Dampak Pelaksanaan Pengajaran Mikro Berorientasi Pada Penguasaan Materi Terhadap Kualitas Mengajar Mahasiswa PPL | Handhika | JURNAL PENDIDIKAN FISIKA DAN KEILMUAN (JPFK) 698 1261 1 SM

DAMPAK PELAKSANAAN PENGAJARAN MIKRO BERORIENTASI
PADA PENGUASAAN MATERI TERHADAP KUALITAS MENGAJAR
MAHASISWA PPL
Jeffry Handhika
Pendidikan Fisika, Fakultas Pendidikan Matematika dan IPA, IKIP PGRI Madiun
Email: jeffry.handhika@yahoo.com

Abstrak
Pelaksanaan pembelajaran mikro berdampak pada kualitas pelaksanaan PPL di sekolah mitra. Model
pembelajaran mikro perlu mempertimbangkan penguasaan materi mahasiswa dalam pelaksanaannya.
Pada tahun 2012, mahasiswa diberikan kebebasan untuk memilih materi yang dikuasainya, sehingga
secara tidak langsung penekanan terhadap penguasaan materi berkurang dan berdampak pada nilai
rata-rata pemilihan materi ajar pada kegiatan PPL (2.75 untuk penilai guru dan 2.76 untuk penilai
dosen) dan penguasaan materi pembelajaran (2,63 untuk penilai guru, dan 2,72 untuk penilai dosen)
rendah dibandingkan dengan indiaktor lainnya. Pengajaran mikro yang berorientasi materi juga tidak
membantu peningkatan kualitas pembelajaran mikro. Peningkatan kualitas matakuliah prasyarat
pembelajaran mikro merupakan rekomendasi yang tepat untuk mengatasi permasalahan ini.
Kata Kunci: pembelajaran mikro, penguasaan materi, PPL
Pendahuluan
Istilah "microteaching" (pembelajaran
mikro) mengacu pada praktek bagi mahasiswa

di program studi pendidikan dengan
melakukan
kegiatan
dan
metode
"mengajarkan" pelajaran kepada rekan sejawat
untuk mendapatkan pengalaman dengan
perencanaan pelajaran yang telah disusun
(Bell:2007). Pembelajaran mikro merupakan
prosedur yang dikembangkan di pendidikan
guru untuk meningkatkan kemampuan
mengajar calon guru (Arsal:2014), (Mergler &
Tangen:2010). Pengajaran mikro merupakan
kegiatan pengajaran (peer teaching) yang
bertujuan untuk mempersiapkan ketrampilan
mengajar para mahasiswa agar memiliki
wawasan dan pengalaman ketrampilan
mengajar yang diperlukan untuk keperluan
real teaching di sekolah yang tertuang dalam
pedoman

microteaching
Unit
Praktek
Pendidikan (UPK:2011).
Pembelajaran mikro merupakan kegiatan
pembelajaran yang dapat meningkatkan
kemampuan pedagogik mahasiswa (Kartal et
al:2012), peningkatan kepercayaan diri dan
skill mengajar, dan penguatan karakter gaya
mengajar
calon
guru
(Donnelly
&
Fitzmaurice:2011).
Melalui
kegiatan

pembelajaran mikro, mahasiswa dituntut untuk
berlatih membuat SSP, praktek mengajar

secara langsung dihadapan rekan sejawat
maupun dosen. Dalam pengajaran mikro
(microteaching), secara spesifik mahasiswa
diberi bekal (1) perancangan SSP, (2) praktek
mengajar dengan berbagai model, metode, dan
pendekatan, (3) serta praktek evaluasi
pembelajaran dalam sekala laboratorium.
Peserta dalam kegiatan pembelajaran mikro
adalah mahasiswa yang menempuh matakuliah
pengajaran mikro. Dalam satu kelompok mikro
terdapat 7-8 mahasiswa, dan 1 dosen
pembelajaran
mikro.
Pelaksanaan
pembelajaran praktik pengajaran mikro telah
dikembangkan oleh team UPK istitusi.
Indikator penilaian pelaksanaan pembelajaran
mikro meliputi: (1) perencanaan pembelajaran,
(2) Pelaksanaan praktek pembelajaran yang
tertuang dalam pedoman mikroteaching

(UPK:2011). Pembelajaran mikro juga
berdampak pada pembentukan sikap dan
karakter
mahasiswa
(Spark
&
Mc
Callon:1974), (Donnelly & Fitzmaurice:2011).,
pembelajaran mikro membiasakan mahasiswa
untuk membuat perencanaan pembelajaran dan
melakukan refleksi kegiatan pembelajaran.
Khusus di IKIP PGRI Madiun, juga diterapkan

JPFK, Vol. 2 No. 2, September 2016, hal 78 -83
http://e-journal.ikippgrimadiun.ac.id/index.php/JPFK
penggunaan seragam dan almamater untuk
menunjukkan identitas keguruan.
Terdapat delapan indikator penilaian
untuk perencanaan pembelajaran dan 12
indikator pelaksanaan praktik pembelajaran

(UPK:2011).
Indikator
perencanaan
pembelajaran meliputi : (1) kejelasan
perumusan tujuan pembelajaran, (2) pemilihan
materi ajar, (3) pengorganisasian materi ajar,
(4) pemilihan sumber/media pembelajaran, (5)
Kejelasan sekenario pembelajaran, (6)
kerincian
sekenario
pembelajaran,
(7)
kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajaran,
(8)
kelengkapan
instrumen.
Indikator
pelaksanaan praktik pembelajaran meliputi: (1)
memeriksa kesiapan siswa dalam melakukan
kegiatan apersepsi, (2) menguasai materi

pembelajaran dan menyampaikannya dengan
jelas sesuai dengan hierarki belajar, (3)
mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
dan pengetahuan lain yang relevan, (4)
melaksanakan pembelajaran sesuai kompetensi
(tujuan) yang akan dicapai, secara runtun dan
sesuai
dengan
alokasi
waktu
yang
direncanakan, (5) melaksanakan pembelajaran
secara
kontekstual
dan menumbuhkan
kebiasaan positif, (6) menguasai kelas, (7)
menggunakan media secara efektif, efisien,
dan menarik serta melibatkan siswa dalam
pemanfaatannya, (8) Menumbuhkan keceriaan,
antusisme dan partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran, (9) menunjukkan sifat terbuka
terhadap respons siswa, (10) memantau
kemajuan belajar selama proses pembelajaran
dan melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi, (11) menggunakan bahasa lisan
dan tertulis secara jelas, baik dan benar serta
dengan gaya yang sesuai, (12) Melakukan
refleksi atau membuat rangkuman dengan
melibatkan siswa, memberikan arahan,
kegiatan
atau
tugas
sebagai
bagian
remidi/pengayaan.
Pelaksanaan pengajaran mikro tahun
2012, diberikan 18 pertemuan dengan bobot 2

sks. Tidak semua pertemuan dilaksanakan
praktek, pada pertemuan I didiskusikan tentang

kontrak kuliah, pertemuan II sampai V,
mahasiswa
dibekali
kemapuan
dalam
penyusunan SSP, kemudian dilanjutkan
kegiatan praktek pengajaran mikro, dan 2
pertemuan digunakan untuk ujian pengajaran
mikro (UTS dan UAS), sehingga efektif
pelaksanaan SKS praktik pembelajaran mikro
sejumlah 8 pertemuan. Pembelajaran mikro
sangat penting guna mempersiapkan calon
pendidik
fisika
melaksanakan
praktek
mengajar di lapangan. Kualitas pembelajaran
mikro yang baik akan meningkatkan kualitas
kegiatan PPL.
Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini adalah
diskriptif, dengan menyajikan secara diskriptif
data hasil pelaksanaan PPL dan melakukan
evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran
mikro. Perubahan model pembelajaran mikro
didiskripsikan dan dijelaskan pengaruhnya
terhadap pelaksanaan PPL. Subjek penelitian
ini adalah mahasiswa yang menempuh
matakuliah pembelajaran mikro (7 mahasiswa)
dan mahasiswa PPL tahun 2012 (4 orang),
mahasiswa yang mengikuti pembelajaran
mikro (8 mahsiswa) dan kegiatan PPL tahun
2013 (4 orang).
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Hasil pelaksanaan Praktik Pengalaman
lapangan (PPL) tahun 2012 di sekolah
menengah atas, diperoleh informasi bahwa
rata-rata nilai perencanaan pembelajaran
memberikan nilai rata-rata 2,78 untuk penilai
guru dan 2,80 untuk penilai dosen, dalam

sistem penilaian masuk dalam kategori nilai B,
dengan rata-rata nilai terendah pada indikator 2
(Gambar 1).

Handhika, Dampak Pelaksanaan Pengajaran Mikro Berorientasi Pada… 79 |

JPFK, Vol. 2 No. 2, September 2016, hal 78 -82
http://e-journal.ikippgrimadiun.ac.id/index.php/JPFK

2.86
2.84
2.82
ta
a
r- 2.8
a
t
a 2.78
R
r

o 2.76 2.75
k
S
2.74

indikator 1
indikator 2
indiaktor 3
indiaktor 4

2.76

indikator 5
indikator 6

2.72

indiaktor 7

2.7

indikator 8

Guru Dosen
Penilai

Gambar 1. Rata-rata Nilai Perencanaan Pembelajaran Mahasiswa PPL
Berdasarkan diskripsi data diatas,
dapat diperoleh informasi bahwa indikator 2
(pemilihan materi ajar) memperoleh nilai
terendah. Pada saat PPL (2.75 untuk penilai
guru dan 2.76 untuk penilai dosen), mahasiswa
belum dapat memilah materi yang harusnya
diajarkan di level SMA dan SMP. Proses
pembelajaran mikro pada tahun 2012, belum
memberikan batasan materi yang jelas, karena
belum ada perumusan learning Outcome (LO)
yang spesifik. Pada tahun 2012, profil lulusan
P. Fisika IKIP PGRI Madiun masih
mencantumkan guru fisika secara umum, guru
fisika SMP maupun SMA.
Pada saat

pembelajaran mikro, mahasiswa memilih
materi SMP, sedangkan pada saat PPL, mereka
ditempatkan di tingkat SMA. Temuan ini dapat
dijadikan pertimbangan program studi dalam
merumuskan LO, dan unit UPK dalam
menentukan tempat PPL.
Rata-rata
nilai
pelaksanaan
pembembelajaran (Gambar 2) memberikan
informasi bahwa penguasaan materi fisika
mahasiswa fisika perlu ditingkatkan. Hasil ini
sebenarnya berkaitan dengan nilai rata-rata rata
nilai perencanaan pembelajaran PPL dan
pelaksanaan pembelajaran mikro sebelumnya.

2.85
a
ta 2.8
ra
ta 2.75
R 2.7 2.68
ro
k2.65
S

indiaktor 1
indikator 2
2.72

indikator 3
indikator 4
indikator 5

2.6

indikator 6
Guru Dosen
indikator 7
Penilai
Gambar 2. Rata-rata Nilai Pelaksanaan Pembelajaran Mahasiswa PPL
Indikator 2 dalam pelaksanaan
pembelajaran berkaitan dengan penguasaan
materi pembelajaran dan penyampaiannya
merupakan nilai rata-raya terendah (2,63)
untuk penilai guru, dan (2,72) untuk penilai
dosen. Hasil ini meberikan informasi bahwa
dalam pelaksanaan PPL, mahasiswa tidak
menguasai materi dengan baik. Hasil ini juga
didukung dari hasil Tanya jawab dengan guru.
Hasil ini tentunya juga tidak lepas dari

pelaksanaan pembelajaran mikro, dimana
penguasaan materi tidak menjadi prioritas
utama, melatihkan kemampuan pedagogi dan
pembebasan pemilihan materi ternyata
berdampak pada rendahnya nilai PPL. Pada
pembelajaran mikro semester berikutnya,
dosen mencoba menitikberatkan kemampuan
materi tanpa mengesampingkan kemampuan
pedagogi dan penyusunan SSP.

80 | Handhika, Dampak Pelaksanaan Pengajaran Mikro Berorientasi Pada…

JPFK, Vol. 2 No. 2, September 2016, hal 79 -82
http://e-journal.ikippgrimadiun.ac.id/index.php/JPFK
Pada pelaksanaan pembelajaran mikro
tahun 2013, secara garis besar sama dengan
pelaksanaan pembelajaran mikro tahun 2012,
hanya saja dosen sudah menekankan
penguasaan materi, terutama materi SMA.
Mahasiswa
tidak
diberikan
kebebasan

pemilihan materi, disediakan 8 pokok bahasan
untuk diundi, diambil pada saat mahasiswa
akan melakukan kegiatan pembelajaran mikro.
Hasil ini berdampak pada penurunan skor ratarata nilai pembelajaran mikro (Gambar 3).

2.9
indik
2.8

indik

2.7

indik

2.6

indik

2.5

indik
M ikro

M icro

M ikro

M icro

indik

Gambar 3. Rata-rata Nilai Pelaksanaan Pembelajaran Mahasiswa PPL
Penekanan penguasaan materi berdampak pada
kegiatan perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran mikro. Mahasiswa lebih
terkonsentrasi pada pembelajaran materi
daripada penyiapan SSP. Pelaksanaan praktek
mikro juga mengalami kendala Karena
mahasiswa belum menguasai materi dengan
baik walaupun sudah menyediakan waktu lebih
untuk belajar materi. Perubahan model mikro
yang berorientasi pada materi tidak merubah
kualitas
pembelajaran
mikro
maupun
memperbaiki penguasaan materi mahasiswa.
Direkomendasikan
untuk
memperkuat

matakuliah prasyarat keilmuwan fisika (fisika
dasar I, Fisika Dasar II, dan lainnya) dan
matakuliah yang berkaitan dengan kemampuan
pedagogik untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran mikro. Asumsi rekomendasi, jika
matakuliah keilmuwan fisika dikuasai dengan
baik, maka kualitas penguasaan materi akan
lebih baik. Penguasaan materi tidak dapat
diperoleh secara instan, butuh proses yang
panjang dan terarah. Penetapan nilai minimum
matakuliah prasyarat
pembelajaran mikro
dengan nilai “B” perlu segera diterapkan untuk
menjaga kualitas lulusan.

2.805
2.8
2.795
2.79

PPL 2012

2.785

PPL 2013

2.78
2.775
2.77
Skor PPL

Gambar 3. Rata-rata Nilai Pelaksanaan Pembelajaran Mahasiswa PPL
Pembelajaran mikro juga tidak berdampak
pada kualitas kegiatan PPL (Gambar 4).

Mahasiswa masih memiliki kelemahan dalam
penguasaan materi, Penguasaan pembuatan

Handhika, Dampak Pelaksanaan Pengajaran Mikro Berorientasi Pada… 81 |

JPFK, Vol. 2 No. 2, September 2016, hal 78 -82
http://e-journal.ikippgrimadiun.ac.id/index.php/JPFK
SSP meningkat dikarenakan di sekolah mitra
guru melakukan bimbingan intensif terhadap
peningkatan kualitas SSP bukan karena
pembelajaran mikro.

UPK. (2011). Pedoman Pembelajaran Mikro.
UPK IKIP PGRI MADIUN.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah dipaparkan, dapat
disimpulkan bahwa peningkatan kualitas
pembelajaran mikro tidak sekedar merubah
model pembelajaran mikro yang telah
dilakukan. Pembelajaran mikro membutuhkan
matakuliah prasyarat keilmuawan maupun
pedagogik yang baik. Penyelesaian secara
komprehensif merupakan rekomendasi yang
paling baik dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran mikro.
Daftar Pustaka
Arsal, Z. (2014). Microteaching and preservice teachers’ sense of self-efficacy
in teaching. European Journal of
Teacher Education, Vol. 37, No. 4,
453–464.
Mergler A. G & Tangen D. (2010). Using
microteaching to enhance teacher
efficacy in pre-service teachers.
Teaching Education. (Vol. 21, No. 2,
199–210.
Donnelly R
& Fitzmaurice, M (2011).
Towards productive reflective practice
in microteaching. Innovations in
Education and Teaching International.
Vol. 48, No. 3, 335–346.
Bell, N, D. (2007). Microteaching: What is it
that is going on here?. Linguistics and
Education 18 (2007) 24–40. Elsiver.
Kartal et al. (2012). Developing pedagogical
content knowledge in preservice
science
teachers
through
microteaching lesson study. Procedia Social and Behavioral Sciences 46
2753 – 2758.
Spark R, L. & Mc Callon E, L.
Microteaching: Its Effect on
Attitudes in an Elementary
Methods Course. Science
Education.

(1974).
Student
Science
Teacher

82 | Handhika, Dampak Pelaksanaan Pengajaran Mikro Berorientasi Pada…

Dokumen yang terkait

PENGAJARAN MATERI FISIKA DASAR UNTUK MAHASISWA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

9 106 43

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL: DALAM PERSPEKTIF KEILMUAN FISIKA | Handhika | Jurnal Edukasi Matematika dan Sains 172 293 1 SM

0 0 8

PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA PADA MATAKULIAH ASTROFISIKA | Sasono | JURNAL PENDIDIKAN FISIKA DAN KEILMUAN (JPFK) 11 21 1 SM

0 1 21

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN HUKUM COLUMB | Handhika | JURNAL PENDIDIKAN FISIKA DAN KEILMUAN (JPFK) 10 19 1 SM

0 1 6

PROFIL KEMAMPUAN REPRESENTASI MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO | Fatmaryanti | JURNAL PENDIDIKAN FISIKA DAN KEILMUAN (JPFK) 8 15 1 SM

0 0 3

PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF FISIKA MODERN BERBASIS GAYA BELAJAR UNTUK PENGUASAAN KONSEP MAHASISWA CALON GURU | Wiyono | JURNAL PENDIDIKAN FISIKA DAN KEILMUAN (JPFK) 15 29 1 SM

0 0 7

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA SMP BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG | Kurniawan | JURNAL PENDIDIKAN FISIKA DAN KEILMUAN (JPFK) 21 41 1 SM

0 1 13

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA POKOK BAHASAN ANALISIS VEKTOR MELALUI INKUIRI TERBIMBING | Handhika | JURNAL PENDIDIKAN FISIKA DAN KEILMUAN (JPFK) 20 39 1 SM

0 0 5

Analisis Tes Argumentasi Materi Terapung Dan Tenggelam | Viyanti | JURNAL PENDIDIKAN FISIKA DAN KEILMUAN (JPFK) 700 1269 1 PB

0 1 6

Penggunaan Aplikasi Blackberry Messenger (BBM) Sebagai Media Untuk Evaluasi Mahasiswa | Indratno | JURNAL PENDIDIKAN FISIKA DAN KEILMUAN (JPFK) 699 1263 1 SM

0 1 5