Perbup No. 16 Tahun 2015
SALINAN
N
BUPATI MALUKU TENGGARA
PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA
NOMOR 16 TAHUN 2015
TENTANG
MEMBANGUN KEMANDIRIAN PANGAN MELALUI DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK
BERBASIS PANGAN LOKAL (ENBAL)
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI MALUKU TENGGARA,
Menimbang :
a.
bahwa dalam rangka membangun kemandirian pangan
melalui Diversifikasi Pangan Pokok Berbasis Pangan Lokal
(enbal) di Kabupaten Maluku Tenggara sebagaimana
implementasi dari Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun
2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal, maka perlu
dibuat suatu terobosan penganekaragaman konsumsi
pangan pokok menuju kedaulatan pangan untuk
peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pelestarian
sumber daya alam yang dapat dilaksanakan melalui upaya
secara sistematis dan terintegrasi;
b.
bahwa konsumsi pangan pokok masyarakat Kabupaten
Maluku Tenggara sampai saat ini masih sangat didominasi
oleh pangan pokok beras dimana sebelumnya pangan pokok
masyarakat Kei adalah pangan pokok lokal yaitu Enbal;
c.
bahwa untuk membangun kemandirian pangan melalui
diversifikasi pangan pokok berbasis pangan lokal (enbal)
adalah dalam rangka keseimbangan konsumsi pangan
pokok, agar pangan pokok masyarakat tidak hanya
bergantung pada komoditi beras saja tetapi pemanfaatan
pangan pokok berbasis pangan lokal juga dapat
dikembangkan menuju kedaulatan pangan masyarakat
Kabupaten Maluku Tenggara;
d.
bahwa untuk maksud sebagaimana tersebut pada huruf a,
huruf b dan huruf c diatas, perlu membentuk Peraturan
Bupati Maluku Tenggara tentang Membangun Kemandirian
Pangan Melalui Diversifikasi Pangan Pokok Berbasis Pangan
Lokal (Enbal)
Mengingat
:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Undang-Undang Nomor 60 Tahun 1958 tentang Penetapan
Undang-Undang Darurat Nomor 23 Tahun 1957 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Swantantra Tingkat II Dalam
Wilayah Daerah Swantantra Tingkat I Maluku
sebagai
Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 111,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 1645);
Undang-Undang
Nomor
8
Tahun
1999
tentang
Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Tahun 1999
Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3821);
Undang-Undang
Nomor
11
Tahun
2000
tentang
Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor
12 Tambahan Lembaran Negara 4967);
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);
Undang-Undang
Nomor
1
Tahun
2004
tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);
Undang-Undang
Nomor
33
Tahun
2004
tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor
126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
Undang-Undang
Nomor
12
Tahun
2011
tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 5234);
Undang Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan
(Lembaran Negara Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5360);
Undang-Undang
Nomor
23
Tahun
2014
tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587),
sebagaimana telah diubah dengan beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Tahun 2014 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Nomor
5679);
Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1952 tentang
Pembubaran Daerah Maluku Selatan dan Pembentukan
Daerah Maluku Tengah dan Daerah Maluku Tenggara
(Lembaran Negara Tahun 1952 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 264), sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1953 tentang
Pembubaran Daerah Maluku Selatan dan Pembentukan
11.
12.
13.
14.
15.
16.
16.
17.
18.
Daerah Maluku Tengah dan Daerah Maluku Tenggara
(Lembaran Negara Tahun 1953 Nomor 3);
Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label
dan Iklan Pangan (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor
131, Tambahan Lembaran Negara 3867);
Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang
Ketahanan Pangan (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor
142, Tambahan Lembaran Negara 4254);
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang
Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan (Lembaran Negara Tahun
2004 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4424);
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun
2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomorn
4576);
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);
Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2006 tentang Dewan
Ketahanan Pangan;
Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan
Berbasis Sumber Daya Lokal;
Peraturan
Menteri
Pertanian
Nomor
43/Permentan/OT.140/10/2009
tentang
Gerakan
Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis
Sumber Daya Lokal;
Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten
Maluku Tenggara (Lembaran Daerah Tahun 2011 Nomor 8
seri D).
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
:
PERATURAN BUPATI
MALUKU
TENGGARA
TENTANG
MEMBANGUN
KEMANDIRIAN
PANGAN
MELALUI
DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK BERBASIS PANGAN LOKAL
(ENBAL).
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Maluku Tenggara;
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
Kepala Daerah adalah Bupati Maluku Tenggara;
Satuan Kerja Perangkat Daerah adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara;
Badan Ketahanan Pangan adalah Badan Ketahanan Pangan Kabupaten
Maluku Tenggara;
Kepala Badan adalah Kepala Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Maluku
Tenggara;
Kedaulatan pangan adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri
menentukan kebijakan pangan yang menjamin hak atas pangan bagi rakyat
dan yang memberikan hak bagi masyarakat untuk mentukan system pangan
yang sesuai dengan potensi sumber daya local;
Kemandirian pangan adalah kemampuan suatu daerah dalam memproduksi
pangan yang beraneka ragam dari dalam daerah yang dapat menjamin
pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup sampai di tingkat perseorangan
dengan memanfaatkan potensi sumberdaya alam, manusia, social ekonomi
dan kearifan lokal secara bermartabat;
Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk
mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain
yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia
serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya masyarakat
sehingga aman untuk di konsumsi;
Percepatan Pengenekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya
Lokal adalah upaya bersama yang dilakukan oleh pemangku kepentingan
dalam melaksanakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan
berbasis sumber daya lokal meliputi perencanaan, pelaksanaan, monitoring,
evaluasi, pengendalian dan penganggaran;
Konsumsi Pangan adalah makanan atau minuman yang dikonsumsi oleh
manusia untuk memenuhi kebutuhannya;
Pengenekaragaman Konsumsi Pangan adalah proses pemilihan pangan yang
dikonsumsi dengan tidak tergantung pada satu jenis, melainkan terhadap
bermacam-macam bahan pangan;
Pemangku Kepentingan adalah individu atau kelompok yang menerima
dampak baik langsung maupun tidak langsung dari suatu kegiatan,
termasuk mereka yang mempunyai kepentingan serta kemampuan untuk
mempengaruhi tujuan akhir dari kegiatan tersebut;
Pangan Beragam, Bergizi, Berimbang, Aman dan Halal adalah aneka ragam
bahan pangan yang aman, baik sumber karbohidrat, protein maupun vitamin
dan mineral, yang apabila dikonsumsi dalam jumlah yang seimbang dapat
memenuhi kecukupan gizi yang dianjurkan;
Pola Pangan Harapan adalah konsumsi atau susunan pangan atau kelompok
pangan yang didasarkan pada kontribusi energinya baik mutlak maupun
relatif yang memenuhi kebutuhan gizi secara kuantitas, kualitas maupun
keragamanannya dengan mempertimbangkan aspek sosial, budaya, ekonomi,
agama dan citarasa;
16. Pangan Lokal adalah pangan sebagai sumber karbohidrat, protein, lemak,
vitamin dan mineral yang diproduksi dan dikembangkan sesuai dengan
potensi sumber daya wilayah dan budaya setempat;
17. Pangan Olahan adalah makanan atau minuman hasil proses dengan cara
atau metoda tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan;
18. Subtitusi pangan sumber karbohidrat non beras dan terigu adalah sumber
karbohidrat yang berasal dari umbi-umbian dan sumber pangan lainnya.
BAB II
MAKSUD,TUJUAN DAN SASARAN
Bagian Kesatu
Maksud dan Tujuan
Pasal 2
1.
2.
Maksud membangun kemandirian pangan melalui diversifikasi pangan pokok
berbasis pangan lokal (enbal) yaitu upaya membangun kemandirian pangan
dengan lebih banyak bersumber dari pangan lokal (enbal) untuk mendorong
terwujudnya pola konsumsi pangan beragam, bergizi, berimbang, aman dan
halal.
Tujuan membangun kemandirian pangan melalui diversifikasi pangan pokok
berbasis pangan lokal (enbal) adalah :
a. Menurunkan konsumsi beras sebagai bahan pangan pokok masyarakat,
yang diiringi dengan peningkatan konsumsi pangan lokal (enbal). sayuran
dan buah, pangan hewani, kacang-kacangan serta umbi-umbian;
b. Meningkatkan kesadaran dan perilaku masyarakat terhadap konsumsi
pangan pokok berbasis pangan lokal (enbal) yang beragam, bergizi,
berimbang, aman dan halal;
c. Mengembangkan teknologi pengolahan pangan, khususnya pangan pokok
lokal (enbal) agar terjadi peningkatan nilai tambah, status sosial
ekonomi serta permintaan konsumen terhadap komoditas pangan pokok
lokal dalam bentuk enbal;
d. Meningkatkan sosialisasi dan advokasi kepada pemangku kepentingan
agar upaya pencapaian kedaulatan dan kemandirian pangan melalui
diversifikasi pangan pokok berbasis pangan lokal bagi masyarakat
Kabupaten Maluku Tenggara dapat tercapai.
Bagian Kedua
Sasaran
Pasal 3
Sasaran membangun kemandirian pangan melalui diversifikasi pangan pokok
berbasis pangan lokal (enbal) adalah :
a. Tahap I, yaitu skor Pola Pangan Harapan sebesar 80 persen pada Tahun 2015;
b. Tahap II, yaitu skor Pola Pangan Harapan sebesar 90 persen pada Tahun
2018.
BAB III
STRATEGI
Pasal 4
Strategi membangun kemandirian pangan melalui diversifikasi pangan pokok
berbasis
pangan
lokal
(enbal)
dilaksanakan
melalui
internalisasi
penganekaragaman konsumsi pangan pokok berbasis pangan lokal (enbal) serta
pengembangan bisnis dan industri pangan lokal.
BAB IV
TATA LAKSANA KEGIATAN
Bagian Kesatu
Perencanaan
Pasal 5
Perencanaan kegiatan membangun kemandirian pangan melalui diversifikasi
pangan pokok berbasis pangan lokal (enbal) merupakan sintesa dari rencana
masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah yang membidangi ketahanan
pangan, dan dilaksanakan dalam wadah koordinasi badan, selaku Sekretaris
Dewan Ketahanan Pangan Daerah.
Bagian Kedua
Pelaksanaan Kegiatan
Pasal 6
Pelaksanaan kegiatan membangun kemandirian pangan melalui diversifikasi
pangan pokok berbasis pangan lokal (enbal) diselenggarakan melalui kegiatan :
a. internalisasi penganekaragaman konsumsi pangan;
b. pengembangan bisnis dan industri pangan.
Pasal 7
Pelaksanaan internalisasi penganekaragaman konsumsi pangan sebagaimana
dimaksud pada Pasal 6 huruf a, difokuskan pada :
a. Peningkatan kapasitas produksi pangan pokok masyarakat berbasis pangan
lokal (enbal);
b. advokasi, yaitu dalam rangka memberikan solusi untuk mempercepat proses
penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal;
c. kampanye, yaitu dalam rangka penyadaran/awareness kepada aparat dan
masyarakat untuk percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis
sumber daya lokal;
d. promosi dan sosialisasi, yaitu dalam rangka menghimbau dan mengajak
aparat dan masyarakat untuk melaksanakan percepatan penganekaragaman
konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal;
e. pendidikan konsumsi pangan beragam, bergizi, berimbang, aman dan halal
melalui jalur pendidikan non formal untuk seluruh lapisan masyarakat,
khususnya kelompok wanita dan kader PKK tingkat desa/ohoi dalam
pembinaan tim penggerak PKK kabupaten, kecamatan dan desa/ohoi, untuk
mengubah
perilaku
agar
bersedia
dan
mampu
melaksanakan
penganekaragaman konsumsi pangan pokok berbasis sumber daya lokal
(enbal);
f. penyuluhan kepada ibu rumah tangga dan remaja, terutama ibu hamil, ibu
menyusui dan wanita usia subur tentang manfaat mengkonsumsi pangan yang
beragam, bergizi, berimbang, aman dan halal;
g. pemanfaatan pekarangan dan potensi pangan di sekitar lingkungan;
h. pembinaan industri rumah tangga guna meningkatkan kesadaran untuk
memproduksi dan menyediakan aneka ragam pangan yang aman berbasis
sumber daya lokal serta memfasilitasi pengembangan bisnis pangan,
permodalan dan pemasaran kepada pengusaha di bidang pangan, olahan
maupun siap saji yang berbasis sumber daya lokal (enbal);
i. pengembangan dan pemanfaatan aplikasi paket teknologi terapan terhadap
pengolahan aneka pangan berbasis sumber daya lokal;
j. pemberian penghargaan kepada individu/perorangan dan kelompok
masyarakat yang dinilai telah berprestasi sebagai pelopor dalam menjalankan
dan memajukan upaya percepatan penganekaragaman konsumsi pangan
pokok berbasis sumber daya lokal.
Pasal 8
Pelaksanaan pengembangan bisnis dan industri pangan sebagaimana dimaksud
pada pasal 6 huruf b, difokuskan pada kegiatan :
a. fasilitas kepada kelompok wanita, Kelompok tani/gabungan kelompok tani
untuk pengembangan bisnis pangan segar, industri bahan baku, industri
pangan olahan dan pangan siap saji yang aman berbasis sumber daya lokal
(enbal);
b. penerapan standar mutu pangan;
c. peran serta aktif swasta dan dunia usaha dalam pengembangan industri dan
bisnis pangan lokal;
d. penghargaan kepada industri rumah tangga dan dunia usaha di bidang
pangan berbasis sumber daya lokal.
Bagian Ketiga
Tim Teknis
Pasal 9
(1) Untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan membangun kemandirian pangan
melalui diversifikasi pangan pokok berbasis pangan lokal (enbal) dibentuk Tim
Efektif Kabupaten Maluku Tenggara dengan keanggotaan terdiri dari Satuan
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Keja Perangkat Daerah yang menangani perencanaan dan seleuruh
stakeholders yang berkepentingan di bidang Ketahanan Pangan di tingkat
Kabupaten.
Tim Efektif Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas
membina, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan membangun
kemandirian pangan melalui diversifikasi pangan pokok berbasis pangan lokal
(enbal).
Tim Efektif Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diketuai oleh
Kepala Badan Ketahanan Pangan selaku Sekretaris Dewan Ketahanan Pangan
Daerah.
Dalam
melaksanakan
tugasnya,
Ketua
Tim
Efektif
Kabupaten
bertanggungjawab kepada Bupati selaku Ketua Dewan Ketahanan Pangan
Daerah.
Susunan Keanggotaan Tim Efektif Kabupaten sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan (3), ditetapkan oleh Bupati.
Integrasi dan sinkronisasi kegiatan serta penganggaran membangun
kemandirian pangan melalui diversifikasi pangan pokok berbasis pangan lokal
(enbal) dilaksanakan secara terkoordinasi melalui Dewan Ketahanan Pangan
Kabupaten Maluku Tenggara.
Bagian Keempat
Rapat Koordinasi
Pasal 10
(1) Tim Efektif sebagaimana dimaksud Pasal 9, mengadakan rapat koordinasi
paling kurang 3 (tiga) kali dalam 1 (satu) tahun, dan atau sewaktu-waktu
apabila diperlukan, yaitu untuk :
a. Membahas dan merumuskan kebijakan operasional membangun
kemandirian pangan melalui diversifikasi pangan pokok berbasis pangan
lokal (enbal);
b. Membahas permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan membangun
kemandirian pangan melalui diversifikasi pangan pokok berbasis pangan
lokal (enbal);
c. Mengambil keputusan yang berkaitan dengan permasalahan yang timbul
dalam pelaksanaan membangun kemandirian pangan melalui diversifikasi
pangan pokok berbasis pangan lokal (enbal).
(2) Rapat koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh Ketua
Tim Efektif.
(3) Dalam waktu Ketua Tim Efektif berhalangan hadir pada rapat koordinasi,
maka dapat mewakili dan kepada pejabat lain yang jabatannya satu tingkat
dibawah Ketua Tim Efektif untuk mewakilinya.
(4) Keputusan rapat pada tim Efektif adalah bersifat mengikat Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang duduk dalam keanggotaan Tim Efektif.
BAB V
PEMBIAYAAN
Pasal 11
Pembiayaan yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan membangun
kemandirian pangan melalui diversifikasi pangan pokok berbasis pangan lokal
(enbal), dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Maluku Tenggara dan sumber dana lainnya yang sah dan tidak mengikat.
BAB VI
MONITORING DAN PENGENDALIAN
Pasal 12
Monitoring dan pengendalian pelaksanaan untuk mempermudah pelaksanaan
membangun kemandirian pangan melalui diversifikasi pangan pokok berbasis
pangan lokal (enbal) di Kabupaten Maluku Tenggara, dilaksanakan secara periodik
paling kurang 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun dan dilakukan melalui koordinasi
oleh Dewan Ketahanan Pangan Daerah.
BAB VII
EVALUASI DAN PELAPORAN
Pasal 13
(1) Tim Efektif melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan membangun
kemandirian pangan melalui diversifikasi pangan pokok berbasis pangan lokal
(enbal);
(2) Kepala Badan Ketahanan Pangan selaku Ketua Tim Efektif menyampaikan
seluruh laporan pelaksanaan membangun kemandirian pangan melalui
diversifikasi pangan pokok berbasis pangan lokal (enbal) kepada Bupati selaku
Ketua Dewan Ketahanan Pangan Daerah, secara periodik paling kurang 1
(satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
(3) Laporan pelaksanaan membangun kemandirian pangan melalui diversifikasi
pangan pokok berbasis pangan lokal (enbal), meliputi kegiatan internalisasi
penganekaragaman konskumsi pangan serta pengembangan bisnis dan
industri pangan.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 14
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam peraturan ini mengenai teknis
pelaksanaannya akan diatur dan ditetapkan kemudian oleh Bupati.
Pasal 15
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten
Maluku Tenggara.
Ditetapkan di Langgur
Pada tanggal, 2 November 2015
BUPATI MALUKU TENGGARA,
Cap/ttd.
ANDERIAS RENTANUBUN
Diundangkan di Langgur
Pada tanggal, 2 November 2015
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN MALUKU TENGGARA,
Cap/ttd.
PETRUS BERUATWARIN
BERITA DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA TAHUN 2015 NOMOR 16
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HAM,
P. B. ROY RAHAJAAN, SH, M.Si
NIP. 19680529 198803 1 004
N
BUPATI MALUKU TENGGARA
PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA
NOMOR 16 TAHUN 2015
TENTANG
MEMBANGUN KEMANDIRIAN PANGAN MELALUI DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK
BERBASIS PANGAN LOKAL (ENBAL)
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI MALUKU TENGGARA,
Menimbang :
a.
bahwa dalam rangka membangun kemandirian pangan
melalui Diversifikasi Pangan Pokok Berbasis Pangan Lokal
(enbal) di Kabupaten Maluku Tenggara sebagaimana
implementasi dari Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun
2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal, maka perlu
dibuat suatu terobosan penganekaragaman konsumsi
pangan pokok menuju kedaulatan pangan untuk
peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pelestarian
sumber daya alam yang dapat dilaksanakan melalui upaya
secara sistematis dan terintegrasi;
b.
bahwa konsumsi pangan pokok masyarakat Kabupaten
Maluku Tenggara sampai saat ini masih sangat didominasi
oleh pangan pokok beras dimana sebelumnya pangan pokok
masyarakat Kei adalah pangan pokok lokal yaitu Enbal;
c.
bahwa untuk membangun kemandirian pangan melalui
diversifikasi pangan pokok berbasis pangan lokal (enbal)
adalah dalam rangka keseimbangan konsumsi pangan
pokok, agar pangan pokok masyarakat tidak hanya
bergantung pada komoditi beras saja tetapi pemanfaatan
pangan pokok berbasis pangan lokal juga dapat
dikembangkan menuju kedaulatan pangan masyarakat
Kabupaten Maluku Tenggara;
d.
bahwa untuk maksud sebagaimana tersebut pada huruf a,
huruf b dan huruf c diatas, perlu membentuk Peraturan
Bupati Maluku Tenggara tentang Membangun Kemandirian
Pangan Melalui Diversifikasi Pangan Pokok Berbasis Pangan
Lokal (Enbal)
Mengingat
:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Undang-Undang Nomor 60 Tahun 1958 tentang Penetapan
Undang-Undang Darurat Nomor 23 Tahun 1957 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Swantantra Tingkat II Dalam
Wilayah Daerah Swantantra Tingkat I Maluku
sebagai
Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 111,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 1645);
Undang-Undang
Nomor
8
Tahun
1999
tentang
Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Tahun 1999
Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3821);
Undang-Undang
Nomor
11
Tahun
2000
tentang
Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor
12 Tambahan Lembaran Negara 4967);
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);
Undang-Undang
Nomor
1
Tahun
2004
tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);
Undang-Undang
Nomor
33
Tahun
2004
tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor
126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
Undang-Undang
Nomor
12
Tahun
2011
tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 5234);
Undang Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan
(Lembaran Negara Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5360);
Undang-Undang
Nomor
23
Tahun
2014
tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587),
sebagaimana telah diubah dengan beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Tahun 2014 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Nomor
5679);
Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1952 tentang
Pembubaran Daerah Maluku Selatan dan Pembentukan
Daerah Maluku Tengah dan Daerah Maluku Tenggara
(Lembaran Negara Tahun 1952 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 264), sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1953 tentang
Pembubaran Daerah Maluku Selatan dan Pembentukan
11.
12.
13.
14.
15.
16.
16.
17.
18.
Daerah Maluku Tengah dan Daerah Maluku Tenggara
(Lembaran Negara Tahun 1953 Nomor 3);
Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label
dan Iklan Pangan (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor
131, Tambahan Lembaran Negara 3867);
Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang
Ketahanan Pangan (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor
142, Tambahan Lembaran Negara 4254);
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang
Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan (Lembaran Negara Tahun
2004 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4424);
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun
2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomorn
4576);
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);
Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2006 tentang Dewan
Ketahanan Pangan;
Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan
Berbasis Sumber Daya Lokal;
Peraturan
Menteri
Pertanian
Nomor
43/Permentan/OT.140/10/2009
tentang
Gerakan
Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis
Sumber Daya Lokal;
Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten
Maluku Tenggara (Lembaran Daerah Tahun 2011 Nomor 8
seri D).
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
:
PERATURAN BUPATI
MALUKU
TENGGARA
TENTANG
MEMBANGUN
KEMANDIRIAN
PANGAN
MELALUI
DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK BERBASIS PANGAN LOKAL
(ENBAL).
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Maluku Tenggara;
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
Kepala Daerah adalah Bupati Maluku Tenggara;
Satuan Kerja Perangkat Daerah adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara;
Badan Ketahanan Pangan adalah Badan Ketahanan Pangan Kabupaten
Maluku Tenggara;
Kepala Badan adalah Kepala Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Maluku
Tenggara;
Kedaulatan pangan adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri
menentukan kebijakan pangan yang menjamin hak atas pangan bagi rakyat
dan yang memberikan hak bagi masyarakat untuk mentukan system pangan
yang sesuai dengan potensi sumber daya local;
Kemandirian pangan adalah kemampuan suatu daerah dalam memproduksi
pangan yang beraneka ragam dari dalam daerah yang dapat menjamin
pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup sampai di tingkat perseorangan
dengan memanfaatkan potensi sumberdaya alam, manusia, social ekonomi
dan kearifan lokal secara bermartabat;
Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk
mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain
yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia
serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya masyarakat
sehingga aman untuk di konsumsi;
Percepatan Pengenekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya
Lokal adalah upaya bersama yang dilakukan oleh pemangku kepentingan
dalam melaksanakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan
berbasis sumber daya lokal meliputi perencanaan, pelaksanaan, monitoring,
evaluasi, pengendalian dan penganggaran;
Konsumsi Pangan adalah makanan atau minuman yang dikonsumsi oleh
manusia untuk memenuhi kebutuhannya;
Pengenekaragaman Konsumsi Pangan adalah proses pemilihan pangan yang
dikonsumsi dengan tidak tergantung pada satu jenis, melainkan terhadap
bermacam-macam bahan pangan;
Pemangku Kepentingan adalah individu atau kelompok yang menerima
dampak baik langsung maupun tidak langsung dari suatu kegiatan,
termasuk mereka yang mempunyai kepentingan serta kemampuan untuk
mempengaruhi tujuan akhir dari kegiatan tersebut;
Pangan Beragam, Bergizi, Berimbang, Aman dan Halal adalah aneka ragam
bahan pangan yang aman, baik sumber karbohidrat, protein maupun vitamin
dan mineral, yang apabila dikonsumsi dalam jumlah yang seimbang dapat
memenuhi kecukupan gizi yang dianjurkan;
Pola Pangan Harapan adalah konsumsi atau susunan pangan atau kelompok
pangan yang didasarkan pada kontribusi energinya baik mutlak maupun
relatif yang memenuhi kebutuhan gizi secara kuantitas, kualitas maupun
keragamanannya dengan mempertimbangkan aspek sosial, budaya, ekonomi,
agama dan citarasa;
16. Pangan Lokal adalah pangan sebagai sumber karbohidrat, protein, lemak,
vitamin dan mineral yang diproduksi dan dikembangkan sesuai dengan
potensi sumber daya wilayah dan budaya setempat;
17. Pangan Olahan adalah makanan atau minuman hasil proses dengan cara
atau metoda tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan;
18. Subtitusi pangan sumber karbohidrat non beras dan terigu adalah sumber
karbohidrat yang berasal dari umbi-umbian dan sumber pangan lainnya.
BAB II
MAKSUD,TUJUAN DAN SASARAN
Bagian Kesatu
Maksud dan Tujuan
Pasal 2
1.
2.
Maksud membangun kemandirian pangan melalui diversifikasi pangan pokok
berbasis pangan lokal (enbal) yaitu upaya membangun kemandirian pangan
dengan lebih banyak bersumber dari pangan lokal (enbal) untuk mendorong
terwujudnya pola konsumsi pangan beragam, bergizi, berimbang, aman dan
halal.
Tujuan membangun kemandirian pangan melalui diversifikasi pangan pokok
berbasis pangan lokal (enbal) adalah :
a. Menurunkan konsumsi beras sebagai bahan pangan pokok masyarakat,
yang diiringi dengan peningkatan konsumsi pangan lokal (enbal). sayuran
dan buah, pangan hewani, kacang-kacangan serta umbi-umbian;
b. Meningkatkan kesadaran dan perilaku masyarakat terhadap konsumsi
pangan pokok berbasis pangan lokal (enbal) yang beragam, bergizi,
berimbang, aman dan halal;
c. Mengembangkan teknologi pengolahan pangan, khususnya pangan pokok
lokal (enbal) agar terjadi peningkatan nilai tambah, status sosial
ekonomi serta permintaan konsumen terhadap komoditas pangan pokok
lokal dalam bentuk enbal;
d. Meningkatkan sosialisasi dan advokasi kepada pemangku kepentingan
agar upaya pencapaian kedaulatan dan kemandirian pangan melalui
diversifikasi pangan pokok berbasis pangan lokal bagi masyarakat
Kabupaten Maluku Tenggara dapat tercapai.
Bagian Kedua
Sasaran
Pasal 3
Sasaran membangun kemandirian pangan melalui diversifikasi pangan pokok
berbasis pangan lokal (enbal) adalah :
a. Tahap I, yaitu skor Pola Pangan Harapan sebesar 80 persen pada Tahun 2015;
b. Tahap II, yaitu skor Pola Pangan Harapan sebesar 90 persen pada Tahun
2018.
BAB III
STRATEGI
Pasal 4
Strategi membangun kemandirian pangan melalui diversifikasi pangan pokok
berbasis
pangan
lokal
(enbal)
dilaksanakan
melalui
internalisasi
penganekaragaman konsumsi pangan pokok berbasis pangan lokal (enbal) serta
pengembangan bisnis dan industri pangan lokal.
BAB IV
TATA LAKSANA KEGIATAN
Bagian Kesatu
Perencanaan
Pasal 5
Perencanaan kegiatan membangun kemandirian pangan melalui diversifikasi
pangan pokok berbasis pangan lokal (enbal) merupakan sintesa dari rencana
masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah yang membidangi ketahanan
pangan, dan dilaksanakan dalam wadah koordinasi badan, selaku Sekretaris
Dewan Ketahanan Pangan Daerah.
Bagian Kedua
Pelaksanaan Kegiatan
Pasal 6
Pelaksanaan kegiatan membangun kemandirian pangan melalui diversifikasi
pangan pokok berbasis pangan lokal (enbal) diselenggarakan melalui kegiatan :
a. internalisasi penganekaragaman konsumsi pangan;
b. pengembangan bisnis dan industri pangan.
Pasal 7
Pelaksanaan internalisasi penganekaragaman konsumsi pangan sebagaimana
dimaksud pada Pasal 6 huruf a, difokuskan pada :
a. Peningkatan kapasitas produksi pangan pokok masyarakat berbasis pangan
lokal (enbal);
b. advokasi, yaitu dalam rangka memberikan solusi untuk mempercepat proses
penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal;
c. kampanye, yaitu dalam rangka penyadaran/awareness kepada aparat dan
masyarakat untuk percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis
sumber daya lokal;
d. promosi dan sosialisasi, yaitu dalam rangka menghimbau dan mengajak
aparat dan masyarakat untuk melaksanakan percepatan penganekaragaman
konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal;
e. pendidikan konsumsi pangan beragam, bergizi, berimbang, aman dan halal
melalui jalur pendidikan non formal untuk seluruh lapisan masyarakat,
khususnya kelompok wanita dan kader PKK tingkat desa/ohoi dalam
pembinaan tim penggerak PKK kabupaten, kecamatan dan desa/ohoi, untuk
mengubah
perilaku
agar
bersedia
dan
mampu
melaksanakan
penganekaragaman konsumsi pangan pokok berbasis sumber daya lokal
(enbal);
f. penyuluhan kepada ibu rumah tangga dan remaja, terutama ibu hamil, ibu
menyusui dan wanita usia subur tentang manfaat mengkonsumsi pangan yang
beragam, bergizi, berimbang, aman dan halal;
g. pemanfaatan pekarangan dan potensi pangan di sekitar lingkungan;
h. pembinaan industri rumah tangga guna meningkatkan kesadaran untuk
memproduksi dan menyediakan aneka ragam pangan yang aman berbasis
sumber daya lokal serta memfasilitasi pengembangan bisnis pangan,
permodalan dan pemasaran kepada pengusaha di bidang pangan, olahan
maupun siap saji yang berbasis sumber daya lokal (enbal);
i. pengembangan dan pemanfaatan aplikasi paket teknologi terapan terhadap
pengolahan aneka pangan berbasis sumber daya lokal;
j. pemberian penghargaan kepada individu/perorangan dan kelompok
masyarakat yang dinilai telah berprestasi sebagai pelopor dalam menjalankan
dan memajukan upaya percepatan penganekaragaman konsumsi pangan
pokok berbasis sumber daya lokal.
Pasal 8
Pelaksanaan pengembangan bisnis dan industri pangan sebagaimana dimaksud
pada pasal 6 huruf b, difokuskan pada kegiatan :
a. fasilitas kepada kelompok wanita, Kelompok tani/gabungan kelompok tani
untuk pengembangan bisnis pangan segar, industri bahan baku, industri
pangan olahan dan pangan siap saji yang aman berbasis sumber daya lokal
(enbal);
b. penerapan standar mutu pangan;
c. peran serta aktif swasta dan dunia usaha dalam pengembangan industri dan
bisnis pangan lokal;
d. penghargaan kepada industri rumah tangga dan dunia usaha di bidang
pangan berbasis sumber daya lokal.
Bagian Ketiga
Tim Teknis
Pasal 9
(1) Untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan membangun kemandirian pangan
melalui diversifikasi pangan pokok berbasis pangan lokal (enbal) dibentuk Tim
Efektif Kabupaten Maluku Tenggara dengan keanggotaan terdiri dari Satuan
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Keja Perangkat Daerah yang menangani perencanaan dan seleuruh
stakeholders yang berkepentingan di bidang Ketahanan Pangan di tingkat
Kabupaten.
Tim Efektif Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas
membina, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan membangun
kemandirian pangan melalui diversifikasi pangan pokok berbasis pangan lokal
(enbal).
Tim Efektif Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diketuai oleh
Kepala Badan Ketahanan Pangan selaku Sekretaris Dewan Ketahanan Pangan
Daerah.
Dalam
melaksanakan
tugasnya,
Ketua
Tim
Efektif
Kabupaten
bertanggungjawab kepada Bupati selaku Ketua Dewan Ketahanan Pangan
Daerah.
Susunan Keanggotaan Tim Efektif Kabupaten sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan (3), ditetapkan oleh Bupati.
Integrasi dan sinkronisasi kegiatan serta penganggaran membangun
kemandirian pangan melalui diversifikasi pangan pokok berbasis pangan lokal
(enbal) dilaksanakan secara terkoordinasi melalui Dewan Ketahanan Pangan
Kabupaten Maluku Tenggara.
Bagian Keempat
Rapat Koordinasi
Pasal 10
(1) Tim Efektif sebagaimana dimaksud Pasal 9, mengadakan rapat koordinasi
paling kurang 3 (tiga) kali dalam 1 (satu) tahun, dan atau sewaktu-waktu
apabila diperlukan, yaitu untuk :
a. Membahas dan merumuskan kebijakan operasional membangun
kemandirian pangan melalui diversifikasi pangan pokok berbasis pangan
lokal (enbal);
b. Membahas permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan membangun
kemandirian pangan melalui diversifikasi pangan pokok berbasis pangan
lokal (enbal);
c. Mengambil keputusan yang berkaitan dengan permasalahan yang timbul
dalam pelaksanaan membangun kemandirian pangan melalui diversifikasi
pangan pokok berbasis pangan lokal (enbal).
(2) Rapat koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh Ketua
Tim Efektif.
(3) Dalam waktu Ketua Tim Efektif berhalangan hadir pada rapat koordinasi,
maka dapat mewakili dan kepada pejabat lain yang jabatannya satu tingkat
dibawah Ketua Tim Efektif untuk mewakilinya.
(4) Keputusan rapat pada tim Efektif adalah bersifat mengikat Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang duduk dalam keanggotaan Tim Efektif.
BAB V
PEMBIAYAAN
Pasal 11
Pembiayaan yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan membangun
kemandirian pangan melalui diversifikasi pangan pokok berbasis pangan lokal
(enbal), dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Maluku Tenggara dan sumber dana lainnya yang sah dan tidak mengikat.
BAB VI
MONITORING DAN PENGENDALIAN
Pasal 12
Monitoring dan pengendalian pelaksanaan untuk mempermudah pelaksanaan
membangun kemandirian pangan melalui diversifikasi pangan pokok berbasis
pangan lokal (enbal) di Kabupaten Maluku Tenggara, dilaksanakan secara periodik
paling kurang 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun dan dilakukan melalui koordinasi
oleh Dewan Ketahanan Pangan Daerah.
BAB VII
EVALUASI DAN PELAPORAN
Pasal 13
(1) Tim Efektif melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan membangun
kemandirian pangan melalui diversifikasi pangan pokok berbasis pangan lokal
(enbal);
(2) Kepala Badan Ketahanan Pangan selaku Ketua Tim Efektif menyampaikan
seluruh laporan pelaksanaan membangun kemandirian pangan melalui
diversifikasi pangan pokok berbasis pangan lokal (enbal) kepada Bupati selaku
Ketua Dewan Ketahanan Pangan Daerah, secara periodik paling kurang 1
(satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
(3) Laporan pelaksanaan membangun kemandirian pangan melalui diversifikasi
pangan pokok berbasis pangan lokal (enbal), meliputi kegiatan internalisasi
penganekaragaman konskumsi pangan serta pengembangan bisnis dan
industri pangan.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 14
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam peraturan ini mengenai teknis
pelaksanaannya akan diatur dan ditetapkan kemudian oleh Bupati.
Pasal 15
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten
Maluku Tenggara.
Ditetapkan di Langgur
Pada tanggal, 2 November 2015
BUPATI MALUKU TENGGARA,
Cap/ttd.
ANDERIAS RENTANUBUN
Diundangkan di Langgur
Pada tanggal, 2 November 2015
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN MALUKU TENGGARA,
Cap/ttd.
PETRUS BERUATWARIN
BERITA DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA TAHUN 2015 NOMOR 16
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HAM,
P. B. ROY RAHAJAAN, SH, M.Si
NIP. 19680529 198803 1 004