produk rusak process costing
Mat eri: Irsan Lubis, SE. Ak
Kampus LPMB / STEI Ciledug
Produk Rusak
1. Tidak dapat dijual lagi
Perlakuannya sama seperti produk hilang pada akhir proses, yaitu produk rusak dimasukkan dalam perhitungan
unit ekuivalen dan harga pokok produk rusak menambah harga pokok produk selesai
2. Dapat dijual lagi
Ada 3 cara perlakuannya:
a. Hasil penjualan produk rusak dicatat sebagai pengurang biaya produksi.
b. Kerugian produk rusak dicatat sebagai elemen biaya overhead pabrik (Jika menggunakan BOP Aplied)
c. Hasil penjualan dicatat sebagai pendapatan luar usaha.
Contoh soal dan penyelesaian : Produk Rusak
Asumsi:
1. Produk diolah melalui 2 departemen
2. Tidak terdapat produk dalam proses pada awal periode.
3. Memproduksi hanya satu jenis produk
4. Terdapat produk rusak
Data produksi dan Biaya produksi bulan Januari 2008 sbb:
Dep. A
Produk selesai ditransfer ke dep. B
500 kg
Produk selesai sudah ditransfer ke gudang produk jadi
Produk dalam proses:
Bahan baku & penolong 100%, konversi 40%
200 kg
Bahan penolong 50%, konversi 30%
Produk rusak
100 kg
Biaya Bahan baku
20.000
Biaya Bahan penolong
24.000
Biaya Tenaga kerja
34.000
Biaya Overhead
30.600
Jumlah biaya produksi
108.600
Produk rusak di dep. A tidak laku dijual. Produk rusak di dep. B dijual dengan harga Rp. 200 / kg
Hasil penjualan produk rusak di dep. B dicatat sebagai pengurang biaya produksi dep. B
Dep. B
300 kg
150 kg
50 kg
16.350
19.420
23.225
58.995
Diminta:
1. Perhitungan harga pokok per satuan masing2 departemen.
2. Perhitungan harga pokok produk selesai dan produk dalam proses masing2 departemen
3. Laporan biaya produksi masing2 departemen
Penyelesaian:
DEPARTEMEN A
Karena produk rusak di dep. A tidak laku dijual, maka harga pokok produk rusak dicatat sama seperti
produk hilang pada akhir proses.
Perhitungan harga pokok per satuan di departemen A:
Jenis biaya
Bahan baku
Bahan penolong
Tenaga kerja
Overhead
Jumlah
Jumlah produk dihasilkan (unit ekuivalen)
500 + (100% x 200) + 100 = 800
500 + (100% x 200) + 100 = 800
500 + (40% x 200) + 100 = 680
500 + (40% x 200) + 100 = 680
Biaya Produksi
Biaya per satuan
20.000
24.000
34.000
30.600
108.600
Perhitungan harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen B sbb:
Harga pokok produk selesai yg ditransfer ke Dep. B = 500 kg x Rp. 150
Tambahan harga pokok karena adanya produk rusak di dep. A
100 kg x Rp. 150
Jumlah harga pokok produk selesai yg ditransfer ke dep. B yang baru.
500 kg x Rp.180 = Rp.90.000
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
25,00
30,00
50,00
45,00
150,00
75.000
15.000
90.000
1
Mat eri: Irsan Lubis, SE. Ak
Kampus LPMB / STEI Ciledug
Perhitungan harga pokok produk dalam proses di dep. A (200 kg):
Bahan baku
(100% x 200) x 25
Bahan penolong
(100% x 200) x 30
Tenaga kerja
(40% x 200) x 50
Overhead
(40% x 200) x 45
Harga pokok produk dalam proses di Dep. A
5.000
6.000
4.000
3.600
18.600
DEPARTEMEN B
Produk rusak di dep. B laku dijual seharga Rp. 200/kg.
Jumlah penjualan produk rusak = 50 kg x Rp. 200 = Rp. 10.000
Hasil penjualan tsb diperhitungkan terlebih dahulu dengan mengurangi biaya produksi di dep. B.
Alokasi hasil penjualan produk rusak ke biaya produksi di dep. B.
Pembagian hasil Jumlah biaya produksi
Jumlah biaya produksi
Biaya produksi
penjualan produk
Rp.
%
setelah dikurangi
Harga pokok dari A
90.000
60,40%
6.040
83.960
Bahan penolong
16.350
10,97%
1.097
15.253
Tenaga kerja
19.420
13,03%
1.303
18.117
Overhead
23.225
15,59%
1.559
21.666
Jumlah
148.995
100,00%
10.000
138.995
Harga pokok produk dari dep. A ke dep. B berubah menjadi : Rp. 167,92 ( 83.960 / 500 kg )
Perhitungan harga pokok per satuan di departemen B:
Jenis biaya
Jumlah produk dihasilkan (unit ekuivalen)
Harga pokok
produk dari dep. A
Bahan penolong 300 + (50% x 150) + 50 = 425
Tenaga kerja
300 + (30% x 150) + 50 = 395
Overhead
300 + (30% x 150) + 50 = 395
Jumlah
Biaya Produksi
Biaya per satuan
83.960
167,92
15.253
18.117
21.666
138.996
35,89
45,87
54,85
304,53
Perhitungan harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Gudang produk jadi sbb:
Harga pokok produk selesai yg ditransfer ke Gudang = 300 kg x Rp. 304,53
Tambahan harga pokok karena adanya produk yang hilang pada akhir proses di dep. B
50 kg x Rp.304,53
Jumlah harga pokok produk selesai yg ditransfer ke Gudang yang baru.
300 kg x Rp. 355,29 = Rp.106.586
Perhitungan harga pokok produk dalam proses di dep. B :
Harga pokok produk dari dep. A
Biaya produksi Dep. B:
Bahan penolong
Tenaga kerja
Overhead
Harga pokok produk dalam proses di Dep.B
150 x 167,92
(50% x 150) x 35,89
(30% x 150) x 45,87
(30% x 150) x 54,85
Jumlah biaya produksi departemen B
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
91.359
15.227
106.586
25.188
2.692
2.064
2.468
32.412
138.998
2
Kampus LPMB / STEI Ciledug
Produk Rusak
1. Tidak dapat dijual lagi
Perlakuannya sama seperti produk hilang pada akhir proses, yaitu produk rusak dimasukkan dalam perhitungan
unit ekuivalen dan harga pokok produk rusak menambah harga pokok produk selesai
2. Dapat dijual lagi
Ada 3 cara perlakuannya:
a. Hasil penjualan produk rusak dicatat sebagai pengurang biaya produksi.
b. Kerugian produk rusak dicatat sebagai elemen biaya overhead pabrik (Jika menggunakan BOP Aplied)
c. Hasil penjualan dicatat sebagai pendapatan luar usaha.
Contoh soal dan penyelesaian : Produk Rusak
Asumsi:
1. Produk diolah melalui 2 departemen
2. Tidak terdapat produk dalam proses pada awal periode.
3. Memproduksi hanya satu jenis produk
4. Terdapat produk rusak
Data produksi dan Biaya produksi bulan Januari 2008 sbb:
Dep. A
Produk selesai ditransfer ke dep. B
500 kg
Produk selesai sudah ditransfer ke gudang produk jadi
Produk dalam proses:
Bahan baku & penolong 100%, konversi 40%
200 kg
Bahan penolong 50%, konversi 30%
Produk rusak
100 kg
Biaya Bahan baku
20.000
Biaya Bahan penolong
24.000
Biaya Tenaga kerja
34.000
Biaya Overhead
30.600
Jumlah biaya produksi
108.600
Produk rusak di dep. A tidak laku dijual. Produk rusak di dep. B dijual dengan harga Rp. 200 / kg
Hasil penjualan produk rusak di dep. B dicatat sebagai pengurang biaya produksi dep. B
Dep. B
300 kg
150 kg
50 kg
16.350
19.420
23.225
58.995
Diminta:
1. Perhitungan harga pokok per satuan masing2 departemen.
2. Perhitungan harga pokok produk selesai dan produk dalam proses masing2 departemen
3. Laporan biaya produksi masing2 departemen
Penyelesaian:
DEPARTEMEN A
Karena produk rusak di dep. A tidak laku dijual, maka harga pokok produk rusak dicatat sama seperti
produk hilang pada akhir proses.
Perhitungan harga pokok per satuan di departemen A:
Jenis biaya
Bahan baku
Bahan penolong
Tenaga kerja
Overhead
Jumlah
Jumlah produk dihasilkan (unit ekuivalen)
500 + (100% x 200) + 100 = 800
500 + (100% x 200) + 100 = 800
500 + (40% x 200) + 100 = 680
500 + (40% x 200) + 100 = 680
Biaya Produksi
Biaya per satuan
20.000
24.000
34.000
30.600
108.600
Perhitungan harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen B sbb:
Harga pokok produk selesai yg ditransfer ke Dep. B = 500 kg x Rp. 150
Tambahan harga pokok karena adanya produk rusak di dep. A
100 kg x Rp. 150
Jumlah harga pokok produk selesai yg ditransfer ke dep. B yang baru.
500 kg x Rp.180 = Rp.90.000
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
25,00
30,00
50,00
45,00
150,00
75.000
15.000
90.000
1
Mat eri: Irsan Lubis, SE. Ak
Kampus LPMB / STEI Ciledug
Perhitungan harga pokok produk dalam proses di dep. A (200 kg):
Bahan baku
(100% x 200) x 25
Bahan penolong
(100% x 200) x 30
Tenaga kerja
(40% x 200) x 50
Overhead
(40% x 200) x 45
Harga pokok produk dalam proses di Dep. A
5.000
6.000
4.000
3.600
18.600
DEPARTEMEN B
Produk rusak di dep. B laku dijual seharga Rp. 200/kg.
Jumlah penjualan produk rusak = 50 kg x Rp. 200 = Rp. 10.000
Hasil penjualan tsb diperhitungkan terlebih dahulu dengan mengurangi biaya produksi di dep. B.
Alokasi hasil penjualan produk rusak ke biaya produksi di dep. B.
Pembagian hasil Jumlah biaya produksi
Jumlah biaya produksi
Biaya produksi
penjualan produk
Rp.
%
setelah dikurangi
Harga pokok dari A
90.000
60,40%
6.040
83.960
Bahan penolong
16.350
10,97%
1.097
15.253
Tenaga kerja
19.420
13,03%
1.303
18.117
Overhead
23.225
15,59%
1.559
21.666
Jumlah
148.995
100,00%
10.000
138.995
Harga pokok produk dari dep. A ke dep. B berubah menjadi : Rp. 167,92 ( 83.960 / 500 kg )
Perhitungan harga pokok per satuan di departemen B:
Jenis biaya
Jumlah produk dihasilkan (unit ekuivalen)
Harga pokok
produk dari dep. A
Bahan penolong 300 + (50% x 150) + 50 = 425
Tenaga kerja
300 + (30% x 150) + 50 = 395
Overhead
300 + (30% x 150) + 50 = 395
Jumlah
Biaya Produksi
Biaya per satuan
83.960
167,92
15.253
18.117
21.666
138.996
35,89
45,87
54,85
304,53
Perhitungan harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Gudang produk jadi sbb:
Harga pokok produk selesai yg ditransfer ke Gudang = 300 kg x Rp. 304,53
Tambahan harga pokok karena adanya produk yang hilang pada akhir proses di dep. B
50 kg x Rp.304,53
Jumlah harga pokok produk selesai yg ditransfer ke Gudang yang baru.
300 kg x Rp. 355,29 = Rp.106.586
Perhitungan harga pokok produk dalam proses di dep. B :
Harga pokok produk dari dep. A
Biaya produksi Dep. B:
Bahan penolong
Tenaga kerja
Overhead
Harga pokok produk dalam proses di Dep.B
150 x 167,92
(50% x 150) x 35,89
(30% x 150) x 45,87
(30% x 150) x 54,85
Jumlah biaya produksi departemen B
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
91.359
15.227
106.586
25.188
2.692
2.064
2.468
32.412
138.998
2