Perda 3 Thn 2016 ttg KLB
BUPATI BARITO KUALA
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA
NOMOR 3 TAHUN 2016
TENTANG
KEJADIAN LUAR BIASA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BARITO KUALA
Menimbang
: a.
bahwa Kabupaten Barito Kuala merupakan wilayah
yang rentan terjadi endemis berbagai macam penyakit
yang dalam kondisi tertentu dapat mewabah yang
berakibat pada kematian, sehingga sangat diperlukan
upaya pencegahan sedini mungkin dan penanggulangan
secara tepat dan cepat.
b. bahwa dalam ragka penanggulangan terjadi wabah
penyakit sangat memerlukan penanganan yang serius
serta tersedianya dana serta perlu ditentukan kriteria
kedalam kategori terjadinya Kejadian Luar Biasa;
Mengingat :
c.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu membentuk
Peraturan Daerah tentang Kejadian Luar Biasa;
1.
Undangundang Nomor 27 Tahun 1959 tentang
penetapan Undangundang Darurat Nomor 3 tahun
1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di
Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara
republik Indonesia Nomor 1820);
2. Undangundang Nomor 4 Tahun1984 tentang Wabah
Penyakit Menular (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor
20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3273);
3. UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti
UndangUndang Nomor 2 Tahun 2014 tentang
Perubahan Atas UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589)
UndangUndang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Kedua Atas UndangUndang Nomor 23
Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015, Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
4. Undangundang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
5. Undangundang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundangundangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun,1991 tentang
Penanggulangan Wabah Penyakit Menular (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3447);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
8. Peraturan Pemerintah Namor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah
Daerah, Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
9. Peraturan
Menteri
949/MENKES/SK/VIII/2004
Kesehatan
tentang
Nomor
Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian
Luar Biasa;
10. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 10
Tahun 2008 Tentang Pembentukan Susunan Organisasi
dan Tata kerja Perangkat Daerah dan Dinas Kesehatan
Kabupaten Barito Kuala (Lembaran Daerah Kabupaten
Barito Kuala Tahun 2008 Nomor 10);
11. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 11
Tahun 2010 tentang Pokokpokok Pengelolaan
Keuangan Daerah Kabupaten Barito Kuala (Lembaran
Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 11 Tahun 2010);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH BARITO KUALA
dan
BUPATI BARITO KUALA
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
: PERATURAN DAERAH TENTANG KEJADIAN LUAR BIASA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Barito Kuala ;
2. Pemerintah Daerah adalah Penyelenggara urusan Pemerintah oleh
Pemerintah Daerah dan DPRD menurut Asas Otonomi dan Tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi seluasluasnya dalam sistem dan
prinsip NKRI sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Dasar
Negera Republik Indonesia Tahun 1945;
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintah Daerah;
4. Bupati adalah Bupati Barito Kuala;
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah lembaga Perwakilan Rakyat
Daerah sebagai unsur penyelenggaraan Kabupaten Barito Kuala;
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Daerah Barito
Kuala;
Kejadian Luar Biasa selanjutnya dapat disebut KLB adalah timbulnya
atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kejadian yang
bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah tertentu dalam
kurun waktu tertentu dan merupakan keadaan yang dapat menjurus
pada terjadinya wabah. Disamping penyakit menular, penyakit yang
juga dapat menimbulkan KLB adalah penyakit yang tidak menular dan
keracunan;
Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi
daripada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta
dapat menimbulkan malapetaka;
Penanggulangan KLB adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk
menangani penderita, mencegah perluasan KLB, mencegah timbulnya
penderita atau kematian baru pada suatu KLB yang sedang terjadi;
Penyelidikan KLB adalah kegiatan yang dilaksanakan pada suatu KLB
atau dugaan adanya suatu KLB untuk memastikan KLB, mengetahui
penyebab, gambaran epidemiologi sumbersumber penyebaran dan
faktorfaktor yang mempengaruhinya serta menetapkan caracara
penanggulan yang efektif dan efsien;
Keracunan makanan adalah terjadinya suatu peristiwa
kesakitan/kematian, dimana dua (2) orang atau lebih mengalami
gejalagejala yang sama atau hampir sama, biasanya penderita
penderita tersebut mempunyai hubungan melalui faktor orang, tempat
waktu (OTW);
Gizi buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein tingkat berat
akibat kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi atau menderita
sakit dalam waktu lama. Ditandai dengan status gizi yang yang kurus
menurut Berat Badan (BB) terhadap Tinggi Badan (TB) dan atau hasil
pemeriksaan klinis menunjukkan gejala Marasmus kwashiorkor atau
Marasmik Kwashiorkor;
Marasmus adalah keadaan kurang gizi pada anak balita yang
disebabkan karena asupan energi kurang dalam jangka waktu yang
lama;
Kwashiorkor adalah keadaan karang gizi pada anak balita yang
disebabkan karenan asupan protein kurang dalam jangka waktu yang
lama;
15. Marasmik kwashiorkor adalah keadaan kurang gizi pada anak balita
yang disebabkan karena asupan energi dan protein kurang dalam
jangka waktu yang sangat lama;
16. Sumber penyakit adalah manusia, hewan, tumbuhan dan bendabenda
yang mengandung dan atau tercemar bibit penyakit, serta dapat
menimbulkan KLB;
17. Daerah KLB biasa terjadi di tingkat Kelurahan, Kecamatan, dan
Kabupaten Barito Kuala;
18. Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan analisa secara sistematis dan
terusmenerus terhadap penyakit atau masalahmasalah kesehatan
dan kondisi yang mempengaruhinya terjadi peningkatan dan penularan
atau masalahmasalah kesehatan tersebut, agar dapat dilakukan
tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses
pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemologi
kepada penyelenggaraan program kesehatan;
19. Demam Berdarah dengue atau Dengue Haemorhagic Fever yang
selanjutnya disingkat DHF adalah suatu penyakit menular yang
disebabkan oleh Virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes Aegepti dan Aedes Albopictus;
20. Dengue Shock Syndrome yang selanjutnya disingkat DSS adalah
penderita DHF yang lebih berat ditambah dengan adanya tandatanda
renjatan :(1) denyut nadi lemah dan cepat; (2) tekanan nadi lemah
(
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA
NOMOR 3 TAHUN 2016
TENTANG
KEJADIAN LUAR BIASA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BARITO KUALA
Menimbang
: a.
bahwa Kabupaten Barito Kuala merupakan wilayah
yang rentan terjadi endemis berbagai macam penyakit
yang dalam kondisi tertentu dapat mewabah yang
berakibat pada kematian, sehingga sangat diperlukan
upaya pencegahan sedini mungkin dan penanggulangan
secara tepat dan cepat.
b. bahwa dalam ragka penanggulangan terjadi wabah
penyakit sangat memerlukan penanganan yang serius
serta tersedianya dana serta perlu ditentukan kriteria
kedalam kategori terjadinya Kejadian Luar Biasa;
Mengingat :
c.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu membentuk
Peraturan Daerah tentang Kejadian Luar Biasa;
1.
Undangundang Nomor 27 Tahun 1959 tentang
penetapan Undangundang Darurat Nomor 3 tahun
1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di
Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara
republik Indonesia Nomor 1820);
2. Undangundang Nomor 4 Tahun1984 tentang Wabah
Penyakit Menular (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor
20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3273);
3. UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti
UndangUndang Nomor 2 Tahun 2014 tentang
Perubahan Atas UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589)
UndangUndang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Kedua Atas UndangUndang Nomor 23
Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015, Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
4. Undangundang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
5. Undangundang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundangundangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun,1991 tentang
Penanggulangan Wabah Penyakit Menular (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3447);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
8. Peraturan Pemerintah Namor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah
Daerah, Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
9. Peraturan
Menteri
949/MENKES/SK/VIII/2004
Kesehatan
tentang
Nomor
Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian
Luar Biasa;
10. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 10
Tahun 2008 Tentang Pembentukan Susunan Organisasi
dan Tata kerja Perangkat Daerah dan Dinas Kesehatan
Kabupaten Barito Kuala (Lembaran Daerah Kabupaten
Barito Kuala Tahun 2008 Nomor 10);
11. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 11
Tahun 2010 tentang Pokokpokok Pengelolaan
Keuangan Daerah Kabupaten Barito Kuala (Lembaran
Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 11 Tahun 2010);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH BARITO KUALA
dan
BUPATI BARITO KUALA
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
: PERATURAN DAERAH TENTANG KEJADIAN LUAR BIASA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Barito Kuala ;
2. Pemerintah Daerah adalah Penyelenggara urusan Pemerintah oleh
Pemerintah Daerah dan DPRD menurut Asas Otonomi dan Tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi seluasluasnya dalam sistem dan
prinsip NKRI sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Dasar
Negera Republik Indonesia Tahun 1945;
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintah Daerah;
4. Bupati adalah Bupati Barito Kuala;
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah lembaga Perwakilan Rakyat
Daerah sebagai unsur penyelenggaraan Kabupaten Barito Kuala;
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Daerah Barito
Kuala;
Kejadian Luar Biasa selanjutnya dapat disebut KLB adalah timbulnya
atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kejadian yang
bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah tertentu dalam
kurun waktu tertentu dan merupakan keadaan yang dapat menjurus
pada terjadinya wabah. Disamping penyakit menular, penyakit yang
juga dapat menimbulkan KLB adalah penyakit yang tidak menular dan
keracunan;
Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi
daripada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta
dapat menimbulkan malapetaka;
Penanggulangan KLB adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk
menangani penderita, mencegah perluasan KLB, mencegah timbulnya
penderita atau kematian baru pada suatu KLB yang sedang terjadi;
Penyelidikan KLB adalah kegiatan yang dilaksanakan pada suatu KLB
atau dugaan adanya suatu KLB untuk memastikan KLB, mengetahui
penyebab, gambaran epidemiologi sumbersumber penyebaran dan
faktorfaktor yang mempengaruhinya serta menetapkan caracara
penanggulan yang efektif dan efsien;
Keracunan makanan adalah terjadinya suatu peristiwa
kesakitan/kematian, dimana dua (2) orang atau lebih mengalami
gejalagejala yang sama atau hampir sama, biasanya penderita
penderita tersebut mempunyai hubungan melalui faktor orang, tempat
waktu (OTW);
Gizi buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein tingkat berat
akibat kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi atau menderita
sakit dalam waktu lama. Ditandai dengan status gizi yang yang kurus
menurut Berat Badan (BB) terhadap Tinggi Badan (TB) dan atau hasil
pemeriksaan klinis menunjukkan gejala Marasmus kwashiorkor atau
Marasmik Kwashiorkor;
Marasmus adalah keadaan kurang gizi pada anak balita yang
disebabkan karena asupan energi kurang dalam jangka waktu yang
lama;
Kwashiorkor adalah keadaan karang gizi pada anak balita yang
disebabkan karenan asupan protein kurang dalam jangka waktu yang
lama;
15. Marasmik kwashiorkor adalah keadaan kurang gizi pada anak balita
yang disebabkan karena asupan energi dan protein kurang dalam
jangka waktu yang sangat lama;
16. Sumber penyakit adalah manusia, hewan, tumbuhan dan bendabenda
yang mengandung dan atau tercemar bibit penyakit, serta dapat
menimbulkan KLB;
17. Daerah KLB biasa terjadi di tingkat Kelurahan, Kecamatan, dan
Kabupaten Barito Kuala;
18. Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan analisa secara sistematis dan
terusmenerus terhadap penyakit atau masalahmasalah kesehatan
dan kondisi yang mempengaruhinya terjadi peningkatan dan penularan
atau masalahmasalah kesehatan tersebut, agar dapat dilakukan
tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses
pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemologi
kepada penyelenggaraan program kesehatan;
19. Demam Berdarah dengue atau Dengue Haemorhagic Fever yang
selanjutnya disingkat DHF adalah suatu penyakit menular yang
disebabkan oleh Virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes Aegepti dan Aedes Albopictus;
20. Dengue Shock Syndrome yang selanjutnya disingkat DSS adalah
penderita DHF yang lebih berat ditambah dengan adanya tandatanda
renjatan :(1) denyut nadi lemah dan cepat; (2) tekanan nadi lemah
(