(a) ketentuan ker ja lain, yaitu uang lembur , jam ker ja, istir ahat
mingguan, libur an dengan dibayar , keselamatan, kesehatan,
pemutusan hubungan ker ja, dan ketentuan ker ja lain yang
menur ut hukum dan pr aktik nasional dicakup dalam ketentuan
ini;
(b) per syar atan ker ja lain, yaitu usia minimum untuk beker ja,
pembatasan ter hadap peker jaan per usahaan yang dilakukan di
r umah, dan hal-hal lain yang menur ut hukum dan pr aktik
nasional dianggap sebagai per syar atan ker ja.
2. Pengur angan pr insip per samaan per lakuan yang dicantumkan
dalam ayat 1 dar i Pasal ini dar i per janjian ker ja per seor angan,
adalah tindakan yang melanggar hukum.
3. Negar a-Negar a Pihak w ajib mengambil semua kebijakan yang
tepat untuk memastikan bahw a peker ja migr an tidak dihalangi
dar i hak apa pun yang muncul dar i pr insip ini atas alasan adanya
hal yang sifatnya tak-r eguler dalam masa tinggal atau peker jaan
mer eka. Khususnya, majikan tidak boleh dibebaskan dar i
kew ajiban yang ada dalam hukum atau per janjian atau kew ajiban
mer eka tidak boleh dibatasi dengan car a apa pun ber dasar kan hal
yang sifatnya tak-r eguler semacam itu.

20

Pasal 26
1. Negar a-Negar a Pihak mengakui hak par a peker ja migr an dan
anggota keluar ganya :
(a) untuk mengambil bagian dalam per temuan-per temuan dan
kegiatan-kegiatan ser ikat peker ja dan per kumpulan lain yang
dibentuk menur ut hukum, dengan pandangan untuk
melindungi kepentingan ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain,
selama sesuai dengan per atur an or ganisasi yang bersangkutan;
(b) untuk ber gabung secar a bebas pada ser ikat peker ja dan
per kumpulan-per kumpulan ter sebut di atas, selama sesuai
dengan per atur an or ganisasi yang ber sangkutan;
(c) untuk mencar i bantuan dan sumbangan dar i ser ikat peker ja
dan per kumpulan-per kumpulan ter sebut di atas.
2. Tidak satu pun pembatasan dapat diber lakukan ter hadap
pelaksanaan hak-hak ini, kecuali pembatasan yang diatur oleh
hukum dan yang diper lukan dalam masyar akat demokr atis demi
kepentingan keamanan nasional, keter tiban umum, atau
per lindungan hak-hak dan kebebasan-kebebasan or ang lain.

Pasal 27
1. Ber kenaan dengan jaminan sosial, par a peker ja migr an dan
anggota keluar ganya har us menikmati per lakuan yang sama
dengan w ar ga negar a di Negar a tujuan ker ja, selama mer eka
memenuhi per syar atan yang ditetapkan oleh ketentuan hukum
yang ber laku di Negar a ter sebut ser ta per janjian bilater al dan
multilater al yang ber laku. Pejabat ber w enang negar a asal dan
negar a tujuan ker ja sew aktu-w aktu dapat membuat pengatur an
yang diper lukan untuk menentukan tata car a pelaksanaan nor ma
ini.
2. Apabila ketentuan hukum yang ber laku tidak member ikan
tunjangan kepada par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya,
Negar a-Negar a yang ber sangkutan w ajib mencar i kemungkinan
untuk member ikan penggantian pada or ang yang ber sangkutan

21

sejumlah kontr ibusi yang dibayar kan mer eka ter kait dengan
tunjangan itu sebagaimana diter apkan kepada w ar ga negar anya
pada situasi yang sama.

Pasal 28
Par a Peker ja migr an dan anggota keluar ganya har us memiliki hak
untuk mener ima per aw atan kesehatan yang sangat mendesak yang
diper lukan untuk kelangsungan hidup mer eka atau untuk
mencegah ker usakan yang tidak dapat diper baiki pada kesehatan
mer eka, ber dasar kan kesetar aan per lakuan dengan w ar ga negar a
dar i Negar a yang ber sangkutan. Per aw atan medis mendesak
semacam itu tidak boleh ditolak oleh Negar a dengan alasan adanya
hal yang sifatnya tak-r eguler yang ber kaitan dengan masa tinggal
atau peker jaan mer eka.

Pasal 29
Setiap anak peker ja migr an har us memiliki hak at as suatu nama,
pendaftar an kelahir an, dan kew ar ganegar aan.

Pasal 30
Setiap anak peker ja migr an har us memiliki hak dasar atas akses
pada pendidikan ber dasar kan kesetar aan per lakuan dengan w ar ga
negar a dar i Negar a yang ber sangkutan. Akses pada lembagalembaga pendidikan pr asekolah atau sekolah umum tidak boleh
ditolak atau dibatasi dengan alasan situasi tak-r eguler yang
ber kaitan dengan masa tinggal atau peker jaan salah satu
or angtuanya, atau ber dasar kan alasan yang sifatnya tak-r eguler
ter kait masa tinggal anak ter sebut di Negar a tujuan ker ja.

Pasal 31
1. Negar a-Negar a Pihak w ajib menjamin penghor matan pada
identitas budaya par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya,
dan tidak boleh mencegah mer eka untuk memper tahankan
hubungan budaya dengan Negar a asal mer eka.
2. Negar a-Negar a Pihak dapat mengambil kebijakan yang tepat
untuk membantu dan mendor ong upaya-upaya dalam hal ini.

22

Pasal 32
Pada saat ber akhir nya masa tinggal mer eka di Negar a tujuan ker ja,
par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya har us memiliki hak
untuk memindahkan pendapatan dan tabungan mer eka ser ta,
sesuai dengan ketentuan hukum yang ber laku di Negar a-Negar a
yang ber sangkutan, bar ang-bar ang milik pr ibadi mer eka.

Pasal 33
1. Par a peker ja migr an dan anggota keluar ganya har us memi liki
hak untuk diber i tahu oleh Negar a asal, Negar a tujuan ker ja, atau
Negar a tr ansit mengenai :
(a) hak-hak mer eka yang ditimbulkan oleh Konvensi ini;
(b) ketentuan mengenai pener imaan, hak-hak dan kew ajiban
mer eka menur ut hukum dan pr aktik di Negar a yang
ber sangkutan ser ta hal lain yang ser upa yang memungkinkan
mer eka untuk menaati ketentuan administr atif dan ketentuan
lain di Negar a ter sebut.
2. Negar a-Negar a Pihak w ajib mengambil selur uh kebijakan yang
mer eka anggap tepat untuk menyebar luaskan infor masi ter sebut
di atas, atau untuk memastikan bahw a infor masi itu telah
diber ika