POLA POLA IMIGRASI MUSLIM (3)

POLA-POLA IMIGRASI MUSLIM (3)
Oleh: Jane I. Smith
Bermukim di Seantero Negeri
Saat ini hanya sedikit tempat di Amerika Serikat yang tidak dihuni oleh Muslim, di mana
mereka bekerja, dan memasukkan anak-anak mereka ke sekolah negeri; fasilitas-fasilitas untuk ibadah
Islam yang bisa dikenali (mesjid, rumah yang direnovasi menjadi tempat sholat, bahkan bagian depan
toko) adalah sesuatu yang lumrah.
Komunitas Muslim pertama di Amerika berada di Midwest. Di Dakota Utara, kaum Muslim
berkumpul untuk shalat berjamaah di tahun-tahun pertama era 1900-an; di Indiana, sebuah pusat
kegiatan Islam dimulai sejak 1914; dan Cedar Rapids, Iowa, adalah rumah bagi mesjid tertua yang
masih digunakan sampai sekarang. Dearborn, Michigan, di pinggiran Detroit, telah lama menjadi
rumah bagi Muslim Sunni dan Shiah dari banyak negara Timur Tengah. Banyak yang datang ke sini
karena kesempatan untuk bekerja di pabrik Ford Motor Company, dan saat mereka membangun
komunitas, orang-orang Muslim lainnya ikut bergabung. Bersama dengan orang-orang Kristen yang
berasal dari Timur Tengah, kaum Muslim Michigan membentuk pemukiman Arab-Amerika terbesar di
negara ini.
Kota-kota besar Amerika lain terlihat jelas sebagai lokasi yang disenangi untuk tujuan
imigrasi Muslim ke Amerika. Galangan kapal di Quincy, Massachusetts, di luar kota Boston,
menyediakan lapangan kerja bagi imigran Muslim sejak akhir tahun 1800-an. Islamic Center terbaru di
New England, yang merupakan mimpi dari sekelompok kecil keularga yang menatap di sana di bagian
awal abad ke-20, kini menjadi kompleks mesjid besar untuk tempat beribadah bagi para pelaku bisnis,

guru, profesional serta pedagang dan buruh.
Islam telah hadir dan muncul di Kota New York selama lebih dari satu abad. Sebagai kota
terbesar di Amerika Serikat, dalam sejarahnya New York telah menjadi rumah untuk beragam
kelompok etnik, dan populasi Muslimnya meliputi mereka yang berkecimpung dalam perniagaan besar,
pedagang, penghibur, profesional papan atas, dan pemiliki bisnis besar. Kaum Muslim di New York
mewakili spektrum kebangsaan yang luas dari hampir semua negara di dunia. Aktivitas pembangunan
mesjid banyak berlangsung di New York. Organisasi-organisasi Islam nasional mendapai kota ini
sebagai lahan subur untuk mengembangkan kegiatan mereka. Sejumlah besar sekolah dasar dan
menengah Islam, toko-toko dan bisnis yang dimiliki Muslim tumbuh di setiap penjuru kota.
Rumah pertama yang lain bagi para imigran Muslim adalah Chicago, Illinois, di mana
beberapa orang menyatakan jumlah Muslim yang tinggal di sini pada awal 1900-an adalah yang
terbanyak di antara kota-kota lain di Amerika. Kaum Muslim yang tinggal di Chicago saat ini berasal
dari Timur Tengah, India, Asia Tengah dan Selatan, dan beberapa bagian lain dunia. Mereka aktif
dalam mempromosikan keimanan mereka, menyelenggarakan shalat berjamaah untuk komunitas Islam
dan berinteraksi satu sama lain sebagaimana halnya dengan nonmuslim. Lebih dari 40 kelompok
Muslim telah berdiri di kawasan Chicago.
Serupa dengan di atas, kaum Muslim di Los Angeles dan San Francisco, California
menemukan iklim yang menyenangkan untuk berkembang. Mereka juga mewakili sebagian besar area
dunia Muslim yang terbaru adalah orang-orang Afghan, Somalia, dan warga dari negara-negara Afrika
lain. Islamic Center di California Selatan adalah salah satu entitas Muslim terbesar di Amerika Serikat,

dan para stafnya yang sangat terlatih terkenal karena kecakapan menulis dan kepemimpinan dalam
komunitas. Bangunan pusat agama yang mengesankan menyediakan semua layanan yang mungkin
dibutuhkan komunitas Muslim.
Imigran Muslim di masa modern saat ini terus menghadapi tantangan-tantangan sebagi
penduduk Amerika Serikat, dan mereka menanggapinya dengan berbagai cara. Persoalan-persoalan
identitas, pekerjaan, cara berpakaian, dan akulturasi adalah hal yang sangat penting bagi banyak
Muslim Amerika. Isu utama lain mencakup hubungan di antara ras dan kelompok etnik Muslim yang
berbeda sebagaimana halnya dengan Muslim Amerika lainnya; bagaimana dan di mana tempat untuk
menyediakan pendidikan Islam bagi anak-anak seseorang; dan penetapan peran dan kesempatan yang
layak bagi kaum wanita. Banyak dari mereka yang bergerak dari fase keterlepasan dan arus utama
kehidupan Amerika menuju partisipasi yang lebih aktif dalam arena politik dan sosial. Muslim Amerika
tampak bergerak menuju tahapan identitas yang berbeda di mana persoalan-persoalan semacam ini
dihadapi dan dipecahkan dalam cara-cara yang baru dan kreatif. Hasilnya mungkin berupa lahirnya
Islam Amerika yang sesungguhnya, yang terpintal dari budaya banyak negara, ras, dan identitas etnik.
(Habis)
Sumber:
Suara Muhammadiyah

Edisi 04 2004