matrikulasi.
FAKTOR RESIKO
Oleh ;
Dr. Edison,MPH
Bgn Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Unand
(2)
Resiko :
adalah probabilitas terjadinya keadaan yang tidak menyenangkan.
Faktor resiko :
adalah faktor-faktor yang berhubungan dgn peningkatan terjadinya suatu penyakit.
Contoh :
- obat-obatan - lingkungan
(3)
Faktor resiko adalah suatu kondisi, sifat,
fisik atau perilaku yang dapat meningkatkan kejadian penyakit pada orang sehat.
( Knap, 1992 ).
* Risk factors are characteristics, signs,
symptoms in disease-free individual which are statistically associated with an increased incidence of subsequent disease.
(4)
Macam-macam f. resiko
1. Menurut dapat tidaknya diubah
a. Un-changeable ( umur, genetik dll )
b. Changeable ( merokok, olahraga, dll ) 2. Menurut kestabilan peranannya.
a. Suspected ( rokok – Ca-leher rahim ) b. Established ( rokok – Ca-paru )
3. Well documented- Less well documented Strong – Weak.
(5)
Sejarah faktor resiko :
- Framingham study - Thalidomide study
Faktor resiko pada penyakit kronis sulit menentukannya ok :
1. Masa laten panjang
2. Frekuensi paparan rendah 3. Insidens penyakit rendah 4. Resiko kecil
5. Penyakit umum
(6)
Mempelajari faktor resiko perlu utk : 1. Penyakit menular
2. Penyakit tdk menular
Pengembangan f resiko pada PTM perlu krn: - kausanya tdk jelas
- konsep multi-kausal menonjol - adanya interaksi antar f resiko
- perkembangan metodologi dalam pengukuran f resiko.
(7)
KEGUNAAN IDENTIFIKASI F. RESIKO :
1. Meramalkan / prediksi kejadian penyakit 2. Membantu menegakkan diagnosis
3. Menentukan hasil suatu penyakit 4. Dapat diangkat menjadi penyebab 5. Untuk pencegahan penyakit
(8)
KRITERIA F. RESIKO
( Austin Bradford Hill, 1965 ) 1. Kekuatan hubungan
2. Temporal
3. Respon terhadap dosis 4. Reversibilitas
5. Konsistensi
6. Kelayakan biologis 7. Spesifisitas
(9)
STUDI FAKTOR RESIKO 1. Studi kohort
2. Studi case-control
(10)
(11)
METODOLOGI
PENELITIAN
METODOLOGI
PENELITIAN
Oleh :
Dr. Edison, MPH
(12)
• Defenisi :
Metodologi - method = cara / prosedur
- logos = ilmu
Penelitian = research
re = kembali
to search = mencari
Metodologi penelitian adalah ilmu yang membahas tentang prosedur pencarian kembali sesuatu hal
(13)
• Pearson ( 1946 )
Penelitian adalah pencarian sesuatu hal
yang dilakukan dengan cara sistematik utk memecahkan masalah.
John ( 1949 )
Penelitian adalah pencarian fakta yang dilakukan dengan metode obyektif yang menghasilkan dalil atau hukum.
Penelitian adlh pencarian atau penyelidikan pengetahuan baru dengan menggunakan
(14)
• Ciri-ciri penelitian yang baik :
( Cooper & Emory, 1996 )
1. Masalahnya harus didefinisikan dan dirumuskan dengan jelas.
2. Prosedur harus diuraikan secara rinci 3. Disain penelitian harus jelas dan benar 4. Hasilnya dilaporkan secara jujur
termasuk kelemahannya
5. Analisis data harus sinkron dengan hipotesis dan disain penelitian
(15)
6. Kesimpulan berdsrkan data yang telah diuji kebenarannya dan harus sinkron dengan rumusan masalah yang diajukan. 7. Kualifikasi peneliti harus memenuhi
(16)
• Syarat berhasilnya penelitian :
1. Kesadaran masy dan pemerintah tentang pentingnya penelitian.
Indikator kemajuan negara ( Menristek 2004 ) yi ; rasio dana penelitian, SDM,
publikasi ilmiah dan perolehan paten.
2. Tersedianya sarana, prasarana dan dana 3. Hasil penelitiannya dpt sgr diterapkan 4. Adanya kebebasan dalam melakukan
(17)
5. Kualifikasi peneliti memenuhi syarat : a. Mempunyai daya nalar tinggi
b. Mempunyai ide originalitas
c. Mempunyai daya ingat yang kuat d. Mempunyai sifat waspada
e. Mempunyai tkt pengamatan akurat f. Mempunyai daya konsentrasi tinggi g. Dapat bekerjasama
h. Sehat jasmani dan rohani
(18)
• Tahap-tahap proses penelitian
1. Identifikasi, pemilihan dan perumusan masalah.
Masalah adalah kesenjangan ( gap ) atr
das sollen
( apa yg seharusnya ) dandas
sein
( kenyataan yg ada ).Sumber masalah dpt diperoleh dari :
a. Bacaan jurnal, lap hasil penelitian, skripsi, tesis, disertasi, buku teks dan internet.
(19)
Sumber masalah lanjutan….
b. Seminar, semiloka, lokakarya, diaskusi dan pertemuan ilmiah lainnya.
c. Pernyataan pemegang otoritas. d. Pengamatan
e. Pengalaman f. Intuisi
(20)
Pertimbangan pemilihan masalah :
a. Masalah harus memberi sumbangan kpd pengembangan ilmu atau utk kepentingan praktis.
b. Biaya, waktu, saran dan prasarana yang tersedia.
c. Bekal dan dukungan teoritis cukup
(21)
• Perumusan masalah
Penting artinya, krn dipergunakan sebagai penuntun langkah selanjutnya.
a. Biasanya dlm bentuk kalimat pertanyaan. b. Hendaknya informatif dalam artian
padat makna.
c. Memberi petunjuk utk pengumpulan datanya.
(22)
• Judul penelitian
- harus informatif, sinkron dgn rumusan mslh.
- tidak boleh terlalu panjang ( 12 kata )
- kalau panjang, tambahkan pada sub-judul - hindari penggunaan kata pendahuluan,
studi dan analisis.
- Jangan menulis singkatan - istilah asing diketik miring
(23)
• 2. Penelaahan kepustakaan
Bertujuan untuk mencari landasan teoritik dan empirik utk penelitian yg akan
dikerjakan
Bersumber dari bacaan :
buku teks, jurnal, laporan penelitian,
skripsi, tesis, disertasi, internet dan karya ilmiah lainnya.
Cara penulisannya sesuai dengan aturan yg dianut oleh suatu institusi.
(24)
3. Penyusunan kerangka konseptual
Kerangka konseptual adalah
kerangka teori yg diperoleh dari
penelaahan studi kepustakaan yang manfaatnya dpt dipergunakan utk memudahkan dalam memahami
hipotesis yg diajukan.
Kerangka konseptual berisi
pengaruh, hubungan atau perbedaan antar variabel.
(25)
• 4. Penyusunan hipotesis
Hipotesis penelitian adalah pernyataan atau jawaban sementara thd rumusan masalah, perlu diuji kebenarannya.
Pada penelitian inferensial perlu hipotesa, sedangkan pada penelitian deskriptif
(26)
• Ketentuan2 dalam menyusun hipotesa
a. Disusun dalam kalimat pernyataan.
b. Disusun secara padat makna ( informatif ) c. Dapat diuji kebenarannya.
d. Menyatakan pengaruh, hubungan atau perbedaan di antara variabel.
e. Formula penulisannya jangan digunakan Ho dan Ha.
f. Karena hipotesis artinya dugaan, maka jangan diawali dengan kata diduga.
(27)
• 5. Identifikasi, klasifikasi dan DO variabel
Variabel adalah suatu konsep yg bisa diukur dan hasil pengukurannya bervariasi. Perlu ditentukan dan kmd diklasifikasikan :
- var sebab ( pengaruh )
- var akibat ( tergantung )
- var penghubung ( intervening ) - var pengganggu ( confounding ) - dll
(28)
• 6. Pemilihan instrumen pengumpul data
- disesuaikan dengan metoda pengum pulan data yang dipergunakan.
- memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas.
- sebaiknya dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas instrumen.
- sebelum pengumpulan data sebaiknya dilakukan pre-test intrumen.
(29)
• 7. Jenis dan Rancangan Penelitian
a. Penelitian non eksperimental
- penelitian historikal - penelitian korelasional - penelitian kasus
- penelitian eksplanatori - penelitian kohor
(30)
b. Penelitian Eksperimental
- Rancangan acak lengkap - Rancangan acak kelompok - Rancangan sama subyek
- Rancangan bujur sangkar latin - Rancangan faktorial
(31)
• 8. Penentuan Sampel
- Utk generalisasi hsl penelitian perlu ditetapkan besar sampel.
- besar sampel tergantung kpd : * jenis populasinya
* presisi thd nilai populasi * rancangan penelitian
* proporsi fenomena yg terjadi * konfidens interval
(32)
• Teknik Sampling
1. Probability sampling
a. Simple random
b. Sistematic random c. Stratified sampling d. Cluster random
e. Multistage random
2. Non Probability sampling
a. Kuota b. Aksidental c. Purposif
(33)
• 9. Pengumpulan Data
Macam-macam metode pengumpulan data : a. Wawancara ( interview )
b. Observasi ( pengamatan ) c. Angket
d. Dokumenter e. Pengukuran
(34)
• 10. Pengolahan dan analisis data
Data yang telah terkumpul diolah kmd di analisis dengan tujuan apkh hipotesis
dapat diterima atau ditolak.
Untuk ini dipergunakan uji statistik yang sesuai dengan :
- skala data - hipotesis
(35)
• 11. Interpretasi hasil penelitian
Dibuat berdasarkan hasil uji statistik dan
hipotesis penelitian.
12. Membuat kesimpulan
Dibuar berdasarkan hasil yg telah diuji kebenarannya, sinkron dgn rumusan
mslh, tujuan dan hipotesis penelitian.
13. Membuat laporan penelitian
Dibuat berdasarkan sistematika yang telah ditetapkan oleh institusi ybs.
(36)
(37)
PENGANTAR GENETIKA
DASAR HUKUM MENDEL
ISTILAH DALAM GENETIKA
OLEH
(38)
1.PENGANTAR GENETIKA
Genetika adalah ilmu yang mempelajarisifat keturunan yang diwariskan kepada anak cucu dan variasi yang mungkin
timbul didalamnya
Genetika dapat berubah secara beransur ansur ( evolusi ) atau secara mendadak Asal kata dari Genos (Latin) = asal usul
(39)
Sejak dahulu kala sudah diketahui bahwa seorang anak mirip dengan orang tuanya
Ada pepatah yang mengatakan “like father
like son” atau air cucuran atap jatuhnya
ke pelimbahan juga
Sejak ditemukannya ilmu keturunan pada awal abad ke 20 sampai sekarang sudah mengalami kemajuan yang sangat pesat
(40)
Dasar ilmu genetika
Perkembang biakan makhluk hidup ada 2 cara 1. aseksual
(41)
Perkembangan aseksual
Terdapat pada tubuhan seperti stek,cangkok
Hewan seperti cacing, bintang laut , cecak Dimana sifat dari induk dan anaknya sama Pada manusia perkembangan aseksual
belum ada (dalam penelitian) yang dikenal dengan kloning
(42)
Perkembangan seksual yaitu bertemunya ovum dengan spermatozoa Disini sifat
antara anak dan kedua orang tuanya tidak persis sama
Yang menjadi dasar dari teori pewarisan
sifat ini adalah 1. Teori Mendel 2. Teori tentang pewarisan sifat
(43)
2. DASAR HUKUM MENDEL
Gregor Mendel (1822-1884) pendeta Austria. Dia dianggap sebagai BAPAK GENETIKA
Dalam penelitiannya menggunakan ercis dengan kreteria
1. Sifatnya dapat dibedakan
2. Dapat menyilang sendiri atau disilangkan
(44)
Mendel memilih tanaman ercis
1. Hidupnya tidak lama,mudah tumbuh dan mudah disilangkan
2. Memiliki bunga sempurna ( punya benang sari dan putik), dapat menyerbuk sendiri atau
disilangkan
3. Mempunyai sifat yang berbeda , batang tinggi dan rendah, buah polong warna hijau dan
kuning, bunga warna unggu dan putih,
bunganya terletak aksil dan terminal, biji yang masak warna hijau dan kuing, permukaan biji licin dan berkerut serta kulit biji abu-abu dan putih
(45)
Penyilangan monohibrid
Yaitu penyilangan dengan satu tandabeda.
Ercis tinggi (T T) dengan rendah (tt) Hasil Filial I (F1) semuanya tinggi (Tt)
Hasil filial 2 (F2) 25 % tinggi (TT) 50 % tinggi (Tt) 25 % rendah ttt)
(46)
TT X tt paren T t gamet
Tt F1 Tt X Tt
T dan t gamet TT Tt Tt tt F2
TT = tinggi Tt = tinggi tt = rendah
perbandingan fenotip = 3 : 1
(47)
Pada perkawinan monohibrid dari Mendel hasilnya F1 (Tt) membentuk gamet T
dan t ….. Terjadi pemisahan alel Prinsip
ini dikenal sebagai HUKUM MENDEl I
disebut juga hukum segregasi ( pemisahan gen sealel )
(48)
Kesimpulan dari perkawinan
monohibrid
1. Semua individu F1 sama
2. Bila dominansi nampak sepenuhnya maka F1 genotipnya sama dengan induknya yang
dominan
3. Pada F1 yang heterozigot , pada
pembentukan gamet terjadi pemisahan alel …. Gametnya hanya memiliki salah satu alel saja
4. Jika dominansi nampak sepenuhnya (Tt X Tt) hasilnya perbandingan fenotip 3 : 1 dan
(49)
Monohibrid pada manusia
1. Polidaktily 2. Albino
3. Mata biru
4. Rambut ikal
5. Celah bibir dan langit-langit 5. Diabetes militus (DM type I ) 6. Talasemia
(50)
Perkawinan dihibrid
Yaitu perkawinan dengan 2 sifat berbeda contoh Ercis
B = gen biji bulat b = gen biji keriput
K = gen biji warna kuming k = gen biji warna hijau
Hasilny 4 macam fenotip dan 16 macam genotip ( perbandingan 9 : 3 : 3 : 1 )
Kombinasi paternal ( BK, bk ) Rekombinasi (Bk dan bK )
(51)
Kesimpulan
Anggota sepasang gen akan
mengelompok secara bebas waktu meiosis selama pembentukan gamet.
disebut HUKUM MENDEl II
Atau The low of independent of assormen of genes.
(52)
Ada 4 macam postulat Mendel
1. Gen berupa benda selalu
berpasangan pada individu diploid
2. Pada gametogenesis ke 2 faktor itu
berpisah ---- setiap gamet mempunyai satu faktor
3. Prinsip dominan resesif
4. Bila ada 2 faktor keturunan pada
gametogenesis terjadi pilihan
bebas --- segala macam kombinasi mungkin terjadi
(53)
NON MENDEL (DILUAR
(54)
1. Semi dominan ( domnan tidak penuh) Fenotip individ heterozigot terletak
diantara fenotip homozigot dominan dan homozigot resesif
(55)
MM bunga merah , pp bunga putih P MM X pp
Gamet M M p p F1 Mp merah muda F2 Mp X Mp
(56)
2. Ko dominansi
Fenotip sama dengan genotip contoh golongan darah AB (fenotip) sama
dengan alel A dan alel B (genotip) Masing masing alel mengekspresikan
(57)
3. Pewarisan Poligen
Yaitu banyak gen (lebih dari dua gen ) menentukan satu sifat (karakter)
Contoh pigmentasi kulit
sidik jari tinggi badan warna mata
(58)
4. Gen letal . Bila ditemukan gen letal dapat menimbulkan kematian
(59)
3. ISTILAH DALAM GENETIKA
Alel.Bentuk alternative suatu gen yang terdapatpada lokus gen tertentu.
Autosom . Setiap kromosom yang bukan kromosom seks
Kromatid . Salah satu dari kedua utasan kromosom
Kromatin. Benang yang panjang, tak teratur dan tersebar dalam nukleus selama interfase
Gamet . Sel reproduksi (sel benih)
Genotip . Konstitusi genetik dari suatu individu
(60)
Heterozigot. Mempunyai dua alel berlainan ( misal A dan a) pada lokus gen yang sesuai
pada kromosom homolog.
Homozigot. Mempunyai alel identik (misal AA atau aa). Dalam lokus gen yang sesuai dengan kromosom homolog.
Hibrid. Organisme yang dihasilkan dari orang tua secara genetik berlainan
Kariotipe. Seluruh komponen kromosom suatu sel.
(61)
Mutasi. Perubahan stabil yang diwariskan dalam suatu gen .
Meiosis Pembelahan sel 1 menjadi 2 tapi
kromosom sel anak jumlahnya separuh dari kromosom induknya . Terjadi hanya pada sel gamet.
Mitosis Pembelahan sel dari 1 menjadi 2
Non disjangsi .Kegagalan dua kromosom homolog untuk berpisah pada saat meiosis
Fenotip Penampilan organisme yang dihasilkan dari interaksi genotip dan lingkungan .
(62)
(63)
Metabolisme Karbohidrat
(64)
(65)
Glycolisis
• Glycolysis is the process by which glucose is broken down to pyruvate in order to begin obtaining some of the energy stored in the glucose molecule for use by the body.
• Two key enzymes, hexokinase and
glucokinase, catalyze the reaction of glucose with ATP to form glucose 6-phosphate, which becomes trapped in the cell and subject to metabolism.
(66)
Glycolisis
• The steps of glycolysis. Feedback inhibition of
glucose phosphorylation by hexokinase,
inhibition of pyruvate kinase, and the main regulatory, rate-limiting step catalyzed by
phosphofructokinase (PFK-1) are indicated.
• Pyruvate formation and substrate-level
phosphorylation are the main outcomes of these
reactions.
• Regeneration of NAD+ occurs by reduction of pyruvate to lactate during anaerobic glycolysis.
(67)
• 1. The principal enzyme catalyzing this reaction,
hexokinase, is found in all cells and has a high affinity (low
Km) for glucose.
– a. The high affinity of hexokinase for glucose means that even when glucose levels in the body are low, cells can efficiently take up glucose and obtain energy from it.
– b. Glucose 6-phosphate inhibits hexokinase, preventing cells from metabolizing excess glucose and harming other cells by reducing glucose available in the blood for metabolism.
• 2. Glucokinase is found in the liver and is responsible for dealing with the high levels of glucose available after a meal.
– a. Glucokinase has a low affinity (high Km) for glucose but has a high Vmax.
– b. Elevation of blood glucose levels after a meal stimulates the pancreas to secrete insulin, which among its many actions
induces synthesis of glucokinase by the liver.
• 3. The negative charge of glucose 6-phosphate prevents it from diffusing across the plasma membrane and effectively
(68)
Key regulatory enzyme
• The key regulatory enzyme phosphofructokinase-1 (PFK-1) catalyzes the synthesis of fructose 1,6-bisphosphate.
• ATP : phosphate donor for this reaction; two high-energy phosphates must be invested at the start of glycolysis.
• PFK-1 catalyzes this irreversible and rate-limiting step in glycolysis and is highly regulated.
• PFK-1: subject to allosteric inhibition by ATP, citrate, and phosphoenolpyruvate, all of which are elevated when the cell has a high level of energy reserves.
– AMP is a very sensitive indicator of the cell’s energy needs
because of rapid interconversion of adenine nucleotides and is an important activator of PFK-1.
– PFK-1 is also activated by fructose 2,6-bisphosphate, which is made by the action of a second phosphofructokinase, PFK-2, using fructose 6-phosphate and ATP as substrates.
(69)
• Another key enzyme, pyruvate kinase, catalyzes the conversion of phosphoenolpyruvate to
pyruvate and the formation of a second ATP in glycolysis.
– Pyruvate kinase is inhibited by compounds that are elevated when the cell has high energy reserves or molecules with potential for energy generation.
– High ATP levels inhibit pyruvate kinase.
– High amounts of acetyl CoA that can be converted to ATP through the tricarboxylic acid cycle inhibit
pyruvate kinase.
– High alanine levels inhibit pyuvate kinase; alanine can be converted to pyruvate
(70)
PYRUVATE KINASE DEFICIENCY
• Inherited deficiency of pyruvate kinase impairs glycolysis in all cells but has the most acute effect on RBCs.
• Anaerobic glycolysis is the only energy source available for maintenance of RBC viability, so the increased rate of
erythrocyte death leads to hemolytic anemia.
• Pyruvate kinase deficiency affects 1 in 10,000 people and is the most common inherited disorder of glycolysis.
• Most cases are due to decreased expression of pyruvate
kinase activity, usually to 5–25% of normal levels; complete loss of pyruvate kinase activity can cause embryonic death
(71)
(72)
The glycerol
(73)
(74)
G6PD DEFICIENCY CAUSES SENSITIVITY TO OXIDANTS
• G6PD deficiency is the most common genetic disease in the world, affecting over 400 million people, most of whom are men, because the gene is located on the X chromosome.
• Persons with G6PD deficiency are normally asymptomatic, but their RBCs are susceptible
to oxidative damage because they have
(75)
(76)
Glycogenesis
• Uridine diphosphate (UDP)-glucose is synthesized
a d serves to do ate glucose to a α-1,4 linkage at the non-reducing ends of a preexisting
glycogen chain, which is covalently attached to
the protein glycogenin.
• The asterisk indicates coupling of this reaction to hydrolysis of PPi to Pi in order to drive formation of UDP-glucose.
• Branching enzyme removes terminal residues and
reattaches the to for a α-1,6 branch that can then be further extended by glycogen synthase.
(77)
GLYCOGEN STORAGE DISEASES
• Deficiency of the enzymes of glycogen metabolism affects the ability of cells to store or use glycogen; as a result, regulation of blood glucose levels can be severely impaired during short-term fasting.
• Glycogen storage diseases produce severe hypoglycemia, even on an overnight fast, and are frequently diagnosed when the patient goes into
hypoglycemic shock while sleeping.
• Untreated, glycogen storage diseases can lead to mental retardation or even death due to the energy loss in the brain consequent to low blood glucose levels.
• The most common glycogen storage disease, Type I or von Gierke disease, is a deficiency in glucose 6-phosphatase in which glycogen structures are normal; however, the liver is unable to dephosphorylate glucose
6-phosphate, and it remains trapped in the cell.
• Blood glucose levels in patients with von Gierke disease fall precipitously upon fasting, such as occurs overnight during sleep, so treatment is to eat meals often to prevent hypoglycemic coma.
(78)
(79)
(80)
• Activation of cyclic AMP (cAMP)–dependent protein kinase by the action of glucagon or epinephrine binding to their cell-surface receptors leads to phosphorylation and inactivation of glycogen synthase.
• Reactivation is catalyzed by protein
phosphatase I, which is activated as a result of insulin binding to its cell-surface receptor.
(81)
Hormonal regulation of glycogen
metabolism
(82)
• The activity of glycogen phosphorylase is
controlled by reversible phosphorylation, in a
manner opposite to that of glycogen synthase.
• The effects of glucagon and epinephrine are still mediated by cAMP-dependent protein kinase,
but through phosphorylase kinase, which itself is
regulated by a phosphorylation-dephosphorylation cycle.
• Insulin action promotes dephosphorylation both
of phosphorylase kinase and of phosphorylase
(83)
Conversion of mitochondrial
pyruvate to cytosolic phosphoenolpyruvate to initiate
gluconeogenesis.
Oxaloacetate
cannot pass across the inner mitochondrial
membrane, so it is reduced to malate,
(84)
Conversion of phosphoenolpyruvate to glucose during gluconeogenesis.
Except for the indicated enzymes that are needed to overcome irreversible steps of glycolysis, all other steps occur by the reverse reactions catalyzed by the same enzymes as those used in glycolysis.
(85)
Reactions of the tricarboxylic acid cycle. Acetyl CoA is converted to CO2 (ovals) and electrons are released to NADH and FADH2 (boxes). Key regulatory points are
(86)
Interactions between metabolic pathways and the tricarboxylic acid
cycle (TCA).
Catabolic pathways feed carbon skeletons into the TCA cycle at various
points to complete their metabolism.
Acetyl CoA and several TCA cycle intermediates
serve as precursors for synthesis of complex compounds.
(87)
THIAMINE DEFICIENCY
• Thiamine pyrophosphate is an essential coenzyme for several critical metabolic enzymes—PDH, α-ketoglutarate dehydrogenase, and transketolase of the pentose phosphate pathway.
• Dietary deficiency of thiamine (vitamin B1) results in an inability to
synthesize thiamine pyrophosphate, and the pathophysiology arises from impaired glucose utilization, especially manifested in the nervous system.
• Thiamine deficiency is often seen as a nutritional disease in populations whose sole food source is polished rice, resulting in beriberi.
– In adults, symptoms include constipation, loss of appetite, nausea, peripheral neuropathy, weakness, muscle atrophy, and fatigue.
– In nursing infants, the disease produces more profound symptoms, including tachycardia, convulsions and, potentially, death.
(88)
THIAMINE DEFICIENCY
• Thiamine deficiencies are determined in the clinical laboratory by measuring the activity of transketolase
in the RBC.
• Thiamine deficiency may also develop in alcoholics due to poor nutrition and poor absorption of thiamine in the gastrointestinal tract.
• In chronic alcoholics, thiamine deficiency may manifest as Wernicke-Korsakoff syndrome, characterized by a unusual neurologic disturbances, including amnesia, apathy, and nystagmus.
(89)
ARSENIC TOXICITY
• Arsenic can react irreversibly with the critical sulfhydryl groups of the coenzyme lipoic acid, which inactivates the coenzyme and thus inhibits the PDH complex and
the α-ketoglutarate dehydrogenase complex.
• Symptoms of poisoning by arsenite (trivalent arsenic) include dermatitis and a variety of neurologic
manifestations, including painful paresthesias (tingling and numbness in the extremities).
• Acute occupational exposures or direct ingestion cause
severe gastrointestinal distress with diarrhea and
vomiting, which may lead to dehydration, hypovolemic shock, and death.
(90)
PENYAJIAN DATA
STATISTIK
(91)
•
PENYAJIAN DATA
:1. TEKSTULAR / NARASI / TULISAN 2. TABULASI
(92)
1.
TEKSTULAR / NARASI
Dengan kata-kata dan kalimat baik
Kalimat tidak panjang sekali
Memakai bahasa yang benar
Statistiknya kurang jelas
Banyak dipakai dalam penel. kualitatif
(93)
•
2. DALAM BENTUK TABEL
Tabel distribusi frekuensi
Tabel silang
Syarat-syarat tabel :
= Nomor tabel
= Judul tabel
(94)
3. DALAM BENTUK GRAFIK /
DIAGRAM
Bar diagram / batang
Line diagram
Pie diagram
Scatter diagram
Map diagram
(95)
•
Syarat- syarat diagram :
Nomor diagram
Judul diagram
-
Singkat dan jelas- Terletak dibawah diagram
- Menjelaskan isi diagram
(96)
(97)
HEME
(98)
-Degradation of Heme
• At end of their 120 day lifespan, red blood cells are taken up and degraded by the
reticuloendothelial (RE) system (liver and spleen)
• 85% heme for degradation from RBC
• 15% immature RBC, cytochromes from extraerythroid tissues
(99)
N
NH N
HN H3
C-H3
C--CH=CH2 -CH3 CH2 CH2 COOH CH2 CH2 COOH CH3 Fe2+ CH=CH2 HEME
(100)
Haemoglobin
(1)
5. HIPOTESA
PENJELASAN SEMENTARA TENTANG PERILAKU, FENOMENA, ATAU KEADAAN TERTENTU YANG TELAH TERJADI ATAU AKAN TERJADI.
PERNYATAAN PENELITI TTG HUB. ANTARA VAR-VAR DALAM PENEL. PALING SPESIFIK.
PERLU DIUJI KEBENARANNYA MELALUI PENELITIAN
(2)
KARAKTERISTIK HIPOTESA
1. KONSISTENS DGN PENELITIAN SEBELUMNYA. 2. PENJELASAN YANG MASUK AKAL
3. PERKIRAAN YANG TEPAT DAN TERUKUR 4. DAPAT DIUJI.
(3)
HIPOTESIS DESKRIPTIF
Proposisi yang menyatakan keberadaan besar,bentuk, atau distribusi suatu variabel.
Contoh: tingkat kekurangan gizi anak balita di kota A lebih dari 15%.
HIPOTESIS HUBUNGAN
Merupakan pernyataan yang menggambarkan suatu hub. antara dua variabel, berkaitan dengan kasus tertentu.
a. Hipotesis Korelasi
Contoh: Perawat muda ( < 30 tahun) kurang terampil dibandingkan dgn perawat tua ( > dari 30 th).
b. Hipotesis Sebab-akibat
Contoh : Peningkatan disiplin kerja di RS dapat meningkatkan mutu pelayanan.
(4)
PERANAN HIPOTESIS
Mengarahkan penelitian (penting)
Memberi batasan yang diteliti
Menentukan desain penelitian
Memberikan kerangka dalam menyusun kesimpulan
CIRI-CIRI HIPOTESIS YANG BAIK
Sesuai dengan tujuannya
Harus dapat diuji
Harus lebih baik dari yang lain
a. menjelaskan lebih banyak fakta b. diterima para penilai
(5)
6. DEFINISI OPERASIONAL
Suatu definisi yang dinyatakan dalam kriteria atau operasi yang dapat diuji secara khusus.
Mempunyai rujukan empiris (dihitung, diukur, dan diobservasi)
Merinci ciri-ciri yang dipelajari dan bagaimana mengamatinya.
Bisa berbeda-beda, tergantung tujuan dan cara mengukurnya.
(6)