PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TAX AVOIDANCE PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013 | Winata | Tax & Accounting Review 3118 5856 1 SM

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 4, NO.1, 2014

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TAX
AVOIDANCE PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA TAHUN 2013

FENNY WINATA
fen2.winata@yahoo.com
Program Akuntansi Pajak Program Studi Akuntansi Universitas Kristen Petra

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh corporate governance terhadap
aktivitas tax avoidance pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013. Sampel
Penelitian ini adalah perusahaan yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013 sebanyak
234 perusahaan. Penelitian ini menggunakan analisis data dan analisis regresi dari elemen-elemen corporate
governance dan tax avoidance.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proksi corporate governance yaitu prosentase dewan
komisaris independen dan jumlah komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap aktivitas tax avoidance
yang diproksikan dengan book tax gap. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa aktivitas tax avoidance
tidak dipengaruhi secara signifikan oleh kepemilikan institusional, dan kualitas audit. Keterbatasan penelitian ini
adalah menggunakan perusahaan yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara keseluruhan

sebagai objek penelitian, sehingga hasil penelitian tidak dapat ditarik kesimpulannya untuk setiap sektor industri
karena tiap sektor industri memiliki kekhasan yang berbeda-beda.
Kata kunci : corporate governance, tax avoidance, book tax gap
ABSTRACT
This study aimed to find out how the influence of the corporate governance of tax avoidance activity on
companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2013. The samples were 234 publicly traded companies listed
in the Indonesia Stock Exchange in 2013. This study used data analysis and regression analysis of the elements
of corporate governance and tax avoidance.
The results of this study showed that the elements of corporate governance of board of commissioners
and the amount of audit committee significantly influenced the activity of tax avoidance as measured using
proxy book tax gap. Another result showed that the tax avoidance activity as measured with proxy book tax gap
was not affected significantly by institusional ownership and audit quality. The limitation of this study used the
companies that the whole shares were listed in the Indonesia Stock Exchange, so the results cannot be deduced
for each industry sector for each industrial sector that have different peculiarities.

Keywords : corporate governance, tax avoidance, book tax gap
1

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 4, NO.1, 2014
dalam pengambilan keputusan, termasuk dalam


PENDAHULUAN

keputusan dalam hal memenuhi kewajiban pajaknya,
akan tetapi disisi lain perencanaan pajak bergantung

Latar Belakang

pada dinamika corporate governance dalam suatu

Pada era globalisasi ini, banyak perusahaan

perusahaan (Friese, Link dan Mayer , 2006).

yang menerapkan praktik corporate governance

Secara umum terdapat lima prinsip dasar

untuk meminimalisasi risiko bisnis yang mungkin


dari corporate governance yaitu yang pertama

terjadi. Corporate governance merupakan tata kelola

fairness (kesetaraan dan kewajaran) yaitu perlakuan

perusahaan yang menjelaskan hubungan antara
berbagai

partisipan

dalam

perusahaan

yang adil dan setara dalam memenuhi hak

yang

stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta


menentukan arah kinerja perusahaan (Haruman,

peraturan perundangan yang berlaku. Kedua adalah

2008). Masalah corporate governance ini mulai
timbul di Indonesia setelah krisis keuangan pada
tahun 1998. Menurut (Irawan & Farahmita, 2012),

sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara

di Indonesia sendiri telah dibentuk Komite Nasional

efektif.

Kebijakan Governance yang menghasilkan suatu

para

investor


maupun

korporasi yang sehat serta peraturan perundangan
yang berlaku. Dan yang kelima adalah independency
(kemandirian)

Pramuka, 2007) dikarenakan sejak tahun 1998
mengalami

krisis

perusahaan

yang

sangatlah

lama


karena

dikelola

secara

keadaan

dimana

profesional

tanpa

peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

di Indonesia.

Ketika prinsip corporate governance yaitu


Corporate governance merupakan sistem

fairness, transparency, accountability, responsibility

atau mekanisme yang mengatur dan mengendalikan

dan independency dijalankan dengan pengawasan

perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (value

yang dilakukan sedemikian rupa baik dalam sebuah

added) untuk semua stockholders. Perusahaan

perusahaan

merupakan salah satu wajib pajak sedangkan

dalam


perusahaan

maka,

perusahaan

tersebut

bisa

dikatakan memiliki tata kelola perusahaan yang baik

corporate governance menjelaskan hubungan antar
partisipan

suatu

dari pihak manajemen yang tidak sesuai dengan


lemahnya

corporate governance yang diterapkan perusahaan

berbagai

yaitu

benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan

berkepanjangan, proses perbaikan di Indonesia
dirasakan

responsibility

adalah

di dalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip

pemerintah


praktek corporate governance (Ujiyantho dan

Indonesia

Keempat

(pertanggungjawaban) yaitu kesesuaian (kepatuhan)

Di

memberikan perhatian yang cukup signifikan dalam

ketika

proses

sistem, dan pertanggungjawaban organ perusahaan

dan transparansi serta peranan direksi. Maka dari itu,


Indonesia,

melaksanakan

(akuntabilitas) yaitu kejelasan fungsi, struktur,

terhadap pemegang saham, standar pengungkapan

Governance.

dalam

yaitu

mengenai perusahaan. Ketiga adalah accountability

dalam hal audit dan kepatuhan, akuntabilitas

Corporate

keterbukaan

informasi)

mengemukakan informasi materiil dan relevan

di tahun 2002 pernah menduduki posisi terbawah

Good

(keterbukaan

pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam

terdapat survei yang menunjukkan bahwa Indonesia

pedoman

transparency

termasuk salah satunya dalam hal memenuhi

yang

kewajiban

menentukan arah kinerja perusahaan, sehingga

pajaknya.

Namun

ketika

dinamika

corporate governance dilakukan dengan tidak sesuai

dengan adanya corporate governance memiliki andil

yaitu tata kelola dan prinsip yang seharusnya
2

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 4, NO.1, 2014
diterapkan tidak dijalankan serta tidak adanya

Persoalan penghindaran pajak ini menjadi

pengawasan yang memadai, maka perusahaan

cukup rumit karena disisi lain diperbolehkan karena

tersebut dapat saja meminimalkan beban pajak yang

tidak melanggar hukum, tapi disisi lain penerimaan

harus dibayar, sehingga dapat terjadi praktik

negara akan menjadi lebih sedikit dari yang

penghindaran pajak (Annisa, 2012).

seharusnya. Para otoritas pajak tampaknya telah

Dalam menjalankan corporate governance

berusaha dengan semaksimal mungkin agar bisa

yang baik pajak merupakan suatu kewajiban sesuai

menegakkan batas yang jelas antara penghindaran

dengan definisi dari pajak itu sendiri, sedangkan

pajak

perusahaan menganggap sebagai beban sehingga

perencanaan pajak, tidak hanya itu para otoritas

perusahaan akan berusaha melakukan perencanaan

pajak juga semaksimal mungkin mencegah agar

pajak yang merujuk kepada satu tujuan yaitu

wajib pajak tidak masuk kedalam celah ambiguitas

mengupayakan penghematan dalam membayar pajak

yang ditimbulkan oleh peraturan perpajakan (Bovi,

agar utang pajaknya berada dalam jumlah serendah

2005). Resiko yang ditimbulkan dapat merugikan

mungkin tetapi masih dalam bingkai peraturan

dari segi financial karena besarnya denda bisa lebih

perpajakan sehingga tidak melanggar peraturan

besar dari besarnya beban pajak yang seharusnya

perpajakan yang ada. Penelitian yang dilakukan oleh

dibayarkan dan membuat citra buruk perusahaan di

Sartori (2010) menjelaskan bahwa apabila suatu

mata khalayak apabila di publikasikan (Anissa,

perusahaan memiliki suatu mekanisme corporate

2012).

dan

governance yang terstruktur dengan baik maka akan
berbanding

lurus

dengan

kepatuhan

penggelapan

pajak

dalam

upaya

Tax avoidance ini juga terkadang sering

dalam

kali menimbulkan bias, yang mengakibatkan sebuah
pemikiran apakah tax avoidance perlu dilakukan

memenuhi kewajiban perpajakannya.
Dalam prakteknya banyak wajib pajak yang

atau tidak. Menurut (Desai & Dharpala, 2005),

masih melakukan perlawanan pajak secara agresif.

pertanyaan terkait tax avoidance apakah kegiatan ini

Perlawanan pajak secara agresif terbagi dalam

menarik minat pemegang saham atau tidak, jika

beberapa tipe, beberapa contoh yang terkenal dalam

aktivitas tax avoidance dalam pelaksanaannya justru

perlawanan pajak secara agresif antara lain tax

meningkatkan biaya yang lain, maka di samping itu

evasion dan tax avoidance. Tax evasion adalah

timbul juga pertanyaan, apakah ada transfer nilai

tindakan

melanggar

dari perusahaan ke pemegang saham jika tidak maka

hukum, tax evasion merupakan tindakan yang

tidak perlu dilakukan praktik tax avoidance. Jadi

dengan sengaja tidak melaporkan kewajiban atau

jika dilihat dari penelitian (Desai & Dharpala, 2005)

menghilangkan bagian transaksi agar membuat tarif

yang menyebutkan tentang pengambilan keputusan,

pajak menjadi rendah. Tax evasion ini sendiri biasa

maka dapat disimpulkan bahwa terdapat keterkaitan

dikenal sebagai penggelapan pajak. Sedangkan tax

antara corporate governance dengan penghindaran

avoidance

pajak.

penghindaran

pajak

adalah tindakan

yang

penghindaran atau

peminimalan pajak yang masih tidak keluar dari

Berkembangnya

praktik

penghindaran

rana hukum yang berlaku. Hal ini dikarenakan

pajak atau tax avoidance ini didukung dengan

adanya

perkembangan teknologi informasi dan semakin

undang

ketidaksempurnaan
perpajakan

yang

peraturan

undang-

kemudian

bisa

terbukanya

dimanfaatkan oleh wajib pajak.

memberi

perekonomian
peluang

mengembangkan
3

bagi

usahanya.

suatu

negara

perusahaan
Perusahaan

akan
untuk
akan

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 4, NO.1, 2014
semakin mudah untuk mengembangkan usahanya

dengan undang-undang yang telah ada, karena tidak

hingga ke luar negeri di tengah persaingan dunia

bisa

usaha yang semakin ketat, pengusaha akan berusaha

terdapat

untuk mendapat keuntungan sebesar mungkin dan

perusahaan bermain dalam hal meminimalkan pajak

berupaya untuk melakukan efisiensi pajak. Dalam

yang akan dibayarkan. Adanya celah dalam hukum

melakukan praktik penghindaran pajak, perusahaan

pajak yang dianggap ambigu oleh wajib pajak

dipengaruhi oleh corporate governance (Annisa,

membuat

2012). Namun dari sisi pemerintah dalam upaya

memanfaatkan situasi dari celah tersebut, terlepas

untuk mengoptimalkan penerimaan negara dari

dari paham atau tidaknya wajib pajak terhadap

sektor pajak tidak lepas dari sebuah kendala.

peraturan perpajakan.

dipungkiri
zona

wajib

bahwa

dalam

undang-undang

abu-abu

yang

memungkinkan

pajak

secara

tidak

langsung

Penerimaan pajak yang seharusnya diterima oleh

Dalam penelitian ini diharapkan corporate

negara tidak sebesar pembayaran yang dilakukan

governance bisa menjembatani kembali pemikiran

oleh wajib pajak. Hal ini dikarenakan wajib pajak

wajib pajak bahwa pajak adalah sebagai kewajiban

berusaha untuk seminimal mungkin memenuhi

bukan menjadi beban sehingga dapat menekan

kewajiban pajak yang harus dibayarkannya dengan

praktik tax avoidance. Berdasarkan masalah diatas

melakukan

maka peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh

praktik

penghindaran

pajak

(tax

avoidance) tersebut.

corporate governance yang di proksikan dengan

Terdapat beberapa penelitian yang telah
dilakukan

yang

meneliti

pengaruh

kepemilikan

corporate

institusional,

prosentase

dewan

komisaris independen, kualitas audit, dan jumlah

governance terhadap penghindaran pajak atau tax

komite audit terhadap praktik tax avoidance.

avoidance. Menurut beberapa peneliti seperti Daniri
(2005), Pohan (2008), yang kemudian diangkat lagi

Rumusan Masalah

oleh Annisa dan Kurniasih (2012). Dalam penelitian

Berdasarkan dari latar belakang masalah

tersebut, pengukuran corporate governance dapat

yang sudah dijelaskan diatas, maka dapat ditarik

dilakukan dengan berbagi proksi seperti kepemilikan

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

institusional, struktur dewan komisaris, komite

sebagai berikut:

audit, dan kualitas audit. Dengan menggunakan

1.

pengukuran tersebut dapat mencerminkan prinsip

Apakah kepemilikan institusional berpengaruh
terhadap praktik tax avoidance ?

corporate governance yaitu fairness, transparency,

2.

Apakah

prosentase

dewan

komisaris

accountability, responsibility dan independency.

independen berpengaruh terhadap praktik tax

Sedangkan proksi yang digunakan untuk mengukur

avoidance ?

tax avoidance adalah book tax gap.

3.

Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa
corporate

governance

pengambilan

keputusan,

memiliki
termasuk

andil

praktik tax avoidance ?

dalam

dalam

Apakah kualitas audit berpengaruh terhadap

4.

hal

Apakah jumlah komite audit berpengaruh
terhadap praktik tax avoidance ?

mengambil keputusan untuk memenuhi kewajiban
pajaknya. Corporate governance yang diterapkan
dengan baik seharusnya sejalan dengan definisi
pajak yaitu pajak adalah sebagai kewajiban. Namun
dalam praktiknya, banyak wajib pajak yang bermain
4

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 4, NO.1, 2014
sehingga masalah keagenan menjadi berkurang dan

Tujuan Penelitian

mengurangi peluang terjadinya penghindaran pajak.

Tujuan dalam penelitian ini sesuai dengan
perumusan masalah yang sudah dijabarkan

Hubungan

diatas, yaitu:
1.

Untuk

mengetahui

apakah

Komisaris

dewan komisaris, serta tidak menjabat sebagai

praktik tax avoidance
mengetahui

apakah

direktur pada suatu perusahaan yang terkait.

kualitas audit

berpengaruh terhadap praktik tax avoidance
Untuk

mengetahui

apakah

komite

Pada Bursa Efek Indonesia terdapat aturan

audit

yaitu bahwa sebuah perusahaan minimal harus

berpengaruh terhadap praktik tax avoidance

memiliki 30% dewan komisaris independen, dengan
demikian pengawasan dapat dilakukan sedemikian

Hubungan Kepemilikan Institusional dengan Tax

rupa (Pohan, 2008; dalam Annisa, 2012). Semakin

Avoidance

tinggi prosentase dewan komisaris independen

Dalam setiap perusahaan masing-masing

berarti semakin banyak juga suatu perusahaan

pihak mempunyai kepentingan sendiri oleh karena

memiliki dewan komisaris independen, oleh karena

itu perusahaan harus bisa mencegah terjadinya

itu independensi juga akan makin tinggi karena

konflik antara pihak-pihak tersebut yang dapat

semakin banyak yang tidak ada kaitan secara

menurunkan nilai perusahaan. Oleh karena itu

langsung dengan pemegang saham pengendali,

perusahaan perlu adanya monitor dari pihak luar
untuk

memantau

masing-masing

pihak

sehingga kebijakan tax avoidance dapat semakin

yang

rendah. Dan begitu pula sebaliknya, semakin rendah

memiliki kepentingan yang berbeda. Pihak luar yang
dimaksud

didefinisikan

memiliki hubungan afiliasi dengan direksi atau

komisaris independen berpengaruh terhadap

4.

independen

hal dalam pemegang saham pengendali. Tidak

Untuk mengetahui apakah prosentase dewan

Untuk

Komisaris

sebagai seorang yang tidak terafiliasi dalam segala

avoidance

3.

Dewan

Independen dengan Tax Avoidance

kepemilikan

institusional berpengaruh terhadap praktik tax

2.

Prosentase

adalah

kepemilikan

prosentase dewan komisaris independen berarti

institusional.

semakin sedikit suatu perusahaan memiliki dewan

Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham

komisaris independen, oleh karena itu independensi

perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga

juga rendah, sehingga kebijakan tax avoidance

seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan

semakin tinggi.

investasi dan kepemilikan institusi lain (Tarjo,2008
dalam Wien Ika, 2010).

Hubungan Kualitas Audit dengan Tax Avoidance

Kepemilikan institusional memiliki arti

Audit merupakan elemen penting dalam

penting dalam memonitor manajemen karena adanya
kepemilikan

institusional

akan

corporate governance yang erat kaitannya dengan

meningkatkan

salah satu prinsip corporate governance yaitu

pengawasan yang lebih optimal karena dianggap

transparansi. Perusahaan publik semakin menuntut

mampu memonitor setiap keputusan yang diambil

adanya

oleh para manajer secara efektif. Dengan tingginya

transparansi

pada

laporan

keuangan.

Pengukuran kualitas audit dapat menggunakan

tingkat kepemilikan institusional, maka semakin

proksi yaitu ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP).

besar tingkat pengawasan ke manajer dan dapat
mengurangi konflik kepentingan antara manajemen
5

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 4, NO.1, 2014
Laporan keuangan yang diaudit oleh KAP

Semakin

banyak

jumlah

komite

audit

maka

The Big Four (Price Water Cooper, Deloitte Touche

kebijakan tax avoidance akan semakin rendah, tetapi

Tohmatsu, KPMG, Ernst & Young) memiliki tingkat

jika jumlah komite audit semakin sedikit maka

kecurangan yang lebih rendah dibanding dengan

kebijakan tax avoidance akan semakin tinggi.

perusahaan yang diaudit oleh KAP non The Big
Four (Annisa, 2012).

METODE PENELITIAN

Hubungan Komite Audit dengan Tax Avoidance

Model penelitian yang digunakan dalam

Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh

penelitian ini memiliki satu variabel dependen dan

dewan komisaris perusahaan, yang anggotanya

empat variabel independen. Variabel dependen

diangkat dan diberhentikan oleh dewan komisaris,

adalah

yang

melakukan

adalah kepemilikan institusional, prosentase dewan

pemeriksaan atau penelitian yang dianggap perlu

komisaris independen, kualitas audit, dan jumlah

terhadap

komite audit. Model analisis digambarkan dalam

bertugas

untuk

pelaksanaan

membantu

fungsi

direksi

dalam

pengelolaan perusahaan.
Komite

audit

tax avoidance, dan variabel independen

bentuk sebagai berikut :
merupakan

komponen
Variabel Bebas
(Corporate
Governance)

penting yang harus ada pada perusahaan yang
terdaftar Bursa Efek Indonesia, oleh karena itu
Bursa Efek Indonesia mengharuskan membentuk

H1

Kepemilikan
Institusional (X1)

dan memiliki komite audit yang diketuai oleh

Variabel
Terikat

komisaris independen. Keberadaan komite audit
diharapkan

dapat

meningkatkan

H2
Prosentase dewan
komisaris
Independen (X2)

kualitas

pengawasan internal yang pada akhirnya ditujukan
untuk

memberikan

perlindungan

kepada

para
Kualitas Audit
(X3)

pemegang saham dan stakeholder lainnya.
Tugas dari komite audit adalah membantu

H4

dewan komisaris dalam melakukan pengawasan

Jumlah Komite
Audit (X4)

terhadap kinerja perusahaan. Dengan kata lain
komite

audit

berfungsi

sebagai

H3

Tax
Avoidance
(Y)

jembatan

penghubung antara perusahaan dengan eksternal

Gambar 1 Model Analisis 1

auditor. Komite audit juga erat kaitannya dengan
penelaahan

terhadap

dihadapi

Jenis data yang digunakan adalah data

perusahaan, dan juga ketaatan terhadap peraturan.

kuantitatif dan sumber data yang digunakan adalah

Dengan adanya hal tersebut maka, komite audit

data sekunder berupa laporan keuangan yang

dapat mengurangi pengukuran dan pengungkapan

diperoleh

dari

akuntansi

penelitian

tepat

website

BEI

(www.idx.co.id).

akan

Populasi

kecurangan

oleh

sahamnya terdaftar di BEI. Jumlah sampel yang

manajemen dan tindakan melanggar hukum lainnya

digunakan adalah 258 perusahaan. Teknik sampling

(Siallagan dan Machfoez, 2006; dalam Anissa,

yang di gunakan adalah purposive sampling.

juga

tidak

yang

sehingga

mengurangi

yang

resiko

tindakan

2012).
6

adalah

perusahaan

yang

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 4, NO.1, 2014
Metode statistik yang digunakan adalah

Tabel 1

analisis regresi linier berganda yang menggunakan

Uji Model

program SPSS versi 21 untuk melakukan uji statistik
deskriptif,

uji

asumsi

multikolinearitas,

klasik

(normalitas,

Autokorelasi

Model Summaryb

dan

Std.

heterokendatisitas) dan uji hipotesis (koefisisen

Adjusted

Error of

R

R

the

Durbin-

Square

Square

Estimate

Watson

1, 48307

1,940

determinasi, uji statistik F dan uji statistik T).
Persamaan regresi berganda digambarkan dalam

Model

bentuk sebagai berikut yaitu :

R
,298a

1

,089

TA = α + β1 (KI) + β2 (PDK) + β3 (KUA) + β4
(JKA) + ε

Tabel 2

....................(1)

Uji t
Coefficientsa

Keterangan:
Model

TA

: Tax Avoidance

KI

: Kepemilikan Institusional

PDK

: Prosentase Dewan Komisaris

Unstandardize

Standar

d Coefficients

dized

t

Sig.

Coeffici
ents
B

Std.

Independen
KUA

,075

Beta

Error
1

: Kualitas Audit

(Con

0,205

0,047

0,202

0,201

-

0,343

-0,11

-1,976

0,05

1,004

0,32

-1,806

0,07

stant)

JKA

: Jumlah Komite Audit

α

: Konstanta persamaan regresi

ß1,2,...,13

: Koefisien pada setiap variabel

ε

: Perkiraan kemungkinan error

KI

0,061

PDK

0,619

KUA

0,135

0,192

-0,265

0,705

0,48

-

0,554

0,043

-4,247

0

JKA

2,351
a. Dependent Variable: TA

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berikut

ini

tentang

Dari tabel 1 Koefisien determinasi dapat

gambaran umum pengumpulan data penelitian,

dilihat dari nilai R Square yakni sebesar 8,9%, yang

pengujian asumsi klasik yang terdiri dari uji

menunjukkan bahwa sebesar 8,9% dari adanya

normalitas,

uji

praktek tax avoidance dapat dijelaskan oleh variabel

heteroskedastisitas, dan uji autokolerasi, pengolahan

corporate governance (kepemilikan institusional,

data dan pengujian hipotesis yang meliputi uji

prosentase dewan komisaris independen, kualitas

signifikasi parsial (uji statistik t) dan uji signifikasi

audit, jumlah komite audit), sedangkan sisanya

simultan (uji statistik F).

sebesar 91,1% dijelaskan oleh variabel-variabel lain.

Analisis Data

Dari tabel 2 dapat diperoleh persamaan regresi linier

uji

akan

dijelaskan

multikolinieritas,

berganda sebagai berikut:

Dari pengolahan data dengan bantuan

TA = 0,205 + 0,202KI – 0,619PDK + 0,135KUA –

SPSS diperoleh hasil pada tabel 1 dan tabel 2.

2,351JKA
7

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 4, NO.1, 2014

Pembahasan

digunakan

untuk

melakukan

pengawasan

dan

1. Pengaruh kepemilikan institusional terhadap tax

pengendalian dalam sebuah perusahaan oleh direksi
dan manajemen, sehingga keberadaan mereka tidak

avoidance.
kepemilikan

hanya formalitas belaka (Annisa, 2012). Dewan

institusional tidak memiliki pengaruh signifikan

komisaris independen adalah pihak yang tidak

terhadap tax avoidance. Hal ini sejalan dengan

terafiliasi dalam segala hal dengan pemegang saham

penelitian yang dilakukan oleh Anissa (2012).

pengendali, tidak memiliki hubungan afiliasi dengan

Kepemilikan

tidak

direksi atau dewan komisaris serta tidak menjabat

berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance

sebagai direktur pada suatu perusahaan yang terkait

memiliki arti bahwa besar kecilnya kepemilikan

dengan perusahaan pemilik. Dewan komisaris

tax

independen harus memahami undang-undang dan

avoidance yang dilakukan oleh perusahaan

peraturan tentang pasar modal serta diusulkan oleh

tersebut

Kepemilikan

pemegang saham yang bukan merupakan pemegang

memainkan

saham pengendali dalam Rapat Umum Pemegang

mengawasi,

Saham (RUPS) (Pohan, 2008; dalam Annisa 2012).

Dalam

penelitian

institusional

institusional

tidak

peranan

yang

membuat

dapat

institusional

ini

praktik

dihindari.

harusnya
penting

mendisiplinkan dan

mampu
untuk

mempengaruhi

3. Pengaruh kualitas audit terhadap tax avoidance.

manajer

Dalam penelitian ini kualitas audit tidak

sehingga, dapat memaksa manajemen untuk
menghindari

perilaku

kepentingannya

memiliki pengaruh signifikan terhadap tax

mementingkan

sendiri.

Akan

avoidance.

tetapi,

Hal

ini

tidak

sejalan

dengan

terkonsentrasinya struktur kepemilikan belum

penelitian yang dilakukan oleh Anissa (2012).

mampu memberikan kontrol yang baik terhadap

Kualitas audit yang tidak berpengaruh signifikan

tindakan manajemen atas sikap memenuhi

terhadap tax avoidance menunjukkan bahwa

kepentingannya sendiri (Isnanta, 2008). Menurut

tidak ada perbedaan yang signifikan antara

Jasen dan Meckling (1976) dalam Sujoko (2006)

perusahaan yang diaudit oleh KAP The Big Four

memaparkan bahwa hasil temuan penelitian ini

maupun KAP non The Big Four terhadap

tidak

mendukung

agency

theory,

penanggulangan praktek tax avoidance, hal ini

karena

berdasarkan agency theory terdapat pemisahan

dikarenakan

antara pemilik dengan pengelola, akan tetapi

laporan keuangan berpedoman pada standart

hasil penelitian menunjukkan peranan pendiri

pengendalian

perusahaan sangat dominan dalam menentukan

ditetapkan oleh Dewan Standar Profesional

kebijakan perusahaan.

Akuntan

2. Pengaruh

prosentase

dewan

ketika

KAP

mutu

Publik

mengaudit

kualitas

Institut

audit

Akuntan

suatu

telah

Publik

Indonesia (DSPAP IAPI) dan aturan etika

komisaris

akuntan publik yang ditetapkan oleh IAPI

independen terhadap tax avoidance.

sehingga

Dalam penelitian ini prosentase dewan

dalam

pelaksanaannya

sudah

didasarkan pada aturan yang ada.

komisaris independen memiliki pengaruh dengan

4. Pengaruh jumlah komite audit terhadap tax

tingkat signifikan 10% terhadap tax avoidance. Hal

avoidance.

ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Anissa (2012). Temuan ini memiliki arti bahwa

Dalam penelitian ini jumlah komite audit

semakin besar prosentase variabel PDK dapat

memiliki pengaruh signifikan terhadap tax
avoidance. Hal ini sejalan dengan penelitian
8

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 4, NO.1, 2014
yang dilakukan oleh Anissa (2012). Jumlah

pengaruh variabel terkait pada setiap industri

komite

terhadap praktek tax avoidance.

audit

yang

berpengaruh

signifikan

terhadap tax avoidance menunjukkan semakin

b. Diharapkan dapat menggunakan variabel lain

banyaknya jumlah komite audit yang ada pada

yang berpengaruh terhadap tax avoidance, misal

sebuah perusahaan dapat membuat praktek tax

karakteristik perusahaan.

avoidance yang dilakukan pada perusahaan

c. Diharapkan dapat menambah rentang waktu

tersebut dapat diminimalisir. Selain itu Bursa

penelitian

Efek Indonesia (BEI) mensyaratkan paling

pengamatan yang lebih panjang agar lebih

sedikit

menangkap

komite

audit

harus

tiga

orang

(Pohan,2008), jika jumlah komite audit kurang

dengan

fenomena

mengambil

tax

periode

avoidance

yang

dilakukan perusahaan.

dari tiga orang maka tidak sesuai dengan
perturan BEI maka akan meningkatkan tindakan

Keterbatasan

manajemen dalam melakukan minimalisasi laba

Penelitian

untuk kepentingan pajak (Pohan,2008). Komite

keterbatasan yaitu:

audit

memberikan

a. Penelitian ini menggunakan perusahaan yang

pandangan mengenai masalah-masalah yang

sahamnya terdaftar di Bursa Efek Indonesia

berhubungan

(BEI)

yang

berfungsi

dengan

untuk

kebijakan

keuangan,

secara

ini

memiliki

keseluruhan

beberapa

sebagai

objek

akuntansi, dan pengendalian internal perusahaan

penelitian, sehingga hasil penelitian tidak dapat

harus memiliki kompetensi yang cukup akan hal

ditarik

yang menjadi tanggung jawabnya (Mayangsari,

industri karena tiap sektor industri memiliki

2003; dalam Annisa, 2012).

kekhasan yang berbeda-beda.

kesimpulannya

untuk

setiap

sektor

b. Koefisien determinasi dapat dilihat dari nilai R
KESIMPULAN, SARAN, DAN

Square yakni sebesar 8,9%, yang menunjukkan

KETERBATASAN

bahwa hanya sebesar 8,9% dari adanya praktek
tax avoidance dapat dijelaskan oleh variabel

Kesimpulan

corporate governance (kepemilikan institusional,

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan

prosentase dewan komisaris independen, kualitas

bahwa corporate governance yang terdiri dari

audit, jumlah komite audit), sedangkan sisanya

kepemilikan institusional, dan kualitas audit tidak

sebesar 91,1% dijelaskan oleh variabel-variabel

berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance,

lain.

sedangkan prosentase dewan komisaris independen,
dan jumlah komite audit

c. Tidak dapat menangkap fenomena variabel

berpengaruh signifikan

kepemilikan institusional dengan baik, karena
informasi pada laporan keuangan terdapat badan

terhadap tax avoidance.

usaha dengan kepemilikan yang sangat kecil

Saran

sehingga digabungkan dengan kepemilikan oleh
Berdasarkan kesimpulan yang ada, maka

saran

yang

dapat

diberikan

kepada

masyarakat.

peneliti

selanjutnya adalah sebagai berikut:
a. Dapat menggunakan sampel yang dikhususkan
pada satu sektor industri, agar dapat melihat
9

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 4, NO.1, 2014
Dewi, Kristiana. 2014. Pengaruh Karakter Eksekutif,

REFERENSI

Karakteristik Perusahaan, Dan Dimensi Tata
Kelola Perusahaan Yang Baik Pada Tax

Annisa, N. A. dan Kurniasih, L., (2012), Pengaruh
Corporate

Governance

terhadap

Avoidance Di Bursa Efek Indonesia .

Tax

Avoidance, Jurnal Akuntansi dan Auditing,

Universitas Udayana. Bali.
Forum for Corporate Governance Indonesia, “Tata

Vol. 8, No. 2, Mei: 123-132.
Armstrong, Christopher S., Blouin, J.L., Jagolinzer,

Kelola Perusahaan (Corporate Governance),”

Alan D., dan Larcker, David F. (2012).

dalam Good Corporate Governance Konsep

Corporate Governance, Incentives, and Tax

dan Implementasi Perusahaan Publik dan

Avoidance. Inggris : Stanford University.

Korporasi Indonesia (Jakarta, Forum for
Corporate Governance in Indonesia, 2002).

Budiman, J. Dan Setiyono. (2012). Pengaruh
Forum

Karakter Eksekutif terhadap Penghindaran

for

Corporate

Governance

Indonesia.

Pajak (Tax Avoidance). Simposium Nasional

Peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit

Akuntansi XV. Banjarmasin.

dalam Pelaksanaan Corporate Governance
(Tata Kelola Perusahaan). Edisi ke-2. Jakarta

Bovi, Maurizio. 2005. Book-Tax Gap, An Income
Horse

Race.

Working

Paper

No.

Friese, A, S. Link, dan S. Mayer. 2006. Taxation

61,

and Corporate Governance. Working Paper.

Desember 2005.
Daniri, M. A., 2005, Good Corporate Governance

Gedajlovic, E., D. Shapiro & B. Buduru. (2003) .

dalam Konsep dan Penerapannya dalam

Financial Ownership, Diversification and

konteks di Indonesia (1st ed.). Jakarta: Ray

Firm Profitability in Japan. Journal of

Indonesia.

Management and Governance, 7:315-335.

Darmawanti, Deni. 2006. Pengaruh Karakteristik

Ghozali, Imam. 2011, Aplikasi Analisis Multivariate

Perusahaan Dan Faktor Regulasi Terhadap

dengan program IBM SPSS, Semarang:

Kualitas

Implementasi

Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Corporate

Ghozali,

Governance. Simposium Nasional Akuntansi

(2009).

Aplikasi

Analisis

Multivariate dengan Program SPSS (4th ed.).

IX. Padang

Semarang : Badan Penerbit Universitas

Darussalam, dan D. Septriadi, 2009, Tax Avoidance,

Diponegoro.

Tax Planning, Tax Evasion, dan Anti

Haruman,

Avoidance Rule, (htpp://www.ortax.org.com,

dan

De Angelo, L. E., 1981, Auditor Size and Audit
Journal

of

tendi.

2008.

Pengaruh

Struktur

Kepemilikan Terhadap Keputusan Keuangan

diunduh 17 Agustus 2013).

Quality,

Imam.

Accounting

Nilai

Perusahaan

Survey

Pada

Perusahaan Manufaktur di PT. Bursa Efek

and

Economics. Vol. 3, No. 3, Juli:183-199.

Indonesia.

Desai, M. A. dan Dharmapala, Dhammika. (2007).

Indonesia.

SNA

XI

: Ikatan

Akuntan

Institute For Economic and Financial Research,

Corporate Tax Avoidance and Firm Value.

(2013), Indonesian Capital Market Directory

Journal of Financial economics.

2013, Jakarta

Desai, M. A. dan Dharmapala, Dhammika. (2007).

Irawan, H. P. & Farahmita, A., 2012. Pengaruh

Corporate Tax Avoidance and High-Powered

Kompensasi

Incentives. Journal of Financial economics,
79, 145-179.
10

Manajemen

dan

Corporate

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 4, NO.1, 2014
Sartori, Nicola. 2010. Effect of Strategic Tax

Governance Terhadap Manajemen Pajak

Behaviors

Perusahaan.
Jensen, M. C., W. H. Meckling. 1976. Theory of The

Ownership

Structure.

Journal

Corporate

Governance.

www.ssrn.com

Firm : Manajerial Behaviour, Agency Cost,
and

on

Scott, William R. 2000. Financial Accounting
Theory : 6th Edition. New Jersey: Prentice

of

Financial and Economics, 3, 305-360.

Hall.

Kurniasih, T. dan Sari, M. M. R. (2013). Pengaruh

Siallagan, Hamongan dan Machfoedz, Mas’ud.

Return on Assets, Leverage, Corporate

(2006). Mekanisme Corporate Governance,

Governance,

Ukuran

dan

Kualitas

Kompensasi

Rugi

Tax

Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang.

Perusahaan,
Fiskal

pada

Laba

dan

Nilai

Perusahaan.

Suandy, Erly. (2008). Perencanaan Pajak (4th ed.).

Avoidance. Buletin Studi Ekonomi, 18 (1),

Jakarta: Salemba Empat.

58-66.
Luayyi, S., 2010. Teori Keagenan dan Manajemen

Sujoko, 2009. Good Corporate Governace dan

Laba dari Sudut Pandang Etika Manajer. EL-

Kebijakan Keuangan Perusahaan. Surabaya :

MUHASABA Vol 1 No.2.

Untag Press
Sunarto, 2009. Teori Keagenan dan Manajemen

Masdupi, Erni. (2005). Analisis Dampak Struktur

Laba. Kajian Akuntansi, pp.13-28.

Kepemilikan pada Kebijakan Hutang dalam
Mengontrol

Konflik

Keagenan.

Jurnal

Surya, Indra dan Yustiavandana, Ivan. (2006).
Penerapan Good Corporate Governance

Ekonomi dan Bisnis Indonesia. 7(1), 15-24.
Meilinda,

M.,

2013,

Pengaruh

Mengesampingkan Hak-hak Istimewa Demi

Corporate

Kelangsungan Usaha. Jakarta : Kencana.

Governance terhadap Manajemen Pajak,
Skripsi Dipublikasikan, Semarang: Fakultas
Ekonomika

dan

Bisnis

The Indonesian Institute for Corporate Governance.

Universitas

2006. www.iicg.org
Ujiyantho

Diponegoro.
Organization

for

Economic

Co-operation

dan

Pramuka.

(2007).

Mekanisme

Corporate Governance, Manajemen Laba

and

Development, 2004, OECD Principles of

dan

Corporate

Perusahaan go public Sektor Manufaktur).

Governance,

2014).

(Studi

Pada

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28
Wien

Ika.

Pengaruh

(2010).

Kepemilikan

Manajemen,

Institusional,

dan

Tahun 2007

Kepemilikan

Corporate

Uppal J.S. 2005. Kasus Penghindaran Pajak Di

Social

Indonesia. Economic Review Journal, 201.

Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan.

Zarkasyi,

Semarang : Universitas Diponegoro.

Pajak

2008.

Good

Corporate

Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya (1st

Governance, Rasio Tobin’s q, Perata Laba
Penghindaran

Wahyudin.

Governance Pada Badan Usaha Manufaktur,

Pohan, H. T. 2008. Pengaruh Good Corporate

terhadap

Keuangan

Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar.

(http://www.oecd.org, diunduh 18 September

Permanasari,

Kinerja

ed.). Bandung. Alfabeta.

pada

Perusahaan Publik. Retrieved July 18, 2013,
from http://hotmanpohan.blogspot.com
11

Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 73 56

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP TAX AVOIDANCE DI BURSA EFEK Pengaruh Corporate Governance Dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Tax Avoidance Di Bursa Efek Indonesia.

1 2 16

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP TAX AVOIDANCE DI BURSA EFEK Pengaruh Corporate Governance Dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Tax Avoidance Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 15

PENDAHULUAN Pengaruh Corporate Governance Dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Tax Avoidance Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 9

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2 6 24

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TAX AVOIDANCE PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 6 112

Pengaruh Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance Dengan Manajemen Laba Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2013

0 0 11

Pengaruh Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance Dengan Manajemen Laba Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2013

0 0 2

Pengaruh Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance Dengan Manajemen Laba Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2013

0 0 7

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TAX AVOIDANCE PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SKRIPSI

0 0 19