Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Pelayanan gereja dalam Mencegah Terjadinya Peralihan Anggota Jemaat ke Denominasi Lain T2 912011021 BAB V
BAB V
PENUTUP
Bab ini terdiri kesimpulan dan saran
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan semua data yang telah diuraikan
pada bab-bab
sebelumnya dapat disimpulkan bahwa
1. Peralihan anggota jemaat terjadi diakibatkan karena adanya faktor
internal dan eksternal. Faktor-faktor tersebut yaitu
a) Faktor liturgi yang monoton.
b) Faktor pelayanan yang kurang menyentuh hati anggota jemaat,
c) Faktor pribadi yaitu Spritual dan hubungan dengan sesame.
d) Faktor ekonomi dan
e) Faktor ikut-ikutan.
2. Dengan faktor-faktor yang didapati maka ada penataan strategi yang
dilakukan pihak GPM dalam mengatasi permasalahan peralihan yang
ada yaitu
a) menata kembali liturgi dengan baik dan kreatifitas.
b) menciptakan pelayanan yang dapat menyentuh hati anggota
jemaat.
c)
menciptakan program-program yang memberdayakan anggota
jemaat.
3. Analisis SWOT ternyata jarang digunakan oleh para pelayan,
perangakat pelayan dan tim Rensra dalam menganalisis strategi yang
dibuat, dikarenakan analisis SWOT baru dipelajari dan diterapkan
dalam kalangan gereja.
4. Dengan mencoba menggunakan analisis SWOT dapat mengetahui
Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari dalam dan luar
organisasi sehingga dapat menciptakan strategi yang baik demi
mencapai tujuan.
4.2. Saran
Kepada para pelayan dan perangkat pelayan GPM
1. Agar kedepannya meningkatkan kinerja pelayan untuk bersatu
memperbaiki pelayanan dan saling menopang sesuai dengan potensi
masing-masing pelayan
2. Memberdayakan sumber daya manusia dan sumber daya alam yang
dimiliki dengan baik seperti aset gereja yaitu kebun gereja hendaknya
dimanfaatkan dengan bekerja sama dengan anggota jemaatnya untuk
mengelola aset tersbut.
3. Memanajemen atau mengelola sebaik mungkin tanggung jawab
program kerja pelayanan maupun anggaran pendapatan belanja
jemaat harus berjalan bersama baik kebutuhan kerumah tanggaan
gereja, para pelayan serta jemaat.
4. Membangun kedekatan dengan anggota jemaat dan peningkatan
spiritualitas sesuai dengan konteks jemaat.
5. Setiap pelayan dan perangkat pelayan serta tim Rensra yang ada
dalam GPM hendaknya
memahami lebih dalam mengenai analisis
SWOT sehingga dapat menerapkan dengan sistematis sehingga
mencapai tujuan yang ingin dicapai
6. Memberikan pemahaman yang baik kepada anggota jemaat mengenai
denominasi lain sehingga tercipta kerukunan dan keharmonisan
antar umat beragama.
Kepada BPH sinode dan Tim Liturgi
1. Sinodal harus perlu membimbing para pelayan baik pendeta, maupun
majelis di setiap jemaat tentang pentingnya tanggung jawab, sikap
dan cara melayani yang baik.
2. Bagi Tim Liturgi agar ke depannya dapat membuat liturgi yang lebih
transformative namun searah dengan aturan-aturan yang berlaku
dalam GPM
3. GPM harus memandang denominasi dari sisi positif dan menjadikan
denominasi sebagai saudara dilihat dari makna Oikumene.
Kepada Denominasi lain
Hendaknya menganggap GPM sebagai saudara dan saling melengkapi
dalam kelebihan dan kekurangan masing-masing.
PENUTUP
Bab ini terdiri kesimpulan dan saran
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan semua data yang telah diuraikan
pada bab-bab
sebelumnya dapat disimpulkan bahwa
1. Peralihan anggota jemaat terjadi diakibatkan karena adanya faktor
internal dan eksternal. Faktor-faktor tersebut yaitu
a) Faktor liturgi yang monoton.
b) Faktor pelayanan yang kurang menyentuh hati anggota jemaat,
c) Faktor pribadi yaitu Spritual dan hubungan dengan sesame.
d) Faktor ekonomi dan
e) Faktor ikut-ikutan.
2. Dengan faktor-faktor yang didapati maka ada penataan strategi yang
dilakukan pihak GPM dalam mengatasi permasalahan peralihan yang
ada yaitu
a) menata kembali liturgi dengan baik dan kreatifitas.
b) menciptakan pelayanan yang dapat menyentuh hati anggota
jemaat.
c)
menciptakan program-program yang memberdayakan anggota
jemaat.
3. Analisis SWOT ternyata jarang digunakan oleh para pelayan,
perangakat pelayan dan tim Rensra dalam menganalisis strategi yang
dibuat, dikarenakan analisis SWOT baru dipelajari dan diterapkan
dalam kalangan gereja.
4. Dengan mencoba menggunakan analisis SWOT dapat mengetahui
Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari dalam dan luar
organisasi sehingga dapat menciptakan strategi yang baik demi
mencapai tujuan.
4.2. Saran
Kepada para pelayan dan perangkat pelayan GPM
1. Agar kedepannya meningkatkan kinerja pelayan untuk bersatu
memperbaiki pelayanan dan saling menopang sesuai dengan potensi
masing-masing pelayan
2. Memberdayakan sumber daya manusia dan sumber daya alam yang
dimiliki dengan baik seperti aset gereja yaitu kebun gereja hendaknya
dimanfaatkan dengan bekerja sama dengan anggota jemaatnya untuk
mengelola aset tersbut.
3. Memanajemen atau mengelola sebaik mungkin tanggung jawab
program kerja pelayanan maupun anggaran pendapatan belanja
jemaat harus berjalan bersama baik kebutuhan kerumah tanggaan
gereja, para pelayan serta jemaat.
4. Membangun kedekatan dengan anggota jemaat dan peningkatan
spiritualitas sesuai dengan konteks jemaat.
5. Setiap pelayan dan perangkat pelayan serta tim Rensra yang ada
dalam GPM hendaknya
memahami lebih dalam mengenai analisis
SWOT sehingga dapat menerapkan dengan sistematis sehingga
mencapai tujuan yang ingin dicapai
6. Memberikan pemahaman yang baik kepada anggota jemaat mengenai
denominasi lain sehingga tercipta kerukunan dan keharmonisan
antar umat beragama.
Kepada BPH sinode dan Tim Liturgi
1. Sinodal harus perlu membimbing para pelayan baik pendeta, maupun
majelis di setiap jemaat tentang pentingnya tanggung jawab, sikap
dan cara melayani yang baik.
2. Bagi Tim Liturgi agar ke depannya dapat membuat liturgi yang lebih
transformative namun searah dengan aturan-aturan yang berlaku
dalam GPM
3. GPM harus memandang denominasi dari sisi positif dan menjadikan
denominasi sebagai saudara dilihat dari makna Oikumene.
Kepada Denominasi lain
Hendaknya menganggap GPM sebagai saudara dan saling melengkapi
dalam kelebihan dan kekurangan masing-masing.