Keppres No.24 2005 elphi

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 24 TAHUN 2005
TENTANG
PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 54 TAHUN 2002
TENTANG TIM KOORDINASI PENINGKATAN KELANCARAN
ARUS BARANG EKSPOR DAN IMPOR
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka menunjang dan meningkatkan
kelancaran arus barang ekspor dan impor serta untuk
meningkatkan

daya

saing

perekonomian

Indonesia,

dengan Keputusan Presiden Nomor 54 Tahun 2002

tentang Tim Koordinasi Peningkatan Kelancaran Arus
Barang Ekspor dan Impor, telah dibentuk Tim Koordinasi
Peningkatan Kelancaran Arus Barang Ekspor dan Impor;
b. bahwa sehubungan dengan telah dibentuknya Kabinet
Indonesia

Bersatu

dan

untuk

lebih

meningkatkan

kelancaran arus barang ekspor dan impor, dipandang
perlu mengubah susunan keanggotaan dan tugas Tim
Koordinasi Peningkatan Kelancaran Arus Barang Ekspor
dan Impor tersebut;

c.

bahwa

berdasarkan

pertimbangan

sebagaimana

dimaksud dalam huruf b tersebut di atas, dipandang
perlu mengubah Keputusan Presiden Nomor 54 Tahun
2002 tentang Tim Koordinasi Peningkatan Kelancaran
Arus Barang Ekspor dan Impor;
Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;

2. Keputusan Presiden Nomor 54 Tahun 2002 tentang Tim
Koordinasi Peningkatan Kelancaran Arus Barang Ekspor
dan Impor;


MEMUTUSKAN :
Menetapkan

:

KEPUTUSAN

PRESIDEN

TENTANG

PERUBAHAN

ATAS

KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 54 TAHUN 2002 TENTANG
TIM KOORDINASI PENINGKATAN KELANCARAN ARUS BARANG
EKSPOR DAN IMPOR.


Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Keputusan Presiden Nomor 54
Tahun

2002

tentang

Tim

Koordinasi

Peningkatan

Kelancaran Arus Barang Ekspor dan Impor, diubah sebagai
berikut:
1. Ketentuan Pasal 2 diubah, sehingga keseluruhan Pasal
2 berbunyi sebagai berikut:
“Pasal 2
Tim Koordinasi bertugas :

a. mengkoordinasikan upaya peningkatan kelancaran
penegakan hukum terhadap pelanggaran ketentuan
peraturan perundang-undangan atas barang ekspor
dan impor beserta alat angkutnya;
b. mengkoordinasikan

pengintensifan

upaya-upaya

pembe-rantasan segala bentuk penyelundupan;
c. mengkoordinasikan pemberantasan segala bentuk
pungutan-pungutan tidak
ekspor dan

resmi dalam kegiatan

impor;

d. mengkoordinasikan perumusan strategi peningkatan

kelancaran arus barang ekspor dan impor, termasuk
melakukan pengkajian terhadap pungutan-pungutan
dalam rangka kegiatan ekspor dan impor;

e. mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan serta
evaluasi

kegiatan

peningkatan

kelancaran

arus

barang ekspor dan impor.”
2. Ketentuan Pasal 3 diubah, sehingga keseluruhan Pasal
3 berbunyi sebagai berikut:
“Pasal 3
(1) Susunan keanggotaan Tim Koordinasi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 1, adalah sebagai berikut :
a.

Ketua :

Menteri

Koordinator

Bidang

Perekonomian;
b.

Wakil Ketua

merangkap Ketua Harian

: Menteri


Perhubungan;
c.

Anggota

:

1.

Menteri
Perdagangan;
2. Menteri Keuangan;
3. Menteri
Perindustrian;
4. Panglima

Tentara

Nasio-nal Indonesia;
5. Kepala


Kepolisian

Negara

Republik

Indonesia;
6. Jaksa Agung;
d. Sekretaris

: Sekretaris

Menteri

Koordina-tor

Bidang

Perekonomian.

(2) Penyelenggaraan tugas Tim Koordinasi sehari-hari
dibantu oleh Tim Pelaksana, yang terdiri dari :
a. Ketua

: Deputi Sekretaris Kabinet Bidang
Hukum

dan

Perundang-

undangan;
b. Anggota

: 1. Direktur

Jenderal

Bea


dan

Cukai, Departemen Keuangan;

2. Direktur

Jenderal

Pajak,

Departemen Keuangan;
3. Direktur Jenderal Perdagangan
Luar

Negeri,

Departemen

Perda-gangan;
4. Direktur Jenderal Perhubungan
Laut,

Departemen

Perhubungan;
5. Direktur Jenderal Perhubungan
Udara,

Departemen

Perhubungan;
6. Sekretaris

Jenderal

Departemen Perindustrian;
7. Kepala Staf Umum TNI;
8. Kepala

Badan

Kriminal

Reserse

Kepolisian

dan

Negara

Republik Indonesia;
9. Jaksa Agung Muda Intelijen
Republik Indonesia;
10. Ketua

Kamar

Dagang

dan

Industri Indonesia.
c.

Sekretaris

: Sekretaris
Bea

Direktorat

Cukai,

Jenderal

Departemen

Keuangan.
(3) Untuk

memperlancar

pelaksanaan

tugas

Tim

Koordinasi, Ketua Tim Koordinasi dapat membentuk
Kelompok Kerja atau Satuan Tugas.”
3. Ketentuan Pasal 6 diubah, sehingga keseluruhan Pasal
6 berbunyi sebagai berikut:

“Pasal 6
Dalam melaksanakan tugasnya, Tim Koordinasi dapat
meminta bantuan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan

Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) atau
instansi

lainnya

untuk

membantu

upaya

pemberantasan segala bentuk penyelundupan dan
pungutan- pungutan tidak resmi dalam kegiatan ekspor
dan impor.”
Pasal II
Keputusan

Presiden

ini

mulai

berlaku

pada

tanggal

ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 5 September 2005
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
DR.

H.

YUDHOYONO
Per
Salinan sesuai dengan aslinya
Deputi Sekretaris
Kabi
net
Bidang Hukum dan
Perundang-undangan,

Lambock V.
Nah
atta
nds
undang-undangan,

SUSILO

BAMBANG