MINAT SISWA TERHADAP PEKERJAAN BIDANG BOGA PADA SISWA KELAS III DI SMK NEGERI I SEWON BANTUL YOGYAKARTA.

MINAT SISWA TERHADAP PEKERJAAN BIDANG BOGA
PADA SISWA KELAS III DI SMK NEGERI I SEWON BANTUL
YOGYAKARTA

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun oleh :
RETNO NUR ASTUTI
995624020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2006

PERSETUJUAN


Skripsi yang berjudul “MINAT TERHADAP PEKERJAAN BIDANG BOGA
PADA SISWA KELAS

III DI SMK NEGERI I SEWON BANTUL

YOGYAKARTA” ini telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diujikan.

Yogyakarta, …….. Juni 2006

Pembimbing I,

Pembimbing II

Hj. Siti Hamidah, M.Pd
NIP. 130799888

Yuriani, M.Pd
NIP. 131126532

PENGESAHAN


Skripsi yang berjudul “Minat Siswa Terhadap Pekerjaan Bidang Boga Pada
Siswa Kelas III Di SMK Negeri I Sewon Bantul Yogyakarta” ini telah
dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 27 Juni dan dinyatakan lulus.

DEWAN PENGUJI

Nama

Jabatan

Tanda tangan

Tanggal

Hj. Siti Hamidah, M.Pd

Ketua Penguji

……………


…..…..

Kokom Komariah, M.Pd

Sekretaris Penguji

……………

…..…..

Risqie Auliana, M.Kes

Penguji I

……………

…..…..

Badraningsih L, M.Pd


Penguji II

……………

…..…..

Yuriani, M.Pd

Penguji Pendamping

……………

…..…..

Yogyakarata, Juni 2006
Fakultas Teknik UNY
Dekan

Prof. Dr. Sugiyono

NIP. 130693811

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau
diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata
penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Yogyakarta, …….. Juni 2006
Yang menyatakan

Retno Nur Astuti
NIM. 995624020

MOTTO
“ Dengan Menyebut Nama Alloh Yang Maha Pengasih Lagi Penyayang.”
(QS. Al-Fatihah: 1)
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai dari
suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan lainnya . dan hanya kepada

Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”
(QS. Al-Insyiroh: 6-8)
“Alloh SWT tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupan.”
(QS. Al-Baqoroh: 286)

PERSEMBAHAN
Seiring Puji dan Syukur-KU atas karunia Alloh SWT kepadaku, aku persembahkan karya
sederhana ini untuk:


Ibu dan Ayahku yang selalu memberikan kasih sayang,
cinta dan perhatian serta doa-doanya sepanjang waktu.



Kakak-kakakku tercinta: mas Eko, mas Dwi, mas Mamik.



Pi Shirro….,makasih atas dukungan pi selama ini.




Sahabat-sahabat terbaikku: Bari Cantek, Mba Yuni, Sutri,
dan Kak Yopi makasih atas bantuan kalian selama ini.



Teman-teman boga ’99.



Almamaterku

MINAT SISWA TERHADAP PEKERJAAN BIDANG BOGA
PADA SISWA KELAS III DI SMK NEGERI I SEWON BANTUL
YOGYAKARTA

Retno Nur Astuti
995624020

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat terhadap pekerjaan
bidang boga (cook helper, waiter, assisten baker, steward) pada siswa kelas III
SMK Negeri I Sewon Bantul Yogyakarta, yang dilihat dari 5 indikator yaitu: (1)
perhatian, (2) perasaan, (3) dorongan, (4) harapan, dan (5) pengalaman.
Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas III SMK Negeri I Sewon
Bantul yang berjumlah 108 orang siswa. Penentuan besarnya sampel
menggunakan Kerjcie dengan taraf kesalahan 5%. Besarnya sampel adalah 80
siswa. Teknik pengambilan data menggunakan angket dan dokumentasi. Validitas
instrumen menggunakan rumus kolerasi Product Moment dari Pearson dengan
menggunakan angket tertutup dengan 51 butir soal dan jumlah responden 28
orang siswa kelas III bidang keahlian tata boga SMK Negeri I Sewon Bantul.
Analisis kesahihan menggunakan bantuan komputer program SPS edisi Sutrisno
Hadi dan Yuni Parmadiningsih. Jumlah butir 51, pada uji coba terdapat 12 butir
yang gugur dan yang lainnya dinyatakan sahih. Reliabilitas menggunakan rumus
Alpha Cronbach diperoleh r hitung 0,374 status andal. Teknik analisis data
menggunakan statistik deskriptif dengan data Mean (M), Median (Me), Modus
(Mo), dan Simpangan Baku (SD).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat terhadap pekerjaan bidang
boga paling tinggi pada siswa kelas III di SMK Negeri I Sewon Bantul adalah

sebagai waiter dengan persentase sebesar 50%. Minat pada pekerjaan bidang boga
dari indikator pengalaman termasuk pada kategori sangat tinggi dengan persentase
72,5 % dan rerata ideal 12,5. Minat pada pekerjaan bidang boga dari indikator
harapan termasuk pada kategori sangat tinggi dengan persentase 67,5% dan rerata
ideal 27,5. Minat pada pekerjaan bidang boga dari indikator perhatian termasuk
pada kategori tinggi dengan persentase 70% dan rerata 37,5. Minat pada pekerjaan
bidang boga dari indikator dorongan/motif termasuk pada kategori tinggi dengan
persentase 60% dan rerata ideal 12,5. Minat pada pekerjaan bidang boga dari
indikator perasaan senang termasuk pada kategori tinggi dengan persentase
58,75% dan rerata ideal 7,5. Minat pada pekerjaan bidang boga pada siswa kelas
III di SMKN I Sewon Bantul dari nilai total termasuk pada kategori tinggi dengan
persentase 66,25% dan rerata ideal 97,5. Dimensi minat yang paling tinggi adalah
dari indikator pengalaman.

Kata kunci: minat siswa, pekerjaan bidang boga, siswa kelas III, SMK Negeri I
Sewon Bantul.

KATA PENGANTAR

Bismilahirohamannirokhim

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT, yang telah melimpahkan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir Skripsi yang
berjudul “Minat Siswa Terhadap Pekerjaan Bidang Boga Pada Siswa Kelas III Di
SMKN I Sewon Bantul Yogyakarta ” ini di susun dengan tujuan memenuhi
sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi
Pendidikan Teknik Boga.
Pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan
semua pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Sugeng Mardiono, Ph.D., rektor Universitas Negeri
Yogyakarta.
2. Bapak Prof. Dr. H. Sugiyono, Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Yogyakarta.
3. Bapak Sudarman, S.Pd. S.IP., Kepala Sekolah SMK N I Sewon Bantul
yang telah memberikan ijin penelitian.
4. Ibu Kokom Komariah, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan
Busana Universitas Negeri Yogyakarta.
5. Ibu Hj. Siti Hamidah, M.Pd., Dosen Pembimbing I, yang telah
memberikan bimbingan pada penulisan skripsi.

6. Ibu Yuriani, M.Pd., Dosen Pembimbing II, yang telah memberi bimbingan

pada penulisan skripsi.
7. Tim Penguji Tugas Akhir Skripsi yang telah meluangkan waktu untuk
menguji hasil penelitian ini.
8. Semua pihak yang telah membantu penulis, sehingga penelitian ini dapat
terselesaikan.
Penulis menyadari penulisan skripsi ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari bapak/ibu,
sehingga penulisan skripsi ini dapat lebih baik.
Terimakasih
Wassalamu’alaikum, Wr.Wb.

Yogyakarta, …….. Juni 2006

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
Halaman judul……………………………………………………………

i

Persetujuan………………………………………………………….……

ii

Pengesahan………………………………………………………….……

iii

Pernyataan……………………………………………………………….

iv

Motto…………………………………………………………………….

v

Abstrak…………………………………………………………………..

vi

Kata Pengantar…………………………………………………………...

vii

Daftar Isi…………………………………………………………………

ix

Daftar Gambar……………………………………………………………

xii

Daftar Tabel……………………………………………………………...

xiii

Daftar Lampiran…………………………………………………….……

xv

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………..

1

B. Identifikasi Masalah……………………………………………

7

C. Batasan Masalah………………………………………………..

9

D. Rumusan Masalah……………………………………………...

10

E. Tujuan Penelitian……………………………………………….

10

F. Manfaat Penelitian……………………………………………...

11

BAB II. DESKRIPSI TEORI
A. Deskripsi Teori…………………………………………………

12

1. Minat………………………………………………………...

12

a. Pengertian Minat…………………………………………

12

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat………………..

14

c. Macam-macam Minat……………………………………

14

d. Fungsi Minat……………………………………………..

15

2. Pekerjaan Bidang Boga……………………………………...

16

3. Minat Terhadap Pekerjaan Bidang Boga …………………...

19

a. Perhatian………………………………………………….

20

b. Perasaan senang………………………………………….

22

c. Dorongan/motif…………………………………………..

25

d. Harapan…………………………………………………..

27

e. Pengalaman………………………………………………

28

B. Kerangka Berpikir……………………………………………..

30

C. Pertanyaan Penelitian………………………………………….

34

BAB III. METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian……………………………………………...

35

B. Definisi Operasional Istilah Penelitian……………………..

35

C. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………...

37

D. Populasi dan Sampel Penelitian………………………………

37

1. Populasi Penelitian………………………………………….

37

2. Sampel Penelitian…………………………………………...

37

E. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian………..

38

1. Metode Pengumpulan Data…………………………………

38

2. Instrumen Penelitian………………………………………..

40

F. Uji Coba Instrumen……………………………………………

41

a. Pengukuran Tingkat Validitas………………………………

42

b. Pengukuran Tingkat Reliabilitas……………………………

43

G. Teknik Analisis Data………………………………………….

45

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Hasil Penelitian………………………………………….

47

1. Jumlah siswa yang mempunyai minat terhadap pekerjaan
bidang boga………………………………………………..

47

2. Minat Berdasarkan Faktor Internal dan Eksternal………….

48

a. Perhatian………………………………………………..

48

b. Perasaan senang………...………………………………

52

c. Dorongan………………………………………………..

55

d. Harapan…………………………………………………

58

e. Pengalaman……………………………………………..

62

3. Minat Siswa terhadap Pekerjaan Bidang Boga Pada siswa
kelas III di SMKN I Sewon Bantul dilihat dari nilai total …

65

4. Dimensi minat yang paling tinggi…………………………..

69

B. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………

70

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan…………………………………………………..

77

B. Keterbatasan Penelitian………………………………………

78

C. Saran…………………………………………………………..

79

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………...

80

LAMPIRAN……………………………………………………………..

82

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

Gambar 4

Gambar 5

Gambar 6

Gambar 7

Gambar 8

Diagram minat siswa terhadap pekerjaan bidang
boga………………………………………………………

48

Diagram minat siswa terhadap pekerjaan bidang boga
dilihat dari indikator perhatian…………………………...

51

Diagram minat siswa terhadap pekerjaan bidang boga
dilihat dari indikator perasaan senang …………………...

55

Diagram minat siswa terhadap pekerjaan bidang boga
dilihat dari indikator dorongan/motif…………………….

58

Diagram minat siswa terhadap pekerjaan bidang boga
dilihat dari indikator harapan…………………………….

61

Diagram minat siswa terhadap pekerjaan bidang boga
dilihat dari indikator pengalaman…………………………

65

Diagram minat siswa terhadap pekerjaan bidang boga
pada siswa kelas III SMKN I Sewon Bantul dilihat dari
nilai total…………………………………………………..

68

Diagram Dimensi Minat Siswa terhadap Pekerjaan Bidang
Boga SMKN I Sewon Bantul …………………………….

70

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.

Pengambilan sample (table Krejcie)……………………….

Tabel 2.

Kisi-Kisi Instrumen Minat Siswa Terhadap Pekerjaan

38

Bidang Boga …………………..…………………………..

41

Tabel 3.

Skor Penilaian Kategori Jawaban………………………….

41

Tabel 4.

Keandalan Tingkat Validitas Instrumen Minat Siswa
terhadap Pekerjaan Bidang Boga………………………….

43

Tabel 5.

Distribusi Minat Siswa terhadap Pekerjaan Bidang Boga...

47

Tabel 6.

Distribusi Frekuensi Minat terhadap Pekerjaan Bidang
Boga Dilihat Dari Indikator Perhatian……………………..

Tabel 7.

Kategori Minat terhadap Pekerjaan Bidang Boga Dilihat
Dari Indikator Perhatian…………………………………..

Tabel 8.

59

Kategori Minat terhadap Pekerjaan Bidang Boga Dilihat
Dari Indikator Harapan……………………………………

Tabel 14.

58

Distribusi Frekuensi Minat terhadap Pekerjaan Bidang
Boga Dilihat Dari Indikator Harapan……………………..

Tabel 13.

55

Kategori Minat Terhadap Pekerjaan Bidang Boga Dilihat
Dari Indikator Dorongan/motif…………………………….

Tabel 12.

54

Distribusi Frekuensi Minat terhadap Pekerjaan Bidang
Boga Dilihat Dari Indikator Dorongan…………………….

Tabel 11.

52

Kategori Minat terhadap Pekerjaan Bidang Boga Dilihat
Dari Indikator Perasaan Senang…………………………...

Tabel 10.

51

Distribusi Frekuensi Minat terhadap Pekerjaan Bidang
Boga Dilihat Dari Indikator Perasaan Senang……………..

Tabel 9.

49

61

Distribusi Frekuensi Minat terhadap Pekerjaan Bidang
Boga Pada Siswa Kelas III Dilihat Dari Indikator
Pengalaman………………………………………………...

Tabel 15.

Kategori Minat Terhadap Pekerjaan Bidang Boga Dilihat
Dari Indikator Pengalaman………………………………...

Tabel 16.

62

Distribusi Frekuensi Minat Terhadap Pekerjaan Bidang

64

Boga Pada Siswa Kelas III SMKN I Sewon Bantul Dilihat
dari Nilai Total…………………………………………….
Tabel 17.

66

Kategori Minat Terhadap Pekerjaan Bidang Boga Pada
Siswa Kelas III SMKN I Sewon Bantul Dilihat dari Nilai
Total…………………………………..…………………...

68

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian……………………………………….

83

Lampiran 2. Angket Penelitian…………………………………………

88

Lampiran 3. Hasil Uji Instrumen……………………………………….

97

Lampiran 4. Tabel r Product Moment…………………………………..

125

Lampiran 5. Rumus Strugest……………………………………………

127

Lampiran 6. Data Penelusuran siswa…………………………………...

140

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu jenis
pendidikan menengah tingkat atas dalam sistem Pendidikan Nasional yang
mempunyai misi dan tujuan yang lebih menekankan pada mempersiapkan
anak didiknya sebagai calon tenaga kerja profesional. Nana Sudjana dalam
Uber Usman (2002: 14)menjelaskan bahwa pekerjaan yang bersifat
profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dikerjakan oleh mereka yang
secara khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan
oleh mereka yang karena tidak memperoleh pekerjaan.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kelompok pariwisata terdiri
atas beberapa program pendidikan yang mempersiapkan tamatannya untuk
dapat bekerja dan mengembangkan profesinya pada berbagai jenis pekerjaan
di bidang pariwisata, antara lain: perhotelan, boga, busana, dan kecantikan.
Untuk lulusan SMK jurusan boga, level kualifikasi bidang pekerjaan yang
dapat diisi di lapangan sesuai dengan kurikulum 2004 antara lain: cook helper,
waiter, ass. Baker, dan steward. Lingkup pekerjaannya adalah sebagai
pengolah dan penyaji makanan dan minuman. Ruang lingkup kerjanya di
dunia usaha dan industri, hotel, restoran, katering dan rumah sakit (Buku II
kurikulum 2004: 23).
Siswa bidang keahlian tata boga tetunya mengharap agar setelah
mereka lulus segera mendapat pekerjaan sesuai dengan ketrampilan yang
dimiliki. Di dalam memilih pekerjaan nantinya, siswa harus mampu memilih

2

pekerjaan yang tepat. Dalam memilih pekerjaan ini erat kaitannya dengan
minat masing-masing siswa. Minat adalah kecenderungan yang agak menetap
dalam diri subyek untuk merasa tertarik pada bidang tertentu dan merasa
senang berkecimpung dalam bidang tersebut (Winkel, 2004: 212).
Apabila siswa melihat pekerjaan bidang boga sebnagai suatu obyek
yang menyenangkan dan menarik perhatian dan dianggap bermanfaat bagi
dirinya serta ada kemungkinan untuk dilaksanakan berarti ia berminat pada
pekerjaan itu. Maka ia akan cenderung untuk lebih aktif dengan obyek
tersebut.
Perkerjaan bidang boga dapat memberi kesenangan pada diri dan
orang lain karena pekerjaan itu mempunyai daya tarik yang kuat. Misalnya
siswa berminat pada pekerjaan bidang boga, maka siswa akan berusaha untuk
mendekati obyek tersebut. Sebagai contoh pekerjaan bidang boga sekarang ini
diantaranya adalah: pramusaji, persewaan dan pelayanan alat-alat hidang, juru
masak baik pada industri skala rumah tangga, instansi-instansi (rumah sakit,
LP) maupun pada restoran-restoran besar seperti Fast Food dan lain-lain,
dekorator pelayanan makanan seperti pembuatan center piece prasmanan dan
lain-lain.
Selain adanya minat pada diri siswa, pengetahuan atau informasi
tentang pekerjaan bidang boga perlu diberikan. Hal ini merupakan hal yang
disengaja, mengingat usianya yang pada akhir remaja, sedang menginjak
tahapan perkembangan yang dituntut untuk lebih peduli dan mulai serius
memikirkan soal bekerja da pekerjaan demi masa depannya.

3

Tugas-tugas perkembangan masa remaa salah satunya adalah
memilih dan mempersiapkan lapangan pekerjaan. Dilihat dari hakikat
tugasnya adalah:1) Memilih pekerjaan yang sesuai denga bakat dan
keinginannya; 2) Mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan pekerjaan.
Dilihat dari dasar biologisnya remaja yang mencapai usia 18 tahun dianggap
cukup kuat untuk mempersiapkan dirinya memperoleh pekerjaan. Sedangkan
dilihat dari dasar psikologisnya, ternyata pada kaum remaja usia 16 sampai 19
tahun minat yang utama tertuju pada pemilihan dan mempersiapkan lapangan
pekerjaan (Zulkifli, 1992: 78). Di masa itu diperlukan bimbingan untuk
membantu mengarahkan mereka agar tercapai tujuan hidupnya sesuai dengan
bidangnya. Semua itu bisa diperoleh melalui penyelenggaraan pendidikan,
informasi dunia kerja dan bimbingan karir di sekolah.
Penyelenggaraan pendidikan di sekolah yaitu siswa harus mengikuti
pemelajaran yang dikemas dalam berbagai mata diklat normatif, adaptif dan
produktif yang sudah dirancang dalam kurikulum. Walaupun terpaksa, tapi
jika dilatih terus serta belajar dengan tekun maka hal ini dapat membantu
mempertinggi minatnya. Informasi tentang dunia kerja khususnya bidang boga
dapat diperoleh melalui media informasi seperti media cetak, radio, televisi,
ceramah-ceramah. Potensi yang dimiliki oleh informasi itu sendiri dapat
memberikan pengetahuan atau gambaran tentang dunia kera khususnya
pekerjaan bidang boga.
Adanya bimbingan karir di sekolah yaitu kegiatan dan layanan
bantuan kepada peserta didik dengan tujuan agar mereka mampu menentukan

4

pilihan pekerjaan dan menyusun rencana karir untuk masa depannya
(Munandir, 1996: 71). Melalui bimbingan karir siswa memperoleh
pemahaman dunia kerja dan pemahaman diri. Bimbingan itu sesuai dengan
kemampuan, ketrampilan, permodalan dan sesuai dengan minat dan harapan
pada diri siswa itu sendiri.
Adanya harapan ke depan yang lebih baik pada pekerjaan bidang
boga dapat memberi pengaruh kepada siswa untuk lebih berminat pada
pekerjaan bidang boga. Misalnya siswa berpikiran bahwa masyarakat dalam
era industrialisasi pasti menuntut kebutuhan akan makanan yang praktis dan
mudah dikarenakan berbagai macam alasan. Sehingga nantinya siswa setelah
lulus dapat membuka atau bekera pada usaha-usah industri jasa boga yang
bersedia memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Dengan harapan jika
setelah membuka usaha/bekerja di bidang bogamasa depannya akan cerah dan
kebutuhannya terpenuhi. Jadi jelas bahwa pekerjaan-pekerjaan bidang boga
akan semakin dibutuhkan seiring dengan semakin berkembangnya industri
bidang boga.
Tono Soegijanto dalam Erny (1995:4) mengisyaratkan bahwa:
”Dalam memilih jurusan pemikiran mengenai prospek pekerjaan yang tersedia
di masyarakat setelah lulus tidak dapat dikesampingkan begitu saja, tidak ada
gunanya memilih jurusan yang peluang diterimanya sangat besar, sedangkan
lulusan jurusan itu tidak memberi prospek pekerjaan yang cerah”.
Jumlah angkatan kerja baru setiap tahunnya adalah 4,5 juta yang
terdiri dari belum tamat Sekolah Dasar 1,2 juta; tamat Sekolah Dasar 1,2 juta;

5

tamat atau belum tamat SLTP 0,8 juta; tamat atau belum tamat SLTA 1,0 juta;
tamat atau belum tamat Pendidikan Tinggi 0,3 juta. Sedangkan dari lulusan
SMK 355.000 (http://www.dikmenjur.freeshoting.net/kebijak/bag-1.htm).
Menurut data persentase keterserapan siswa lulusan SMKN I Sewon
bidang Keahlian tata boga dari data yang diperoleh mengalami turun naik dari
tahun ke tahun. Pada tahun ajaran 1995/1996 persentase keterserapan 90%,
tahun 1996/1997 persentase keterserapan 93%, tahun 1997/1998 persentase
keterserapan 92%, tahun 1998/1999 persentase keterserapan 94%, tahun
1999/2000 persentase keterserapan 96%, tahun 2000/2001 persentase
keterserapan 87%, tahun 2001/2002 persentase keterserapan 88%, tahun
2002/2003 persentase keterserapan 92%, tahun 2003/2004 persentase
keterserapan 97%.
Pada tahun ajaran 2004/2005 telah dilakukan penelusuran bakat
siswa lulusan tahun aran 2003/2004 di salah satu SMK yang terdapat di
Kabupaten Bantul, yaitu SMKN I Sewon Bantul (data pada lampiran 6).
Pemilihan SMKN I Sewon Bantul karena lokasi dekat dengan tempat tinggal
peneliti. SMK ini beralamat di Desa Pulutan, Pendowoharjo, Sewon, Bantul,
Yogyakarta. Pada penelusuran tersebut menunjukkan bahwa 102 orang lulusan
bidang keahlian tata boga. Dengan rincian sebagai berikut: 32 orang bekera
mandiri (25 orang membuka usaha sendiri pada bidang boga dan 7 orang
membuka usaha di luar bidang boga), disebabkan semakin banyaknya pencari
kerja yang harus bersaing mengikuti seleksi untuk menjadi tenaga kera, jadi
mereka mempunyai inisiatif untuk membuka usaha sendiri dari pad

6

menganggur; 31 orang bekerja di industri boga, diketahui dari data yang
diperoleh bahwa mereka bekerja di rumah makan dan industri bakery, berarti
bekerja sesuai dengan bidang keahliannya yaitu tata boga; 1 orang melanutkan
studi, dengan tujuan ingin memperdalam bidang boga; 6 orang bekera di
garment; 2 orang bekerja di koperasi; 16 orang bekerja di Batam; 12 orang
bekerja di Malaysia dan 3 orang tidak ada keterangan.
Dari data tersebut diketahui 56 (53%) siswa dari 102 siswa lulusan
SMKN I Sewon yang bekerja pada bidang boga. Sedangkan 42 (41%) siswa
bekerja di luar bidang boga. Berarti tidak sampai 75% siswa lulusan SMKN I
Sewon Bantul bidang keahlian tata boga yang bekerja sesuai dengan bidang
keahliannya. Maka perlu dilakukan penelitian yang berklaitan dengan minat
siswa terhadap pekerjaan bidang boga.

B. Identifikasi Masalah
Para ahli psikologi telah banyak mengemukakan tentang definisi
minat secara umum. Minat dianggap sebagai kecenderungan seseorang untuk
sesuatu yang disertai dengan rasa senang untuk berbuat , mengetahui maupun
memiliki yang menjadi obyek tersebut.
Menurut Lintang Sianturi dalam Siti Wardani (2003: 16), bahwa
minat seseorang untuk bekerja pada suatu bidang tertentu dipengaruhi oleh
dua faktor, yaitu (1) faktor internal yaitu faktor yang berasl dari dalam
individu yang meliputi faktor fisiologis dan psikologis. Contoh: kondisi fisik,
bakat, motivasi, kreatifitas, dan intelegensi. (2) faktor eksternal adalah faktor

7

yang berasal dari luar individu yang meliputi faktor sosial dan faktor non
sosial. Contoh: lingkungan dan kebiasaan masyarakat sekitar serta budaya
yang ada.
Minat seseorang akan dipengaruhi oleh banyak hal. Dari faktor
internal, adanya perhatian; perasaan senang; dorongan dan harapan diduga
akan mempengaruhi minat. Sedangkan dari faktor eksternal, pengalaman
siswa misalnya pengalaman pada waktu melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) juga akan memberikan informasi yang diduga akan
menumbuhkan minat.
Seseorang akan berminat pada suatu obyek tertentu apabila obyek itu
telah dikenal, menarik perhatian, disenangi, difahami dan dianggap
bermabfaat bagi dirinya serta ada kemungkinan untuk dilaksanakan oleh orang
tersebut. Tetapi ada juga rasa suka akan sesuatu timbul karena latihan teratur
dan sering dilakukan serta menampakkan hasil yang memuaskan. Sehingga
semakin lama semakin merasa senang dan ingin mengembangkannya melihat
pengalaman yang diperoleh sebelumnya.
Minat terhadap suatu obyek atau pekerjaan pada siswa dapat
diarahkan sejak dini sewaktu siswa masih di bangku pendidikan. Untuk itu
siswa jurusan tata boga perlu diarahkan, diberi bimbingan dan dimotivasi
untuk lebih giat dan tekun belajar, khususnya bidang boga. Selain itu siswa
perlu diberi informasi positif dan jelas tentang suatu pekerjaan yang dimasuki
khususnya pekerjaan bidang boga.

8

Lebih lanjut dijelaskan bahwa individu memang dapat disengaja
mengarahkan minatnya yaitu memusatkan perhatiannya, kemauannya,
perasaan serta pikirannya pada suatu obyek tertentu yang ada di luar dirinya.
Demikian halnya minat terhadap sesuatu pada siswa SMK bidang keahlian
tata boga adalah suatu minat yang disengaja atau minat yang dipengaruhi oleh
penyelenggaraan pendidikan. Dengan kata lain tanpa penyelenggaraan
pendidikan, minat tersebut diduga akan sulit berkembang dan mencapai hasil
yang maksimal.
Dari latar belakang masalah dan uraian di atas mengenai minat
terhadap pekerjaan bidang boga pada siswa kelas III di SMKN I Sewon
Bantul Yogyakarta dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Adakah minat siswa terhadap pekerjaan bidang boga ?
2. Sejauh mana minat siswa terhadap pekerjaan bidang boga ?
3. Indikator apa yang mempengaruhi minat siswa terhadap pekerjaan bidang
boga ?
4. Seberapa besar informasi yang diterima siswa mengenai pekerjaan bidang
boga ?
5. Bagaimana harapan siswa terhadap pekerjaan bidang boga ?

C. Batasan Masalah
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan menghindari penafsiran
yang

menyimpang,

maka

perlu

diberikan

batasa-batasa

mengenai

permasalahan. Dengan adaya beberapa faktor yang mempengaruhi minat

9

seseorang baik faktor internal maupun faktor eksternal, maka pada penelitian
ini mengacu berdasarkan pendapat beberapa ahli: Abu Ahmadi, Andi
Mappiare, Bimo Walgito, Pandji Anoraga, dan Winkel. Dari faktor internal
yang akan diubahas dibatasi pada adanya perhatian, perasaan senang,
dorongan/motif, dan harapan siswa pada pekerjaan bidang boga. Sedangkan
dari faktor eksternal yang akan dibahas adalah pengalaman siswa pada
pekerjaan bidang boga.
Sebagai subyek yang akan diteliti adalah siswa kelas III jurusan tata
boga. Dipilihnya siswa kelas III sebagai subyek penelitian, karena sebagai
siswa tingkat akhir dan sudah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan serta
diasumsikan memiliki pandangan untuk memilih pekerjaan yang sesuai
dengan minatnya.

D. Rumusan Masalah
Berdasakan latar belakang masalah, identifikasi masalah, serta
batasan masalah di atas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apa pekerjaan bidang boga yang diminati oleh siswa kelas III SMKN I
Sewon Bantul ?
2. Bagaimana minat siswa pada pekerjaan bidang boga dilihat dari faktor
internal dan faktor eksternal ?
3. Dimensi apa dari miat siswa yang paling dominan ?

10

E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui pekerjaan bidang boga yang diminati oleh siswa kelas III
SMKN I Sewon Bantul ?
2. Mengetahui minat siswa pada pekerjaan bidang boga dilihat dari faktor
internal dan faktor eksternal ?
3. Mengetahui dimensi dari miat siswa yang paling dominan ?

F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi siswa, dengan penelitian ini diharapakan dapat memberikan
informasi yang dibutuhkan mengenai pekerjaan bidang boga.
2. Bagi sekolah, dengan diketahuiny peranan minat minat terhadap pekerjaan
bidang boga maka diharapkan dapat memberikan dorongan bagi sekolah
untuk menggiatkan kegiatan-kegiatan yang lebih mengarah pada
pemupukkan minat.
3. Sebagai referensi bagi peneliti lain yang mengadakan penelitian berkaitan
dengan minat.

11

BAB II
DESKRIPSI TEORI

A. Deskripsi Teori
1. Minat
a. Pengertian Minat
Dalam kamus besar bahasa Indonesia dinyatakan bahwa minat berarti
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu (1990: 583). Misalnya
seseorang mengatakan menaruh minat pada pekerjaan bidang boga, berarti
orang tersebut senang terhadap pekerjaan bidang boga.
Menurut Winkel (2004: 212), minat diartikan sebagai kecenderungan
subjek yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang tertentu. Antara minat
dan perasaan senang terdapat hubungan timbal balik, sehingga tidak
mengherankan jika siswa yang berperasaan tidak senang pada pekerjaan bidang
boga, juga akan kurang berminat memilih pekerjaan bidang boga, dan
sebaliknya.
Pendapat Abu Ahmadi (1998: 151), mengemukakan bahwa minat
adalah sikap jiwa seseorang yang tertuju pada sesuatu dengan unsur perasaan
yang terkuat. Berarti jika siswa merasa senang pada pekerjaan bidang boga
sehingga perhatiannya tertuju bidang boga sebenarnya dimulai dengan adanya
minat terhadap pekerjaan bidang boga.
Minat juga merupakan motif/dorongan yang tertuju kepada sesuatu
yang khusus (Woodworth dan Marquis dalam Abu Ahmadi, 1998: 143).berarti

13

bila individu telah mempunyai minat terhadap pekerjaan bidang boga, maka
perhatiannya akan dengan sendirinya tertarik dengan objek tersebut.
Menurut Woodworth dalam bimo Walgito (2003: 234), mengatakan
bahwa minat yaitu dorongan yang timbul karena seseorang tertarik pada obyek
tertentu. Dari pendapat ini dapat disimpulkan bahwa minat merupakan motif
atau dorongan yang mengarahkan perhatian individu merasa tertarik pada objek
tersebut karena ia merasa senang karena dapat menimbulkan kepuasan.
Menurut Bimo Walgito dalam Siti Hidayati (1998: 11)minat adalah
suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu hal dan
dengan disertai suatu keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun
membuktikannya lebih lanjut. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa
timbulnya minat dikarenakan adanya perhatian terhadap objek kemudian diikuti
dengan usaha yang kuat untk mendapatkan objek tersebut.
Menurut Andi Mappiare dalam Mugi Rahayu (2003: 13) mengatakan
bahwa minat terdiri dari perasaan, harapan, dan pilihan. Perasaan adalah
sebagai rasa senang dan tertarik. Harapan adalah yang ingin dicapai dari suatu
kecenderungan, merupakan keinginan dan ketertarikan untuk mengikuti sesuatu
yang menarik perhatiannya.
Sedangkan menurut Winarno Sumamad dalam Siti Hidayati
(1998:12) mengemukakan bahwa minat sebagai suatu hasil dari pengalaman
yang tumbuh dan dianggap bernilai. Jadi pengalaman turut membentuk minat
pada diri seseorang, dimana pengalaman yang dimaksud adalah pengalaman

14

yang membentuk kekuatan atau dorongan bagi seseorang untuk mengambil
suatu keputusan.
Dengan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa minat
adalah suatu kecenderungan seseorang untuk mengikuti suatu aktivitas karena
ada rasa senang/ tertarik, ada perhatian, ada kekuatan pendorong, harapan dan
pengalaman.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat
Menurut Lintang Sianturi dalam Siti Wardani (2003: 16) menyatakan
bahwa minat pada suatu jabatan dipengaruhi oleh dua faktor:
1) Faktor internal yaitu faktor yang mempengarui minat karena adanya
kebutuhan yang mendorong dari dalam diri individu terhadap pekerjaan
yang disenangi, adanya unsur kesadaran, perasaan, sifat inovasi sendiri.
2) Faktor eksternal yaitu karena pengaruh-pengaruh dari luar dirinya melalui
interaksi dengan lingkungannya.
c. Macam-macam minat
Dilihat dari segi timbulnya minat, Dudu Abdullah yang dikuti oleh
Suhartono (2000: 11) membedakan minat menjadi dua, yaitu: 1) Minat spontan
yaitu minat yang timbul dengan sendirinya atau spontan; 2) Minat disengaja
yaitu minat yang timbul karena dibangkitkan. Seseorang dapat denga sengaja
mengarahkan minatnya yaitu memusatkan perhatiannya, kemauannya, persaan
serta pikirannya pada suatu objek tertentu yang ada di luar dirinya.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa minat terhadap
sesuatu dalam hal ini minat siswa terhadap pekerjaan di bidang boga adalah

15

suatu minat yang disengaja atau minat yang dipengaruhi oleh pendidikan, tanpa
melalui pendidikan minat tersebut diduga akan sulit berkembang dan mencapai
hasil yang maksimal.
d. Fungsi Minat
Pendapat Witherington yang dikutip oleh Purwanto minat berfungsi
dapat memberikan pandangan hidup seseorang atau seluruh perbendaharaan
seseorang (1990: 21). Selain itu minat sangat berfungsi bagi manusia karena
dapat mengarahkan seseorang untuk mencapai tujuan hidupnya, sehingga dapat
membawa manusia pada hal-hal yang dianggap tidak perlu menjadi sesuatu
yang bermanfaat dalam dirinya karena timbul kesadaran untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya tanpa membebani orang lain. Dari batasan di atas dapat
disimpulkan bahwa minat sangat berarti bagi kehidupan manusia karena dapat
mengarahkan tujuan hidup seseorang. Sedangkan seseorang tanpa memiliki
tujuan hidup tidak dapat dikatakan sebagai manusia yang normal.
Dalam dunia pendidikan minat sangat penting peranannya, karena
merupakan sumber motivasi. Minat yang timbul dari tiap individu sebagai
kebutuhan akan merupakan pendorong bagi individu tersebut dalam
melaksanakan usahanya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa informasi
yang berhubungan dengan subjek, misalnya pekerjaan bidang boga akan sangat
penting guna meningkatkan minat siswa serta pengembangannya, karena
dengan informasi tersebut, seseorang dapat mengadakan penilaian apakah
pekerjaan bidang boga cukup bermakna atau tidak bagi dirinya.

16

2. Pekerjaan Bidang Boga
Setiap individu mempunyai kebutuhan yang kompleks antara lain
kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis. Makanan merupakan kebutuhan
manusia yang paling utama. Oleh karena itu, penyelenggaraan makanan
merupakan suatu keharusan, baik di lingkungan keluarga maupun di luar
lingkungan keluarga.
Maslow yang dikutip oleh Sukamto (1998: 71) berpendapat bahwa
manusia perlu memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok terlebih dahulu sebelum
individu bersangkutan mewujudkan diri ke dalam kebutuhan yang lebih tinggi
misalnya pendidikan. Berdasarkan pandangan tersebut dapat diidentifikasikan
bahwa pendidikan dan pekerjaan adalah suatu kebutuhan pokok yang harus
dipenuhi. Oleh karena itu untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan psikis
diperlukan suatu pekerjaan.
Menurut Dr. Fronz Von Magnis dalam Pandji Anoraga (1992:1112), pekerjaan adalah kegiatan yang direncanakan. Yang dilaksanakan tidaka
hanya karena kita mau dengan sungguh-sungguh mencapainya. Sedangkan
menurut Hegel, inti pekerjaan adalah kesadaran manusia. Pekerjaan
memungkinkan orang dapat menyatakan diri secara objektif ke dunia ini,
sehingga ia dan orang lain dapat memandang dan memahami keberadaan
dirinya.
Pekerjaan adalah untuk mewujudkan cita-cita, karena dengan
bekerja seseorang dapat memenuhi kebutuhan fisik, psikologis, mental,
intelektual dan kebutuhan sosial (Sudomo dikutip oleh Erny K, 1995: 23).

17

Pekerjaan adalah setiap kegiatan yang enghasilkan barang dan jasa
bagi diri sendiri atau orang lain baik itu dibayar atau tidak (Soeroto dalam Erny
K, 1995: 24). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pekerjaan adalah
kesatuan kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau jasa untuk
mewujudkan cita-cita terutama untuk menuju ke arah peningkatan hidup.
Pekerjaan adalah sumber penghasilan, sebab itu setiap orang yang
ingin memperoleh penghasilan yang lebih besar dan tingkat kehidupan yang
lebih baik, dengan bekerja. Setiap orang akan merasa puas dan bahagia dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya dari penghasilan yang diperoleh sebagai
imbalan atas hasil kerjanya.
Selain itu pekerjaan dapat menumbuhkan harga diri. Seorang
penganggur akan lambat laun kehilangan harga dirinya sebagai seorang yang
belum mampu berbuat sesuatu.
Pekerjaan merupakan salah satu dari aktivitas-aktivitas manusia
yang paling meresap. Disamping itu, pekerjaan merupakan medium bagi
individu untuk memperoleh syarat-syarat kehidupan pokok, sebagai alat untuk
menggambarkan, mengklasifikasi, dan mengevaluasi diri dan orang lain serta
merupakan suatu mekanisme dimana individu dapat mengubah diri dan orangorang disekitarnya.
Semakin banyaknya pilihan pekerjaan yang ada, maka siswa harus
mampu memilih pekerjaan yang tepat. Siswa bidang keahlian tata boga
tentunya mengharap agar setelah lulus segera mendapat pekerjaan sesuai
dengan ketrampilan yang dimiliki. Salah satu sasaran pekerjaan bagi lulusan

18

tata boga adalah industri jasa boga yang berhubungan dengan pengolahan
makanan atau keahlian bidang boga lainnya.
Untuk siswa lulusan SMK jurusan tata boga, level kualifikasi bidang
pekerjaan yang dapat diisi di lapangan sesuai dengan kurikulum 2004 antara
lain sebagai: Cook helper, Waiter, Assisten baker,dan

Steward. Lingkup

pekerjaannya sebagai pengolah dan penyaji makanan dan minuman. Ruang
lingkup kerjanya di dunia usaha/industri, hotel, restoran, katering dan rumah
sakit (Buku II kurikulum 2004: 24).
Di bawah ini akan dijelaskan pengertian tentang Cook helper,
Waiter, Assisten baker,dan Steward serta tugas-tugasnya yaitu:
1) Cook helper adalah pelaksana-pelaksana yang bekerja atas perintah
atasannya(cook). Tugas adalah membantu menyiapkan bahan-bahan yang
diperlukan oleh cook (Rymberthus, 1998: 375).
2) Waiter atau pramusaji adalah orang yang paling dekat hubungannya dengan
tamu. Tugasnya adalah melayani/minuman untuk tamu. Selain itu waiter
juga bertanggungjawab mengenai persiapan restoran pada waktu operasi
belum dimulai yaitu melengkapi semua peralatan seperti: alat makan, linen,
gelas, gelas dan lain-lain.
3) Assisten baker adalah tangan kanan seorang baker. Tugasnya adalah
membantu baker menyiapkan dan membuat macam-macam roti, kue-kue,
dan snack. Selain itu assisten baker bertugas menggantikan jika baker
berhalangan.

19

4) Steward adalah bagian yang mempunyai tugas pokok untuk menyiapkan
semua peralatan yang diperlukan oleh bagian Tata Hidangan dan TaTa
Boga (kitchen). Selain itu steward juga bertugas mencuci, memelihara, serta
merawat seluruh area dapur dan peralatannya (I Gusti Putu Putra Arwana,
1996: 3).
Jadi industri boga tidak terlepas dari kebutuhan tenaga kerja yang
memiliki berbagai keahlian da ketrampilan. Dengan demikian sektor jasa boga
bisa dijadikan sebagai lapangan kerja yang dapat memberi harapan jika ditekuni
lebih serius, serta dapat memberi kehidupan yang lebih baik/cerah.

3. Minat terhadap Pekerjaan Bidang Boga
Dalam menentukan pilihan pekerjaan, siswa harus benar-benar
memahami seperti apa pekerjaan yang kelak akan dipilihnya. Suatu pekerjaan
yang akan dipilih, setidaknya ada sangkut pautnya dengan kemampuan dan
ketrampilan yang dimiliki. Salah satu faktor yang memungkinkan seseorang
memilih pekerjaan adalah karena minatnya pada pekerjaan tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat dalam penelitian ini adalah
faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam diri individu, dan faktor
eksternal atau faktor yang dipengaruhi dari luar. Di bawah ini dijelaskan
beberapa faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal dalam penelitian ini meliputi: perhatian, perasaan senang,
dorongan/motif, harapan.

20

a) Perhatian
Menurut Abu Ahmadi (1998: 152) antara minat dan perhatian selalu
berhubungan dalam praktek. Apa yang menarik minat dapat menyebabkan
adanya perhatian dan apa yang menyebabkan adanya perhatian kita terhadap
sesuatu disertai dengan minat.
Dalam praktek sehari-hari, antara minat dan perhatuian pada
umumnya dianggap hampir sama. Minat adalah sikap jiwa seseorang termasuk
ketiga fungsi jiwanya (kognisi/ pengenalan, konasi/ kemauan, emosi), yang
tertuju pada sesuatu, dan dalam hubungan itu unsur perasan yang terkuat.
Perhatian yaitu keaktifan jiwa yang diarahkan kepada sesuatu objek tertentu. Di
dalam gejala perhatian, ketiga fungsi jiwa tersebut juga ada, tetapi unsur
pikiranlah yang terkuat pengaruhnya Abu Ahmadi (1998: 151).
Dalam kehidupannya orang perlu memusatkan perhatiannya terhadap
apa yang sedang dilakukannya. Dengan adanya perhatian akan menjadikan
pekerjaan itu dapat dilakukan dengan baik dan hasilnyapun dapat diharapkan
pula.
Menurut Bimo Walgito (2003:100) ditinjau dari segi timbulnya,
perhatian dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
1) Perhatian spontan, yaitu perhatian yang timbul dengan sendirinya, timbul
dengan cara spontan. Perhatian ini erat dengan hubungan dengan minat
individu. Apabila individu telah mempunyai minat terhadap sesuatu objek,
maka terhadap objek itu biasanya timbul perhatian yang spontan. Misalnya

21

siswa mempunyai minat pada pekerjaan bidang boga, maka secara spontan
perhatiannya tertuju pada bidang boga.
2) Perhatian tidak spontan, yaitu perhatian yang ditimbulkan dengan sengaja,
karena itu harus ada kemauan untuk menumbulkannya. Seorang siswa mau
tidak mau harus memperhatikan pelajaran matematika misalnya, sekalipun
ia tidak menyenangi, karena ia harus mempelajari. Karena itu untuk dapat
mengikuti

pelajaran

tersebut,

dengan

sengaja

harus

ditimbulkan

perhatiannya.
Menurut Sri Rukmini, dkk (1999:13) hal-hal yang menarik perhatian
dilihat dari sudut pandang subjek yaitu sesuatu yang menarik perhatian adalah
yang mempunyai kaitan dengan pribadi atau individu yang memperhatikan.
Misalnya siswa jurusan tata boga berminat pada pekerjaan bidang boga,
sehingga keinginan untuk mempelajari bidang boga semakin dalam.
Minat menyangkut adanya perhatian sebagaimana dikemukakan oleh
Bimo Walgito dalam Mugi Rahayu (2003: 11) bahwa minat adalah suatu
keadaan dimana seseorang menaruh perhatian pada sesuatu yang disertai
dengan keinginan untuk mengetahui, mempelajari, dan membuktuan lebih
lanjut.
Menurut H.C. Witherington yang diterjemahkan oleh buchori dalam
Siti Hidayati (1998: 11) menyatakan bahwa minat adalah kesadaran seserang
bahwa sesuatu objek, seseorang, suatu soal atau situasi mengandung sangkut
paut dengan dirinnya. Dan minat tersebut harus dipandang sebagai suatu
sambutan yang sadar, kalau tidak demikian minat itu tidak mempunyai arti

22

sama sekali. Oleh karena itu pengetahuan dan informasi tentang objek,
seseorang atau aktivitas-aktivitas itu ada trlebih dahulu sebelum minat
terbentuk.
Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa timbulnya minat
dikarenakan adany perhatian terhadap objek terlebih dahulu. Untuk
mendapatkan objek tersebut seseorang harus berusaha dengan sekuat tenaga.
Semakin sulit objek tersebut dicapai maka semakin besar pula usaha yang
dikerahkan. Misalnya siswa tertarik pada pekerjaan bidang boga dan berusaha
untuk lebih mengenalnya. Karena mereka sadar diperlukan usaha yang keras
untuk dapat mewujudkannya.
Dari uraian mengenai minat menyangkut adanya perhatian dapat
disimpulka bahwa siswa yang berminat pada pekerjaan bidang boga akan
memusatkan perhatiannya secara sadar terhadap kegiatan yang ada kaitannya
dengan bidang boga baik melalui informasi dari sekolah/pendidikan, atau di
luar sekolah dan juga informasi yang diperoleh dari media massa. Dan siswa
akan berusaha untuk lebih mengenal tentang pekerjaan bidang boga.

b). Perasaan Senang
Menurut Winkel (2004: 212), antara minat dan perasaab senang
terdapat hubungan timbal balik, sehingga tidak mengherankan kalau siswa yang
berperasaan tidak senang, juga akan kurang berminat, dan sebaliknya. Biasanya
seseorang mengerjakan suatu pekerjaan dengan senang atau menarik bagi

23

dirinya, maka hasil pekerjaannya akan lebih memuaskan daripada dia
mengerjakan pekerjaan yang tidak ia senangi.
Bila pekerjaan itu dinilai sebagai sesuatu yang berharga, maka
timbulah perasaan senang. Sebaliknya bila pekerjaan bidang boga tidak
dianggap bernilai, maka timbulah perasaan tidak senang. Perasaan senang
meliputi rasa gembira, rasa puas, rasa nikmat, rasa simpati, rasa sayang.
Persaan tidak senang meliputi rasa takut, rasa cemas, rasa gelisah, rasa marah,
rasa dendam. Penilaian yang positif tercakup dalam perasaan senang, penilaian
yang negatif tercakup dalam perasaan tidak senang (Winkel, 2004: 207).
Siswa yang tidak mempunyai perasaan senang dan tidak berminat
pada pekerjaan bidang boga, akan kurang bergairah dalam mengikuti pelajaran
bidang boga. Sebaliknya siswa yang senang dan berminat pada pekerjaan
bidang boga, akan lebih bergairah dalam mengikuti pelajaran bidang boga.
Dengan kata lain apa yang menyenangkan (disukainya) mendorong seseorang
untuk menjauhi atau menghindarinya (Ngalim Purwanto, 1990: 39).
Sejalan dengan pendapat Woodworth dalam Ngalim Purwanto (1990:
62) bahwa perasaan suka dan tidak suka pada sesuatu adalah merupakan aspekaspek yang didasari daripada motif-motif untuk mendekatkan diri dan
menjauhkan diri dari sesuatu. Apa yang disukainya mendorong seseorang untuk
mendekati/mencapainya, dan apa yang tidak disukainya menimbulkan
dorongan pada seseorang untuk menghindari/menjauhi.
Menurut Woorthworth dan Marquis dalam Bimo Walgito (2003: 205)
Wundt membagi perasaan menjadi tiga dimensi yaitu: 1) Perasaan yang dialami

24

oleh individu sebagai perasaan senang dan tidak senang. 2) Excited feeling atau
sebagai

inner feeling. Excited feeling adalah perasaan yang dialami oleh

individu disertai adanya perilaku perbuatan yang menampak. Sedangkan inner
feeling adalah perasaan yang dialami oleh individu tidak disertai adanya
perilaku perbuatan yang menampak. 3) Expectancy feeling dan release feeling.
Expectancy feeling adalah sesuatu perasaan dapat dialami oleh individu sebagai
sesuatu yang belum nyata, sesuatu yang masih dalam pengharapan. Sedangkan
release feeling perasaan dapat dialami oleh individu karena sesuatu itu telah
nyata.
Minat berkaitan dengan perasaan yaitu adanya rasa senang dan
tertarik, seperti pendapat Winkel dalam Purwanto (1990: 23), minat adalah
kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang
atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang tertentu.
Kemudian menurut Slameto (1995: 180), minat adalah suatu rasa lebih suka
dan rasa ketertarikan suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Selanjutnya menurut Sukirin dalam Mugi Rahayu (2003: 10), minat merupakan
kecenderungan individu untuk tertarik pada suatu objek.
Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa minat karena adanya
perasaan senang dan tertarik merupakan kecenderungan yang terarah pada suatu
objek, karena siswa sudah mengenal atau mengetahui objek tersebut yaitu siswa
telah mengenal dan merasa senang/tertarik pada pekerjaan bidang boga.
Demikian pula minat dalam menentukan pekerjaan, merupakan kecenderungan
yang mengarahkan siswa pada suatu objek atau bidang tertentu yaitu pekerjaan

25

bidang boga. Rasa ketertarikan akan mendorong siswa untuk berminat pada
pekerjaan bidang boga, sehingga dalam dirinya timbul rasa ingin dan kemauan
untuk meraih nya tentu saja dengan banyak latihan serta belajar dengan tekun
dan lebih banyak memusatkan perhatian pada pekerjaan bidang boga.
Siswa merasa tertarik pada pekerjaan bidang boga, karena siswa
merasa dengan adanya ketrampilan di bidang bogaakan memberi banyak
manfaat dan siswa dapat merasakan manfaat dari ketrampilan bidang boga
tersebut.
Dari uaraian mengenai minat yang menyangkut adanya perasaan
senang dan tertarik dapat disimpulkan bahwa siswa yang telah mengenal dan
mengetahui manfaat dari ketrampilan yang berkaitan dengan bidang boga akan
berminat untuk memilih pekerjaan bidang boga.

c) Dorongan/ Motif
Minat merupakan motif/dorongan yang tertuju pada sesuatu yang
khusus. Sejalan dengan pendapat Woodworth dan Marquis dalam Abu Ahmadi
(1998: 143) yang menyatakan bahwa bila individu telah mempunyai minat
terhadap sesuatu, maka perhatiannya akam dengan sendirinya tertarik kepada
objek tersebut. Atau dengan kata lain bila seseorang menaruh minat terhadap
sesuatu, maka minatnya tersebut akan menjadi pendorong.
Dorongan untuk berhubungan secara lebih aktif dengan objek yang
menarik ini disertai juga dengan perasaan senang. Misalnya siswa
memperhatikan bahwa pekerjaan bidang boga sebagai suatu objek yang

26

menarik dan menyenangkan, maka ada keinginan untuk lebih aktif
berhubungan dengan objek tersebut baik melalui pendidikan, informasi atau
kunjungan ke tempat-tempat di mana terdapat objek tersebut agar dapat
mengetahui dan mempelajari objek minat tersebut lebih dalam.
Motif menunjukkan suatu dorongan yang timbul dari dalam diri
seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak melakukan sesuatu.
Seperti pendapat Ngalim Purwanto (1990: 70-71) yang men