this PDF file PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS PEREDARAN PRODUK MAKANAN MIE INSTAN KADALUARSA DI KOTA PALU | HERUM | Legal Opinion 1 PB

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS PEREDARAN
PRODUK MAKANAN MIE INSTAN KADALUARSA DI KOTA PALU
Muh Herum
D 101 13 373
Pembimbing I: Dr. Syamsuddin Baco S,H. M,HS
Pembimbing II: Saharuddin Djohas S,H. M,H
Abstrak
Pasal 4 huruf A Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen Republik indonesia menjelaskan bahwa hak konsumen diantaranya adalah
hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengonsumsi barang dan
jasa. Pada kenyataannya hak-hak konsumen itupun kerap diabaikan oleh pelaku
usaha dalam memproduksi barang dan atau jasa yang tidak memperhatikan hak
konsumen tersebut, masih menjadi hal yang harus diperhatikan, konsumen seringkali
dirugikan dengan pelanggaran-pelanggaran oleh produsen atau penjual dengan
menjual produk makanan mie instan yang kadaluarsa. perlindungan terhadap
konsumen harus menjadi perhatian yang serius oleh pemerintah khususnya pada
produk-produk yang beredar dilingkungan masyarakat, sehingga para konsumen dan
masyarakat pada umumnya tidak menjadi korban dari pihak yang tidak bertanggung
jawab. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk perlindungan
hukum terhadap konsumen atas peredaran produk makanan mie instan kadaluarsa
beserta bentuk tugas dan fungsi BPOM dalam mengawasi peredaran produk

makanan mie instan kadaluarsa. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan
undang-undang perlindungan konsumen belum terlaksana secara baik karena
pengusaha sebagai penyedia barang dan jasa kurang memperhatikan kewajibannya
dan hak-hak konsumen.

Kata Kunci : Perlindungan Konsumen dan Makanan Kadaluarsa
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembukaan Undang-Undang Dasar

kehidupan bangsa. Amanat tersebut

1945 mengamanatkan bahwa tujuan

mengandung

makna

negara


didirikan Negara Republik Indonesia,

berkewajiban

memenuhi

kebutuhan

antara lain adalah untuk memajukan

setiap warga negara melalui sistem

kesejahteraan umum dan mencerdaskan

pemerintahan

yang

mendukung


1

terciptanya keamanan pangan yang

bervariasi, baik produksi luar negeri

memadai

maupun produksi dalam negeri. Kondisi

dalam

rangka

memenuhi

kebutuhan dasar dan hak setiap warga

yang


negara. Perkembangan perekonomian

mempunyai manfaat bagi konsumen,

yang

karena

pesat,

telah

menghasilkan

demikian,

pada

kebutuhan


satu

konsumen

sisi

akan

beragam jenis dan variasi produk

barang dan atau jasa yang di inginkan

makanan mie instan dengan dukungan

dapat terpenuhi serta terbuka lebar

teknologi dan informasi,

perluasan


kebebasan untuk memilih aneka jenis

ruang, gerak dan arus transaksi produk

kualitas barang dan atau jasa sesuai

makanan telah melintasi batas-batas

dengan keinginan dan kemampuan

wilayah

konsumen1.

negara,

konsumen

pada


akhirnya dihadapkan berbagai pilihan
jenis barang dan jasa yang ditawarkan
secara variatif.
Kondisi seperti ini, pada satu sisi
menguntungkan

konsumen,karna

kebutuhan terhadap barang dan jasa
yang di

inginkan dapat terpenuhi

dengan beragam pilihan. Namun pada
sisi

lain,

fenomena


tersebut

menempatkan kedudukan konsumen
terhadap

produsen

menjadi

tidak

seimbang, dimana konsumen berada
pada posisi yang lemah. Disamping itu,
globalisasi dan perdagangan bebas telah
memperluas ruang gerak arus transaksi
barang dan atau jasa melintasi batasbatas wilayah suatu negara, sehingga
barang dan atau jasa yang ditawarkan

Negeri-negeri yang sekarang ini
disebut


negara-negara

maju

telah

menempuh pembangunannya melalui
tiga tingkat: unifikasi, industrialisasi,
dan negara kesejahtraaan. Pada tingkat
pertama yang menjadi masalah berat
adalah bagaimana mencapai integrasi
politik untuk menciptakan persatuan
dan kesatuan nasional. Tingkat kedua,
perjuangan
ekonomi

untuk
dan


pembangunan

modernisasi

politik.

Akhirnya pada tingkat ketiga tugas
negara

yang

terutama

adalah

melindungi rakyat dari sisi negative
industrialisasi, membetulkan kesalahan1

. Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani,
Hukum Tentang Perlindungan Konsumen,

Gramedia, Jakarta:,2003, hlm 12

2

kesalahan pada tahap-tahap sebelumnya

pelanggaran-pelanggaran oleh produsen

dengan

atau

menekankan

kesejahteraan

masyarakat.
Faktor

utama

yang

menjadi

penjual

dengan

menjual

barang/makanan

yang

sudah

kadaluarsa.

Pelanggaran-pelangaran

kelemahan konsumen, adalah tingkat

yang terjadi saat ini bukan hanya dalam

kesadaran

haknya

pelanggaran dalam skala kecil, dan

terutama

bagaimana bentuk perlindungan hukum

masih

konsumen

rendah.

Hal

akan
ini

disebabkan oleh rendahnya pendidikan

kepada

konsumen. Oleh karena itu, Undang-

tergolong ke dalam skala besar. Dalam

Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

hal ini seharusnya pemerintah lebih siap

perlindungan konsumen, dimaksudkan

dalam mengambil tindakan, pemerintah

menjadi

bagi

harus segera menangani masalah ini

konsumen dan para pelaku usaha akan

sebelum akhirnya semua konsumen

hak dan kewajibannya serta menjadi

harus menanggung kerugian yang lebih

landasan hukum pula bagi pemerintah

berat akibat efek samping dari tidak

dan lembaga perlindungan konsumen2.

adanya perlindungan konsumen atau

landasan

hukum

Di katakan dalam Pasal 4 huruf A
yaitu hak atas kenyamanan, kemanan,

konsumen

namun

sudah

jaminan terhadap konsumen.
Perlindungan

terhadap

dan keselamatan dalam mengkonsumsi

dipandang

barang

formal makin terasa sangat penting,

dan

kenyataannya,

atau
hak-hak

jasa.

Pada

konsumen

mengingat

secara

konsumen

materil

maupun

makin

lajunya

ilmu

dan

teknologi

yang

motor

penggerak

bagi

itupun kerap diabaikan oleh pelaku

pengetahuan

usaha dalam memproduksi barang dan

merupakan

atau jasa tidak memperhatikan hak

produktivitas dan efisiensi produsen

konsumen tersebut. masih menjadi hal

atas

yang harus diperhatikan, konsumen

dihasilkannya dalam rangka mencapai

seringkali

sasaran usaha. Dalam rangka mengejar

2

dirugikan

dengan

. Undang-Undang Nomor 8 tahun
1997 Tentang Perlindungan Konsumen

barang

atau

jasa

yang

dan mencapai kedua hal tersebut,
akhirnya baik langsung atau tidak
3

pada

menyangkut kualitas,atau mutu barang,

umumnya akan merasakan dampaknya.

informasi yang tidak jelas bahkan

Dengan demikian, upaya-upaya untuk

menyesatkan

memberikan

sebagainya3.

langsung,

konsumenlah

yang

perlindungan

memadai

terhadap

yang

pemalsuan
Maka

dan

sesungguhnya

kepentingan

tanggung jawab untuk menghasilkan

konsumen merupakan suatu hal yang

produk makanan yang bermutu terletak

penting dan mendesak untuk segera

pada

dicari solusinya, terutama di Indonesia,

sesungguhnya dengan itu pemerintah

mengingat

melalui departemen terkait melakukan

sedemikian kompleksnya

permasalahan

yang

perlindungan

konsumen,

masing-masing

produsen,

menyangkut

pembinaan dan pengawasan terhadap

lebih-lebih

yang bersangkutan agar melaksanakan

menyongsong era perdagangan bebas

kewajibannya sesuai dengan peraturan

yang akan datang.

yang berlaku.

Konsumen

yang

keberadaannya

sangat tidak terbatas dengan strata yang
sangat
produsen

bervariasi

menyebabkan

melakukan

kegiatan

pemasaran dan distribusi produk barang
atau jasa dengan cara seefektif mungkin
agar dapat mencapai konsumen yang
sangat majemuk tersebut. Untuk itu
semua cara pendekatan diupayakan
sehingga
dampak,

menimbulkan
termasuk

berbagai

keadaan

yang

menjurus pada tindikan yang bersifat

Dalam

rangka

pembinaan

pada

produsen untuk menghasilkan makanan
yang

memenuhi

Departemen

syarat

kesehatan.

Kesehatan

telah

menerbitkan Surat Keputusan Menteri
RI Nomor. 237 Menkes /SK / I/ 1978
tentang pedoman cara produksi yang
baik

untuk

minuman
persyaratan

produk
yang
dan

makanan

tidak

dan

memenuhi

membahayakan

dilarang untuk diedarkan ditarik dan
disita serta dimusnahkan.

negative bahkan tidak terpuji yang
berawal dari itikad buruk. Dampak
buruk yang lazim terjadi, antara lain

. Sri Redjeki Hartono, makalah “
Aspek-Aspek
Hukum
Perlindungan
Konsumen” Dalam Buku Hukum Perlindungan
Konsumen , hlm. 34
3

4

Sehubungan dengan itu, di dalam

rendah, belum banyak konsumen yang

Pasal 8 Ayat 3 Undang-Undang Nomor

dirugikan mencoba menuntut tanggung

8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

jawab produsen selaku pembuat produk

Konsumen juga ditegaskan tentang

melalui jalur hukum. Pihak produsen

larangan bagi pelaku usaha untuk

sendiri sepertinya juga cenderung untuk

memperdagangkan pangan rusak, cacat,

menghindar

atau

dengan

terhadap kerugian konsumen berkaitan

memberikan informasi secara lengkap

dengan produk makanan ringan (mie

dan

bekas

dan

benar4.

tercemar

Meskipun

berbagai

ketentuan

tentang

persyaratan

tanggung

jawab

ada

instan) yang dihasilkannya. Kesalahan

mengatur

dan tanggung jawab pihak produsen

sudah

yang

dari

produksi

dan

tidak

seharusnya

dikesampingkan,

peredaran suatu produk makanan baik

sebagai satu dasar dari pihak penggugat

dalam

Menteri

untuk meminta suatu kerugian, sudah

Undang-Undang

seharusnya diakui bahwa produsen

Perlindungan Konsumen,tetapi dalam

memikul satu tanggung jawab mutlak

pelaksanaannya

apabila

Peraturan

Kesehatan,maupun

belum

sepenuhnya

diketahui

barang

ketentuan tersebut diterapkan secara

diperdagangkan ternyata

murni dan konsekuen.

menimbulkan kerugian pada orang lain.

Meskipun sudah nyata ada peraturan

cacat

yang
dan

Sehubungan dengan itu, dasar hukum

tidak

untuk menggugat ganti rugi adalah

ditindak tegas, dan bahkan cenderung

Pasal 1243 KUH Perdata tersebut

diberikan toleransi dengan berbagai

sebagai

alasan. Disamping itu juga kesadaran

mengalami

hukum

kurang membawa hasil seperti yang

yang

melarangnya,

namun

konsumen

memperjuangkan

untuk

hak-hak

yang

dasar

gugatan

tampaknya

sejumlah kesulitan dan

diharapkan.

Menggugat

produsen

untuk

bahwa ia telah mealakukan wanprestasi

memperoleh ganti rugi) dinilai masih

( privit of contract ) KUH Perdata,

dimilikinya

4

(termasuk

hak

.Undang-Undang Nomor 8 tahun
1997 Tentang Perlindungan Konsumen

mensyaratkan

hubungan

kontraktual

yang langsung ( privity of contract )
5

antara produsen dan konsumen. Padahal

kerugian yang diderita konsumen pada

dalam transaksi bisnis yang dewasa ini

hakikatnya befungsi sebagai :

sangat

1. Pemulihan hak-haknya yang telah

jarang

dijumpai

konsumen

membeli suatu produk langsung dari

dilanggar.

produsen. Oleh karena itu gugatan

2. Pemulihan atas kerugian materil

konsumen

maupun imateril yang telah dideritanya.

berdasarkan

wanprestasi

sering tidak membawa hasil, begitu
juga menggugat produsen bahwa ia

3. Pemulihan pada keadaan semula.
Kerugian

yang

dapat

telah melakukan perbuatan melawan

konsumen

hukum, yaitu menjual produk yang

pemakaian, barang komsumsi tersebut

tidak aman dengan dasar Pasal 1365

itu dapat diklarifikasikan ke dalam:

KUH Perdata.

1. Kerugian materil,

Perlindungan konsumen merupakan

sebagai

diderita

akibat

dari

yaitu berupa

kerugian pada barang (mie instan) yang

masalah kepentingan manusia, oleh

dibeli.

karenanya harapan semua bangsa di

2. Kerugian imateril, yaitu kerugian

dunia untuk dapat mewujudkannya.

yang membahayakan kesehatan dan

Mewujudkan perlindungan konsumen

atau jiwa konsumen.

adalah mewujudkan hubungan dari

Perbuatan

pelaku

usaha

baik

berbagai dimensi yang satu sama

disengaja maupun karena kelalaian dan

lainnya mempunyai keterkaitan dan

mengabaikan etika

saling ketergantungan antara konsumen,

berdampak luas. Dalam kasus semacam

pengusaha dan pemerintah. Ganti rugi

itu, kerugian yang diderita konsumen

atas kerugian yang diderita konsumen

bersifat

sebagai akibat dari pemakaian barang-

ditimbulkan pelaku usaha juga dapat

barang komsumsi, merupakan salah

bersifat seketika tetapi ada pula yang

satu pokok konsumen dalam hukum

terlihat dan terasa setelah beberapa

perlindungan konsumen. Hak atas ganti

waktu, kalangan yang banyak menjadi

rugi ini bersifat unifersal disamping

korban adalah masyarakat bawah. Pada

hak-hak pokok lainnya. Ganti rugi atas

umumnya mereka tidak mempunyai

massal.

bisnis,

Dampak

ternyata

yang

6

pilihan lain karena hanya mampu

2. Bagaimana tugas dan fungsi BPOM

memperoleh barang atau jasa yang

dalam mengawasi peredaran produk

dihasilkan dari standar yang tidak

makanan Mie Instan yang kadaluarsa?

memenuhi syarat.

II. Pembahasan

Peredaran makanan kadaluwarsa ini

A. Perlindungan Hukum Terhadap

kebanyakan ditemui dikios-kios penjual

Konsumen Atas Peredaran Produk

barang

Makanan

campuran.

Seperti

yang

ditemukan kasus peredaran makanan
kemasan yang kadaluwarsa ini beredar

Mie

Instan

Yang

Kadaluarsa
Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang

diwarung kios Indologo, yang didapati

Nomor

oleh seorang pembeli bernama Cunding

Perlindungan Konsumen merumuskan

yang menemukan beberapa makanan

bahwa perlindungan konsumen adalah

kemasan yakni indomie (mie instan)

segala upaya yang menjamin adanya

yang telah kadaluwarsa. Pedagang kios

kepastian

tersebut

perlindungan kepada konsumen.

berkilah,

mengaku

tidak

mengetahui jika ada barang-barang
yang

tidak

layak

Tahun

hukum

1999

untuk

Tentang

memberi

Sesungguhnya peranan hukum dalam

Pedagang

konteks ekonomi adalah menciptakan

tersebut hanya meminta maaf kepada

ekonomi dan pasar yang kompetitif.

pembeli

mengganti

Terkait dengan hal ini pula, bahwa tidak

makanan indomie (mie instan) tersebut

ada pelaku usaha atau produsen tunggal

dengan yang baru.

yang

B. Rumusan Masalah

selama konsumen memiliki hak untuk

dan

jual.

8

bersedia

mampu

mendominasi

pasar,

Berdasarkan latar belakang diatas,

memilih produk mana menawarkan

maka permasalahan yang dirumuskan

nilai terbaik, baik dalam harga maupun

penulis adalah sebagai berikut :

mutu.serta tidak ada pelaku usaha dan

1. Bagaimana bentuk perlindungan

produsen yang mampu menetapkan

hukum

atas

harga berlebihan atau menawarkan

peredaran produk makanan Mie Instan

produk dengan kualitas yang rendah,

yang kadaluarsa?

selama masih ada produsen lain dan

terhadap

konsumen

7

konsumen akan pindah kepada produk

semua

lain tersebut.

diberikan kepada konsumen. Maka

Perlindungan

konsumen

harus

bidang

pengaturan

perlindungan

perlindungan

yang

konsumen

mendapat perhatian yang lebih, karena

dilakukan dengan :

investasi asing telah menjadi bagian

1. Menciptakan sistem perlindungan

pembangunan ekonomi Indonesia, di

konsumen yang mengandung unsur

mana ekonomi Indonesia juga berkaitan

keterbukaan akses informasi, serta

dengan ekonomi dunia. Persaingan

menjamin kepastian hukum.

internasional dapat membawa implikasi

2. Melindungi kepentingan konsumen

negative bagi konsumen. Perlindungan

pada khususnya dan kepentingan

konsumen tidak saja terhadap barang-

seluruh pelaku usaha.

barang berkualitas rendah, akan tetapi
juga

terhadap

barang-barang

yang
5

3. Meningkatkan kualitas barang dan
jasa.

membahayakan kehidupan masyarakat .

4. Memberikan perlindungan kepada

Keinginan yang hendak dicapai

konsumen dari praktik usaha yang

dalam perlindungan konsumen adalah
menciptakan rasa aman bagi konsumen

menipu dan menyesatkan.
5. Memadukan

penyelenggaraan,

dalam memenuhi kebutuhan hidup.

pengembangan

Terbukti bahwa semua perlindungan

perlindungan

konsumen

bidang-bidang perlindungan pada

dalam

perlindungan

Undang-Undang

konsumen

memiliki

sanksi pidana. Singkatnya bahwa segala
upaya

yang

dimaksudkan

dalam

perlindungan konsumen tersebut tidak

dan

pengaturan

konsumen

dengan

bidang-bidang lainnya.
Tujuan hukum adalah untuk
mewujudkan keadilan, kemanfaatan dan
kepastian hukum6.

saja terhadap tindakan preventif, akan
tetapi juga tindakan represif dalam

Keadaan
menunjukan

yang

demikian

adanya

berbagai

5

. Zulham, Hukum Perlindungan
Konsumen, Kencana Prenada Media Group,
jakarta, 2013, hlm. 21

6

. Ahmad Ali, menguak tabir hukum, :
Gunung Agung, Jakarta 2002 , hlm. 85

8

kelemahan dalam konsumen sehingga

lembaga

hak

peredaran

konsumen tidak

berada

pada

ini

mengurusi

obat

masalah

dan

makanan

kedudukan yang tidak aman, maka dari

kekonsumen.

itu secara mendasar konsumen juga

A. Fungsi badan pengawas obat dan

membutuhkan

makanan di kota Palu yaitu:

yang

perlindungan

universal

dan

hukum

mengingat

1. Pengawasan obat dan makanan yang

lemahnya kedudukan konsumen pada

beredar dimasyarakat melalui :

umumnya

a. Pengambilan sampel dan pengujian.

dibandingkan

dengan

kedudukan pelaku usaha yang relatif

b. Peningkatan cakupan pengawasan

kuat

maka

sarana produksi dan distribusi Obat dan

bentuk

Makanan di Provinsi Sulawesi Tengah,

dalam

banyak

pembahasan

hal,

mengenai

perlindungan konsumen akan terasa

termasuk

selalu aktual dan selalu penting untuk

berbahaya.

7

dikaji .
B.

pasar

aman

dari

bahan

c. Investigasi awal dan penyidikan
Tugas

dan

Fungsi

BPOM

Dalam Mengawasi Peredaran Produk
Makanan

Mie

Instan

Yang

Kadaluarsa.
Badan

Pengawas

Obat

dan

Makanan (BPOM) merupakan Lembaga
Pemerintah Non Departemen (LPND)
bentukan

pemerintah

berdasarkan

Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor

103

Tahun

2001

dan

bertanggung jawab langsung kepada
Presiden
7

dalam

tugasnya,

dimana

. Abdul Hakim Barakatulah, Hukum
Perlindungan Konsumen, , Nusa Media,
Bandung, 2008hlm. 19

kasus pelanggaran di bidang Obat dan
Makanan.
2. Pemberdayaan masyarakat melalui
Komunikasi Informasi dan Edukasi
serta penguatan kerjasama kemitraan
dengan pemangku kepentingan dalam
rangka

meningkatkan

pengawasan

Obat

dan

efektifitas
Makanan

melalui:
a.

Pemberian

informasi

dan

Penyuluhan/Komunikasi, Informasi dan
Edukasi kepada masyarakat dan pelaku
usaha di bidang Obat dan Makanan.
b. Peningkatan pengawasan terhadap
Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS),
9

advokasi

serta

kerjasama

Diataur

dengan

pula

dalam

keputusan

masyarkat dan berbagai pihak/lembaga

presiden Nomor 103 tahun 2001 pasal

lainnya8.

69 tentang wewenang Badan pengawas

Adapun fungsi Badan Pengawasan
Obat dan Makanan (BPOM)

dalam

obat dan makanan yaitu:
1. Penyusunan rencana nasional secara

pasal 67 disebutkan bahwa fungsi

makro di bidangnya.

Badan POM meliputi sebagai berikut:

2. Perumusan kebijakan di bidangnya

1.

untuk mendukung pembangunan secara

Pengkajian

kebijakan

dan

penyusunan

nasional

di

bidang

makro.

pengawasan obat dan makanan.

3.

2. Pelaksanaan kebijakan tertentu di

bidangnya.

bidang pengawasan obat dan makanan.

4. Penetapan persyaratan penggunaan

3.

bahan tambahan (zat aditif) tertentu

Koordinasi

kegiatan

fungsional

Penetapan

sistem

informasi

di

dalam pelaksanaan tugas Badan POM.

untuk makanan dan penetapan pedoman

4. Pemantauan, pemberian bimbingan

pengawasan

dan

makanan.

pembinaan

instansi

terhadap

pemerintah

kegiatan

di

bidang

peredaran

obat

dan

5. Pemberian izin dan pengawasan

pengawasn obat dan makanan.

peredaran

5. Penyelenggaraan pembinaan dan

industri farmasi.

pelayanan administrasi umum dibidang

6. Penetapan pedoman penggunaan

perencanaan

umum,

konservasi,

organisasi

dan

ketatausahaan,

obat

serta

pengawasan

pengembangan

dan

pengawasan tanaman obat.

tata

laksana,

keuangan,

kearsipan,

Khususnya untuk standar keamanan,

persandian, perlengkapan dan rumah

mutu dan gizi pangan, berdasarkan

tangga.

peraturan pemerintah Nomor 28 tahun

kepegawaian,

2004 tentang keamanan, mutu dan gizi
8

.file:///C:/Users/ACER/Downloads/D
ocuments/palu.pdf diakses pada tgl 23November-2017

pangan pasal 41 ayat (4), yaitu menteri
bertanggung jawab di bidang pertanian,
perikanan,

atau

kepala

badan
10

berkoordinasi dengan kepala badan

suatu kewenangan dan tanggung jawab

yang bertanggung jawab di bidang

pemerintah

standardisasi

nasional

untuk

memberikan kepastian hukum kepada

mengupayakan

saling

pengakuan

masyarakat sebagai konsumen. Dari

dalam

melindungi

dan

pelaksanaan penilaian kesesuaian dalam

kewenangan

pemerintah

dalam

memenuhi

memberikan

perlindungan

kepada

persyaratan.

Sedangkan

dalam hal pengawasan oleh badan

konsumen tersebut maka dibentuklah

pengawas obat dan makanan dalam

lembaga-lembaga

pasal 42 peraturan pemerintah tentang

masyarakat sebagai pengguna produk

keamanan, mutu dan gizi pangan juga

makanan dan minuman, salah satu

mengatur

lembaga

yaitu,

dalam

rangka

yang

yang

menaungi

menaungi

konumen

pengawasan keamanan, mutu dan gizi

dalam daerah kota palu sendiri yaitu

pangan, setiap pangan olahan baik yang

lembaga BPOM, lembaga ini sangat

diproduksi didalam negeri atau yang

berperan penting dalam melaksanakan

dimasukan kedalam wilayah indonesia

tugasnya

untuk diperdagangkan dalam kemasan

masyarakat yang sehat dan terhindar

eceran

wajib

dari bahaya produk-produk pangan

memiliki surat persetujuan pendaftaran

yang kadaluarsa. Adapun dari hasil

yang ditetapkan oleh kepala badan,

wawancara dengan bapak M. jabbar R

apabila

melakukan

salah satu pegawai yang bekerja di

pelanggarn yakni tidak sesuai dengan

BPOM adapun bentuk perlindungan

syarat

BPOM terhadap masyarakat kota Palu

sebelum

suatu

standar

diedarkan

produk

mutu

pangan

atau

untuk

mewujudkan

terbukti mengandung bahan tambahan

di antaranya:9

berbahaya, badan pengawas obat dan

1. Adanya sosialisasi yang dilakukan

makanan

kewenangan

oleh pihak BPOM kepada masyarakat

untuk menarik secara langsung produk

sebagai konsumen dan juga pelaku

mempunyai

tersebut dari peredaran.
Penerapan
perlindungn

undang-undang
konsumen

merupakan

9

. M. jabbar, wawancara, subag
informasi BPOM kota palu pada hari selasa
tanggal 14 November 2017

11

usaha

tentang

makanan

yang

pentingya

dampak

daerah dan pengawasan berkelanjutan

kadaluarsa

apabila

dari

masyarakat,

beredar di masyarakat
2.

Pembagian

browser

BPOM

di

jalanan

akan

sehingga

membantu
implementasi

perlindungan terhadap konsumen dan

kepada masyarakat agar mengingatkan

pelaku

kembali dampak beredarnya makanan

sesuai apa yang diinginkan masyarakat.
Badan

kadaluarsa di masyarakat.
3.

Pemberian

bimbingan

usaha

kepada

benar-benar

pengawasan

tercapai

obat

dan

makanan (BPOM) harus senantiasa

masyarakat sebagai pelaku usaha dan

mengembangkan

konsumen serta pembinaan terhadap

pengawasan terhadap makanan dan

kegiatan instansi pemerintah dibidang

yang

pengawasan makanan dan minuman

Pencegahan sejak dini harus dilakukan

yang kadaluarsa.

agar

4. Pemeriksaan secara langsung produk

program BPOM juga harus berintegrasi

makanan dan minuman disarana-sarana

agar hasilnya juga maksimal. Sebagai

pusat perbelanjaan dari tim BPOM.

lembaga

B. Peran BPOM terhadap makanan

melakukan

yang beredar di masyarakat

makanan BPOM diharapkan memiliki

Pada umumnya makanan yang tanpa

beredar

tidak

pemantauan

luas di

ada

kebijakan

masyarakat.

korban,

yang

program-

berwenang

pengawasan

strategis

dan

dan

dalam

obat

dan

tindakan

izin berasal dari negara lain yang bebas

kongkrit yang langsung menyentuh ke

masuk melalui daerah perbatasan dan

masyarakat khususnya di kota palu.

pelabuhan

Permasalahan makanan kadaluwarsa

tikus.

Sedangkan

untuk

makanan yang kadaluarsa atau tak

bukan

terdaftar

dalam

menengah ke atas, namun hampir

produksi usaha kecil menengah yang

menyentuh seluruh lapisan masyarakat,

menjadi tumpuan perekonomian rakyat.

dan

Mungkin prinsip kehati-hatian dalam

menengah ke bawah lah yang sering

banyak

ditemukan

hanya

tak

menjadi

jarang,

isu

masyarakat

kelas

yang

setiap kita berbelanja, dalam hal ini
perlunya pembinaan oleh pemerintah
12

menjadi korban. 10 Karena kurangnya

berkemasan

pengetahuan

zaman.

dilibatkannya lembaga kepolisian dan

BPOM ini merupakan badan yang

dinas perindustrian dan perdagangan

bersifat independent yang artinya tidak

(Disperindag)

memihak

produsen

kabupaten/kota provinsi guna untuk

sebagai pihak pemberi barang dan jasa,

melakukan penyitaan dan pencabutan

pihak

izin usaha apabila ketentuan keamanan

perkembangan

kepada

pihak

pemerintah dan

juga

pihak

masyarakat sebagai konsumen yang
menggunakan barang dan jasa, karena

maupun pelaku usaha sebagai pengadil

berkemasan

bagi

Nomor

khususnya

tersebar

di

Maraknya peredaraan makanan yang
kadaluarsa,

bermasalah

yang

misalnya

mengenai pangan dilanggar.

dia berada di tengah-tengah masyarakat

yang

rusak,

36

berformalin
rusak,

dan

Undang-Undang

Tahun

2009

tentang

produk makanan ketika ada yang tak

Kesehatan dalam Pasal 111 ayat (1)

layak di konsumsi.

menyatakan

Pentingnya

optimalisasi

peran

bahwa

makanan

dan

minuman yang digunakan masyarakat

bersama antara pengawas obat dan

harus

makanan (BPOM) dengan berbagai

dan/atau persyaratan kesehatan. Terkait

lembaga

melakukan

hal tersebut di atas, Undang-Undang

pengawasan terhadap produk makanan

tersebut menjelaskan bahwa makanan

kadaluarsa, produk berformalin dan

dan minuman yang tidak memenuhi

berkemasan rusak terutama pada saat

ketentuan

menjelang

kesehatan,

terkait

untuk

Ramadhan dan

lebaran.

didasarkan

pada

standar,
dan/atau

standard

persyaratan
membahayakan

Lembaga terkait ini mempunyai peran

kesehatan dilarang untuk diedarkan,

yang strategis dalam penanggulangan

ditarik dari peredaran, dicabut izin edar

makanan

yang

dan disita untuk dimusnahkan sesuai

dan

dengan ketentuan peraturan perundang-

kadaluarsa,

dan

obat-obatan
berformalin

undangan yang berlaku.
10

.http://bloggeryusrizalhasbi.blogspot.
co.id/2013/01/keamanan-pangan-dan-peranbpom.html diakses pada tgl 23-November-2017

13

yang beredar dipusat pebelanjaan atau

III. Penutup

sarana di mana konsumen mencari

A. Kesimpulan
yang

produk makanan yang diinginkannya.

telah diuraikan di atas maka dapat

Sebagai bukti terdapat kasus penarikan

ditarik kesimpulan yaitu :

produk mie instan kadaluarsa yang di

Berdasarkan

pembahasan

terhadap

temukan di salah satu swalayan dari

konsumen mengatur tentang setiap

sekian banyak toko dan swalayan di

konsumen

kota palu, hal tersebut mendapatkan

1.

Perlindungan

hukum

mempunyai

hak

atas

keamanan dalam mengkonsumsi barang

peringatan dari pihak BPOM.

dan/atau jasa dan hak atas informasi

B. Saran

yang benar, jelas dan jujur mengenai

1.

kondisi dan jaminan barang dan /atau

mengingat kewajibannya selaku pelaku

jasa.

penyedia

usaha dan hak-hak pembeli selaku

barang dan jasa kurang memperhatikan

konsumen supaya selalu setiap saat

kewajibannya dan hak-hak konsumen,

melindungi hak-hak konsumen dari

begitu juga masyarakat tidak terlalu

berbagai

mempedulikan

ditimbulkan oleh produk makanan dan

Pengusaha

sebagai

haknya

sebagai

Kepada

pelaku

dampak

usaha,

yang

minuman

Undang

kadaluarsa yang diperjual belikannya.

dinyatakan

secara

Konsumen

rinci

hak-hak

yang

mungkin

konsumen. Padahal dalam UndangPerlindungan

kemasan

harus

telah

2. Tertuju kepada BPOM agar lebih

masyarakat selaku konsumen.

meningkatkan proses penanganan dan

2.

pertanggung

perlindungan hukum bagi masyarakat di

jawaban BPOM kota palu terhadap

kota palu, karena masih banyaknya

konsumen

Kewenangan

pelaku

dan

usaha

dan

pembinaan

kepada

warga atau masyarakat

merupakan

bentuk

belum mengerti tentang adanya produk

perlindunga hokum kepada masyarakat

awam yang

makanan yang kadaluarsa.

kota palu melalui proses sosialisasi,
pembinaan,

pemeriksaan

dan

pengawasan peredaran produk makanan
14

file:///C:/Users/ACER/Downloads/Doc

DAFTAR PUSTAKA

uments/palu.pdf diakses pada tgl

A. BUKU
Abdul Hakim Barakatulah,

Hukum

Perlindungan Konsumen, Nusa

23-November-2017
http://bloggeryusrizalhasbi.blogspot.co.id/201

Media, Bandung, 2008
Ahmad Ali, menguak tabir hukum,

3/01/keamanan-pangan-danperan-bpom.html diakses pada

Gunung Agung, Jakarta 2002

tgl 23-November-2017
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani,
Hukum Tentang Perlindungan

Gramedia,

Konsumen,

Jakarta,2003
Sri Redjeki Hartono, makalah “ AspekAspek

Hukum

Perlindungan

Konsumen” Dalam Buku Hukum
Perlindungan

Konsumen

tahun

2002

Zulham,

Hukum

Konsumen,

Perlindungan

Kencana Prenada

Media Group, Jakarta, 2013
B. SUMBER LAIN
Undang-Undang Nomor 8 tahun 1997
Tentang Perlindungan Konsumen
M. jabbar, wawancara, subag informasi
BPOM kota palu pada hari selasa
tanggal 14 November 2017

15

BIODATA PENULIS

NAMA

: MUH.HERUM

TEMPAT/TANGGAL LAHIR

: SINJAI, 11 NOVEMBER 1995

ALAMAT

: DESA WANI 1 KECAMATAN
TANANTOVEA

NOMOR TELEPON/HP

:082258217495

16