Kuliah SAI 0 siapp s a i pmk59
SISTEM AKUNTANSI
PEMERINTAH
(2)
SISTEM AKUNTANSI
PEMERINTAH
(3)
S A I
(4)
SINGKATAN
PMK 59• S A I = Sistem Akuntansi Instansi
• SAPP = Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat • SiAP = Sistem Akuntansi Pusat
• LKPP = Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
• KPPN = Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
• BMN = Barang Milik Negara
• SABMN = Sistem Akuntansi Barang Milik Negara • BAS = Bagan Akun Standar
• PA = Pengguna Anggaran
(5)
SINGKATAN
PMK 59 • UAI = Unit Akuntansi Instansi• UAPA = Unit Akuntansi Pengguna Anggaran • UAPB = Unit Akuntansi Pengguna Barang
• UAPPA-E1 = Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon 1 • UAPPB-E1 = Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon 1 • UAPPA-W = Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah • UAPPB-W = Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang-Wilayah • UAKPA = Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran
(6)
SINGKATAN
PMK 171• UAI = Unit Akuntansi Instansi
• ADK = Arsip Data Komputer
• BLU = Badan Layanan Umum
• KUN = Kas Umum Negara
• SAKUN = Sistem Akuntansi Kas Umum Negara
• SAU = Sistem Akuntansi Umum
• SA-BAPP = Sistem Akuntansi Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan
• SIMAK-BMN = Sistem Informasi manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara
(7)
SINGKATAN
PMK 233• UAI = Unit Akuntansi Instansi
• SA-UP = Sistem Akuntansi Utang Pemerintah
• SAUP & H = Sistem Akuntansi Utang Pemerintah dan Hibah
• SIKUBAH = Sistem Akuntansi Hibah
• SA-IP = Sistem Akuntansi Investasi Pemerintah • SA-PP = Sistem Akuntansi Penerusan Pinjaman • SA-PPP = Sistem Akuntansi Penerusan Pinjaman
(8)
SINGKATAN
PMK 233• SA-TD = Sistem Akuntansi Transfer ke Daerah
• SA-BAPP = Sistem Akuntansi Bagian Anggaran Perhitungan dan Pembiayaan
• SA-BL = Sistem Akuntansi Badan Lainnya
• SA-BSBL = Sistem Akuntansi Belanja Subsidi dan Belanja • Lain-lain
• SA-TK = Sistem Akuntansi Transaksi Khusus
• SAPBL = Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Lainnya
(9)
Dasar Hukum
- PERUBAHAN KETIGA UUD 1945
Pasal 23 C : Hal-hal lain mengenai keuangan negara
diatur dengan undang-undang.
- UNDANG UNDANG:
1. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara 2. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
3. UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
(10)
DASAR HUKUM
• UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara,
• UU No. 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, dan
• UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara.
• PMK No. 233/PMK.05/2011
• PMK No. 171/PMK.05/2007
• PMK No.59/PMK.06/2005
(11)
SAI
SISTEM AKUNTANSI INSTANSI
PMK 233/2011
PMK 171/2007
(12)
UU No. 17 Tahun 2003
Pasal 1:
•Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang serta segala
sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Pasal 3:
•Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat pada
peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan
(13)
Pasal 6:
- Pengelolaan Keuangan Negara dikuasakan kepada
Menteri/Pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang
Pasal 9:
- Menteri/Pimpinan lembaga sebagai Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang mempunyai tugas, antara lain
menyusun dan menyampaikan laporan kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya
(14)
Pasal 29:
Ketentuan mengenai pengelolaan keuangan negara dalam rangka pelaksanaan APBN dan APBD ditetapkan dalam UU Perbendaharaan.
* UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Pasal 30:
•Presiden menyampaikan RUU tentang Pertanggung-jawaban APBN kepada DPR berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh BPK-RI, selambat-lambatnya 6 bulan setelah tahun anggaran berakhir.
•Laporan Keuangan meliputi :
- Laporan Realisasi APBN (LRA) - Neraca
- Laporan Arus Kas
- Catatan atas Laporan Keuangan
(15)
Pasal 32:
Bentuk dan isi Laporan Keuangan ditetapkan dengan PP.
* PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan
** Permenkeu No. 59/PMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat
Pasal 33:
Pemeriksaan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara diatur dalam UU.
* UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
(16)
Permenkeu No. 59/PMK.06/2005
Tentang
Sistem Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Pusat
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) meliputi : - Sistem Akuntansi Pusat (SiAP)
diselenggarakan oleh Kemen. Keuangan selaku BUN - Sistem Akuntansi Instansi (SAI)
diselenggarakan oleh Kemen/lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang (PA/PB) sebagaimana yang ditetapkan dalam pasal 6, UU No. 17 Tahun 2003
(17)
SAI
adalah serangkaian prosedur manual maupun terkom- puterisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran s.d. pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian/Lembaga.Pasal 8:
•Setiap Kementerian/Lembaga
wajib
menyelenggarakan SAI untuk menghasilkan
laporan keuangan, termasuk Bagian Anggaran
Pembiayaan dan Perhitungan.
SAI
terdiri atas Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SABMN)(18)
Organisasi
Untuk melaksanakan SAK dan SABMN, dibentuk unit akuntansi keuangan yang teriri atas :
a. UAPA --- UAPB
b. UAPPA-E1 --- UAPPB-E1 c. UAPPA-W --- UAPPB-W d. UAKPA --- UAKPB
(19)
Pasal 9:
- Setiap UAKPA wajib menyampaikan LRA dan Neraca
beserta arsip data komputer (ADK) setiap bulan kepada: a. KPPN
b. UAPPA-W/UAPPA-E1
- UAKPA melakukan rekonsiliasi dengan KPPN setiap bulan, dituangkan dalam BAR
- UAKPA wajib menyampaikan laporan keuangan
semesteran dan tahunan berupa : LRA, Neraca, dan CALK kepada UAPPA-W
(20)
Pasal 10:
- UAPPA-W melakukan proses penggabungan laporan keuangan UAKPA di wilayah kerjanya menjadi laporan keuangan tingkat UAPPA-W
- UAPPA-W wajib menyampaikan LRA dan Neraca beserta ADK setiap bulan kepada :
a. Kanwil Ditjen Perbendaharaan b. UAPPA-E1
- UAPPA-W melakukan rekonsiliasi dengan Kanwit Ditjen Perbendaharaan setiap triwulan, dituangkan dalam BAR - UAPPA-W wajib menyampaikan laporan keuangan
semesteran dan tahunan berupa : LRA, Neraca, dan CALK kepada UAPPA-E1
(21)
UU 15 TAHUN 2004 TENTANG
PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA
Latar Belakang:
a. bahwa untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan negara, keuangan negara wajib dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung
jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan;
b. bahwa untuk mewujudkan pengelolaan keuangan negara tersebut di atas, perlu dilakukan pemeriksaan berdasarkan standar pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa Keuangan
(22)
JENIS PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan Keuangan
Pemeriksaan Keuangan adalah pemeriksaan atas laporan keuangan (LRA, Neraca, Catatan atas Laporan Keuangan) dengan memberikan opini (pernyataan profesional mengenai tingkat kewajaran informasi yang disajikan oleh manajemen dalam laporan keuangan ybs.)
2. Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan Kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara yang terdiri atas pemeriksaan aspek
ekonomi, aspek efisiensi, dan aspek efektivitas.
3. Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PDTT)
PDTT adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan khusus, di luar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja.
(23)
Jenis Opini
1. Pernyataan Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)
2. Pernyataan Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion)
3. Pernyataan Tidak Wajar (Adverse Opinion)
4. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer Opinion)
(24)
BATAS WAKTU PEMERIKSAAN
•Laporan hasil pemeriksaan atas laporan
keuangan pemerintah pusat disampaikan oleh
BPK-RI kepada DPR-RI dan DPD
•selambat-lambatnya
2 (dua) bulan
setelah
menerima laporan keuangan dari pemerintah
pusat.
(25)
TERBUKA UNTUK UMUM
•Dalam rangka transparansi dan peningkatan partisipasi publik, UU No. 15 Tahun 2004 menetapkan bahwa laporan hasil pemeriksaan yang telah disampaikan kepada lembaga perwakilan, dinyatakan terbuka untuk umum.
(26)
TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN
- Pejabat wajib menindaklanjuti rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan;
- Pejabat yang diketahui tidak melaksanakan
kewajiban untuk menindaklanjuti rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan, dikenakan sanksi
administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian.
(27)
KETENTUAN PIDANA
•Setiap orang yang tidak memenuhi kewajiban
untuk menindaklanjuti rekomendasi yang
disampaikan dalam laporan hasil pemeriksaan,
dipidana dengan pidana penjara paling lama
1
(satu) tahun 6 (enam) bulan
dan/atau denda
paling banyak Rp500.00.000,00 (lima ratus juta
rupiah).
(28)
HASIL PEMERIKSAAN ATAS
LAPORAN KEUANGAN DEPDIKNAS TAHUN 2006
1. Secara umum penyusunan LK Depdiknas Tahun
2006 sebagian telah mengikuti PMK No. 59/PMK.06/ 2005 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Pusat.
2. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian sbb.: a. UAW belum difungsikan sebagai mestinya;
b. Neraca belum menggambarkan keadaan yang
sebenarnya, yaitu : 1) Saldo Kas
2) Saldo Bank 3) Persediaan
(29)
Lanjutan
4) Piutang PNBP, berdasarkan akrual (angsuran MHS, pihak ketiga)
5) Aset Tetap belum dinilai sesuai dengan keadaan
sebenarnya, misalkan : Tanah (NJOP), kondisi barang inventaris (B/RR/RB);
6) Status kepemilikan tanah (sertifikat hak milik).
7) Pengadaan barang yang dilaksanakan oleh Fakultas/UPT/ Lembaga, belum dilaporkan kepada Rektorat dan tidak tercatat dalam Neraca PTN.
c. Rekonsiliasi antara SABMN dan SAK belum dilaksanakan. d. LRA belum menggambarkan keadaan sebenarnya
(30)
Lanjutan
2) PNBP yang berada di rekening Rektor tidak seluruhnya disetorkan ke Kas Negara pada akhir tahun;
3) Fakultas/UPT/Lembaga belum seluruhnya mem pertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan kepada Rektorat.
(31)
SUMBER
• https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&ved=0CFYQFjAG&url=http%3A%2F%2Fff.unair.ac.id %2Fentryfile%2Fmiscfiles%2FPPTS%2FS%2520%2520A
%2520%2520I.ppt&ei=YAcLU_CLKoWLrQeUwIDYBg&usg=AFQjCNEvHZA0OYftb54RvYV_XMx PDKn-Qw&sig2=oiyPbqWwA-QiGDzQvDwbdg
• http://dikti.go.id
(1)
TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN
- Pejabat wajib menindaklanjuti rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan;
- Pejabat yang diketahui tidak melaksanakan
kewajiban untuk menindaklanjuti rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan, dikenakan sanksi
administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian.
(2)
KETENTUAN PIDANA
•Setiap orang yang tidak memenuhi kewajiban
untuk menindaklanjuti rekomendasi yang
disampaikan dalam laporan hasil pemeriksaan,
dipidana dengan pidana penjara paling lama
1
(satu) tahun 6 (enam) bulan
dan/atau denda
paling banyak Rp500.00.000,00 (lima ratus juta
rupiah).
(3)
HASIL PEMERIKSAAN ATAS
LAPORAN KEUANGAN DEPDIKNAS TAHUN 2006
1. Secara umum penyusunan LK Depdiknas Tahun
2006 sebagian telah mengikuti PMK No. 59/PMK.06/ 2005 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Pusat.
2. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian sbb.: a. UAW belum difungsikan sebagai mestinya;
b. Neraca belum menggambarkan keadaan yang sebenarnya, yaitu :
1) Saldo Kas 2) Saldo Bank 3) Persediaan
(4)
Lanjutan
4) Piutang PNBP, berdasarkan akrual (angsuran MHS, pihak ketiga)
5) Aset Tetap belum dinilai sesuai dengan keadaan
sebenarnya, misalkan : Tanah (NJOP), kondisi barang inventaris (B/RR/RB);
6) Status kepemilikan tanah (sertifikat hak milik).
7) Pengadaan barang yang dilaksanakan oleh Fakultas/UPT/ Lembaga, belum dilaporkan kepada Rektorat dan tidak tercatat dalam Neraca PTN.
c. Rekonsiliasi antara SABMN dan SAK belum dilaksanakan. d. LRA belum menggambarkan keadaan sebenarnya
(5)
Lanjutan
2) PNBP yang berada di rekening Rektor tidak seluruhnya disetorkan ke Kas Negara pada akhir tahun;
3) Fakultas/UPT/Lembaga belum seluruhnya mem pertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan kepada Rektorat.
(6)
SUMBER
• https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&ved=0CFYQFjAG&url=http%3A%2F%2Fff.unair.ac.id %2Fentryfile%2Fmiscfiles%2FPPTS%2FS%2520%2520A
%2520%2520I.ppt&ei=YAcLU_CLKoWLrQeUwIDYBg&usg=AFQjCNEvHZA0OYftb54RvYV_XMx PDKn-Qw&sig2=oiyPbqWwA-QiGDzQvDwbdg
• http://dikti.go.id