Teknologi Gula Cetak dan Gula Semut dari Nira Kelapa
Rekomendasi Teknologi Spesif ik L okasi
Teknologi Gula Cetak dan Gula Semut Dari Nila Kelapa
Proses pengolahan gula merah cetak
dan gula semut
• Penampungan: Nira yang ditampung
adalah nira yang belum rusak atau
belum mengalami fermentasi.
Kondisi yang terbaik dalam pembuatan
gula merah adalah nira yang
mengandung kadar gula di atas 12%
dan pH 6-7.
Untuk menghindari
kerusakan nira saat penampungan
dapat diberi bahan pengawet kapur
sirih.
Disamping menjaga wadah
penampungan agar tetap bersih.
• Penyaringan:
Menggunakan
kain
blacu agar kotoran seperti ranting/
daun, semut, lebah, dan serangga
lainnya tersaring.
• Pemasakan: Nira dituang ke dalam
wajan kemudian dimasak (suhu 110120o C) dan terus menerus dan agar
nira tidak meluap. Dapat pula ditambahkan minyak kelapa (1 sendok
makan/25 l) atau menggunakan kopra
yang dijepit pada kayu lalu dicelup
sekali-kali ke dalam nira yang sedang
dimasak. Nira yang telah masak bila
ditetaskan ke dalam air akan
mengeras.
Gula merah cetak
• Pencetakan: Nira yang telah masak
diaduk terus agar cepat dingin. Ada
juga yang melakukan penumbukan,
yakni menuangkan ke wadah tertentu
lalu ditumbuk dengan menggunakan
sepotong kayu berlangsung kurang
lebih 15 menit.
Selanjutnya nira
dituangkan ke dalam cetakan, telah
dibasahi dengan air bersih agar mudah
dilepaskan.
Bentuk
cetakan
bermacam-macam,
ada
yang
Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BP2TP)
•
berbentuk gelang, kerucut, kubus,
setengah lingkaran, dan sebagainya.
Pengemasan: Gula merah yang dingin
dikeluarkan dari cetakan lalu dikemas.
Macam-macam bahan kemasan yang
dapat digunakan yaitu daun jari, daun
pisang kering, batang pisang kering,
daun lontar, bambu, plastik, dan lainlain.
Gula semut
• Pengkristalan: Nira yang telah masak
didinginkan dalam wajan sambil
diaduk secara perlahan-lahan, lama
pendinginan 10-15 menit. Bila mulai
terbentuk butiran-butiran, pengadukan
dipercepat
dengan
menggunakan
pengaduk kayu yang berbentuk garpu.
• Pengayakan:
Untuk
memperoeh
keseragaman, maka butiran-butiran
yang telah diayak menggunakan
ayakan 20 mess. Sisa ayakan diaduk/
digerus lagi dalam wajan yang masih
panas.
• Pengemasan: Gula semut yang telah
dingin untuk dikemas.
Macammacam bahan kemasan yang dapat
digunakan antara lain kantong plastik,
botol plastik, dan stoples.
Sumber: BPTP Sulawesi Utara
149
Teknologi Gula Cetak dan Gula Semut Dari Nila Kelapa
Proses pengolahan gula merah cetak
dan gula semut
• Penampungan: Nira yang ditampung
adalah nira yang belum rusak atau
belum mengalami fermentasi.
Kondisi yang terbaik dalam pembuatan
gula merah adalah nira yang
mengandung kadar gula di atas 12%
dan pH 6-7.
Untuk menghindari
kerusakan nira saat penampungan
dapat diberi bahan pengawet kapur
sirih.
Disamping menjaga wadah
penampungan agar tetap bersih.
• Penyaringan:
Menggunakan
kain
blacu agar kotoran seperti ranting/
daun, semut, lebah, dan serangga
lainnya tersaring.
• Pemasakan: Nira dituang ke dalam
wajan kemudian dimasak (suhu 110120o C) dan terus menerus dan agar
nira tidak meluap. Dapat pula ditambahkan minyak kelapa (1 sendok
makan/25 l) atau menggunakan kopra
yang dijepit pada kayu lalu dicelup
sekali-kali ke dalam nira yang sedang
dimasak. Nira yang telah masak bila
ditetaskan ke dalam air akan
mengeras.
Gula merah cetak
• Pencetakan: Nira yang telah masak
diaduk terus agar cepat dingin. Ada
juga yang melakukan penumbukan,
yakni menuangkan ke wadah tertentu
lalu ditumbuk dengan menggunakan
sepotong kayu berlangsung kurang
lebih 15 menit.
Selanjutnya nira
dituangkan ke dalam cetakan, telah
dibasahi dengan air bersih agar mudah
dilepaskan.
Bentuk
cetakan
bermacam-macam,
ada
yang
Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BP2TP)
•
berbentuk gelang, kerucut, kubus,
setengah lingkaran, dan sebagainya.
Pengemasan: Gula merah yang dingin
dikeluarkan dari cetakan lalu dikemas.
Macam-macam bahan kemasan yang
dapat digunakan yaitu daun jari, daun
pisang kering, batang pisang kering,
daun lontar, bambu, plastik, dan lainlain.
Gula semut
• Pengkristalan: Nira yang telah masak
didinginkan dalam wajan sambil
diaduk secara perlahan-lahan, lama
pendinginan 10-15 menit. Bila mulai
terbentuk butiran-butiran, pengadukan
dipercepat
dengan
menggunakan
pengaduk kayu yang berbentuk garpu.
• Pengayakan:
Untuk
memperoeh
keseragaman, maka butiran-butiran
yang telah diayak menggunakan
ayakan 20 mess. Sisa ayakan diaduk/
digerus lagi dalam wajan yang masih
panas.
• Pengemasan: Gula semut yang telah
dingin untuk dikemas.
Macammacam bahan kemasan yang dapat
digunakan antara lain kantong plastik,
botol plastik, dan stoples.
Sumber: BPTP Sulawesi Utara
149