DALAM RANGKA PENYUSUNAN RUU BI.
18/01/2009
DALAM RANGKA PENYUSUNAN
RUU BI
OLEH
PROF DR MADE SUBAWA,SH.,MS.
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR,10AGUSTUS 2015
1/18/2009
I.IDENTIFIKASI PERSIAPAN PERANCANGAN
UU BI
1. Hak inisiatif lembaga negara apa RUU BI
2. Penyusunan Naskah Akademik
3. Sosialisasi Naskah Akademik
4. Penyusunan RUU BI
5. Sosialisasi RUU BI
6. Pembahasan RUU BI
7. Pengesahan RUU =UU
8. Pengundangan UU BI
9. Kedudukan BI sbg Lembaga Negara
10.Kewengan BI sebagai Bank sentral
1/18/2009
18101/2009
11. PP
12.PERPRES
13.PERMEN
14. PERATURAN PELAKSANA TEKNIS
15.LANDASAN PENYUSUNAN NA
16.S0SIALISASI NA
17.KERANGKA RUU
1/18/2009
II.HAK INISIATIF
HAK INISIATIF PERANCANGAN UNDANGUNDANG:
1. Hak inisiatif DPR RI;
2. Hak inisiatif Presiden/Menteri; dan
3. Hak inisiatif DPD RI yang berkaitan dengan
Otonomi daerah.
Perancangan RUU 81 , hak inisiatif dari DPR RI.
1/18/2009
4
18/01/2009
MOMEN-MOMEN DALAM PERANCANGAN UU BI:
1. MOMENTUM IDEAL-POLITIK; meletakan landasan
filosofis yakni filsafat Pancasila;
.
2. MOMENTUM ASPIRATIF; legislator menyerap
aspirasi rakyat dalan penyusunan RUU BI;
3. MOMENTUM NORMATIF; momen sentral agar RUU
BI dapat menjamin kepastian, kemamfaatan dan
keadilan; dan
4. MOMENTUM TEKNIS, keterampilan dalam teknik
per-uu-an (LEGALDRAFTING).
1/18/2009
III.SISTIMATIKA PENYUSUNAN NASKAH
AKADEMIK RUU 81
1. Pendahuluan
2. Kajian teori1:is dan praktis empiris
3. Evaluasi dan analisis peraturan perundangundangan terkait
4. Landasan filosofis, sosiologis , dan yusidis
5. Jangkauan, arah pengaturan, dan ruang
lingkup materi muatan RUU
6. Penutup
1/18/2009
18/01/2009
IV.PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RUU 81
1.8A8 I PENDAHULUAN
Pendahuluan memuat latar belakang , identifikasi
masalah, tujuan dan kegunaan, serta metode
penelitian.
A. Latar belakang
Latar belakang memuat pemikiran dan alasanalasan
perlunya penyusunan naskah akademik sebagai
acuan pembentukan RUU 81, yakni memerlukan
suatu kajian yang mendalam dan komprehensif
mengenai teori atau pemikiran ilmiah yang berkaitan
dengan materi muatan RUU 81. Pemikiran ilmiah
tersebut mengarah kepada penyusunan argumentasi
filosofis, sosiologis serta yuridis guna mendukung
iセu
atau tidak perlunya penyusunan RUU 81.
8. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah memuat rumusan mengenai
masalah apa yang akan ditemukan dan diuraikan
dalam NA RUU 81 tersebut. Ada empat (4) pokok
masalah:
1. Permasalahan apa yang dihadapi dalam kehidupan
berbangsa, bernegara, dan masyarakat serta
bagaimana permasalahan tersebut dapat diatasi.
2. Mengapa perlu penyusunan RUU 81.
3. Apa pertimbangan atau landasan filosofis, sosiologis,
yuridis pembentukan RUU 81
4. Apa sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup
pengaturan,jangkauan, dan arah pengaturan.
1/18/2009
18/01/2009
C.Tujuan dan kegunaan kegiatan Penyusunan RUU
81
1. Merumuskan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan
berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat serta caracara
mengatasi masalah tersebut. •
2. Merumuskan permasalahan yang dihadapi sebagai alasan
pernbentukan RUU BI sebagai dasar hukum
penyelesaian/solusi permasalahan dalam kehidupan
berbangsa, bernegara, dan masyarakat.
3. Merumuskan pertimbangan atau landasan filosofis, sosiologis,
yuridis pembentukan RUUBI.
4. Merumuskan sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup
pengaturan, jangkauan, dan arah pengaturan dalam RUU BI.
Jadi penyusunan NA RUU BI adalah sebagai acuan,refrensi
penyusunan dan pembahasan RUU BI.
1/18/2009
D.Metode Penyusunan Naskah Akademik RUU 81
Penyusunan NA RUU BI pada dasarnya merupakan suatu
kegiatan penelitian hukum dan bidang ilmu terkait lainnya.
Metode penelitian hukum adalah terutama di dasarkan pada
penelitian hukum normatif dan dilengkapi dengan penelitian
hukum empiris.
1. Penelitian hukum normatif dalam rangka penyusunan RUU BI
dilakukan melalaui kajian : studi pustaka/doktrin, peraturan
peruuan, putusan pengadilan, perjanjian kontrak, hasil
penelitian, kajian, dokumen hukum serta refrensi lainnya, dan
dapat dilengkapi dengan (FGD), dan hal lain yang dipandang
relevan. (hasilnya bahan konsep norma hukum).
2. Penelitian hukum empiris , adalah melengkapi kajian
hukum normatif dengan observasi yang mendalam,
penyebaran kuesioner yang sifatnya sosiolegal
(hasilnya sbg informasi).
1/18/2009
10
18/01/2009
2.BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK
EMPIRIS
Bab ini memuat uraian mengenai materi yang bersifat teoritis,
asas, praktek, perkembangan .pemikiran, serta implikasi sosial,
politik, ekonomi, keuangan negara dari pengaturan dalam
bentuk UU BI.
Bab ini dapat diuraikan dalam beberapa sub Bab sbb:
A. Kajian teoritis.
B. Kajian terhadap asas/prinsip yang terkait dengan penyusunan
norma hukum dalam RUU BI.
C. Kajian terhadap praktik penyelenggaraan, kondisi yang ada,
serta permasalahan yang dihadapi masyarakat.
D. Kajian terhadap implikasi penerapan sistem baru yang akan
diatur dalam RUU BI terhadap aspek kehidupan masyarakat
dan dampaknya terhadap aspek beban keuangan negara.
1/18/2009
11
3.BAB III EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUUAN
TERKAIT
Bab ini memuat hasil kajian terhadap perat. Peruuan terkait
yang memuat kondisi hukum yang ada, keterkaitan UU Bi
dengan UU yang lainnya. Harmonisasi dan sinkrunisasi secara
vertikal dan horisontal, serta status dari perat peruuan yang
ada, termasuk perat peruuan yang dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku, serta perat peruuan yang diubah dan tetap
masih berlaku .
Kajian terhadap perat peruuan ini untuk mengetahui kondisi
norma hukum dari peruuan yang ada, dan analisis ini akan
mengetahui tingkat sinkronisasi, harmonisasi dari UU BI
tersebut, yakni menghindari jangan ada yang tumpang tindih.
Hasi dari evaluasi dan analisis dari perat peruuan BI dimaksud
akan digunakan sebagai landasan filosofis dan yuridis dari
perancangan RUU BI yang baru.
1/18/2009
12
18/01/2009
Sebagai contoh : Peruuan BI yang dikaji sinkronisasi dan
harmonisasi norma hukumnya :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
UU No 23/1999 ttg BI;
UU No. 3/2004 ttg BI (perubahan);
UU NO.6/2009 ttg BI (perubahan); dengan
UU No8/1999 ttg Perlindungan konsumen,
UU NO.24/1999 ttg lalu lintas devisa dan sistem nilai tUkar;
UU No.24/2002 ttg Surat Hutang Negara;
UU NO.19/2008 ttg Surat berharga Syariah Negara;
UU NO.3/2011 ttg Transper Dana; dan
9.
UU NO.7/20011 ttg Mata Uang.
Apakah hasil kajian yang ditemukan terdapat Norma hukum yang
kabur, norma hukum yang bertentangan, bahkan mungkin
kekosongan norma hukum karena perkembangan dan
kebutuhan dalam pelayanan publik. Hal penting lainnya
adalah mengenai konsep kewenangan (atribusi,delegasi dan
,mandat)pehatikan kedudukan psi 23 UUDNRI 1945 dg UUBI.
1/18/2009
13
4.BAB IV LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS
, DAN YURIDIS PENYUSUNAN NA RUU BI
A. Landasan Filosofis, merupakan pertimbangan atau
alasan yang menggambarkan bahwa RUU 81 yang
akan dibentuk mempertimbangkan pandangan hidup,
kesadaran, dan cita hukum yang meliputi suasana
kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia yang
bersumber dari Pancasila dan Pembukaan UUDNRI
th 1945.
B. Landasan Sosiologis, merupakan pertimbangan atau
alasan yang menggambarkan bahwa RUU 81
dibentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
dalam berbagai aspek. Landasan sosiologis adalah
fakta empiris mengenai kebutuhan masyarakat dan
1Aegara.
14
18/01/2009
c.Landasan Yuridis, mereupakan pertimbangan atau
alasan yang menggambarkan bahwa RUU BI dibentuk
untuk mengatasi permasalahan hukum atau mengisi
kekosongan hukum dengC!n mempertimbangkan
aturan yang telah ada,yang akan diubah, atau yang
akan dicabut guna menjamin kepastian hukum dan
rasa keadilan masyarakat
Landasan yuridis adalah persoalan hukum yang
berkaitan dengan substansi atau materi yang akan
diatur, sehingga perlu dibentuk RUU BI yang baru.
Mungkin peraturan yang ada sudah ketinggalan, tidak
harmonis atau tumpang tindih, tidak memadai atau
norma hukum yang dibutuhkan dalam pelayanan
publik sama sekali belum ada.
1/18/2009
15
5.BAB V JANGKAUAN
, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG L1NGKUP
MATERI MUATAN RUU BI.
Naskah Akademik RUU BI ini pada akhirnya berfungsi
mengarahkan ruang lingkup materi muatan
perancangan RUU BI yang akan dirancang.
Dalam Bab ini dirumuskan sasaran yang akan
diwujudkan, arah dan jangkauan pengaturan.
Materi didasarkan pada ulasan yang telah dikemukakan
dalam Bab sebelumnya. Selanjutnya mengenai ruang
lingkup materi pada dasarnya mencakup : A).
Ketentuan umum memuat rumusan akademik
mengenai pengertian, istilah dan frasa, B). Materi
yang akan diatur, C).Ketentuan sanksi; dan D).
ョ。オエ ・ セ
Peralihan.
16
18/01/2009
6.BAB VI PENUTUP
BAB Penutup terdiri atas subbab simpulan dan saran.
ASIPULAN
Simpulan memuat rangkuman po..kok pikiran yang berkaitan
dengan praktik penyelenggaraan, pokok elaborasi teori, dan
asas yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya mengenai
paparan NA RUU BI
B.SARAN
Saran memuat antara lain:
1.Perlunya pemilahan substansi NA dalam RUUBI atau peraturan
dibawahnya.
2.Rekomendasi tentang skala prioritas penyusunan RUU BI
dalam Program Legislasi Nasional
3. Kegiatan lain mendukung penyempurnaan NA RUUBI.
Sosialisasi NA RUU BI kepada publik, guna mendapatkan
rlJR80Mkan lisan dan tertulis.
17
7.DAFTAR PUSTAKA
1. Peraturan Peruuan,
2. Bukubuku literatur;
3. Jurnal; dan bila dipandang perlu
4. Studi banding.
8. Lampiran
RUU 81
1/18/2009
18
1810112009
SISTIMATIKA
KERANGKA RUU BI
A. JUDUL (UNDANGUNDANG TENTANG BI)
B. PEMBUKAAN
1. Frasa dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
2. Jabatan Pembentuk UU
3. Konsideran
4. Dasar Hukum
5. Diktum
1/18/2009
19
C.BATANG TUBUH
1. Ketentuan Umum
2. Materi pokok yang diiatur
3. Ketentuan Pidana Uika perlu)
4. Ketentuan Peralihan Uika perlu)
5. Ketentuan Penutup
D.PENUTUP
E. PENJELASAN Uika perlu)
F. LAMPI RAN Uika perlu).
1/18/2009
20
DALAM RANGKA PENYUSUNAN
RUU BI
OLEH
PROF DR MADE SUBAWA,SH.,MS.
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR,10AGUSTUS 2015
1/18/2009
I.IDENTIFIKASI PERSIAPAN PERANCANGAN
UU BI
1. Hak inisiatif lembaga negara apa RUU BI
2. Penyusunan Naskah Akademik
3. Sosialisasi Naskah Akademik
4. Penyusunan RUU BI
5. Sosialisasi RUU BI
6. Pembahasan RUU BI
7. Pengesahan RUU =UU
8. Pengundangan UU BI
9. Kedudukan BI sbg Lembaga Negara
10.Kewengan BI sebagai Bank sentral
1/18/2009
18101/2009
11. PP
12.PERPRES
13.PERMEN
14. PERATURAN PELAKSANA TEKNIS
15.LANDASAN PENYUSUNAN NA
16.S0SIALISASI NA
17.KERANGKA RUU
1/18/2009
II.HAK INISIATIF
HAK INISIATIF PERANCANGAN UNDANGUNDANG:
1. Hak inisiatif DPR RI;
2. Hak inisiatif Presiden/Menteri; dan
3. Hak inisiatif DPD RI yang berkaitan dengan
Otonomi daerah.
Perancangan RUU 81 , hak inisiatif dari DPR RI.
1/18/2009
4
18/01/2009
MOMEN-MOMEN DALAM PERANCANGAN UU BI:
1. MOMENTUM IDEAL-POLITIK; meletakan landasan
filosofis yakni filsafat Pancasila;
.
2. MOMENTUM ASPIRATIF; legislator menyerap
aspirasi rakyat dalan penyusunan RUU BI;
3. MOMENTUM NORMATIF; momen sentral agar RUU
BI dapat menjamin kepastian, kemamfaatan dan
keadilan; dan
4. MOMENTUM TEKNIS, keterampilan dalam teknik
per-uu-an (LEGALDRAFTING).
1/18/2009
III.SISTIMATIKA PENYUSUNAN NASKAH
AKADEMIK RUU 81
1. Pendahuluan
2. Kajian teori1:is dan praktis empiris
3. Evaluasi dan analisis peraturan perundangundangan terkait
4. Landasan filosofis, sosiologis , dan yusidis
5. Jangkauan, arah pengaturan, dan ruang
lingkup materi muatan RUU
6. Penutup
1/18/2009
18/01/2009
IV.PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RUU 81
1.8A8 I PENDAHULUAN
Pendahuluan memuat latar belakang , identifikasi
masalah, tujuan dan kegunaan, serta metode
penelitian.
A. Latar belakang
Latar belakang memuat pemikiran dan alasanalasan
perlunya penyusunan naskah akademik sebagai
acuan pembentukan RUU 81, yakni memerlukan
suatu kajian yang mendalam dan komprehensif
mengenai teori atau pemikiran ilmiah yang berkaitan
dengan materi muatan RUU 81. Pemikiran ilmiah
tersebut mengarah kepada penyusunan argumentasi
filosofis, sosiologis serta yuridis guna mendukung
iセu
atau tidak perlunya penyusunan RUU 81.
8. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah memuat rumusan mengenai
masalah apa yang akan ditemukan dan diuraikan
dalam NA RUU 81 tersebut. Ada empat (4) pokok
masalah:
1. Permasalahan apa yang dihadapi dalam kehidupan
berbangsa, bernegara, dan masyarakat serta
bagaimana permasalahan tersebut dapat diatasi.
2. Mengapa perlu penyusunan RUU 81.
3. Apa pertimbangan atau landasan filosofis, sosiologis,
yuridis pembentukan RUU 81
4. Apa sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup
pengaturan,jangkauan, dan arah pengaturan.
1/18/2009
18/01/2009
C.Tujuan dan kegunaan kegiatan Penyusunan RUU
81
1. Merumuskan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan
berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat serta caracara
mengatasi masalah tersebut. •
2. Merumuskan permasalahan yang dihadapi sebagai alasan
pernbentukan RUU BI sebagai dasar hukum
penyelesaian/solusi permasalahan dalam kehidupan
berbangsa, bernegara, dan masyarakat.
3. Merumuskan pertimbangan atau landasan filosofis, sosiologis,
yuridis pembentukan RUUBI.
4. Merumuskan sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup
pengaturan, jangkauan, dan arah pengaturan dalam RUU BI.
Jadi penyusunan NA RUU BI adalah sebagai acuan,refrensi
penyusunan dan pembahasan RUU BI.
1/18/2009
D.Metode Penyusunan Naskah Akademik RUU 81
Penyusunan NA RUU BI pada dasarnya merupakan suatu
kegiatan penelitian hukum dan bidang ilmu terkait lainnya.
Metode penelitian hukum adalah terutama di dasarkan pada
penelitian hukum normatif dan dilengkapi dengan penelitian
hukum empiris.
1. Penelitian hukum normatif dalam rangka penyusunan RUU BI
dilakukan melalaui kajian : studi pustaka/doktrin, peraturan
peruuan, putusan pengadilan, perjanjian kontrak, hasil
penelitian, kajian, dokumen hukum serta refrensi lainnya, dan
dapat dilengkapi dengan (FGD), dan hal lain yang dipandang
relevan. (hasilnya bahan konsep norma hukum).
2. Penelitian hukum empiris , adalah melengkapi kajian
hukum normatif dengan observasi yang mendalam,
penyebaran kuesioner yang sifatnya sosiolegal
(hasilnya sbg informasi).
1/18/2009
10
18/01/2009
2.BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK
EMPIRIS
Bab ini memuat uraian mengenai materi yang bersifat teoritis,
asas, praktek, perkembangan .pemikiran, serta implikasi sosial,
politik, ekonomi, keuangan negara dari pengaturan dalam
bentuk UU BI.
Bab ini dapat diuraikan dalam beberapa sub Bab sbb:
A. Kajian teoritis.
B. Kajian terhadap asas/prinsip yang terkait dengan penyusunan
norma hukum dalam RUU BI.
C. Kajian terhadap praktik penyelenggaraan, kondisi yang ada,
serta permasalahan yang dihadapi masyarakat.
D. Kajian terhadap implikasi penerapan sistem baru yang akan
diatur dalam RUU BI terhadap aspek kehidupan masyarakat
dan dampaknya terhadap aspek beban keuangan negara.
1/18/2009
11
3.BAB III EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUUAN
TERKAIT
Bab ini memuat hasil kajian terhadap perat. Peruuan terkait
yang memuat kondisi hukum yang ada, keterkaitan UU Bi
dengan UU yang lainnya. Harmonisasi dan sinkrunisasi secara
vertikal dan horisontal, serta status dari perat peruuan yang
ada, termasuk perat peruuan yang dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku, serta perat peruuan yang diubah dan tetap
masih berlaku .
Kajian terhadap perat peruuan ini untuk mengetahui kondisi
norma hukum dari peruuan yang ada, dan analisis ini akan
mengetahui tingkat sinkronisasi, harmonisasi dari UU BI
tersebut, yakni menghindari jangan ada yang tumpang tindih.
Hasi dari evaluasi dan analisis dari perat peruuan BI dimaksud
akan digunakan sebagai landasan filosofis dan yuridis dari
perancangan RUU BI yang baru.
1/18/2009
12
18/01/2009
Sebagai contoh : Peruuan BI yang dikaji sinkronisasi dan
harmonisasi norma hukumnya :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
UU No 23/1999 ttg BI;
UU No. 3/2004 ttg BI (perubahan);
UU NO.6/2009 ttg BI (perubahan); dengan
UU No8/1999 ttg Perlindungan konsumen,
UU NO.24/1999 ttg lalu lintas devisa dan sistem nilai tUkar;
UU No.24/2002 ttg Surat Hutang Negara;
UU NO.19/2008 ttg Surat berharga Syariah Negara;
UU NO.3/2011 ttg Transper Dana; dan
9.
UU NO.7/20011 ttg Mata Uang.
Apakah hasil kajian yang ditemukan terdapat Norma hukum yang
kabur, norma hukum yang bertentangan, bahkan mungkin
kekosongan norma hukum karena perkembangan dan
kebutuhan dalam pelayanan publik. Hal penting lainnya
adalah mengenai konsep kewenangan (atribusi,delegasi dan
,mandat)pehatikan kedudukan psi 23 UUDNRI 1945 dg UUBI.
1/18/2009
13
4.BAB IV LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS
, DAN YURIDIS PENYUSUNAN NA RUU BI
A. Landasan Filosofis, merupakan pertimbangan atau
alasan yang menggambarkan bahwa RUU 81 yang
akan dibentuk mempertimbangkan pandangan hidup,
kesadaran, dan cita hukum yang meliputi suasana
kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia yang
bersumber dari Pancasila dan Pembukaan UUDNRI
th 1945.
B. Landasan Sosiologis, merupakan pertimbangan atau
alasan yang menggambarkan bahwa RUU 81
dibentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
dalam berbagai aspek. Landasan sosiologis adalah
fakta empiris mengenai kebutuhan masyarakat dan
1Aegara.
14
18/01/2009
c.Landasan Yuridis, mereupakan pertimbangan atau
alasan yang menggambarkan bahwa RUU BI dibentuk
untuk mengatasi permasalahan hukum atau mengisi
kekosongan hukum dengC!n mempertimbangkan
aturan yang telah ada,yang akan diubah, atau yang
akan dicabut guna menjamin kepastian hukum dan
rasa keadilan masyarakat
Landasan yuridis adalah persoalan hukum yang
berkaitan dengan substansi atau materi yang akan
diatur, sehingga perlu dibentuk RUU BI yang baru.
Mungkin peraturan yang ada sudah ketinggalan, tidak
harmonis atau tumpang tindih, tidak memadai atau
norma hukum yang dibutuhkan dalam pelayanan
publik sama sekali belum ada.
1/18/2009
15
5.BAB V JANGKAUAN
, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG L1NGKUP
MATERI MUATAN RUU BI.
Naskah Akademik RUU BI ini pada akhirnya berfungsi
mengarahkan ruang lingkup materi muatan
perancangan RUU BI yang akan dirancang.
Dalam Bab ini dirumuskan sasaran yang akan
diwujudkan, arah dan jangkauan pengaturan.
Materi didasarkan pada ulasan yang telah dikemukakan
dalam Bab sebelumnya. Selanjutnya mengenai ruang
lingkup materi pada dasarnya mencakup : A).
Ketentuan umum memuat rumusan akademik
mengenai pengertian, istilah dan frasa, B). Materi
yang akan diatur, C).Ketentuan sanksi; dan D).
ョ。オエ ・ セ
Peralihan.
16
18/01/2009
6.BAB VI PENUTUP
BAB Penutup terdiri atas subbab simpulan dan saran.
ASIPULAN
Simpulan memuat rangkuman po..kok pikiran yang berkaitan
dengan praktik penyelenggaraan, pokok elaborasi teori, dan
asas yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya mengenai
paparan NA RUU BI
B.SARAN
Saran memuat antara lain:
1.Perlunya pemilahan substansi NA dalam RUUBI atau peraturan
dibawahnya.
2.Rekomendasi tentang skala prioritas penyusunan RUU BI
dalam Program Legislasi Nasional
3. Kegiatan lain mendukung penyempurnaan NA RUUBI.
Sosialisasi NA RUU BI kepada publik, guna mendapatkan
rlJR80Mkan lisan dan tertulis.
17
7.DAFTAR PUSTAKA
1. Peraturan Peruuan,
2. Bukubuku literatur;
3. Jurnal; dan bila dipandang perlu
4. Studi banding.
8. Lampiran
RUU 81
1/18/2009
18
1810112009
SISTIMATIKA
KERANGKA RUU BI
A. JUDUL (UNDANGUNDANG TENTANG BI)
B. PEMBUKAAN
1. Frasa dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
2. Jabatan Pembentuk UU
3. Konsideran
4. Dasar Hukum
5. Diktum
1/18/2009
19
C.BATANG TUBUH
1. Ketentuan Umum
2. Materi pokok yang diiatur
3. Ketentuan Pidana Uika perlu)
4. Ketentuan Peralihan Uika perlu)
5. Ketentuan Penutup
D.PENUTUP
E. PENJELASAN Uika perlu)
F. LAMPI RAN Uika perlu).
1/18/2009
20