Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Sakti - Kecamatan Nusa penida - Kabupaten Kakti.

LAPORAN KELUARGA DAMPINGAN
KKN PPM UNUD PERIODE XIII
TAHUN 2016

DESA/KELURAHAN

: SAKTI

KECAMATAN

: NUSA PENIDA

KABUPATEN/KOTA : KLUNGKUNG
NAMA MAHASISWA

: NI PUTU EKA WIRATMINI (1321105022)
KADEK YOWANA ARYAWAN (1303005152)

FAKULTAS/PS

: FISIP/HUBUNGAN INTERNASIONAL

HUKUM/ILMU HUKUM

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT (LPPM)
UNIVERSITAS UDAYANA

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan laporan KK Dampingan KKN PPM di Desa Sakti, Kecamatan Nusa
Penida, Kabupaten Klungkung sebagai salah satu tugas yang diberikan lembaga untuk tugas
individu laporan dilanjutkan sebagai bukti telah mengikuti dan menyelesaikan kegiatan KKN
PPM yang dilaksakanan pada tanggal 22 Juli 2016 sampai 29 Agustus 2016.
Materi dalam laporan KK Dampingan Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan
Masyarakat (KKN PPM) yang disusun ini merupakan kewajiban seluruh mahasiswa yang
menempuh program S1. Karena melalui KKN ini wawasan dan pengetahuan terus bertambah
terutama dalam mengaplikasikan disiplin ilmu yang didapat dari perkuliahan.
Dalam melaksanakan KKN di Desa Sakti, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten
Klungkung proses penyusunan laporan ini banyak kendala yang ditemukan, namun berkat
bantuan dan kerja sama yang baik dari berbagai pihak segala kesulitan dapat di selesaikan tanpa
kesulitan yang berarti.

Dengan demikian, melalui laporan ini kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak/Ibu Panitia KKN PPM Universitas Udayana 2016
2. Prof. Dr. Ir. I Wayan Surata, M. Erg selaku Dosen Pembimbing Lapangan Desa Sakti,
Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung.
3. Bapak Kepala Desa Sakti beserta jajarannya
4. Kepala Dusun dan Bendesa Adat Dusun Sakti
5. Bapak Kepala Sekolah SD Negeri 6 Sakti yang telah menyediakan akomodasi bagi kami
selama kegiatan KKN PPM XIII berlangsung.
6. Bapak Wayan Mudiana beserta keluarga yang telah bersedia kami damping dalam
program KKN Dampingan.
7. Rekan-rekan mahasiswa peserta kelompok

KKN PPM Desa Sakti Tahun 2016

#SAKTEAM2016 Universitas Udayana
Kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca terutama dari pihak Universitas
Udayana, demi perbaikan di masa yang akan datang.
Desa Sakti, 25 Agustus 2016
Penyusun


i

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………i
Daftar Isi …… ……………………………………………………………………………………ii
Lembar Pengesahan ……………………………………………………………………………...iii
Bab I ……………………………………………………………………………………………...1
Bab II ……………………………………………………………………………………………..6
Bab III …………………………………………………………………………………………...10
Bab IV …………………………………………………………………………………………...15
Bab V …………………………………………………………………………………………...21
Lampiran ……………………………………………………………………………………...…22

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Dengan telah selesainya kegiatan KKN PPM Periode XIII, maka saya:


Nama mahasiswa

: Ni Putu Eka Wiratmini

5

Kadek Yowana Aryawan
Tanda Tangan

5 5

:

Telah menyelesaikan laporan kegiatan selama di lokasi KKN PPM Periode XIII

Mengetahui,
Dosen Pembimbing Lapangan Desa Sak

Prof. Dr. I Wayan Surata, M.Erg
NIP. 957


5 986

Sak , 7Agustus

6

Mengetahui,

Wayan Mudiana
Keluarga Dampingan

Mengetahui,
Kepala Desa Sak

Agus Made Alep

iii

BAB I

GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
Program

Pendampingan

Keluarga

(PPK)

adalah

program

unggulan

yang

dikembangkan sebagai muatan lokal dalam pelaksanaan program KKNPPMdi Universitas
Udayana. PPK merupakan program pokok non-tema yang wajib dilaksanakan oleh setiap
mahasiswa peserta KKN-PPM yang bersifat individu.Maksud dari program PPK adalah

untuk membantu pemberdayaan keluarga melalui penerapan ilmu dan teknologi dalam
bidang wirausaha, pendidikan, keterampilan, KB dan kesehatan, serta pembinaan
lingkungan untuk membangun keluarga yang bahagia dan sejahtera.
Tujuan PPK adalah untuk meningkatkan kepedulian dan kemampuan mahasiswa
mempelajari dan mengatasi permasalahan keluarga melalui bantuan penyusunan rencana
dan pendampingan pada pelaksanaan program yang inovatif dan kreatif melalui penerapan
ilmu dan teknologi bersama masyarakat dan lembaga pedesaan lainnya. Adapun sasaran
PPK ini adalah Rumah Tangga Miskin (RTM) atau keluarga yang tergolong kedalam
keluarga pra sejahtera (Pra-KS) atau keluarga yang mengalami ketertinggalan sehingga
perlu pendampingan agar keluar dari ketertinggalannya.

1.1

Profil Keluarga Dampingan
Keluarga Bapak Wayan Mudiana berasal dari Banjar Sebunibus, Desa Sakti. Keluarga

yang terdiri atas lima anggota ini sehari-hari terbiasa dengan aktivitas berladang. Sebagai kepala
keluarga, Bapak Wayan Mudiana juga mengambil peran sebagai buruh serabutan. Pekerjaan yang
biasa diambil yakni sebagai buruh kapal. Kadang pula memancing ikan sebagai tambahan lauk.


1

Sementara, Ibu Wayan Sani selain membantu suami mengurus ladang, juga mengurusi anak-anak
yang masih kecil, yaitu Putu Eka Hana Febriliani dan Made Dwika Ari Esa Putra. Keluarga
Bapak Wayan Mudiana juga tinggal bersama nenek Wayan Simpang yang juga turut membantu
mengurusi ladang.
Anggota keluarga Bapak dijelaskan pada tabel 1.1
No.

1.

Nama

Wayan

Status

Umur

Pendidikan


Pekerja

Keterang

an

an

Menikah

40

SD

Buruh

Suami

Menikah


30

SD

Ibu

Istri

Mudiana
2.

Wayan Sani

rumah
tangga
3.

Wayan


Janda

80

-

Simpang
4.

5.

Belum

Febriliani

kawin

Made

Belum

Ari Esa Putra

Mertua

ng

Putu Eka Hana

Dwika

Berlada

5

TK

1

-

Siswa

Anak

-

Anak

kawin
Tabel 1.1 Anggota Keluarga

Keluarga ini menempati rumah pribadi yang berdinding batako dan belum bertehel. Di
pekarangan seluas 2 are berdiri satu buah bangunan yang terdiri atas dua kamar. Satu kamar
untuk tempat tidur, sementara satu kamar lainnya untuk nenek. Di sebelah timur bangunan

2

tersebut, langsung menempel, dibangun sebuah dapur yang masih terbuat dari bedeg, atau
anyaman bambu. Setiap harinya, ibu memasak dengan menggunakan kayu bakar. Tak jauh dari
bangunan rumah, dapat ditemui bangunan dari bedeg lainnya yang difungsikan sebagai dapur
yang sering digunakan nenek Samping.Di luar dari bangunan-bangunan tersebut, sisa tanah
dipakai sebagai pekarangan.
Rumah keluarga memang tidak memilki batas yang jelas. Tidak ada pagar yang
membatasi rumah dengan lahan luar. Bahkan, rumah keluarga Wayan Mudiana langsung
berhadapan dengan abian, lahan untuk bercocok tanam. Di abian tersebut, keluarga menanam
pohon. Kondisinya kini, pohon-pohon tersebut sudah dipotong dan disumbangkan untuk kegiatan
upakara.
Berkaitan dengan masalah sanitasi ataupun kebersihan diri, keluarga Wayan Mudiana
memilki sebuah sumur yang tak jauh dari rumah. Sumur itu memang difungsikan sebagai tempat
menimba air yang digunakan untuk segala urusan, mandi maupun minum. Keluarga Wayan
Mudiana sendiri tidak memiliki kamar mandi. Sehingga aktivitas mandi dilakukan di pojokan
rumah yang hanya ditutupi anyaman daun kelapa.
Rencananya, keluarga Wayan Mudiana akan menerima salah satu program bedah rumah
dari Desa Sakti. Pengajuan sudah dilakukan sejak awal Agustus. Lewat program bedah rumah
tersebut, rumah akan dibenahi dan juga mendapatkan kamar mandi serta dapur.
Selain dari program bedah rumah, pemerintah juga membantu keluarga lewat program
simantri. Pada tahun 2014 mendapat bantuan simantri berupa satu ekor sapi betina. Kini sapi
tersebut sudah berumur 2 tahun. Selain sapi, keluarga juga memiliki seekor babi jantan berumur
delapan bulan.
3

1.2

Ekonomi Keluarga Dampingan
Ekonomi Keluarga Dampingan dijelaskan menjadi dua pokok yaitu pendapatan keluarga

dan pengeluaran keluarga.
1.2.1

Pendapatan Keluarga
Keluarga Bapak Wayan Mudiana tergolong dalam keluarga dengan perekonomian yang

rendah. Pendapatan diperoleh dari pekerjaan sebagai buruh, berladang, dan beternak. Mengingat
pekerjaan yang sering tidak menentu, maka penghasilan yang didapat pun juga demikian. Jika
dirata-ratakan, biasanya dalam sehari mampu memperoleh penghasilan sebesar Rp. 50.000,00 per
sekali kerja menjadi buruh. Dari hasil ladang, Bapak Wayan Mudiana memperoleh keuntungan
Rp 20.000,00 per bulan. Ladang biasa ditanami jagung, kacang, dan singkong. Hasil ladang dijual
di Pasar Toya Pakeh. Lewat beternak, keluarga belum mendapat penghasilan dikarenakan ternak
sapi dan babi yang dipelihara saat ini merupakan kali pertama bagi Wayan Mudiana mencoba
beternak. Sementara ibu Wayan Sani yang hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Ada pula
nenek Samping yang walau sudah tua juga turut membantu pekerjaan keluarga di ladang.
1.2.2

Pengeluaran Keluarga
Dari pendapatan yang diperoleh keluarga, sebagain besar digunakan untuk kebutuhan

sehari-hari seperti sembako. Ditambah pula, dua anak yang masih kecil dengan tanggungan
pendidikan saat ini hanya anak pertama, maka pendapatan keluarga juga disisihkan untuk
keperluan pendidikan anak pertama. Putu Eka Hana Febriliani, anak pertama keluarga bapak
Wayan Mudiana saat ini duduk di bangku kanak-kanak. Sementara anak kedua, Made Dwika Ari
Esa Putra, masih berumur satu tahun. Sehingga pengeluaran hanya berkisar pada kebutuhan susu
dan pakaian. Keluarga tidak terlalu hirau untuk menyisihkan pendapatan dalam urusan kesehatan.

4

Sebagai masyarakat berbanjar, keluarga Wayan Mudiana juga menyisihkan pendapatan untuk
pengeluaran sosial. Ada pula hal-hal rohani yang menjadi pertimbangan pengeluaran keluarga.
Berikut rincian lengkap pengeluaran keluarga Wayan Mudiana:
a. Kebutuhan Sehari-hari
Kebutuhan sehari-hari keluarg Wayan Mudiana terdiri dari kebutuhan pangan dan
pembayaran listrik. Pembayaran listrik sekitar Rp. 30.000,00 sampai Rp. 50.000,00
perbulan. Biaya makan perharinya sampai Rp 10.000,00 hingga Rp 20.000,00.
b. Kesehatan dan Lingkungan
Mengenai masalah kesehatan, keluarga belum mendapatkan bantuan asuransi dari
pemerintah. Jadi jika keluarganya sakit, sehingga keluargaakan mengeluarkan biaya
mendadak dari pendapatan yang dimiliki. Sedangkan untuk keperluan kebersihan
lingkungan, alat kebersihan yang digunakan adalah milik pribadi.
c. Pendidikan
Biaya pendidikan untuk membiayai anak adalah Rp. 100.000,00 perbulan.
Biaya spp sebesar Rp. 10.000,00 per bulan.
d. Sosial
Pengeluaran bidang sosial yang dilakukan Bapak Wayan Mudiana adalah
pengeluaran untuk acara-acara Manusa Yadnya seperti pawiwahan atau ngaben.
e. Rohani
Keluarga Wayan Mudiana lebih sering mengambil janur dan membuat alat
persembahyangan sendiri.

5

BAB II
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
2.1 Permasalahan Keluarga
Berdasarkan kunjungan yang dilakukan, permasalahan yang dihadapi keluarga
diantaranya masalah ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Pekerjaan yang tidak tetap dengan
penghasilan yang pas-pasan membuat keluarg Wayan Mudiana mengalami kesulitan ekonomi.
Ditambah pula, beberapa sumber pendapatan misalnya dari ternak yang tidak dimaksimalkan
belum menghasilkan menjadikan keluarga tidak mampu memperoleh penghasilan tambahandari
sana. Hal ini kemudian berdampak pada pemenuhan kebutuhan pendidikan untuk anak pertama
yang masih di bangku kanak-kanak. Selain itu, masalah kesehatan juga menjadi hal yang
dinomorduakan. Jika mengalami masalah kesehatan, maka pengobatan yang dilakukan pun hanya
sekedar saja.
2.2 Masalah Prioritas
Permasalahan prioritas yang dihadapi diantaranya adalah masalah ekonomi, pemdidikan,
dan masalah kesehatan. Permasalahan ekonomi berupa tidak mampunya memenuhi kebutuhan
biaya hidup keluarga secara penuh. Permasalahan ini dilihat sebagai akibat tidak optimalnya
pemanfaatan sumber daya yang dimiliki keluarga. Selain itu, permasalahan pendidikan anak juga
menjadi hal lain yang perlu dihiraukan. Sebab, keluarga belum memiliki penggambaran yang
jelas mengenai masa depan pendidikan anak-anak. Kesehatan juga menjadi masalah lain pada
keluarga. Tidak adanya pembiayaan yang pasti mengenai kebutuhan kesehatan menjadi
permasalahan jika sewaktu-waktu keluarga menghadapi masalah kesehatan. Secara lengkap,
penggambaran masalah diuraikan dalam hl-hal berikut:
1

2.2.1

Belum optimalnya pemanfaatan sumber daya yang dimiliki keluarga
Keluarga bapak Wayan Mudiana memiliki satu ekor sapi yang tidak dapat dijual yang

diperoleh berkat bantuan simantri serta seekor babi. Hal ini berdasarkan dari aturan simantri yang
memang mengharuskan bantuan yang diberikan harus dirawat hingga beranak pinak. Kemudian,
peranakan dari sapi tersbeut barulah dapat dijual. Harga jual berkisar diperkirakan Rp 3.000.000,
00 hingga Rp 8.000.000,00.
Sebelumnya, keluarga belum pernah memelihara sapi. Sehingga keluarga sulit mengatur
pola pemeliharaan. Akhirnya, sapi yang dipelihara kurang berkualitas. Nantinya, hal ini akan
berpengaruh pada harga jual sapi tersebut.
Sama halnya dengan ternak babi, keluarga Wayan Mudiana juga sebelumnya belum
pernah beternak babi. Sehingga peternakan yang saat ini dicoba keluarga merupakan peternakan
yang pertama kalinya.Harga pembelian babi sebesar Rp 650.000,00 dan diperkirakan dapat dijual
sebesar Rp 1.000.000,00. Nilai tersebut belum terhitung tinggi. Lagi-lagi masalah penjualan yang
masih rendah disebabkan kualitas babi yang dipelihara masih rendah.
Secara keseluruhan, masalah peternakan kecil yang dimiliki keluarga Wayan Mudiana
terlihat sepele. Namun jika diberi perhatian lebih, justru peternakan sapi ini akan mampu menjadi
sumber pendapatan keluarga yang utama. Terlebih keluarga memiliki lahan yang luas yang tidak
terpakai optimal. Lahan ini seharusnya dapat digunakan sebagai tempat beternak.
Namun, sebelum jauh membahas mengenai perluasan perternakan, keluarga harus
memfokuskan dulu pada sumber daya saat ini yang dimiliki, yaitu seekor sapi dan babi tersebut.
Jika nilai jual yang didapat tinggi maka keluarga harus bersiap melakukan perluasan
pemeiliharaan hewan ternak.
2

Melakukan wirausaha dengan peternakan sendiri dirasa lebih menguntungkan ketimbang
pekerjaan serabutan yang dilakukan kepala keluarga saat ini. Upah yang tidak menentu ditambah
kecil tentu tidak akan mampu memenuhi kebutuhan keluarga yang kian hari makin bertambah.
Terlebih, ibu Wayan Sani yang bekerja sebagai ibu rumah tangga tentu bisa melakukan pekerjaan
sambilan dengan memaksimalkan pemeliharaan hewan-hewan ternak tersebut. Sehingga, diantara
pekerjaan keluarga Wayan Mudiana sebagai pekerja ladang, buruh kapal, dan bertenak, maka
pekerjaan beternak dilihat sebagai sumber pendapatan yang menjanjikan jika keluarga memiliki
keseriusan dalam melakukan usaha tersebut.
2.2.2

Pendidikan anak yang belum tergambar jelas
Saat ini, Putu Eka Hana Febrilianiberumur lima tahun dan sedang duduk di bangku taman

kanak-kanak. Biaya pendidikan yang dianggarkan yaitu sebesar Rp 110.000,00 per bulannya.
Ditanya mengenai pendidikan jenjang selanjutnya keluarga belum memperkirakan sejuh itu. Hal
ini juga berlaku pada anak kedua yang masih berumur satu tahun.
Keluarga seharusnya telah memikirkan hingga jenjang pendidikan mana yang dapat
ditempuh. Jika hanya mampu menempuh hingga pendidkan formal setingkat menengah pertama,
maka keluarga perlu memikirkan bidang pendidikan informal mana yang dapat diikuti sebagai
pengganti pendidikan formal. Sehingga, nantinya anak memiliki bekal hidup untuk bekerja.
2.2.3

Masalah Kesehatan
Biaya hidup yang pas-pasan menjadikan keluarga tidak memperhitungkan masalah

kesehatan. Keluarga tidak memilki anggaran khusus untuk menghadapi maslaah kesehatan yang
dapat datang tiba-tiba. Bahkan, menurut penuturan keluarga, jika salah satu anggota kelaurga
mengalami masalah kesehatan maka pengobatan yang dilakukan adalah sewajarnya.

3

Hal ini cukup mengkhawatirkab mengingat salah satu anggota keluarga memilki riwayat
penyakit. Nenek Samping memiliki penyakit rematik yang biasa menyerang kaki. Ditambah pula
dengan keluarga yang belum turut serta dalam program JKBM. Padahal program tersebut
memfasilitasi pembiayaan masalah kesehatan seperti rawat inap, dan semacamnya.

4

BAB III
USULAN PENSOLUSIAN MASALAH
3.1

Program
Program yang dilaksanakan selama mendampingi keluarga diantaranya pengoptimalan

sumber pendapatan yang telah ada,penggambaran masa depan pendidikan anak, dan Alternatif
Pemecahan Masalah Mengenai Kesehatan.
3.1.1

Alternatif Pengoptimalan Sumber Pendapatan Yang Telah Ada
Dalam memecahkan permasalahan sumber daya ternak yang dimiliki, keluarga harus

hirau dengan masalah kesehatan pada hewan ternak tersebut. Jika dilihat pengadaan kandang
masih sangat sederhana dan pembersihan kandang jarang dilakukan. Kondisi kandang yang
disemen dengan pembuangan kotoran yang tertata sayangnya belum dimanfaatkan maksimal.
Sehingga, pengelolaan kotoran ternak juga masih menjadi masalah. Sementara, ternak babi hanya
diikat dengan tali pada sebatang kayu. Babi tidak dibuatkan kandang bersemen seperti selayaknya
kandang sapi.
Begitupula dengan pengadaan makanan untuk hewan ternak masih seadanya. Ternak biasa
hanya diberi rumput dan dedaunan saja tanpa campuran makanan tertentu. Ternak juga tidak
diberikan vitamin yang menjaga kondisi hewan ternak. Alternatif yang coba diusulkan adalah
pembersihan kandang secara rutin, pengadaan makanan yang tepat pada hewan ternak, dan
pemberian vitamin pada hewan ternak.
Diusulkan pula, keluarga agar melakukan pengelolaan kotoran ternak tersebut. Sehingga
masalah kesehatan dapat dihindari. Terlebih pemanfaatn kotoran ternak tersebut dapat dijadikan
biogas sehingga juga membantu pemenuhan kebutuhan keluarga di dapur.
1

3.1.2

Alternatif Pendidikan Anak
Sebagai upaya untuk memetakan pendidikan anak, pendamping melakukan diskusi berupa

tukar pikiran mengenai biaya pendidikan dan alternative pendidikan yang dapat dilakukan. Lewat
diskusi tersebut, keluarga akan mudah memperkiran jenjang pendidikan mana yang dapat
ditempuh anak-anak keluarga Wayan Mudiana.
Setelah penentuan jenjang pendidikan, keluarga selanjutnya dapat memperkirakan jumlah
pengeluaran danasal pendapatan yang dapat memenuhi anggaran pengeluaran tersebut. Keluarga
disarankan menabung sejak dini untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak.
Selain itu, disarankan pula agar keluarga mengajarkan pendidikan informal yang dapat
mengembangkan bakat anak. Sejak dini, anak pertama, Putu Eka Hana Febriliani, senang
menggambar dan mewarnai. Kesenangan dan hobi anak tersebut seharusnya diasah dan diajarkan
agar anak makin mengasah hobinya. Dari pengajaran ini, anak aan memiliki bekal hidup diluar
pendidikan formal yang didapat.
3.1.3

Alternatif pemecahan masalah kesehatan
Beberapa alternative coba diusulkan untuk menghadapi masalah kesehatan yang dapat

datang sewaktu-waktu. Melalui diskusi dan tukar pikiran diharapkan keluarga menjadi sadar
dengan kebutuhan kesehatan yang harus diancang-ancang.
Keluarga disarankan menyishkan sebagian pendapatan untuk pengelolaan masalah
kesehatan. Selain itu, keluarga juga disarankan mendaftar program JKBM yang memang dibuka
untuk masyarakat yang belum memilki asuransi kesehatan sejenis.
Pengadaan toga juga menjadi hal yang disarankan pada keluarga. Lewat diskusi dan tukar
pikiran, keluarga dijelaskan mengenai macam-macam tanaman yang dapat dijadikan obat.

2

Keluarga disarankan pula nemanam tanaman-tanaman tersebeut di pekarangan rumah. Sehingga
dalam menghadapi masalah kesehatan, keluarga sedikit tidaknya dapat dengan mudah
menghadapi masalah tersebut.
3.2 Jadwal Kegiatan
Berikut merupakan jadwal kunjungan mahasiswa ke rumah keluarga dampingansekaligus
kegiatan yang dilakukan mahasiswa
No
1.

Hari, Tanggal
Rabu, 27 juli 2016

Kegiatan
Berkonsultasi

mengenai

pembagian

kk

dampingan dengan kepada dusun sebunibus
dan mengunjungi sekaligus perkenalan dengan
kk dampingan
2.

Kamis, 28 juli 2016

Ikut serta dalam memberi pakan ternak (sapi)
bapak wayan mudiana.

3.

Jumat, 29 juli 2016

Berbincang-bincang dengan kk dampingan
sekaligus mencari masalah yang dihadapi oleh
kk dampingan

4.

Minggu, 31 juli 2016

Memperkenalkan kepada kk dampingan cara
hidup sehat dan bersih-bersih di sekitar rumah

5.

Senin, 1 agustus 2016

Membicarakan pemasukan dan pengeluaraan
biaya sehari-hari

6.

Rabu, 3 agustus 2016

Bersih-bersih dan berbincang-bincang tentang
kehidupan kk dampingan

7.

Senin, 8 agustus 2016

Bersih-bersih dan mengajar serta mengajak
3

bermain anak kk dampingan
8.

Selasa, 9 agustus 2016

Mencari informasi mengenai penyakit katarak

9.

Rabu, 10 agustus 2016

Berbincang-bincang dengan kk dampingan
sekaligus membantu mengerjakan pekerjaan
rumah

10.

Jumat, 12 agustus 2016

Membantu kk dampingan untuk mengerjakan
perlengkapan

sembahyang

(mejejahitan)&

mengajarkan menggambar
11

Sabtu, 13 agustus 2016

Mengajar anak pertama bapak Wayan Mudina
menulis, membaca, dan menggambar

12

Rabu, 17 agustus 2016

Membantu kk dampingan berternak

13

Sabtu, 20 agustus 2016

Memberikan informasi mengenai proker biogas
beserta kesehatan ternak

14

Rabu, 24 agustus 2016

Membantu merawat anak pertama dari bapak
wayan mudiana yang sedang sakit panas serta
memberikan obat-obatan P3K

15

Jumat, 26 agustus 2016

Memberikan

kenang-kenangan

sekaligus

berpamitan kepada kk dampingan
Tabel 3.2.1 Jadwal Kegiatan

4

5

BAB IV
PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA
PENDAMPINGAN KELUARGA

Pelaksanaan kegiatan KK Dampingan dilakukan penulis selama masa kegiatan KKN PPM
Universitas Udayana yaitu dari tanggal 27 Juli hingga tanggal 26 Agustus 2016. Penulis biasanya
melakukan kunjungan sekitar pk. 10.00 WITA untuk kunjungan pagi dan terkadang melakukan
kunjungan di sore hari sekitar pk. 15.00 WITA.Waktu kunjungan yang dilakukan penulis,
menyesuaikan dengan program-program lain dalam kegiatan KKN PPM Universitas Udayana.
Dengan keterbatasan waktu tersebut, penulis tetap berusaha untuk sesering mungkin
mengunjungi keluarga yang didampingi.
4.1 Pelaksanaan Pendampingan
Adapun kegiatan pendampingan keluarga sebagai berikut:
No.

Tanggal

Waktu

Jam

Tim

Volume

Kegiatan

JKEM
1

27/7/201 12.00-2 8 jam
6

5 org

25 jam

0.00

Berkonsultasi

mengenai

pembagian kk dampingan
dengan

kepada

dusun

sebunibus
mengunjungi
perkenalan

dan
sekaligus
dengan

kk

dampingan
2

28/7/201 15.00-2 6 jam

4 org

12 jam

Membantu

bapak

wayan

1

6

0.00

mudiana

mencari

memberi

pakan

serta
ternak

(sapi)
3

29/7/201 15.00-2 5 jam
6

5 org

25 jam

0.00

Berbincang-bincang dengan
kk

dampingan

mencari

sekaligus

masalah

dihadapi

yang

oleh

kk

dampingan
4

31/7/201 12.00-2 8 jam
6

3 org

12 jam

0.00

Memperkenalkan kepada kk
dampingan cara hidup sehat
dan bersih-bersih di sekitar
rumah

dengan

usulan

penanaman toga
5

1/8/2016 14.00-1 5 jam

4 org

12 jam

9.00

Membicarakan pemasukan
dan

pengeluaraan

biaya

sehari-hari
6

3/8/2016 14.00-1 4 jam

4 org

8 jam

8.00

Bersih-bersih

dan

berbincang-bincang tentang
kehidupan kk dampingan

7

8/8/2016 14.00-1 5 jam

4 org

16 jam

9.00

Bersih-bersih dan mengajar
serta

mengajak

bermain

anak kk dampingan
8

9/8/2016 12.00-1 4 jam

5 org

15 jam

Mencari

informasi
2

6.00
9

10/8/201 12.00-2 8 jam
6

mengenai penyakit katarak
5 org

20 jam

0.00

Berbincang-bincang dengan
kk

dampingan

membantu

sekaligus

mengerjakan

pekerjaan rumah
10

12/8/201 12.00-2 9 jam
6

5 org

15 jam

1.00

Membantu kk dampingan
untuk

mengerjakan

perlengkapan

sembahyang

(mejejahitan)
11

13/8/201 13.00-1 6 jam
6

4 org

8 jam

9.00

Mengajar anak pertama
bapak wayan mudina
menulis dan membaca

12

17/8/201 14.00-1 4jam
6

5 org

20 jam

8.00

Membantu kk dampingan
mencari pakan ternak dan
membantu memberi pakan
ternak

dan

pemberian

vitamin pada ternak
13

20/8/201 15.00-1 4 jam
6

9.00

5 org

15 jam

Memberikan
mengenai

informasi

proker

biogas

beserta kesehatan ternak

3

14

24/8/201 13.00-2 7 jam
6

5 org

15 jam

0.00

Membantu merawat anak
pertama dari bapak wayan
mudiana yang sedang sakit
panas

serta

memberikan

obat-obatan P3K
15

26/8/201 13.00-2 7 jam
6

5 org

15 jam

0.00

Memberikan
kenang-kenangan sekaligus
berpamitan

kepada

kk

dampingan
90 jam
TOTAL

Volume JKEM

233 jam

Tabel 3. Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan
4.2 Hasil
Berhasil tidaknya suatu upaya sangat tergantung pada kesadaran dan partisipasi aktif
masing – masing keluarga serta tidak lepas dari bagaimana solusi yang diberikan dalam
menjawab permasalahan – permasalahan yang ditemui serta partisipasi positif demi terwujudnya
kondisi yang diinginkan. Pendampingan terhadap keluarga Bapak Wayan Mudiana menghasilkan
beberapa hal positif seperti berikut:

1. Adanya peningkatan kondisi hewan ternak
Lewat alernatif pembersihan kandang, pengaturan makanan hingga pemberian
vitamin pada hewan ternak menjadikan kondisi ternak yang makin berkualitas. Bobot

4

dari ternak makin meningkat. Selama pemantuan pun, kondisi ternak semakin sehat.
Tidak terkena penyakit yang menyebabkan kondisi ternak yang menurun.
Pada akhirnya, peningkatan kondisi ini berdampak pada penjualan ternak.
Diharapkan harga jual akan tinggi sehingga peningkatan ekonomi terjadi dan
pemenuhan kebutuhan hidup terpenuhi. Walau belum dapat dijual, namun diharapkan
agar harga jual dari hewan ternak tinggi.

2. Adanya peningkatan semangat belajar anak
Selama proses belajar menggambar dan mewarnai sebagai bagian dari pengajaran
pendidikan informal bagi anak, supaya semakin giat dalam belajar. Beberapa hasil
gambar dihasilkan. Nyatanya, hal ini juga menjadi stimulant bagi anak untuk makin giat
belajar. Dikarenakan anak yang masih kanak-kanak, nilai raport memang belum dapat
menjadi acuan yang signifikan. Namun dari laporan perkembangan pendidikan anak di
kelas, dinyatakan anak semakin giat belajar dan semangat belajarnya jelas meningkat.

3. Adanya peningkatan kesehatan keluarga
Lewat makin bersihnya keluarga mengatur pola hidup, tingkat kesehatan jelas
meningkat. Ditambah dengan adanya toga, keluarga menjadi mampu memanfaatkan
tanaman obat tersebut jika mengalami masalah kesehatan. Pendampingan juga
dilakukan dengan pemberian P3K. Sehingga, obat-obat tersebut setidaknya dapat
menjadi obat awal jika keluarga juga mengalami gangguan kesehatan. Keluarga juga
sedang berada dalam ancang-ancang mengurus JKBM. Diharapkan lewat konsentrasi
masalah kesehatan keluarga, maka keluarga Bapak Wayan Mudiana selalu diberikan

5

kesehatan.
Diharapkan perubahan – perubahan yang telah didapatkan terus berlanjut ke arah
yang lebih baik dari saat ini sehingga kesejahteraan hidup yang diinginkan oleh
keluarga Bapak Wayan Mudiana dapat tercapai.

4.3

Kendala
Kendala yang dihadapi selama pendampingan keluarga dari adalah mahasiswa tidak dapat

membantu secara optimal dalam permasalahan ekonomi karena keterbatasan dana yang dimiliki.
Dimana pendanaan mahasiswa masih bergantung dari orang tua sehingga mahasiswa hanya
mampu memberikan solusi dalam bentuk bertukar pikiran serta motivasi dalam menyelesaikan
masalah dari keluarga dampingantersebut.

6

BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari berbagai hal yang dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga sebagai
keluarga dampingan memiliki berbagai macam masalah dari segi ekonomi, pendidikan, dan
kesehatan. Solusi yang dapat dilakukan adalah diskusi membicarakan masalah, memberikan
solusi dan motivasi untuk menghadapi masalah tersebut. Selain memberikan solusi masalah dan
motivasi, sumbangan berupa sembako dan barang-barang perlengkapan rumah tangga
yangdiberikan untuk meringankan sedikit beban yang ditanggung oleh Bapak Wayan Mudiana.

5.2 Rekomendasi
Rekomendasi yang dapat diberikan sebagai tidak lanjut kepada keluarga dampingan
diantaranya tetap bersemangat dalam menjalani hidup ini dan dalam mencari nafkah untuk hidup
walaupun penghasilan hanya mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pangan, serta memberikan
pengertian kepada pihak keluarga khususnya mengenai pentingnya menjaga kesehatan.

1

LAMPIRAN
Kegiatan membantu bapak Wayan Mudiana memberi pakan ternak

Kegiatan membantu wayan sani (istri dari bapak Wayan Mudiana) membuat perlengkapan
sembahyang (mejejahitan)

Kegiatan memasak di rumah keluarga bapak wayan mudiana

2

3