pengendalian gratifikasi 2015

KATA PENGANTAR
Good Corporate Governance (GCG) merupakan prinsipprinsip yang mengarahkan dan mengendalikan Perusahaan
dalam memberikan pertanggung-jawabannya kepada
stakeholders.
Prinsip-prinsip tersebut merupakan perangkat standar untuk
memperbaiki citra, efisiensi, efektifitas dan tanggung-jawab
sosial Perusahaan. Perangkat tersebut juga dapat
menyelaraskan kepentingan pemegang saham dan
pengurus Perusahaan melalui supervisi, monitoring dan
mekanisme pengambilan keputusan serta penetapan
kinerja Perusahaan.
Dengan penerapan GCG secara konsisten diharapkan
Perusahaan dapat meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan
kesinambungan usahanya yang pada gilirannya akan
memberikan kontribusi kepada terciptanya kesejahteraan
pemegang saham, pengurus Perusahaan, pegawai dan
stakeholders lainnya.
Penerapan GCG juga dapat menjadi solusi dalam
menghadapi tantangan organisasi ke depan, meningkatkan
legitimasi organisasi yang dikelola dengan terbuka, adil, dan
dapat dipertanggungjawabkan yang berlandaskan pada

prinsip-prinsip dasar Good Corporate Governance yaitu
Transparency, Accountability, Responsibility, Independent
dan Fairness serta mengakui dan melindungi hak dan
kewajiban para shareholder dan stakeholder lainnya.

1

Sebagai upaya dalam meningkatkan pemahaman dan
penerapan GCG oleh setiap Insan INTI maka sosialisasi atas
perangkat pendukung GCG perlu dilakukan secara
berkesinambungan.
Buku Kebijakan tentang Pengendalian Gratifikasi ini yang
disampaikan kepada setiap Insan INTI merupakan ramburambu yang mengikat dan mengatur Jajaran Perusahaan
dalam Pengelolaan Perusahaan.
Buku Pengendalian Gratifikasi yang disampaikan kepada
setiap Insan INTI ini merupakan revisi dari Buku Kebijakan
tentang Larangan Pemberian dan Penerimaan Hadiah, Suap
dan Sejenisnya yang ditetapkan pada tahun 2009.
Semoga dengan disampaikannya buku ini kepada setiap
Insan INTI, diharapkan pemahaman dan penerapan GCG

oleh setiap Insan INTI dapat semakin meningkat sehingga
dapat mendukung pertumbuhan kinerja Perusahaan sesuai
dengan yang dicita-citakan.

2

MAKSUD DAN TUJUAN
Kebijakan ini dimaksudkan untuk melarang dan/atau
mencegah terjadinya Gratifikasi yang dianggap suap.
Kebijakan ini bertujuan untuk menetapkan rambu-rambu
yang mengikat dan mengatur Insan INTI dalam
melaksanakan pekerjaan dan aktivitas lainnya di
Perusahaan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan,
antara lain:
a.
Segala pengeluaran Perusahaan
didasarkan atas
kepentingan dan tujuan yang tepat, hemat dan dapat
dipertanggungjawabkan;
b.

Proses pengadaan barang dan/atau jasa serta
penunjukan rekanan bisnis dilaksanakan sesuai
dengan prinsip GCG;
c.
Setiap Keputusan bisnis dilakukan secara independen
dan obyektif;
d.
Menjalankan tugas secara bersih dari bebas dari
Gratifikasi yang Dianggap Suap dan Korupsi.

PEMBERIAN GRATIFIKASI KEPADA
PIHAK KETIGA
Insan INTI dilarang untuk memberikan atau menjanjikan,
baik langsung maupun tidak langsung Gratifikasi kepada
penyelenggara negara, Mitra Bisnis dan pihak-pihak lain
yang berhubungan dengan Perusahaan, dimana pemberian
3

tersebut diketahui atau patut diduga digunakan untuk
mempengaruhi atau menggerakkan pihak- pihak tersebut

melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya
yang bertentangan dengan kewajibannya dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Segala hal menyangkut pemberian sesuatu kepada pihakpihak yang berhubungan dengan Perusahaan wajib
mengacu pada ketentuan perundang-undangan yang
berlaku termasuk ketentuan Gratifikasi sebagaimana yang
dimaksud dalam Peraturan Perundang-undangan Tindak
Pidana Korupsi.

KEBIJAKAN PENERIMAAN GRATIFIKASI
Insan INTI dilarang untuk:
a.
Menerima Gratifikasi yang Dianggap Suap dari pihak
manapun yang diterima secara langsung maupun
tidak langsung.
b.
Meminta Gratifikasi yang Dianggap Suap dari pihak
manapun baik secara langsung maupun tidak
langsung,
atau

dengan
menyalahgunakan
kekuasaannya memaksa seseorang memberikan
sesuatu, membayar, atau mengerjakan sesuatu bagi
dirinya sendiri yang diketahui atau patut diduga
digunakan untuk mempengaruhi pengambilan
keputusan atau untuk menggerakkan agar melakukan
atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya, yang
bertentangan dengan kewajibannya, ketentuan
4

c.

d.

Peraturan Perusahaan dan peraturan perundangundangan yang berlaku;
Memotong atau menerima sebagian jumlah
pembayaran kepada pihak ketiga sebagai imbalan
atas pelaksanaan tugas dan kewajibannya;
Larangan sebagaimana dimaksud pada huruf a

sampai dengan c di atas juga berlaku bagi Keluarga
Batih dari Insan INTI, sepanjang hal tersebut dapat
atau patut diduga dapat mempengaruhi Insan INTI
dalam pelaksanaan tugasnya/pengambilan Kebijakan
dalam jabatannya yang bertentangan dengan
kewajibannya, ketentuan Peraturan Perusahaan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Penerima Gratifikasi yang Dianggap Suap, wajib
melaporkan kepada atasan langsung serendah-rendahnya
setingkat Kepala Bagian dalam jangka waktu 30 hari sejak
diterimanya pemberian dengan menggunakan Formulir
Penerimaan Hadiah sesuai dengan ketentuan yang berlaku
di Perusahaan.
Setelah menerima laporan sebagaimana dimaksud di atas,
atasan langsung meneliti Gratifikasi yang diterima tersebut
untuk menentukan apakah Gratifikasi yang diterima
tersebut diklasifikasikan/dianggap Suap atau bukan dengan
sesuai dengan Peraturan Perusahaan dan peraturan
perundang-undangan

yang
berlaku
selanjutnya
melaporkannya kepada fungsi yang menangani GCG.
Jika pemberian yang diterima Dianggap Suap, maka
kewajiban bagi penerima pemberian untuk mengembalikan
kepada si pemberi dalam jangka waktu 30 hari kerja sejak
5

diterimanya pemberian dimaksud disertai penjelasan
mengenai Kebijakan ini, dengan menggunakan Formulir
Pengembalian sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
Perusahaan.
Jika alamat si Pemberi berada di tempat yang jauh atau di
luar negeri, maka cukup Formulir tersebut di atas yang
dikirimkan, sedangkan pemberiannya diberikan kepada
lembaga sosial yang ditentukan oleh Perusahaan.

GRATIFIKASI YANG TIDAK DIANGGAP
SUAP

Gratifikasi yang tidak dianggap suap dan tidak perlu
dilaporkan adalah Gratifikasi dalam hal:
a.
Terkait kedinasan
1)
diperoleh dari kegiatan resmi kedinasan seperti
rapat,
seminar,
workshop,
konferensi,
pelatihan, atau kegiatan lain sejenis yang
berlaku secara umum berupa seminar kits,
sertifikat, plakat dan cinderamata; dan
2)
diperoleh dari acara resmi kedinasan dalam
bentuk
hidangan/sajian/jamuan
berupa
makanan dan minuman yang berlaku umum.
3)

diperoleh dari pihak lain berupa kompensasi
yang diterima terkait kegiatan kedinasan seperti
honorarium,
transportasi,
akomodasi,
pemberian uang atau barang atau fasilitas resmi
dari penyelenggara kegiatan yang diberikan
6

kepada wakil-wakil resmi suatu instansi dalam
suatu kegiatan tertentu, sebagai penghargaan
atau keikutsertaan atau kontribusinya dalam
kegiatan tersebut.
b.

Tidak terkait kedinasan
1)
diperoleh dari hadiah langsung/undian,
diskon/rabat, voucher, point rewards, atau
souvenir yang berlaku secara umum dan tidak

terkait dengan kedinasan;
2)
diperoleh karena prestasi akademis atau non
akademis
(kejuaraan/perlombaan/kompetisi)
dengan biaya sendiri dan tidak terkait dengan
kedinasan;
3)
diperoleh
dari
keuntungan/bunga
dari
penempatan dana, investasi atau kepemilikan
saham pribadi yang berlaku secara umum dan
tidak terkait dengan kedinasan;
4)
diperoleh dari kompensasi atas profesi di luar
kedinasan, yang tidak terkait dengan tupoksi
dari Karyawan dan pimpinan Perusahaan, tidak
melanggar Benturan Kepentingan dan Kode

Etik Perusahaan dan dengan ijin tertulis dari
atasan langsung;
5)
diperoleh dari hubungan keluarga sedarah
dalam garis keturunan lurus dua derajat atau
dalam garis keturunan ke samping satu derajat
sepanjang
tidak
mempunyai
Benturan
Kepentingan dengan penerima Gratifikasi;
6)
diperoleh dari hubungan keluarga semenda
dalam garis keturunan lurus dua derajat atau
dalam garis keturunan ke samping dua derajat
7

7)

8)

9)
10)

sepanjang
tidak
mempunyai
Benturan
Kepentingan dengan penerima Gratifikasi;
diperoleh dari pihak yang mempunyai
hubungan keluarga sebagaimana pada huruf b
5) dan 6) di atas terkait dengan hadiah
perkawinan, khitanan anak, ulang tahun,
kegiatan keagamaan/adat/tradisi dan bukan
dari pihak-pihak yang mempunyai Benturan
Kepentingan dengan penerima Gratifikasi;
diperoleh dari pihak lain terkait dengan
upacara adat atau keagamaan seperti
pernikahan, kelahiran, aqiqah, baptis, khitanan
atau potong gigi, dengan batas nilai paling
tinggi Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah);
diperoleh dari atasan;
diperoleh dari pihak lain terkait dengan
musibah atau bencana, dan bukan dari pihakpihak yang mempunyai Benturan Kepentingan
dengan penerima Gratifikasi;

PENGAWASAN
Pada prinsipnya seluruh Insan INTI memiliki kewajiban
dalam mengawasi pelaksanaan Kebijakan ini.
Secara struktural pengawasan terhadap pelaksanaan
Kebijakan ini dilakukan oleh:
a.
Atasan langsung / Unit Kerja Perusahaan;

8

b.

Fungsi Internal Audit/Satuan Pengawasan Internal
Perusahaan dan/atau Dewan Komisaris sesuai
kewenangan dan RUPS.

Pelanggaran yang dapat dibuktikan sesuai dengan
Kebijakan ini harus segera dilaporkan kepada Direktur
Utama dan/atau Direktur yang menangani fungsi SDM
melalui prosedur whistle blowing system atau melalui
prosedur hukuman disiplin yang berlaku.

SANKSI
Dewan Komisaris dan Direksi mendorong terciptanya
pengelolaan perusahaan yang bersih bebas dari praktek
Gratifikasi yang bertentangan dengan peraturan perundangundangan dan menimbulkan kerugian pada perusahaan,
oleh karenanya pelanggaran atas ketentuan sebagaimana
dimaksud pada kebijakan pemberian gratifikasi kepada
pihak ketiga dan kebijakan penerimaan gratifikasi
sebagaimana dimaksud di atas ini dikenakan sanksi sesuai
dengan Peraturan Perusahaan dan/atau peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

SOSIALISASI
Perusahaan akan melakukan sosialisasi atas ketentuan yang
diatur dalam Kebijakan ini kepada pihak-pihak yang
9

berkepentingan dengan Perusahaan sehingga pihak-pihak
dimaksud diharapkan dapat memahami Kebijakan ini.

10