Perda 2 Thn 2016 ttg Perpanjangan IMTA
BUPATI BARITO KUALA
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA
NOMOR 2 TAHUN 2016
TENTANG
PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BARITO KUALA,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota,Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja
Asing merupakan urusan Pemerintah Kabupaten/Kota;
b.
bahwa dalam rangka memberikan pelayanan terhadap
Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing, perlu
diatur dengan Peraturan Daerah;
c.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang
Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing;
Mengingat
: 1. UndangUndang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan
UndangUndang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) sebagai UndangUndang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820);
2. UndangUndang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan epotisme
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
3. UndangUndang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279);
4. UndangUndang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);
5. UndangUndang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundangundangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
6. UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Undang
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1994 tentang Pengawasan
Orang Asing dan Tindakan Keimigrasian (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 52, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3562);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4741);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2012 tentang Retribusi
Pengendalian Lalu
Lintas dan Retribusi Perpanjangan Izin
Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 216, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5358);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2010 Tentang
Pedoman Pemantauan Tenaga Kerja Asing di Daerah;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 32);
14. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor 16 tahun 2015 tentang Tata Cara Penggunaan
Tenaga Kerja Asing;
15. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 27 Tahun 2000
tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Daerah
Kabupaten Barito Kuala Tahun 2000 Nomor 27);
16. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 2 Tahun 2008
tentang Kewenangan Daerah Kabupaten Barito Kuala (Lembaran
Daerah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 Nomor 2);
17. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 16 Tahun 2010
tentang Pembentukan, Susunan Organisasi Tata Kerja Dinasdinas
Kabupaten Barito Kuala (Lembaran Daerah Kabupaten Barito Kuala
Tahun 2010 Nomor 16);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN BARITO KUALA
dan
BUPATI BARITO KUALA
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
: PERATURAN
DAERAH
TENTANG PERPANJANGAN
MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING.
IZIN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Kabupaten adalah Kabupaten Barito Kuala.
2. Pemerintah Kabupaten adalah Bupati Barito Kuala dan perangkat daerah sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
3. Bupati Barito Kuala adalah Bupati Kabupaten Barito Kuala.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah
DPRD Kabupaten Barito Kuala.
5. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang Perizinan
Ketenagakerjaan sesuai ketentuan peraturan perundangundangan yang
berlaku.
6. Dinas adalah Organisasi Perangkat Daerah yang mempunyai tugas pokok dan
fungsi dibidang Ketenagkerjaan.
7. Perizinan Tertentu adalah pelayanan perizinan tertentu oleh Pemerintah
Daerah kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pengaturan
dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya
alam, barang, prasarana,
sarana atau fasilitas tertentu guna elindungi
kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.
8. Tenaga Kerja Asing yang selanjutnya disingkat TKA adalah Warga Negara
Asing pemegang visa dengan maksud bekerja di wilayah Kabupaten Barito
Kuala.
9. Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing yang selanjutnya disingkat RPTKA
adalah rencana penggunaan TKA pada jabatan tertentu yang dibuat oleh pemberi
kerja TKA untuk jangka waktu tertentu yang disahkan oleh Menteri atau pejabat
yang ditunjuk.
10. Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing yang selanjutnya disingkat IMTA adalah
izin tertulis yang diberikan oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk kepada pemberi
kerja TKA.
11. Perpanjangan IMTA adalah izin yang diberikan oleh Bupati Barito Kuala atau
pejabat yang ditunjuk kepada pemberi kerja tenaga kerja asing sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
12. Pemberi Kerja Tenaga Kerja Asing adalah badan hukum atau badanbadan
lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja asing dengan membayar upah
atau imbalan dalam bentuk lain.
13. Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PPNS adalah Pejabat
Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Kabupaten Barito Kuala
yang diberi wewenang khusus oleh UndangUndang
untuk
melakukan
penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala
yang memuat ketentuan pidana.
BAB II
PERPANJANGAN IMTA
Pasal 2
(1) Setiap Pemberi Kerja Tenaga Kerja Asing yang berada di daerah, yang IMTA
nya akan berakhir dan masih akan menggunakan TKA di perusahaannya, maka
wajib memperpanjang IMTA kepada Bupati Barito Kuala atau pejabat yang
ditunjuk.
(2) Permohonan perpanjangan IMTA sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diajukan
paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sebelum jangka waktu berlakunya IMTA
berakhir.
(3) Permohonan perpanjangan IMTA sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diajukan
dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut :
a. copy IMTA yang masih berlaku;
b.bukti pembayaran dana kompensasi penggunaan TKA melalui bank yang ditunjuk
oleh menteri;
c. copy polis asuransi;
d. pelatihan kepada TKI pendamping;
e. copy Keputusan RPTKA yang masih berlaku; dan
f. foto berwarna ukuran 4x6 cm sebanyak 2 (dua) lembar.
(4) Pelatihan kepada TKI pendamping sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf d,
dibuktikan dalam bentuk visum dan laporan realisasi pelaksanaan program
pendidikan dan pelatihan alih teknologi kepada Tenaga Kerja Indonesia.
Pasal 3
(1) IMTA dapat diperpanjang sesuai jangka waktu berlakunya RPTKA dengan ketentuan
setiap kali perpanjangan paling lama 1 (satu) tahun.
(2) IMTA perpanjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai dasar
untuk memperpanjang Kartu Identitas Tenaga Kerja Asing (KITAS).
Pasal 4
(1) Setiap Pemberi Kerja Tenaga Kerja Asing yang telah memperoleh perpanjangan
IMTA wajib melanjutkan pelatihan kepada tenaga kerja Indonesia yang ditunjuk
sebagai pendamping Tenaga Kerja Asing yang bersangkutan sesuai dengan RPTKA
nya.
(2) Dalam hal Pemberi Kerja Tenaga Kerja Asing tidak memiliki calon Tenaga
Kerja Indonesia yang memenuhi persyaratan, dinas dapat melakukan fasilitasi
penempatan tenaga kerja Indonesia yang memenuhi persyaratan sesuai dengan
jabatan yang tercantum dalam RPTKA.
BAB III
PELAPORAN
Pasal 5
Setiap Pemberi Kerja Tenaga Kerja Asing yang ada di wilayah Kabupaten telah
memiliki IMTA, wajib melaporkan penggunaan TKA dan pendamping TKA di
perusahaan secara periodik 6 (enam) bulan sekali kepada Dinas.
Pasal 6
(1) Untuk memperoleh perpanjangan IMTA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,
Pemberi Kerja Tenaga Kerja Asing wajib membayar retribusi.
(2) Besarnya tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), akan ditetapkan
dalam Peraturan Daerah tersendiri.
BAB IV
PENGAWASAN
Pasal 7
Pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah ini dilakukan oleh pegawai
pengawas ketenagakerjaan pada Dinas.
BAB V
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 8
(1) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 5 Peraturan Daerah
ini, dikenakan sanksi administrasi berupa :
a. peringatan tertulis;
b. penangguhan perpanjangan IMTA;
(2) Tata cara pemberian sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
BAB VI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 9
(1)
Setiap Pemberi Kerja Tenaga
Kerja Asing yang tidak memperpanjang IMTA
setelah lewat batas waktu perpanjangan IMTA sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2 ayat (2), diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan dan/atau denda
paling banyak Rp. 50.000.000, (lima puluh juta rupiah).
(2) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan penerimaan
pendapatan daerah.
(2)
Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah pelanggaran.
BAB VII
PENYIDIKAN
Pasal 10
(1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi
wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana
dibidang ketenagakerjaan.
(2)
Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pejabat Pegawai Negeri
Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yang diangkat oleh pejabat yang
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
(3)
Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah :
a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan
berkenaan dengan tindak pidana pelanggaran terhadap Peraturan Daerah
dan agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas.
b. meneliti, mencari, mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau
badan tentang perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana
pelanggaran terhadap Peraturan Daerah tersebut;
c. meminta keterangan dan barang bukti dari orang pribadi atau badan
sehubungan dengan tindak pidana pelanggaran terhadap Peraturan Daerah;
d. memeriksa bukubuku, catatancatatan dan dokumen dokumen serta
melakukan penyitaan terhadap barang bukti tersebut;
e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan barang bukti pembukuan,
pencatatan dan dokumendokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap
barang bukti tersebut;
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan
tindak pidana pelanggaran terhadap Peraturan Daerah;
g. menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat
pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang
atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e;
h. memotret seseorang atau yang berkaitan dengan tindak pidana pelanggaran
terhadap Peraturan Daerah;
k. melakukan tindakanlain yang dipandang perlu untuk kelancaran penyidikan
tindak dibidang pelanggaran Peraturan Daerah menurut hokum yang dapat
dipertanggungjawabkan.
(4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memberitahukan dimulainya
penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum
melalui Penyidik pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam UndangUndang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana.
BAB VIII
KETENTUAN LAINLAIN
Pasal 11
(1) Bupati Barito Kuala dapat mendelegasikan sebagian atau seluruh kewenangannya
di bidang Perpanjangan IMTA kepada pejabat yang ditunjuk melalui Peraturan
Bupati Barito Kuala dengan berpedoman kepada peraturan perundang
undangan.
(2) Petunjuk pelaksanaan Peraturan Daerah ini diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Bupati Barito Kuala.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 12
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Barito Kuala.
Ditetapkan di Marabahan
pada tanggal 6 Januri 2016
BUPATI BARITO KUALA,
H. HASANUDDIN MURAD
Diundangkan di
pada tanggal 6
Marabahan
Januari 2016
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA
SUPRIYONO
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2016 NOMOR 20
NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN
SELATAN ( 2 /2016)
PENJELASAN ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA
NOMOR 2 TAHUN 2016
TENTANG
PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING
I.
UMUM
bahwa dalam rangka memberikan pelayanan administrasi tenaga kerja
asing yang ada diwilayah Kabupaten Barito Kuala dan sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota, Pemerintah Daerah diberikan kewenangan untuk melakukan
Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing merupakan urusan
Pemerintah Kabupaten/Kota
Untuk itu maka Pemerintah Kabupaten Brito Kuala perlu mengatur tentang
Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing, yang diatur dengan
Peraturan Daerah.
II.
PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 20
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA
NOMOR 2 TAHUN 2016
TENTANG
PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BARITO KUALA,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota,Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja
Asing merupakan urusan Pemerintah Kabupaten/Kota;
b.
bahwa dalam rangka memberikan pelayanan terhadap
Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing, perlu
diatur dengan Peraturan Daerah;
c.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang
Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing;
Mengingat
: 1. UndangUndang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan
UndangUndang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) sebagai UndangUndang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820);
2. UndangUndang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan epotisme
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
3. UndangUndang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279);
4. UndangUndang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);
5. UndangUndang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundangundangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
6. UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Undang
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1994 tentang Pengawasan
Orang Asing dan Tindakan Keimigrasian (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 52, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3562);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4741);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2012 tentang Retribusi
Pengendalian Lalu
Lintas dan Retribusi Perpanjangan Izin
Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 216, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5358);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2010 Tentang
Pedoman Pemantauan Tenaga Kerja Asing di Daerah;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 32);
14. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor 16 tahun 2015 tentang Tata Cara Penggunaan
Tenaga Kerja Asing;
15. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 27 Tahun 2000
tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Daerah
Kabupaten Barito Kuala Tahun 2000 Nomor 27);
16. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 2 Tahun 2008
tentang Kewenangan Daerah Kabupaten Barito Kuala (Lembaran
Daerah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 Nomor 2);
17. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 16 Tahun 2010
tentang Pembentukan, Susunan Organisasi Tata Kerja Dinasdinas
Kabupaten Barito Kuala (Lembaran Daerah Kabupaten Barito Kuala
Tahun 2010 Nomor 16);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN BARITO KUALA
dan
BUPATI BARITO KUALA
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
: PERATURAN
DAERAH
TENTANG PERPANJANGAN
MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING.
IZIN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Kabupaten adalah Kabupaten Barito Kuala.
2. Pemerintah Kabupaten adalah Bupati Barito Kuala dan perangkat daerah sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
3. Bupati Barito Kuala adalah Bupati Kabupaten Barito Kuala.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah
DPRD Kabupaten Barito Kuala.
5. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang Perizinan
Ketenagakerjaan sesuai ketentuan peraturan perundangundangan yang
berlaku.
6. Dinas adalah Organisasi Perangkat Daerah yang mempunyai tugas pokok dan
fungsi dibidang Ketenagkerjaan.
7. Perizinan Tertentu adalah pelayanan perizinan tertentu oleh Pemerintah
Daerah kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pengaturan
dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya
alam, barang, prasarana,
sarana atau fasilitas tertentu guna elindungi
kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.
8. Tenaga Kerja Asing yang selanjutnya disingkat TKA adalah Warga Negara
Asing pemegang visa dengan maksud bekerja di wilayah Kabupaten Barito
Kuala.
9. Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing yang selanjutnya disingkat RPTKA
adalah rencana penggunaan TKA pada jabatan tertentu yang dibuat oleh pemberi
kerja TKA untuk jangka waktu tertentu yang disahkan oleh Menteri atau pejabat
yang ditunjuk.
10. Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing yang selanjutnya disingkat IMTA adalah
izin tertulis yang diberikan oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk kepada pemberi
kerja TKA.
11. Perpanjangan IMTA adalah izin yang diberikan oleh Bupati Barito Kuala atau
pejabat yang ditunjuk kepada pemberi kerja tenaga kerja asing sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
12. Pemberi Kerja Tenaga Kerja Asing adalah badan hukum atau badanbadan
lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja asing dengan membayar upah
atau imbalan dalam bentuk lain.
13. Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PPNS adalah Pejabat
Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Kabupaten Barito Kuala
yang diberi wewenang khusus oleh UndangUndang
untuk
melakukan
penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala
yang memuat ketentuan pidana.
BAB II
PERPANJANGAN IMTA
Pasal 2
(1) Setiap Pemberi Kerja Tenaga Kerja Asing yang berada di daerah, yang IMTA
nya akan berakhir dan masih akan menggunakan TKA di perusahaannya, maka
wajib memperpanjang IMTA kepada Bupati Barito Kuala atau pejabat yang
ditunjuk.
(2) Permohonan perpanjangan IMTA sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diajukan
paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sebelum jangka waktu berlakunya IMTA
berakhir.
(3) Permohonan perpanjangan IMTA sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diajukan
dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut :
a. copy IMTA yang masih berlaku;
b.bukti pembayaran dana kompensasi penggunaan TKA melalui bank yang ditunjuk
oleh menteri;
c. copy polis asuransi;
d. pelatihan kepada TKI pendamping;
e. copy Keputusan RPTKA yang masih berlaku; dan
f. foto berwarna ukuran 4x6 cm sebanyak 2 (dua) lembar.
(4) Pelatihan kepada TKI pendamping sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf d,
dibuktikan dalam bentuk visum dan laporan realisasi pelaksanaan program
pendidikan dan pelatihan alih teknologi kepada Tenaga Kerja Indonesia.
Pasal 3
(1) IMTA dapat diperpanjang sesuai jangka waktu berlakunya RPTKA dengan ketentuan
setiap kali perpanjangan paling lama 1 (satu) tahun.
(2) IMTA perpanjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai dasar
untuk memperpanjang Kartu Identitas Tenaga Kerja Asing (KITAS).
Pasal 4
(1) Setiap Pemberi Kerja Tenaga Kerja Asing yang telah memperoleh perpanjangan
IMTA wajib melanjutkan pelatihan kepada tenaga kerja Indonesia yang ditunjuk
sebagai pendamping Tenaga Kerja Asing yang bersangkutan sesuai dengan RPTKA
nya.
(2) Dalam hal Pemberi Kerja Tenaga Kerja Asing tidak memiliki calon Tenaga
Kerja Indonesia yang memenuhi persyaratan, dinas dapat melakukan fasilitasi
penempatan tenaga kerja Indonesia yang memenuhi persyaratan sesuai dengan
jabatan yang tercantum dalam RPTKA.
BAB III
PELAPORAN
Pasal 5
Setiap Pemberi Kerja Tenaga Kerja Asing yang ada di wilayah Kabupaten telah
memiliki IMTA, wajib melaporkan penggunaan TKA dan pendamping TKA di
perusahaan secara periodik 6 (enam) bulan sekali kepada Dinas.
Pasal 6
(1) Untuk memperoleh perpanjangan IMTA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,
Pemberi Kerja Tenaga Kerja Asing wajib membayar retribusi.
(2) Besarnya tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), akan ditetapkan
dalam Peraturan Daerah tersendiri.
BAB IV
PENGAWASAN
Pasal 7
Pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah ini dilakukan oleh pegawai
pengawas ketenagakerjaan pada Dinas.
BAB V
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 8
(1) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 5 Peraturan Daerah
ini, dikenakan sanksi administrasi berupa :
a. peringatan tertulis;
b. penangguhan perpanjangan IMTA;
(2) Tata cara pemberian sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
BAB VI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 9
(1)
Setiap Pemberi Kerja Tenaga
Kerja Asing yang tidak memperpanjang IMTA
setelah lewat batas waktu perpanjangan IMTA sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2 ayat (2), diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan dan/atau denda
paling banyak Rp. 50.000.000, (lima puluh juta rupiah).
(2) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan penerimaan
pendapatan daerah.
(2)
Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah pelanggaran.
BAB VII
PENYIDIKAN
Pasal 10
(1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi
wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana
dibidang ketenagakerjaan.
(2)
Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pejabat Pegawai Negeri
Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yang diangkat oleh pejabat yang
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
(3)
Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah :
a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan
berkenaan dengan tindak pidana pelanggaran terhadap Peraturan Daerah
dan agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas.
b. meneliti, mencari, mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau
badan tentang perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana
pelanggaran terhadap Peraturan Daerah tersebut;
c. meminta keterangan dan barang bukti dari orang pribadi atau badan
sehubungan dengan tindak pidana pelanggaran terhadap Peraturan Daerah;
d. memeriksa bukubuku, catatancatatan dan dokumen dokumen serta
melakukan penyitaan terhadap barang bukti tersebut;
e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan barang bukti pembukuan,
pencatatan dan dokumendokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap
barang bukti tersebut;
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan
tindak pidana pelanggaran terhadap Peraturan Daerah;
g. menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat
pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang
atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e;
h. memotret seseorang atau yang berkaitan dengan tindak pidana pelanggaran
terhadap Peraturan Daerah;
k. melakukan tindakanlain yang dipandang perlu untuk kelancaran penyidikan
tindak dibidang pelanggaran Peraturan Daerah menurut hokum yang dapat
dipertanggungjawabkan.
(4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memberitahukan dimulainya
penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum
melalui Penyidik pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam UndangUndang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana.
BAB VIII
KETENTUAN LAINLAIN
Pasal 11
(1) Bupati Barito Kuala dapat mendelegasikan sebagian atau seluruh kewenangannya
di bidang Perpanjangan IMTA kepada pejabat yang ditunjuk melalui Peraturan
Bupati Barito Kuala dengan berpedoman kepada peraturan perundang
undangan.
(2) Petunjuk pelaksanaan Peraturan Daerah ini diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Bupati Barito Kuala.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 12
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Barito Kuala.
Ditetapkan di Marabahan
pada tanggal 6 Januri 2016
BUPATI BARITO KUALA,
H. HASANUDDIN MURAD
Diundangkan di
pada tanggal 6
Marabahan
Januari 2016
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA
SUPRIYONO
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2016 NOMOR 20
NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN
SELATAN ( 2 /2016)
PENJELASAN ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA
NOMOR 2 TAHUN 2016
TENTANG
PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING
I.
UMUM
bahwa dalam rangka memberikan pelayanan administrasi tenaga kerja
asing yang ada diwilayah Kabupaten Barito Kuala dan sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota, Pemerintah Daerah diberikan kewenangan untuk melakukan
Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing merupakan urusan
Pemerintah Kabupaten/Kota
Untuk itu maka Pemerintah Kabupaten Brito Kuala perlu mengatur tentang
Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing, yang diatur dengan
Peraturan Daerah.
II.
PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 20