PEMANDANGAN ALAM PEDESAAN DATARAN TINGGI DIENG SEBAGAI OBJEK PENCIPTAAN LUKISAN.

 

PEMA
ANDANGA
AN ALAM PEDESAA
AN DATAR
RAN TING
GGI DIENG
G
SEBA
AGAI OBJJEK PENC
CIPTAAN LUKISAN
L
TUGAS
S AKHIR KARYA
K
SE
ENI
(TAKS
S)
Diajukan keppada Fakultaas Bahasa dan

d Seni
Universitas Negerii Yogyakartta
untuk Mem
menuhi Sebaagian persyaaratan
Gunna Memperooleh Gelar
Sarjanaa Pendidikaan Seni Ruppa

Oleh
Iwan San
nusi
102062444025

PROG
GRAM STU
UDI PEND
DIDIKAN SENI
S
RUPA
A
FAKULT

TAS BAHA
ASA DAN SENI
S
UN
NIVERSITA
AS NEGER
RI YOGYA
AKARTA
APRIL 2015
2

MOTTO

“Yen mung rupo seng gawe atimu tresno, Banjur kepiye anggonmu tresno
marang Gusti sing tanpo rupo”
(Semar)
“Mencari APA yang benar bukan SIAPA yang benar sehingga tidak
mudah merasa benar dan tidak mudah mengangggap yang lain salah”
(Emha Ainun Nadjib)
“Berkacalah dari sudut pandang, karena semua hanya tafsir kebenaran

dari kebenaran sejati milik ALLAH SWT”
(Iwan Sanusi)

v

Karya ini saya persembahkan untuk kedua orang tua
saya, Alm. Bapak Sutamat dan Ibu Markin, kakak
saya, Lina Mastuti, Puji Antoro dan adik saya,
Johan prasetio serta teman- teman dan kerabat
yang telah banyak membantu saya menyelesaikan
tugas akhir ini.

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat
dan hidayah-Nya akhirnya tugas akhir karya seni (TAKS) yang saya kerjakan
dengan sungguh-sungguh akhirnya telah terselesaikan untuk memenuhi
persyaratan guna memperoleh gelar sarjana.

Penulisan makalah Tugas Akhir Karya Seni ini dapat selesai atas
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, saya sertakan ucapan terimakasih saya
kepada Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, Dekan Fakultas Bahasa dan
Seni, dan Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa yang telah memberikan
kesempatan dan kemudahan bagi saya.
Dengan penuh rasa hormat, saya ucapkan terimakasih kepada dosen
pembimbing saya, yaitu Drs. Djoko Maruto, M.Sn. yang dengan penuh rasa
sabar dan kebijaksanaan telah membimbing, memberi motivasi, dan
mendukung saya di tengah kesibukannya.
Terimakasih juga saya ucapkan kepada kedua orang tua saya, alm.
Bapak Sutamat dan Ibu Markin, kakak saya, Lina Mastuti, Puji Antoro dan
adik saya, Johan Prasetio yang tiada berhenti memberikan dukungan dan
semangat bagi saya, sahabat saya Alvin Fadli, Gagat Aditya Kurniaji, Anjrah
Budi Prabawa Adi dan rekan-rekan yang tidak dapat saya sebutkan satupersatu yang telah banyak memberi semangat, berbagi pengetahuan dan
pengalaman baik dalam bidang seni lukis maupun akademik yang tentunya
berkontribusi penting atas terselesaikannya tugas akhir Karya Seni ini.

vii

DAFTAR ISI


Halaman
JUDUL………………………………………………………………….

i

PERSETUJUAN.....................................................................................

ii

PENGESAHAN......................................................................................

iii

PERNYATAAN......................................................................................

iv

MOTTO...................................................................................................


v

PERSEMBAHAN...................................................................................

vi

KATA PENGANTAR............................................................................

vii

DAFTAR ISI...........................................................................................

ix

DAFTAR GAMBAR...............................................................................

xii

DAFTAR TABEL………………………………………………………


xiii

ABSTRAK...............................................................................................

xiv

BAB I PENDAHULUAN........................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah..............................................................

1

B. Identifikasi Masalah....................................................................

6

C. Batasan Masalah..........................................................................


6

D. Rumusan Masalah........................................................................

7

E. Tujuan..........................................................................................

7

F. Manfaat........................................................................................

7

BAB II KAJIAN SUMBER DAN METODE PENCIPTAAN...............

9

A. Kajian Sumber………………………………………………….


9

1. Pengertian Seni Lukis Pemandangan (Landscape art)……...

9

2. Kajian Tentang Objek Lukisan…….......................................

10

3. Tinjauan Tentang Seni Lukis..................................................

11

a. Definisi Seni Lukis...........................................................

11

ix


b. Struktur seni Lukis……………………………………...

13

1) Ideoplastis………………………………………......

14

a) Konsep Penciptaan….…………………………..

14

b) Tema………………………………………….....

15

2) Fisikoplastis……………………………………........

16


a) Elemen-elemen Seni……………………………

16

1) Garis ................................................................

16

2) Titik.................................................................

17

3) Bidang..............................................................

17

4) Warna...............................................................

18

5) Tekstur……………………………………….

19

6) Bentuk………………………………………..

20

7) Ruang………………………………………...

21

b) Prinsip-Prinsip Penyusunan Elemen Seni Rupa...

22

1) Harmoni..........................................................

22

2) Kesatuan.........................................................

23

3) Keseimbangan................................................

24

4) Point of Interest………………………………...

24

5) Prosorsi...........................................................

25

6) Kontras……………………………………...

25

c) Bentuk Lukisan Realisme Impresionistik……..

26

3) Media dan Teknik Penciptaan....................................

29

a) Media...................................................................

29

b) Teknik.................................................................

29

B. Metode Penciptaan dan Pendekatan……………………………

31

1. Metode Penciptaan…………………….……………………

31

a. Observasi…………………………………………….…

31

b. Eksperimentasi………………………………………….

32

c. Visualisasi………………………………………………

32

x

2. Pendekatan Realisme………...……………………………..

32

a. Dullah………………………………...…………………

34

b. John Constable………………………….……………....

37

BAB III HASIL PENCIPTAAN DAN PEMBAHASAN......................

41

A. Konsep dan Tema Penciptaan.....................................................

41

B. Proses Visualisasi........................................................................

43

1. Bahan……………………………………………………….

43

2. Alat dan Teknik.....................................................................

43

C. Tahapan Visualisasi…………….................................................

48

D. Bentuk Lukisan dan Pembahasan Karya……………………….

54

BAB IV PENUTUP.................................................................................

96

Kesimpulan........................................................................................

96

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................

99

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1

Karya Dullah “MSRK”..................................................

35

Gambar 2

Karya John Constable “The Haywain”.........................

39

Gambar 3

Bahan…………………………………….....................

44

Gambar 4

Alat….............................................................................

46

Gambar 5

Proses Pembuatan Sketsa……………...........................

48

Gambar 6

Perbandingan foto dengan hasil Lukisan………...........

49

Gambar 7

Contoh pewarnaan……………………….....................

50

Gambar 8

Proses pendetailan..……………………………………

53

Gambar 9

“Bang-Bang Wetan Sikunir”…..………………………

55

Gambar10

“Pepohonan Di Tepi Telaga Warna”…….……………

60

Gambar 11

“Tepi Telaga Menjer”…………………………………

65

Gambar 12

“Padang Bulan”……………………………………………

68

Gambar 13

“Kawah Sikidang”…………………………………………

71

Gambar 14

“Telaga Warna #1”...……………………………………...

75

Gambar 15

“Bening”…………..……………………………………….

79

Gambar 16

“The sun has down”…………………………………....

82

Gambar 17

“Telaga Menjer”…………………..…………………...

86

Gambar 18

“Jalanan Padas”………..………………………………

89

Gambar 19

“Telaga Warna #2”…………………………………….

92

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 ....................................................................................................

xiii

12

PEMANDANGAN ALAM PEDESAAN DATARAN TINGGI DIENG
SEBAGAI OBJEK PENCIPTAAN LUKISAN

Oleh:
Iwan Sanusi
10206244025
ABSTRAK
Penulisan tugas akhir karya seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan
konsep penciptaan, proses visualisasi, tema, teknik dan bentuk lukisan dengan
judul Pemandangan Alam Pedesaan Dataran Tinggi Dieng Sebagai Objek
Penciptaan Lukisan.
Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan adalah metode
observasi, eksperimentasi, dan visualisasi. Observasi yaitu pengamatan secara
langsung keindahan pemandangan alam pedesaan dataran tinggi Dieng.
Selanjutnya eksperimen dilakukan untuk menemukan kemungkinankemungkinan teknis visual yang optimal menggunakan cat minyak dengan
menggunakan teknik basah dan impasto. Selain untuk mencapai hasil visual
yang baik, ekperimentasi dilakukan untuk menyesuaikan objek dengan gaya
realis.
Setelah pembahasan dan proses visualisasi maka dapat disimpulkan
bahwa:1. konsep penciptaan lukisan adalah kekaguman terhadap keindahan
pemandangan alam pedesaan dataran tinggi Dieng dengan menyeleksi bagianbagian yang tidak mendukung untuk divisualkan, serta diekspresikan ke
dalam lukisan realistik menggunakan media cat minyak. 2. Tema dalam
lukisan adalah gambaran tentang keindahan berbagaimacam pemandangan
alam pedesaan yang terdapat di dataran tinggi Dieng. 3. Teknik penggambaran
objek dikerjakan secara realistik dengan merespon objek nyata yang tetap
disertai interpretasi dengan menambah dan mengurangi objek-objek yang
tidak mendukung komposisi lukisan. Dalam proses visualisasi penulis
berusaha menangkap kesan cahaya pada alam sesungguhnya serta
memindahkanya ke atas bidang kanvas menggunakan cat minyak dengan
memperhatikan setiap warna-warna natural yang terkandung dalam setiap
objek. 4. Bentuk lukisan yang dihasilkan adalah lukisan representatif cat
minyak di atas kanvas yang berjumlah sebelas buah dengan gaya Realisme.
Kesebelas lukisan tersebut yaitu: “Bang-Bang Wetan Sikunir” (150cm x
100cm) 2014, “Pepohonan Di Tepi Telaga Warna” (140cm x 90cm) 2014,
“Tepi Telaga Menjer” (140cm x 90cm) 2014, “Padang Bulan” (120cm x
90cm) 2014, “Kawah Sikidang” (70cm x 50cm) 2015, “Telaga Warna #1”
(100cm x 80cm) 2014, “Bening” (140cm x 90cm) 2014, “The Sun has
Down” (190cm x 120cm) 2014, “Telaga Menjer” (52cm x 32cm) 2015,
“Jalanan Padas” (140cm x 90cm) 2014, “Telaga Warna #2” (50cm x 48cm)
2015.

xiv

 
 

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penciptaan
Ketika membuka mata, manusia akan melihat apa itu yang disebut dunia
yang meliputi seluruh alam semesta. Manusia akan melihat apa saja yang telah
diciptakan Tuhan secara sempurna sesuai dengan fungsi dari keberadaanya.
Alam sebagai karunia Tuhan bagi manusia, terdapat beraneka ragam hewan,
tumbuhan dan pemandangan alam. Pemandangan merupakan suatu keadaan
atau situasi yang terlihat oleh mata dengan nyata dalam berbagai macam
kondisi.Sedangkan alam berarti lingkungan kehidupan atau tempat dimana
kita hidup.Pada umumnya orang menyukai suatu pemandangan alam di suatu
pegunungan, pedesaan ataupun pantai. Karena pemandangan alam tersebut
akan membuat nyaman mata, hati, dan pikiran. Ketika membicarakan tentang
pemandangan alam atau keadaan alam yang indah, sering diidentikkan dengan
pegunungan, sungai, telaga, sawah, air terjun, dan lain lain.
Pemandangan bisa dijumpai di lingkungan alam pedesaan.Karena alam
pedesaan menyuguhkan pemandangan yang masih alami.Pegunungan, sungai,
persawahan, perkebunan merupakan pemandangan yang indah.Berbeda
dengan perkotaan yang kondisi alamnya sudah mengalami banyak perubahan
yaitu dengan jarangnya tumbuhan, sungai yang bersih dan semakin banyaknya
pembagunan yang tentunya berpengaruh besar pada keaslian alam.
Dataran tinggi Dieng adalah salah satu alam pedesaan yang mempunyai
pemandangan yang indah.Negeri di atas awan dan surga ersembunyi di pulau
1

 
 

2

Jawa, dua kalimat inilah yang sering di tujukan untuk menggambarkan
bagaimana indahnya daerah dataran tinggi Dieng. Bagi para pecinta alam
pemandangan di sanasudah bukan menjadi hal yang asing lagi ditelinga
mereka. Karena banyak sekali pemandangan alam pedesaan yang indah
disana. Keindahan pemandangan alam pedesaan Dieng memberikan inspirasi
sebagai objek penciptaan lukisan realisme. Tempat tempat yang sering
menjadi tujuan para wisatawan dan para pecinta alam meliputi, TelagaWarna,
Bukit Sikunir, Kawah Sikidang dan Telaga Menjer. Dari beberapa tempat
tujuan tersebut, penulis tertarik pada pemandangan alam Bukit Sikunir untuk
visualisasi ke dalam sebuah lukisan. Perbukitan di sana merupakan salah satu
tempat terbaik untuk melihat matahari terbit sunrise. Hamparan rumput yang
luas terkena cahaya kekuningan matahari terbit dibalik gunung merupakan
pemandangan yang menakjubkan.Banyaknya pecinta alam yang berdatangan
dimusim kemarau, bahkan banyak yang merasa seperti pasar karena ramainya
pengunjung, membuktikan betapa indahnya pemandangan alam disana.
Penulis merasa merasa berada disuatu tempat yang tinggi diatas awan untuk
menyaksikan sunrise dari balik gunung.
Selain itu adalah daya tarik dari Telaga Warna yaitu airnya dapat
berubah kehijauan, kuning, pink, biru dan warna-warna pelangi. Fenomena ini
terjadi karena air di telaga ini memiliki kandungan sulfur (belerang) yang
cukup tinggi. Saat terkena cahaya matahari airnyaakan terlihat berwarna
warni. Tempat lain yang menarik adalah pepohonan di sekitar Telaga Warna.
Penulis sampai di komplek wisata tersebut pada waktu siang sekitar pukul

 
 

3

11.00 wib. Suasananya terasa nyaman berada ditempat tersebut karena
udaranya yang sangat sejuk dan masih banyaknya pepohonan. Berbeda dengan
di kota yang suasananya panas, sedikit pepohonan dan sebagainya. Cahaya
terik matahari di siang hari yang menerobos dari sela sela pepohonan
merupakan pemandangan alam pedesaan yang sangat menarik yang mungkin
jarang ditemui dilingkungan perkotaan.
Pemandangan alam pedesaan lain yang tidak boleh dilewatkan adalah
Kawah Sikidang, karena merupakan salah satu kawah vulkanik yang masih
aktif sampai saat ini. Hijaunya alam Dieng serta-merta lenyap saat memasuki
kawasan kawah tersebut, dan berganti dengan hamparan tanah yang tandus.
Diujung kompleks terdapat sebuah kolam besar dengan air yang bercampur
lumpur abu abu yang mendidih dan mengepulkan asap putih. Pagar bambu
sebagai pengaman yang mengelilingi kawah tersebut menjadikan Kawah
Sikidang terlihat lebih estetik.
Selain itu penulis juga tertarik dengan Telaga Menjer yang memiliki
keindahan tersendiri bagi penulis, walaupun kalah pamor dengan Telaga
Warna. Hal itu bisa dilihat dari sepinya suasana tempat-tempat di sana karena
masih jarangnya wisatawan atau para pecinta alam untuk mengunjunginya.
Karena karakter penulis menyukai pemandangan alam yang tenang, membuat
Telaga Menjer cocok untuk visualisasi kedalam salah satu lukisannya.Airnya
yang tenang, pepohonan hijau dan diselimuti kabut pagi, sangat indah untuk
visualisasi.Penulis tidak hanya tertarik dengan pemandangan alam yang ada di
sebagian besar tempat wisata di Dieng.Masih banyak pemandangan alam

 
 

4

pedesaan

yang

menarik

selain

indahnya

daerah-daerah

wisata

tersebut.Misalnya sebuah jalan dengan tanah padas yang tidak jauh dari
kompleks Kawah Sikidang dipadukan dengan hijaunya pepohonan yang
tumbuh subur disekitarnya.Selain itu penulis juga mendapatkan objek-objek
yang menarik untuk visualisasi selama menginap dirumah temannya di
Dieng.Ada aliran sungai kecil yang jernih, jalan setapak diantara rumah-rumah
warga dengan dipadukan sinar rembulan yang tampak remang-remang dan
penulis juga mengabadikan waktu tenggelamnya matahari disungai dekat
rumah-rumah warga, serta cahaya kekuningan dari tenggelamnya matahari
sunset menambah kesan estetik dari sungai di desa tersebut.
Objek-objek dari beberapa tempat di dataran tinggi Dieng dengan
pemandangan alam pedesaan yang masih asli memberikan variasi warna dan
bentuk yang terdapat pada pemandangan alamnya sehingga menarik untuk
divisualkan.Pemandangan alam pedesaan mempunyai daya tarik tersendiri,
banyak pelukis realis yang melukis tema dan objek tersebut.Dullah merupakan
salah satu pelukis Indonesia yang sebagian dari lukisan-lukisanya bertema dan
mengambil

objek

tentang

pemandangan

alam

pedesaan.

Lukisanya

mempunyai ciri khas pewarnaan yang mampu menampilkan kesan cahaya
dalam lukisan pemandangan karyanya. Tehnik melukisnya yang halus dalam
menggoreskan kuas, disertai pencahayaan yang tepat serta penggarapan detail
yang rumit menjadikan lukisannya mampu menampilkan kesan cahaya yang
artistik. Selain itu juga ada John Constable yang terkenal dengan lukisan
pemandangan dari salah satu pelukis Inggris. Myer mengatakan Constable

 
 

5

adalah “the first great naturalistic landscape painter of the nineteenth
century” karena ia adalah orang yang pertama menemukan atsmosfer dalam
lukisan-lukisannya sebagai elemen yang menarik. Panas matahari dapat
dirasakan jika melihat lukisan pemandangan karyanya seolah-olah harus
memakai payung.
Dullah dan John Constable adalah pelukis yang mempunyai ciri khas
masing-masing dalam melukis pemandangan dan memiliki daya tarik
tersendiri sehingga menginspirasi penulis dalam melukis pemandangan.Tetapi
penulis mempunyai sedikit perbedaan tehnik dalam menggoreskan kuas,
dimana goresan sedikit menyilang dan lebih pendek. Selain itu ada perbedaan
lain dengan menggunakan pisau palet untuk mendasari canvas dengan
menggunakan cat secara menyeluruh pada lukisan. Hal ini dilakukan bertujuan
untuk memudahkan dalam menentukan komposisi.Pencampuran warna pada
palet dengan cat yang kental sehingga gradasi warna pada cat mudah
terlihat.Setelah itu, kuas digunakan untuk finishing untuk mengerjakan bagianbagian yang lebih detail yang tidak terjangkau bila menggunakan pisau palet.
Bentuk penggambaran objek secara realistik sesuai dengan alam
sesungguhnya dengan pusat perhatian pada objek utama dan didukung oleh
objek lainya. Pada proses visualisasi penulis berusaha menangkap kesan
cahaya pada alam sesungguhnya serta memindahkanya ke atas bidang kanvas
menggunakan cat minyak dengan memperhatikan setiap warna-warna natural
yang terkandung dalam setiap objek.

 
 

6

B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat di
identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Dataran tinggi Dieng yang banyak terdapat pemandangan alam pedesaan
seperti pegunungan, sungai, kawah, dan pepohonan yang menarik untuk
dijadikan objek dalam penciptaaan lukisan.
2. Banyak objek yang menarik untuk divisualkan dalam sebuah lukisan
seperti jalan dengan tanah padas disekitar Kawah Sikidang.
3. Aliran sungai kecil yang jernih dengan batuan alam yang begitu alami
yang mungkin tidak lagi ditemukan diperkotaan.
4. Matahari terbit dibalik gunung dengan cahaya yang kekuningan mengenai
hamparan rumput cocok untuk dijadikan objek lukisan.
5. Pemandangan alam pada lukisan Dullah mempunyai cirri yang sama
dengan pemandangan alam di dataran tinggi Dieng.
6. Warna kontras pada lukisan pemandangan di dataran tinggi Dieng
memiliki kesamaan dengan lukisan pemandangan alam John Constable.
C. Batasan Masalah
Agar di dalam penciptaan karya tidak terlampau luas, maka perlu
pembatasan

yang

mengutamakan

objek-objek

yang

mewakili

untuk

penggambaran pemandangan alam yang identik dengan lingkunan pedesaan
seperti sungai, telaga, pegunungan, dan pepohonan.

 
 

7

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan pokok
dalam penciptaan karya seni lukis ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep dan tema penciptaan lukisan pemandangan alam
pedesaan di dataran tinggi Dieng sebagai objek lukisan?
2. Bagaimana teknik dan bentuk penciptaan lukisan realistik objek
pemandangan alam pedesaan di dataran tinggi Dieng?
E. Tujuan Penciptaan
Sesuai dengan rumusan masalah yang disampaikandi atas, maka tujuan
lukisan ini selain visualisasi objek objek pemandangan alam pedesaan di
dataran tinggi Dieng, maka tujuan secara umum dalam penciptaan karya seni
lukis ini di antaranya adalah:
1. Mendeskripsikan konsep penciptaan lukisan yang terdiri dari objek
pemandangan alam pedesaan di dataran tinggi Dieng dengan gaya
realistik.
2. Mendeskripsikan tema, bentuk, dan teknik penciptaan lukisan realistik
objek pemandangan alam pedesaan di dataran tinggi Dieng.
F. Manfaat Penciptaan
Melalui lukisan-lukisan representatif tentang objek pemandangan alam
pedesaan di dataran tinggi Dieng ini, dapat diambil beberapa manfaat di
antaranya sebagai berikut:
1. Menjadi pembelajaran yang berarti bagi penulis untuk mengukur
kemampuan dan meningkatkan teknik dan pemahaman dalam melukis

 
 

8

dengan gaya realisme impresionistik, sehingga dapat menghasilkan karya
seni lukis yang semakin baik di kemudian hari.
2. Menjadi pengalaman dalam praktek melukis disamping memahami teoriteori dasar seni rupa khususnya seni lukis.
3. Sebagai catatan harian berupa karya lukis yang dapat dinikmati dalam
kurun waktu yang lama.

 
 

9

BAB II
KAJIAN SUMBER DAN METODE PENCIPTAAN
A. Kajian Sumber
1. Pengertian SeniLukis Pemandangan(Landscape art)
Landscape secara umum memiliki makna yang hampir sama
dengan istilah “bentang lahan” atau “fisiografis” dan “lingkungan”.
Perbedaan diantara ketiganya terletak pada aspek interpretasinya.
Bentang lahan yang didalamnya terdapat unit-unit

bentuk lahan

(landform) merupakan dasar lingkungan manusia dengan berbagai
keseragaman

(similaritas)

maupun

perbedaan

(diversitas)

unsur-

unsurnya. Kondisi bentang lahan seperti ini memberikan gambaran
fisiografis atas suatu wilayah yang memiliki karakteristik dalam bentuk
lahan tanah vegetasi dan atribut (sifat) pengaruh manusia, yang secara
kolektif ditunjukkan melalui kondisi fisiografi dikenal sebagai suatu
lansekap.Landscape terdiri dari berbagai macam jenis, salah satunya
natural landscape yang diartikan sebagai bentang lahan alami sebagai
fenomena atau perwujudan dimuka bumi, misalnya gunung dan laut
(Bintaro, 1991: 6).
Landscape

secara

khusus

terdapat

pada

salah

satu

tipe

lukisan.Salah satunya adalah seni pemandangan atau landscape
art.Menurut Mikke Susanto (2011: 236), menyatakan bahwa:
Landscape art atau seni pemandangan berasal dari (Bld,),
landscape adalah sebuah tipe lukisan yang berisi gambaran
gunung, pohon, sungai, jurang dan hutan; langit dan iklim
merupakan elemen yang juga membentuk komposisi.Sejak abad

9

 
 

10

ke-1 SM., fresko Romawi telah menggambarkan seni pemandangan
yang diletakkan dalam gedung Pompeii dan Herculaneum.Secara
tradisional, istilah ini berarti menggambarkan permukaan bumi,
namun juga ada seni pemandangan yang lain seperti, moonscape
(pemandangan bulan).Diawal abad ke -15 istilah ini telah menjadi
genre lukisan yang mapan di Eropa.Istilah ini kemudian masuk
dalam kamus Bahasa Inggris pada abad ke-17.
Pendapat lain dikemukakan Yuyung Abdi (2012: 19) yang
menyatakan bahwa “landscape merupakan bagian dari pemandangan
yang dilihat dari satu titik penglihatan”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa landscape
merupakan jenis lukisan berisi bagian-bagian pemandangan yang
diidentikkan dengan pegunungan, laut, tebing, sawah, pohon, maupun
sungai.
2. Kajian Tentang Objek Lukisan
Dalam proses berkarya seni atau melukis, ada banyak faktor yang
yang dibutuhkan, salah satunya adalah objek lukisan. Berdasarkan
Kamus Bahasa Indonesia (2008:1013), objek adalah hal, perkara, atau
orang yang menjadi pokok pembicaraan; 2Kim benda, hal, dsb yang
dijadikan sasaran untuk diteliti dan diperhatikan.
Menurut Mikke Susanto (2011: 280), menyatakan bahwa:
Objek merupakan material yang dipakai untuk mengekspresikan
gagasan.Sesuatu yang ingin menjadi perhatian, perasaan, pikiran,
atau tindakan, karena itu biasanya dipahami sebagai kebendaan,
subhuman dan pasif, berbeda dengan subjek yang biasanya
aktif.Objek lukisan dipahami sebagai yang diambil berupa sesuatu
yang bendawi.Sedangkan manusia sering disebut subjek lukisan.

 
 

11

Pendapat diatas, dapat disimpulakan bahwa objek lukisan
merupakan material, hal, atau benda yang diteliti dan menjadi perhatian,
kebenaran yang bersifat pasif yang diambil atau dipakai dalam penerapan
pigmen di atas permukaan bidang datar dengan menggunakan alat dan
bahan serta tehnik dalam melukis.
3. Tinjauan Tentang Seni Lukis
a) Definisi Seni Lukis
Seni lukis merupakan salah satu cabang seni rupa dua dimensi
yang mempunyai berbagai macam gaya, aliran, dan teknik
pembuatan maupun bahan serta alat yang digunakan. Ada berbagai
macam pengertian tentang seni lukis, Setiap orang memiliki
pendapat masing-masing untuk mengartikannya. Namun pada
dasarnya dari semua pengertian itu memiliki inti yang sama yaitu
ungkapan perasaan yang diekspresikan melalui bidang dua dimensi,
berikut definisi seni lukis menurut beberapa ahli.
Menurut Dharsono (2004:36), seni lukis dapat dikatakan
sebagai “suatu ungkapan pengalaman estetik seseorang yang
dituangkan dalam bidang dua dimensi (dwi matra), dengan
menggunakan medium rupa, garis, warna, tekstur, shape, dan
sebagainya”.Sedangkan Gie (2004: 97) mendefinisikan “seni lukis
sebagai hasil karya dua dimensional yang memiliki unsur warna,
garis, ruang, cahaya, bayangan, tekstur, makna, tema, dan lambang”.

 
 

12

Kemudian menurut Margono (2010:132), seni lukis merupakan
“karya seni rupa berwujud dua dimensi yang dalam penciptaannya
mengolah unsur titik, garis, bidang, tekstur, warna, gelap-terang, dan
lain-lain melalui pertimbangan estetik”.
Sedangkan menurut Mikke Susanto (2011: 241), seni lukis
merupakan“bahasa ungkap dari pengalaman artistik maupun
ideologis yang menggunakan warna dan garis, guna mengungkapkan
perasaan, mengekspresikan emosi, gerak, ilusi maupun ilustrasi dari
kondisi subjektif seseorang”.Kemudian, menurut buku “Diksi Rupa”
(Mikke Susanto, 2011:241)mengutip dari buku Underqstanding The
Art dari B.S. Myers, dijelaskan:
Secara teknik, seni lukis merupakan tebaran pigmen atau
warna pada permukaan bidang datar (kanvas, panel, dinding, kertas)
untuk menghasilkan sensasi atau ilusi keruangan, gerakan, tekstur,
bentuk sama baiknya dengan yang dihasilkan kombinasi-kombinasi
unsur-unsur tersebut, tentu saja hal itu dapat dimengerti, bahwa
melalui alat teknis tersebut dapat mengekspresikan emosi, ekspresi,
simbol, keberagaman dan nilai-nilai yang bersifat subjektif”
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan
bahwa seni lukis adalah hasil karya dua dimensional yang di
dalamnya terkandung pengalaman estetik guna mengekspresikan
emosi, gerak dan nilai-nilai yang bersifat subjektif dengan
menggunakan alat, bahan disertai teknik dan dikombinasikan dengan

 
 

13

unsur-unsur visual berupa garis, warna, bentuk, tekstur, dan nilainilai lain sebagai pertimbangan estetik.
b) Struktur Seni Lukis
Seni lukis merupakan perpaduan antara ide, konsep dan tema yang
bersifat rohani atau yang disebut ideoplastis dengan fisikoplastis berupa
elemen atau unsur visual seperti garis, bidang, warna, ruang, tesktur serta
penyusunan elemen atau unsur visual seperti kesatuan, keseimbangan,
proporsi, dan kontras. Semua itu melebur membentuk satu kesatuan
membentuk satu kesatuan menjadi lukisan.Untuk lebih jelasnya di bawah
ini ditampilkan table tentang struktur seni lukis.
Tabel 1
Struktur Seni Lukis
Ideoplastis
Konsep, tema, ide,
pengalaman, ilusi.

Fisikoplastis
imajinasi, 

Unsur-unsur visual seperti:
garis, titik, bidang, warna,
dan tekstur.



Prinsip-prinsip
penyusunan seperti: irama,
kesatuan,
keseimbangan,harmoni,
repetisi danproporsi.



Bentuk
1. Representasional.
2. Non Representasional
/Abstrak
3. Alat dan Bahan
4. Teknik Seni Lukis
 Teknik Basah
 Teknik Kering

 
 

14

1) Ideoplastis
Selanjutnya untuk menjelaskan struktur seni lukis secara rinci
mengenai faktor Ideoplastis yang berupa: konsep, tema, ide,
pengalaman dan sebagainya, yang seluruhnya bersifat rohani tidak
tampak mata, namun setelah kolaborasikan dengan yang bersifat
fisik seperti unsur-unsur visual dan prinsip seni akan dapat dirasakan
kehadirannya pada lukisan.
a) Konsep Penciptaan
Dalam penciptaan Lukisan ini tentunya terdapat konsep
atau dasar pemikiran yang sangat penting.Konsep pada
umumnya dapat datang sebelum atau bersamaan.Konsep juga
bisa berperan sebagai pembatas berpikir kreator maupun
penikmat seni.Berikut pembahasan mengenai pengertian konsep.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2008:748), Konsep adalah
idea tau pengertian yang diabstrakkan secara konkret.
Mikke Susanto (2011:227), mengatakan bahwa:
Konsep merupakan pokok pertama / utama yang
mendasari keseluruhan pemikiran.Konsep biasanya hanya
ada dalam pikiran atau kadang-kadang tertulis dengan
singkat.Dalam penyusunan Ilmu Pengetahuan diperlukan
kemampuan menyusun konsep-konsep dasar yang dapat
diuraikan terus menerus. Pembentukan konsep merupakan
konkretisasi indera, yaitu suatu proses pelik yang
mencakup penerapan metode.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa konsep
dalam seni lukis adalah pokok pikiran utama yang mendasari
pemikiran secara keseluruhan. Konsep sangat penting dalam

 
 

15

berkarya seni karena jika sebuah konsep berhasil, maka akan
terjadi persepsi dan kerangka berpikir yang sejajar antara kreator
dan penikmat.
b) Tema (Subject Matter)
Tema adalah unsur yang sangat penting yang juga menjadi
dasar dari setiap penciptaan lukisan.Dalam sebuah karya seni
hampir dapat dipastikan adanya tema, yaitu inti persoalan yang
dihasilkan sebagai akibat adanya persoalan objek. Menurut
Dharsono (2007:31), subject matter atau tema pokok ialah
“rangsang cipta seniman dalam usahanya untuk menciptakan
bentuk-bentuk yang menyenangkan”. Bentuk Menyenangkan
adalah bentuk yang dapat memberikan konsumsi batin manusia
secara utuh, dan perasaan keindahan kita dapat menangkap
harmoni bentuk yang disajikan serta mampu merasakan lewat
sensitivitasnya.
Kemudian, menurut Mikke Susanto (2011:385), subject
matter atau tema pokok adalah “objek-objek atau ide-ide yang
dipakai dalam berkarya atau ada dalam sebuah karya seni”.
Jadi, dalam penciptaan lukisan ini tema yang dimaksud
adalah pokok pikiran atau dasar gagasan yang dimiliki seniman
dalam usahanya untuk menciptakan bentuk-bentuk yang
menyanangkan melalui karya lukis.

 
 

16

2. Fisikoplastis
Selanjutnya untuk menjelaskan struktur seni lukis secara rinci
faktor fisikoplastis, dapat dijabarkan sebagai berikut:
a) Elemen-elemen Seni
1) Garis
Garis merupakan unsur rupa yang paling elementer di
bidang seni rupa dan sangat penting dalam tersusunnya sebuah
bentuk lukisan.Garis dapat berupa goresan yang memiliki arah
serta mewakili emosi tertentu.Menurut Mikke Susanto
(2002:45) “garis memiliki dimensi memanjang dan punya arah,
bisa pendek; panjang; halus; tebal; berombak; melengkung;
lurus dan lain-lain”.
Menurut Dharsono (2004:40), pada dunia seni rupa
sering kali kehadiran “garis” bukan hanya sebagai garis tetapi
kadang sebagai simbol emosi yang diungkapakan lewat garis,
atau lebih tepat disebut goresan.Menurut Sidik, F & Aming, P
(1979:3), Garis adalah “goresan, coretan, guratan yang
menghasilkan bekas”.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan garis adalah goresan, guratan atau
coretan yang mengandung simbol emosi atau arti untuk
membentuk objek.

 
 

17

Dalam lukisan, garis yang ditimbulkan merupakan
sebuah goresan cat dari pisau palet dan kuas di atas kanvas.
Dari semua garis-garis yang ada, garis yang muncul dari
warna-warna yang saling mengikat dalam mewujudkan kesan
pada bentuk disetiap objek lebih banyak terlihat atau lebih
dominan.
2) Titik
Unsur titik terkadang sulit untuk dinyatakan atau dilihat
dalam sebuah lukisan.Namun, pada dasarnya titik hampir
selalu ada dalam setiap lukisan.Titik atau point, merupakan
unsur rupa terkecil yang terlihat oleh mata.Titik diyakini pula
sebagai unsur yang menggabungkan elemen-elemen rupa
menjadi garis atau bentuk. (Mikke Susanto, 2011: 402).
Pada karya penulis titik yang tampak juga berupa titik
yang dihasilkan oleh cat sebagai upaya untuk mencapai detail
dari karakter objek-objek tertentu yang digambarkan agar
kesan cahaya lebih terlihat atau tampak.
3) Bidang
Adanya bidang bisa dipastikan tidak akan terlepas dari
setiap unsur yang terdapat dalam lukisan.
Dalam arti lainShape atau bidang adalah area. Bidang
terbentuk karena ada dua atau lebih garis yang bertemu
(bukan berhimpit). Dengan kata lain, bidang adalah
sebuah area yang dibatasi oleh garis, baik oleh formal
maupun garis yang sifatnya ilusif, ekspresif dan
sugestif” (Mikke Susanto, 2011: 55).

 
 

18

Sedangkan menurut Margono (2010:142), Bidang
merupakan

“permukaan

yang

datar.Suatu

garis

yang

dipertemukan ujung pangkalnya akan membentuk bidang,
baik bidang geometrik (segitiga, persegi, dan persegi panjang)
maupun bidang organik (lengkung bebas)”.
Dalam lukisan menampilkan unsur-unsur bidang dari
yang geometrik seperti persegi panjang, persegi, lingkaran
dan lain-lain hingga bidang organik seperti pada objek-objek
alam misalnya daun, pohon batu dan lain sebagainya.
4) Warna
Warna merupakan salah satu unsur penting dalam
proses penciptaan lukisan,
Hal ini dapat dikaitkan dengan upaya menyatakan
gerak, jarak, tegangan (tension) deskripsi alam,
ruangan, bentuk dan masih banyak lagi.Warna sebagai
salah satu elemen atau medium seni rupa, merupakan
unsur susun yang sangat penting, baik dibidang seni
murni maupun seni terapan.Bahkan lebih jauh dari itu
warna sangat berperan dalam segala aspek kehidupan
manusia” (Dharsono, 2007:76).
Menurut Mikke Susanto (2011:433), warna subtraktif
adalah “warna yang berasal dari pigmen”. Pendapat lain
dikemukakan Sidik, F & Aming, P (1979:7) warna adalah
“kesan yang ditimbulkan oleh cahaya pada mata”. Warna juga
dapat digunakan tidak demi bentuk tapi demi warna itu
sendiri, untuk mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan

 
 

19

keindahanya serta digunakan untuk berbagai pengekspresian
rasa secara psikologis.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, warna merupakan
pigmen primer berwarna biru, merah, kuning yang diolah
sedemikian rupa sehingga dapat mewakili objek-objek dalam
lukisan.
5) Tekstur
Sifat permukaan suatu benda mampu menonjolkan
karakter dari benda tersebut.Misalnya, karakter kasar, halus,
licin, atau bergelombang. Hal ini dapat dirasakan melalui
indra peraba, yakni tangan manusia. Menurut Margono
(2010:142), “tekstur adalah permukaan suatu benda, ada yang
halus ada yang kasar.Tekstur disebut juga sebgai nilai raba
dari suatu benda”.
Dalam penciptaan lukisan ini, tekstur pada pada lukisan
adalah tekstur nyata atau tekstur yang memiliki nilai raba
secara nyata (dapat dirasakan dengan indera peraba).Yang
dihasilkan melalui teknik melukis yang menggunakan cat
dengan tebal.
Lukisan pemandangan alam karya Dullah teksturnya
tidak begitu terlihat.Karena sulitnya mendapat bahan-bahan
cat minyak di Yogyakarta pada jaman Revolusi sekitar tahun
1947 itu Dullah lalu banyak melukis menggunakan cat air.

 
 

20

Mungkin karena kebiasaan ini lalu menjadi berpengaruh atas
sapuan-sapuan dalam lukisan cat minyaknya yang berupa
lelehan-lelehan

dan

sapuan-sapuan

tipis

transparan

(Sudarmaji, 1988: 58).
Jadi, yang dimaksud dengan tekstur dalam lukisan
penulis adalah tekstur nyata atau yang memiliki nilai raba
yang dibentuk melalui ketebalan cat yang digoreskan dengan
menggunakan pisau palet maupun kuas pada permukaan
kanvas.
6) Bentuk
Shape atau bentuk adalah suatu bidang kecil yang
terjadi karena dibatasi oleh sebuah kontur (garis) dan atau
dibatasi oleh adanya warna yang berbeda atau oleh gelap
terang pada arsiran atau karena adanya tekstur (Dharsono,
2007:37). Di dalam karya seni, shape digunakan sebagai
symbol perasaan seniman didalam menggambarkan objek
hasil subject matter, maka tidaklah mengherankan apabila
seseorang kurang dapat menangkap atau mengetahui secara
pasti tentang objek hasil pengolahanya. Karena kadangkadang

Shape

(bentuk)

tersebut

mengalami

beberapa

perubahan di dalam penampilanya (transformasi) yang sesuai
dengan gaya dan cara mengungkapkan secara pribadi seorang
seniman.

 
 

21

Bentuk juga seringkali didefinisikan dengan arti yang
sederhana.Dalam

hal

ini

Mike

Susanto

(2011:54),

mendefinisikan “bentuk sebagai rupa atau wujud yang
berkaitan dengan matra yang ada”.Dalam hal ini bentuk
menurut Mikke Susanto dipersepsikan dengan unsur-unsur
rupa yang tampak secara visual.
Jadi, Bentuk dalam lukisan penulis merupakan sebuah
bentuk objek yang terbentuk oleh garis dan batas perbedaan
warna. Misal, bentuk-bentuk objek

pohon, gunung, batu,

rumah dan sungai.
7) Ruang
Dalam bidang seni rupa, unsur ruang adalah unsur yang
menunjukkan kesan keluasan, kedalaman, cekungan, jauh dan
dekat. Sedangkan dalam lukisan, ruang dapat dihadirkan
melalui bentuk-bentuk yang meciptakan ilusi optis misal
paduan garis dan warna yang membentuk bidang dengan
sudut pandang tertentu akan memunculkan asumsi akan
adanya ruang dalam lukisan tersebut. Menurut A.A.M.
Jelantik (1992:21) ruang adalah kumpulan beberapa bidang;
“kumpulan dimensi yang terdiri dari panjang, lebar dan tinggi;
ilusi yang dibuat dengan pengolahan bidang dan garis, dibantu
oleh warna (sebagai unsure penunjang) yang mampu
menciptakan ilusi sinar atau bayangan yang meliputi

 
 

22

perspektif dan kontras antara terang dan gelap”.Sedangkan
Menurut Mikke Susanto (2011: 338), ruang merupakan:
Istilah yang dikaitkan dengan bidang dan keluasan,
yang kemudian muncul istilah dwimatra dan trimatra.
Dalam seni rupa orang sering mengaitkan ruang adalah
bidang yang memiliki batas atau limit, walaupun
kadang-kadang ruang bersifat tidak terbatas dan tidak
terjamah. Ruang juga dapat diartikan secara fisik, yaitu
rongga yang berbatas maupun yang tidak berbatas.Pada
suatu waktu, dalam hal berkarya seni, ruang tidak lagi
dianggap memiliki batas secara fisik.
Jadi, ruang dalam lukisan penulis adalah ilusi optis atau
ruang semu yang tampak pada kanvas.Ruang semu tersebut
tampak melalui kesan yang ditimbulkan dari penggambaran
objek-objek realistik yang terdapat dalam lukisan.Semua
objek yang ada dalam lukisan penulis mengesankan ruang
yang timbul karena kombinasi dari bentuk-bentuk visual yang
terletak berdasarkan sudut pandang tertentu.
b) Prinsip-prinsip Penyusunan Elemen Rupa
Dalam menciptakan lukisan seniman akan berusaha sebaik
mungkin dalam mengolah karyanya. Untuk mencapai itu,
diperlukan pengetahuan dan penguasaan mengolah prinsip-prinsip
dalam seni lukis. Prinsip-prinsip seni lukis yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
1) Harmoni (keselarasan)
Prinsip ini timbul karena ada kesamaan, kesesuaian dan
tidak adanya pertentangan. Harmoni atau keselarasan adalah

 
 

23

kesan kesesuaian antara unsur yang satu dengan unsur yang
lain dalam satu kesatuan susunan. Menurut Dharsono
(2007:43), “harmoni atau selaras merupakan paduan unsurunsur yang berbeda dekat”. Jika unsur-unsur estetika dipadu
secara berdampingan maka akan timbul kombinasi tertentu
dan timbul keselarasan (harmony).
Sedangkan

menurut

Mikke

Susanto

(2011:175),

“harmoni adalah tatanan atau proporsi yang dianggap
seimbang dan memiliki keselarasan.Juga merujuk pada
pembedanya gunaide-ide dan potensi-potensi bahan dan
teknik tertentu dengan berpedoman pada aturan-aturan ideal”.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, harmoni adalah
kesesuaian

antara

unsur-unsur

dalam

satu

komposisi.Kesesuaian atau keselarasan itu didapat oleh
perbedaan yang dekat oleh setiap unsur yang terpadu secara
berdampingan dalam kombinasi tertentu.
2) Kesatuan (Unity)
Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa
yang sangat penting.Jika salah satu atau unsur rupa
mempunyai hubungan (warna, raut, arah, dll), maka kesatuan
telah tercapai. Menurut Dharsono (2007:83), “Kesatuan
adalah kohesi, konsistensi, ketunggalan atau keutuhan, yang
merupakan isi pokok dari komposisi”.

 
 

24

Mikke Susanto (2011: 416) menyatakan bahwa:
Kesatuan merupakan salah satu unsur dan pedoman
dalam berkarya seni (azas-azas desain).Unity
merupakan kesatuan yang diciptakan lewat sub-azaz
dominasi dan subdominasi (yang utama dan kurang
utama) dan komponen dalam suatu komposisi karya
seni.
Jadi, kesatuan merupakan keutuhan secara menyeluruh
dalam komposisi yang memberikan kesan tanggapan terhadap
setiap unsur pendukung menjadi sesuatu yang satu padu.
Dengan kata lain karya yang memiliki kesatuan yang baik
setiap unsur akan mewakili sifat unsur secara keseluruhan.
Kemudian kesatuan merupakan salah satu pedoman pokok
dalam berkarya seni.
3) Keseimbangan (Balance)
Menurut Mikke Susanto (2011:46) “keseimbangan,
persesuaian materi-materi dari ukuran berat dan memberi
tekanan pada stabilitas suatu komposisi karya seni”.
Keseimbangan adalah kesan yang dapat memberikan
rasa mapan (tidak berat di salah satu sisi) sehingga tidak ada
ketimpangan dalam penempatan unsur-unsur rupa (garis,
bentuk, warna, dan lain- lain). (Margono& Abdul Aziz,
2010:143)
4) Point of Interest
Menurut Mikke Susanto (2011:312), Point of Interest
atau Point of View adalah “titik perhatian atua titik di mana

 
 

25

penonton mengutamakan perhatiannya pada suatu karya seni”.
Dalam hal ini seniman dapat memanfaatkan warna, bentuk,
objek atau gelap terang maupun ide cerita / tema sebagi pusat
perhatian.
5) Proporsi
Proporsi merupakan perbandingan antara bagian-bagian
dalam satu bentuk yang serasi.Proporsi berhubungan erat
dengan keseimbangan, ritme, dan kesatuan. Keragaman
proporsi pada sebuah karya maka akan terlihat lebih dinamis,
kreatif

dan

juga

alternatif.

Menurut

Mikke

Susanto

(2011:320), “proporsi merupakan hubungan ukuran antar
bagian dan bagian, serta bagian dan kesatuan/keseluruhannya.
Selain itu proporsi berhubungan erat dengan keseimbangan
(balance), irama (repetisi), harmoni, dan kesatuan (unity)”.
Sedangkan Dharsono (2007:87), menjelaskan bahwa
“proporsi dan skala mengacu kapada hubungan antara bagian
dari suatu desain dan bagian antara bagian dengan
keseluruhan”.
6) Kontras
Dalam lukisan, keberadaan prinsip kontras sangatlah
menunjang komposisi secara keseluruhan.Menurut Mikke
Susanto (2007:227), “kontras adalah perbedaan mencolok dan

 
 

26

tegas antara elemen-elemen dalam sebuah tanda yang ada
pada sebuah komposisi atau desain”.
Jadi, Kontras yang digunakan dalam lukisan penulis
menggunakan warna

dan bentuk yang berbeda mencolok

misalnya, penggunaan warna gelap yang berdampingan secara
langsung dengan warna yang sangat terang atau perbedaan
ukuran bentuk-bentuk dalam lukisan.
c) Bentuk Lukisan /Visualisasi
Setelah konsep dan tema lukisan terususun dengan baik,
maka selanjutnya adalah tahap visualisasi.Visualisasi merupakan
tahap perwujudan konsep menjadi bentuk yang nyata.Hal ini
berkaitan erat dengan pengertian bentuk secara fisik.
Pada dasarnya apa yang dimaksud dengan bentuk (form)
adalah totalitas dari pada suatu karya seni. Bentuk
merupakan organisasi atau satu kesatuan atau komposisi
dari unsur-unsur pendukung karya. Ada dua macam bentuk:
pertama visual form, yaitu bentuk fisik dari sebuah karya
seni atau satu kesatuan dari unsur-unsur pendukung karya
seni tersebut. Kedua special form, yaitu bentuk yang
tercipta karena adanya hubungan timbal balik antara nilainilai yang dipancarkan oleh fenomena bentuk fisiknya
terhadap tanggapan kesadaran emosionalnya. Bentuk fisik
sebuah karya dapat diartikan sebagai kongkritisasi dari
subject matter tersebut dan bentuk psikis sebuah karya
merupakan susunan dari kesan hasil tanggapan. Hasil
tanggapan yang terorganisir dari kekuatan proses imajinasi
seorang penghayat itulah maka akan terjadilah sebuah bobot
karya atau arti (isi) sebuah karya seni atau juga disebut
makna (Dharsono, 2007:33).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada dua macam bentuk yaitu
visual form atau bentuk fisik dari sebuah karya seni yang

 
 

27

merupakan satu kesatuan dari unsur-unsur pendukung karya seni
hasil dari kongkritasi subject matter dan special form, yaitu bentuk
yang tercipta karena hubungan antara nilai-nilai bentuk fisik
terhadap tanggapan kesadaran emosional.
a) Realisme Impresionistik
Realisme di dalam seni lukis berarti usaha menampilkan
subjek dalam suatu karya sebagaimana tampil dalam
kehidupan sehari-hari tanpa tambahan embel-embel atau
interpretasi tertentu.Maknanya bisa pula mengacu kepada
usaha dalam seni rupa untuk memperlihatkan kebenaran,
bahkan tanpa menyembunyikan hal yang buruk sekalipun.
Menurut Soedarso SP (1987:80), “Realisme adalah suatu aliran
yang ingin menangkap ini seperti adanya, tanpa ilusi dan tanpa
bumbu apa-apa”.
Menurut Bambang (2009: 10) mengatakan bahwa:
Realisme dalam seni rupa abad ke-19 merupakan aliran
yang
menolak
tema
Neoklasisisme
dan
Romantisisme.Seniman Realisme tidak menggunakan
tema mitologi Yunani dan Romawi, tetapi tema “kini dan
di sini”, yang didasarkan pada pengamatan terhadap
peristiwa sehari-hari.Penggambaran secara detail dalam
Realisme dimaksudkan sebagai cara berekspresi, yaitu
mengungkapkan pikiran dan perasaan tertentu. Namun,
jika penggambaran yang detail tersebut hanya sekedar
bertujuan meniru objek, Realisme menurun tingkatannya
menjadi Naturalisme.

 
 

28

Sedangkan

menurut

Mikke

Susanto

(2011:327),

Realisme adalah aliran/ gaya yang memandang dunia ini tanpa
ilusi, apa adanya tanpa menambah atau mengurangi objek.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, Realisme adalah
aliran atau gaya yang melihat dunia dengan apa adanya dan
didasari oleh pengamatan terhadap peristiwa-peristiwa seharihari serta bertema kekinian tanpa menambah atau mengurangi
hasil pengamatan itu.
Impresionisme merupakan sebuah aliran atau paham
yang melukiskan kesan atau pengaruh pada perasaan.Secara
khusus kesan yang dilukiskan adalah kesan cahaya yang jatuh
atau memantul pada suatu objek/benda yang kasat mata,
terutama cahaya matahari karena memiliki kekayaan warna
yang tidak terbatas (Mikke Susanto, 201: 191).
Margono(2010:169), mengatakan bahwa Para pelukis
aliran impresionisme lebih mengutamakan kesan pencahayaan
yang dibuat secara spontan dan singkat.
Jadi, Impresionisme adalah aliran atau gaya yang lebih
mengutamakan kesan cahaya atau pengaruh pada perasaaan
dengan

goresan

spontan

yang

didasarkan

oleh

hasil

pengamatan objek nyata yang diekspresikan melalui warnawarna yang terang.

 
 

29

Berdasarkan penjelasan dan definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa Relisme Impresionistik adalah gaya
melukis yang melihat dunia dengan apa adannya, tanpa ilusi
dan didasari oleh pengamatan terhadap peristiwa-peristiwa
sehari-hari serta bertema kekinian tanpa menambah atau
mengurangi hasil pengamatan yang memiliki sifat dari gaya
impesionisme yang didasarkan oleh hasil pengamatan objek
nyata yang diekspresikan melalui warna-warna yang terang
dan lebih mengutamakan kesan cahaya dengan goresan
spontan.
3. Media dan Teknik Dalam Lukisan
a) Media
Sebagai seorang seniman, harus mampu memahami dan
mengenal penggunaan media yang digunakan dalam proses kerja
kreatif. Menurut Mikke Susanto (2011:25), Menjelaskan bahwa
“medium” merupakan bentuk tunggal dari kata “media” yang
berarti perantara atau penengah. Biasa dipakai untukk menyebut
berbagai hal yang berhubungan dengan bahan (termasuk alaat dan
teknik) yang dipakai dalam karya seni.
b) Teknik
Penguasaan teknik adalah hal yang paling pokok dalam
berkarya. Seorang perupa akan kesulitan mengekspresikan ide atau
gagasannya tanpa diimbangi penguasaan teknik yang mumpuni.

 
 

30

Hal ini karena ada hubungan yang erat sekali antara yang
dirasakan perupa dan hasil yang didapatkannya. Berikut teknikteknik yang digunakan dalam melukis:
1) Teknik Basah
Setiap perupa mempunyai teknik yang berbeda-beda
dalam melukis, terdapat dua teknik pokok yang sangat
mendasar yang erat hubungannya dengan medium yang
digunakan. Kedua teknik tersebut adalah teknik kering dan
basah. Menurut Mikke Susanto (2011:395), teknik basah
adalah “sebuah teknik dalam menggambar atau melukis yang
menggunakan medium yang bersifat basah atau memakai
medium dan minyak cair, seperti cat air, cat minyak, tempera,
dan tinta”.
2) Schildreren met olievert
Menurut Human Sahman (1993:72) Schildreren met
olievert adalah “melukis menggunakan cat minyak yang
pigmen-nya dicampur dengan linseed oil / minyak yang dibuat
dengan biji tumbuhan sejenis rami”. Cat minyak diencerkan
dengan minyak pengence