TATA CARA PENGISIAN SKSHH

Lampiran IV : TATA CARA PENGISIAN SKSHH
A
.

B
.

KOLOM PENGIRIM
1.

Provinsi

:

Diisi stempel/cap (tidak diketik) nama provinsi
tempat asal hasil hutan, oleh Dinas Kehutanan
Provinsi setempat sebelum blanko SKSHH
tersebut
didistribusikan
ke
Dinas

Kabupaten/Kota.

2.

Kabupaten /
Kota

:

Diisi
stempel/cap
(tidak
diketik)
nama
kabupaten/kota tempat asal hasil hutan, yang
pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Dinas
Kehutanan Provinsi.

3.


Berlaku selama

:

Diisi dengan masa berlaku SKSHH sesuai yang
ditetapkan oleh Kepala Dinas Provinsi setempat
asal hasil hutan.

4.

dari tanggal

:

Diisi sesuai tanggal penerbitan SKSHH

5.

Nama
Perusahaan


:

Diisi nama pemilik hasil hutan perorangan atau
nama badan hukum perusahaan pemilik hutan
yang mengirim hasil hutan tersebut.

6.

Alamat Kantor

:

Diisi alamat lengkap kantor
perorangan tersebut butir 5.

7.

Pengangkutan
melalui


:

Diberi tanda “√” pada kolom/kotak yang sesuai
dengan pengangkutannya.

8.

Jenis Alat
Angkut

:

Diisi jenis alat angkut yang
(Kapal/Ponton/Tug Boat/Truck dll.)

9.

No. Identitas
Alat Angkut


:

Diisi nama dan atau nomor identitas alat angkut
tersebut butir 8.

10
.

Alamat Tempat
Muat

:

Diisi alamat lengkap tempat pemuatan hasil
hutan yang diangkut.

perusahaan

/


digunakan

KOLOM ASAL PRODUKSI
1.

Untuk kayu
bulat di hutan

:

Diisi (diketik) kode sesuai yang tertera pada
Palu Tok DK sehingga menggambarkan kode
Provinsi dan Kabupaten dan kode nama
perusahaan pemilik kayu di tempat asal.
Contoh : DK.1204.34 (diketik)
Apabila Palu Tok DK belum tersedia, maka untuk
sementara pengisian kolom Asal Produksi ini
cukup diketik Nama Perusahaan dan Jenis
Perizinannya.


2.

I-151

Untuk kayu
bulat di TPK

:

Diisi (diketik) nomor dan tanggal SKSHH asal
kayu bulat, contoh : SKSHH asal DC 0123456,

Antara

11-01-03.
Bagi SKSHH asal yang jumlahnya banyak (lebih
dari 5, sehingga kolom yang tersedia tidak
mencukupi), maka nomor dan tanggal SKSHH
asal tersebut ditulis tersendiri pada kolom

keterangan DHH yang melampiri SKSHH
tersebutdan dilampirkan pada SKSHH, sehingga
pada kolom isian ini cukup diketik : “Rincian
asal tercantum pada kolom Keterangan DHH”.

3.

Untuk kayu
olahan

:

a.

Untuk
kayu
olahan
di
tempat
penampungan berupa Kayu Gergajian,

Veneer/Panel Kayu, Serpih, Chip/Pulp, diisi
(diketik)
nama
pemilik
kayu
olahan
perorangan atau nama badan hukum
perusahaan pemohon SKSHH.

b.

Untuk kayu olahan di industri berupa
Kayu Gergajian, Veneer/Panel Kayu, Serpih,
Chip/Pulp, diisi (diketik) Kayu Gergajian,
Veneer/Panel Kayu, Serpih, Chip/Pulp, diisi
(diketik) nama badan hukum perusahaan
industri pemohon SKSHH.

4.


Untuk HHBK

:

Diisi
(diketik)
nama
provinsi
dan
Kabupaten/Kota serta nama pemegang izin
pemungutan/pengumpulan hasil hutan.

5.

Untuk kayu
bulat produk PT.
Perhutani

:


Diisi dengan stempel/cap nama PT. PERHUTANI
(tidak diketik) dimana lokasi tempat SKSHH
diterbitkan.
Contoh : PT. PERHUTANI TPK CEPU

6.

C
.

Untuk kayu
lelang

:

Diisi dengan ketikan “HASIL LELANG”, tanggal
pelelangan, nomor risalah lelang dan nama
pemenang lelang yang ditetapkan oleh Kantor
Lelang Negara.

KOLOM HASIL HUTAN YANG DIANGKUT
1.

Kolom persegi

:

Diisi tanda “√” pada kolom tersebut sesuai jenis
sortimen hasil hutan yang diangkut.

2.

DaftarHasil
Hutan (DHH)

:

Diisi nomor dan tanggal DHH yang melampiri
SKSHH.

3.

No.

:

Diisi nomor urut

4.

Jenis Hasil
Hutan

:

Diisi sesuai dengan kelompok hasil hutan pada
butir 1 sebagai berikut :
a. Untuk kayu bulat, diisi jenis sortimen
(KB/KBK/ Bakau dll) berikut nama kelompok
jenis kayunya.

I-151

Contoh : Kayu Bulat
a. Kel. Jenis Meranti
b. Kel. Jenis Rimba Campuran.
b.

Untuk kayu olahan, diisi jenis produk
olahannya (Veneer / Kayu Lapis / Block Board
/ Particle Board / LVL / Kayu Gergajian / Chips
/ Pulp dll produksi industri primer hasil
hutan) :
1)

Untuk Kayu Gergajian diisi rincian
kelompok jenis kayu dan tidak perlu
dicantumkan ukurannya.
Contoh : Kayu Gergajain
a. Kel. Jenis Meranti
b. Kel. Jenis Rimba Campuran
c. Kel. Jenis Kayu Indah.

2) Untuk jenis produk olahan lainnya (selain
Kayu Gergajian) tidak perlu dicantumkan
rincian kelompok jenis kayu dan ukuran
spesifikasinya.
Contoh : a. Plywood
b. Block Board
c.

Untuk hasil hutan bukan kayu (HHBK)
diisi sesuai kelompok jenis HHBK.
Contoh : a. Kelompok Rotan Pulut
b. Kelompok Rotan Sega

5.

Jumlah
(btg/lbr/kpg/bdl)

:

Diisi jumlah yang diangkut sesuai satuannya.

6.

Volume / Berat
(m3/stapel
meter/ ton).

:

Diisi volume atau berat hasil hutan yang
diangkut sesuai satuannya.

7.

Jumlah dengan
angka

:

Diisi jumlah total kolom pada kolom jumlah dan
kolom volume/berat dengan angka.

8.

Jumlah (dengan
huruf)

:

Diisi uraian mengenai jumlah pada butir 7
dengan huruf.
Contoh : 100 btg; 314,53 m3 diuraikan sbb :
“Seratus batang sama dengan tiga ratus empat
belas koma lima puluh tiga meter kubik”

9.

Keterangan

Diisi penjelasan menganai :
a. Kewajiban pembayaran PSDH dan DR
b. Keterangan Negara Tujuan dan nilai
devisa apabila hasil hutan tersebut untuk
ekspor.

I-151

D
.

KOLOM TUJUAN PENGANGKUTAN
1.

Nama/Perusaha
an

:

Diisi sesuai dengan nama perorangan atau
perusahaan penerima hasil hutan yang dituju.

2.

Alamat Kantor

:

Diisi alamat lengkap perorangan atau kantor
perusahaan tersebut butir 1

3.

Alamat Lokasi
Bongkar

:

Diisi
alamat
lengkap
tempat/lokasi
pembongkaran hasil hutan yang diangkut

4.

Transit dan
dibongkar di
Pelabuhan

:

Hanya diisi apabila hasil hutan yang diangkut
mengalami transit di pelabuhan, yaitu dengan
mencantumkan nama pelabuhan transitnya.

5.

Hasil Hutan
Telah Diterima

:

a. Nama :
Diisi nama perorangan/perusahaan yang
bertanggung
jawab
pada
lokasi
pembongkaran hasil hutan yang diterima.
b. Jabatan :
Diisi jabatan dari personil yang menerima
hasil hutan di lokasi tersebut.
c. Pada Tgl. :
Diisi tanggal penerimaan hasil hutan di
lokasi tersebut.
d. Tanda tangan dan cap :
dibubuhi tanda tangan personil yang
menerima hasil hutan di lokasi tersebut
dan untuk perusahaan ditambah dengan
cap/stempel
perusahaan
yang
bersangkutan.

E. KOLOM PENERBITAN SKSHH

F.

1.

Nama

:

Diisi nama pejabat penerbit SKSHH

2.

Jabatan

:

Diisi
jabatan
(P2SKSHH)

3.

No. Register

:

Diisi sesuai dengan nomor register P2SKSHH
tersebut

4.

Tanggal
Penerbitan

:

Diisi tanggal pada saat hasil hutan sudah
berada diatas alat angkut.

5.

Tanda tangan

:

Dibubuhi tanda tangan pejabat penerbit SKSHH
di tempat asal pengangkutan hasil hutan.

SKSHH

tersebut

KOLOM PEMERIKSAAN HASIL HUTAN
1.

I-151

penerbit

Dokumen
SKSHH telah
diterima dan

:

a. Nama :
Diisi
P3KB/P3KG/P3KL/P3HHBK/petugas

nama
yang

ditunjuk.

dimatikan oleh

b. Jabatan :
Diisi
sesuai
jabatan
petugas
(P3KB/P3KG/P3KL/ P3HHBK/petugas yang
ditunjuk)
c. Nomor Register :
Diisi sesuai nomor register yang telah
ditetapkan Kepala Dinas Kehutanan
d. Pada tanggal :
Diisi tanggal diterimanya hasil hutan
berikut
dokumen
SKSHH,
sehingga
menggambarkan tanggal dimatikannya
dokumen tersebut.

2.

G
.

I-151

Pemeriksaan
:
Dokumen
dan
Fisik Hasil Hutan
oleh

e. Tanda tangan :
Diisi
tanda
tangan
petugas
yang
bersangkutan butir a.
a. Nama :
Diisi nama P3KB/P3KG/P3KL/P3HHBK
b. Jabatan :
Diisi
sesuai
jabatan
petugas
(P3KB/P3KG/P3KL/ P3HHBK)
c. Nomor Register :
Diisi sesuai nomor register yang telah
ditetapkan Kepala Dinas Kehutanan
d. Pada tanggal :
Diisi tanggal selesainya pelaksanaan
pemeriksaan fisik hasil hutan oleh
petugas tersebut pada butir a.
e. Tanda tangan :
Diisi
tanda
tangan
petugas
yang
bersangkutan butir a.

KOLOM PERPANJANGAN MASA BERLAKU
1.

Diperpanjang
selama

:

Diisi jumlah waktu perpanjangan masa berlaku
sesuai sisa jarak dan waktu tempuh normal
dengan batas maksimal 5 (lima) hari.

2.

Dari tanggal
………. S/d
………

:

Diisi sesuai tanggal pada saat tanggal mulai di
perpanjang
(tanda
tangan
perpanjangan)
sampai
dengan
tanggal
batas
waktu
perpanjangan.

3.

Nama

:

Diisi nama petugas yang menandatangani.

4.

Jabatan

:

Diisi
jabatan
menandatangani.

5.

NIP

:

Diisi sesuai nomor induk pegawai (NIP) petugas
yang menandatangani.

dari

petugas

yang

6.

H
.

Tanda tangan

:

Dibubuhi
tanda
tangan
petugas
yang
berwenang menandatangani perpanjangan.

KOLOM PENERAAN CAP TELAH DIMATIKAN
Dibubuhi stempel/cap “TELAH DIMATIKAN” oleh petugas yang mematikan
dokumen tersebut butir F.1.

I

PENAMBAHAN/PEMBUBUHAN STEMPEL SESUAI PALU TOK DK
Khusus bagi kayu bulat yang diangkut dari TPK di hutan, maka pada
sudut bawah kanan halaman depan dokumen SKSHH (di bawah tulisan
DIMILIKI), wajib ditambahkan/dibubuhkan stempel seperti Palu Tok DK
sesuai dengan yang tertera pada fisik kayunya.
Stempel Palu Tok DK tersebut adalah stempel yang tapaknya dibuat
dengan bentuk yang identik dengan Palu Tok DK , namun dengan ukuran
diameter 2,5 Cm.
Penambahan/pembubuhan stempel Palu Tok DK ini dilakukan apabila Palu
Tok DK (untuk fisik kayu) sudah tersedia.

I-151