Turistifikasi Warisan Budaya Pura Goa Gajah di Desa Bedulu, Blahbatuh Gianyar.

TESIS

TURISTIFIKASI WARISAN BUDAYA PURA GOA GAJAH
DI DESA BEDULU, BLAHBATUH, GIANYAR

KADEK DEDY PRAWIRAJAYA R

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016

TESIS

TURISTIFIKASI WARISAN BUDAYA PURA GOA GAJAH
DI DESA BEDULU, BLAHBATUH, GIANYAR

KADEK DEDY PRAWIRAJAYA R
NIM 1290261004

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI KAJIAN BUDAYA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016

TURISTIFIKASI WARISAN BUDAYA PURA GOA GAJAH
DI DESA BEDULU, BLAHBATUH, GIANYAR

Tesis Ini Untuk Memperoleh Gelar Magister
Pada Program Magister, Program Studi Kajian Budaya,
Program Pascasarjana Universitas Udayana

KADEK DEDY PRAWIRAJAYA R
NIM 1290261004

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI KAJIAN BUDAYA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR
2016
ii

iii

Tesis ini telah diuji oleh Panitia Penguji pada
Tanggal 27 Oktober 2016
Panitia Penguji Tesis, Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana
Nomor: 5194/UN.14.4/HK/2016, Tanggal 24 Oktober 2016

Ketua

: Prof. Dr. I Wayan Ardika, M.A

Anggota

:
1. Dr. I Gede Mudana, M.Si
2. Prof. Dr. I Made Suastika, S.U

3. Dr. I Gusti Ketut Gde Arsana, M.Si
4. Dr. I Wayan Redig

iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Yang bertanda tangan di bawah ini:
NAMA

: Kadek Dedy Prawirajaya R.

NIM

: 1290261004

PROGRAM STUDI : Magister (S2) Kajian Budaya
JUDUL TESIS

: Turistifikasi Warisan Budaya Pura Goa Gajah di Desa Bedulu,

Blahbatuh, Gianyar.

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat. Apabila di kemudian hari
terbukti terpadat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai
Peraturan Mendiknas RI No. 17 tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 27 Oktober 2016
Yang Menyatakan,

Kadek Dedy Prawirajaya R.

v

Tesis ini telah diuji oleh Panitia Penguji pada
Tanggal 27 Oktober 2016
Panitia Penguji Tesis, Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana
Nomor: 5194/UN.14.4/HK/2016, Tanggal 24 Oktober 2016

Ketua


: Prof. Dr. I Wayan Ardika, M.A

Anggota

:
1. Dr. I Gede Mudana, M.Si
2. Prof. Dr. I Made Suastika, S.U
3. Dr. I Gusti Ketut Gde Arsana, M.Si
4. Dr. I Wayan Redig

iv

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Mahaesa/ Ida Sang
Hyang Widhi Wasa atas rahmat dan anugrah-Nya penulis dapat menyelesaikan
Tesis ini yang berjudul “Turistifikasi Warisan Budaya Pura Goa Gajah di
Desa Bedulu, Blahbatuh, Gianyar”. Tesis ini merupakan tugas akhir penulis

dalam menyelesaikan pendidikan Program Magister (S2) Program Studi Kajian
Budaya Program Pascasarjana, Universitas Udayana.
Sejak pelaksanaan penelitian, penulisan Tesis ini dapat diselesaikan karena
tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh sebab itu perkenankanlah penulis
menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat:
1. Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr I Ketut Suastika, Sp.P.D.KEMD.,
atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk
mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister Kajian
Budaya Universitas Udayana.
2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana Prof. Dr. dr. A.A
Raka Sudewi, Sp.S(K), Prof. Dr. Made Budiarsa, M.A selaku Asisten
Direktur I, dan Prof. Made Sudiana Mahendra, Ph.D selaku Asisten
Direktur II atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk
menempuh pendidikan Program Magister Kajian Budaya Universitas
Udayana.
3. Ketua Program Studi Magister Kajian Budaya Dr. I Gusti Ketut Gde
Arsana, M.Si, dan Sekretaris Program Studi Magister Kajian Budaya Dr. I
v

Nyoman Dhana M.A yang memberikan fasilitas pendidikan dan motivasi

selama penulis menjadi karyasiswa.
4.

Prof. Dr. I Wayan Ardika M.A selaku pembimbing I yang telah
memberikan banyak waktunya dan dengan sabar memberikan masukan,
motivasi, dan arahan sehingga tesis ini bisa diselesaikan dengan baik.

5. Dr. I Gede Mudana M.Si selaku pembimbing II yang tidak bosanbosannya memberikan semangat, motivasi, perhatian, dan membimbing
dengan sabar, serta meluangkan waktu dan memberikan banyak pinjaman
literatur sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.
6. Dosen pengajar Program Studi Magister Kajian Budaya yang telah
memberikan banyak ilmunya selama penulis mengikuti perkuliahan.
7. Seluruh staf akademik dan perpustakaan Program Studi Magister Kajian
Budaya atas pelayanannya selama penulis menjadi karyasiswa.
8. Pemerintah Provinsi Bali, Pemerintah Kabupaten Gianyar atas izin
penelitian yang diberikan kepada penulis.
9. Bendesa Bedulu beserta staf, Perbekel Desa Bedulu beserta staf,
Pemangku Pura Goa Gajah, Pengempon Pura Goa Gajah, masyarakat
Bedulu, dan sekretaris sadar wisata I Nyoman Sukadana yang telah
memberikan banyak informasi dan data yang penulis perlukan.

10. Teman-teman karyasiswa Program Studi Kajian Budaya angkatan 2012:
Paulus Jeramun, Irsyan Basri, Made Dewi Antari, Ni Putu Ayu Rastiti,
Kadek Agus Ardika, Pammuda, Ni Ketut Ayu Widiantari, Kemala Taufiq,
I Ketut Sutarwiyasa, I Putu Puspa Artayasa, Immelfi Mudiarti Mursal,

vi

Rico Aprisa yang selalu memberikan motivasi, doa, dan semangat selama
perkuliahan maupun penulisan Tesis ini.
11. Orang tua penulis Dr. I Made Rajeg M.Hum, Dra. Luh Putu Laksminy
M.hum, Kakak Gede Primahadi Wijaya Rajeg S.S M.Hum, Adik dr.
Komang Surya Bhuana Rajeg S.Ked, terima kasih atas kesabaranya
memberikan doa, semangat, motivasi, tuntunan selama perkuliahan dan
penulisan Tesis ini, ‘The Only One’ Luh Gede Eka Widiarthi Amd,Keb
terima kasih yang terdalam atas cinta kasihnya memberikan semangat,
perhatian, dan doa akhirnya tesis ini bisa diselesaikan.
12. Semua Pihak yang sudah banyak mendukung penulis menyelesaikan Tesis
ini yang tidak dapt disebutkan satu persatu.
Dengan ketulusan dan kerendahan hati penulis meminta permohonan maaf
sebesar-besarnya kepada semua pihak di atas apabila mungkin ada salah yang

disengaja maupun tidak disengaja dan penulis mendoakan semoga Tuhan Yang
Maha Esa/ Ida Sang Hyang Widhi Wasa melimpahkan rahmat-Nya kepada para
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Tesis ini.

Denpasar, 27 Oktober 2016

Penulis

vii

ABSTRAK

Penelitian “Turistifikasi Warisan Budaya Pura Goa Gajah di Desa Bedulu,
Blahbatuh Gianyar” ini bertujuan untuk (1) menjelaskan bentuk Turistifikasi
Warisan Budaya Pura Goa Gajah yang meliputi produksi, distribusi, dan konsumsi
(2) menganalisis ideologi dan kepentingan dalam Turistifikasi Warisan Budaya
Pura Goa Gajah, dan (3) menganalisis makna Turistifikasi Warisan Budaya Pura
Goa Gajah.
Penelitian yang berlokasi di Pura Goa Gajah, desa Bedulu, Blahbatuh
Gianyar ini dirancang dengan menggunakan metode kualitatif. Data primer dalam

penelitian ini diperoleh melalui wawancara, obsevasi, dan dokumentasi, dengan
memanfaatkan instrument berupa kuesioner. Pemerolehan data melalui
wawancara dilakukan dengan metode berstruktur dan mendalam dibantu dengan
instrument berupa panduan wawancara. Sementara itu, data sekunder penelitian
ini diambil dari pustaka-pustaka yang relevan dengan judul penelitian. Kemudian,
data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan metode analisis
deskriptif kualitatif. Teori yang digunakan untuk menganalisis data adalah teori
komodifikasi (Barker, 2005), teori kekuasaan dan pengetahuan (Foucault, 2002),
dan. teori praktik oleh Bourdeu (Harker, 2005).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah memiliki kekuatan
politis melalui komodifikasi-produksi, distribusi, konsumsi dan birokratisasi
untuk menjadikan warisan budaya Pura Goa Gajah sebagai sebuah produk
budaya. Hal ini terjadi karena tempat ini memiliki petanda-petanda yang dijadikan
objek budaya berupa tinggalan arkeologis, dan dipasarkan kepada wisatawan
lokal, wisatawan lokal dari luar Bali, dan wisatawan internasional. Petandapetanda tersebut berupa goa, arca dan fragmen arca, kolam petirtaan, sejarah Pura
Goa Gajah, lanskap alam, dan nilai-nilai yang dimiliki Pura Goa Gajah. Hal ini
mengindikasikan bahwa ideologi pasar dan pemerintah melalui Undang-Undang
Nomor 11 tahun 2010 tentang cagar budaya memainkan dominasinya,
memberikan peluang untuk berusaha, menciptakan lapangan pekerjaan baru,
memberdayakan masyarakat dalam setiap pengelolaan, sehingga mendapat

persetujuan dari masyarakat dan memberikan manfaat mutualisme. Makna yang
ditimbulkan dari turistifikasi Warisan Budaya Pura Goa Gajah ini adalah makna
pelestarian cagar budaya, makna kesejahteraan masyarakat, makna keterbukaan
dan kefleksibelan budaya Bali, makna identitas budaya Bali, serta makna
kebanggaan dan kesetiaan terhadap budaya Bali.
Kata Kunci: turistifikasi, komodifikasi, produk budaya, ideologi

viii

ABSTRACT
The study of “Turistification of Cultural Heritage of Goa Gajah Temple in
The Village of Bedahulu, Blahbatuh, Gianyar” aims at (1) describing the forms of
Turistifikasi Warisan Budaya Pura Goa Gajah di Desa Bedulu, Blahbatuh Gianyar
that include the product, distribution, and market, (2) analyzing ideology of
promoting cultural heritage of Goa Gajah Temple as one of the most interesting
tourism destination in Gianyar Regency, (3) to discover the meaning of
Turistifikasi Warisan Budaya Pura Goa Gajah di Desa Bedulu, Blahbatuh Gianyar
The research that is located at Pura Goa Gajah, Bedulu village, Blahbatuh,
Gianyar was performed by applying a qualitative method. The primary data were
collected by doing interview, observation, and documentation technique with
questionairre as an instrument. The deep interviews were conducted using an
interview guide. The secondary data were taken through reading some related
literatures and the previous related study. The collected data were then analyzed
by using descriptive qualitative method, and by applying commodification theory
proposed by (Barker, 2005), dominance and power theory by (Foucault, 2002),
and practical theory by Bourdeu (in Harker, 2005).
The findings show that the government has political power to do
commodification-product, distribution, market and issue regulations which enable
them to promote cultural heritage of Pura Goa Gajah as cultural product since it
was considered as a cultural object that posseses signs in the form of an
archaeological site. It is promoted to local people, to visitors from outside Bali
island as well as to the international tourists. The interesting and amazing objects
in the site are the cave, statues and fragment of statues set within the temple and
in front of cave area, holly pond in front of the cave, history of Goa Gajah,
natural garden landscape, and cultural values inherited from the previos
generations. The market ideology of issuing the government regulation “UU No
11 tahun 2010” on cultural heritage is that the government has a power to
dominate the tourism system that can create many industries to support the
tourism. This programme is not only available to the local people but also to those
interested in investment to develope the tourism industry in this site. Then, the
society, especially the local people—the villagers surround this temple agree to
the programme that will generate a good income. The meanings expressed by the
whole activities related to Turistifikasi Warisan Budaya Pura Goa Gajah Di Desa
Bedulu, Blahbatuh Gianyar are conservation of cultural heritage of Pura Goa
Gajah, the increase of people prosperity, flexible Balinese culture, Balinese
culture identity, and the pride as well as the loyalty of the local people to their
culture.
Key Words : touristification, commodification, cultural product, ideology

ix

RINGKASAN

Bali sebagai salah satu daerah (provinsial) tujuan wisata terpenting di
Indonesia, memanfaatkan globalisasi dan internasionalisasi bidang pariwisata
dengan cara mengembangkan berbagai daya tarik yang dimilikinya untuk
kepentingan bisnis kepariwisataan. Pariwisata mewujudkan hubungan timbalbalik yang dinamis antara kepariwisataan dan kebudayaan yang membuat
keduanya berkembang secara sinergis, harmonis dan berkelanjutan untuk dapat
memberikan

kesejahteraan

kepada

masyarakat,

kelestarian

budaya

dan

lingkungan.
Dalam posisinya sebagai tempat suci, Pura Goa Gajah mengalami apa
yang dalam kajian budaya (cultural studies) dipahami sebagai komodifikasi
(commodification). Komodifikasi secara umum adalah proses yang terjadi pada
sesuatu yang sebelumnya bukan benda komoditas menjadi komoditas. Pura Goa
Gajah yang secara esensial merupakan sebuah warisan budaya (cultural heritage),
bahkan sebuah tempat yang disucikan oleh masyarakat sekitarnya, berproses
menjadi tempat tujuan wisata untuk pasar. Dalam pandangan pakar pariwisata
budaya asal Perancis Michel Picard fenomena ini disebut touristification
(turistifikasi). Pura Goa Gajah dengan segenap perangkatnya, termasuk
masyarakat pengelola tempat tersebut, menjadi produk wisata (tourist product).
Turistifikasi adalah tidak lain proses komodifikasi dalam konteks pariwisata.
Pura Goa Gajah adalah destinasi wisata yang sangat diminati dapat dilihat
pada jumlah kunjungan wisata ke objek wisata budaya Pura Goa Gajah yang terus
meningkat (Sumber:Disparda Gianyar). Internasionalisasi Pura Goa Gajah tidak
saja berimplikasi kepada pelumeran batas antara sakral (suci) dan profan (tidak
suci) menyangkut Pura Goa Gajah, aktivitas seni dan ritual yang dulu sangat
disakarlkan tetapi interaksi masyarakat dengan wisatawan meningkat sehingga
memberikan dampak ekonomis kepada para pelaku wisata. Tugas kajian budaya
dalam hal ini adalah melihat hal tersebut secara kritis, sehingga masalah yang
akan diteliti adalah (1) Bagaimana bentuk turistifikasi warisan budaya Pura Goa

x

Gajah di Desa Bedulu, Blahbatuh, Gianyar?, (2) Ideologi dan kepentingan apa
yang ada dalam turistifikasi warisan budaya Pura Goa Gajah di Desa Bedulu,
Blahbatuh, Gianyar?, dan (3) Bagaimana makna turistifikasi warisan budaya pura
goa gajah di Desa Bedulu, Blahbatuh, Gianyar?
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk Turistifikasi Pura Goa
Gajah yang meliputi produksi, distribusi, konsumsi, dan menjelaskan Pura Goa
Gajah sebagai tempat pemujaan masyarakat desa Bedulu dan sebagai tinggalan
arkeologi, (2) menganalisis ideologi dan kepentingan

pemerintah dalam

turistifikasi Pura Goa Gajah, dan (3) menganalisis makna Turistifikasi Pura Goa
Gajah.
Penelitian yang berlokasi di Pura Goa Gajah di Desa Bedulu, Blahbatuh
Gianyar ini dirancang dengan menggunakan metode kualitatif. Data primer dalam
penelitian ini diperoleh melalui wawancara, obsevasi dan dokumentasi.
Pemerolehan data melalui wawancara dilakukan dengan metode berstruktur dan
mendalam, dilakukan oleh peneliti sendiri dibantu dengan seorang pengumpul
data yang telah diberikan pengarahan sebelumnya tentang teknik dalam
memperoleh data, dan dibantu dengan instrument berupa panduan wawancara.
Instrumen lain dalam memperoleh data adalah dengan menyebarkan kuesioner.
Sementara data sekunder adalah data yang diambil dari pustaka-pustaka yang
relevan dengan penelitian ini. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan
menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif
Hasil penelitian menunjukkan produksi dalam “Turistifikasi Warisan
Budaya Pura Goa Gajah Di Desa Bedulu, Blahbatuh, Gianyar” berkaitan dengan
Pura Goa Gajah sebagai tinggalan arkeologi yang bersifat Budhisme pada abad
ke-9 dan besifat Hinduisme dibangun pada abad ke-11. Melalui Undang-Undang
Nomor 11 tahun 2010, Pura Goa Gajah dikomodifikasikan menjadi produk
budaya dan dikembangkan sebagai destinasi wisata arkeologis yang religius
karena memiliki tanda-tanda yang dikemas dalam paket produk wisata budaya dan
dipasarkan kepada wisatawan, baik wisatawan lokal Bali, wisatawan lokal luar
Bali, dan wisatawan internasional. Adapun petanda-petanda tersebut adalah
sejarah Pura Goa Gajah, keindahan alam di sekitar Pura disertai Sungai Petanu

xi

dan pohon Kepuh besar berusia ratusan tahun, membuat Pura Goa Gajah
bernuansa magis, Goa, arca dan fragmen arca yang memiliki bentuk estetika
arsitektur kekunaan baik yang ada di dalam goa dan di kiri kanan mulut goa, di
kolam petirtaan, dan di sekitar sungai Petanu, Arca dan fragmen arca tinggalan
pemujaan Hindu pada abad ke-11, tinggalan di dalam Goa seperti: dua baris
tulisan, ceruk, arca Tri Lingga, arca Ganesha, dan fragmen arca, tinggalan pada
bangunan di sebelah barat Goa, yaitu arca raksasa (arca jongkok), arca Ganesha
yang sudah tidak utuh, arca pancuran di kolam petirtaan tinggalan, kolam mini
dibagi menjadi 3 (tiga) kolam yang dibatasi dengan tembok yang rendah, disertai
3 (tiga) arca pancuran dan pada kolam paling kanan dan kiri, sementara pada
kolam yang di tengah tidak terdapat arca, peninggalan di kiri dan kanan mulut
Goa dengan kondisi tidak utuh, yaitu: (a) arca Ganesha Pancuran terletak di ujung
timur, (b) arca raksasa, tepatnya di kiri kanan mulut Goa, dimana salah satu arca
tersebut tidak utuh, (c) batu silinder, diyakini sebagai anda (bagian tubuh dari
stupa, dan dua objek berbentuk silindris namun sulit diidentifikasi, Arca dan
Fragmen Arca di Komplek Lembah Tukad Petanu, tinggalan produk Budaya pada
abad ke-9 yang bersifat Buddhisme berupa relief payung susun tiga belas, relief
stupa bercabang tiga, fragmen arca Budha dengan sikap Dyani Buddha Amitaba,
arca dewi Hariti, dan bangunan Pelinggih pelengkap pura setelah abad ke 11
untuk melakukan upacara ritual keagamaan, seperti: (a) gedong pemujaan Dewi
:Laksmi, (b) pelinggih Limas Catu, (c) pelinggih Limas Mujung, (d).pelinggih
leluhur para Raja di Bedulu, (e) Bale Pengaruman, (f), Bale Pengaruman, (g)
Bale Gde (h) Bale Peselang, (i) Bale Panjang, (j) Pura aman sari,(k) candi
Bentar, dan (l) Pelinggih di sebelah pohon Kepuh.
Produk budaya Pura Goa Gajah dipasarkan baik melalui media cetak
dan elektronik dalam bentuk iklan dan diaktualisasikan berupa tanda visual foto,
audio visual dan tanda verbal melalui media cetak berupa brosur, buku booklet,
dan web baik oleh lembaga pemerintah-Dinas Pariwisata Kabupaten Kota
Gianyar,

dan lembaga non-pemerintah / pengusaha di bidang pariwisata.

Pemasaran oleh Dinas Pariwisata Daerah Gianyar dilakukan melalui saluran
media cetak dengan membuat: booklet berbahasa Inggris dan brosur, serta

xii

pemasaran melalui web Dinas Pariwisata Kabupaten Kota Gianyrc: web
http://diparda.gianyarkab.go.id/index.php/en/uu-kepariwisataan-09/item/234elephant-cave. Pemasaran oleh lembaga non-pemerintah, diantaranya oleh Wisata
Bali Utara Travel melalui web http://wisatabaliutara.com/2015/01/goa-gajahwisata-bersejarah-di-bali.html/ dan oleh Bali Star Island Travel melalui web
http://www.balistarisland.com/Bali-Interesting-Place/Goa-Gajah-Temple.htm.
Pura Goa Gajah termasuk ke dalam 10 besar destinasi wisata di Bali
yang dikunjungi oleh wisatawan lokal dari Bali, wisatawan atau masyarakat lokal
dari luar Bali,wisatawan internasional. Sebagian besar wisatawan tersebut
mengatakan sangat tertarik dengan estetika arsitektur kekunaan tinggalan
arkeologis Pura Goa Gajah. Wisatawan lokal Bali mengunjungi Pura Goa Gajah
untuk melakukan wisata ritual-rekreasi dan Metirta Yatra atau melakukan
pemujaan, Wisatawan lokal luar Bali sangat tertarik dengan keunikan arsitektur
kekunaan Pura Goa Gajah. di samping itu mereka juga tertarik dengan lansekap
taman-keadaan alam, dan aktivitas ritual. Fasilitas pendukung seperti wantilan,
tempat parkir, kantin,, dan gazebo serta promosi, keamanan, kebersihan,
kesejukan, pelayanan staff, dan harga tiket mendapat penilaian baik oleh mereka.
Namu demikian promosi, toilet, kebersihan lingkungan dan sarana kebun perlu
ditingkatkan, dan wisatawan internasional memberikan penilaian sangat bagus
baik terhadap kekunaan arsitektur Pura Goa gajah, lansekap taman, dan kolam
petirtaan, terkait fasilitas penunjang seperti wantilan, tempat parkir, gazebo, dan
taman di sekitar Pura Goa Gajah, serta penilaian terhadap promosi, keamanan,
pelayanan staff, harga tiket, keramahan staff dan informasi oleh pemamdu wisata
lokal.
Melalui Undang-Undang Nomor 11 tahun 2010, pemerintah memiliki
kekuatan politis yang mengindikasikan ideologi pasar, yaitu hegemoni
terselubung dimana pemerintah melalui dominasi dan kekuasaannya tersebut
menjanjikan kesempatan berusaha, menciptakan lapangan pekerjaan baru,
memberdayakan masyarakat dalam setiap pengelolaan, sehingga mendapat
persetujuan dari masyarakat dan memberikan manfaat mutualisme. Fenomena ini
memunculkan fenomena baru dimana ladang pertanian ditinggalkan dan memilih

xiii

pekerjaan di bidang parwisata, baik yang bergerak di bidang barang dan jasa.
Pemerintah melengkapi fasilitas seperti tempat Parkir, tangga menuju Goa dan
menuju sungai, tempat berjualan cindera mata, toilet, dan taman, penyewaan
selendang, penerangan dan fasilitas penyediaan informasi. Pengelolaan kawasan
Pura dilakukan oleh Jero Mangku Gde-jero Mangku di Pura Goa Gajah beserta
staffnya yang juga sebagai pemandu wisata lokal. Mengembangkan pelinggih
pelengkap pura dan bertanggung jawab terhadap upacara dan upakara
menggunakan dana 26% pertahun yang diperoleh dari pemasukan penjualan tiket.
Pelestarian cagar budaya dilakukan secara formal –oleh pemerintah dalam hal ini
BP3 yang menangani Goa, arca, fragmen arca, kolam petirtaan, arca di sekitar
sungai,

serta

pemerintah

melestarikan

Pura

Goa

Gajah

dengan

cara

mempromosikan ke dunia internasional sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11
tahun 2010. Sementara pelestarian konvensional dilakukan oleh masyarakat lokal
dengan cara memelihara lingkungan dengan sapu, cangkul, dan peralatan
tradisional lainnya. Strategi pelestarian yang digunakan adalah perlindungan,
pengembangan, dan pemanfaatan.
Makna .Turistifikasi Pura Goa Gajah diekspresikan dan dianalisis melalui
tanda-tanda yang ada di Pura Goa Gajah. Pura Goa Gajah memiliki petandapetanda dalam bentuk objek tinggalan arkeologis, nilai-nilai, aktivitas seni dan
ritual yang melalui turistifikasi Pura Goa Gajah menjadikannya sebuah teks
budaya yang mencerminkan makna-makna melalui (1) aktivitas pembangunan
melalyi pariwisata; (2) pelumeran batas sakral-profan; (3) pemberdayaan
partisipasi masyarakat.
Turistifikasi Warisan Budaya Pura Goa Gajah adalah suatu proses
komodifikasi dan birokratisasi yang mengubah tanda-tanda dalam bentuk objek
tinggalan arkeologis, nilai-nilai, aktivitas seni dan ritual menjadi sebuah teks
budaya melalui aturan-aturan. Renovasi dan pengembangan Pura Goa Gajah
mencerminkan makna pelestarian cagar budaya Pura Goa Gajah dan makna
kesejahteraan masyarakat melalui aktivitas promosi Pura Goa Gajah serta melalui
pengembangan sarana penunjang kegiatan komersial dan rekreasi. Melalui
pengembangan tersebut nilai-nilai yang ada berkembang ke arah nilai-nilai budaya

xiv

religious yang dinamis dan kreatif kontemporer yang memberikan manfaat positif
dan ekonomis berdasarkan iptek karena memiliki nilai kekuasaan, nilai ekonomi,
nilai produksi iptek, nilai religious kontemporer, dan nilai mutualisme antara
pelaku pariwisata-pemerintah, pemilik modal (pihak swasta), dan masyarakat
lokal.
Melalui turistifikasi warisan budaya Pura Goa Gajah sebagai produk
budaya lokal bergeser menjadi produk budaya modern karena pengaruh arus
budaya global, berdampak kepada pelumeran batas sakral-profan yang
.mencerminkan makna budaya Bali bersifat terbuka dan fleksibel. Pergeseran
tersebut menyangkut nilai-nilai lama dan identitas terkait kesucian dan kesakralan
seni tari, ritual, ataupun sebagai tempat suci yang sebelumnya disakralkan
mengalami pergeseran ke arah profan. Nilai-nilai yang sebelumnya mencerminkan
toleransi antara agama Hindu dan Budha, kini toleransi tersebut berkembang antar
agama dan kepercayaan yang semakin luas. Pertunjukkan seni tari yang
disakralkan kini sebagai seni tari sakral kontemporer. Aktivitas ritual sehari-hari
ataupun pada waktu tertentu menjadi aktivitas pertunjukkan kepada wisatawan,
Pura Goa Gajah yang sebelumnya sebagai tempat berlangsungnya ritual
keagamaan yang bernilai sakral religious dan magis kini berkembang menjadi
tempat perhelatan seni sakral dan kontemporer magis setahun sekali pada hari
raya Tumpek Krulut. Aktivitas ritual, seni, dan produk budaya kontemporer yang
semakin meningkat dan semarak dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Desa
Bedulu mencerminkan makna identitas Budaya Bali yang terbuka, luwes, dinamis,
dan kreatif kontemporer, namun tetap melestarikan dan meningkatkan nilai
budaya Bali yang tradisional terkait dengan nilai solidaritas dan religious magis
sebagai karakteristik identitas budaya Bali.
Peran serta masyarakat dalam setiap aktivitas turistifikasi Pura Goa Gajahmisalnya dalam produksi, distribusi dan pelestarian Pura Goa Gajah
mencerminkan makna bahwa masyarakat Desa Bedulu memiliki rasa bangga dan
setia terhadap cagar budaya Pura Goa Gajah serta nilai-nilai yang dimilikinya.
Perhelatan seni yang digagas oleh masyarakat Desa Bedulu dan bekerjasama
dengan seniman berbagai asal dan kalangan pada setiap tumpek krulut ini

xv

mencerminkan makna bangga akan budaya Bali yang sarat dengan (1) nilai
religius magis melalui aktivitas keagamaan sehari-hari dan setiap hari raya besar
umat Hindu; (2) nilai sosial budaya yang meliputi pengetahuan, sejarah melalui
arca-arca yang terdapat di Pura Goa, rasa toleransi dan solidaritas antar sesama;
(3) nilai estetika yang terdapat pada seni arsitektur goa, ceruk, arca-arca Hindu
dan Budha, dan lansekap alam yang gaib namun asri, karena situs terbagi 2 yaitu
situs arca Hindu dan Budha dipisahkan oleh sungai Pakerisan disertai pohonpohon besar yang bernilai magis juga.
Peran serta masyarakat dalam turitifikasi pura Goa Gajah juga mencerminkan
makna setia masyarakat Bali terhadap Pura Goa Gajah dan budayanya. Kesetiaan
tersebut diekspresikan melalui aktivitas keagamaan dan pemujaan sehari-hari di
Pura Goa Gajah, dengan mengembangkan rasa toleransi, solidaritas, sifat terbuka,
dinamis dan kreatif yang dipadukan, dipromosikan, dan ditampilkan dalam
festival seni Srawung Cipta Seni Sembah pada setiap Tumpek Krulut di Pura Goa
Gajah yang direncanakan akan dilaksanakan setiap tumpek tumpek Krulut sau
tahun sekali.
Kesimpulan yang diperoleh adalah melalui Undang-Undang Nomor 11 tahun
2010 dimana salah satu tujuannya untuk mempromosikan cagar budaya, khususnya
Pura Goa Gajah kepada masyarakat internasional dalam rangka pelestarian cagar
budaya tersebut. Pemerintah melalui dominasinya menjadikan Pura Goa Gajah
sebagai produk budaya global yang dikomodifikasi menyangkut produksi,
distribusi, dan konsumsi, bekerja sama dengan masyarakat desa Bedulu dan pihak
swasta dalam

memasarkan Pura Goa Gajah melalui saluran media cetak dan

elektronik. Adapun ideology yang mendasari pemasaran tersebut adalah ideology
pasar yang dapat memberikan keuntungan timbal balik antara pemerintah—dalam
hal ini Dinas Pariwisata Kota Gianyar, masyarakat swasta yang bergerak di bidang
barang dan jasa terkait pariwisata, dan msyarakat Desa Bedulu sebagai pemilik
cagar budaya tersebut. Manfaat ekonomi selain untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, adalah untuk membuka peluang kerja baru dan yang terpenting adalah
dalam rangka untuk melestarikan cagar budaya Pura Goa Gajah melalui strategi

xvi

perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan baik secara formal maupun
informal.
Makna aktivitas “Turistifikasi Warisan Budaya Pura Goa Gajah di Desa
Bedulu, Blahbatuh, Gianyar” diekspresikan melalui (1) Pengembangan melalui
pariwisata mencerminkan makna pelestarian terhadap cagar budaya Pura Goa
Gajah dan makna kesejahteraan masyarakat, (2) peleburan batas sakral dan profan,
mencerminkan makna budaya Bali yang terbuka dan fleksibel, serta mencerminkan
makna identitas budaya Bali yang dinamis, dan (3) peran serta masyarakat
mencerminkan makna bahwa masyarakat bangga dan setia terhadap cagar budaya
Pura Goa Gajah serta nilai-nilai yang dimiliki.

xvii

DAFTAR ISI
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................ v
ABSTRAK .......................................................................................................viii
ABSTRACT ......................................................................................................... ix
RINGKASAN...................................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xviii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xxii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xxiii
BAB I PENDAHULUAN .................................... Error! Bookmark not defined.
1.1

Latar Belakang ...................................... Error! Bookmark not defined.

1.2

Rumusan Masalah.................................. Error! Bookmark not defined.

1.3

Tujuan Penelitian................................... Error! Bookmark not defined.

1.3.1

Tujuan Umum ................................ Error! Bookmark not defined.

1.3.2

Tujuan Khusus................................ Error! Bookmark not defined.

1.4

Manfaat Penelitian................................. Error! Bookmark not defined.

1.4.1

Manfaat Teoretis............................. Error! Bookmark not defined.

1.4.2

Manfaat Praktis............................... Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL
PENELITIAN...................................................... Error! Bookmark not defined.
2.1

Kajian Pustaka....................................... Error! Bookmark not defined.

2.2

Konsep .................................................. Error! Bookmark not defined.

2.2.1

Turistifikasi .................................... Error! Bookmark not defined.

2.2.2

Warisan Budaya ............................. Error! Bookmark not defined.

2.2.3

Pura ................................................ Error! Bookmark not defined.

2.2.4

Industri Pariwisata .......................... Error! Bookmark not defined.

2.2.5

Daya Tarik Wisata .......................... Error! Bookmark not defined.

2.2.6

Turistifikasi Pura Goa Gajah........... Error! Bookmark not defined.

2.3

Landasan Teori ...................................... Error! Bookmark not defined.

2.3.1

Teori Komodifikasi......................... Error! Bookmark not defined.

2.3.2

Teori Kekuasaan/ Pengetahuan ....... Error! Bookmark not defined.

xviii

2.3.3
2.4

Teori Praktik................................... Error! Bookmark not defined.

Model Penelitian.................................... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN ....................... Error! Bookmark not defined.
3.1

Rancangan Penelitian............................. Error! Bookmark not defined.

3.2

Lokasi Penelitian ................................... Error! Bookmark not defined.

3.3

Jenis dan Sumber Data........................... Error! Bookmark not defined.

3.4

Instrumen Penelitian .............................. Error! Bookmark not defined.

3.5

Penentuan Informan............................... Error! Bookmark not defined.

3.6

Teknik Pengumpulan Data..................... Error! Bookmark not defined.

3.6.1

Observasi........................................ Error! Bookmark not defined.

3.6.2

Wawancara..................................... Error! Bookmark not defined.

3.6.3

Dokumentasi................................... Error! Bookmark not defined.

3.7

Teknik Analisis Data ............................. Error! Bookmark not defined.

3.8

Teknik Penyajian Analisis Data ............. Error! Bookmark not defined.

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA BEDULU DAN PURA GOA GAJAH
............................................................................ Error! Bookmark not defined.
4.1

Desa Bedulu .......................................... Error! Bookmark not defined.

4.1.1

Lokasi dan Keadaan Geografis ....... Error! Bookmark not defined.

4.1.2

Sejarah Desa Bedulu....................... Error! Bookmark not defined.

4.1.3

Kependudukan................................ Error! Bookmark not defined.

4.1.3.1 Jumlah Penduduk dan Mata Pencaharian ... Error! Bookmark not
defined.
4.1.3.2 Agama dan Kepercayaan............. Error! Bookmark not defined.
4.1.3.3 Sistem Sosial Masyarakat............ Error! Bookmark not defined.
4.2

Sejarah Pura Goa Gajah ......................... Error! Bookmark not defined.

BAB V BENTUK TURISTIFIKASI WARISAN BUDAYA PURA GOA GAJAH
............................................................................ Error! Bookmark not defined.
5.1

Produksi dalam Turistifikasi Pura Goa Gajah....... Error! Bookmark not

defined.
5.1.1

Pura Goa Gajah sebagai Tempat Suci Hindu Masyarakat Desa

Bedulu ....................................................... Error! Bookmark not defined.

xix

5.1.2

Pura Goa Gajah sebagai Tinggalan ArkeologiError! Bookmark not

defined.
5.1.3

Pura Goa Gajah sebagai Produk Budaya dalam Turistifikasi .. Error!

Bookmark not defined.
5.2

Distribusi dalam Turistifikasi Pura Goa Gajah ..... Error! Bookmark not

defined.
5.2.1

Distribusi melalui Penjualan Tiket .. Error! Bookmark not defined.

5.2.2

Distribusi melalui Media Cetak....... Error! Bookmark not defined.

5.2.3

Distribusi melalui Website.............. Error! Bookmark not defined.

5.2.3.1 Distribusi melalui Website Disparda Gianyar ...Error! Bookmark
not defined.
5.2.3.2 Distribusi melalui Web Biro Perjalanan Pariwisata ............. Error!
Bookmark not defined.
5.3

Konsumsi dalam Turistifikasi Pura Goa Gajah..... Error! Bookmark not

defined.
5.3.1

Masyarakat Lokal Bali.................... Error! Bookmark not defined.

5.3.2

Masyarakat Lokal Luar Bali............ Error! Bookmark not defined.

5.3.3

Konsumsi Oleh Masyarakat Internasional ..... Error! Bookmark not

defined.
BAB VI IDEOLOGI DAN KEPENTINGAN DALAM TURISTIFIKASI
WARISAN BUDAYA PURA GOA GAJAH....... Error! Bookmark not defined.
6.1

Politik Pemerintah dalam Pembangunanisme Pariwisata. .............. Error!

Bookmark not defined.
6.2

Pengembangan Pura Goa Gajah ............. Error! Bookmark not defined.

6.3

Kapitalisme Industri Pariwisata.............. Error! Bookmark not defined.

6.4

Politik Identitas Melalui Pelestraian Budaya Lokal .... Error! Bookmark

not defined.
6.4.1

Strategi Pelestarian Pura Goa Gajah.............. Error! Bookmark not

defined.
6.4.1.1 Pelestarian Formal....................... Error! Bookmark not defined.
6.4.1.2 Pelestarian Konvensional ............ Error! Bookmark not defined.

xx

6.4.2

Pengelolaan Pelestarian Pura Goa Gajah....... Error! Bookmark not

defined.
6.4.3

Kerjasama dalam Pelestarian Pura Goa GajahError! Bookmark not

defined.
BAB VII MAKNA TURISTIFIKASI WARISAN BUDAYA PURA GOA
GAJAH................................................................ Error! Bookmark not defined.
7.1

Makna Pembangunan Pariwisata............ Error! Bookmark not defined.

7.1.1

Makna Pembangunan Pariwisata melalui Pelestarian ............. Error!

Bookmark not defined.
7.1.2

Makna Pembangunan Pariwisata melalui Kesejahteraan Masyarakat.
....................................................... Error! Bookmark not defined.

7.2

Makna Pelumeran Batas Sakral –Profan. Error! Bookmark not defined.

7.3

Makna Pemberdayaan Partisipasi Masyarakat...... Error! Bookmark not

defined.
BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN................. Error! Bookmark not defined.
8.1

Simpulan ............................................... Error! Bookmark not defined.

8.2

Saran ..................................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA .......................................... Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN ........................................................ Error! Bookmark not defined.

xxi

DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Objek Wisata Budaya Pura Goa
Gajah dan Jumlah Rata-Rata Kunjungan Perbulan

4

Tabel 6.10. 10 Besar Kunjungan Daya Tarik wisata di Bali tahun 2014-2015

134

xxii

DAFTAR GAMBAR
4.1 Lokasi Penelitian

37

4.2 Pemahat

45

4.3 Lahan Pertanian

45

5.1 Papan Nama

59

5.2 Ucapan Selamat Datang dalam Bahasa Inggris

59

5.3 Denah Bagian Dalam Goa Gajah

64

5.4 Tampak Depan Goa Gajah

64

5.5 Dua Baris Tulisan

65

5.6 Ceruk di kedua sisi lorong masuk ke dalam goa

66

5.7 Arca Ganesha di dalam Goa

67

5.8 Trilingga di dalam Goa

67

5.9 Fragmen Arca di dalam Goa

68

5.10 Tiga buah kolam dekat sekat tembok rendah

69

5.11 Kolam Pertirtaan dengan enam arca pancuran

69

5.12 Arca Ganesha pancuran

70

5.13 Arca penjaga/ Dwarapala

71

5.14 Batu silinder

71

5.15 Arca raksasa

72

5.16 Arca Ganesha

73

5.17 Arca Dewi Hariti

74

5.18 Relief payung susun tigabelas

75

5.19 Fragmen Arca Budha

76

5.20 Objek wisata Goa Gajah

82

xxiii

5.21 Ceruk besar di lorong masuk Goa

84

5.22 Tujuh ceruk kecil di dinding utara dalam goa

84

5.23 Arca Ganesha di dalam Goa

86

5.24 Fragmen Arca

87

5.25 Trilingga

88

5.26 Kolam petirtaan di Pura Goa Gajah

89

5.27 Pelinggih dengan tiga Arca kuno

90

5.28 Relief payung susun tigabelas

91

5.29 Fragmen Arca Budha

91

5.30 Keadaan alam sekitar tangga menuju sungai

92

5.31 Kolam kecil di depan ceruk sebelah utara sungai

92

5.32 Pemandangan di sekitar tangga dekat sungai

93

5.33 Pemandangan ceruk di utara kolam kecil dekat sungai

93

5.34 Pohon kepuh bernuansa magis

94

5.35 Loket karcis masuk

97

5.36 Harga tiket masuk

98

5.37 Ticket Checking

98

5.38 Area parkir di Goa Gajah

98

5.39 Judul Booklet Oleh Diparda Gianyar

100

5.40 Aktualisasi dalam bentuk foto

101

5.41 Brosur Goa Gajah oleh Diparda Gianyar

102

5.42 Goa Gajah dan petirtaan pada brosur Diparda Gianyar

102

5.43 Web Diparda Gianyar

103

5.44 Web biro perjalanan Bali Star Island Tour

105

xxiv

5.45 Liputan Tribun Bali Online

107

5.46 Anak-anak PAUD Werdi Pradnya Desa Mumbul, Sibetan,
Karangasem

110

5.47 Wisatawan tertarik dengan Goa Gajah

111

5.48 Wisatawan menikmati kolam petirtaan

113

5.49 Wisatawan menikmati sesajen

114

5.50 Wisatawan mendengar informasi tentang Trilingga

114

5.51 Wisatawan menikmati arsitek Goa Gajah

115

5.52 Wisatawan menikmati alam

115

5.53 Wisatawan menikmati Pura Budha

116

5.54 Menikmati kolam di sekitar sungai

116

5.55 Wisatawan menikmati alam di sekitar sungai

117

6.1 Pelinggih Betara Rambut Sedana / Dewi Laksmi

123

6.2 Gambar Pelinggih Leluhur Para Raja/Gusti

124

6.3 Bale Pengaruman

124

6.4 Bale Gde dan Bale Peselang

125

6.5 Bale Panjang

126

6.6 Pura Taman Sari

127

6.7 Candi Bentar

128

6.8 Bale Bengong/ Gazebo

128

6.9 Pelinggih disebelah pohon

129

6.11 Pedagang cendramata

138

6.12 Pedagang minuman

138

6.13 Flayer srawung cipta seni sembah

148

6.14 Tari Rejang Renteng

153

xxv

7.1 Tari Kecak Bedulu

167

7.2 Karnaval busana dari asosiasi karnaval Bali

167

7.3 ‘Burdah Bali’ Grup music Islam

167

7.4 Pemujaan oleh wisatawan asing

169

7.5 Papa pengumuman tata cara berpakaian

168

xxvi