PEMBANGUNAN RUANG TERBUKA HIJAU KAWASAN PERKOTAAN | Farida | Jurnal Ilmiah Galuh Justisi 91 525 1 PB

PEMBANGUNAN RUANG TERBUKA HIJAU KAWASAN PERKOTAAN
Oleh : Dr. Ida Farida, S.H., M.H.*)
ABSTRAKS
Ruang terbuka hijau membawa begitu banyak manfaat yang terkandung.
Mulai dari sarana untuk mencerminkan identitas daerah, menumbuhkan rasa bangga
dan meningkatkan prestise daerah, sarana ruang evakuasi untuk keadaan darurat,
sebagai sarana penelitian, pendidikan dan penyuluhan, memperbaiki iklim mikro
hingga meningkatkan cadangan oksigen di perkotaan dan tak ketinggalan
bermanfaat bagi meningkatkan nilai ekonomi lahan perkotaan. Bahkan terkandung
pula manfaat yang lebih bernilai sosial seperti sebagai sarana rekreasi aktif dan pasif
serta interkasi sosial atau sebagai sarana aktivitas sosial bagi anak-anak, remaja,
dewasa dan manula. Bisa dibilang kebutuhan akan adanya ruang semacam ini di
kota-kota besar tak hanya sekedar perlu namun kebutuhan.
Kata Kunci : Pentingnya Ruang Terbuka Hijau Kota
ABSTRAKS
Green open spaces bring so many benefits contained. Starting from the facility
to reflect the regional identity, develop a sense of pride and enhance the prestige of
the area, means chamber evacuation for emergencies, as a means of research,
education and extension, improve the micro-climate to increase the oxygen reserves
in urban areas and do not miss the benefit to increase the economic value of urban
land, In fact, also contained a more socially valuable benefits such as active and

passive recreation and social interaction or as a means of social activities for
children, teens, adults and seniors. Arguably the need for this kind of space in big
cities is not just a need but a necessity.
Keywords : Importance of Green Open Space City.
A. PENDAHULUAN

ruang

Pemanfaatan ruang masih belum
sesuai

dengan

terwujudnya

ruang

produktif

dan


harapan
yang

yakni

terbuka

berfungsi

(openspace)

ekologis

meningkatkan

kualitas

yang


yaitu

dapat

air

tanah,

nyaman,

mencegah banjir, mengurangi polusi

berkelanjutan.

udara dan pengatur iklim mikro. Fungsi

Menurunnya kualitas permukiman di

lainnya yaitu sosial ekonomi untuk


perkotaan dapat dilihat dari kemacetan

memberikan

yang semakin parah, berkembangnya

interaksi sosial, sarana rekreasi dan

kawasan kumuh yang rentan dengan

kesehatan masyarakat.

bencana banjir serta semakin hilangnya
meningkatkan
*)

kualitas

air


tanah,

fungsi

sebagai

ruang

Sebagai wahana interaksi sosial,
Aktivitas di ruang publik dapat bercerita

Dosen Tetap Fakultas Hukum Universitas Galuh

134

ruang

terbuka

mempertautkan


diharapkan
seluruh

dapat
anggota

ruang

terbuka

binaan

(Publik

atau

Privat).
Secara definitif, ruang terbuka


masyarakat tanpa membedakan latar
belakang sosial, ekonomi, dan budaya.

hijau

Aktivitas di ruang publik dapat bercerita

kawasan atau areal permukaan tanah

secara

gamblang

dinamika

(Green

Openspaces)

adalah


seberapa

pesat

yang didominasi oleh tumbuhan yang

sosial

suatu

dibina untuk fungsi perlindungan habitat

kehidupan

tertentu,

masyarakat.

dan


atau

sarana

menciptakan

lingkungan/kota, dan atau pengamanan

karakter masyarakat kota. Tanpa ruang-

jaringan prasarana, dan atau budidaya

ruang publik masyarakat yang terbentuk

pertanian. Selain untuk meningkatkan

adalah

kualitas


atmosfer,

nonkonformis-individualis-asosial, yang

kelestarian

air

anggota-anggotanya

Terbuka Hijau (Green Openspaces) di

Ruang

terbuka

masyarakat

maverick


tidak

yang

mampu

dan

berinteraksi apalagi bekerja sama satu

tengah-tengah

sama lain. Agar efektif sebagai mimbar,

juga

ruang publik haruslah netral. Artinya,

kualitas lansekap kota.

menunjang
tanah,

ekosistem

berfungsi

untuk

Ruang

perkotaan

meningkatkan

bisa dicapai (hampir) setiap penghuni

Ruang terbuka hijau yang ideal

kota. Tidak ada satu pun pihak yang

adalah 30% dari luas wilayah. Hampir

berhak mengklaim diri sebagai pemilik

disemua kota besar di Indonesia, Ruang

dan membatasi akses ke ruang publik

terbuka hijau saat ini baru mencapai

sebagai sebuah mimbar politik.

10% dari luas kota. Padahal ruang

Ruang terbuka adalah ruang yang

terbuka

hijau

diperlukan

untuk

bisa diakses oleh masyarakat baik

kesehatan, arena bermain, olah raga

secara langsung dalam kurun

dan

waktu

komunikasi

publik.

Pembinaan

terbatas maupun secara tidak langsung

ruang terbuka hijau harus mengikuti

dalam kurun waktu tidak tertentu. Ruang

struktur nasional atau daerah dengan

terbuka itu sendiri dapat berbentuk jalan,

standar-standar yang ada.
Pasal 1 butir 31 Undang-Undang

trotoar, ruang terbuka hijau seperti
taman kota, hutan, dan sebagainya.
Ruang-ruang terbuka

atau ruang-

Nomor

26

Penataan

Tahun

Ruang

tentang

mengatur

tentang

ruang publik ditinjau dari bentuk fisiknya

istilah

dapat rupa ruang terbuka hijau dan/atau

mengandung pengertian sebagai suatu
area

ruang

2007

terbuka

memanjang/jalur

hijau

yang

dan/atau
135

lebih

perkotaan yang menjadi bagian dari

tumbuh

kabupaten yang dilaksanakan sesuai

tanaman, baik yang tumbuh secara

dengan ketentuan peraturan perundang-

alamiah maupun yang sengaja ditanam.

undangan”.

mengelompok
bersifat

yang

terbuka,

gunanya
tempat

Kegunaan ruang terbuka hijau ini
dimaksudkan agar dapat menekan efek
negatif

B. PEMBAHASAN
Dalam

yang ditimbulkan lingkungan

terbangun

di

peningkatan

perkotaan,

temperatur,

seperti

penurunan

tingkat peresapan air dan kelembaban
RTH

sebagai

area

bermain,

berolahraga, bersosialisasi dan aktivitas
lainnya, RTH hijau ini berbentuk taman
dan lapangan olah raga. Sesuai dengan
Petunjuk

Perencanaan

Perumahan

Kota

Kawasan

Ditjen

Ciptakarya

Departemen Pekerjaan Umum yang
ditegaskan lagi dalam Pasal 9 ayat (1)
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan,
mensyaratkan

tersedianya

pembangunan

menghadapi

masalah

yang

taman

lingkungan dan taman kota sebagai

tidak

dapat

tahun

antara

terus

dengan

presentase

kematian

yang

meningkat,

perbandingan
kelahiran

meningkat,

dan

dengan

adanya peningkatan kesehatan yang
semakin baik. Dipihak lain luas tanah
tetap,

bahkan

perubahan
semakin

ada

kecenderungan

penggunaan
meningkat,

tanah

sebagai

yang
akibat

adanya peningkatan pembangunan fisik
seperti

terbentuknya

daerah

kawasan

industri,

pemukiman,

keperluan olah raga seperti lapangan
golf, dan lain-lain.
Apabila hal ini terus dibiarkan dan

Luas ideal Ruang Terbuka Hijau
Kawasan perkotaan minimal 20 % dari
Pasal

67

huruf

e

Peraturan

Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010
Penyelenggaraan
berbunyi

tidak dikendalikan, dikhawatirkan pada
satu waktu akan menimbulkan konflik
kepentingan penggunaan ruang, oleh

luas kawasan perkotaan.

Ruang

ke

sehubungan

berikut :

tentang

besar

dua

dihindari yaitu jumlah penduduk dari
tahun

udara, polusi dan lain sebagainya.

melaksanakan

Penataan

“Penyusunan

rancangan peraturan daerah kabupaten
tentang rencana tata ruang kawasan

karena itu pendayagunaan sumber daya
alam

harus

diimbangi

dengan

pengelolaan dan pelestarian lingkungan
hidup, penataan ruang merupakan salah
satu alat untuk mengadakan kegiatan
tersebut

di

atas,

agar

tercapai

136

berwawasan

Pasal 1 angka 31 Undang-Undang

tetap

N0 26 Tahun 2007 Tentang Penataan

tata

ruang

Ruang mendefinisikan Ruang Terbuka

bersangkutan,

agar

Hijau ( RTH ) sebagai area memanjang /

daya

jalur dan / atau mengelompok yang

alam termasuk ruang secara terpadu,

penggunaannya lebih bersifat terbuka,

optimal, dan serasi.

tempat tumbuh tanaman, baik yang

pembangunan

yang

lingkungan

dengan

memperhatikan

rencana

wilayah

yang

tercapai

pemanfaatan

sumber

Sebagai tindak lanjut dari itu,
maka pemerintah membuat Undang-

tumbuh secara alamiah, maupun yang
sengaja ditanam

Undang Nomorr 26 Tahun 2007 tentang
Penataan

Ruang,

keanekaragaman

dengan
ekosistemnya

Kota-kota

besar

sering

kali

dijadikan simbol dari sebuah kemajuan
atau

keberhasilan.

Gedung-gedung

merupakan sumber daya yang perlu

tinggi yang menjulang menghujam langit

disyukuri, dilindungi dan dikelola untuk

serta

mewujudkan

megah begitu menjamur dan berlomba-

tujuan

pembangunan

nasional.

perbelanjaan

nan

lomba untuk menjadi landmark atau icon

Lahirnya Undang-Undang Nomor
26

pusat-pusat

Tahun

2007

tentang

Penataan

dari setiap kota. Bahkan disalah satu sisi
ibu kota Jakarta saja bisa berdiri dua

Ruang membawa angin segar di negara

atau

tercinta

perbelanjaan sekaligus dengan jarak

ini.

semangat

Yaitu

dalam

penyelenggaraan

memberikan
membangkitkan

penataan

yang

tiga
sangat

bahkan

empat

pusat

berdekat-dekatan

dan

ruang.

kadang bersebelahan atau berhadapan.

Keberadaan Undang-Undang ini juga

Belum lagi kendaraan bermotor yang

membawa dampak signifikan terhadap

tumpah ruah membanjiri setiap sudut

pembangunan wilayah dan kota-kota di

jalan ibu kota. Mulai dari sepeda motor

Indonesia.

hingga mobil dengan harga selangit bisa

Ditetapkannya
Nomor

26

Tahun

Undang-Undang
2007

kita

jumpai.

Pendek

kata

jikalau

tentang

kemegahan dan kemewahan yang ingin

Penataan Ruang sebagai pengganti

kita jumpai, maka kota-kota besar di

atau revisi dari Undang-Undang Nomor

republik

24

untuk kita.

Tahun 1992 tentang Penataan

Ruang

yang

sudah

tidak

ini

sudah

menyediakannya

sesuai

Seiring dengan kondisi bumi yang

kebutuhan pengaturan penataan ruang

terus memburuk akibat dari pemanasan

di negara kita.

iklim,

masalah

penghijauan

dan
137

kelestarian menjadi perhatian serius tak

Peraturan Mendagri Nomor 1 tahun

hanya bagi bangsa indonesia tapi juga

2007 tentang penataan ruang terbuka

masyarakat

aturan

hijau kawasan perkotaan ini, maka

internasional mengenai ruang terbuka

pengertian Ruang Terbuka Hijau adalah

hijau suatu kota harus mencapai angka

bagian

30 persen dari luas kota. Kesepakatan

kawasan perkotaan yang diisi oleh

masyarkat internasional ini juga di amini

tumbuhan

dan

oleh

mendukung

manfaat ekologi, sosial,

dunia.

pemerintah

Menurut

Indonesia

dengan

dari

ruang

terbuka

suatu

tanaman

guna

perkotaan

budaya, ekonomi dan estetika.. Ruang

memiliki minimal 20% dari luas kawasan

terbuka hijau itu sendiri terbagi atas dua

perkotaannya untuk ruang publik ini.

jenis, yaitu RTHKP Publik dan RTHKP

menetapkan

agar

daerah

yang

Privat. RTHKP Publik adalah RTHKP

yang

yang penyediaan dan pemeliharaannya

dimaksud dengan ruang terbuka hijau

menjadi tanggung jawab Pemerintah

ini, yang dikemukakan oleh para pakar.

Kabupaten/Kota.

Menurut Roger Trancik, seorang pakar

Privat adalah RTHKP yang penyediaan

dibidang Urban Design, ruang terbuka

dan

hijau adalah ruang yang didominasi oleh

tanggung-jawab pihak/lembaga swasta,

lingkungan

maupun

perseorangan dan masyarakat yang

didalam kota, dalam bentuk taman,

dikendalikan melalui izin pemanfaatan

halaman, areal rekreasi kota dan jalur

ruang oleh Pemerintah Kabupaten/Kota,

hijau. Sementara menurut Rooden Van

kecuali

FC dalam Grove dan Gresswell,1983,

Pemerintah Provinsi.

Ada

beberapa

menjelaskan

definisi

tentang

alami

di

apa

luar

pemeliharaannya

Provinsi

Berdasarkan

ruang terbuka hijau adalah Fasilitas

Sementara

DKI

RTHKP
menjadi

Jakarta

jenisnya

oleh

RTHKP

yang memberikan kontribusi penting

meliputi taman kota, taman wisata alam,

dalam meningkatkan kualitas lingkungan

taman

permukiman,

dan

suatu

perumahan dan permukiman, taman

unsur

sangat

dalam

lingkungan perkantoran dan gedung

yang

merupakan
penting

taman

lingkungan

komersial, taman hutan raya, hutan

kegiatan rekreasi.
Pemerintah

rekreasi,

Indonesia

juga

kota,

hutan

lindung,

seperti

terbuka hijau ini dengan istilah ruang

lembah, cagar alam, kebun raya, kebun

terbuka hijau kawasan perkotaan atau

binatang, pemakaman umum, lapangan

RTHKP.

olah raga, lapangan upacara, parkir

mengacu

pada

bukit,

lereng

alam

mengeluarkan definisi tentang ruang

Jikalau

gunung,

bentang

dan

138

terbuka, lahan pertanian perkotaan,

oksida) yang masuk ke udara dan

saluran udara tegangan tinggi (SUTT

terhirup

dan SUTET), sempadan sungai, pantai,

senyawa ini sangat

berbahaya bagi

bangunan,

kesehatan manusia.

Dan pepohonan

situ

dan

rawa,

jalur

oleh

manusia.

Senyawa-

pengaman jalan, median jalan, rel kereta

yang menjadi filter udara telah hilang

api, pipa gas dan pedestrian, kawasan

diganti

dan

mengakibatkan

jalur

hijau,

daerah

penyangga

(buffer zone) lapangan udara dan taman

dengan

beton-beton,

jutaan

racun

akan

terhirup masuk ke dalam tubuh.
Ruang-ruang ini juga mempunyai

atap (roof garden).
tahu,

fungsi yang tak kalah penting dari

gedung-

masalah lingkungan hidup tapi juga

gedung megah dikota-kota memang

berfungsi sosial dimana masyarakat

membanggakan,

lain,

bisa berkumpul dan bersantai bersama

sering

sanak keluarga atau kawan. Dengan

menggeser atau bahkan menghilangkan

hilangnya lahan-lahan seperti ini dari

ruang-ruang hijau yang ada. Kita sering

peta kota maka berdampak secara tidak

menjumpai

yang

langsung bagi proses-proses tersebut

disulap menjadi gedung perkantoran

bahkan bukan tidak mungkin dapat

atau apartement, hal ini menimbulkan

menciptakan

dampak yang negatif bagi lingkungan

individualistis kelak di kemudian hari

yaitu ketidak seimbangan ekologi dan

karena

mempercepat proses pemanasan global

berfungsi untuk interaksi sosial bagi

yang

masyarakat.

Seperti

yang

pembangunan

fisik

pembangunan

kita
berupa

namun

disisi

tersebut

taman-taman

tentunya

kota

berdampak

pada

kesehatan manusia cepat atau lambat.
Kondisi

ini

terjadi

akibat

generasi

tiadanya

Soal

lagi

RTH

yang

ruang

yang

sebetulnya

sudah

hilangnya

menjadi amanat undang-undang tentang

pepohonan yang rimbun atau lahan-

penataan ruang yang setidaknya 30

lahan hijau yang ada di kota. Termasuk

persen. Namun, di kota-kota besar saat

juga masalah polusi udara yang akan

ini rata-rata luasan RTH masih di bawah

mengganggu

pernafasan.

10 persen, bahkan ada yang masih di

kendaraan-

bawah 3 persen. Padahal selain fungsi

terhadap

Sebagai

gambaran,

kendaraan

di

jalan

raya,

akan

lingkungan

dan

penghijauan,

RTH

mengeluarkan senyawa karbon yang

dalam kehidupan perkotaan memiliki

terdiri dari CO (karbon monoksida), HC

fungsi

(hidrokarbon),

prasarana

dan

NOx

(nitrogen

spesial.

RTH

publik

bisa

terkait

menjadi
dengan
139

pendidikan

luar

ruang

dan

ini sekaligus juga dapat mengurangi

meningkatkan social capital (hubungan

penyusupan air laut, apabila suplesi air

dan komunikasi antar warga). Lihat,

hujan ke dalam tanah seimbang dengan

sekarang anak-anak hanya terbiasa

eksploitasi air tanah tersebut.

berekreasi di dalam ruang seperti mal
yang sifatnya

inward looking). jika

Namun, bagi kota-kota besar di
Indonesia,

untuk
hujan

memperluas
dengan

areal

banyak RTH dipertahankan, masyarakat

resapan

menambah

dari usia anak-anak sampai dewasa,

ruang terbuka hijau sangat sulit. Hal

bahkan lanjut usia (lansia) akan bisa

tersebut disebabkan tata guna lahan

dan biasa melakukan kegiatan luar

yang selalu berubah-ubah.

ruang, seperti olah raga, rekreasi dan

Ruang Terbuka Hijau sejatinya

melakukan kegiatan sosial di taman-

ditujukan untuk menjaga keserasian dan

taman kota. Masalahnya, lanjut dia,

keseimbangan

ekosistem

pemerintah kota punya keterbatasan

perkotaan

dan

anggaran untuk membebaskan lahan

kesimbangan antara lingkungan alam

yang akan dialihfungsikan untuk RTH.

dan lingkungan buatan di perkotaan

Tapi yang terpenting dalam kasus-kasus

serta meningkatkan kualitas lingkungan

semacam ini adalah penegakan hukum.

perkotaan yang sehat, indah, bersih dan

Masyarakat dan konsumen juga perlu

nyaman. Ruang terbuka hijau juga

pemberdayaan

berfungsi

sehingga

memahami

lingkungan
mewujudkan

sebagai

pengamanan

hak-hak mereka sebagai warga dan

keberadaan kawasan lindung perkotaan,

penghuni

pengendali pencemaran dan kerusakan

kota

untuk

mendapatkan

tanah,

ruang publik.
Pengamat

lingkungan,

Trisno

air

perlindungan

dan

udara,

plasma

tempat

nuftah

dan

Widodo, mengatakan bahwa idealnya

keanekaragaman hayati dan pengendali

sebuah kota mempunyai RTH sekitar 40

tata air serta tak ketinggalan sebagai

persen dari seluruh luas wilayah. Bila

sarana estetika kota. Keberadaan ruang

ditinjau dari segi hidrologis, RTH sangat

ini tak hanya menjadikan kota menjadi

penting untuk menunjang peresapan air

sekedar tempat yang sehat dan layak

hujan ke dalam tanah. Dengan cara ini,

huni tapi juga nyaman dan asri.

kata dia, diharapkan suplesi air tanah,

Ruang terbuka hijau
banyak

membawa

khususnya air tanah dangkal oleh air

begitu

manfaat

hujan, semakin bertambah sehingga

terkandung. Mulai dari sarana untuk

kekurangan akan air dapat dihindari. Hal

mencerminkan

identitas

yang
daerah,
140

menumbuhkan

rasa

bangga

Struktur

dan

perencanaan

meningkatkan prestise daerah, sarana

pembangunan di Indonesia berdasarkan

ruang evakuasi untuk keadaan darurat,

hirarki dimensi waktunya berdasarkan

sebagai sarana penelitian, pendidikan

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

dan

tentang

penyuluhan,

memperbaiki

iklim

Sistem

Perencanaan

mikro hingga meningkatkan cadangan

Pembangunan Nasional dibagi menjadi

oksigen

perencanaan jangka panjang, jangka

di

perkotaan

ketinggalan

dan

tak

bermanfaat

bagi

menengah

dan

jangka

pendek

ekonomi

lahan

(tahunan), sehingga dengan Undang-

terkandung

pula

Undang ini kita mengenal satu bagian

sosial

penting dari perencanaan wilayah yaitu

seperti sebagai sarana rekreasi aktif dan

apa yang disebut sebagai rencana

pasif serta interkasi sosial atau sebagai

pembangunan daerah, yaitu Rencana

sarana aktivitas sosial bagi anak-anak,

Pembangunan Jangka Panjang Daerah

remaja,

(RPJP-D),

meningkatkan
perkotaan.
manfaat

nilai

Bahkan

yang

lebih

dewasa

bernilai

dan

manula.

Bisa

Rencana

Pembangunan

dibilang kebutuhan akan adanya ruang

Jangka Menengah Daerah (RPJM-D)

semacam ini di kota-kota besar tak

dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah

hanya sekedar perlu namun kebutuhan.

(RKPD) serta Rencana Strategis Satuan

Di

dalam

pembangunan,

setiap

melakukan

Kerja

Perangkat

Daerah

Pemerintah

SKPD) dan Rencana Kerja Satuan Kerja

Daerah memerlukan perencanaan yang

Perangkat

akurat

sebagai kelengkapannya.

serta

diharapkan

melakukan

evaluasi

pembangunan
Seiring

yang

dengan

dapat

Perencanaan

terhadap
dilakukannya.

semakin

pesatnya

Daerah

daerah

seperti

(Renstra-

(Renja-SKPD)

pembangunan

diamanatkan

oleh

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

pembangunan bidang ekonomi, maka

tentang

terjadi peningkatan permintaan data dan

untuk

indikator-indikator yang menghendaki

Pembangunan Jangka Panjang yang

ketersediaan

tingkat

berdurasi waktu 20 (dua puluh) tahun

Kabupaten/ Kota. Data dan indikator-

yang berisi tentang visi, misi dan arah

indikator pembangunan yang diperlukan

pembangunan daerah. Perencanaan ini

adalah

kemudian dijabarkan dalam Rencana

data

yang

sampai

sesuai

dengan

perencanaan yang telah ditetapkan.

SPPN,

mewajibkan

menyusun

Pembangunan

Jangka

daerah
Rencana

Menengah

Daerah yang berdurasi waktu 5 (lima)
141

tahun,

yang

memuat

keuangan

kebijakan

daerah,

strategi

Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007
dapat dibagi menjadi :

pembangunan daerah, kebijakan umum,

1. taman kota

program

2. taman wisata alam

SKPD

dan

lintas

SKPD,

program kewilayahan disertai dengan

3. taman rekreasi

rencana-rencana kerja dalam kerangka

4. taman lingkungan perumahan dan

regulasi dan kerangka pendanaan yang
bersifat

indikatif.

Selanjutnya

RPJM

pemukiman
5. taman lingkungan perkantoran dan

Daerah dijabarkan dalam perencanaan

gedung komersial

berdurasi tahunan yang disebut sebagai

6. taman hutan raya

Rencana

7. hutan kota

(RKPD)

Kerja

Pemerintah

yang

kerangka

memuat

ekonomi

Daerah

rancangan

daerah,

prioritas

8. bentang alam seperti gunung, bukit.
Lereng dan lembah

pembangunan daerah, rencana kerja,

9. cagar alam

dan

10. kebun raya

pendanaannya,

baik

yang

dilaksanakan langsung oleh pemerintah

11. kebun binatang

maupun

12. pemakaman umum

yang

ditempuh

dengan

13. lapangan olah raga

mendorong partisipasi masyarakat.
Berkaitan dengan perencanaan

14. lapangan upacara

pembangunan Ruang Terbuka Hijau

15. parkir terbuka

merupakan salah satu amanat dari

16. tanah pertanian perkotaan

Pasal 1 butir 31 Undang-Undang Nomor

17. jalur di bawah tegangan tinggi (SUTT

26

Tahun

2007

tentang

Penataan

Ruang mengatur tentang istilah ruang
terbuka

hijau

pengertian

yang

sebagai

mengandung
suatu

memanjang/jalur
mengelompok
bersifat

area

dan/atau
yang

terbuka,

gunanya
tempat

lebih

tumbuh

tanaman, baik yang tumbuh secara
alamiah maupun yang sengaja ditanam.
Klasifikasi Ruang Terbuka Hijau
berdasarkan Pasal 6 Peraturan Menteri

dan SUTET)
18. sempadan sungai, pantai, bangunan,
situ dan rawa
19. jalur

pengamanan

jalan,

median

jalan, rel kereta api, pipa gas dan
pedestrian
20. kawasan dan jalur hijau
21. daerah penyangga (buffeer zone)
lapangan udara, dan
22. taman atap (roof garden)
23. Kawasan hijau hutan kota
Makna mengikat berarti memiliki
142

akibat

hukum

bahwa

Pemerintah

sebagai kepanjangan tangannya dalam

Daerah

harus melaksanakan seluruh

rangka

perintah

peraturan yang lebih tinggi

dalam

melindungi
hal

ini

masyarakatnya

berkaitan

dengan

dalam

pengelolaan lingkungan perkotaan agar

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011

terhindar dari berbagai dampak yang

tentang

ditimbulkan dari aktifitas perkotaan yang

derajatnya

yang

terdapat

Pembentukan

Peraturan

Perundang-Undangan tersebut. Terkait

sibuk

dan

kompleks

dengan prinsip negara hukum dimana

lingkungan hidupnya.

permasalahan

Lingkungan sebagai sumber daya

tujuan utama dari suatu negara adalah
hukum

merupakan aset yang dapat diperlukan

untuk

untuk menyejahterakan masyarakat. Hal

mewujudkannya salah satunya adalah

ini sesuai dengan perintah Pasal 33 ayat

dengan melaksanakan selurut peraturan

(3) Undang-Undang Dasar 1945 yang

perundang-undangan sebagai tolak ukur

menyatakan bahwa, bumi, air, dan

moral dan yuridis. Dengan demikian,

kekayaan alam yang terkandung di

dalam

Terbuka

dalamnya dipergunakan untuk sebesar-

Hijau Kota harus mengikuti ketentuan

besarnya kemakmuran rakyat. Dengan

yang berlaku.

demikian, menurut Otto Soemarwoto,

terwujudnya
(supremacy

supremasi
of

law),

menentukan

dimana

Ruang

Seperangkat aturan hukum hadir

sumber daya lingkungan mempunyai

agar tercipta suatu kondisi yang damai

daya regenerasi dan asimilasi yang

dan

terbatas.

tenteram.

hukum

Bagaimana

sebagai

masyarakat

peranan

sarana

memilki

banyak

Selama

eksploitasi

atau

penata

permintaan pelayanan ada di bawah

faktor.

batas daya regenerasi atau asimilasi,

Salah satunya adalah sumber dari mana

sumber

daya

terbarui

itu

dapat

hukum tersebut berasal dan dapat

digunakan secara lestari. Akan tetapi,

mengikat.

apabila batas itu dilampaui, sumber

Peraturan Menteri Dalam Negeri

daya itu akan mengalami kerusakan dan

Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan

fungsi sumber daya itu sebagai faktor

Ruang

produksi dan konsumsi atau sarana

Terbuka

Hijau

Perkotaan

merupakan aturan hukum yang berlaku

pelayanan akan mengalami gangguan.
Kondisi lingkungan hidup di kota-

dan menjadi pedoman bagi Pemerintah
Daerah berkaitan dengan kewajibannya

kota

untuk

aturan

yang

aktifitas

Pemerintah

Pusat

sendiri

menindaklanjuti

dikeluarkan

oleh

banyak

tercemar

masyarakat
seperti

asap

disebabkan

perkotaan
dari

itu

aktifitas
143

kendaraan bermotor, aktifitas pabrik-

C. KESIMPULAN

pabrik, sehingga dengan adanya ruang

Peraturan Menteri Dalam Negeri

terbuka hijau perkotaan dapat dijadikan

omor 1 Tahun 2007 sesuai dengan

sebagai

keberadaan

Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun

kawasan lindung perkotaan, pengendali

2010 Jo. Undang-Undang Nomor 26

pencemaran dan kerusakan tanah, air

Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

dan udara, tempat perlindungan plasma

Tersedianya

nuftah dan keanekaragaman hayati dan

Kawasan Perkotaan, artinya bahwa baik

pengendali tata air serta tak ketinggalan

Pemerintahan

Propinsi

sebagai sarana estetika kota.

Pemerintahan

Kabupaten/Kota

pengamanan

Ruang

terbuka

hijau

juga

memiliki

Ruang

ketaatan

Terbuka

hukum

Hijau

maupun
harus

terhadap

membawa begitu banyak manfaat yang

perintah dari Peraturan yang derajatnya

terkandung. Mulai dari sarana untuk

lebih tinggi. Hal ini apabila dihubungkan

mencerminkan

dengan keberadaan Ruang Terbuka

identitas

daerah,
dan

Hijau Kawasan Perkotaan dari mulai

meningkatkan prestise daerah, sarana

tingkat peraturan daerah, perencanaan,

ruang evakuasi untuk keadaan darurat,

pelaksanaan,

sebagai sarana penelitian, pendidikan

kawasan perkotaan untuk menyediakan

dan

ruang terbuka hijau sesuai ketentuan

menumbuhkan

rasa

penyuluhan,

bangga

memperbaiki

iklim

mikro hingga meningkatkan cadangan

peraturan

oksigen

setiap

di

perkotaan

dan

tak

dan

pengendalian

perundang-undangan

pemerintahan

yaitu

Kabupaten/Kota

bagi

wajib menyediakan kawasan terbuka

ekonomi

lahan

hijau kawasan perkotaan yang ideal

terkandung

pula

adalah 30 % dari luas wilayah. Hampir

sosial

disemua kota besar di Indonesia, Ruang

seperti sebagai sarana rekreasi aktif dan

terbuka hijau saat ini baru mencapai

pasif serta interkasi sosial atau sebagai

10% dari luas kota.

ketinggalan

bermanfaat

meningkatkan
perkotaan.
manfaat

nilai

Bahkan

yang

lebih

bernilai

sarana aktivitas sosial bagi anak-anak,
remaja,

dewasa

dan

manula.

Bisa

DAFTAR PUSTAKA

dibilang kebutuhan akan adanya ruang
semacam ini di kota-kota besar tak
hanya sekedar perlu namun kebutuhan.

Budihardjo, Eko, & Djoko Sujarto, Kota
Berkelanjutan, Alumni, Bandung,
1999.
Budi Sudjiono dan Doddy Rusdianto,
Manajemen Pemerintahan Federal,
144

Citra Mandala Pratama, Jakarta,
2003.
Daniel Murdiyarso, Konvensi Perubahan
Iklim, Kompas, Jakarta, 2003.
Dardak, Hermanto, Peran Penataan
Ruang Dalam Mewujudkan Kota
Berkelanjutan
di
Indonesi,
Direktorat
Jenderal
Penataan
Ruang-Departemen
Pekerjaan
Umum, 2006.

Noer Pauzi, Otonomi Daerah Sumber
Daya Alam Lingkungan, Lipera
Pustaka Utama. Jakarta, 2003.
Otto Soemarwoto, Hukum Lingkungan,
Bina Cipta, Bandung 1997.
Rustam
Hakim,
Arsitektur
Lansekap,Manusia,
Alam
dan
Lingkungan, penerbit Bina Aksara
Jakarta, 2004
Siti
Sundari
Rangkuti,
Hukum
Lingkungan dan Kebijaksanaan
Lingkungan Nasional, Airlangga
University Press, Surabaya, 2000.

Daud Silalahi, Hukum Lingkungan dalam
Sistem
Penegakan
Hukum
Lingkungan Indonesia, Alumni
Edisi Revisi, Bandung, 1996.
Emil Salim, Pembangunan Berwawasan
Lingkungan,
LP3ES,
Cetakan
Keenam, Jakarta, 1993.
---------,
Lingkungan
Hidup
dan
Pembangunan, Mutiara Sumber
Widya, Cetakan 10, Jakarta, 1995.
Hasni, Hukum Penataan Ruang dan
Penatagunaan
Tanah,
PT
Rajagrafindo Persada, Jakarta,
2008.
Hermin Hediati Koeswadji, Hukum
Pidana Lingkungan, Citra Adotya
Bakti, Bandung 1993.
Jonni Purba, Pengelolaan Lingkungan
Sosial, Yayasan Obor Indonesia
dan Kantor Menteri Lingkungan
Hidup, Jakarta, 2005.
Koesnadi Hardjosoemantri, Hukum Tata
Lingkungan,
Gadjah
Mada
University Press, Cetakan ke tujuh,
Yogyakarta, 1993.
______,
Hukum
Perlindungan
Lingkungan, Konservasi Sumber
Daya
Alam
Hayati
dan
Ekosistemnya,
Gadjah
Mada
University
Press,
Yogyakarta,
1991.

145

146