PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA ANGKUTAN KOTA DI PALU | Arif | Legal Opinion 8183 26881 1 PB

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA
JASA ANGKUTAN KOTA DI PALU
ARIF / D 101 10 263
ABSTRAK
Angkutan merupakan sarana untuk memindahkan barang atau orang dari
suatu tempat ke tempat lain yang dikehendaki, atau mengirim barang dari tempat
asal ke tempat tujuan. Angkutan terdiri dari angkutan orang dengan kendaraan
bermotor seperti sepeda motor, mobil penumpang, maupun tak bermotor dan
angkutan barang. Dilihat dari kepemilikannya angkutan dibedakan menjadi
angkutan pribadi dan Angkutan kota. Angkutan kota sebagai sarana angkutan
untuk masyarakat kecil dan menengah dapat melaksanakan kegiatannya sesuai
dengan tugas dan fungsinya dalam masyarakat. Pengguna Angkutan kota ini
bervariasi, mulai dari buruh, ibu rumah tangga, mahasiswa, pelajar, dan lainlain. Rumusan masalah yang dibahas adalah : Pertama Bagaimana perlindungan
hukum terhadap penumpang angkutan kota di kota palu ? Kedua Bagaimana
upaya hukum yang dapat dilakukan oleh penumpang jika terjadi kerugian yang
diakibatkan oleh kesalahan pengangkut.
Tujuan Penulisan ini dilakukan oleh penulis agar dapat menyajikan data
yang akurat sehingga dapat memberi manfaat dan mampu menyelesaikan
masalah. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian mempunyai tujuan sebagai
berikut : Pertama Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap penumpang
Angkutan kota. Kedua Untuk mengetahui upaya hukum yang dapat dilakukan oleh

penumpang akibat kesalahan dari pengangkut. Adapun Pengumpulan data dalam
studi kasus ini menggunakan kajian yuridis normatif dan yuridis empiris.
Kesimpulan yang dapat disajikan dalam penelitian ini adalah :Pertama
Perlindungan hukum terhadap pengguna Jasa Angkutan Kota (Angkot) di Kota
Palu sangat diperlukan dalam menjamin keselamatan penumpang itu sendiri
sehingga tercipta perasaan aman dan tentram dalam menggunakan jasa
Angkutan kota yang ada di Kota Palu. Kedua Menurut Peraturan Daerah Kota
Palu mengenai lalulintas dan angkutan jalan diancam pidana kurungan paling
lama 6 bulan atau denda paling banyak 4 kali jumlah retribusi terutang.
Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
mengatur tentang Ketentuan Pidana yang dapat menyebabkan Angkutan Kota
yang melakukan pelanggaran terhadap kenyamanan penumpang dapat dihukum
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Kata Kunci : Angkutan Kota, Konsumen, Perlindungan Hukum
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Angkutan

kota


keberlanjutan
memerlukan
memiliki

peranan penting dalam pembangunan
perekonomian,

untuk

Angkutan

kota

penanganan

serius.

Angkutan merupakan elemen penting
dalam perekonomian karena berkaitan


menuju
1

dengan distribusi barang, jasa, dan

Tujuan yang dicapai dalam

tenaga kerja, serta merupakan inti dari

pengembangan ekonomi ada beberapa,

pergerakan ekonomi di kota, berbagai

seperti halnya untuk meningkatkan

bentuk moda Angkutan kota dengan

pendapatan


nasional,

bidang-bidang

karakteristik dan tingkat pelayanan

usaha

dari

daerah-daerah,

yang

mewarnai

meningkatkan jenis dan jumlah barang

perkembangan sistem Angkutan kota


jadi serta jasa yang dapat dihasilkan

kota

para

diberikan

yang

seharusnya

berorientasi

konsumen,

industri

kepada kenyamanan dan keamanan


pemerintah.

sehingga

mengembangkan diri sehingga dapat

dapat

bersaing

dengan

Industri

dan

nasional

menghasilkan devisa serta men-supply


angkutan pribadi.
sarana

pasaran dalam negeri dan yang terakhir

untuk memindahkan barang atau orang

untuk menciptakan dan meningkatkan

dari suatu tempat ke tempat lain yang

kesempatan kerja bagi masyarakat.

Angkutan

merupakan

Masyarakat

dikehendaki, atau mengirim barang


yang

melakukan

dari tempat asal ke tempat tujuan.

kegiatan dengan tujuan yang berbeda-

Angkutan terdiri dari angkutan orang

beda membutuhkan sarana penunjang

dengan kendaraan bermotor seperti

pergerakan berupa angkutan pribadi

sepeda

penumpang,


(mobil, motor) maupun Angkutan kota.

maupun tak bermotor dan angkutan

Kebutuhan akan angkutan penumpang

barang. Dilihat dari kepemilikannya

tergantung

fungsi

angkutan dibedakan menjadi angkutan

seseorang

(personal

pribadi dan Angkutan kota. Angkutan


Seseorang

dapat

kota sebagai sarana angkutan untuk

perjalanan untuk kebutuhan pribadi

masyarakat kecil dan menengah dapat

atau untuk keperluan usaha.

motor,

melaksanakan

mobil

kegiatannya


bagi

kegunaan

place

utility).

mengadakan

Angkutan kota harus memiliki

sesuai

dengan tugas dan fungsinya dalam

alat

masyarakat. Pengguna Angkutan kota

mencakup berbagai unsur (subsistem)

ini bervariasi, mulai dari buruh, ibu

sebagai berikut :

rumah tangga, mahasiswa, pelajar, dan

pendukung

yang

didalamnya

1. Ruang untuk gerak (jalan).

lain-lain.

2

2. Tempat

awal

atau

akhir

pergerakan (terminal).
3. Yang

yang

masih

tergantung dengan Angkutan kota ini

bergerak

(alat

tidak di imbangi dengan penyediaan

angkut/kendaraan dalam bentuk

Angkutan

apapun)

terutama ditinjau dari kapasitas angkut

4. Pengelolaan

yang

sehingga

kota

yang

akibatnya

memadai,

hampir

semua

mengorganisasikan ketiga unsur

Angkutan kota yang tersedia terisi

tersebut

penuh dan sesak oleh penumpang. Hal

Unsur
tidak

Masyarakat

masing-masing

dapat

hadir

sendiri-sendiri,

dan

yang

ini menyebabkan para penumpang

beroperasi

dalam memakai jasa Angkutan kota

semuanya

terintegrasi

secara

seandainya

ada

harus

serempak
salah

satu

terkadang

kurang

nyaman

karena

dan

kondisi Angkutan kota yang penuh dan

saja

sesak oleh penumpang.

komponen yang tidak hadir, maka alat

Dari permasalahan diatas dapat

pendukung proses perpindahan (sistem

dikatakan bahwa transportasi saat ini

transportasi) tidak dapat bekerja dan

sangat dibutuhkan oleh masyarakat

berfungsi. 1

sehingga

Era modern seperti sekarang ini

peningkatan

perlu

mendapatkan

kualitas

pelayanan

masyarakat sangat tergantung dengan

transportasi. Peningkatan kualitas disini

Angkutan

dari sisi sarana Angkutan kota sendiri

kota

kebutuhan
sebagian

bagi

pemenuhan

mobilitasnya,
besar

menganggap

masyarakat
penting

karena

seperti halnya penambahan jumlah

masih

armada Angkutan kota sehingga para

keberadaan

penumpang

dalam

memakai

jasa

Angkutan kota karena sebagai alternatif

Angkutan kota bisa merasa nyaman

masyarakat

dan

yang

tidak

memiliki

kendaraan pribadi atau juga para
pedagang dalam membawa barang
dagangannya.

aman

dalam

menggunakan

Angkutan kota tersebut.
Peningkatan

kualitas

sarana

Angkutan kota penting dilakukan selain
untuk membuat penumpang nyaman
dan aman juga demi meningkatkan

1

Fidel Miro. Perencanaan Transportasi .
Erlangga. Jakarta. 2005. hlm : 30.

minat masyarakat untuk memakai jasa

3

Pembahasan

Angkutan kota. Selain itu perlindungan

pembangunan

hukum bagi semua pihak yang terkait

aspek hukum transportasi tidak terlepas

dengan sistem transportasi terutama

dari efektivitas hukum pengangkutan

penumpang transportasi sangat penting

itu sendiri. Pengangkutan di Indonesia

mengingat pentingnya peran lalu-lintas

diatur dalam Kitab Undang Undang

dan angkutan jalan bagi kehidupan

Hukum Perdata pada Buku Ketiga

orang banyak serta sangat penting bagi

tentang perikatan, dan Kitab Undang

seluruh masyarakat.

Undang Hukum Dagang pada Buku II

Pembangunan

dan

titel

ke

V

tentang

pengangkutan

pengembangan prasarana dan sarana

barang. Dalam hal ini pemerintah telah

pengangkutan

perlu

mengeluarkan peraturan di bidang

dikembangkan

bagi

ditata

dan

kepentingan

transportasi

darat

yaitu

dengan

masyarakat umum sebagai penumpang

dikeluarkannya Undang Undang No.

transportasi

mendapatkan

22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

prioritas dan pelayanan yang baik dari

Angkutan Jalan sebagai Pengganti

pemerintah

Undang Undang No. 14 Tahun 1992.

perlu

maupun

penyedia

jasa

Banyaknya

transportasi dan juga perlindungan

pengemudi

masyarakat

angkutan melakukan tindakan yang

sebagai konsumen transportasi juga

dinilai dapat menimbulkan kerugian

harus mendapatkan kepastian hukum.

bagi penumpang, baik itu kerugian

hukum

atas

hak-hak

Penyelenggaraan lalu lintas dan

yang

secara

nyata

dialami

angkutan jalan juga perlu dilakukan

penumpang

secara berkesinambungan dan terus

Kerugian yang secara inmateriil seperti

ditingkatkan agar lebih luas jangkauan

kekecewaan

dan pelayanannya kepada masyarakat

yang dirasakan oleh penumpang akibat

dan

memperhatikan

tindakan pengemudi yang mengemudi

dan

secara tidak wajar dalam arti saat

harus

tetap

kepentingan

umum

ketertiban

(kerugian

oleh

dan

materiil).

ketidaknyamanan

masyarakat untuk mewujudkan sistem

menjalani

transportasi

dipengaruhi oleh keadaan sakit, lelah,

masyarakat
kebutuhannya.

yang
guna

di

inginkan
memenuhi

meminum

tugasnya

sesuatu

mempengaruhi

pengemudi

yang

dapat

kemampuannya

4

mengemudikan kendaraan secara ugal-

pengangkutan atas perintah pengusaha

ugalan

angkutan atau pengangkut.

sehingga

menyebabkan

Pengemudi dalam menjalankan

terjadinya kecelakaan dan penumpang

tugasnya mempunyai tanggung jawab

yang menjadi korban.
Tindakan

lainnya

adalah

untuk

dapat

melaksanakan

pengemudi melakukan penarikan tarif

kewajibannya

yang tidak sesuai dengan tarif resmi,

penumpang sampai pada tempat tujuan

atau tindakan lain seperti menurunkan

yang telah disepakati dengan selamat,

penumpang di sembarang tempat yang

artinya

dikehendaki tanpa suatu alasan yang

tersebut dari satu tempat ke tempat

jelas, sehingga tujuan pengangkutan

tujuan

yang

hambatan

dan

penumpang menjadi tidak terlaksana

keadaan

sehat,

dan juga adanya perilaku pengangkut

bahaya, luka, sakit maupun meninggal

yang mengangkut penumpang melebihi

dunia sehingga tujuan pengangkutan

kapasitas maksimum kendaraan.

dapat terlaksana dengan lancar dan

sebenarnya

diinginkan

oleh

Undang Undang No. 22 Tahun

yaitu

dalam

dapat

mengangkut

proses

pemindahan

berlangsung

tanpa

penumpang

dalam

tidak

mengalami

sesuai dengan nilai guna masyarakat.

Dan

Dari

Angkutan Jalan di berlakukan agar

disimpulkan

dapat

Angkutan kota terhadap penumpang

2009

tentang

Lalu

membantu

Lintas

mewujudkan

uraian

sangat

diatas,

bahwa

minim

dapat

pelayanan

kepastian hukum bagi pihak-pihak

masih

sehingga

yang terkait dengan penyelenggaraan

penumpang merasa dirugikan oleh ulah

jasa angkutan, baik itu pengusaha

Angkutan kota yang tidak bertanggung

angkutan, pekerja (sopir/pengemudi)

jawab.

serta penumpang. Kegiatan operasional

Berdasarkan hal yang telah

untuk penyelenggaraan pengangkutan

diuraikan di atas, maka penulis tertarik

dilakukan oleh pengemudi atau sopir

untuk mempelajari, memahami, dan

angkutan

meneliti

dimana

pengemudi

secara

lebih

mendalam

merupakan pihak yang mengikatkan

mengenai bentuk perlindungan hukum

diri

bagi penumpang Angkutan kota, dan

untuk

menjalankan

kegiatan

juga kerugian yang dialami oleh ulah

5

Angkutan kota yang tidak bertanggung

pembinaan tersebut Pemerintah pusat

jawab sehingga menimbulkan kerugian

dapat menyerahkan sebagian urusannya

bagi penumpang. Selanjutnya penulis

kepada Pemerintah Provinsi dan atau

menyusunnya dalam suatu penulisan

Pemerintah Kabupaten/Kota. UU ini

hukum yang berjudul : “Perlindungan

juga mengatur bahwa penyelenggaraan

Hukum

Lalu Lintas dan Angkutan kota dalam

Terhadap

Penumpang

Angkutan Kota di Palu”.

kegiatan pelayanan

B. Rumusan Masalah

masyarakat dilakukan oleh Pemerintah

Permasalahan yang diteliti agar

langsung

pada

dan pemerintah daerah yang meliputi

menjadi lebih jelas dan penulisan

penyusunan

penelitian hukum mencapai tujuan

pelaksanaan pengaturan Lalu Lintas

yang diinginkan maka perlu disusun

dan Angkutan kota serta penetapan

rumusan

tingkat

masalah

yang

telah

di

rencana

pelayanan

program

jalan

yang

identifikasi, maka dapat dirumuskan

diinginkan

permasalahan

pengelolaan kebutuhan lalu lintas.

penelitian

sebagai

berikut :

dengan

Pengaturan

1. Bagaimana

lintas

dan

Angkutan kota ini, selain memiliki

penumpang

tujuan untuk menciptakan Lalu Lintas

Angkutan kota di Kota Palu ?
2. Bagaimana upaya hukum yang
dilakukan

penumpang

lalu

perlindungan

hukum terhadap

dapat

melakukan

oleh

jika

terjadi

dan Angkutan kota yang

aman,

selamat, tertib, lancar, dan terpadu
dengan moda angkutan lain,

juga

mempunyai tujuan untuk mendorong

kerugian yang diakibatkan oleh

perekonomian

kesalahan pengangkut ?

kesejahteraan rakyat, persatuan dan
kesatuan

daerah,

bangsa,

mewujudkan

serta

mampu

II. PEMBAHASAN

menjunjung tinggi martabat bangsa.

A. Perlindungan Hukum Terhadap

Aspek keamanan juga

Penumpang Jasa Angkutan kota

perhatian

yang

mendapatkan

ditekankan

dalam

otonomi

pengaturan Lalu Lintas dan Angkutan

daerah sesuai dengan UU No.32 Tahun

kota. Selain itu, di dalam aturan lalu

2004

lintas dan Angkutan kota ini perlu juga

Dengan

maka

semangat

dalam

pelaksanaan

6

ditekankan terwujudnya etika berlalu

kota, yaitu adanya terminal liar seperti

lintas dan budaya bangsa (just culture)

yang ada beberapa pinggiran jalan Kota

melalui upaya pembinaan, pemberian

Palu dan masih banyak lagi tempat

bimbingan, dan pendidikan berlalu

yang dijadikan terminal bayangan. Dan

lintas sejak usia dini serta dilaksanakan

masih adanya angkutan kota yang tidak

melalui

mentaati aturan yang ada, serta para

program

yang

pengguna jalan yang tidak mentaati

berkesinambungan.
Dalam
usaha

di

rangka

bidang

memajukan

Angkutan

kota,

aturan, dan adanya pasar di pinggir
jalan

yang

dapat

mengganggu

pengaturan lalu lintas dan angkutan

berlangsungnya berlalu lintas (seperti

jalan

di

ini,

perlu

didukung

oleh

Jl.

Dewi

Sartika

Kelurahan

pengaturan secara terperinci ketentuan

Birobuli), pasar Masomba yang selalu

teknis

macet akan berlalu lintas. 2

operasional

persyaratan

mengenai

badan usaha

Jalan agar mampu tumbuh

sehat,

penyelenggaraan

mewujudkan
lalu

lintas

dan

dan

kompetitif.

angkutan jalan yang memadai perlu

untuk

menjamin

didukung oleh sumber pembiayaan

berkembang,
Kemudian,

Untuk

angkutan

terwujudnya

penyelenggaraan

Lalu

yang

Lintas

Angkutan

yang

terhadap orang pribadi atau badan yang

memenuhi standar keselamatan dan

menggunakan dan / atau menikmati

keamanan, perlu pula didukung oleh

pelayanan di bidang lalu lintas dan

pengaturan persyaratan teknis dan uji

angkutan

berkala kendaraan

bermotor. Setiap

Undang-undang No. 28 Tahun 2009

jenis

bermotor

yang

tentang Pajak Daerah dan Retribusi

berpotensi menyebabkan Kecelakaan

Daerah ditentukan bahwa penempatan

Lalu

beban kepada rakyat, seperti pajak dan

dan

kendaraan

Lintas

dan

kota

menimbulkan

pembebanannya

jalan.

Sesuai

dikenakan

penjelasan

wajib

pungutan lain yang bersifat memaksa

dilakukan uji berkala. Serta adanya

diatur dengan Undang-undang. Dengan

beberapa masalah yang ada di Kota

demikian, pemungutan Pajak Daerah

Palu salah satunya masih kurang efektif

2

pencemaran

lingkungan

di bidang lalu lintas dan Angkutan

Pemerintah Kota Palu, 2012.Tata Tertib
Berlalulintas dalam Kota.Seminar sehari di
Hotel Parama Su di Jl. Hangtua Kota Palu.

7

dan Retribusi Daerah harus didasarkan

Penyusunan Peraturan DPRD tentang

pada peraturan daerah, yaitu peraturan

Tata Tertib DPRD. Penting pula untuk

perundang-undangan

diperhatikan Undang-undang

yang

dibentuk

oleh DPRD provinsi dan/atau daerah

Tahun

kabupaten/kota

Retribusi sebagai pengganti Undang-

dengan

persetujuan

2009

undang

bersama Kepala Daerah.
Perda sebagai jenis Peraturan

tentang

No.28

No.18

sebagaimana

Pajak

Tahun

dan

1997

telah diubah terakhir

perundang-undangan nasional memiliki

dengan Undang-undang No.34 Tahun

landasan konstitusional dan landasan

2004,

yuridis dengan diaturnya kedudukan

Perda tentang Pajak dan Retribusi.

dalam

rangka

pengendalian

Perda dalam UUD 1945 Pasal 18 ayat

Pasal 18 ayat (6) UUD 1945

(6), Undang-undang No.10 Tahun 2004

menyatakan bahwa pemerintah daerah

tentang

Peraturan

berhak menetapkan peraturan daerah

Perundang-undangan, Undang-undang

dan peraturan-peraturan lain untuk

No.32

tentang

melaksanakan otonomi daerah dan

termasuk

tugas pembantuan. Dalam kaitan ini

Pembentukan

Tahun

Pemerintahan

2004
Daerah

perundang-undangan tentang daerah

maka

sistem

hukum

otonomi khusus dan daerah istimewa

memberikan

sebagai lex specialis dari Undang-

kepada daerah untuk menetapkan Perda

undang No.32 Tahun 2004. 3 Selain itu

dan peraturan daerah lainnya, dan

terkait dengan pelaksanaan wewenang

Perda diharapkan dapat mendukung

dan tugas DPRD dalam membentuk

secara

Perda adalah Undang-undang No. 27

Pemerintah di daerah.

kewenangan

sinergis

nasional
atributif

program-program

Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD,

Perda sebagaimana Peraturan

dan DPRD dan Peraturan Pemerintah

perundang-undangan lainnya memiliki

No.16 Tahun 2010 tentang Pedoman

fungsi untuk mewujudkan kepastian

3

Muhammad Sapta Murti. Harmonisasi
peraturan perundang-undangan Deputi Menteri
Sekretaris
Negara
Bidang
Perundangundangan, Makalah, disampaikan dalam
Roundtable Discussion yang diselenggarakan
oleh Direktorat Jenderal Peraturan Perundangundangan Kementerian Hukum dan HAM di
Jakarta.

hukum
certainty).

(rechtszekerheid,
Untuk

legal

berfungsinya

kepastian hukum Peraturan perundangundangan harus

memenuhi syarat-

syarat tertentu antara lain konsisten

8

dalam

karena kesalahan Penumpang (Pasal

Peraturan perundang-undangan yang

191 dan Pasal 192 ayat (1) Undang

sama

Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang

dalam

perumusan

harus

sistematik

dimana

terpelihara

antara

hubungan

kaidah-kaidahnya,

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan).

kebakuan susunan dan bahasa, dan

Penumpang Angkutan kota agar

adanya hubungan harmonisasi antara

lebih selektif dalam menggunakan jasa

berbagai

Angkutan kota karena penumpang

peraturan

perundang-

harus memilih Angkutan kota yang

undangan.
Peraturan

benar-benar memikirkan hak-hak dari

perundang-undangan memiliki urgensi

pada para penumpang Angkutan kota

dalam kaitan dengan asas peraturan

itu sendiri agar mengurangi resiko

perundang-undangan yang lebih rendah

kerugian yang di dapat dari penumpang

tidak

Angkutan kota dalam menggunakan

Pengharmonisasian

boleh

bertentangan

dengan

peraturan perundang-undangan yang
lebih

tinggi,

sehingga

hal

jasa Angkutan kota.
Perlindungan

yang

hukum

bagi

mendasar dalam penyusunan rancangan

penumpang adalah suatu masalah yang

peraturan daerah adalah kesesuaian dan

besar dengan persaingan global yang

kesinkronannya

terus

dengan

Peraturan

sehingga

perlindungan hukum sangat dibutuhkan

perundang-undangan lainnya.
Perusahaan

berkembang

Angkutan

kota

dalam persaingan global.

4

Undang

bertanggung jawab atas kerugian yang

Undang No. 22 Tahun 2009 tentang

diakibatkan

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pada

oleh

segala

perbuatan
dalam

Pasal 192 ayat (1) menjelaskan bahwa

kegiatan penyelenggaraan angkutan.

perusahaan Angkutan kota bertanggung

Selain itu Perusahaan Angkutan kota

jawab atas kerugian yang diderita oleh

bertanggung jawab atas kerugian yang

penumpang yang meninggal dunia atau

diderita

yang

luka akibat penyelenggaraan angkutan,

meninggal dunia atau luka akibat

kecuali disebabkan oleh suatu kejadian

orang

yang

oleh

penyelenggaraan

dipekerjakan

Penumpang

angkutan,

kecuali

disebabkan oleh suatu kejadian yang
tidak dapat dicegah atau dihindari atau

4

Barkatullah, Perlindungan Hukum di mata
penumpang. PT. Rineka Cipta. Jakarta. 2010,
hlm :23.

9

Pada prinsip-prinsip tanggung

yang tidak dapat dicegah atau dihindari

jawab ada salah satu disebutkan bahwa

atau karena kesalahan penumpang.
Dilihat dari aspek perlindungan

adanya

prinsip

“tanggung

jawab

hukum bagi konsumen jasa angkutan,

mutlak” dimana prinsip tersebut di

keadaan demikian sangat tidak ideal

jelaskan pada Pasal 24 Undang-Undang

dan dalam praktek merugikan bagi

Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan bahwa

konsumen, karena pada tiap kecelakaan

pengangkut dapat membebaskan diri

alat

penah

dari tanggung jawab apabila ia dapat

dipermasalahkannya

membuktikan bahwa kerugian bukan

angkutan

darat

terdengar

tidak

tanggung jawab pengusaha kendaraan

timbul karena kesalahannya.

Angkutan kota.5

Dalam Undang-undang Nomor

Perlindungan

hukum

bagi

8

Tahun

1999

dikatakan

bahwa

penumpang Angkutan kota di darat

:Perlindungan konsumenadalah segala

telah di atur dalam Undang-Undang

upaya yang menjamin adanya kepastian

No. 22 tahun 2009 Tentang Lalu Lintas

hukum untuk memberi perlindungan

dan Angkutan Jalan. Peraturan tersebut

kepada konsumen. Konsumen adalah

yang

untuk

setiap orang pemakai barang dan/atau

melindungi kepentingan penumpang

jasa yang tersedia dalam masyarakat,

jika hak nya ada yang dilanggar oleh

baik bagi kepentingan diri sendiri,

penyedia jasa Angkutan kota. Seperti

keluarga, orang lain maupun makhluk

pada pasal 234 ayat (1) Undang-

hidup

Undang Lalu Lintas dan Angkutan

diperdagangkan. Pelaku usahaadalah

Jalan

besar

setiap orang perseorangan atau badan

menjelaskan bahwa pihak penyedia

usaha, baik yang berbentuk badan

jasa Angkutan kota wajib bertanggung

hukum maupun bukan badan hukum

jawab atas kerugian yang dialami oleh

yang didirikan dan berkedudukan atau

penumpang

melakukan kegiatan dalam wilayah

menjadi

yang

pedoman

secara

garis

yang diakibatkan oleh

kelalaian pengemudi.

lain

dan

tidak

untuk

hukum negara Republik Indonesia,
baik sendiri maupun bersamasama

5

E. Suherman. Aneka Masalah Hukum
kedirgantaraan. Mandar Maju. Bandung. 2000.
hlm : 21.

melalui perjanjian menyelenggarakan

10

kegiatan usaha dalam berbagai bidang
ekonomi.

yang

Dalam Pasal 62 UU Nomor 8
tahun

1999

tentang

perlindungan

Beberapa

ketentuan

hukum

memiliki

keterkaitan

dengan

pembentukan Peraturan Daerah Kota
Palu di bidang Lalu Lintas dan

konsumen, pihak pemilik angkutan

Angkutan Jalan, yaitu sebagai berikut :

kota berkewajiban : Pelaku usaha yang

a. Asas dan Tujuan

melanggar

sebagaimana

Retribusi di bidang lalu lintas

dimaksud dalam Pasal 8, Pasal 9, Pasal

dan angkutan jalan dipungut retribusi

10, Pasal 13 ayat (2), Pasal 15, Pasal 17

atas pelayanan di bidang lalu lintas dan

ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf

angkutan

e, ayat (2) dan Pasal 18 dipidana

Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu

dengan pidana penjara paling lama 5

Lintas dan Angkutan Jalan mengatur

(lima) tahun atau pidana denda paling

tentang Lalu Lintas dan Angkutan

banyak

Jalan

Rp

ketentuan

2.000.000.000,00

(dua

milyar rupiah). (2) Pelaku usaha yang
melanggar

ketentuan

jalan.

Undang-undang

diselenggarakan

dengan

memperhatikan :

sebagaimana

i. Asas transparan ;

dimaksud dalam Pasal 11, Pasal 12,

ii. Asas akuntabel ;

Pasal 13 ayat (1), Pasal 14, Pasal 16,

iii. Asas berkelanjutan ;

dan Pasal 17 ayat (1) huruf d dan huruf

iv. Asas partisipatif ;

f dipidana penjara paling lama 2 (dua)

v. Asas bermanfaat;

tahun atau pidana denda paling banyak

vi. Asas efisien dan efektif ;

Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta

vii. Asas seimbang ;

rupiah). (3) Terhadap pelanggaran yang

viii. Asas terpadu ; dan

mengakibatkan luka berat, sakit berat,

ix. Asas mandiri.

cacat tetap atau kematian diberlakukan

UU Undang-undang Nomor 38

ketentuan pidana yang berlaku. 6

tahun 2004 tentang jalan mengatakan

B. Upaya

Penyelenggaraan

Hukum

terhadap

berdasarkan

Kerugian yang disebabkan oleh

pada asas kemanfaatan, keamanan dan

Angkutan kota

keselamatan, keserasian, keselarasan
dan

6

jalan

Undang-undang Nomor 8 tentang
Perlindungan Konsumen., 1999. Jakarta.

keseimbangan,

transparansi

dan

keadilan,
akuntabilitas,

11

keberdayagunaan

dan

dipidana dengan pidana penjara

keberhasilgunaan, serta kebersamaan

paling lama 1 (satu) tahun atau

dan kemitraan.

denda

b. Ketentuan Pidana

24.000.000,00 (dua puluh empat

Menurut Peraturan Daerah Kota
Palu mengenai lalulintas dan angkutan

paling

banyak

Rp.

juta rupiah).
(3) Dalam hal perbuatan sebagaimana

jalan diancam pidana kurungan paling

dimaksud

lama 6 bulan atau denda paling banyak

mengakibatkan

pada

ayat

(1)

orang

lain

7

meninggal dunia, pelaku dipidana

Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009

dengan pidana penjara paling lama

tentang Lalu Lintas dan Angkutan

5 (lima) tahun atau denda paling

Jalan mengatur tentang :

banyak

4 kali jumlah retribusi terutang.

Rp.

120.000.000,00

Ketentuan Pidana Pasal 273 :

(seratus dua puluh juta rupiah).

(1) Setiap penyelenggara Jalan yang

(4) Penyelenggara Jalan yang tidak

tidak dengan segera dan patut

memberi tanda atau rambu pada

memperbaiki Jalan yang rusak

Jalan

yang mengakibatkan Kecelakaan

diperbaiki sebagaimana dimaksud

Lalu Lintas sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 24 ayat (2) dipidana

dalam Pasal 24 ayat (1) sehingga

dengan pidana penjara paling lama

menimbulkan korban luka ringan

6 (enam) bulan atau denda paling

dan/atau

banyak Rp.

kerusakan

Kendaraan

dan/atau barang dipidana dengan

yang

rusak

dan

belum

1.500.000,00 (satu

juta lima ratus ribu rupiah).

penjara paling lama 6 (enam)
bulan atau denda paling banyak

III. PENUTUP

Rp. 12.000.000,00 (dua belas juta

A. Kesimpulan

rupiah).

1. Perlindungan

(2) Dalam hal perbuatan sebagaimana
dimaksud

pada

ayat

(1)

mengakibatkan luka berat, pelaku

hukum

pengguna

Jasa

(Angkot)

di Kota

diperlukan

terhadap

Angkutan

dalam

Palu

Kota
sangat

menjamin

keselamatan penumpang itu sendiri
7

Pemerintah Kota Palu. Peraturan Daerah Kota
Mengenai Lalulintas dalam Kota, 2012 Palu.

sehingga tercipta perasaan aman dan

12

tentram dalam menggunakan jasa

denda paling banyak 4 kali jumlah

Angkutan kota yang ada di Kota

retribusi terutang. Undang-undang

Palu.

yang

Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu

dibuatnya

Lintas dan Angkutan Jalan mengatur

di bidang

tentang

Faktor-faktor

menyebabkan

perlu

peraturan daerah Kota

Ketentuan Pidana

yang

lalu lintas dan angkutan jalan dilihat

dapat menyebabkan Angkutan Kota

dari faktor internal dikarenakan

yang

adanya

terhadap kenyamanan penumpang

kekurangan

terhadap

melakukan

pelanggaran

pendapatan daerah dalam bidang

dapat

lalu lintas dan angkutan jalan.

peraturan yang berlaku.

Sedangkan

faktor

ekternal

dihukum

sesuai

dengan

B. Saran

kekurangan sarana dan prasarana

Diharapkan Pemerintah Kota Palu lebih

dalam berlalu lintas seperti rambu

memperhatikan Kenyamanan Pengguna

lalu lintas, zebra cross, dan kurang

Jasa Angkutan kota (Angkot) di bidang

adanya kesadaran masyarakat dalam

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang

pembayaran

kendaraan

sarat dengan persoalan teknis, maka

bermotor dan kedisiplinan yang

langkah selanjutnya setelah penerbitan

kurang dalam berlalu lintas.

Perda ini adalah segera menerbitkan

pajak

2. Menurut Peraturan Daerah Kota
Palu

mengenai

angkutan

jalan

lalulintas
diancam

dan
pidana

Pedoman Pelaksanaan Jasa Angkutan
kota di bidang Lalu Lintas dan
Angkutan

Jalan.

kurungan paling lama 6 bulan atau

13

DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Abbas Salim. Manajemen Transportasi. PT Raja Grafindo. Jakarta. 1993.
Achmad Ichsan. Hukum Dagang. Pradnya Paramita. Jakarta. 1981.
Abdul Halim Barkatullah. Hak-hak Konsumen. Nusa Media. Bandung. 2010.
Burhan Ashofa. Metode Penelitian Hukum. Rineka Cipta. Jakarta. 2010.
Suherman. Aneka masalah Hukum Kedirgantaraan. Mandar maju. Bandung.
Fidel Miro. Perencanaan Transportasi. Erlangga. Jakarta. 2005.
Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdayakarya.
Bandung. 2002.
-------------------------------.Metodologi

Penelitian

Kulitatif.

Remaja

Rossdayakarya. Bandung. 2007.
Ofyar Z. Tamin. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandung.ITB.
2000.
Soerjono Soekanto. Pengantar Penelitian Hukum. Universitas Indonesia.
Jakarta. 1982. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta. 2002
-------------------------------.Penelitian Hukum Normatif. Universitas Indonesia.
Jakarta. 2011.
B. Peraturan Perundang-Undangan
1. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 470 ayat 1.
2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan angkutan
Jalan.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Konsumen.
4. Perlindungan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 35 Tahun 2003
tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan
Umum.

14

BIODATA
Nama

: ARIF

TTL

: Palu 11 januari 1992

Alamat

: Jln.Suprapto
:Lr.Nangka No.2 Palu

No. HP

: 082346976517

Email

: arif_hukum182@yahoo.com

Nama Orang Tua
a. Ayah

: Drs.Dantje Talago

b. Ibu

: Fieke Rawung

15