LUDRUK KARYA BUDAYA DI TENGAH HIRUK PIKUK PERUBAHAN BUDAYA : PERSPEKTIF ISLAM.

LUDRUK KARYA BUDAYA DI TENGAH HIRUK PIKUK PERUBAHAN
BUDAYA (PERSPEKTIF ISLAM)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana dalam Program Strata (S1)
Pada Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI)

Oleh
SETYARTA PAMUNGKAS
NIM : A.72.21.21.28.

FAKUTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2016

ABSTRAKSI

Setyarta Pamungkas, 2015: Ludruk di Tengah Hiruk Pikuk Perubahan Budaya ( Perspektif
Islam ) Dalam Ludruk Karya Budaya.

Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah (1) Bagaimana sejarah perkembangan
Ludruk di Mojokerto. (2) Bagaimana pesan lokal dan pesan Islam dalam cerita atau lakon
dimainkan Joko Sambang dan Keris Nogo Sosro versi ludruk Karya budaya. (3) Bagaimana
makna yang tekandung dalam nilai ludruk Karya Budaya.
Dalam menjawab permasalahan ini, penulis mengunakan metode penelitian etnografi
dengan teori Continuity and chage. Sesuai dengan masalah – masalah tersebut sumber – sumber
yang digunakan hasil pengamatan kesenian ludruk Karya budaya lewat compeks disks ( CD ),
YouTube, melihat secara langsung ludruk Karya Budaya pentas disuatu tempat dan hasil
wawancara kepada beberapa narasumber yang dianggap mengerti dan paham terkait kesenian
ludruk. Kerangka dalam penulisan ini adalah: 1) Asal – usul tersebut dapat dilihat berdasarkan
pemetaan wilayah kebudayaan arek meliputi: Surabaya, Mojokerto, Jombang, Gresik, Sidoarjo,
Lamongan, Tuban. Wilayah arek merupakan yang cukup dikenal dan dapat dikatakan sebagai
ciri khas Jawa Timur. 2) Ditegaskan dalam pementasan cerita atau lakon diantaranya: Pesan
lokal dan pesan Islam. 3) Makna dari nilai ludruk Karya Budaya dilihat dari Aspek kesenian:
Menerangkan, Memahami, Menikmati.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ABSTRACT
Setyarta Pamungkas, 2015: Amidst the bustle Ludruk Cultural Change (Islamic

Perspective) In Ludruk Cultural Works.
Issues examined in this paper are (1) How is the historical development of Ludruk in
Mojokerto. (2) How the local message and the message of Islam in a story or play played Joko
Sambang and Keris Nogo Sosro version ludruk work culture. (3) How is the meaning tekandung
in value ludruk Cultural Works.
In answer to this problem, the author uses ethnographic research methods to the theory of
Continuity and chage. In accordance with the problem - the problem of the source - the source
used observations arts ludruk work culture through compeks disks (CD), YouTube, viewed
directly ludruk Cultural Works stage somewhere and interviews to several speakers who
considered know and understand related art ludruk. Framework in this thesis are: 1) Origin - this
proposal can be viewed by mapping the area of culture arek include: Surabaya, Mojokerto,
Jombang, Gresik, Sidoarjo, Lamongan, Tuban. Arek region is fairly well known and can be
regarded as typical of East Java. 2) As confirmed in the staging of the story or play include: local
message and the message of Islam. 3) The meaning of the value of cultural work ludruk seen
from the aspect of art: Describe, Understand, Enjoy.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI


HALAMAN DEPAN ......................................................................................

i

LEMBAR PERYATAAN KEASLIAN ........................................................

ii

LEMBAR PERSERTUJUAN PEMBIMBING ...........................................

iii

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI ................................................

iv

PEDOMAN TRANSLITRASI ......................................................................

v


LEMBAR MOTO ..........................................................................................

vi

LEMBAR PERSEMBAHAN ........................................................................

vii

ABSTRAK ......................................................................................................

ix

KATA PENGATAR .......................................................................................

xi

DAFTAR ISI ...................................................................................................

xv


BAB I:

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................

1

B. Rumusan Masalah .......................................................................

4

C. Tujuan Penelitian ........................................................................

5

D. Kegunaan Penelitian ...................................................................

5

E. Pendekatan dan Kerangka Teoritik .............................................


6

F. Penelitian Terdahulu ...................................................................

8

G. Metode Penelitian .......................................................................

10

H. Sistematika Pembahasan .............................................................

14

BAB II: LUDRUK DI MOJOKERTO
A. Sejarah Kabupaten Mojokerto ...................................................

15


B. Kesenian Ludruk Yang Ada Di Mojokerto.................................

18

C. Pesan Lokal dan Pesan Islam dalam Lakon Joko Sambang dan
Lakon Keris Nogo Sosro yang Dipentaskan Ludruk Karya
Budaya ........................................................................................

19

xv
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III: LUDRUK KARYA BUDAYA
A. Riwayat Hidup Ludruk Karya Budaya .......................................

32

B. Sistem Pewaris Kesenian ...........................................................


33

C. Lakon-lakon yang Pernah Dimainkan dalam Pertunjukan
Ludruk Karya Budaya ................................................................

35

D. Pengertian Kesenian Ludruk .......................................................

35

E. Unsur-Unsur Kesenian Ludruk ...................................................

36

BAB IV: KLASIFIKASI LUDRUK
A. Peran Banci Dalam Kesenian Ludruk .........................................

43


B. Kata Assalamualaikum Dalam Kesenian Ludruk .......................

48

C. Seni Realitas Panggung ..............................................................

53

BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................

60

B. Saran ...........................................................................................

63

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

64


LAMPIRAN

xvi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan Negara kesatuan yang terdiri dari dua belas ribu
pulau, lebih dari lima belas suku yang memiliki ragam budaya, yang terdiri
dari enam agama resmi dan beragam kepercayaan. Keragaman ini menjadikan
Indonesia sebagai Negara yang besar dan keragaman kebudayaan sebagai jati
diri bangasa. Merupakan perkerjaan besar menuliskan seluruh kebudayaan
bangsa Indonesia Jawa dalam satu tulisan. Oleh karena itu skripsi ini dibatasi
pada satu kelompok satu suku besar di Indonesia, yaitu suku jawa 1 dan lebih
sepesifikasinya skripsi ini akan di fokuskan pada kesenian ludruk yang berada
dalam provinsi Jawa Timur, yang memiliki


tinjauan dalam segi bahasa,

kultural dan simbolik.
Sementara itu, Masyarakat Jawa, ataupun tempat suku Jawa, secara
antropologi budaya adalah orang yang dalam hidup keseharian mengunakan
bahasa Jawa dengan berbagai macam dialek turun - temurun. 2 Masyarakat
Jawa timur adalah mereka yang bertempat tinggal didaerah jawa timur. Secara
geografis Provinsi Jawa Timur yang mendiami Kawasan di Jawa Timur yang
meliputi: Kawasan Mataram (Bojonegoro, Kediri, Tulungangung, Nganjuk,
Madiun, Malang, Batu, Magetan, Tergalek, Pacitan), Kawasan Arek

1

Ridwan Bagus Saputra “Kray Miftahul Lutfi Muhammad dan Penus MTI di Tambak Bening
Surabaya”, (Skripsi, IAIN Sunan Ampel Fakultas Adab, Surabaya, 2014), 1.
2
Ibid., 1.

1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

(Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, Lamongan Tuban, Jombang),
Kawasan Tapal Kuda (Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Jember, Madura,
Situbondo, Banyuwangi).
Selain itu perlu dimengerti oleh masyarakat Jawa Timur memiliki
budaya yang diikat oleh norma – norma hidup sejarah, tradisi ataupun agama.
Hal ini dapat dilihat dari ciri – ciri masyarakat Jawa Timur secara kekerabatan.
Selain itu, mengingat bahwa berkenaan cara hidup manusia hidup, Manusia
belajar dan berfikir merasa mempercayai dan mengusahakan apa yang patut
menurut budayanya. 3
Sedikit menguraikan dari pembahasan mengenai kesenian tradisional
Jawa Timur Skripsi ini menyodorkan suatu laporan yang bersifat analisis dan
etnografis. Tentang grup ludruk Karya Budaya sedang fokus utama akan
membahas bagaimana grup ludruk Karya Budaya menghadapi ramai dan ribut
perubahan. budaya.
Dalam Skripsi ini kami ingin menguraikan ludruk Karya Budaya
dalam Kerangka seni dan budaya Jawa yang mencari akar Analisis Kesenian
ludruk Karya Budaya ditengah perubahan budaya (Perspektif Islam) dengan
pendekatan etnografi dalam mengkaji suatu kesenian tradisional ludruk yang
dikenal sebagai kesenian rakyat yang sebagai tontonan sekaligus tuntunan
hiburan yang merakyat.
Sebagai studi intensif Tentang seni teater sebagai karya seni yang
melibatkan aksi individu atau kelompok di tempat dan waktu tertentu. skripsi

3

Ibid., 2.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

ini metodenya etnografi tetapi menyoroti kebudayaan dari ludruk Karya
Budaya terutama mengenai, ludruk yang ada di Kabupaten Mojokerto
khususnya ludruk karya budaya, Klasifikasi ludruk. Sementara itu, selain
metode etnografi juga perlu melengkapi kajian pustaka sebagai kontruksi
dalam penguatan skripsi ini.
Sementara dicermati dari penelitian skripsi salah satu mahasiswa
Program Studi Sejarah Dan kebudayaan Islam UIN Sunan Ampel Surabaya
tahun 2014, menunjukan fakta kesenian berfungsi sebagai sarana memberi
pesan lokal dan pesan Islam yang disampaikan positif dan berarah pada ajaran
agama.
Oleh karena itu, ekspresi terhadap kesenian tradisional ludruk untuk
mengembangkan diera demokrasi perlu upaya pembuahan demokrasi secara
serius mengingat kebanyakan kesenian ludruk masih ber- aura mistis dan
ghaib. Penafsiran – penafsiran teks – teks kesenian teater tradisional
cenderung literal dan kurang dikaitkan dengan realitas seni dan budaya secara
empirik.
Sementara itu, ada tuduhan kesenian ludruk dianggap sebagai
penghambat kemajuan. Mereka jugai menolak perubahan, padahal tidak ada
kemajuan tanpa ada perubahan. Dengan

demikian dapat dicermati

bahwahsanya muncul tudingan tidak lain dari beberapa kelompok yang
menentang adanya perubahan. 4 Namun terbukti bahwa kesenian ludruk
sebagai kesenian tradisional yang mampu membawa perubahan. Dengan

4

Ibid., 4.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

konsistentensi yang tinggi, para seniman ludruk dan grup kesenian ludruk
telah mampu dan eksis dalam perubahan budaya.
Sedangkan menurut akademisi kesenian ludruk sebagai makelar
budaya dimana ludruk membawakan cerita dari bangsa lain dan kebudayaan
lain yang dianggap mempunyai nilai dan norma yang berguna sebagai
menghegemoni masyarakat. Sedangkan kesenian ludruk menurut Pemerintah
adalah kesenian ludruk sedagai media pembanguman yang berarti ludruk
sebagai media komunikasi. Dengan menyampaikan Pesan – pesan
pembangunan negara dengan kata – kata

dan syair yang berguna bagi

masyarakat lewat penampilan para seniman ludruk.
Seni adalah pengunaan imajinasi manusia secara kreatif untuk
menerangkan, memahami, menikmati kehidupan. Sementara dalam konteks
budaya Indonesia hubungan seni dan budaya bukan hal yang baru. 5

B. Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis dapat
menentukan batasan dan ruang lingkup penelitian ini, adapun rumusan
masalah dalam skripsi ini meliputi:
1. Bagaimana sejarah perkembangan Ludruk di Mojokerto.
2. Bagaimana pesan lokal dan pesan Islam dalam cerita atau lakon dimainkan
Joko Sambang dan Keris Nogo Sosro versi ludruk Karya budaya.
3. Bagaimana makna yang tekandung dalam nilai ludruk Karya Budaya.

5

Ibid., 5.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

C. Tujuan Penelitian
Selain apa yang telah dipaparkan didalam latar belakang diatas, penulis
juga mempunyai tujuan antara lain:
1. Untuk mengetahui dan

mengerti sejarah perkembangan ludruk di

Mojokerto
2. Untuk mengetahui Bagaimana makna yang terkandung dalam nilai ludruk.
3. Untuk mengetahui pesan lokal dan pesan Islam yang terkandung dalam
cerita ludruk versi ludruk Karya Budaya.

D. Kegunaan Penelitian
Pada penelitian ini paling memiliki beberapa kegunaan baik itu dalam
ranah praktis dan ilmiyah. Mengingat ruang lingkupnya, dalam penelitian ini
akan memiliki kontribusi atau kegunaan sebagai berikut ini:
1. Secara Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih
terhadap pengembangan ilmu dibidang Sejarah dan Kebudayaan Islam.
b. Diharapkan dapat memperkaya kajian budaya khususnya dibidang
kesenian ludruk pada masyarakat Mojokerto.
2. Secara Praktis
a. Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan salah satu informasi dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya kebudayaan yang ada
hubunganya dengan program studi Sejarah dan Kebudayaan Islam.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

b. Untuk membantu masyarakat demi menghindari kesalah pahaman dari
sebuah pesan yang disampaikan seseorang yang berbeda budaya atau
sama.

E. Pendekatan dan kerangka teorik
Untuk memahami budaya, seorang pengkaji tidaklah berangkat dari
pikiran sendiri, tetapi harus berdasarkan atas apa yang diketahui, dirasakan,
dialami oleh pelaku budaya yang dikaji atau disebut sebagai From The Native
Point’s Of View, yang merupakan hakikat dari pemahaman antropologis. 6
Tujuan mempelajari antropologi simbolik adalah melihat kenyataan
dari sudut pandang pelaku. Yang sering dikonsepsikan oleh ahli antropologi
sebagai “Verstehen” Atau analisis emik, yang bertumpu pada pemahaman
terhadap kebudayaan suatu entitas dalam sudut pandang mereka atau pelaku
budaya. 7
Dengan pendekatan ini penulis dalam konteks ini, kenyataan harus
memaparkan apa yang dipahami oleh pelaku budaya Dari kerangka teoritik
tersebut, nantinya akan dimunculkan sebuah teori.
Teori ialah aturan menjelaskan proposisi atau seperangkat proposisi
yang berkaitan dengan beberapa fenomena alamiah dan terdiri atas presentasi
simbolik dari (1) hubungan – hubungan yang dapat diamati diantara kejadian –
kejadian (yang dapat diukur), (2) mekanisme atau struktur yang diduga
mendasari hubungan – hubungan demikian dan (3) hubungan – hubungan
6
7

Nur Syam. Mazhad – Mazhad Antropologi (Yogyakarta: Lkis, 2007). 93.
Ibid., 93 – 94.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

yang disimpulkan serta manifestasi hubungan empiris apa pun secara
lansung. 8
Karena penelitian kulitatif berakar dari data maka pengertian teorinya
tidak lain dari aturan menjelaskan posisi atau seperangkat proposisi yang
berkaitan dengan berapa fenomena alamiah. Fungsi teori adalah untuk
menjelaskan dan meramalkan prilaku menemukan teori lainya, digunakan
untuk aplikasi praktis, memberikan prespektif bagi usaha penjaringan data,
membimbing dan menyajikan gaya penelitian. 9
Teori itu adalah teori fungsi seni, teori ini dalam ilmu antropologi
melihat dari buku antropologi jilid 2 karya Haviland. Pekataan fungsi
digunakan dalam bebagai bidang kehidupan manusia, menunjukan kepada
aktivitas dan dinamuka manusiadalam mencapai tujuan hidup. Dilihat dari
tujan hidup, kegiatan manusia merupakan funsi dan mempunyai fungsi. Secara
kulitatif dilihat dari segi keguanaan dan manfaat seseorang, kelompok,
organisasi atau asosiasi teertentu.
Fungsi menunjukan pada proses yang sedang atau yang akan
berlangsung, yaitu menujukan pada benda tertentu atau bagian dari proses
tersebut, sehingga terdapat perkataan masih atau berfungsi atau tidak
berfungsi. Teori fungsi seni yaitu teori yang mewakil bentuk ungkapan
perasaan yang merupakan imajinasi kreatif. 10 Yang dibagi menjadi dua dilhat
dari sudut pandang pelaku seni dan penonton.

8

Lexy J. Moelong. Metodelogi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja RosdaKarya., 2006), 57.
Ibid., 89.
10
William A. Haviland . Antropologi Edisi Keempat Jilid 2. (Jakarta: Erlangga, 1985), 224.
9

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

F. Penelitian Terdahulu
Penulisan tentang Ludruk di Tengah Hiruk dan Pikuk Perubahan
Budaya (Prespektif Islam) Dalam ludruk Karya Budaya belum banyak
dilakukan. Sedangkan penelitian yang sudah dilakukan penulis sejauh ini
adalah:
1. Peran ludruk “Budi Wijaya” Dalam Mendukung Program Pembangunan di
Jombang (1987 – 1998) ditulis oleh Dewi Novianah, Fakultas Ilmu Sosial,
Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Negeri Surabaya Tahun 2015.
Dalam tulisan ini membahas tentang pembangunan merupakan salah satu
kebijakan pemerintah Indonesia yang intensif dilaksanakan sejak era Orde
Baru. Untuk melaksanakan program tersebut, pemerintah Indonesia
melalui GBHN 1988 mewajibkan seluruh jenis kesenian daerah untuk ikut
serta dalam membangkitkan semangat membangun masyarakat, salah satu
daerah yang mendukung program tersebut adalah Kabupaten Jombang.
Jombang sebagai kota asal kesenian ludruk, mewajibkan semua kelompok
ludruk Jombang untuk mengembangkan misi pembangunan tersebut, salah
satunya adalah ludruk “Budhi Wijaya”.
2. Komunikasi Budaya Dalam Kesenian Ludruk Budhi Wijaya Di Desa
Ketapang Kuningan Kec Ngusikan Kab Jombang ditulis oleh Rohilinda
Hilwa, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Ilmu komunikasi, UIN
Sunan Ampel Surabya Tahun 2014. Dalam tulisan ini membahas tentang
grup kesenian ludruk Budhi Wijaya yang pada saat ini masih ramai
melakukan Pementasan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

3. Seni Pertunjukan Besutan Komunitas Pondok Jula – Juli di Mojoketo
Karya Erlis Yulia Susanti, Progam Studi Pendidikan Sendratasik,
Universitas Negeri Surabaya Tanpa tahun.

Penelitian tersebut

menfokuskan Bagaimana Pondok Jula – Juli untuk mementaskan besutan
mempunyai visi dan misi melestarikan kesenian besutan.
4. Lakon Joko Sambang Pendekar Gunung Gangsir: Ludruk Karya Budaya
ditulis oleh Hermin Titisnowati, mahasiswa Strata Dua Universitas negeri
Surabaya Tahun 2004. Penelitian tersebut menfokuskan bagaimana
menghasilkan komik tentang cerita rakyat Joko Sambang yang merupakan
cerita rakyat dari Pasuruan, Jawa Timur Versi cerita yang dipentaskan oleh
ludruk Karya Budaya Mojokerto.
5. Skripsi Seni pertunjukan Wayang Kulit Tentang Fungsi seni dalam
penyebaran Islam di Jawa Timur ditulis oleh bd. Zaim, Fakultas Adab,
Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam, IAIN Sunan Ampel Surabaya
Tahun 2011. Penelitian tersebut menfokuskan membahastentang seni
pertunjukan yang berupa wayang kulit sebagai media penyebaran agama
Islam khusnyadi Jawa Timur.
Dari tinjauan penelitian terdahulu diatas membuktikan bahwa
penelitian mengenai kesenian ludruk dalam grup ludruk Karya Budaya studi
etnografi fungsi

ludruk Karya budaya dalam menghadapi ditengah hiruk

pikuk perubahan budaya (prespektif Islam).
.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

G. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode etnografi
yaitu suatu metode deskriptif dan analisis tentang suatu kesenian yang
didasarkan pada penelitian lapangan. Dalam menyajikan yang bersifat hakiki
untuk semua penelitian antropologi budaya.
1. Survei
Survei adalah pengamatan mengenai seni budaya tradisional
(Kesenian “Ludruk di Tengah Hiruk Pikuk Perubahan Budaya (Prerspetif
Islam) Dalam Ludruk Karya Budaya”) yang disertai analisis mendalam.
Survei dapa dilakukan dengan cara mencari informasi dari Pelaku seni dan
penonton seni. Tujuan kesenian ludruk ditengah hiruk pikuk perubahan
budaya (prespektif Islam) dalam ludruk Karya Budaya belum ada yang
membahas. Dan belum diteliti atau dikaji lewat Kegiatan survei. Dalam
pengamatan tersebut penulis mengunakan sumber sebagai berikut:
a. Pengamatan
Pengamatan diperoleh dari compeks disks (CD), YouTube,
melihat secara langsung ludruk Karya Budaya pentas disuatu tempat
yang mempunyai peran menonjol guna membantu melengkapi muatan
skripsi ini. Dengan mengunakan sumber fakta kesenian tradisional
dilapangan secara langsung dengan pengamatan secara langsung, dan
daftar pustaka.
b. Wawancara
Pengamatan diambil dari, wawancara dengan orang – orang
yang mengerti tentang skripsi ini, pada bagian ini digunakan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

pengambilan data yang melalui kegiatan komunuikasi dalam bentuk
terstruktur. Interview yang tersetruktur merupakan bentuk interview
yang sudah diarahkan oleh sejumlah pertanyaan pendaftar yang ketat.
Yaitu prosess Tanya jawab dengan orang – orang yang paham dan
mengerti tentang kesenian ludruk. Yang berhubungan dengan skripsi
ini.
c. Dokumen
Pengamatan diambil dari dokumen (Sumber Data) dari buku,
skripsi, tesis, internet mengenai ludruk seperti sumber data tertulis
buku, skripsi, tesis, internet, Compeks disk (CD) YouTube. Yang
berhubungan dengan skripsi ini.
2. Deskripsi
Menyajikan tulisan sesuai kenyataan yang ada penelitian lapangan.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkap fakta, keadaan, fenomena,
variabel keadaan terjadi saat penelitian yang berjalan dan menyuguhkan
apa

adanya.

Penelitian

deskriptif

kulitatif

mengunakan

metode

fenomenologi yaitu yang tampak dan tidak tampak. Dan deskripsi tulisan
skripsi ini di fokuskan pada: (1) yang tampak pada kesenian ludruk yaitu
unsur- unsur ludruk dimana sisi estetis yang di tampilkan mengarah pada
nilai-nilai agama sehingga dalam setiap pagelaran seni pertunjukan yang
dipertontonkan mengandung pesan-pesan agama. (2) tidak tampak pada
kesenian ludruk yaitu ide - ide para seniman ludruk.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

3. Analisis
Analisis berarti uraian, kupasan. Tujuan utama menggandakan
analisis data ialah melakukan pemeriksaan secara konsepsional atas makna
yang terkandung oleh istilah – istilah yang digunakan dan pertanyaan yang
dibuat, sehingga mampu menghasilkan hasil yang mapu dipertanggung
jawabkan. 11 Seperti pemaparan dalam cerita atau lakon Joko Sambang,
Keris Nogo Sosro, Sawunggaling, Sarip Tambak Oso yang mengadung
pesan lokal dan pesan – pesan agama didalamnya, sehingga jelas apa yang
terdapat dalam setiap pertunjukan ludruk bukan hanya sebatas hiburan.
4. Interpretasi
Pada tahap ini penulis mencari hubungan data – data yang
dikemukan, pengamatan dan peran serta dalam penelitian kemudian
ditafsirkan. Selain data yang diperoleh dirangkai dan dihubungkan menjadi
satu kesatuan harmonis dan masuk akal.
Dengan melakukan interpretasi di sutu pihak akan menghidup
suatu objek penelitian dan dilain pihak akan mengiring data – data pada
tema topik yang lain. Selain itu, sejarawan dan budayawan tetap ada di
bawah

bimbingan

metodelogi

sejarah

dan

kebudayaan

sehingga

subyektivitas dapat dieleminasi metodologi mengharuskan sejarawan
mencantumkan sumber datanya. Hal ini yang dimaksutkan agar pembaca
mengecek kebenaran dan konsisten dengan interpretasinya. 12
11

bd Zaim “Seni pertunjukan Wayang Kulit Tentang Fungsi seni dalam penyebaran Islam di Jawa
Timur”, (Skripsi UIN Sunan Ampel Fakultas Adab, Surabaya, 2011), 12.
12
Ridwan Bagus Saputra “Kray Miftahul Lutfi Muhammad dan Penus MTI di Tambak Bening
Surabaya”, (Skripsi, IAIN Sunan Ampel Fakultas Adab, Surabaya, 2014), 15- 16.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

5. Historiografi
Historigrafi merupakan harapan akhir dari penelitian. Historiografi
adalah menyajikan hasil penafsiran atau interpestasi fakta sejarah dalam
bentuk lisan dam bentuk tulisan menjadi kisah. Adapun pola penyajian
adalah sebagai berikut ini:
a. Informatif deskriptif yaitu penyajian tulisan yang sesuai dengan
aslinya sebagaimana daari sumber – sumber yang diteliti, seperti
kutipan langsung dari buku, skripsi, tesis, internet, compeks disk (CD),
YouTube, melihat secara langsung ludruk Karya Budaya pentas
disuatu tempat dan ucapan langsung dari wawancara.
b. Informatif interprestatif yaitu penyajian dengan menggunakan analisis
untuk memperoleh kesimpulan yang sebenarnya. 13
Dalam penelitian skripsi ini penulis mengunakan metode
fenomenologi yang bersifat kualitartif, yaitupenelitian yang difokuskan
pada gelaja – gejala yang tampak dan yang tidak tampak yang ada pada
kesenian ludruk. Pada tahap ini melakukan penafsiran analisis data yang
diperoleh dari pengamatan dan wawancara dengan orang terkait tentang
bahasa dalam budaya yang dibagi menjadi dua yaitu budaya lokal dan
budaya Islam.

13

Ibid., 16.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

H. Sistematika Pembahasan
Untuk

mempermudah

mudah

pengambaran

pemahaman

dan

kesimpulan dalam skripsi ini maka penulis telah mengklasifikasikan ini
dengan dengan beberapa ba sub bab yaitu:
BAB I Pendahuluan berisikan: Latar Belakang, Rumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Pendekatan dan Kerangka Teoritik,
Penelitian Terdahulu, Metode Penelitian, Sistematika Pembahasan dan Daftar
pustaka Biografi.
BAB II Berusaha menjelaskan menerangkan tentang Ludruk di
Mojokerto meliputi tiga sub penjelasan: A. Sejarah Mojokerto: B. Kesenian
Ludruk Yang Ada di Mojokerto: C. pesan lokal daan pesan Islam Dalam lakon
Joko Sambang Dan Lakon Keris Nogo Sosro yang Yang Di Pentaskan Ludruk
Karya Budaya.
BAB III Berusaha menjelaskan tentang ludruk Karya Budaya Meliputi:
A. Riwayat hidup luduk Karya Budaya: B. Sistem Pewaris Kesenian: C.
Lakon – lakon yang parnah di main dalam partunjukan ludruk Karya Budaya:
D. Pengetian kesenian ludruk : E. Unsur – unsur kesenian ludruk.
BAB IV Berisikan tentang Klasifikasi Ludruk dalam tiga bagian: A.
Peran Banci Dalam Ludruk: B. Makna assalamualaikum Dalam Kesenian
Ludruk: C. Seni Realitas Panggung.
BAB V Merupakan bab terakhir yaitu penutup yang berisikan tentang
kesimpulan dari seluruh pembahasan di skripsi ini dan kemudian diberikan
saran terakhir.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
LUDRUK DI KABUPATEN MOJOKERTO

A. Sejarah Kabupaten Mojokerto
Kabupaten Mojokerto, adalah merupakan salah satu kabupaten yang
ada di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten ini termasuk dalam daerah strategis di
Jawa Timur yaitu wilayah “Gerbangkertasusila” terletak pada posisi 7’71
sampai dengan 7’45 lintang selatan dan 111’19 sampai dengan 11’29 bujur
timur. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Lamongan dan Kabupaten
Gresik di sebelah utara, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Pasuruan,
Kabupaten Malang dan Kota Batu disebelah selatan, serta Kabupaten Jombang
disebelah barat Kabupaten Jombang disebelah barat. Kabupaten ini memiliki
luas wilayah 835,93 km dan populasi 969. 000 jiwa. 14

Gambar 2.1 Peta Kabupaten Mojokerto
14

Khoiril Anwar. “Potensi Budaya Situs Sejarah Peniggalan Mojopahit Trowulan Mojokerto”,
(Laporan tugas akhir, UNES Fakultas Sastra dan Seni Rupa, 2009) , 20.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

Secara topografis terletak pada dataran rendah lembah Sungai Brantas
hingga dataran tinggi Pegunungan Penanggungan dan Welirang. Secara
historis dan arkeologis diyakini sebagai bekas pusat pemerintahan Kerajaan
Majapahit dan Kerajaan Kahuripan (Airlangga). Maka tak pelak, diseantero
wilayah Kabupaten Mojokerto bertebaran situs-situs peninggalan kedua
kerajaan tersebut. 15
Kabupaten mojokerto terdiri atas 18 kecamatan, dibagi lagi atas
sejumlah desa dan kelurahan. Dulu pusat pemerintahan berada di kota
Mojokerto, namun kini banyak gedung kantor pemerintahan yang dipindahkan
ke kecamatan Mojosari sebelah timur kota Mojokerto sebelah kota Mojokerto
berdiri pada tanggal 20 Juni 1918. Kabupaten Jombang dahulu juga
merupakan bagian dari wilayah kabupaten Mojokerto sebelum diberi
kemandirian menjadi sebuah kabupaten sendiri pada tahun 1910 kabupaten
Mojokerto merupakan salah satu wilayah yang masuk dalam kawasan
metropolitan Surabaya, yaitu Gerbangkertasusila,
Pusat pemerintahan kabupaten Mojokerto dulu berda ditengah kota
Mojokerto sebelum Kota Mojokerto berdiri. Sekarang pusat pemerintahan
kabupaten Mojokerto pindah ke Kecamatan Mojosari yang terletak belasan
kilometer di timur Kota Mojokerto. Kabupaten Jombang yang saat ini berdiri
dahulu, merupakan bagian dari kabupaten Mojokerto sebelum Jombang
berpisah pada tahun 1910. Kecamatan – kecamatan yang ada dikabupaten
Mojokerto adalah:
15

Nuzululku.
“Wisata
Seni,
Budaya
Dan
Sejarah
Kabupaten
Mojokerto”,
https://nuzululku.wordpress.com/.../wisata-seni-budaya-dan- sejarah Kabupaten Mojokerto. (16
Januari 2016)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

Kecamatan Dawarblandong
Kecamatan Kemlagi
Kecamatan Jetis
Kecamatan Gedeng
Kecamatan Mojoanyar
Kecamatan Sooko
Kecamatan Bangsal
Kecamatan Puri
Kecamatan Trowulan
Kecamatan Jatirejo
Kecamatan Dlanggu
Kecamatan Mojosari
Kecamatan Pungging
Kecamatan Kutorejo
Kecamatan Ngoro
Kecamatan Gondang
Kecamatan Trawas
Kecamatan Pacet
Kabupaten Mojokerto merupakan salah tujuan wisata di Jawa Timur
yang kaya akan berbagai obyek dan daya tarik wisata. Kabupaten Mojokerto
memiliki objek wisata yang sangat banyak diantaranya obyek wisata alam,
budaya, kepurbakalaan wisata buatan dan pendukung wisata buatan dan wisata
kerajinan /cinderamata serta makanan khas dan juga produk unggulan. 16

16

Ibid., 20.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

B. Kesenian Ludruk Yang Ada Di Kabupaten Mojokerto
Ludruk yang lahir pada tahun 1907 di Kabupaten Jombang didirikan
oleh Bapak santik di tengah – tengah masyarakat dan di masyarakat itu ada
kaum santri, priyayi dan abangan. Dan Jombang merupakan salah satu
kabupaten di Jawa Timur. Jombang merupakan teletak bagian tengah Provinsi
Jawa Timur yang memiliki letak strategis karena berda pada persimpangan
jalur selatan pulau Jawa (Surabaya – Madiun – Yogyakarta), jalur Surabaya
Tulungagung, serta Malang Tuban. Jombang di kenal sebagai kota santri
karena banyak sekolah Islam di wilayahnya.
Ludruk berawal dari Lerok Bandan seni pertunjukan yang di pentaskan
di halaman, didukung dengan alat musik yang sangat sederhana yaitu kendang
jidor Penyajian lerok bandan didukung oleh pelaku panggung yang
menyajikan adegan mistis kesaktian atau kekebalan. Pertunjukan ini sering
digunakan pengobatan anak yang sedang sakit. Secara bentuk seni ludruk
dipekiran muncul pada abab ke 13 dan ke 14 bahkan sampai abab 16 lalu
dikenal istilah sandiran lerok yang dilekapi gamelan musik sederhana. Tapi di
dalam terdapat kidungan. Bentuk ini menyajikan unsur mistis dan serangkaian
religi yang lain. 17
Asal - usul tersebut dapat dihalihat bedasarkan pemetaan wilah
kebudayaan Arek meliputi: Surabaya, Mojokerto, Jombang Gresik, Sidarjo,
Lamongan Tuban. Wilayah Arek merupakan yang cukup dikenal dan dapat
dikatakan sebagai ciri khas Jawa timur. Dengan bukti berkembang
17

Ayu Sutarto. “Reog Dan Ludruk Dua Pusaka Dari Jawa Timur yang Masih Bertahan,”,
http/www.javanologi.info/main/themes/images/LUDRUK_REOG-Sutarto. (21 September 2015.)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

berkembang yaitu ada grup ludruk yang bermunculan diberapa wilayah
Mojokerto. Seperti Karya Baru (Puri) Among Budaya (Trowulan) Wahyu
Budaya (Dawarblandong) Indah Wijaya (Kemelagi) Teratai Jaya (Gedaeg)
Gelora Budaya (Pungging) Brawijaya ( Pacet) Eka Budaya ( Mojoanyar)
Karya Budaya (Jetis) dan masih banyak lagi. 18

C. Pesan Lokal dan Pesan Islam dalam Lakon Joko Sambang dan Lakon
Keris Nogo Sosro yang Dipentaskan Ludruk Karya Budaya
Dalam cerita atau lakon juga dapat digunakan untuk menyampaikan
pesan Lokal Dan pesan Islami. Hal ini ditegaskan dalam pementasan lakon
atau cerita. Diantaranya adalah: pesan lokal dan pesan Islam dalam cerita
“Joko Sambang” secara garis besar terbagi atas empat. Pertama, perjuangan.
Kedua, kebesaran hati. Ketiga, kejujuran. Keempat, ajaran moral agama.
Dalam cerita “Joko Sambang”, mengisahkan suatu kejadian dijaman
penjajajahan Belanda dimana pada saat itu pemerintah penjajah melakukan
penindasan kekejaman pada rakyat Indonesia.

19

Adengan dimulai dengan pertemuan dimarkas ini ditegasktentara di
daerah Belanda di daerah Surabaya, kapten Robert sebagai pemimpin tentara
Belanda wilayah tersebut mengundang semua lurah yanag ada di wilayah
Sidoarjo untuk medengarkan perintah dari Gubenur jenderal Daendels untuk
membangun jalan dan jembatan di daerah Sidoarjo sampai Porong. 20

18

Dinas Pemuda, Olaraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupabupaten Mojokerto. “Ludruk.”
http://www. disporabudpar.mojokertokab.go.id/ Web/Disporapubdar . (14 November 2015).
19
Herry Lesbijanto. Ludruk, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), 44.
20
Ibid., 45.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

Sebagai pemimpin tentara Belanda di Surabaya memerintakan kepada
para lurah agar mendengarkan rakyatnya untuk kerja rodi membangun jalan
dan jembatan. Para lurah diperintahkan setiap hari harus mengerahkan warga
ke lokasi tersebut. Selama kerja rodi, rakyat yang ikut tidak mendapatkan upah
sama sekali bahkan makanpun para pekerja harus menyediakan sendiri. 21
Banyak sekali perkerja yang sakit, kelaparan sampai meninggal dalam
pengerjaan pembuatan jalan dan jembatan tersebut. Namun para lurah sangat
patuh pada Belanda terus saja mengerahkan rakyatnya untuk ikut kerja rodi
tersebut. Para lurah takut akan kedudukannya yang bisa dicopot bila tidak
mengerahkan rakyatnya. Oleh karena itu para lurah melakukan tindakan
mengorbankan rakyatnya demi kedudukan dirinya. 22
Dari sekian banyak lurah yang ada di wilayah itu, ada satu lurah yaitu
Lurah Sembung yang tidak setuju dengan kerja rodi tersebut. Dia tidak
mengerahkan ranyatnya untuk kerja rodi. Lurah Sembung beranggapan
bahwan

mengerahkan

rakyatnya

untuk

kerja

rodi

sama

dengan

menyengsarakan rakyat dan tidak menghargai rakyat sebagai manusia yang
perlu bekerja untuk menghidupi keluarga. 23
Pada adegan berikutnya di dalam rumah Pak lurah Sembung. Disini pak
Lurah, Bu Lurah, Pak Carik dan Kami Tuwo mereka membicarakan tentang
intruksi dari kapten Robert yang meminta lurah Sembung untuk mengerahkan
rakyatnya ikut bekerja rodi. Pak lurah Sembung mengutarakan pendapatnya
kepada Bu Lurah, Pak Carik dan Pak kami tuwo bahwah dia menolak
21

Ibid., 45.
Ibid., 45.
23
Ibid ., 45.
22

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

keinginan Belanda yang akan menyengsarakan rakyatnya. Dia berpesan
kepada istrinya agar tetap tenang dan sabar dengan keputusannya ini.
Demikian juga Pak Carik dan Kami Tuwo dan pak Lurah memerintah
bawahanya agar melarang rakyatnya ikut kerja rodi. 24
Pendrian Pak Lurah didukung oleh isterinya dan pak Carik dan pak
Kami Tuwo. Mereka akan mendukung semua keputusan Pak Lurah dan pak
Carik akan tetap menjalankan roda pemerintahan seperti biasa. Istri pak Lurah
berjanji akan tetap mendukung dan mendoakan agar pak Lurah selalu
mendapatkan lindungan Tuhan YME. 25
Ditengah pertemuan tersebut datanglah seseorang memberitahukan
bahwa ada seorang tamu yang ingin menemui. Pak Lurah. Setelah tamu
tersebut dipersilakan masuk, tamunya dan tamunya memberitahukan kepada
pak Lurah bahwa kapten Robert memanggil pak lurah kemarkasnya. Kapten
Robert alkan menayakan tentang keputusan pak Lurah yang tetap tidak mau
mengirimkan rakyatnya ikut kerja rodi. 26
Sebelum pak Lurah berangkat kemarkas tentara Belanda, Pak Lurah
sekali lagi berpesan kepada agar tetap tabah dan berdoa agar tidak terjadi apa
– apa di markas tentara nanti. Tidak lupa pak lurah menitipkan sebuah keris
pusaka kepada istrinya agar diserahkan kepada anaknya Joko Sambang yang
sedang bekelana menimba ilmu. Juga kepada Pak Carik agar tetap
menjalankan roda pemerintahan seperti biasanya. Dengan rasa haru istinya

24

Ibid., 46.
Ibid ., 46.
26
Ibid., 46.
25

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

melepas kepergian sang suami karena beranggapan bahwa kalau dipanggil ke
markas tentara mesti tidak bisa kembali lagi karena di tahan atau dibunuh. 27
Setelah Pak Lurah pergi, datanglah tamu yang sudah dikenal oleh Bu
Lurah Sembung. Dia adalah lurah Brangkal yang dulunya merupakan pacar
atau kekasih Bu Lurah Sembung dalam kesempatan tersebut. Pak Lurah
Brangkal mengatakan kalau Pak Lurah Sembung sudah ditahan Belanda
karena tidak mau kerjasama dengan Belanda. Keadaan seperti ini yang
dikehendaki oleh Lurah Brangkal agar bisa mendekat lagi dengan bekas
kekasihnya yang sekarang menjadi istri Lurah Sembung. 28
Bu Lurah Sembung sangat marah mengetahui kalau yang melaporkan
ke kapten Robert adalah Pak Lurah Brangkal, semakin marah setelah
mengetahui bahwa tindakan itu dilakukan agar Pak Lurah Brangkal dapat
dinikahi dirinya bilamana Pak Lurah Sembung ditahan atau dibunuh
Belanda. 29
Bu Lurah Sembung kemudian berlari keluar sambil membawa keris
pusaka yang akan di berikan oleh anaknya tersebut. Bu Lurah terus berlari
kerumah kakaknya yang ada disebelah desa. Setelah sampai dirumah
kakaknya, Bu Lurah meminta tolong agar keris yang dibawa diberikan kepada
Joko Sambang. 30
Kemudian pada adegan di markas tentara Belanda. Kapten Robert
membentak – bentak Lurah Sembung karena tetap tidak mau mengerahkan

27

Ibid., 46.
Ibid., 46- 47.
29
Ibid., 47.
30
Ibid., 47.

28

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

rakyatnya ke lokasi kerja rodi. Pak Lurah dengan sabar tetap tidak mau
menuruti kenginananya Belanda, dia siap menerima keadaan yang buruk demi
membela rakyatnya. Karena sudah kehilangan kesabaran Kapten Robert
memukul dan menendang Pak Lurah Sembung bekali – kali pak Lurah luka
dan

semponyongan.

Karena

kelakuanya.

Kemudian

Kapten

Robert

memerintahkan untuk menahan Pak Lurah Sembung di dalam sel tahanan.
Didalam tahanan pun pak lurah masih disiksa oleh para tentara belanda. 31
Dengan pertolongan seorang tukang kebun dimarkas tentara Belanda,
maka pak lurah Sembung bisa melarikan diri keluar dari tahan. Pak Lurah
sembung belari mencari Pak Lurah Brangkal yang telah menjebloskan Pak
Lurah Sembung ke tahanan Belanda. 32
Di adegan lain, kakak Bu Lurah Sembung yang di mintai tolong untuk
menemui Joko Sambang sudah berjalan menuju tempat Joko Sambang
menimba ilmu. Di tempat itu Joko Sambang bertemu dengan pak De dan
menerima keris titipan ayahnya. Pada kesempatan tersebut pak Denya
bercerita bahwa ayahnya pada saat ini sedang ditahan oeh tentara Belanda
karena menolak kerjasama dengan Belanda dan ibunya dikejar – kejar oleh
lurah Brangkal yang melaporkan ayahnya ke pada penjajah Belanda. 33

31

Ibid., 47.
Ibid ., 47.
33
Ibid., 48.

32

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

Gambar 2.2 Lakon Joko Sambang

Tanpa buang waktu, segera Joko Sambang pamit kepada pak De berlari
menuju tempat yang diduga sebagai lokasi ayahnya ditahan Belanda. Tidak
lupa Joko Sambang membawa keris pemberian ayahnya sebagai senjata untuk
melawan musuh ayahnya. Dalam hati Joko Sambang melawan Belanda selain
kaena membela ayahnya juga karena jiwa kesatrianya yang ingin
membebaskan rakyat dari kekejaman Belanda. Rakyat sudah mengeluh kepada
Joko Sambang selama dia menimba ilmu. Dengan gagah berani dia mencari
lurah Brangkal dan Kapten Robert. 34
Ditengah perjalanan, Pak Lurah Sembung bertemu

Pak Lurah

Brangkal, Pak Lurah Sembung meminta Pengakuan kalau yang menjebloskan
Pak Lurah Sembung di penjara adalah Pak Lurah Brangkal. Terjadi
perkelahian yang seru dan akhirnya pak lurah Sembung kalah dan meninggal
di tangan pak Lurah Brangkal. 35

34
35

Ibid., 48.
Ibid., 48- 49.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

Pada saat itu datanglah Joko Sambang ke lokasi menyaksikan ayaahnya
terbunuh oleh pak Lurah Brangkal, maka darah mudanya mendidih ingin
melampisaskan dendamnya. Dengan gerakan yang gesit Joko Sambang
berkelahi dengan lurah Brangkal. Karena ilmu yang dimiliki oleh Joko
Sambang lebih tinggi, maka dengan mudah pak Lurah Brangkal bisa di
taklukan dan mati ditanganya. 36
Belum puas dengan kematian Pak Lurah Brangkal, Joko Sambang terus
mengejar Kapten Robert di markasnya. Ditengah perjalan dia bertemu rakyat
sedang bekerja rodi membuat jalan, maka berhentilah Joko Sambang ditempat
itu. Dia memerintahkan mandor yang mengawasi kerja rodi tersebut untuk
membubarkan para pekerjaitu, namun para mandor untuk menolak dan
menyerang Joko Sambang beramai – ramai walaupun perkelahian itu tidak
seimbang karena satu dikeroyok dengan dengan beberapa mandor, namun
keahlian Joko Sambang menguasai ilmu bela diri yang tinggi maka berapa
mandor tersebut dapat di lumpuhkan dengan mudah. Tapi ada satu orang
mandor yang menyerah kepada Joko Sambang. 37
Oleh Joko Sambang mandor tersebut diminta untuk ganti bekerja
membuat jalan dengan saksikan oleh rakyat yang tadi sudah dibebaskan
tersebut. Diringi sorak, sorai dan lemparan batu, sang mandor yang telah
bekerja dengan peluh menetes menata dan mengangkat batu sendirian. 38
Ditengah suasana itu datanglah sekelompok pasukan Belanda yang
melakukan patroli. Mereka kemudian berhenti menyakan kepada rakyat yang
36

Ibid., 49.
Ibid ., 49.
38
Ibid ., 49.

37

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

sedang berkerja rodi, mengapa hal ini terjadi. Para pekerja rodi diam saja tidak
menjawab dan kemudian muncullah Joko Sambang menemui para tentara
tersebut. Tentara Belanda tersebut sangat marah melihat Joko Sambang
mengacaukan kerja rodi tersebut, maka terjadilah perkelahian antara Joko
Sambang dengan tentara Belanda. Dengan susah payah Joko Sambang
neladeni tentara – tentara tersebut tetapi akhirnya para tentara tersebut tunduk
dan bertekuk lutut kepada Joko Sambang. 39
Ada satu orang tentara Belanda yang melarikan diri melaporkan kepada
Kapten Robert dimarkasnya. kemudian Kapten Robert datang dengan
beberapa pengawalnya untuk menangkap Joko Sambang karena telah
mengacaukan kerja rodi dan melawan tentara Belanda. Inilah saat ditunggu –
tunggu

Joko

Sambang,

dia

ingin

menemui

Kapten

Robert

telah

menyengsarakan rakyat dan akan membuat kapten Robert bertindak semena –
mena kepada rakyat Indonesia. Dengan keris pusaka pemberian ayahnya, Joko
Sambang berusaha menghadapi Kapten Robert dengan gagah berani. 40
Setelah Kapten Robert datang dilokasi, langsung sang Kapten Robert
mengertak Joko Sambang untuk menyerah dan ditahan dimarkas, tetapi Joko
Sambang tidak amau menyerah. Kapten Robert memerintahkan pengawalnya
untuk menangkap, namun tidak bisa para pengawalnya dengan mudah dapat
dilumpuhkan oleh Joko Sambang. 41

39
40
41

Ibid., 49- 50.
Ibid., 50.
Ibid ., 51

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

Gambar 2.3 Lakon Joko Sambang

Sekarang tinggallah Kapten Robert dengan Joko Sambang yang ada
dilokasi tersebut, maka dengan mengertak Joko Sambang meminta Kapten
Robert untuk menyerah dan tunduk kepadanya. Awal kapten Robert tidak mau
tetapi setelah dilawan dengan ilmu beladirinya posisi Kapten Robert terpojok,
kemudian dia menurut semua perintah Joko Sambang. Joko Sambang meminta
agar Kapten Robert melucuti pakaian militernya dan menyerahkanya senjata
apinya. Kemudian rakyat yang tadi melakukan kerja rodi untuk menyeret
Kapten Robert ke parit kemudian diminta untuk mengangkat batu dan
mencangkul. Sang Kapten Robert begitu malu akan kejadian ini, dia berusaha
melarikan diri kembali kemarkas, namun dapat dikejar oleh Joko Sambang
dan ditusuklah dada sang Kapten Robert dengan keris pusaka miliknya.
Kapten Robert jatuh tersungkur berlumuran darah dan tak lama kemudian mati
di tempat tersebut. 42
Joko Sambang dieluluh - eluhkan oleh orang – orang yang tadi
melakukan kerja rodi, Joko Sambang di pandang telah membebaskan mereka
dari kekejaman Belanda. Mereka memiliki seorang pahlawan yang mampu
melawan penjajah. Oleh karena itu masyarakat mengangkat Joko Sambang
42

Ibid ., 51- 52.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

sebagai Pak Lurah Sembung untuk mengantikan ayahhnya yang telah
meninggal. 43 Dari cerita Joko Sambang yang dikisahkan diatas dapat
menumbuhkan jiwa nasionalisme sedini mungkin kepada anak muda.
Cerita yang kedua yaitu tentang cerita “Keris Nogo Sosro”. Secara garis
pesan lokal dan pesan Islam dalam cerita ini terbagi empat hal. Pertama,
kecerdikan. Kedua, kepintaran. Ketiga, keberanian. Keempat, patang
menyerah.
Dalam cerita “Keris Nogo Sosro” terdapat banyak sekali yang bisa
dipetik seperti saat Memed menghampiri Besut. Lalu keduanya ngobrol santai.
Hingga kemudian Rusmini tiba. Kedatangan Rusmini bermaksud menjeput
Besut. 44
Memberitahukan bahwa bibinya, Mbok Jamino mengingat dari rumah
dan pulang kerumah dan pulang kerumah Besut. Karena telah bertengkar
cekcok dengan Man Jamino.

45

Man Jamino ngudarsa kedaan dirinya pada waktu itu. Jengkel karena
warungnya sepi tidak ada pembeli atau pelanggan. Semakin jengkel melihat
istrinya yang juga pergi dari rumah. Ditambah lagi warung kedatangan
pengamen aneh yang hanya membuat man Jamino rugi karena sudah memberi
uang, Makan, dan minum secara gratis. Onting dan Liwon datang membuat
gaduh diwarung dengan menyamar sebagai pembeli sesuai perintah Sumo

43

Ibid ., 52.
Erlis Yulia Susanti. “Seni Pertujukan Besutan Komunitas Pondok Jula - Juli di Mojoketo,”
(Skripsi, UNESA Progam studi Pendidikan Sendratasik, 2015), 16.
44

45

Ibid 16.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

Gambar. Warung itu jadi berantakan sehingga memicu naik amarah dan
kejengkelan Man Jamino. 46
Sumo Gambar hendak menagih hutang, warung Jamino di sita karena
sudah jatuh tempo tidak bisa melunasi. Man Jamino meminta tenggang waktu
untuk segera melunasi. Sumo Gambar memberikan tambahan tempo Sumo
Gambar pun memberi tambahan tempo lima hari. 47
Mbok Jamino merasa lega bisa dilepas menjauh dari man Jamino. Tapi
hal itu tidak berlangsung lama. Man Jamino datang menemui Besut untuk ikut
bersama tinggal dirumahnya. 48
Mereka berkumpul bersama dirumah Besut, terjadi pertengkaran anta
Man Jamino dan Mbok Jamino. Rusmini dan Besut datang melerai
pertengkaran. Setelah pertengkaran dilerai Man Jamino ngudarasa kedaan
warung dan ekonominya. Warung telah berantakan di obrak abrik oleh Sumo
Gambar. Kemudian Besut sigap berpamitan untuk menemui Sumo Gambar
untuk menyelesaikan permasalahan. 49
Dua preman penganguran Liwon dan Oting datang kepada Sumo
Gambar untuk melaporkan hasil kerjanya. Sumo Gambar senang melihat hasil
kerja preman yang berhasil membuat berantakan warung Man Jamino. Sumo
Gambar memberikan upah dan bonus kepada preman tersebut dan langsung
berpamitan pergi menikmati hasil kerjanya. 50

46

Ibid ., 16 – 17.
Ibid., 17.
48
Ibid ., 17.
49
Ibid ., 17.
50
Ibid., 17 – 18.
47

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30

Tak selang lama Besut menemui Sumo Gambar Besut menawarkan
menjual Keris