Penyelidikan Geokimia Regional Sistematik Lembar Lombok, Kab.Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur Dan Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat
PENYELIDIKAN GEOKIMIA REGIONAL SISTEMATIK LEMBAR LOMBOK,
KAB.LOMBOK BARAT, LOMBOK TENGAH, LOMBOK TIMUR DAN SUMBAWA,
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
Oleh : Denni Widhiyatna, Suharsono Kamal, A.Soleh, MP.Pohan
( Subdit Geokimia dan Informasi Mineral)
SARI
Penyelidikan Geokimia Regional Sistematik Lembar Lombok dengan sekala 1 : 250.000 adalah
merupakan salah satu program pemetaan geokimia regional sistematik yang dilakukan lembar demi
lembar di daratan Indonesia oleh Sub Direktorat Geokimia dan Informasi Mineral, Direktorat
Inventarisasi Sumber Daya Mineral.
Geologi daerah Lombok dimulai dengan terbentuknya batuan gunung api Tersier yaitu Miosen Awal
yang terdiri dari Formasi Kawangan dan Formasi Pengulung yang saling menjemari. Kedua formasi ini
diterobos oleh dasit, diorit, tonalit dan basal berumur Miosen Tengah yang ditafsirkan menyebabkan
mineralisasi di beberapa tempat. Di atasnya diendapkan Formasi Ekas yang terdiri dari batugamping
yang berumur Miosen Atas. Kemudian pada Pliosen Atas hingga Plistosen diendapkan batupasir
tufaan, batulempung tufaan dengan sisipan tipis karbon yang tergolong kedalam Anggota Selayar
Formasi Kalipalung, lalu Formasi Kalipalung yang terdiri dari perselingan breksi gampingan dan lava
kemudian Formasi Kalibabak yang terdiri dari breksi dan lava serta Formasi Lekopiko (tuf
berbatuapung, breksi lahar dan lava). Formasi Kalipalung dan Formasi Kalibabak saling menjemari.
Pada waktu Holosen Bawah diendapkan lava, breksi dan tuf yang termasuk kedalam Batuan Gunungapi
Tak Terpisahkan tersebar sangat luas di utara yang dikelilingi oleh Formasi Lekopiko dan Formasi
Kalibabak, sedangkan di Holosen Atas terhampar endapan permukaan aluvium.
Luas daerah penyelidikan adalah sebesar 6000 Km² dengan jumlah conto sedimen sungai aktif yang
terkumpul sebanyak 343 buah, sehingga kerapatannya adalah 1 conto mewakili daerah seluas 18 Km².
Metode analisis unsur majemuk menghasilkan 3 (tiga) kelompok kekerabatan unsur, antara lain : Li K, Pb - Cu - Ag dan Co - Ni - Mn - Zn - Cr.
Berdasarkan hasil pengambilan conto batuan, conto sedimen sungai aktif dan pengamatan di lapangan
terpilih beberapa daerah yang perlu dilakukan prospeksi untuk ekplorasi mineral logam mulia dan
logam dasar yaitu bagian hulu S.Ledang termasuk Gunung Dodo, Sungai Litoh. Pringgabaya – Aikmel,
Aik Sayang – Sekotong, Daerah aliran S.Sejorang, Bagian hulu Sungai Ree – Bangkatmonteh.
sebaran unsur, kemudian ditafsirkan secara
PENDAHULUAN
Dengan
telah
diundangkannya
geologi guna penunjang eksplorasi. Sehingga
Peraturan Pemerintah No.25 Tahun 2000
dengan melalui tahapan eksplorasi lanjutan,
mengenai
daerah
kewenangan
Pemerintah
dan
mineralisasi
bisa
diketahui
kewenangan Propinsi sebagai daerah Otonomi,
keberadaannya. Mineralisasi ini tidak saja
maka Pemetaan Geokimia Regional secara
yang muncul di permukaan, tetapi diharapkan
sistematik dengan sekala lebih kecil atau sama
juga yang tersembunyi di bawah permukaan
dengan 1 : 250.000 merupakan tugas atau
akan terdeteksi.
kewenangan pemerintah pusat yang dalam hal
Secara geografis daerah penyelidikan
ini adalah Direktorat Inventarisasi Sumberdaya
terletak pada 8°43’ - 10°00’ LS dan 115°35’-
Mineral.
117°30’ BT. Sedangkan secara administratif
Kegiatan
penyelidikan
mencakup
kegiatan
pencarian
data
yang
di
geokimia
dimulai
lapangan,
dari
analisis
laboratorium / analisis kimia, pengolahan data
termasuk Kabupaten Lombok Barat, Lombok
Tengah,
Lombok
Timur
dan
Sumbawa,
Propinsi Nusa Tenggara Barat dengan luas
daerah sekitar 6.000 km2.
(pemplotan titik lokasi conto, pemasukan hasil
Pencapaian daerah bisa dilakukan
analisis dan penghitungan statistik), pembuatan
dengan menggunakan pesawat udara Bandung
peta secara digitasi dan penyusunan laporan
- Jakarta - Mataram, dilanjutkan dengan
hasil penyelidikan.
menggunakan kendaraan bermotor dan berjalan
Maksud dan tujuan penyelidikan yaitu
melakukan eksplorasi geokimia regional secara
kaki untuk mencapai daerah pengambilan
conto.
sistematik yang mana hasilnya adalah untuk
mendapatkan
regional,
daerah
yaitu
anomali
dengan
cara
geokimia
memetakan
Gambar 1 : Peta Lokasi Daerah Penyelidikan Lembar Lombok
GEOLOGI DAN SUMBER DAYA
Formasi Kawangan dan Formasi Pengulung
MINERAL
yang saling menjemari. Formasi Kawangan
Geologi (Gambar.6)
terdiri
Geologi
daerah
Lombok
dari batuan
sedimen
(perselingan
dimulai
batupasir kuarsa, batulempung dan breksi),
dengan terbentuknya batuan gunung api
sedangkan Formasi Pengulung terdiri dari
Tersier yaitu Miosen Awal yang terdiri dari
breksi, lava, tuf dengan lensa batugamping
bermineral sulfida dan mengandung urat
pada umur Kuarter antara lain terdiri dari
kuarsa. Kedua formasi ini diterobos oleh dasit
breksi, lahar, tuf abu dan lava.
dan basal yang berumur Miosen Tengah.
Batuan terobosan bersusunan andesit,
Di atasnya diendapkan Formasi Ekas
diorit, tonalit dan dasit. Dasit dan andesit
yang terdiri dari batugamping yang berumur
umumnya
Miosen Atas. Kemudian pada Pliosen Atas
menerobos
sampai Plistosen diendapkan batupasir tufaan,
gunungapi di atasnya. Batuan terobosan ini
batulempung tufaan dengan sisipan tipis
berumur Miosen.
karbon yang tergolong kedalam Anggota
mengandung pirit. Batuan ini
batuan
sedimen
dan
batuan
Endapan muda terdiri dari endapan
Selayar Formasi Kalipalung, lalu Formasi
hasil gunungapi muda dan aluvium.
Kalipalung yang terdiri dari perselingan breksi
Struktur yang ada di daerah ini terdiri
gampingan dan lava, Formasi Kalibabak yang
dari sistem retakan yang berarah baratlaut-
terdiri dari breksi dan lava serta Formasi
tenggara dan timurlaut-baratdaya. Retakan
Lekopiko (tuf berbatuapung, breksi lahar dan
lainnya berarah utara-selatan dan barat-timur.
lava).
Formasi
Kalipalung
dan
Formasi
Kalibabak saling menjemari. Pada waktu
Ubahan dan Mineralisasi
Holosen Bawah diendapkan lava, breksi dan
Endapan mineralisasi tembaga dan
tuf yang termasuk kedalam Batuan Gunungapi
emas porfiri Batuhijau terdapat pada batuan
Tak Terpisahkan tersebar sangat luas di utara
metavolkanik yang diterobos oleh komplek
yang dikelilingi oleh Formasi Lekopiko dan
intrusi tonalit dan diorit di daerah kontrak kerja
Formasi Kalibabak, sedangkan di Holosen
PT.Newmont Nusa Tenggara (NNT) pada
Atas terhampar endapan permukaan aluvium.
lokasi geografis 08°57’55” LS dan 116°52’21”
Sesar
yang
berarah
BT. Ubahan di daerah tersebut berupa ubahan
sesar-sesar
propilitik (klorit-epidot) yang saling tumpang
lainnya berarah Baratlaut-Tenggara dan sedikit
tindih dengan alterasi argilik intermediate
jumlahnya hampir berarah Utara-Selatan.
(serisit-klorit), minor phillic (serisit-pirit) dan
Timurlaut-Baratdaya,
panjang
sedang
Pulau Sumbawa memanjang dari arah
alterasi sodic (albit), kemudian alterasi argilik
barat ke timur. Di bagian utara terdiri dari jalur
(serisit-kaolinit) dan ubahan argilik lanjut
gunungapi Kuarter dengan puncak G.Tambora
(kaolinit-alunit-piropilit) yang muncul dekat
(2851m).
permukaan. Intrusi tonalit muda dan menengah
Bagian
selatan
terdiri
dari
punggungan-punggungan bukit kasar dengan
merupakan
ketinggian berkisar dari 800 - 1400 m.
mineralisasi di daerah ini, sedangkan tonalit
Batuan yang tersingkap terdiri dari
litologi
yang
menyebabkan
tua tidak membawa mineralisasi yang berarti.
batuan sedimen, gunungapi, batuan terobosan
Ubahan
dan endapan permukaan.
(DW/RC.10.608)
argilik
dan
terdapat
pengersikan
di
daerah
Batuan sedimen yang berumur Tersier
Bangkatmonteh, Kecamatan Brangrea. Mineral
(Miosen-Pliosen), umumnya terdiri dari batuan
yang terdapat di daerah ini adalah emas, perak
hasil gunungapi dan batuan endapan lainnya,
dan pirit secara terserak pada mineralisasi
batugamping koral, batulempung tufaan dan
sulfida tipe urat. Aktifitas penambangan rakyat
terumbu koral. Batuan gunungapi terbentuk
secara tradisional terdapat di daerah ini dengan
1
menggunakan tromol dan pemisahan emas
seperti di Biang Bambu, Dodo, Senggoro,
dilakukan dengan cara amalgamasi.
Pelanggan,
Di sekitar aliran Sungai Ledang dan
•
Sungai Litoh ditemukan batuan-batuan guling
yang
mengalami
pengersikan
berderajat
Donggamas,
Sori
Pesa,
Penggembur dan Bangkatmonteh.
Kerikil, pasir, lempung dan batugamping
yang terdapat di beberapa tempat seperti
sedang hingga kuat, propilitisasi dan ubahan
di daerah Praya, Pujut,
argilik (DW/RF.10.610, DW/RF.10.611 dan
Sumbawa Besar dapat digunakan untuk
DW/RF.10.609 ) sehingga kemungkinan pada
membuat bangunan dan batugamping
bagian
dibakar untuk bahan tembok.
hulu
Sungai
Ledang
terdapat
•
mineralisasi yang menarik.
Taliwang dan
Batuapung terdapat di sekitar lerenglereng Gunung Rinjani seperti di sekitar
Sumber Daya Mineral
•
Sukamulia dan Kupang.
Tembaga, emas dan perak
tipe porfiri
ditemukan daerah Batu Hijau kawasan
pertambangan
PT.
Newmont
Nusa
Tenggara. Selain itu terdapat pula di
beberapa daerah dengan tipe epitermal,
Tabel.1 Pemerian Conto Batuan Singkapan/Hanyutan (Float) dan Mineralisasi
Lembar Peta Lombok
NO
1
NO.CONTO
DW/RC.10.604
LOKASI
Batuhijau
2
DW/RC.10.605
Batuhijau
3
DW/RC.10.606
Batuhijau
4
DW.RF.10.607
Batuhijau
5
DW/RF.10.608
6
DW.RF.10.609
Bangkat
monte
S.Litoh
7
DW/RF.10.610
S.Ledang
8
DW/RF.10.611
S.Ledang
9
AS/RF.10.612
Sukamulia
10
DW/RF.10.613
Batuhijau
LITOLOGI
ubahan
argilit,
putih
kehijauan, lunak,
Tonalit, abu tua, urat-urat
kuarsa 1-3mm, sebagian
terubah argilik.
Diorit, coklat tua, kompak,
keras,
kalkopirit
terkonsentrasi
dan pirit
terserak, kristal kuarsa.
Tonalit, abu-abu tua,keras,
urat-urat kuarsa (2-4mm)
Kalkopirit, pirit, bornit dan
vivianit hadir secara terserak
(5-10% dari total volume)
Ubahan pengersikan dan
argilik, putih kotor,.
Ubahan argilit sedang, putih,
lunak, sebagian pengersikan
derajat sedang, keras.
Pengersikan kuat, coklat
muda - tua, pirit terserak (2%
dari total volume), urat
kuarsa.
Pengersikan, putih, keras,
sebagian
terpropilitisasi,
hijau muda,.lunak
Batuapung,
abu-abu,
vesiculer, ringan
Konsentrat tembaga
2
MINERALISASI
kalkopirit, pirit, bornit
terserak dan berupa
urat.
kalkopirit, pirit,
Kalkopirit, pirit, bornit
dan vivianit.
pirit dan kalkopirit
pirit
tembaga, perak, emas
No
1
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Tabel.2
Hasil Analisis Conto Batuan di Lembar Lombok
KODE CONTOH
Cu
Pb
Zn
Ag
Fe
As
(ppm)
(ppm
(ppm) (ppm)
(ppm)
(ppm)
DW/RC 10604
3520
34
71
2
31000
0
DW/RC 10605
12370
21
73
3
82000
0
DW/RC 10606
3350
26
132
3
71000
0
DW/RC 16067
4780
20
62
3
81000
5
DW/RF 10608
40
494
29
5
7000
35
DW/RF 10609
56
76
21
1
18000
10
DW/RF 10610
29
160
77
2
17000
1270
DW/RF 10611
442
27
26
0
22000
2,5
AS/RF 10612
1220
45
104
2
36000
0
DW/RC 10613
288200
869
2873
9 209000
770
GEOKIMIA
Mo
(ppm)
6
0
6
0
9
34
34
32
2
6
Au
(ppb)
16
596
48
834
804
302
438
16
4
9130
Analisis Univariat
Pengolahan data hasil analisis conto
Analisis univariat merupakan analisis
sedimen sungai aktif dilakukan dengan dua
terhadap masing-masing unsur yang meliputi
cara, yaitu analisis univariat dan multivariat.
analisis
statistik
dan
penyebaran
kurva
histogram. Hasil statistik daerah Lembar peta
ini terdapat pada tabel di bawah ini.
Tabel.3
Statistik Hasil Analisis Conto Sedimen Sungai Aktif Lembar Lombok
UNSUR
N
Cu
Pb
Zn
Co
Ni
Mn
Li
K
Cr
Fe
Ag
343
343
343
343
343
343
343
343
343
343
343
MAX
MIN
390
587
442
63
51
1935
14
14600
308
39.5
2
MEAN
8
5
29
4
4
37
2
700
5
0.7
0.7
STD.DEV
27.84
18.21
108.93
29.92
17.09
982.32
6.18
4574.05
68.92
12.24
1.03
22.71
31.35
56.50
9.33
8.19
220.7
2.06
2368
40.11
6.69
0.30
BATAS
DETEKSI
2
5
5
2
2
50
1
100
5
1
1
pada conto DW/D.567 sebesar 59 ppm yang
Tembaga (Cu)
Nilai-nilai anomali di daerah ini
diambil di cabang Sungai Litoh dimana pada
dicerminkan oleh kelas.1 pada peta sebaran
lokasi ini ditemukan batuan ubahan argilik
unsur tembaga (gambar.5). Nilai ekstrim yang
dengan pemineralan kalkopirit dan pirit.
terdapat pada kelas.1 sebesar 390 ppm
Sedangkan nilai-nilai anomali lainnya terdapat
menunjukkan kandungan tembaga yang tinggi
di daerah Daerah aliran sungai Dadokan di
di muara Sungai Brang Sejorang yang
Pringgabaya dan S.Mayong di Sembelia
merupakan salah satu sungai bersumber dari
dimana di kedua daerah tersebut dihuni oleh
pegunungan
batuan
daerah
penambangan
PT.Newmont Nusa Tenggara (DW/D.574).
gunungapi
andesit-basaltik.
Nilai tinggi unsur tembaga lainnya terdapat
1
Kuarter
berkomposisi
Timbal (Pb)
Kobal (Co)
Conto-conto yang memiliki kadar
Kadar conto antara 55 hingga 63 ppm
lebih dari 29 ppm dikelompokkan kedalam
dianggap merupakan nilai-nilai anomali. Pola
kelas.1 serta dianggap sebagai anomali daerah
sebaran nilai-nilai anomali unsur ini umumnya
penyelidikan. Nilai ekstrim unsur ini terdapat
terdapat pada daerah yang berlitologi batuan
pada conto DW/D.10.602 yang berkadar 587
gunungapi Tersier berkomposisi andesit -
ppm pada lokasi S.Gesi cabang S.BrangRea -
basaltik.
Bangkatmonte dimana pada bagian hulu sungai
kemungkinan karena kontrol litologi batuan
ini terdapat aktivitas penambangan emas
gunungapi tersebut.
Munculnya
anomali
unsur
ini
secara tradisional. Pada lokasi ini diambil pula
conto batuan DW/RC.10.608 yang berupa
Nikel (Ni)
ubahan pengersikan dan argilit, berwarna putih
Kadar di atas ambang lebih dari 43
kotor dengan mineralisasi pirit dan kalkopirit,
ppm dianggap merupakan nilai-nilai anomali.
hasil
menunjukkan
Pola sebaran nilai anomali unsur ini hanya
kandungan Pb sebesar 494 ppm dan Au 804
terkonsentrasi di Pulau Lombok pada daerah
ppb. Nilai anomali lainnya terdapat di S.Brang
Pringgasela dan Kotaraja di Sungai Bendung,
Rea dan beberapa cabangnya dan daerah aliran
Sungai Blongas, Sungai Batudurian, Sungai
Sungan Ledang, peninggian unsur Pb ini
Paking,
kemungkinan berhubungan dengan adanya
Pringgasela. Rentang nilai anomali unsur nikel
ubahan pengersikan yang kuat dan sebagian
antara 44 hingga 51 ppm menunjukkan kadar
terpropilitkan, namun perlu dipertimbangkan
yang rendah, oleh karena itu adanya daerah
lokasi pengambilan contonya yang berdekatan
anomali unsur nikel di daerah ini ditafsirkan
dengan jalan raya sehingga kemungkinan
berasal
peninggian Pb ini terkontaminasi oleh gas
berkomposisi andesit - basaltik.
analisi
batuannya
Sungai
dari
Poligading
batuan
dan
Sungai
gunungapi
Kuarter
buangan kendaraan bermotor.
Mangan (Mn)
Nilai-nilai
Seng (Zn)
mulai
di
atas
1604
ppm
Nilai-nilai anomali unsur ini dianggap
dikelompokkan ke dalam kelompok anomali di
dari
daerah penyelidikan. Lokasi conto
kadar
270
ppm
yang
yang
dikelompokkan ke dalam kelas.1. Pola sebaran
termasuk ke dalam kelompok anomali unsur
nilai anomali seng terdapat di daerah yang
mangan di daerah ini terdapat pada batuan
berlitologi batuan gunungapi Tersier antara
gunungapi
Kuarter seperti di S.Bagik,
lain pada Sungai Melaki, Sungai Karangpusit,
S.Menggala
dan
Sungai Ledang, Sungai Selampit dan Sungai
lokasi anomali pada batuan gunungapi Tersier
Bonge. Sedangkan nilai-nilai anomali lainnya
terdapat di S.Bagik, S.Sereneng, S.Gapuk,
terdapat juga di daerah berbatuan gunungapi
S.Punik, dan S.Selampit.
S.Bongkang,
sedangkan
Kuarter seperti di Sungai Bongkang, Sungai
Ree dan Sungai Menggali.
Litium (Li)
Lokasi
nilai-nilai
anomali
terkonsentrasi di anak-anak Sungai Litoh dan
1
Sungai Blongas yang ditempati oleh batuan
sedimen Tersier terdiri dari batugamping,
Perak (Ag)
kalkarenit, batulempung, batupasir kuarsa dan
Rentang
breksi.
nilai
perak
di
daerah
penyelidikan tidak menunjukkan variasi nilai
yang menarik, hanya berkisar antara 0,7
hingga 2 ppm dengan nilai aritmatik sebesar
Potasium (K)
Lokasi
pengambilan
conto
yang
1,03 ppm. Nilai 0,7 ppm adalah sebagai
memiliki kadar unsur lebih dari 12.699 ppm
pengganti dari nilai nol yang diperoleh dari 2/3
terdapat di daerah Amoramor dan Anyar di
dikalikan nilai batas deteksi. Lokasi anomali
bagian utara Gunung Rinjani dan Sungai
perak yaitu yang memiliki kadar sebesar 2 ppm
Bremang di bagian barat Sumbawa Besar.
tersebar di kedua pulau tersebut, namun perlu
Lokasi titik-titik anomali tersebut dihuni oleh
diperhatikan
batuan gunungapi Kuarter andesit-basaltik,
mineralisasi.
ditafsirkan peninggian unsur potasium ini
Analisis Multivariat
lagi
hubungannya
dengan
Pengolahan data multivariat (unsur
berasal dari batuan gunungapi tersebut .
majemuk) sangat penting dilakukan dalam
eksplorasi
Krom (Cr)
Kadar unsur di atas nilai 160 ppm
dianggap
sebagai
anomali
dan
geokimia.
Hal
tersebut
perlu
dilakukan karena setiap fenomena geologi,
hanya
baik
litologi,
alterasi
dan
mineralisasi
terkonsentrasi di sungai-sungai daerah Pujut,
mempunyai
bagian utara Pringgabaya dan Sungai Rebah di
tertentu yang dapat dijadikan sebagai panduan
Bangkatmonte. Nilai anomali yang relatif tidak
untuk menafsirkannya.
karakteristik
asosiasi
unsur
tinggi ditafsirkan berhubungan dengan kondisi
Oleh karena itu, untuk mengetahui
litologi yang dihuni oleh batuan gunungapi
asosiasi antar unsur di daerah penyelidikan
Tersier dan Kuarter dengan komposisi andesit
maka digunakan metode-metode di bawah ini
hingga basal.
yang keseluruhannya menggunakan piranti
lunak Datamine (Johnson, 1993) :
Besi (Fe)
Lokasi
nilai-nilai
anomali
yang
Korelasi Unsur
berkadar diatas 32,0% tersebar di beberapa
Analisis korelasi unsur dilakukan
sungai bagian selatan Pulau Lombok sebanyak
untuk mengetahui kekerabatan antar unsur
3 lokasi, 1 lokasi di bagian utara dan bagian
berdasarkan nilai korelasi. Dengan anggapan
utara Pulau Sumbawa yang keseluruhannnya
nilai korelasi antar unsur >0,5 mencerminkan
dihuni oleh batuan gunungapi berkomposisi
hubungan yang kuat. Nilai korelasi antar unsur
andesit-basalt berumur Tersier dan Kuarter.
tersebut dapat dilihat pada tabel dan gambar di
bawah ini:
2
Tabel.4
Matriks Korelasi Unsur
Cu
Pb
Zn
Co
Ni
Mn
Li
K
Cr
Fe
Ag
Cu
1.0000
Pb
0.0193
1.0000
Zn
-0.0489
0.0210
1.0000
Co
0.0156
-0.1125
0.3899
1.0000
Ni
0.1304
-0.0986
0.1542
0.5709
1.0000
Mn
0.0615
-0.1890
0.4576
0.4335
0.2665
1.0000
K
0.1615
0.1545
-0.4594
-0.3912
-0.3049
-0.3171
0.4865
1.0000
Cr
-0.0705
-0.0808
0.3117
0.4863
0.5603
0.2163
-0.4482
-0.5210
1.0000
Fe
-0.2025
-0.1128
0.3326
0.3348
0.1398
0.1707
-0.5780
-0.5669
0.6326
1.0000
Berdasarkan tabel.4 di bawah ini,
Analisis Faktor
Metode
Li
0.1282
0.0133
-0.1553
-0.2702
-0.1255
-0.0579
1.0000
analisis
faktor
maka di daerah penyelidikan terdapat tiga
dapat
mengidentifikasikan banyaknya asosiasi unsur-
asosiasi unsur antara lain :
unsur tertentu di suatu daerah berdasarkan
Faktor.1
: Ni - Co - Cr
bobot korelasi unsur masing-masing terhadap
Faktor.2
: Li - K
unsur lainnya.
Faktor.3
: Pb-(Ag)
Tabel.5
Analisis Faktor
Faktor.1
0.1177
-0.1331
0.2445
0.6878
0.8747
0.3566
-0.2356
-0.3904
0.6497
0.2643
0.2347
Cu
Pb
Zn
Co
Ni
Mn
Li
K
Cr
Fe
Ag
Faktor.2
0.2261
0.0902
-0.3776
-0.4030
-0.2546
-0.1785
0.6633
0.6890
-0.7249
-0.8750
0.0539
besarnya nilai korelasi antar unsur sebagai
Analisis Gugus (Cluster Analisys)
berupa
Faktor.3
0.0460
0.7270
0.0459
-0.0853
-0.1193
-0.2300
0.0142
0.1589
-0.1167
-0.1731
0.2949
Hasil dari perhitungan analisis gugus
acuannya maka terlihat kekerabatan unsur
dendogram
seperti gambar di bawah ini :
yang
menggambarkan
kekerabatan beberapa unsur terdekat, dengan
1
Ag
0.1116
0.1932
0.0711
0.2270
0.1838
0.0434
-0.0147
-0.0366
0.0402
-0.1188
1.0000
Gambar.2 Dendogram dari analisis kelompok n=343,
nilai > 0,19 signifikan pada level 1%
Gambar.3 Dendogram cara KLEINER - HARTIGAN
Dari gambar di atas menunjukkan adanya
asosiasi unsur Co-Ni-Cr-Fe, Zn-Mn, Pb-Ag
dan Cu-Li-K.
“Signifikan”, sedangkan nilai positif dan
Analisis R-Mode Non Linear Mapping.
Teknik R-Mode NLM adalah salah
negatif sumbu tidak menunjukkan kadar unsur.
satu cara yang digunakan untuk menguji
Berdasarkan gambar.22 di bawah ini
asosiasi unsur dalam suatu daerah secara dua
maka ditafsirkan bahwa di daerah penyelidikan
dimensi serta dapat menggambarkan seberapa
terdapat asosiasi unsur sebagai berikut : K - Li
kuatnya hubungan antara satu faktor unsur
yang ditafsirkan dikontrol oleh litologi, Co-Ni-
dengan faktor yang lainnya. Semakin jauh dari
Cr-Fe-Mn-Zn
titik salib sumbu maka asosiasi ini semakin
kontrol litologi dan Cu-Pb-Ag yang ditafsirkan
yang
berhubungan
berhubungan dengan mineralisasi.
1
dengan
Gambar.4 Diagram Plot R-Mode Non Linear Mapping
dipengaruhi oleh adanya batuan sedimen
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis sedimen
dan batuan intrusi granitik di sekitar lokasi
sungai aktif tiap unsur terdapat kadar tembaga
tersebut. Sedangkan hubungan positif di
dengan nilai ekstrim sebesar 390 ppm di muara
Li - K di sekitar pantai utara Pulau
S.Sejorang pada lokasi DW.10.574, ditafsirkan
Lombok ditafsirkan dipengaruhi oleh
adanya peninggian kadar ini berhubungan
kontaminasi endapan-endapan pantai di
dengan mineralisasi emas, perak dan tembaga
sekitar lokasi pengambilan conto.
•
di daerah aliran Sungai Sejorang yang
merupakan
bagian
Skor.2
menunjukkan
kekerabatan unsur Pb - Cu - Ag di
Pertambangan PT.Newmont Nusa Tenggara.
beberapa lokasi , antara lain S.Sejorang,
Sedangkan lokasi conto DW.10.602 memiliki
S.Lamar, bagian hulu Sungai Ledang,
kandungan timbal sebesar 587 ppm yang
S.Litoh, S.Sampea, beberapa sungai di
diambil pada cabang Sungai Rea bagian hulu,
sekitar Pringgabaya - Aikmel dan Aik
ditafsirkan adanya peninggian kadar timbal di
Sayang
daerah ini berhubungan dengan mineralisasi
hubungan positif di beberapa lokasi
emas dengan ubahan argilik dan propilitisasi di
tersebut ditafsirkan berhubungan dengan
daerah Bangkatmonteh.
mineralisasi logam mulia dan logam dasar,
Sekotong.
Adanya
pola
hal ini disebabkan oleh intrusi batuan beku
menghasilkan 3 (tiga) kelompok kekerabatan
berkomposisi granit, diorit dan tonalit di
unsur, antara lain : Li - K, Pb - Cu - Ag, dan
beberapa lokasi tersebut yang menerobos
Co - Ni - Mn - Zn - Cr.
batuan sekitarnya yang menimbulkan
Peta
Rangking
unsur
-
majemuk
•
analisis
daerah
Rangking
Kontrak
Metode
dari
Peta
Skor.1
menunjukkan
ubahan
propilitisasi,
silisifikasi
dan
kekerabatan unsur Li - K di beberapa
ubahan argilik pada beberapa tempat dan
lokasi penyelidikan, umumnya lokasi
adanya mineralisasi emas, perak, pirit,
conto yang menunjukkan hubungan positif
kalkopirit dan vivianit. Hubungan positif
kedua
ketiga unsur pada lokasi-lokasi tersebut
unsur
tersebut
kemungkinan
1
ditunjang oleh hasil analisis batuan yang
dari
cukup signifikan menunjukkan adanya
Pringgabaya - Aikmel memiliki kada
mineralisasi di daerah tersebut. Misalnya
tembaga 1.220 ppm dan emas 4 ppb.
•
pada conto DW/RC.10605 yang diambil di
Peta
conto
batuapung
Rangking
di
Skor.3
daerah
menunjukkan
daerah Batuhijau memiliki kadar tembaga
kekerabatan unsur Co - Ni - Mn - Zn - Cr,
sebesar 12.370 ppm dan emas 596 ppb,
hubungan positif kekerabatan unsur-unsur
DW/RF.10.608 di daerah Bangkatmonte
tersebut umumnya terdapat di Pulau
memiliki kandungan timbal 494 ppm dan
Lombok dan sebagian di Pulau Sumbawa
emas 804 ppb, DW/RF.10.611 di aliran
yang batuan penyusunnya berupa batuan
S.Ledang memiliki kadar tembaga 442
gunungapi
ppm dan emas 16 ppb dan AS/RF.10.613
yang berumur Tersier - Kuarter.
berkomposisi
andesit-basalt
KESIMPULAN
•
Mineralisasi emas, perak, tembaga dan
ditindaklanjuti adalah daerah Pringgabaya
logam
- Aikmel dan Aik Sayang - Sekotong
dasar
kandungan
lainnya
tertentu
dengan
dapat
•
•
ditemukan
Daerah aliran S.Sejorang yang termasuk
secara merata di bagian selatan Pulau
kawasan Batuhijau yang mana merupakan
Lombok
pada
daerah Kuasa Pertambangan PT.Newmont
umumnya
Nusa Tenggara (PT.NNT) termasuk ke
menerobos batuan gunungapi dan sedimen
dalam daerah yang mengandung logam
Tersier.
mulia danlogam dasar. Namun daerah ini
Tipe mineralisasi di daerah penyelidikan
direkomendasikan
antara lain berupa porfiri di daerah
penyelidikan yang bersifat konservasi
Batuhijau, tipe urat di Bangkatmonte dan
terhadap bahan galian yang ditambang,
tipe epitermal pada beberapa tempat
tailing
lainnya.
sehubungan
Berdasarkan hasil pengambilan conto
penambangan oleh PT.NNT.
dan
Pulau
Sumbawa
daerah-daerah intrusi yang
•
besar
•
batuan, conto sedimen sungai aktif dan
dan
untuk
aspek
dilakukan
lingkungannya
dengan
aktivitas
Bagian hulu Sungai Ree yang termasuk
pengamatan di lapangan maka beberapa
daerah
daerah yang perlu ditindaklanjuti untuk
direkomendasikan
ekplorasi mineral logam mulia dan logam
prospeksi
dasar dengan tujuan melakukan prospeksi
sekitarnya.
lebih lanjut di Pulau Sumbawa antara lain
aktivitas penambangan emas tanpa izin
adalah daerah bagian hulu S.Ledang
(PETI) oleh rakyat di sekitarnya dengan
termasuk sekitar Gunung Dodo dan daerah
menggunakan tromol dan amalgamasi,
aliran Sungai Litoh. Sedangkan di daerah-
maka
daerah di Pulau Lombok yang perlu
terhadap efek amalgamasi tersebut
1
Desa
pada
perlu
Bangkatmonteh
untuk
beberapa
Namun
dilakukan
daerah
karena
dilakukan
di
adanya
penyelidikan
DAFTAR PUSTAKA
Adjat Sudradjat, 1975, Peta Geologi Tinjau Lembar Sumbawa, Nusatenggara Barat, Laporan terbuka
Puslitbang Geologi Bandung.
Andi Mangga, Dkk, 1994, Peta Geologi Lembar Lombok, Nusatenggara Barat, Laporan terbuka Puslitbang
Geologi Bandung.
Clode.C, Proffett.J, Mitchell P, Munajat.I, 2001, Timing Relationship of Intrusion, Wall-rock Altration
and Mineralization in the Batu Hijau Copper-Gold Porphyry Deposit, PT.Newmont NT,
Mataram.
Ghazali.S.A. dkk, 1986, Penyelidikan Geokimia Endapan Sungai Aktif, Metoda dan Teknik, DSM, No.27,
DSM, Bandung.
Manurung.Y.S dan Karno, 1997, Hasil Eksporasi Mineral Logam Di Daerah Mataram, Kabupaten Lombok
Barat dan Lombok Tengah, Propinsi Nusa Tenggara Barat, DSM, Bandung.
Meldrum, SJ, dkk, 1994, The Batu Hijau porphyry copper-gold deposit, Sumbawa Island, Indonesia,
Journal of Geochemical Exploration, Elsevier.
1
2
3
4
5
6
7
KAB.LOMBOK BARAT, LOMBOK TENGAH, LOMBOK TIMUR DAN SUMBAWA,
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
Oleh : Denni Widhiyatna, Suharsono Kamal, A.Soleh, MP.Pohan
( Subdit Geokimia dan Informasi Mineral)
SARI
Penyelidikan Geokimia Regional Sistematik Lembar Lombok dengan sekala 1 : 250.000 adalah
merupakan salah satu program pemetaan geokimia regional sistematik yang dilakukan lembar demi
lembar di daratan Indonesia oleh Sub Direktorat Geokimia dan Informasi Mineral, Direktorat
Inventarisasi Sumber Daya Mineral.
Geologi daerah Lombok dimulai dengan terbentuknya batuan gunung api Tersier yaitu Miosen Awal
yang terdiri dari Formasi Kawangan dan Formasi Pengulung yang saling menjemari. Kedua formasi ini
diterobos oleh dasit, diorit, tonalit dan basal berumur Miosen Tengah yang ditafsirkan menyebabkan
mineralisasi di beberapa tempat. Di atasnya diendapkan Formasi Ekas yang terdiri dari batugamping
yang berumur Miosen Atas. Kemudian pada Pliosen Atas hingga Plistosen diendapkan batupasir
tufaan, batulempung tufaan dengan sisipan tipis karbon yang tergolong kedalam Anggota Selayar
Formasi Kalipalung, lalu Formasi Kalipalung yang terdiri dari perselingan breksi gampingan dan lava
kemudian Formasi Kalibabak yang terdiri dari breksi dan lava serta Formasi Lekopiko (tuf
berbatuapung, breksi lahar dan lava). Formasi Kalipalung dan Formasi Kalibabak saling menjemari.
Pada waktu Holosen Bawah diendapkan lava, breksi dan tuf yang termasuk kedalam Batuan Gunungapi
Tak Terpisahkan tersebar sangat luas di utara yang dikelilingi oleh Formasi Lekopiko dan Formasi
Kalibabak, sedangkan di Holosen Atas terhampar endapan permukaan aluvium.
Luas daerah penyelidikan adalah sebesar 6000 Km² dengan jumlah conto sedimen sungai aktif yang
terkumpul sebanyak 343 buah, sehingga kerapatannya adalah 1 conto mewakili daerah seluas 18 Km².
Metode analisis unsur majemuk menghasilkan 3 (tiga) kelompok kekerabatan unsur, antara lain : Li K, Pb - Cu - Ag dan Co - Ni - Mn - Zn - Cr.
Berdasarkan hasil pengambilan conto batuan, conto sedimen sungai aktif dan pengamatan di lapangan
terpilih beberapa daerah yang perlu dilakukan prospeksi untuk ekplorasi mineral logam mulia dan
logam dasar yaitu bagian hulu S.Ledang termasuk Gunung Dodo, Sungai Litoh. Pringgabaya – Aikmel,
Aik Sayang – Sekotong, Daerah aliran S.Sejorang, Bagian hulu Sungai Ree – Bangkatmonteh.
sebaran unsur, kemudian ditafsirkan secara
PENDAHULUAN
Dengan
telah
diundangkannya
geologi guna penunjang eksplorasi. Sehingga
Peraturan Pemerintah No.25 Tahun 2000
dengan melalui tahapan eksplorasi lanjutan,
mengenai
daerah
kewenangan
Pemerintah
dan
mineralisasi
bisa
diketahui
kewenangan Propinsi sebagai daerah Otonomi,
keberadaannya. Mineralisasi ini tidak saja
maka Pemetaan Geokimia Regional secara
yang muncul di permukaan, tetapi diharapkan
sistematik dengan sekala lebih kecil atau sama
juga yang tersembunyi di bawah permukaan
dengan 1 : 250.000 merupakan tugas atau
akan terdeteksi.
kewenangan pemerintah pusat yang dalam hal
Secara geografis daerah penyelidikan
ini adalah Direktorat Inventarisasi Sumberdaya
terletak pada 8°43’ - 10°00’ LS dan 115°35’-
Mineral.
117°30’ BT. Sedangkan secara administratif
Kegiatan
penyelidikan
mencakup
kegiatan
pencarian
data
yang
di
geokimia
dimulai
lapangan,
dari
analisis
laboratorium / analisis kimia, pengolahan data
termasuk Kabupaten Lombok Barat, Lombok
Tengah,
Lombok
Timur
dan
Sumbawa,
Propinsi Nusa Tenggara Barat dengan luas
daerah sekitar 6.000 km2.
(pemplotan titik lokasi conto, pemasukan hasil
Pencapaian daerah bisa dilakukan
analisis dan penghitungan statistik), pembuatan
dengan menggunakan pesawat udara Bandung
peta secara digitasi dan penyusunan laporan
- Jakarta - Mataram, dilanjutkan dengan
hasil penyelidikan.
menggunakan kendaraan bermotor dan berjalan
Maksud dan tujuan penyelidikan yaitu
melakukan eksplorasi geokimia regional secara
kaki untuk mencapai daerah pengambilan
conto.
sistematik yang mana hasilnya adalah untuk
mendapatkan
regional,
daerah
yaitu
anomali
dengan
cara
geokimia
memetakan
Gambar 1 : Peta Lokasi Daerah Penyelidikan Lembar Lombok
GEOLOGI DAN SUMBER DAYA
Formasi Kawangan dan Formasi Pengulung
MINERAL
yang saling menjemari. Formasi Kawangan
Geologi (Gambar.6)
terdiri
Geologi
daerah
Lombok
dari batuan
sedimen
(perselingan
dimulai
batupasir kuarsa, batulempung dan breksi),
dengan terbentuknya batuan gunung api
sedangkan Formasi Pengulung terdiri dari
Tersier yaitu Miosen Awal yang terdiri dari
breksi, lava, tuf dengan lensa batugamping
bermineral sulfida dan mengandung urat
pada umur Kuarter antara lain terdiri dari
kuarsa. Kedua formasi ini diterobos oleh dasit
breksi, lahar, tuf abu dan lava.
dan basal yang berumur Miosen Tengah.
Batuan terobosan bersusunan andesit,
Di atasnya diendapkan Formasi Ekas
diorit, tonalit dan dasit. Dasit dan andesit
yang terdiri dari batugamping yang berumur
umumnya
Miosen Atas. Kemudian pada Pliosen Atas
menerobos
sampai Plistosen diendapkan batupasir tufaan,
gunungapi di atasnya. Batuan terobosan ini
batulempung tufaan dengan sisipan tipis
berumur Miosen.
karbon yang tergolong kedalam Anggota
mengandung pirit. Batuan ini
batuan
sedimen
dan
batuan
Endapan muda terdiri dari endapan
Selayar Formasi Kalipalung, lalu Formasi
hasil gunungapi muda dan aluvium.
Kalipalung yang terdiri dari perselingan breksi
Struktur yang ada di daerah ini terdiri
gampingan dan lava, Formasi Kalibabak yang
dari sistem retakan yang berarah baratlaut-
terdiri dari breksi dan lava serta Formasi
tenggara dan timurlaut-baratdaya. Retakan
Lekopiko (tuf berbatuapung, breksi lahar dan
lainnya berarah utara-selatan dan barat-timur.
lava).
Formasi
Kalipalung
dan
Formasi
Kalibabak saling menjemari. Pada waktu
Ubahan dan Mineralisasi
Holosen Bawah diendapkan lava, breksi dan
Endapan mineralisasi tembaga dan
tuf yang termasuk kedalam Batuan Gunungapi
emas porfiri Batuhijau terdapat pada batuan
Tak Terpisahkan tersebar sangat luas di utara
metavolkanik yang diterobos oleh komplek
yang dikelilingi oleh Formasi Lekopiko dan
intrusi tonalit dan diorit di daerah kontrak kerja
Formasi Kalibabak, sedangkan di Holosen
PT.Newmont Nusa Tenggara (NNT) pada
Atas terhampar endapan permukaan aluvium.
lokasi geografis 08°57’55” LS dan 116°52’21”
Sesar
yang
berarah
BT. Ubahan di daerah tersebut berupa ubahan
sesar-sesar
propilitik (klorit-epidot) yang saling tumpang
lainnya berarah Baratlaut-Tenggara dan sedikit
tindih dengan alterasi argilik intermediate
jumlahnya hampir berarah Utara-Selatan.
(serisit-klorit), minor phillic (serisit-pirit) dan
Timurlaut-Baratdaya,
panjang
sedang
Pulau Sumbawa memanjang dari arah
alterasi sodic (albit), kemudian alterasi argilik
barat ke timur. Di bagian utara terdiri dari jalur
(serisit-kaolinit) dan ubahan argilik lanjut
gunungapi Kuarter dengan puncak G.Tambora
(kaolinit-alunit-piropilit) yang muncul dekat
(2851m).
permukaan. Intrusi tonalit muda dan menengah
Bagian
selatan
terdiri
dari
punggungan-punggungan bukit kasar dengan
merupakan
ketinggian berkisar dari 800 - 1400 m.
mineralisasi di daerah ini, sedangkan tonalit
Batuan yang tersingkap terdiri dari
litologi
yang
menyebabkan
tua tidak membawa mineralisasi yang berarti.
batuan sedimen, gunungapi, batuan terobosan
Ubahan
dan endapan permukaan.
(DW/RC.10.608)
argilik
dan
terdapat
pengersikan
di
daerah
Batuan sedimen yang berumur Tersier
Bangkatmonteh, Kecamatan Brangrea. Mineral
(Miosen-Pliosen), umumnya terdiri dari batuan
yang terdapat di daerah ini adalah emas, perak
hasil gunungapi dan batuan endapan lainnya,
dan pirit secara terserak pada mineralisasi
batugamping koral, batulempung tufaan dan
sulfida tipe urat. Aktifitas penambangan rakyat
terumbu koral. Batuan gunungapi terbentuk
secara tradisional terdapat di daerah ini dengan
1
menggunakan tromol dan pemisahan emas
seperti di Biang Bambu, Dodo, Senggoro,
dilakukan dengan cara amalgamasi.
Pelanggan,
Di sekitar aliran Sungai Ledang dan
•
Sungai Litoh ditemukan batuan-batuan guling
yang
mengalami
pengersikan
berderajat
Donggamas,
Sori
Pesa,
Penggembur dan Bangkatmonteh.
Kerikil, pasir, lempung dan batugamping
yang terdapat di beberapa tempat seperti
sedang hingga kuat, propilitisasi dan ubahan
di daerah Praya, Pujut,
argilik (DW/RF.10.610, DW/RF.10.611 dan
Sumbawa Besar dapat digunakan untuk
DW/RF.10.609 ) sehingga kemungkinan pada
membuat bangunan dan batugamping
bagian
dibakar untuk bahan tembok.
hulu
Sungai
Ledang
terdapat
•
mineralisasi yang menarik.
Taliwang dan
Batuapung terdapat di sekitar lerenglereng Gunung Rinjani seperti di sekitar
Sumber Daya Mineral
•
Sukamulia dan Kupang.
Tembaga, emas dan perak
tipe porfiri
ditemukan daerah Batu Hijau kawasan
pertambangan
PT.
Newmont
Nusa
Tenggara. Selain itu terdapat pula di
beberapa daerah dengan tipe epitermal,
Tabel.1 Pemerian Conto Batuan Singkapan/Hanyutan (Float) dan Mineralisasi
Lembar Peta Lombok
NO
1
NO.CONTO
DW/RC.10.604
LOKASI
Batuhijau
2
DW/RC.10.605
Batuhijau
3
DW/RC.10.606
Batuhijau
4
DW.RF.10.607
Batuhijau
5
DW/RF.10.608
6
DW.RF.10.609
Bangkat
monte
S.Litoh
7
DW/RF.10.610
S.Ledang
8
DW/RF.10.611
S.Ledang
9
AS/RF.10.612
Sukamulia
10
DW/RF.10.613
Batuhijau
LITOLOGI
ubahan
argilit,
putih
kehijauan, lunak,
Tonalit, abu tua, urat-urat
kuarsa 1-3mm, sebagian
terubah argilik.
Diorit, coklat tua, kompak,
keras,
kalkopirit
terkonsentrasi
dan pirit
terserak, kristal kuarsa.
Tonalit, abu-abu tua,keras,
urat-urat kuarsa (2-4mm)
Kalkopirit, pirit, bornit dan
vivianit hadir secara terserak
(5-10% dari total volume)
Ubahan pengersikan dan
argilik, putih kotor,.
Ubahan argilit sedang, putih,
lunak, sebagian pengersikan
derajat sedang, keras.
Pengersikan kuat, coklat
muda - tua, pirit terserak (2%
dari total volume), urat
kuarsa.
Pengersikan, putih, keras,
sebagian
terpropilitisasi,
hijau muda,.lunak
Batuapung,
abu-abu,
vesiculer, ringan
Konsentrat tembaga
2
MINERALISASI
kalkopirit, pirit, bornit
terserak dan berupa
urat.
kalkopirit, pirit,
Kalkopirit, pirit, bornit
dan vivianit.
pirit dan kalkopirit
pirit
tembaga, perak, emas
No
1
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Tabel.2
Hasil Analisis Conto Batuan di Lembar Lombok
KODE CONTOH
Cu
Pb
Zn
Ag
Fe
As
(ppm)
(ppm
(ppm) (ppm)
(ppm)
(ppm)
DW/RC 10604
3520
34
71
2
31000
0
DW/RC 10605
12370
21
73
3
82000
0
DW/RC 10606
3350
26
132
3
71000
0
DW/RC 16067
4780
20
62
3
81000
5
DW/RF 10608
40
494
29
5
7000
35
DW/RF 10609
56
76
21
1
18000
10
DW/RF 10610
29
160
77
2
17000
1270
DW/RF 10611
442
27
26
0
22000
2,5
AS/RF 10612
1220
45
104
2
36000
0
DW/RC 10613
288200
869
2873
9 209000
770
GEOKIMIA
Mo
(ppm)
6
0
6
0
9
34
34
32
2
6
Au
(ppb)
16
596
48
834
804
302
438
16
4
9130
Analisis Univariat
Pengolahan data hasil analisis conto
Analisis univariat merupakan analisis
sedimen sungai aktif dilakukan dengan dua
terhadap masing-masing unsur yang meliputi
cara, yaitu analisis univariat dan multivariat.
analisis
statistik
dan
penyebaran
kurva
histogram. Hasil statistik daerah Lembar peta
ini terdapat pada tabel di bawah ini.
Tabel.3
Statistik Hasil Analisis Conto Sedimen Sungai Aktif Lembar Lombok
UNSUR
N
Cu
Pb
Zn
Co
Ni
Mn
Li
K
Cr
Fe
Ag
343
343
343
343
343
343
343
343
343
343
343
MAX
MIN
390
587
442
63
51
1935
14
14600
308
39.5
2
MEAN
8
5
29
4
4
37
2
700
5
0.7
0.7
STD.DEV
27.84
18.21
108.93
29.92
17.09
982.32
6.18
4574.05
68.92
12.24
1.03
22.71
31.35
56.50
9.33
8.19
220.7
2.06
2368
40.11
6.69
0.30
BATAS
DETEKSI
2
5
5
2
2
50
1
100
5
1
1
pada conto DW/D.567 sebesar 59 ppm yang
Tembaga (Cu)
Nilai-nilai anomali di daerah ini
diambil di cabang Sungai Litoh dimana pada
dicerminkan oleh kelas.1 pada peta sebaran
lokasi ini ditemukan batuan ubahan argilik
unsur tembaga (gambar.5). Nilai ekstrim yang
dengan pemineralan kalkopirit dan pirit.
terdapat pada kelas.1 sebesar 390 ppm
Sedangkan nilai-nilai anomali lainnya terdapat
menunjukkan kandungan tembaga yang tinggi
di daerah Daerah aliran sungai Dadokan di
di muara Sungai Brang Sejorang yang
Pringgabaya dan S.Mayong di Sembelia
merupakan salah satu sungai bersumber dari
dimana di kedua daerah tersebut dihuni oleh
pegunungan
batuan
daerah
penambangan
PT.Newmont Nusa Tenggara (DW/D.574).
gunungapi
andesit-basaltik.
Nilai tinggi unsur tembaga lainnya terdapat
1
Kuarter
berkomposisi
Timbal (Pb)
Kobal (Co)
Conto-conto yang memiliki kadar
Kadar conto antara 55 hingga 63 ppm
lebih dari 29 ppm dikelompokkan kedalam
dianggap merupakan nilai-nilai anomali. Pola
kelas.1 serta dianggap sebagai anomali daerah
sebaran nilai-nilai anomali unsur ini umumnya
penyelidikan. Nilai ekstrim unsur ini terdapat
terdapat pada daerah yang berlitologi batuan
pada conto DW/D.10.602 yang berkadar 587
gunungapi Tersier berkomposisi andesit -
ppm pada lokasi S.Gesi cabang S.BrangRea -
basaltik.
Bangkatmonte dimana pada bagian hulu sungai
kemungkinan karena kontrol litologi batuan
ini terdapat aktivitas penambangan emas
gunungapi tersebut.
Munculnya
anomali
unsur
ini
secara tradisional. Pada lokasi ini diambil pula
conto batuan DW/RC.10.608 yang berupa
Nikel (Ni)
ubahan pengersikan dan argilit, berwarna putih
Kadar di atas ambang lebih dari 43
kotor dengan mineralisasi pirit dan kalkopirit,
ppm dianggap merupakan nilai-nilai anomali.
hasil
menunjukkan
Pola sebaran nilai anomali unsur ini hanya
kandungan Pb sebesar 494 ppm dan Au 804
terkonsentrasi di Pulau Lombok pada daerah
ppb. Nilai anomali lainnya terdapat di S.Brang
Pringgasela dan Kotaraja di Sungai Bendung,
Rea dan beberapa cabangnya dan daerah aliran
Sungai Blongas, Sungai Batudurian, Sungai
Sungan Ledang, peninggian unsur Pb ini
Paking,
kemungkinan berhubungan dengan adanya
Pringgasela. Rentang nilai anomali unsur nikel
ubahan pengersikan yang kuat dan sebagian
antara 44 hingga 51 ppm menunjukkan kadar
terpropilitkan, namun perlu dipertimbangkan
yang rendah, oleh karena itu adanya daerah
lokasi pengambilan contonya yang berdekatan
anomali unsur nikel di daerah ini ditafsirkan
dengan jalan raya sehingga kemungkinan
berasal
peninggian Pb ini terkontaminasi oleh gas
berkomposisi andesit - basaltik.
analisi
batuannya
Sungai
dari
Poligading
batuan
dan
Sungai
gunungapi
Kuarter
buangan kendaraan bermotor.
Mangan (Mn)
Nilai-nilai
Seng (Zn)
mulai
di
atas
1604
ppm
Nilai-nilai anomali unsur ini dianggap
dikelompokkan ke dalam kelompok anomali di
dari
daerah penyelidikan. Lokasi conto
kadar
270
ppm
yang
yang
dikelompokkan ke dalam kelas.1. Pola sebaran
termasuk ke dalam kelompok anomali unsur
nilai anomali seng terdapat di daerah yang
mangan di daerah ini terdapat pada batuan
berlitologi batuan gunungapi Tersier antara
gunungapi
Kuarter seperti di S.Bagik,
lain pada Sungai Melaki, Sungai Karangpusit,
S.Menggala
dan
Sungai Ledang, Sungai Selampit dan Sungai
lokasi anomali pada batuan gunungapi Tersier
Bonge. Sedangkan nilai-nilai anomali lainnya
terdapat di S.Bagik, S.Sereneng, S.Gapuk,
terdapat juga di daerah berbatuan gunungapi
S.Punik, dan S.Selampit.
S.Bongkang,
sedangkan
Kuarter seperti di Sungai Bongkang, Sungai
Ree dan Sungai Menggali.
Litium (Li)
Lokasi
nilai-nilai
anomali
terkonsentrasi di anak-anak Sungai Litoh dan
1
Sungai Blongas yang ditempati oleh batuan
sedimen Tersier terdiri dari batugamping,
Perak (Ag)
kalkarenit, batulempung, batupasir kuarsa dan
Rentang
breksi.
nilai
perak
di
daerah
penyelidikan tidak menunjukkan variasi nilai
yang menarik, hanya berkisar antara 0,7
hingga 2 ppm dengan nilai aritmatik sebesar
Potasium (K)
Lokasi
pengambilan
conto
yang
1,03 ppm. Nilai 0,7 ppm adalah sebagai
memiliki kadar unsur lebih dari 12.699 ppm
pengganti dari nilai nol yang diperoleh dari 2/3
terdapat di daerah Amoramor dan Anyar di
dikalikan nilai batas deteksi. Lokasi anomali
bagian utara Gunung Rinjani dan Sungai
perak yaitu yang memiliki kadar sebesar 2 ppm
Bremang di bagian barat Sumbawa Besar.
tersebar di kedua pulau tersebut, namun perlu
Lokasi titik-titik anomali tersebut dihuni oleh
diperhatikan
batuan gunungapi Kuarter andesit-basaltik,
mineralisasi.
ditafsirkan peninggian unsur potasium ini
Analisis Multivariat
lagi
hubungannya
dengan
Pengolahan data multivariat (unsur
berasal dari batuan gunungapi tersebut .
majemuk) sangat penting dilakukan dalam
eksplorasi
Krom (Cr)
Kadar unsur di atas nilai 160 ppm
dianggap
sebagai
anomali
dan
geokimia.
Hal
tersebut
perlu
dilakukan karena setiap fenomena geologi,
hanya
baik
litologi,
alterasi
dan
mineralisasi
terkonsentrasi di sungai-sungai daerah Pujut,
mempunyai
bagian utara Pringgabaya dan Sungai Rebah di
tertentu yang dapat dijadikan sebagai panduan
Bangkatmonte. Nilai anomali yang relatif tidak
untuk menafsirkannya.
karakteristik
asosiasi
unsur
tinggi ditafsirkan berhubungan dengan kondisi
Oleh karena itu, untuk mengetahui
litologi yang dihuni oleh batuan gunungapi
asosiasi antar unsur di daerah penyelidikan
Tersier dan Kuarter dengan komposisi andesit
maka digunakan metode-metode di bawah ini
hingga basal.
yang keseluruhannya menggunakan piranti
lunak Datamine (Johnson, 1993) :
Besi (Fe)
Lokasi
nilai-nilai
anomali
yang
Korelasi Unsur
berkadar diatas 32,0% tersebar di beberapa
Analisis korelasi unsur dilakukan
sungai bagian selatan Pulau Lombok sebanyak
untuk mengetahui kekerabatan antar unsur
3 lokasi, 1 lokasi di bagian utara dan bagian
berdasarkan nilai korelasi. Dengan anggapan
utara Pulau Sumbawa yang keseluruhannnya
nilai korelasi antar unsur >0,5 mencerminkan
dihuni oleh batuan gunungapi berkomposisi
hubungan yang kuat. Nilai korelasi antar unsur
andesit-basalt berumur Tersier dan Kuarter.
tersebut dapat dilihat pada tabel dan gambar di
bawah ini:
2
Tabel.4
Matriks Korelasi Unsur
Cu
Pb
Zn
Co
Ni
Mn
Li
K
Cr
Fe
Ag
Cu
1.0000
Pb
0.0193
1.0000
Zn
-0.0489
0.0210
1.0000
Co
0.0156
-0.1125
0.3899
1.0000
Ni
0.1304
-0.0986
0.1542
0.5709
1.0000
Mn
0.0615
-0.1890
0.4576
0.4335
0.2665
1.0000
K
0.1615
0.1545
-0.4594
-0.3912
-0.3049
-0.3171
0.4865
1.0000
Cr
-0.0705
-0.0808
0.3117
0.4863
0.5603
0.2163
-0.4482
-0.5210
1.0000
Fe
-0.2025
-0.1128
0.3326
0.3348
0.1398
0.1707
-0.5780
-0.5669
0.6326
1.0000
Berdasarkan tabel.4 di bawah ini,
Analisis Faktor
Metode
Li
0.1282
0.0133
-0.1553
-0.2702
-0.1255
-0.0579
1.0000
analisis
faktor
maka di daerah penyelidikan terdapat tiga
dapat
mengidentifikasikan banyaknya asosiasi unsur-
asosiasi unsur antara lain :
unsur tertentu di suatu daerah berdasarkan
Faktor.1
: Ni - Co - Cr
bobot korelasi unsur masing-masing terhadap
Faktor.2
: Li - K
unsur lainnya.
Faktor.3
: Pb-(Ag)
Tabel.5
Analisis Faktor
Faktor.1
0.1177
-0.1331
0.2445
0.6878
0.8747
0.3566
-0.2356
-0.3904
0.6497
0.2643
0.2347
Cu
Pb
Zn
Co
Ni
Mn
Li
K
Cr
Fe
Ag
Faktor.2
0.2261
0.0902
-0.3776
-0.4030
-0.2546
-0.1785
0.6633
0.6890
-0.7249
-0.8750
0.0539
besarnya nilai korelasi antar unsur sebagai
Analisis Gugus (Cluster Analisys)
berupa
Faktor.3
0.0460
0.7270
0.0459
-0.0853
-0.1193
-0.2300
0.0142
0.1589
-0.1167
-0.1731
0.2949
Hasil dari perhitungan analisis gugus
acuannya maka terlihat kekerabatan unsur
dendogram
seperti gambar di bawah ini :
yang
menggambarkan
kekerabatan beberapa unsur terdekat, dengan
1
Ag
0.1116
0.1932
0.0711
0.2270
0.1838
0.0434
-0.0147
-0.0366
0.0402
-0.1188
1.0000
Gambar.2 Dendogram dari analisis kelompok n=343,
nilai > 0,19 signifikan pada level 1%
Gambar.3 Dendogram cara KLEINER - HARTIGAN
Dari gambar di atas menunjukkan adanya
asosiasi unsur Co-Ni-Cr-Fe, Zn-Mn, Pb-Ag
dan Cu-Li-K.
“Signifikan”, sedangkan nilai positif dan
Analisis R-Mode Non Linear Mapping.
Teknik R-Mode NLM adalah salah
negatif sumbu tidak menunjukkan kadar unsur.
satu cara yang digunakan untuk menguji
Berdasarkan gambar.22 di bawah ini
asosiasi unsur dalam suatu daerah secara dua
maka ditafsirkan bahwa di daerah penyelidikan
dimensi serta dapat menggambarkan seberapa
terdapat asosiasi unsur sebagai berikut : K - Li
kuatnya hubungan antara satu faktor unsur
yang ditafsirkan dikontrol oleh litologi, Co-Ni-
dengan faktor yang lainnya. Semakin jauh dari
Cr-Fe-Mn-Zn
titik salib sumbu maka asosiasi ini semakin
kontrol litologi dan Cu-Pb-Ag yang ditafsirkan
yang
berhubungan
berhubungan dengan mineralisasi.
1
dengan
Gambar.4 Diagram Plot R-Mode Non Linear Mapping
dipengaruhi oleh adanya batuan sedimen
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis sedimen
dan batuan intrusi granitik di sekitar lokasi
sungai aktif tiap unsur terdapat kadar tembaga
tersebut. Sedangkan hubungan positif di
dengan nilai ekstrim sebesar 390 ppm di muara
Li - K di sekitar pantai utara Pulau
S.Sejorang pada lokasi DW.10.574, ditafsirkan
Lombok ditafsirkan dipengaruhi oleh
adanya peninggian kadar ini berhubungan
kontaminasi endapan-endapan pantai di
dengan mineralisasi emas, perak dan tembaga
sekitar lokasi pengambilan conto.
•
di daerah aliran Sungai Sejorang yang
merupakan
bagian
Skor.2
menunjukkan
kekerabatan unsur Pb - Cu - Ag di
Pertambangan PT.Newmont Nusa Tenggara.
beberapa lokasi , antara lain S.Sejorang,
Sedangkan lokasi conto DW.10.602 memiliki
S.Lamar, bagian hulu Sungai Ledang,
kandungan timbal sebesar 587 ppm yang
S.Litoh, S.Sampea, beberapa sungai di
diambil pada cabang Sungai Rea bagian hulu,
sekitar Pringgabaya - Aikmel dan Aik
ditafsirkan adanya peninggian kadar timbal di
Sayang
daerah ini berhubungan dengan mineralisasi
hubungan positif di beberapa lokasi
emas dengan ubahan argilik dan propilitisasi di
tersebut ditafsirkan berhubungan dengan
daerah Bangkatmonteh.
mineralisasi logam mulia dan logam dasar,
Sekotong.
Adanya
pola
hal ini disebabkan oleh intrusi batuan beku
menghasilkan 3 (tiga) kelompok kekerabatan
berkomposisi granit, diorit dan tonalit di
unsur, antara lain : Li - K, Pb - Cu - Ag, dan
beberapa lokasi tersebut yang menerobos
Co - Ni - Mn - Zn - Cr.
batuan sekitarnya yang menimbulkan
Peta
Rangking
unsur
-
majemuk
•
analisis
daerah
Rangking
Kontrak
Metode
dari
Peta
Skor.1
menunjukkan
ubahan
propilitisasi,
silisifikasi
dan
kekerabatan unsur Li - K di beberapa
ubahan argilik pada beberapa tempat dan
lokasi penyelidikan, umumnya lokasi
adanya mineralisasi emas, perak, pirit,
conto yang menunjukkan hubungan positif
kalkopirit dan vivianit. Hubungan positif
kedua
ketiga unsur pada lokasi-lokasi tersebut
unsur
tersebut
kemungkinan
1
ditunjang oleh hasil analisis batuan yang
dari
cukup signifikan menunjukkan adanya
Pringgabaya - Aikmel memiliki kada
mineralisasi di daerah tersebut. Misalnya
tembaga 1.220 ppm dan emas 4 ppb.
•
pada conto DW/RC.10605 yang diambil di
Peta
conto
batuapung
Rangking
di
Skor.3
daerah
menunjukkan
daerah Batuhijau memiliki kadar tembaga
kekerabatan unsur Co - Ni - Mn - Zn - Cr,
sebesar 12.370 ppm dan emas 596 ppb,
hubungan positif kekerabatan unsur-unsur
DW/RF.10.608 di daerah Bangkatmonte
tersebut umumnya terdapat di Pulau
memiliki kandungan timbal 494 ppm dan
Lombok dan sebagian di Pulau Sumbawa
emas 804 ppb, DW/RF.10.611 di aliran
yang batuan penyusunnya berupa batuan
S.Ledang memiliki kadar tembaga 442
gunungapi
ppm dan emas 16 ppb dan AS/RF.10.613
yang berumur Tersier - Kuarter.
berkomposisi
andesit-basalt
KESIMPULAN
•
Mineralisasi emas, perak, tembaga dan
ditindaklanjuti adalah daerah Pringgabaya
logam
- Aikmel dan Aik Sayang - Sekotong
dasar
kandungan
lainnya
tertentu
dengan
dapat
•
•
ditemukan
Daerah aliran S.Sejorang yang termasuk
secara merata di bagian selatan Pulau
kawasan Batuhijau yang mana merupakan
Lombok
pada
daerah Kuasa Pertambangan PT.Newmont
umumnya
Nusa Tenggara (PT.NNT) termasuk ke
menerobos batuan gunungapi dan sedimen
dalam daerah yang mengandung logam
Tersier.
mulia danlogam dasar. Namun daerah ini
Tipe mineralisasi di daerah penyelidikan
direkomendasikan
antara lain berupa porfiri di daerah
penyelidikan yang bersifat konservasi
Batuhijau, tipe urat di Bangkatmonte dan
terhadap bahan galian yang ditambang,
tipe epitermal pada beberapa tempat
tailing
lainnya.
sehubungan
Berdasarkan hasil pengambilan conto
penambangan oleh PT.NNT.
dan
Pulau
Sumbawa
daerah-daerah intrusi yang
•
besar
•
batuan, conto sedimen sungai aktif dan
dan
untuk
aspek
dilakukan
lingkungannya
dengan
aktivitas
Bagian hulu Sungai Ree yang termasuk
pengamatan di lapangan maka beberapa
daerah
daerah yang perlu ditindaklanjuti untuk
direkomendasikan
ekplorasi mineral logam mulia dan logam
prospeksi
dasar dengan tujuan melakukan prospeksi
sekitarnya.
lebih lanjut di Pulau Sumbawa antara lain
aktivitas penambangan emas tanpa izin
adalah daerah bagian hulu S.Ledang
(PETI) oleh rakyat di sekitarnya dengan
termasuk sekitar Gunung Dodo dan daerah
menggunakan tromol dan amalgamasi,
aliran Sungai Litoh. Sedangkan di daerah-
maka
daerah di Pulau Lombok yang perlu
terhadap efek amalgamasi tersebut
1
Desa
pada
perlu
Bangkatmonteh
untuk
beberapa
Namun
dilakukan
daerah
karena
dilakukan
di
adanya
penyelidikan
DAFTAR PUSTAKA
Adjat Sudradjat, 1975, Peta Geologi Tinjau Lembar Sumbawa, Nusatenggara Barat, Laporan terbuka
Puslitbang Geologi Bandung.
Andi Mangga, Dkk, 1994, Peta Geologi Lembar Lombok, Nusatenggara Barat, Laporan terbuka Puslitbang
Geologi Bandung.
Clode.C, Proffett.J, Mitchell P, Munajat.I, 2001, Timing Relationship of Intrusion, Wall-rock Altration
and Mineralization in the Batu Hijau Copper-Gold Porphyry Deposit, PT.Newmont NT,
Mataram.
Ghazali.S.A. dkk, 1986, Penyelidikan Geokimia Endapan Sungai Aktif, Metoda dan Teknik, DSM, No.27,
DSM, Bandung.
Manurung.Y.S dan Karno, 1997, Hasil Eksporasi Mineral Logam Di Daerah Mataram, Kabupaten Lombok
Barat dan Lombok Tengah, Propinsi Nusa Tenggara Barat, DSM, Bandung.
Meldrum, SJ, dkk, 1994, The Batu Hijau porphyry copper-gold deposit, Sumbawa Island, Indonesia,
Journal of Geochemical Exploration, Elsevier.
1
2
3
4
5
6
7