2. Pengemb Kreativ Pem Bercerita Nov

PENGEMBANGAN
KREATIVITAS
PEMBELAJARAN
BERCERITA

Hasti/Widyaiswara P4TK
TK&PLB

Tujuan Pembelajaran










Kompetensi Dasar :
menguasai pengembangan kreativitas

pembelajaran dalam bercerita
Indikator keberhasilan diharapkan peserta
mampu;
menjelaskan hakikat bercerita
memahami pengembangan kreativitas
pembelajaran bercerita
menyusun dan merancang kegiatan bercerita

Bercerita…




metode komunikasi universal yang
sangat berpengaruh kepada jiwa
manusia dan metode ini sangat
efektif untuk mempengaruhi jiwa
anak-anak.
mendidik dan menasehati anak
melalui cerita adalah cara yang bijak

dan cerdas.

Mengapa metode cerita ini
efektif ?
1.

2.

Cerita lebih berkesan daripada
nasehat murni, sehingga pada
umumnya cerita terekam jauh lebih
kuat dalam memori manusia.
Melalui cerita anak belajar untuk
mengambil hikmah tanpa merasa
digurui.

Seorang pendidik Taman
Kanak-Kanak



hendaknya memahami perkembangan anak
agar lebih mengetahui ciri khas yang dimiliki
anak dan kemampuan yang dicapai serta
dapat memilih bahan dan metode yang tepat,
sehingga pendidik dapat menciptakan
lingkungan belajar yang menarik dan
bermakna dalam kegiatan sehari-hari.

Bercerita penting bagi anak …






sangat mudah dicerna di samping
teladan yang dilihat anak setiap hari.
dapat diintegrasikan dengan dasar
ketrampilan lain, yakni berbicara,
membaca, menulis dan menyimak

mengembangkan kemampuan
bersimpati dan berempati terhadap
peristiwa yang menimpa orang lain.

 memberi contoh pada anak bagaimana menyikapi
suatu permasalahan dengan baik, dan melakukan
pembicaraan yang baik.
 barometer sosial pada anak, seperti patuh pada
perintah orang tua, mengalah pada adik, dan selalu
bersikap jujur.
 memberikan ruang gerak pada anak, kapan sesuatu
nilai yang berhasil ditangkap akan diaplikasikan



Memberikan efek psikologis yang positif bagi
anak dan guru sebagai pencerita, seperti
kedekatan emosional sebagai pengganti figur
orang tua.


Membangkitkan rasa tahu anak akan peristiwa
atau cerita, alur, plot dan memberikan peluang
bagi anak untuk belajar menelaah kejadiankejadian di sekelilingnya.
Memberikan daya tarik bersekolah bagi anak
karena di dalam bercerita ada nuansa rekreatif
dan imajinatif yang dibutuhkan anak usia TK.

Kemampuan gurulah sebenarnya yang
menjadi tolak ukur kebermaknaan
bercerita.

Tanpa itu, dongeng dan
cerita tidak akan
memberikan makna
apa-apa bagi anak.

Manfaat Bercerita……..
Menanamkan kejujuran,
keberanian, kesetiaan,
keramahan, ketulusan, dan sikapsikap positif yang lain dalam

kehidupan lingkungan keluarga,
sekolah dan luar sekolah.
Untuk berlatih mendengarkan,
karena melalui mendengarkan
anak memperoleh bermacammacam informasi tentang
pengetahuan dan diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.

Lanjutan…
 Mengembangkan kemampuan
kognitif, afektif, maupun
psikomotor masing-masing anak
 anak terlatih untuk
mendengarkan dengan baik,
maka ia akan terlatih untuk
menjadi pendengar yang kreatif
dan kritis.
 memberikan pengalaman belajar
yang unik dan menarik, serta
dapat menggetarkan perasaan,

membangkitkan semangat, dan
menimbulkan keasyikan

 Bukan hanya guru yang
mengungkapkan suatu cerita kepada
anak, tapi anak juga diberi
kesempatan untuk mengungkapkan
ceritanya sendiri.
 Pengalaman demikian sangat penting
bagi anak untuk mengembangkan
kemampuan bercerita,
mengungkapkan pikiran, dan untuk
mengoptimalkan bahasanya.

Bagaimana dengan anak yang
mengalami kesulitan untuk
bercerita ?

Tujuan Bercerita
 anak mampu mendengarkan dengan seksama

terhadap apa yang disampaikan orang lain, anak
dapat bertanya apabila tidak memahaminya, dan
anak dapat menjawab pertanyaan
 anak dapat menceritakan dan mengekspresikan
apa yang didengarkan dan diceritakannya,
sehingga hikmah dari isi cerita dapat dipahami
dan lambat laun didengarkan, diperhatikan,
dilaksanakan dan diceritakannya pada orang lain.

KARAKTERISTIK CERITA ANAK
Komponen yang perlu diperhatikan dalam
bercerita;
 tema
 latar
 tokoh
 alur cerita

Komponen-Komponen dalam
Bercerita
TEMA

 Tema, dapat diklasifikasikan menjadi
tema tradisional dan tema non
tradisional.
 Tema yang diangkat tidak boleh lepas
dari dunia anak dan harus disesuaikan
dengan pesan moral yang ingin
disampaikan oleh pencerita.
 Cerita tidak boleh menyimpang dari
tema tersebut

o Latar
menunjuk pada pengertian tempat, hubungan waktu,
dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwaperistiwa yang diceritakan.
oTokoh
sebagai pembawa pesan yang ingin disampaikan
kepada pembaca atau pendengar.
oAlur Cerita
berisi urutan kejadian yang dihubungkan secara sebab
akibat dan sebuah cerita terdiri atas tiga bagian utama,
yakni awal, tengah, akhir


Prinsip Sederhana Bercerita dengan Baik

1. Milikilah keyakinan bahwa cerita anda patut
didengarkan
Tanyakan pada diri sendiri:
• Mengapa cerita ini penting untuk di dengarkan?
• Hal apa yang sangat menarik dalam cerita ini?
• Bagian mana dari cerita ini yang dapat menarik
perhatian?
• Hal apa yang dapat membuat anak-anak tertarik
dan berminat ketika mendengarkan cerita anda?

2. Siapkan cerita dan berlatihlah bercerita!
Empat langkah untuk mempersiapkan dalam
bercerita:
•Identifikasi cerita (perlu mengetahui dengan jelas
tujuan cerita anda)
•Membuat garis besar cerita.
•Review fakta-fakta dalam cerita.

•Berlatihlah bercerita dengan suara keras sesui
dengan garis besar cerita yang telah anda buat. Anda
dapat berlatih di depan anggota keluarga, di depan
cermin, atau dengan merekamnya.

3. Tangkaplah Perhatian Anak sejak dari Awal
Awali dengan menanyakan pengalaman-pengalaman
menarik yang mereka alami, misalnya:

Pertanyaan tentang sesuatu yang pernah dilihat dan
dikerjakan anak-anak
Berikan ilustrasi yang jelas untuk memulai cerita, dapat
berupa kejadian yang anda alami atau dari sesuatu
yang pernah anda baca.
 Libatkan anak-anak dalam aktivitas yang anda
persiapkan untuk mendukung cerita anda, seperti
permainan, menggambar, mendengarkan lagu, dsb.

4.

Identifikasi tingkat
pengenalan/pemahamanan
terhadap cerita

 Jelaskan terlebih dulu bagian-bagian yang
kemungkinan besar tidak mudah dipahami oleh
anak-anak yang belum pernah mendengar cerita
itu.
 Kedua, tunjukkan bahwa anda tahu ada
beberapa anak yang sudah pernah mendengar
cerita tersebut tapi jelaskan nilai pentingnya
cerita itu sehingga perlu diceritakan lagi.

Tujuan cerita harus jelas, jangan berteletele dalam bercerita dan jadikan tujuan itu
sebagai fokus cerita.
Jika tujuan utamanya lebih dari satu maka
pilih salah satu dan ceritakan dengan
jelas.
Satu tujuan utama diceritakan dengan
jelas lebih baik dari pada menceritakan
banyak nilai tetapi tidak ada yang diingat.

5. Fokuskan Cerita Anda

Kepiawaian guru dalam melibatkan anak bukan saja
membuat anak antusias menyimak cerita, tetapi juga
membuat mereka merasa dihargai.
Penyebutan nama, pemberian pertanyaan, teguran, dan
sapaan, membuat anak merasa dihargai dan diakui
keberadaannya di dalam dunia cerita atau dongeng

6. Libatkan Anak-anak …

Materi Pokok 2

Pengembangan
Kreativitas
dalam Bercerita

Langkah-langkah dalam
Bercerita
1. Memilah dan Memilih Materi Cerita
Pertama memilih judul yang menarik dan mudah
diingat, baru kemudian materi cerita yang unik
dengan cara sbb:
• Mencari sumber cerita yang sebanyak-banyaknya
• Catat dan urutkan cerita-cerita tersebut dalam
sebuah file cerita

Pilahlah dongeng untuk usia berapa cerita tersebut

Identifikasikan materi pendukung (boneka, musik
dsb)

2. Memilih Tokoh Cerita






Kekuatan sebuah cerita antara lain terletak
pada bagaimana karakter tokoh
dimunculkan di dalamnya
Menghayati karakter tokoh juga berarti
menghayati hal-hal yang dirasakan, dipikirkan,
dan diinginkan tokoh-tokoh tersebut
Emosi, perasaan, dan perilaku tokoh
terekspresikan dalam nada, volume,
intonasi dan warna suaranya, begitu pula
sebaliknya

Karakter tokoh ada beberapa
kategori
kelamin
usia
sifat
kondisi emosi

Menirukan Bunyi dan Karakter Suara

 gambaran sebuah peristiwa dan memberikan
informasi tokoh apa yang sedang berbicara.
 Bunyi-bunyian itu harus dihadirkan dalam cerita,
karena membuat cerita semakin dramatis dan
menarik.

Bandingkan contoh berikut!!

Cerita tanpa unsur bunyi
……Anak ayam mencari induknya. Semakin lama, semakin
jauh ke hutan. Tiba-tiba datanglah pak harimau….
Cerita dengan unsur bunyi
“tek…kotek….kotek”, anak ayam mencari induknya.
Semakin lama, semakin masuk ke hutan. Tiba-tiba ….
“Krusek..krusek…haummmm…haummm”, datanglah pak
harimau.
Manakah dari 2 unsur tersebut yang lebih memberikan gambaran peristiwa yang terjadi?

.

Bunyi suara binatang yang minimal harus dapat
diperagakan guru, antara lain adalah:
Bunyi cicit tikus (cit..cit..cit)
 Bunyi kokok ayam jantan (kukuruyuk, kongkorongok,
dsb)
 Bunyi kotek anak ayam (petek-petek, kotek-kotek, tektek, dsb)
 Bunyi ringkik kuda (hikk…hikk…hikk)
 Bunyi desis ular (zzzzz….zzzzz)
 Bunyi embik kambing (embek….embek…)
 Bunyi salak anjing (guk…guk…guk!)
 Bunyi meongan kucing (meong…meong..)
 Bunyi kerik jengkering (krik-krik-krik….)
 Bunyi lenguh sapi (emoooh…atau moooh)
 Bunyi korek katak (teot teblung …teot..teblung)


3. Memilih dan Mempersiapkan Tempat
Untuk menyajikan cerita menarik, diperlukan penyiapan
tempat, alat peraga, hingga penyajian cerita.
teknik penyajian cerita, yakni cara dan alat yang
digunakan guru dalam menyampaikan cerita.
Aktivitas bercerita tidak harus di dalam kelas, tetapi
dapat dilakukan di manapun asal memenuhi kriteria
kebersihan, keamanan dan kenyamanan.
Jika jumlah anak sedikit, bercerita dapat dilakukan di
halaman, di bawah pohon, di ruang tamu, di kebun
binatang, di dalam mobil, bahkan di arena bermain anakanak.

lanjutan …

Tempat yang dipilih harus ditata
sehingga semua anak dapat melihat
kepada guru mereka.
Jika jumlah anak tidak terlalu banyak,
penataan dapat dilakukan dengan
melingkar, mengelilingi guru.
Biarkan anak pada posisi yang mereka
sukai dan mereka nikmati karena hal itu
akan membantu mereka mencerna cerita
secara optimal

Saat yang terbaik untuk bercerita
adalah ketika anak menghendaki guru
bercerita, karena pada saat itulah anak-

Materi Pokok 3

Rancangan dan
Pelaksanaan
Kegatan Becerita

1. Menyusun Rencana Kegiatan Bercerita

 Menetapkan Tujuan dan Tema yang Dipilih
 Menetapkan Rancangan Kegiatan Bentuk Bercerita yang Dipilih
 Menetapkan Bahan dan Alat yang Diperlukan
 Menetapkan Rancangan Langkah-langkah Kegiatan
2. Melaksanakan Kegiatan Bercerita
 Mengkondisikan Anak
 Teknik Membuka Cerita
 Menutup Cerita

Teknik-Teknik yang dapat digunakan dalam
bercerita…
1.Membaca langsung dari buku cerita
2.Bercerita dengan menggunakan ilustrasi
gambar dari buku
3.Menceritakan dongeng
4.Bercerita dengan menggunakan papan flanel
5.Bercerita dengan menggunakan media boneka
6.Bercerita dengan menggunakan boneka jari

Membaca langsung dari buku
cerita


Cara ini dapat dilakukan jika guru memiliki
buku cerita yang sesuai dengan anak,
terutama dikaitkan dengan pesan-pesan yang
tersirat dalam cerita tersebut.



Teknik bercerita ini perlu memperhatikan pula
teknik membaca, supaya cerita yang
dibawakan menjadi menarik serta “berjiwa”
karena guru membacakannya dengan intonasi
suara, lafal dan ekspresi wajah yang tepat.

Bercerita dengan
menggunakan ilustrasi gambar
dari buku






Teknik ini dapat dipilih guru jika cerita yang akan
disampaikan pada anak terlalu panjang dan terinci.
Penggunaan ilustrasi gambar dapat menarik
perhatian anak, karena mendengarkan cerita tanpa
ilustrasi gambar menuntut konsentrasi/pemusatan
perhatian yang lebih besar dibandingkan apabila
anak mendengarkan cerita dari buku bergambar.
Hendaknya ilustrasi gambar cukup besar sehingga
mudah dilihat oleh anak, berwarna serta sesuai
jalan ceritanya.

Contoh Bercerita
menggunakan Ilustrasi
Gambar dari Buku

Bercerita dengan menggunakan
papan flanel
Papan flannel adalah suatu alat peraga
yang efektif untuk menstimulasi anak
dalam pembelajaran aspek menyimak dan
berbicara
 Caranya dengan menempelkan rangkaian
gambar-gambar seperti gambar seri, kartu
kata, dan semacamnya ketika menceritakan
sebuah peristiwa.


Tahapan dalam menggunakan
papan flanel


Beberapa potongan gambar sesuai dengan isi cerita; dan judul cerita



cerita singkat dan sarat dengan nilai-nilai kehidupan, sosialisasi dan
lingkungan anak ;



potongan gambar dibuat dan dibentuk sesuai dengan tokoh atau
suasana cerita;



ukuran gambar relatif paling kecil 10 x 15 cm ;



gambar diberi warna menarik dan tidak mengaburkan imajinasi anak;



gambar dapat berupa satu gambar tanpa suasana yang mendukung,
dapat pula dilengkapi dengan suasana yang mendukung;



potongan gambar sebanyak-banyaknya 8 potong gambar;



gambar satu dan lainya berkaitan dan menunjukkan satu kesatuan
cerita;



menggunakan gaya bahasa anak;

Contoh Bercerita
dengan media Papan
Flanel

Bercerita dengan menggunakan media
boneka








Boneka yang digunakan akan mewakili tokohtokoh cerita yang disampaikan.
Dapat merupakan anggota keluarga seperti ayah,
ibu, anak laki dan anak perempuan, kakek nenek.
Selain itu bisa mewakili tokoh-tokoh satwa dalam
sebuah fabel seperti kancil, buaya, kura-kura dll.
Boneka yang dibuat mempunyai sifat masingmasing misal ayah yang penyabar, ibu yang
cerewet, kancil yang cerdik dsb,

Bercerita dengan boneka jari
Teknik ini memungkinkan guru berkreasi
dengan boneka jarinya, serta dapat
menciptakan bermacam-macam cerita
sesuai dengan tokoh yang dimainkan.
 Kreativitas seorang guru sangat diperlukan
untuk dapat menghasilkan boneka jari yang
lucu, unik dan menarik bagi anak.


TUGAS
KELOMPOK

Contoh media gambar berseri …

Media gambar

LK 03 Praktek
Bercerita dengan menggunakan
boneka jari dan kaos tangan

BONEKA JARI 1
• Bahan & Alat:
* Kain flanel warna-warni
* Benang dan jarum
* Pola baju boneka dari kertas
Cara Membuat:
1. Gunting kain flanel sesuai pola sebanyak 2 buah.
2. Jahit kedua sisinya.
3. Sambungkan boneka kepala di bagian atas baju.

Langkah-langkahnya:
 Buat pola pada gambar yang akan dibentuk, buat dua pola
untuk depan dan belakang
 Gunting pola yang telah dibentuk,
 Jahit pola yang telah dibuat, tapi sisakan tempat untuk
memasukkan dakron/kapas sebagai isi , dan tutup jahitan
yang belum tertutup
 Bentuk aplikasi seperti mata, hidung, dll,
 dengan menjahit membentuk, atau menggunakan kain flanel
dan direkatkan dengan lem
 Buat tempat untuk jari di belakang boneka yang telah jadi,
 Dan boneka jari siap untuk diperankan.