this file 1172 5064 1 PB

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING
UMKM (Studi pada Batik Diajeng Solo)
Dimas Hendika Wibowo
Zainul Arifin
Sunarti
Fakultas Ilmu Administrasi,
Universitas Brawijaya
Malang
Email: dimas.hendika@gmail.com

ABSTRACT

The marketing strategies is one of way to win a sustainable competitive advantage both for companies that
produces goods or services. The marketing strategies can use as a basic in order to preparing of the
companies planning. As a views from the problems which are exists in the company. So it is necessary to
comprehensive plans to be used as guideline of the segments company in carrying out its activities, the other
reasons that demonstrates the importance of marketing strategy is increasingly tough competition the
company in general. This study aims to: obtain an overview of the marketing strategies used by Batik Diajeng
Solo to improve its competitiveness and to determine how effective implementation of marketing strategies.
The experiment was conducted in Batik Diajeng Solo, Data collection methods used in this study is
documentation, interview, observation and descriptive research. The results of an analysis of the effectiveness

of the marketing strategies showed the increased of total sales of year to year and became references the
marketing strategies in competitions between Batik’s companies
.
Key Word : Marketing Strategies, Competitiveness

ABSTRAK
Strategi pemasaran adalah salah satu cara memenangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan baik
itu untuk perusahaan yang memproduksi barang atau jasa. Strategi pemasaran dapat dipandang sebagai salah
satu dasar yang dipakai dalam menyusun perencanaan perusahaan secara menyeluruh. Dipandang dari
luasnya permasalahan yang ada dalam perusahaan, maka diperlukan adanya perencanaan yang menyeluruh
untuk dijadikan pedoman bagi segmen perusahaan dalam menjalankan kegiatannya, alasan lain yang
menunjukkan pentingnya strategi pemasaran adalah semakin kerasnya persaingan perusahaan pada umumnya.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk: mendapat gambaran mengenai strategi pemasaran untuk meningkatkan
daya saing, dan untuk mengetahui seberapa efektif pelaksanaan strategi pemasaran yang telah dilakukan.
Penelitian ini dilakukan di Batik Diajeng Solo. Teknik pengumpulan datanya dengan dokumentasi, wawancara
dan observasi, jenis penelitian deskriptif. Hasil dari analisis efektifitas strategi pemasaran menunjukkan
adanya peningkatan total penjualan dari tahun ke tahun dan dijadikan sebagai acuan efektifitas strategi
pemasaran dalam persaingan antar perusahaan batik.
Kata Kunci : Strategi Pemasaran, Daya Saing


Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 29 No.1 Desember 2015| 59
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

1. PENDAHULUAN
Industri UMKM di tanah air saat ini
menghadapi situasi yang demikian sulit di tengah
perubahan lingkungan bisnis yang semakin
kompleks. Persaingan pun telah menjadi kian ketat
seiring dengan derasnya arus perdagangan bebas
yang secara otomatis membuat kompetisi datang
dari segala penjuru baik domestik, regional,
maupun global. (Kartajaya, 2007:1)
Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) merupakan salah satu bagian penting
dari perekonomian suatu Negara ataupun suatu
daerah,
tidak
terkecuali
di
Indonesia.

Pengembangan sektor Usaha Kecil dan Menengah
(UMKM) memberikan makna tersendiri pada
usaha peningkatan pertumbuhan ekonomi serta
dalam usaha menekan angka kemiskinan suatu
negara. Pertumbuhan dan pengembangan sektor
UMKM sering diartikan sebagai salah satu
indikator keberhasilan pembangunan, khususnya
bagi negara-negara yang memiliki income
perkapita yang rendah. Sebagai gambaran pada
tahun 2011-2012, walau sumbangannya dalam
output nasional (PDB) hanya sebesar 57,94 persen,
namun UMKM memberi kontribusi sebesar 99,9
persen dalam jumlah badan usaha di Indonesia
serta mempunyai andil 97,24 persen dalam
penyerapan tenaga kerja (www.depkop.go.id).
Peranan UMKM yang sangat besar
tersebut, memberikan penjabaran bahwa UMKM
harus dapat ditingkatkan lebih baik lagi. UMKM
akan mampu bertahan dan bersaing apabila mampu
menerapkan pengelolaan manajemen secara baik.

Pengelolaan manajemen secara umum mencakup
bidang pemasaran, produksi, sumber daya manusia
(SDM), dan keuangan. Konsep dan perancangan
tertentu di tingkat strategi merupakan faktor kunci
keberhasilan. Analisis mengenai pasar, pelanggan
dan produk merupakan suatu hal yang sangat
penting dalam dunia yang kompleks. Menurut
Purwanto (2008), analisis starategi meliputi
“segitiga strategi”, yaitu: Pelanggan, Pesaing dan
Perusahaan. Kebanyakan perusahaan/unit usaha
melakukan kegiatan produksi dan operasinya
hanya sampai berkonsentrasi pada pembuatan
produk saja, termasuk perusahaan berskala kecil
hingga menengah. Perusahaan seharusnya juga
memperhatikan
strategi
usaha
guna
mempertahankan mengembangkan usaha yang
sudah ada, agar tetap dapat bersaing.

Strategi pemasaran adalah salah satu cara
memenangkan keunggulan bersaing
yang
berkesinambungan baik itu untuk perusahaan yang
memproduksi barang atau jasa. Strategi pemasaran
dapat dipandang sebagai salah satu dasar yang

dipakai dalam menyusun perencanaan perusahaan
secara menyeluruh.
Dipandang dari luasnya
permasalahan yang ada dalam perusahaan, maka
diperlukan adanya perencanaan yang menyeluruh
untuk dijadikan pedoman bagi segmen perusahaan
dalam menjalankan kegiatannya.
Alasan lain yang menunjukkan pentingnya
strategi pemasaran adalah semakin kerasnya
persaingan yang dihadapi oleh perusahaan pada
umumnya. Dalam situasi yang demikian, tidak ada
lagi pilihan lain bagi perusahaan kecuali berusaha
untuk menghadapinya atau sama sekali keluar dari

arena persaingan. Perusahaan harus meningkatkan
efektifitas dan nilai pelanggan, seperti yang
dikemukakan Bestari (2003:85) bahwa respon yang
paling baik untuk melindungi pasar yaitu dengan
melakukan inovasi terus menerus (continous
innovation).
Perusahaan
terus
berusaha
meningkatkan efektifitas kompetitif dan nilai
perusahaan di mata konsumennya.
Pemasaran perlu mendapat perhatian serius
oleh UMKM. Terutama didalam proses penetapan
strategi pemasaran harus benar-benar matang,
sehingga strategi pemasaran yang dipilih akan
mampu menembus pasar. Apalagi kondisi
persaingan yang semakin ketat seperti saat ini,
kemampuan untuk merebut pangsa pasar akan
mempengaruhi kelangsungan hidup UMKM itu
sendiri. Keadaan ini tidak terkecuali akan dihadapi

oleh Batik Diajeng. Suatu manajerial yang terdapat
di dalamnya sangat membutuhkan perumusan
strategi pemasaran yang tepat sebagai prioritas
utama untuk menghadapi persaingan pada sebagai
upaya mengembangkan pasar. Berdasarkan latar
belakang di atas maka skripsi ini mengambil judul
“Analisis Strategi Pemasaran Untuk Meningkatkan
Daya Saing UMKM (studi kasus pada Batik
Diajeng, Solo)”
2. KAJIAN PUSTAKA
Strategi Pemasaran
Terdapat beberapa macam pengertian strategi
dari para ahli. Menurut Marrus dalam Umar
(2001:31) strategi didefinisikan sebagai suatu
proses penentuan rencana para pemimpin puncak
yang berfokus pada tujuan jangka panjang
organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau
upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat
dicapai. Strategi didefinisikan secara khusus
sebagai tindakan yang bersifat incremental

(senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta
dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa
yang diharapkan oleh para pelanggan di masa
depan (Prahalad dalam Umar, 2001:31).
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 29 No.1 Desember 2015| 60
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Menurut
Chandra
(2002:93),
strategi
pemasaran merupakan rencana yang menjabarkan
ekspektasi perusahaan akan dampak dari berbagai
aktivitas atau program pemasaran terhadap
permintaan produk atau lini produknya di pasar
sasaran tertentu. Program pemasaran meliputi
tindakan-tindakan
pemasaran
yang
dapat

mempengaruhi permintaan terhadap produk,
diantaranya dalam hal mengubah harga,
memodifikasi kampanye iklan, merancang promosi
khusus, menentukan pilihan saluran distribusi, dan
sebagainya.
Perumusan Strategi Pemasaran
Merumuskan strategi pemasaran berarti
melaksanakan prosedur tiga langkah secara
sistematis, bermula dari strategi segmentasi pasar,
strategi penentuan pasar sasaran, dan strategi
penentuan posisi pasar. Ketiga strategi tersebut
adalah kunci di dalam manajemen pemasaran:
1. Strategi Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar
ke dalam kelompok pembeli yang berbeda-beda
berdasarkan kebutuhan, karakteristik, ataupun,
perilaku yang membutuhkan bauran produk dan
bauran pemasaran tersendiri. Atau dengan kata
lain segmentasi pasar merupakan dasar untuk
mengetahui bahwa setiap pasar terdiri atas

beberapa segmen yang berbeda-beda.
Segmentasi pasar adalah proses menempatkan
konsumen dalam sub kelompok di pasar produk,
sehingga para pembeli memiliki tanggapan yang
hampir sama dengan strategi pemasaran dalam
penentuan posisi perusahaan. (Setiadi. 2003:55)
2. Strategi Penentuan Pasar Sasaran.
Yaitu pemilihan besar atau luasnya segmen
sesuai dengan kemampuan suatu perusahaan
untuk memasuki segmen tersebut. Sebagian
besar perusahaan memasuki sebuah pasar baru
dengan melayani satu segmen tunggal, dan jika
terbukti berhasil, maka mereka menambah
segmen dan kemudian memperluas secara
vertikal atau secara horizontal. Dalam menelaah
pasar sasaran harus mengevaluasi dengan
menelaah tiga faktor (Umar, 2001:46):
a. Ukuran dan pertumbuhan segmen
b. Kemenarikan struktural segmen
c. Sasaran dan sumber daya

3. Strategi Penentuan Pasar Sasaran
Penentuan posisi pasar (positioning) adalah
strategi untuk merebut posisi dibenak
konsumen, sehingga strategi ini menyangkut
bagaimana
membangun
kepercayaan,
keyakinan, dan kompetensi bagi pelanggan.

Menurut Philip Kotler, positioning adalah
aktifitas mendesain citra dan memposisikan diri
di benak konsumen. Sedangkan bagi Yoram
Wind,
positioning
adalah
bagaimana
mendefinisikan identitas dan kepribadian
perusahaan di benak pelanggan.
Konsep Bauran Pemasaran (Marketing Mix )
Manajemen pemasaran dikelompokkan
dalam empat aspek yang sering dikenal dengan
marketing mix atau bauran pemasaran. Menurut
Kotler dan Armstrong (2004:78) bauran pemasaran
(marketing mix) adalah kumpulan alat pemasaran
taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk
menghasilkan respon yang diinginkannya di pasar
sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari empat
kelompok variabel yang disebut “empat P”,yaitu:
1. Product/Produk
Produk berarti kombinasi barang dan jasa yang
ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran.
Elemen-elemen yang termasuk dalam bauran
produk antara lain ragam produk, kualitas,
design, fitur, nama merek, kemasan, serta
layanan.
2. Price/Harga
Harga adalah jumlah uang yang harus
dibayarkan pelanggan untuk memperoleh
produk. Harga adalah satu-satunya unsur bauran
pemasaran yang menghasilkan pendapatan,
sedangkan unsur-unsur lainnya menghasilkan
biaya. Harga adalah unsur bauran pemasaran
yang paling mudah disesuaikan dan
membutuhkan waktu yang relatif singkat,
sedangkan ciri-ciri produk, saluran distribusi,
bahkan promosi membutuhkan lebih banyak
waktu.
3. Place/Tempat
Tempat atau saluran pemasaran meliputi
kegiatan perusahaan yang membuat produk
tersedia bagi pelanggan sasaran. Saluran
distribusi adalah rangkaian organisasi yang
saling tergantung yang terlibat dalam proses
untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap
untuk digunakan atau dikonsumsi. Saluran
distribusi dapat didefinisikan sebagai himpunan
perusahaan dan perorangan yang mengambil
alih hak atau membantu dalam pengalihan hak
atas barang atau jasa tertentu selama barang atau
jasa tersebut berpindah dari produsen ke
konsumen (Kotler, 2005).
4. Promotion/Promosi
Promosi berarti aktivitas yang menyampaikan
produk dan membujuk pelanggan untuk
membelinya. Definisi promosi menurut Kotler
(2005) adalah berbagai kegiatan yang dilakukan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 29 No.1 Desember 2015| 61
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

oleh produsen untuk mengomunikasikan
manfaat dari produknya, membujuk, dan
mengingatkan para konsumen sasaran agar
membeli produk tersebut. Secara rinci tujuan
promosi menurut Tjiptono (2008: 221-222)
adalah sebagai berikut:
a. Menginformasikan
b. Membujuk pelanggan sasaran
c. Mengingatkan
Persaingan
Persaingan adalah inti dari keberhasilan
atau
kegagalan
perusahaan.
Persaingan
menentukan ketepatan aktifitas perusahaan yang
dapat mendukung kinerjanya, seperti inovasi atau
pelaksanaan yang baik. Menurut Wahyudi
(1996:3), ada beberapa keunggulan yang dapat
digunakan oleh perusahaan yaitu pada:
1. Harga
2. Pangsa pasar
3. Merek
4. Kualitas produk
5. Kepuasan konsumen
6. Saluran distribusi
Definisi UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Menengah)
Berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun
2008 tentang UMKM yang dikutip dari
www.depkop.go.id ada beberapa kriteria yang
dipergunakan untuk mendefinisikan pengertian dan
kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
Pengertian-pengertian UMKM tersebut adalah:
1. Usaha Mikro
Kriteria kelompok Usaha Mikro adalah usaha
produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha perorangan yang memenuhi
kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini:
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak
Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling
banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah).
2. Usaha Kecil
Kriteria Usaha Kecil adalah usaha ekonomi
produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar
yang memenuhi kriteria Usaha Kecil

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
ini:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp.
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih
dari Rp.300.000.000 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.
2.500.000.000 ( dua milyar lima ratus juta
rupiah).
3. Usaha Menengah
Kriteria Usaha Menengah adalah usaha
ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha
besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.
500.000.000 (lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp.
10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah),
atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih
dari Rp. 2.500.000.000 (dua milyar lima
ratus juta rupiah) sampai dengan paling
banyak Rp. 50.000.000.000 (lima puluh
milyar rupiah)
Selain menggunakan nilai moneter sebagai
kriteria, sejumlah lembaga pemerintah seperti
Departemen Perindustrian dan Badan Pusat
Statistik (BPS), selama ini menggunakan jumlah
pekerja sebagai ukuran untuk mendefinisikan
kriteria skala usaha. Misalnya, menurut BPS,
Usaha Mikro Indonesia (UMI) adalah unit usaha
dengan jumlah pekerja tetap hingga 4 orang; Usaha
Kecil (UK) antara 5 hingga 19 pekerja; Usaha
Menengah (UM) dari 20 hingga 99 orang.
Perusahaan-perusahaan dengan jumlah pekerja di
atas 99 orang masuk dalam kategori Usaha Besar
(UB).
3. METODE PENELITIAN
Penelitian deskriptif adalah metode yang
digunakan dalam penelitian ini dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Tempat
penelitian dilakukan di Batik Diajeng Solo,

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 29 No.1 Desember 2015| 62
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

beralamat di Jl. Flamboyan Raya BU 21 Solo Baru
Sektor 1 Grogol.
Teknik pengumpulan data melalui
kegiatan:
dokumentasi,
wawancara
dan
observasi.Teknik analisis data menggunakan
content analysis (riset dokumentasi) dan analisis
deskriptif.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Strategi Pemasaran Batik Diajeng Solo
Strategi pemasaran yang dilakukan oleh
Batik Diajeng Solo dalam memasarkan produknya
yaitu dengan menggunakan perumusan strategi
pemasaran yang bermula dari strategi segmentasi
pasar (segmentation), strategi penentuan pasar
sasaran (targeting), dan strategi posisi pasar
(positioning).
Selain
itu
juga
dengan
mengembangkan bauran pemasaran (marketing
mix) yang terdiri dari 4 unsur yaitu produk
(product), harga (price), tempat (place), dan
promosi (promotion).
Berikut ini adalah uraian tentang strategi
pemasaran Batik Diajeng Solo:
1. Strategi Segmentasi Pasar (Segmentation):
Langkah pertama yang dilakukan oleh Batik
Diajeng Solo adalah dengan mensegmentasi
pasar. Segmentasi pasar terfokus pada
konsumen dari suatu organisasi, institusi,
maupun komunitas (Fery, Direktur Utama).
Adapun kriteria yang dibutuhkan dalam
segmentasi pasar kriteria yang dibutuhkan
dalam segmentasi pasar antara lain:
a. Segmentasi geografis: secara geografis
tidak ada pengkhususan
b. Segmentasi
demografis:
secara
demografis segmentasi pasarnya adalah
konsumen yang tergolong usia muda (1630 tahun), karena perusahaan ingin
mengangkat batik kepada kawula muda
c. Segmentasi psikologis: konsumen yang
dibidik adalah konsumen yang ingin
menggunakan batik sebagai pakaian
maupun seragam bagi organisasi atau
institusinya.
d. Segmentasi perilaku: secara perilaku tidak
ada segmentasi, namun profil resiko
konsumen dalam pembelian akan
ditentukan sendiri yang sesuai.
2. Strategi Penentuan Pasar Sasaran (Targeting):
Demi meningkatkan pendapatan perusahaan,
pasti dilakukan pula penyesuaian pada pasar
sasaran, agar penjualan menjadi tepat sasaran.
Dalam hal ini untuk target pasar, Batik Diajeng
Solo telah menentukan targetnya. Memberikan

batik yang berkualitas kepada masyarakat yang
menginginkan batik bernuansa kawula muda,
terutama menyediakan batik seragam dan
kombinasi untuk perusahaan, event organizer,
pabrik, hotel, instansi pemerintah maupun
sekolah.
3. Strategi Posisi Pasar (Positioning):
Batik Diajeng Solo merupakan solusi yang tepat
produk batik untuk perorangan ataupun batik
seragam institusi dan organisasi dengan kualitas
produk yang baik. Walaupun produk yang
ditawarkan oleh Batik Diajeng Solo relatif lebih
mahal dari produk-produk sejenis yang
ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan lain.
4. Bauran Pemasaran Batik Diajeng Solo
(Marketing Mix):
Keberhasilan perusahaan di bidang pemasaran
terkait
dengan
keberhasilannya
dalam
menentukan produk yang tepat, harga yang
layak, saluran distribusi yang baik, serta
promosi yang efektif. Bauran pemasaran yang
terdiri dari produk, harga, tempat serta promosi
ditetapkan dengan cermat oleh Batik Diajeng
Solo agar kepuasan konsumen serta
keberlanjutan usaha dapat terwujud:
a. Produk
Produk batik yang dihasilkan Batik
Diajeng Solo merupakan By request dari
konsumen, akan tetapi perusahaan dapat
menampilkan preview product sebelum
jadi, sehingga produk dapat disesuaikan
terlebih dahulu dengan keinginan dari
konsumen produk-produk batik yang
dihasilkan serta dipasarkan oleh Batik
Diajeng Solo dibagi dalam lima kategori
yaitu batik tulis, hem dan kemeja batik,
seragam batik, batik printing manual, dan
kaos kombinasi.
Selain mengerjakan pembuatan produk
batik jadi, perusahaan juga melayani
pembuatan desain dan motif batik yang
seluruhnya dikerjakan sesuai kebutuhan
konsumen.
b. Harga
Penetapan harga merupakan salah satu
elemen
penting
bagi
manajemen
perusahaan. Harga ditetapkan berdasarkan
perhitungan besarnya biaya yang
dibutuhkan (biaya bahan baku, harga
pokok produksi, biaya promosi) ditambah
dengan presentase keuntungan yang
diinginkan. Harga yang ditentukan
beragam sesuai dengan desain, bahan dan
tingkat kesulitan produksi produk yang
diinginkan konsumen.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 29 No.1 Desember 2015| 63
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Secara garis besar harga produk-produk
batik yang dijual ini mulai dari Rp. 93.500
– Rp. 1.650.000 (harga disesuaikan
dengan
jumlah pembelian dan konsumen yang
melakukan repeat order ). Harga produk
batik ini memang agak lebih mahal
dibandingkan dengan harga produk batik
yang beredar di pasaran karena bahan
yang berkualitas tinggi dan kreatifitas dari
desain serta motif batik itu sendiri.
c. Tempat
Saluran distribusi terkait dengan berbagai
aktivitas perusahaan yang mengupayakan
agar produk dapat disalurkan ke
konsumen. Sebagian besar produk dijual
secara pre-order sehingga produk
langsung dikirim ke konsumen, hal ini
dikarenakan saat ini Batik Diajeng Solo
belum memiliki gerai untuk menjual
produk secara langsung ke konsumen.
Batik Diajeng Solo sendiri memiliki
gallery produk yang masih bergabung
dengan kantor perusahaan, namun letak
perusahaan di Jl. Flamboyan Raya BU-21
Solo Baru Sektor 1 yang bukan
merupakan akses jalan utama membuat
konsumen kesulitan untuk menjangkau
lokasi.
d. Promosi
Promosi merupakan kegiatan-kegiatan
yang aktif dilakukan oleh Batik Diajeng
Solo untuk memberitahu, mengenalkan,
mempengaruhi konsumen mengenai
produk yang ditawarkan. Promosi Batik
Diajeng Solo dimulai dengan membuat
merek yang mengasosiasikan keunggulan
dan usaha yang digelutinya yaitu batik..
Kemudian perusahaan juga melakukan
promosi melalui internet marketing
(melalui website dan social media ),
menyebarkan email ke perusahaan
maupun instansi, menjadi sponsor acara,
serta mengikuti pameran-pameran fashion
kombinasi.
Hasil Analisis Efektifitas Strategi Pemasaran
Pada tahun 2012 secara keseluruhan
penjualan yang tercatat di Batik Diajeng Solo
sebesar Rp. 34.000.000, pada tahun 2013 secara
keseluruhan penjualan yang tercatat di Batik
Diajeng Solo sebesar Rp. 37.100.000 di tahun
tersebut Batik Diajeng Solo mengalami kenaikan
jumlah penjualan.Pada tahun 2014 secara

keseluruhan penjualan yang tercatat di Batik
Diajeng Solo sebesar Rp. 58.834.400, di tahun
tersebut kembali mengalami kenaikan jumlah
penjualan.
Tabel 1 Data Penjualan Tahun 2012-2014

Tahun

Total Penjualan

2012

34.000.000

2013

37.100.000

2014

58.834.400

Sumber: Data Primer diolah 2015
Kinerja Produk Batik Diajeng Solo tahun
2012-2013
Hasil kinerja produk batik pada tahun 20122013 mengalami peningkatan atau pertumbuhan
bagi Batik Diajeng Solo. Berikut ini adalah data
kinerja produk batik pada Batik Diajeng Solo pada
tahun 2012-2013:
Tabel 2 Data Kinerja Produk Batik Diajeng Solo
Tahun 2012-2013

Keterangan

2012

2013

Penjualan
34.000.000 37.000.000
Sumber: Data Primer diolah 2015

Pertum
buhan
9,1%

Dari data tabel di atas, jumlah penjualan
pada Batik Diajeng Solo yang terjadi pada tahun
2012-2013
mengalami
peningkatan
atau
pertumbuhan sebesar 9,1%. Jumlah penjualan pada
tahun 2012 sebesar Rp. 34.000.000, sedangkan
pada tahun 2013 sebesar Rp. 37.000.000.
Kinerja Produk Batik Diajeng Solo tahun
2013-2014
Hasil kinerja produk batik pada tahun 20132014 mengalami peningkatan atau pertumbuhan
bagi Batik Diajeng Solo. Berikut ini adalah data
kinerja produk batik pada Batik Diajeng Solo pada
tahun 2013-2014:
Tabel 3 Data Kinerja Produk Batik Diajeng Solo
Tahun 2013-2014

Keterangan

2012

2013

Penjualan
37.000.000 58.834.000
Sumber: Data Primer diolah 2015

Pertum
buhan
59%

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 29 No.1 Desember 2015| 64
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Dari data tabel di atas, jumlah penjualan
pada Batik Diajeng Solo yang terjadi pada tahun
2013-2014
mengalami
peningkatan
atau
pertumbuhan sebesar 59%. Jumlah penjualan pada
tahun 2012 sebesar Rp. 37.000.000, sedangkan
pada tahun 2013 sebesar Rp. 58.834.400.
Berdasarkan data penjualan produk Batik
Diajeng Solo selama 3 tahun terakhir yaitu pada
tahun 2012 sampai 2014, setelah dikelola ternyata
terjadi peningkatan penjualan produk dari tahun ke
tahun. Pada tahun 2012-2013 pendapatan
penjualan produk mengalami peningkatan sebesar
9,1%, penjualan pada tahun 2012 sebesar Rp.
34.000.000, sedangkan pada tahun 2013 sebesar
Rp. 37.100.000. Kemudian pada tahun 2013-2014
terjadi peningkatan penjualan produk yang cukup
besar dari Batik Diajeng Solo yaitu sebesar 59%,
yaitu jumlah penjualan produk pada tahun 2013
sebesar Rp. 37.100.000 meningkat menjadi Rp.
58.834.400 pada tahun 2014, Berdasarkan
penelitian peningkatan ini disebabkan karena Batik
Diajeng Solo memperluas strategi pemasarannya,
yang tadinya hanya melalui jalur distribusi dengan
para tengkulak batik kemudian fokus kepada
penjualan direct selling secara online. Selain itu
Batik Diajeng Solo mulai menambah lini
produknya yang semula hanya busana batik untuk
perorangan, kemudian mulai merambah ke batik
seragam dan kombinasi untuk perusahaan, event
organizer , pabrik, hotel, instansi pemerintah dan
sekolah.
Dari tahun ke tahun promosi yang
dilakukan oleh Batik Diajeng Solo semakin gencar,
selain itu kualitas produk yang dihasilkan juga
semakin di tingkatkan, sehingga mampu bersaing
dengan perusahaan-perusahaan batik lainnya. Dari
data di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran
Batik Diajeng Solo terhadap produk batiknya
cukup efektif karena selalu mengalami peningkatan
penjualan dari tahun 2012-2014.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Dalam memasarkan produknya, Batik Diajeng
Solo menggunakan strategi pemasaran berikut
ini untuk meningkatkan daya saing:
a. Segmentasi, dimana Batik Diajeng Solo
memiliki segmentasi secara khusus lebih
memfokuskan kepada konsumen usia
muda (16-30 tahun) yang bertujuan untuk
meningkatkan batik di kalangan kawula
muda.
b. Target pasar produk Batik Diajeng Solo
adalah konsumen batik seragam dan
kombinasi bagi perusahaan, event

organizer,
pabrik,
hotel,
instansi
pemerintah maupun sekolah.
c. Posisi pasar Batik Diajeng tetap
memfokuskan menjadi allternatif utama
produk batik, terutama batik seragam dan
kombinasi dengan memberikan kualitas
produk yang baik.
d. Dari segi bauran pemasaran, strategi
pemasaran produk Batik Diajeng Solo
adalah membuat produk sesuai keinginan
dan kebutuhan konsumen. Strategi harga
yang dilakukan adalah relatif lebih mahal
dari harga batik yang beredar di pasaran
karena bahan yang berkualitas tinggi dan
kreatifitas desain. Saat ini Batik Diajeng
Solo dalam melakukan strategi distribusi
dengan melakukan penjualan langsung ke
konsumen
secara
online
di
www.batikdiajengsolo.com, sedangkan
strategi promosinya melalui internet
marketing, sponsor acara dan pameran
fashion.
2. Strategi pemasaran yang dilakukan oleh
Batik Diajeng Solo sudah cukup efektif
dalam memasarkan produknya, karena
dilihat
dari
peningkatan-peningkatan
jumlah penjualan, Batik Diajeng Solo terus
mengembangkan produk dengan berbagai
macam strategi untuk memasarkannya.

Saran
1. Perusahaan diharapkan menerapkan program
loyalitas
pelanggan
untuk
menjaga
kesinambungan
antara
produsen
dan
pelanggan.
2. Mengembangkan produk-produk yang ada
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat saat
ini sehingga produk yang dihasilkan lebih
inovatif dan mampu bersaing di pasar
6. DAFTAR PUSTAKA
Bestari. 2003. Dasar-dasar Pemasaran. Cetakan
Pertama. Yogyakarta:Unit Penerbitan
Fakultas Ekonomi (UPFE)
Chandra, Gregorius. 2002. Strategi dan Program
Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit Andi
Ofset
FE Ubaya dan Forum Daerah UKM Jawa Timur.
2007. Kewirausahaan UKM Pemikiran dan
Pengalaman. Yogyakarta:Graha Ilmu

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 29 No.1 Desember 2015| 65
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Kotler, P. and G. Armstrong. 2004. Dasar-dasar
Pemasaran,
Edisi
Kesembilan.
Jakarta:Penerbit Indeks
Kotler,

P. 2005. Manajemen
Jakarta:Indeks Media Group

Pemasaran.

Purwanto, I. 2008. Manajemen
Bandung:CV Ryama Widya

Strategi.

Setiadi, Nugroho J. 2003. Perilaku Konsumen:
Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan
Penelitian Pemasaran. Jakarta: Kencana
Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran Edisi
III. Yogyakarta:CV. Andi Offset
Umar, H. 2001. Strategic Management in Action ,
Konsep, Teori, dan Teknik Menganalisis
Manajemen Strategis Strategic Business
Unit Berdasarkan Konsep Michael R.
Porter, Fred R. David, dan WheelanHunger. Jakarta:PT Gramedia Pustaka
Utama
Usaha Mikro Kecil Menengah “UMKM”, diakses
pada Tanggal 30 Sepetember 2014 dari
http://www.depkop.go.id
Wahyudi, Agustinus Sri. 1996 Manajemen
Strategik Pengantar Berpikir Strategik:
Formulasi,
Implementasi
dan
Pengendalian. Jilid I. Jakarta:Binarupa
Aksara

.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 29 No.1 Desember 2015| 66
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id