TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 02 WEDI KABUPATEN KLATEN DALAM MITIGASI Tingkat Pengetahuan Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah 02 Wedi Kabupaten Klaten Dalam Mitigasi Bencana Gempa Bumi.
TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH
02 WEDI KABUPATEN KLATEN DALAM MITIGASI
BENCANA GEMPA BUMI
NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Prndidikan Geografi
Diajukan Oleh :
DIAN ADITYA OKTAVIANTIKA
A 610 100 094
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2014
TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH
02 WEDI KABUPATEN KLATEN DALAM MITIGASI
BENCANA GEMPA BUMI
Oleh
Dian Aditya Oktaviantika, A 610 100 094
Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa kelas
X SMK Muhammadiyah 02 Wedi dalam mitigasi bencana gempa bumi yang
dilakukan oleh siswa kelas X di SMK Muhammadiyah 02 Wedi Kabupaten
Klaten. Populasi kelas X di SMK Muhammadiyah 02 Wedi adalah 105 siswa
dan jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 78 siswa dengan
taraf kesalahan 10% (Sugiyono, 2010. Penelitian ini merupakan jenis penelitian
deskriptif kuantitatif dengan menggunakan perhitungan presentase.
Pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple Random Sampling, yaitu
teknik pengambilan sampel secara undian (acak). Teknik pengambilan sampel
untuk mengetahui mitigasi non struktural dalam menghadapi bencana gempa
bumi yang dilakukan oleh siswa kelas X SMK Muhammadiyah 02 Wedi
adalah Snowball Sampling. Jumlah sampel untuk mengetahui mitigasi non
struktural dalam menghadapi bencana gempa bumi yang dilakukan oleh siswa
kelas X SMK Muhammadiyah 02 Wedi adalah 9 siswa. Pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan angket dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pengetahuan siswa kelas X
baik kelas X.A, X.B maupun kelas X.C menunjukan tingkat pengetahuan
cukup dalam mitigasi bencana gempa bumi sedangkan hasil penelitian
menunjukan bahwa mitigasi non struktural yang dilakukan di sekolah SMK
Muhammadiyah 02 Wedi dilakukan oleh orang lain bukan siswa akan tetapi
siswa sudah mengetahui tujuan dilakukannya mitigasi non struktural di
sekolah.
Kata Kunci: Bencana Gempa Bumi, Pengetahuan, Mitigasi
ringan, kerusakan fasilitas pendidikan
PENDAHULUAN
sebanyak 295 dan fasilitas kesehatan
Klaten merupakan Kabupaten yang
berbatasan
langsung
Jogjakarta
dan
dengan
sebanyak 30 (sumber: www.dibi.bnpb)
Kota
jalur
Kecamatan Jogonalan merupakan
patahan sehingga rawan sekali dengan
salah satu Kecamatan yang terkena
ancaman
Kabupaten
dampak dari gempa bumi di Jogjakarta
Klaten terletak diantara 110o26'14'BT -
pada Tanggal 27 Mei 2006. Adapun
110o47'51''BT
dampak tersebut diantaranya:
berada
gempa
7o32'19''LS
pada
bumi.
dan
mengungsi
7o48'33''LS.
–
Tabel 1. Data Data Kerusakan
Rumah di Kecamatan Jogonalan
Klaten
memiliki ketinggian antara 100 - 400 m
di atas permukaan laut (Klaten dalam
Angka,
2002).
dimana
No
Kecamatan
Jogonalan
1.
Ds.
Tangkisan
Ds. Titang
Ds.
Prawikan
Ds.
Sumyang
Ds.
Kraguman
Ds.
Gondangan
Ds. Bakung
Ds.
Karangduku
h
Ds.
Wonoboyo
Ds.
Prawatan
Ds.
Somopuro
Ds. Rejoso
Ds. Pakahan
Ds.
Dompyonga
n
Ds.
Tambakan
Ds. Joton
Ds.
Granting
Ngering
Total
Kabupaten
Klaten ini merupakan kabupaten yang
mempunyai indeks kerawanan bencana
2.
3.
gempa bumi yang menempati rangking
4.
ke-12 (BNPB 2011).
5.
Gempa
Jogjakarta
bumi
yang
Tanggal
27
terjadi
Mei
di
6.
2006
7.
8.
berkekuatan 5,9 Skala Richter (sumber:
www.dibi.bnpb),
sehingga
seluruh
9.
wilayah Jogjakarta ikut merasan getaran
10.
yang
11.
diakibatkan
gempa
tersebut.
penyebabnya adanya dinamika aktifitas
pergerakan
kulit
bumi
berupa
12.
13.
14.
pergerakan lempeng Australia yang
menumbuk lempeng Eurasia, dimana
15.
sepanjang
16.
17.
jalur
Klaten
Sampai
Jogjakarta merupakan daerah
yang
mempunyai patahan dan cekungan.
Dampak
di
Jogjakarta
yang
18.
Jumlah Keadaan Rumah
Rusak
Rusak
Rusak
Total
Berat
Ringan
60
306
136
150
199
208
406
100
374
56
228
171
23
286
398
131
510
367
41
10
407
118
248
386
33
136
425
50
328
567
160
363
449
168
126
37
459
434
445
163
388
507
39
372
369
88
5
358
111
326
416
223
1599
423
5894
280
6070
Sumber: BPBD Klaten Tahun 2006 dalam
Skripsi Widha Adhi Pradana.
diakibatkan oleh gempa bumi antara
lain 218 korban tewas, 318 orang lukaluka, 145.796 orang mengungsi, 4.129
SMK
Muhammadiyah
02
Wedi
merupakan salah satu sekolah yang
rumah rusak berat, 10. 219 rumah rusak
1
Berdasarkan latar belakang masalah
berada di Kabupaten Klaten tepatnya
Klaten bagian Selatan dimana sekolah
di
tersebut
masalah penelitian sebagai berikut:
terkena
dampak
bencana
gempa bumi, diantaranya rusaknya
atas,
maka
1. Bagaimana
dapat
tingkat
dirumuskan
pengetahuan
infrastruktur sarana prasarana yang
siswa kelas X SMK Muhammadiyah
meluputi
02 Wedi dalam
ruang
kantor
guru
dan
karyawan, tembok atau pagar dan ruang
mitigasi bencana
gempa bumi?
kelas retak-retak serta terdapat 10 siswa
2. Bagaimana mitigasi non struktural
korban luka karena pada saat terjadi
dalam menghadapi bencana gempa
gempa siswa tersebut hanya berlarian
bumi yang dilakukan oleh siswa
keluar tanpa arah dan tanpa adanya
kelas X di Smk Muhammadiyah 02
prosedur
penyelamatan
Wedi Kabupaten Klaten?
(sumber:
Wakasek
yang
Sekolah
baik
SMK
Tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah
Muhammadiyah 02 Wedi).
Kurangnya kegiatan sosialisasi pada
1. Mengetahui
tingkat
pengetahuan
siswa tentang mitigasi bencana gempa
siswa kelas X SMK Muhammadiyah
bumi di SMK Muhamamdiyah 02 Wedi
02 Wedi dalam mitigasi bencana
dan juga belum terintegrasikannya mata
gempa bumi.
mitigasi
2. Mengetahui mitigasi non struktural
bencana yang diterapkan di sekolah
dalam menghadapi bencana gempa
sehingga
akan
bumi yang dilakukan oleh siswa
pengetahuan mitigasi bencna terutama
kelas X di SMK Muhammadiyah 02
bencana gempa bumi.
Wedi Kabupaten Klaten.
pelajaran
dengan
materi
siswa
minim
Berdasarkan latarbelakang di atas,
LANDASAN TEORI
melakukan
Peserta didik merupakan induvidu
penelitian terhadap masalh tersebut
yang sedang berkembang baik jasmani
dengan mengambil judul TINGKAT
maupun rohaninya (Saring Marsudi,
PENGETAHUAN SISWA KELAS X
Rubino Robiyanto, Sri Hartini, 2010:
SMK MUHAMMADIYAH 02 WEDI
2). Siswa dalah generasi muda yang
KABUPATEN KLATEN DALAM
sedang
MITIGASI
pembangun masyarakat masa depan,
maka
BUMI.
penulis
akan
BENCANA
GEMPA
tumbuh
menjadi
manusia
dan perlu berlatih keras untuk menjadi
insinyur-insinyur sosial yang diperlukan
2
untuk masyarakat masa depan (Redja
meliputi konflik sosial antar kelompok
Mudyahardjo, 2001: 157).
atau komunitas masyarakat dan teror.
Bencana merupakan satu gangguan
(Lilik
yang hebat yang menyebabkan korban
Mohd
manusia,
Pramurdiarta. BNPB, 2012:2-3).
kerusakan
harta
dan
lingkungan yang melebihi kemampuan
masyarakat
tersebut
untuk
Kurniawan,
Robi
Ridwan
Amri,
Yunus,
Narwawi
Gempa bumi merupakan getaran
atau
guncangan
yang
terjadi
dan
mengatasinya dengan sumberdaya yang
dirasakan di permukaan bumi yang
dimilikinya. (Krisna S. Pribadi, Engkon
berasal dari dalam struktur bumi.
K.
Pergesaran
Kertapati,
Diah
Kusumastuti,
tersebut
peristiwa
sebagai
Hamzah Latief, Hendra Grandis, Eng.
akibat
Imam A. Sadisun, Soebagiyo Soekarno,
energi gelombang seismik secara tiba-
Harnam Ajiwibowo, Retno Dwi, Ayu
tiba yang diakibatkan adanya deformasi
Krishna Juliawati, Farah Mulyasari,
lempeng tektonik yang terjadi pada
Novya Ekawati, Bayu Novianto, ITB
kerak bumi (Joko Cristanto, 2011: 11).
pelepasan
Mitigasi merupakan tindakan yang
2008).
dilakukan untuk mengurangi dampak
Macam-macam Bencana
Pertama
bencana
adanya
terjadi
bencana
yang
alam
diakibatkan
adalah
oleh
peristiwa atau serangkaian peristiwa
yang disebabkan oleh alam antara lain
yang
disebabkan
oleh
terjadinya
bencana. (Krisna S. Pribadi. dkk. ITB,
2008).
Mitigasi gempa bumi merupakan
gempa bumi, tsunami, gunung melutus,
tindakan
banjir, kekeringan, angin topan dan
mengurangi dampak yang ditimbulkan
tanah longsor.
apabila
Kedua bencana non-alam adalah
bencana
yang
diakibatkan
oleh
peristiwa atau rangkaian peristiwa non
alam antara lain berupa gagal teknologi,
gagal modernisasi, epidemi dan wabah
yang
terjadi
mitigasi
gempa
struktural
untuk
bumi,
baik
maupun
non
struktural. (Krisna S. Pribadi dkk.ITB
2008).
Jenis-jenis mitigasi bencana antara
lain:
Mitigasi
penyakit.
dilakukan
struktural
merupakan
adalah
kegiatan pengurangan yang bersifat
oleh
fisik seperti pembangunan rumah tahan
peristiwa atau serangkaian peristiwa
pembuatan tanggul penahan banjir dan
yang diakibatkan oleh manusia yang
lain-lain
Ketiga
bencana
bencana
yang
sosial
diakibatkan
3
Mitigasi non struktural merupakan
Tabel 2. Tindakan Pengamanan dalam
segala upaya pengurangan resiko yang
kelas
siap
bencana yang dilakukan namun tidak
lingkungan sekolah siap gempa.
bersifat fisik. Contohnya pemberian
No
Benda
atau
Tempat
Lemari besar
pelatihan-pelatihan
menghadapi
1.
Kegiatan mitigasi bencana gempa
2.
bumi menurut Widodo Pawirodikromo
3.
Piala di atas
lemari
Foto presiden
dan
wakil
presiden
4.
5.
Cendela kaca
Papan tulis
Operasional Penanggulangan Bencana
6.
(Contigency Planing), mulsi koordinasi
7.
Buku-buku di
atas lemari
Papan
pengumuman
dan
papan
absen
Papan nama
sekolah
bencana.
(2012: 60) antara lain: Pemahaman atau
pendalaman Rencana Penanggulangan
Bencana (RPB), menyusun Rencana
terkait terhadap instansi terkait dan
stakeholder yang terlibat, membangun
8.
kesadaran tentang peran dan tanggung
jawab masing-masing (risk shareing),
menyusun
bentuk-bentuk
awarnes,
training
rencana
mobilisasi
material,
skill,
program
menyusun
sumber
menyusun
dan
di
Tindakan
Pengamanan
Pasang
pelat
pengikat
dan
kunci pintu
Pindah ketempat
yang lebih rendah
Gunakan
kawatatau
pelat
pengait,
bengkokan paku
Tempelkan Plester
Pasang
pelat
pengait ke dinding
Ikat buku-buku ke
dinding
Pasang
pelat
pengikat
ke
dinding
Pasang
pengikat
dinding
pelat
ke
Sumber: Rayadi, Adi Tisna,
Ayu Krisna,dkk. 2012
METODE PENELITIAN
daya,
Metode
standard
penelitian
Operasional & Procedures (SOP).
gempa
kuantitatif
yang
digunakan
ini
adalah
dengan
dalam
deskriptif
menggunakan
Tindakan Pengamanan dalam kelas
perhitungan presentase. Pengambilan
siap gempa dan di lingkungan sekolah
sampel yang digunakan adalah Simple
siap gempa yang di lakukan oleh siswa,
Random
diantaranya:
pengambilan sampel menggunakan cara
Sampling
yaitu
teknik
undian (acak). Populasi kelas X SMK
Muhammadiyah 02 Wedi adalah 105
siswa
dan
jumlah
sampel
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
78 siswa dengan taraf kesalahan 10%
(Sugiyono, 2010).
4
Teknik pengambilan sampel untuk
pengetahuan setelah dilakukan rata-rata
mengetahui mitigasi non struktural
dan
dalam menghadapi bencana gempa
pengetahuan
bumi yang dilakukan oleh siswa kelas
sebagai berikut:
diklasifikasikan
dengan
nilai
X SMK Muhammadiyah 02 Wedi
Nilai Indeks
Kategori
adalah Snowball Sampling yaitu teknik
0%-33%
Kurang
penentuan sampel yang mula-mula
34%-66%
Cukup
jumlahnya kecil kemudian membesar.
67%-100%
Baik
Pengumpulan data yang digunakan
dalam
penelitian
indeks
Sumber: Peneliti, 2013
menggunakan
Analisa data yang digunakan untuk
angket dan wawancara. Analisa yang
mengetahui mitigasi non struktural
digunakan dalam penelitian ini untuk
dalam menghadapi bencana gempa
mengethaui tingkat pengetahuan siswa
bumi yang dilakukan oleh siswa kelas
kelas X SMK Muhamamdiyah 02 Wedi
X di SMK Muhammadiyah 02 Wedi
menggunakan
kuantitatif
yaitu menggunakan deskriptif kualitatif
yang berupa angket yang dibagikan
yaitu wawancara kepada siswa kelas X
kepada 78 siswa yang terdiri dari kelas
kemudian dari hasil wawancara tersebut
X.A, X.B dam X.C yang memuat
dianalisis menggunakan tahap metode
tentang pemahaman atau pendalaman,
kualitatif yaitu tahap deskripsi, reduksi
perencanaan
dan tahap selection dan kemudian
kerjasama
ini
tingkat
deskriptif
awal,
koordinasi
atau
keterlibatan, pelaksanaan,
disimpulkan per parameter.
pelatihan, perencanaan tahap lanjut,
HASIL DAN PEMBAHASAN
pengembangan. Data hasil dari jawaban
1. Deskripsi Ancaman Bencana Gempa
angket kemudian di olah menjadi data
kuantitatif kemudian di beri skor dan
Bumi
Gempa
bumi
yang
terjadi
di
dianalisis secara deskriptif kuantitatif
Jogjakarta pada Tanggal 27 Mei 2006
dengan perhitungan presentase untuk
tersebut berkekuatan 5,9 Skala Richter
menyampaikan
(SR) merupakan bencana gempa bumi
tingkat
pengetahuan
siswa kelas X SMK Muhammadiyah 02
yang besar sehingga seluruh wilayah
Wedi dalam mitigasi bencana gempa
bumi.
Indkes untuk tingakat pengetahuan
siswa kelas X SMK Muhammadiyah 02
Wedi
menggunakan
nilai
indeks
5
Jogjakarta
dan
sekitarnya
ikut
merasakan yang getaran dampak yang
Kabupaten Klaten dengan intensitas MMI
V-VI masuk ke dalam klasifikasi daerah
diakibatkan oleh gempa bumi tersebut.
Kecamatan Jogonalan merupakan
salah satu Kecamatan yang ada di
Kabupaten Klaten yang terkena dampak
rawan
bencana
gempa
bumi
tingkat
menengah dengan potensi terkena dampak
bencana gempa bumi.
dari bencana gempa bumi Tahun 2006.
Dampak
yang
diakibatkan
oleh
gempa tersebut di kecamatan jogonalan
adalah 1599 rumah rusak total, 5894
rumah rusak berat, 6070 rumah rusak
2. Data
Wedi dimana getaran tersebut sangat
kuat ketika berada di sekolah hinggs
membuat tembok ruang guru, kantor
dan kelas retak-retak dan terdapat 10
siswa
korabn
luka-luka
(sumber:
Wakasek SMK Muhammadiyah 02
Pengetahuan
Muhammdiyah 02
a. Kelas X.A
Siswa
kelas
Muhammadiyah
02
X.A
SMK
Wedi
yang
berjumlah 25 siswa mampu menjawab
soal
dengan
total
jawaban
benar
sebanyak 63,42% dan jumlah siswa
yang menjawab pertanyaan dengan
jawaban salah sebanyak 36,57%.
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan siswa kelas X.A SMK
Wedi).
Hasil
Penelitian
Mitigasi Bencana Gempa Bumi di SMK
ringan. Dampak tersebut juga ikut
dirasakan di SMK Muhammadiyah 02
Hasil
klasifikasi peta Kawasan
Muhammadiyah 02 Wedi mengenai
tingkat pengetahuan mitigasi bencana
Rawan Bencana (KRB)
Jawa Tengah
Kabupaten Klaten termasuk di dalamnya
SMK Muhammadiyah 02 Wedi berada
gempa
bumi yang terdiri
parameter masuk kedalam kategori
cukup
artinya
pengetahuan
pada
ancaman
gempa
bumi
tingkat
menengah dengan warna kuning dalam
peta Kawasan Rawan Bencana (KRB)
Jogjakarta yang berkekuatan 5,9 Skala
Ricther (SR) yang dapat di rasakan di
bahwa
siswa
dalam
tingkat
mitigasi
bencana gempa bumi kelas X.A SMK
Muhammadiyah 02 Wedi “cukup”.
b. Kelas X.B
Siswa
Jawa Tengah. Kejadian gempa bumi di
dari 7
kelas
Muhammadiyah
X.B
02
Wedi
SMK
yang
berjumlah 28 diketahui bahwa siswa
mampu
menjawab
dengan
total
6
pertanyaan
dengan
jawaban
benar
sebanyak 61,73% dan jumlah siswa
pengetahuan
siswa
dalam
mitigasi
bencana gempa bumi kelas X.C SMK
Muhammadiyah 02 Wedi “cukup”.
yang menjawab pertanyaan dengan
3. Hasil
Wawancara
Mitigasi
non
struktural yang dilakukan siswa kelas X
jawaban salah sebanyak 32,65%.
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
SMK Muhammadiyah 02 Wedi.
pengetahuan siswa kelas X.B SMK
Hasil
Muhammadiyah 02 Wedi mengenai
responden
tingkat pengetahuan mitigasi bencana
Muhamamdiyah
gempa
bumi yang terdiri dari 7
disimpulkan bahwa dari 8 parameter
parameter masuk kedalam kategori
tindakan pengamanan dalam kelas siap
cukup,
artinya
pengetahuan
wawancara
kelas
02
terhadap
9
X
SMK
Wedi
dapat
bahwa
tingkat
gempa dan di lingkungan sekolah siap
dalam
mitigasi
gempa yang di lakukan oleh siswa
siswa
bencana gempa bumi kelas X.B SMK
dapat diketahui bahwa:
Muhammadiyah 02 Wedi “cukup”.
1. Benda lemari besar
Disimpulkan
c. Kelas X.C
bahwa
SMK
melakukan
yang
struktural untuk benda lemari besar
dapat diketahui
yang ada di sekolah adalah orang lain
bahwa siswa tersebut mampu menjawab
karena orang lain yang terbiasa atau
dengan
dengan
biasa mengkunci lemari buku yang ada
jawaban benar sebanyak 64,57% dan
di sekolah tetapi lemari tersebut tidak
jumlah
ada yang memasang pelat pengikat
Siswa
kelas
Muhammadiyah
X.C
02
berjumlah 25 siswa
total
siswa
pertanyaan
Wedi
pertanyaan
yang
dengan
menjawab
jawaban
salah
tindakan
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
mitigasi
non
karena tidak bisa cara memasangnya.
Siswa
sebanyak 35,42%.
tindakan
yang
tersebut
tidak
mitigasi
dilibatkan
non
dalam
struktural
karena siswa tidak mengerti
pengetahuan siswa kelas X.C SMK
akan tetapi, siswa mengerti tujuan
Muhammadiyah 02 Wedi mengenai
dilakukannya tindakan mitigasi non
tingkat pengetahuan mitigasi bencana
struktural di lingkungan sekolah yaitu
gempa
bumi yang terdiri dari 7
dapat dilihat dari jawaban siswa yaitu
parameter masuk kedalam kategori
kenapa lemari tersebut harus terpasang
cukup,
pelat pengikat dan kuci pintu, siswa
artinya
bahwa
tingkat
7
tersebut menjawab agar lebih aman, dan
mitigasi non struktural di lingkungan
tidak roboh.
sekolah yaitu dapat diketahui dari
jawaban
2. Piala di atas lemari
siswa
yaitu
kenapa
foto
yang
gambar presiden, wakil presiden dan
non
poster harus terpasang kawat dan pelat
struktural pada piala di atas lemari di
pengait ke dinding siswa tersebut
sekolah adalah orang lain dikarenakan
menjawab biar tidak jatuh terkena
orang lainlah yang terbiasa atau biasa
kepala.
Disimpulkan
melakukan
bahwa
tindakan
mitigasi
memindahkan piala tersebut ketempat
yang lebih rendah bukan siswa.
Siswa tidak terlibat dalam kegiatan
tindakan
mitigasi non struktural ini
karena siswa tidak tahu namun, siswa
tersebut sudah mengetahui akan tujuan
dilakukannya tindakan mitigasi non
struktural di lingkungan sekolah hal ini
dapat dilihat dengan jawaban siswa
mengapa
dipindahkan
piala
tersebut
ketempat
yang
harus
lebih
rendah siswa tersebut menjawab agar
tidak jatuh dan lebih aman.
3. Foto presiden dan wakil presiden
Disimpulkan bahwa yang melakukan
tindakan mitigasi non struktural pada
foto presiden dan wakil presiden di
Gambar 1. Keadaan Foto Presdiden
dan Wakil Presiden di Kantor
Guru di
SMK Muhammadiyah
02 Wedi Kecamatan Jogonalan
Kabupaten
Klaten yang sudah
dipasang pelat pengait.
4. Cendela kaca
sekolah adalah orang lain dikarenakan
Disimpulkan bahwa yang melakukan
orang lain yang terbiasa memasang
tindakan mitigasi non struktural pada
kawat atau pelat pengikat.
cendela kaca tersebut belum ada, hal ini
dikarenakan
Siswa tidak terlibat dalam kegiatan
mitigasi non struktural karena siswa
tidak bisa. akan tetapi, siswa mengerti
tidak
mengerti
cara
memplester cendela baik itu siswa
maupun guru, karena di dalam kegiatan
memplester cendela ini.
akan tujuan dilakukannya tindakan
8
Siswa tidak perlu melakukannya
tersebut karena siswa tidak biasa atau
namun siswa tersebut sudah mengerti
terbiasa namun, siswa mengerti tujuan
akan tujuan dilakukannya tindakan
dilakukannya tindakan mitigasi non
mitigasi non struktural di sekolah hal
struktural di lingkungan sekolah yaitu
ini dapat dilihat dari jawaban siswa
dapat diketahui dari jawaban siswa
yaitu kenapa cendela tersebut harus
kenapa papan tulis tersebut harus
terpasang
terpasang pelat pengikat ke dinding,
plester,
siswa
tersebut
menjawab biar lebih aman dan tidak
siswa
tersebut
menjawab
pecah.
menempel dan tidak jatuh.
agar
6. Buku-buku di atas lemari
Disimpulkan bahwa yang melakukan
tindakan mitigasi non struktural pada
buku-buku di atas lemari di sekolah
belum ada hal ini dikarenakan baik itu
siswa maupun guru yang ada di sekolah
tersebut tidak tau kalau buku harus di
ikat namun, siswa tersebut mengetahui
Gambar 2. Keadaan Jendela di SMK
Wedi
non struktural di sekolah hal ini dapat
Kecamatan Jogonalan Kabupaten
dilihat dari jawaban siswa yaitu Kenapa
Klaten yang belum terpasang
buku-buku yang ada di atas lemari
plester
harus terikat ke dinding, siswa tersebut
Muhammadiyah
02
menjawab supaya aman dan tidak jatuh.
5. Papan tulis
Disimpulkan bahwa untuk Papan
tulis
tujuan dilakukannya tindakan mitigasi
yang
melakukan
ada
di
tindakan
sekolah
yang
mitigasi
non
struktural adalah orang lain, hal ini
dikarenakan orang lain yang sudah
terbiasa dan sering memasang pelat
pengikat dan siswa tidak terlibat dalam
tindakan
mitigasi
non
struktural
7. Papan pengumuman dan papan absen.
Diketahui bahwa yang melakukian
tindakan mitigasi non struktural di
sekolah pada papan absen adalah orang
lain, hal ini dikarenakan orang lain yang
sudah
terbiasa atau biasa memasang
pelat pengikat, namun untuk papan
pengumuman belum terpasang pelat
9
pengikat karena tidak mengerti cara
memasangnya.
Siswa tidak terlibat dalam tindakan
mitigasi non struktural tersebut karena
siswa tidak tahu namun, siswa dapat
mengetahui
tujuan
dilakukannya
tindakan mitigasi non struktural di
lingkungan
sekolah
yaitu
dapat
diketahui dari jawaban siswa yaitu
kenapa
papan
absen
dan
papan
Gambar 4. Kondisi Papan Absen di
pengumuman harus terpasang pelat
SMK
Muhammadiyah
02
pengikat ke dinding, siswa tersebut
Wedi Kecamatan Jogonalan
menjawab agar aman dan tidak jatuh.
Kabupaten Klaten yang sudah
terpasang pelat pengikat ke
dinding.
8. Papan nama sekolah
Disimpulkan bahwa yang melakukan
tindakan mitigasi non struktural pada
papan nama sekolah adalah orang lain
dikarenakan oranglainlah yang sudah
biasa atau terbiasa memasang pelat
pengikat.
Siswa tidak terlibat dalam kegiatan
Gambar
3.
Keadaan
Papan
Pengumuman
di
SMK
Muhammadiyah 02 Wedi Kecamatan
Jogonalan Kabupaten Klaten yang
belum terpasang pelat pengikat ke
dinding.
tindakan
mitigasi non struktural ini
karena siswa tidak terbiasa namun,
siswa tersebut sudah mengetahui akan
tujuan dilakukannya tindakan mitigasi
non struktural di lingkungan sekolah hal
ini dapat dilihat dari jawaban siswa
yaitu kenapa papan nama sekolah harus
terikat dengan pelat ke dinding, siswa
tersebut menjawab agar tidak jatuh,
aman.
10
gempa
KESIMPULAN
Berdasarkan
penelitian
mengenai
bumi
yang
dapat
terjadi
sewaktu-waktu
tingkat pengetahuan siswa kelas X
SMK
Muhammadiyah
Kabupaten
Klaten
02
dalam
Wedi
mitigasi
SARAN
1. Bagi
Pihak
Sekolah
bencana gempa bumi dapat ditarik
Muhammadiyah 02 Wedi
kesimpulan sebagai berikut:
a. Sekolah
diharapkan
SMK
dapat
memberikan materi disalah satu mata
1. Tingkat pengetahuan siswa kelas X
pelajaran
di
sekolah
tentang
khususnya
materi
baik kelas X.A, X.B maupun X.C
kebencanaan
SMK
Wedi
mitigasi atau pengurangan resiko
tentang mitigasi bencana gempa
bencana gempa bumi yang bertujuan
bumi berada pada kategori cukup.
agar meningkatkan
Muhammadiyah
02
2. Tindakan Mitigasi non struktural
yang
terdapat
di
SMK
Muhammadiyah 02 Wedi dilakukan
pengetahuan
siswa sehingga dapat meminimalisir
banyaknya korban.
b. Sekolah
diharapkan
dapat
oleh orang lain bukan siswa, akan
mengikutsertakan
tetapi siswa sudah mengetahui tujuan
berpartisipasi melakukan tindakan
dilakukannya tindakan mitigasi non
mitigasi non struktural di sekolah
struktural.
agar siswa dapat mengetahui cara
siswa
dalam
mitigasi dan benda apa saja yang
harus dilakukan mitigasi agar aman
IMPLIKASI
Hasil
penelitian
sudah
saat terjadi bencana gempa bumi dan
dilaksanakan di SMK Muhammadiyah
siswa dapat melindungi diri dari
02
Jogonalan
bencana
Kabupaten Klaten diharapkan mampu
sehingga
menambah pengetahuan kepada siswa
banyaknya korban.
Wedi
yang
Kecamatan
gema
bumi
dapat
tersebut
meminimalisir
mengenai mitigasi bencana gempa bumi
dan siswa dapat ikut serta dalam
melakukan mitigasi non struktural di
sekolah
disamping
itu
diharapkan
2. Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah
02 Wedi.
Siswa
adanya pengintegrasian mata pelajaran
memperdalam
mengenai
pengetahuan
materi
mitigasi
bencana
terutama pada materi bencana alam
diharapakan
lebih
lagi
tentang
mitigasi
bencana
khususnya bencana gempa bumi dan
11
ikut berpartisipasi dalam melakukan
tindakan mitigasi non struktural di
sekolah agar pengetahuan siswa dalam
mitigasi
bencana
gempa
bumi
mengalami peningkatan, agar siswa
dapat memgimplementasikan tindakan
mitigasi non struktural tersebut di
rumah maupaun di lingkungan sekitar
serta agar menjadi sosok induvidu
yang sudah siap dalam mengahdapi
bencana gempa bumi.
3.
Peneliti
Bagi
peneliti
selanjutnya
diharapkan untuk lebih meningkatkan
penelitian di daerah-daerah yang lain
yang mempunyai potensi bencana
yang
lebih
memberikan
besar
yaitu
dengan
pengetahuan
kepada
siswa yang lebih banyak lagi dan
mempraktikan mengenai bagaimana
cara melakukan tindakan mitigasi non
struktural yang baik agar siswa dapat
melindungi diri dari bencana gempa
bumi
sehingga
siswa
mengimplementasikannya
lingkungan
sekolah
dapat
baik
di
maupun
di
lingkungan rumah.
12
DAFTAR PUSTAKA
Adi Tisna, Rayadi, Ayu Krishna, Yuliawati, Gama Putranto, In In Wahdiny, Rovy Roland,
Susan Novelia. 2002. Program Kesiapan Sekolah Terhadap Bahaya Gempa. Bandung:
ITB
Anonim, 2002. Klaten Dalam Angka 2002/2002. Klaten: Badan Pusat Statistik Kabupaten
Klaten dan Bapeda Kabupaten Klaten.
Cristanto, Joko. 2011. Gempa Bumi, Kerusakan Lingkungan, Kebijakan dan Strategi
Pengelolaan. Yogjakarta: Liberty Yogjakarta.
Kurniawan, Lilik, Ridwan Yunus, Mohd Robi Amri. Narwawi Pramurdiarta. 2011. Indeks
Rawan Bencana Indonesia. Jakarta: BNPB.
Pawirodikromo, Widodo. 2012. Seismologi Teknik Rekayasa Kegempaan. Yogyakarta:
Pusaka Pelajar.
Pribadi, Krisna S. Engkon K. Kertapati. Diah Kusumastuti. Hamzah Latief. Hendra Grandis,
Eng. Imam A. Sadisun, Soebagiyo Soekarnen. Harman Ajiwibowo. Retno Dwi. Ayu
Krishna Juliawati. Farah Mulyasari. Novya Ekawati. Bayu Novianto. 2008. Pendidikan
Mitigasi Bencana. Bandung: ITB.
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Marsudi, Saring, Rubino Robiyanto, Sri Hartini. 2008. Perkembangan Perserta Didik.
Surakarta: FKIP Universeitas Muhammadiyah Surakarta.
Mudyahardjo, Redja. 2001. Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dsar-dasar
Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada
Wida, Adhi Perdhana. 2013. “Pengetahuan Mitigasi Non Struktural Bencana Gempa Bumi
Siswa Smp Muhammadiyah 8 Wedi Di Kecamatan Jogonalan Kabupaten
Klaten”.SKRIPSI,Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
www.dibi.bnpb.com, diakses pada tanggal 12 Oktober 2013.
13
02 WEDI KABUPATEN KLATEN DALAM MITIGASI
BENCANA GEMPA BUMI
NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Prndidikan Geografi
Diajukan Oleh :
DIAN ADITYA OKTAVIANTIKA
A 610 100 094
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2014
TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH
02 WEDI KABUPATEN KLATEN DALAM MITIGASI
BENCANA GEMPA BUMI
Oleh
Dian Aditya Oktaviantika, A 610 100 094
Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa kelas
X SMK Muhammadiyah 02 Wedi dalam mitigasi bencana gempa bumi yang
dilakukan oleh siswa kelas X di SMK Muhammadiyah 02 Wedi Kabupaten
Klaten. Populasi kelas X di SMK Muhammadiyah 02 Wedi adalah 105 siswa
dan jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 78 siswa dengan
taraf kesalahan 10% (Sugiyono, 2010. Penelitian ini merupakan jenis penelitian
deskriptif kuantitatif dengan menggunakan perhitungan presentase.
Pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple Random Sampling, yaitu
teknik pengambilan sampel secara undian (acak). Teknik pengambilan sampel
untuk mengetahui mitigasi non struktural dalam menghadapi bencana gempa
bumi yang dilakukan oleh siswa kelas X SMK Muhammadiyah 02 Wedi
adalah Snowball Sampling. Jumlah sampel untuk mengetahui mitigasi non
struktural dalam menghadapi bencana gempa bumi yang dilakukan oleh siswa
kelas X SMK Muhammadiyah 02 Wedi adalah 9 siswa. Pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan angket dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pengetahuan siswa kelas X
baik kelas X.A, X.B maupun kelas X.C menunjukan tingkat pengetahuan
cukup dalam mitigasi bencana gempa bumi sedangkan hasil penelitian
menunjukan bahwa mitigasi non struktural yang dilakukan di sekolah SMK
Muhammadiyah 02 Wedi dilakukan oleh orang lain bukan siswa akan tetapi
siswa sudah mengetahui tujuan dilakukannya mitigasi non struktural di
sekolah.
Kata Kunci: Bencana Gempa Bumi, Pengetahuan, Mitigasi
ringan, kerusakan fasilitas pendidikan
PENDAHULUAN
sebanyak 295 dan fasilitas kesehatan
Klaten merupakan Kabupaten yang
berbatasan
langsung
Jogjakarta
dan
dengan
sebanyak 30 (sumber: www.dibi.bnpb)
Kota
jalur
Kecamatan Jogonalan merupakan
patahan sehingga rawan sekali dengan
salah satu Kecamatan yang terkena
ancaman
Kabupaten
dampak dari gempa bumi di Jogjakarta
Klaten terletak diantara 110o26'14'BT -
pada Tanggal 27 Mei 2006. Adapun
110o47'51''BT
dampak tersebut diantaranya:
berada
gempa
7o32'19''LS
pada
bumi.
dan
mengungsi
7o48'33''LS.
–
Tabel 1. Data Data Kerusakan
Rumah di Kecamatan Jogonalan
Klaten
memiliki ketinggian antara 100 - 400 m
di atas permukaan laut (Klaten dalam
Angka,
2002).
dimana
No
Kecamatan
Jogonalan
1.
Ds.
Tangkisan
Ds. Titang
Ds.
Prawikan
Ds.
Sumyang
Ds.
Kraguman
Ds.
Gondangan
Ds. Bakung
Ds.
Karangduku
h
Ds.
Wonoboyo
Ds.
Prawatan
Ds.
Somopuro
Ds. Rejoso
Ds. Pakahan
Ds.
Dompyonga
n
Ds.
Tambakan
Ds. Joton
Ds.
Granting
Ngering
Total
Kabupaten
Klaten ini merupakan kabupaten yang
mempunyai indeks kerawanan bencana
2.
3.
gempa bumi yang menempati rangking
4.
ke-12 (BNPB 2011).
5.
Gempa
Jogjakarta
bumi
yang
Tanggal
27
terjadi
Mei
di
6.
2006
7.
8.
berkekuatan 5,9 Skala Richter (sumber:
www.dibi.bnpb),
sehingga
seluruh
9.
wilayah Jogjakarta ikut merasan getaran
10.
yang
11.
diakibatkan
gempa
tersebut.
penyebabnya adanya dinamika aktifitas
pergerakan
kulit
bumi
berupa
12.
13.
14.
pergerakan lempeng Australia yang
menumbuk lempeng Eurasia, dimana
15.
sepanjang
16.
17.
jalur
Klaten
Sampai
Jogjakarta merupakan daerah
yang
mempunyai patahan dan cekungan.
Dampak
di
Jogjakarta
yang
18.
Jumlah Keadaan Rumah
Rusak
Rusak
Rusak
Total
Berat
Ringan
60
306
136
150
199
208
406
100
374
56
228
171
23
286
398
131
510
367
41
10
407
118
248
386
33
136
425
50
328
567
160
363
449
168
126
37
459
434
445
163
388
507
39
372
369
88
5
358
111
326
416
223
1599
423
5894
280
6070
Sumber: BPBD Klaten Tahun 2006 dalam
Skripsi Widha Adhi Pradana.
diakibatkan oleh gempa bumi antara
lain 218 korban tewas, 318 orang lukaluka, 145.796 orang mengungsi, 4.129
SMK
Muhammadiyah
02
Wedi
merupakan salah satu sekolah yang
rumah rusak berat, 10. 219 rumah rusak
1
Berdasarkan latar belakang masalah
berada di Kabupaten Klaten tepatnya
Klaten bagian Selatan dimana sekolah
di
tersebut
masalah penelitian sebagai berikut:
terkena
dampak
bencana
gempa bumi, diantaranya rusaknya
atas,
maka
1. Bagaimana
dapat
tingkat
dirumuskan
pengetahuan
infrastruktur sarana prasarana yang
siswa kelas X SMK Muhammadiyah
meluputi
02 Wedi dalam
ruang
kantor
guru
dan
karyawan, tembok atau pagar dan ruang
mitigasi bencana
gempa bumi?
kelas retak-retak serta terdapat 10 siswa
2. Bagaimana mitigasi non struktural
korban luka karena pada saat terjadi
dalam menghadapi bencana gempa
gempa siswa tersebut hanya berlarian
bumi yang dilakukan oleh siswa
keluar tanpa arah dan tanpa adanya
kelas X di Smk Muhammadiyah 02
prosedur
penyelamatan
Wedi Kabupaten Klaten?
(sumber:
Wakasek
yang
Sekolah
baik
SMK
Tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah
Muhammadiyah 02 Wedi).
Kurangnya kegiatan sosialisasi pada
1. Mengetahui
tingkat
pengetahuan
siswa tentang mitigasi bencana gempa
siswa kelas X SMK Muhammadiyah
bumi di SMK Muhamamdiyah 02 Wedi
02 Wedi dalam mitigasi bencana
dan juga belum terintegrasikannya mata
gempa bumi.
mitigasi
2. Mengetahui mitigasi non struktural
bencana yang diterapkan di sekolah
dalam menghadapi bencana gempa
sehingga
akan
bumi yang dilakukan oleh siswa
pengetahuan mitigasi bencna terutama
kelas X di SMK Muhammadiyah 02
bencana gempa bumi.
Wedi Kabupaten Klaten.
pelajaran
dengan
materi
siswa
minim
Berdasarkan latarbelakang di atas,
LANDASAN TEORI
melakukan
Peserta didik merupakan induvidu
penelitian terhadap masalh tersebut
yang sedang berkembang baik jasmani
dengan mengambil judul TINGKAT
maupun rohaninya (Saring Marsudi,
PENGETAHUAN SISWA KELAS X
Rubino Robiyanto, Sri Hartini, 2010:
SMK MUHAMMADIYAH 02 WEDI
2). Siswa dalah generasi muda yang
KABUPATEN KLATEN DALAM
sedang
MITIGASI
pembangun masyarakat masa depan,
maka
BUMI.
penulis
akan
BENCANA
GEMPA
tumbuh
menjadi
manusia
dan perlu berlatih keras untuk menjadi
insinyur-insinyur sosial yang diperlukan
2
untuk masyarakat masa depan (Redja
meliputi konflik sosial antar kelompok
Mudyahardjo, 2001: 157).
atau komunitas masyarakat dan teror.
Bencana merupakan satu gangguan
(Lilik
yang hebat yang menyebabkan korban
Mohd
manusia,
Pramurdiarta. BNPB, 2012:2-3).
kerusakan
harta
dan
lingkungan yang melebihi kemampuan
masyarakat
tersebut
untuk
Kurniawan,
Robi
Ridwan
Amri,
Yunus,
Narwawi
Gempa bumi merupakan getaran
atau
guncangan
yang
terjadi
dan
mengatasinya dengan sumberdaya yang
dirasakan di permukaan bumi yang
dimilikinya. (Krisna S. Pribadi, Engkon
berasal dari dalam struktur bumi.
K.
Pergesaran
Kertapati,
Diah
Kusumastuti,
tersebut
peristiwa
sebagai
Hamzah Latief, Hendra Grandis, Eng.
akibat
Imam A. Sadisun, Soebagiyo Soekarno,
energi gelombang seismik secara tiba-
Harnam Ajiwibowo, Retno Dwi, Ayu
tiba yang diakibatkan adanya deformasi
Krishna Juliawati, Farah Mulyasari,
lempeng tektonik yang terjadi pada
Novya Ekawati, Bayu Novianto, ITB
kerak bumi (Joko Cristanto, 2011: 11).
pelepasan
Mitigasi merupakan tindakan yang
2008).
dilakukan untuk mengurangi dampak
Macam-macam Bencana
Pertama
bencana
adanya
terjadi
bencana
yang
alam
diakibatkan
adalah
oleh
peristiwa atau serangkaian peristiwa
yang disebabkan oleh alam antara lain
yang
disebabkan
oleh
terjadinya
bencana. (Krisna S. Pribadi. dkk. ITB,
2008).
Mitigasi gempa bumi merupakan
gempa bumi, tsunami, gunung melutus,
tindakan
banjir, kekeringan, angin topan dan
mengurangi dampak yang ditimbulkan
tanah longsor.
apabila
Kedua bencana non-alam adalah
bencana
yang
diakibatkan
oleh
peristiwa atau rangkaian peristiwa non
alam antara lain berupa gagal teknologi,
gagal modernisasi, epidemi dan wabah
yang
terjadi
mitigasi
gempa
struktural
untuk
bumi,
baik
maupun
non
struktural. (Krisna S. Pribadi dkk.ITB
2008).
Jenis-jenis mitigasi bencana antara
lain:
Mitigasi
penyakit.
dilakukan
struktural
merupakan
adalah
kegiatan pengurangan yang bersifat
oleh
fisik seperti pembangunan rumah tahan
peristiwa atau serangkaian peristiwa
pembuatan tanggul penahan banjir dan
yang diakibatkan oleh manusia yang
lain-lain
Ketiga
bencana
bencana
yang
sosial
diakibatkan
3
Mitigasi non struktural merupakan
Tabel 2. Tindakan Pengamanan dalam
segala upaya pengurangan resiko yang
kelas
siap
bencana yang dilakukan namun tidak
lingkungan sekolah siap gempa.
bersifat fisik. Contohnya pemberian
No
Benda
atau
Tempat
Lemari besar
pelatihan-pelatihan
menghadapi
1.
Kegiatan mitigasi bencana gempa
2.
bumi menurut Widodo Pawirodikromo
3.
Piala di atas
lemari
Foto presiden
dan
wakil
presiden
4.
5.
Cendela kaca
Papan tulis
Operasional Penanggulangan Bencana
6.
(Contigency Planing), mulsi koordinasi
7.
Buku-buku di
atas lemari
Papan
pengumuman
dan
papan
absen
Papan nama
sekolah
bencana.
(2012: 60) antara lain: Pemahaman atau
pendalaman Rencana Penanggulangan
Bencana (RPB), menyusun Rencana
terkait terhadap instansi terkait dan
stakeholder yang terlibat, membangun
8.
kesadaran tentang peran dan tanggung
jawab masing-masing (risk shareing),
menyusun
bentuk-bentuk
awarnes,
training
rencana
mobilisasi
material,
skill,
program
menyusun
sumber
menyusun
dan
di
Tindakan
Pengamanan
Pasang
pelat
pengikat
dan
kunci pintu
Pindah ketempat
yang lebih rendah
Gunakan
kawatatau
pelat
pengait,
bengkokan paku
Tempelkan Plester
Pasang
pelat
pengait ke dinding
Ikat buku-buku ke
dinding
Pasang
pelat
pengikat
ke
dinding
Pasang
pengikat
dinding
pelat
ke
Sumber: Rayadi, Adi Tisna,
Ayu Krisna,dkk. 2012
METODE PENELITIAN
daya,
Metode
standard
penelitian
Operasional & Procedures (SOP).
gempa
kuantitatif
yang
digunakan
ini
adalah
dengan
dalam
deskriptif
menggunakan
Tindakan Pengamanan dalam kelas
perhitungan presentase. Pengambilan
siap gempa dan di lingkungan sekolah
sampel yang digunakan adalah Simple
siap gempa yang di lakukan oleh siswa,
Random
diantaranya:
pengambilan sampel menggunakan cara
Sampling
yaitu
teknik
undian (acak). Populasi kelas X SMK
Muhammadiyah 02 Wedi adalah 105
siswa
dan
jumlah
sampel
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
78 siswa dengan taraf kesalahan 10%
(Sugiyono, 2010).
4
Teknik pengambilan sampel untuk
pengetahuan setelah dilakukan rata-rata
mengetahui mitigasi non struktural
dan
dalam menghadapi bencana gempa
pengetahuan
bumi yang dilakukan oleh siswa kelas
sebagai berikut:
diklasifikasikan
dengan
nilai
X SMK Muhammadiyah 02 Wedi
Nilai Indeks
Kategori
adalah Snowball Sampling yaitu teknik
0%-33%
Kurang
penentuan sampel yang mula-mula
34%-66%
Cukup
jumlahnya kecil kemudian membesar.
67%-100%
Baik
Pengumpulan data yang digunakan
dalam
penelitian
indeks
Sumber: Peneliti, 2013
menggunakan
Analisa data yang digunakan untuk
angket dan wawancara. Analisa yang
mengetahui mitigasi non struktural
digunakan dalam penelitian ini untuk
dalam menghadapi bencana gempa
mengethaui tingkat pengetahuan siswa
bumi yang dilakukan oleh siswa kelas
kelas X SMK Muhamamdiyah 02 Wedi
X di SMK Muhammadiyah 02 Wedi
menggunakan
kuantitatif
yaitu menggunakan deskriptif kualitatif
yang berupa angket yang dibagikan
yaitu wawancara kepada siswa kelas X
kepada 78 siswa yang terdiri dari kelas
kemudian dari hasil wawancara tersebut
X.A, X.B dam X.C yang memuat
dianalisis menggunakan tahap metode
tentang pemahaman atau pendalaman,
kualitatif yaitu tahap deskripsi, reduksi
perencanaan
dan tahap selection dan kemudian
kerjasama
ini
tingkat
deskriptif
awal,
koordinasi
atau
keterlibatan, pelaksanaan,
disimpulkan per parameter.
pelatihan, perencanaan tahap lanjut,
HASIL DAN PEMBAHASAN
pengembangan. Data hasil dari jawaban
1. Deskripsi Ancaman Bencana Gempa
angket kemudian di olah menjadi data
kuantitatif kemudian di beri skor dan
Bumi
Gempa
bumi
yang
terjadi
di
dianalisis secara deskriptif kuantitatif
Jogjakarta pada Tanggal 27 Mei 2006
dengan perhitungan presentase untuk
tersebut berkekuatan 5,9 Skala Richter
menyampaikan
(SR) merupakan bencana gempa bumi
tingkat
pengetahuan
siswa kelas X SMK Muhammadiyah 02
yang besar sehingga seluruh wilayah
Wedi dalam mitigasi bencana gempa
bumi.
Indkes untuk tingakat pengetahuan
siswa kelas X SMK Muhammadiyah 02
Wedi
menggunakan
nilai
indeks
5
Jogjakarta
dan
sekitarnya
ikut
merasakan yang getaran dampak yang
Kabupaten Klaten dengan intensitas MMI
V-VI masuk ke dalam klasifikasi daerah
diakibatkan oleh gempa bumi tersebut.
Kecamatan Jogonalan merupakan
salah satu Kecamatan yang ada di
Kabupaten Klaten yang terkena dampak
rawan
bencana
gempa
bumi
tingkat
menengah dengan potensi terkena dampak
bencana gempa bumi.
dari bencana gempa bumi Tahun 2006.
Dampak
yang
diakibatkan
oleh
gempa tersebut di kecamatan jogonalan
adalah 1599 rumah rusak total, 5894
rumah rusak berat, 6070 rumah rusak
2. Data
Wedi dimana getaran tersebut sangat
kuat ketika berada di sekolah hinggs
membuat tembok ruang guru, kantor
dan kelas retak-retak dan terdapat 10
siswa
korabn
luka-luka
(sumber:
Wakasek SMK Muhammadiyah 02
Pengetahuan
Muhammdiyah 02
a. Kelas X.A
Siswa
kelas
Muhammadiyah
02
X.A
SMK
Wedi
yang
berjumlah 25 siswa mampu menjawab
soal
dengan
total
jawaban
benar
sebanyak 63,42% dan jumlah siswa
yang menjawab pertanyaan dengan
jawaban salah sebanyak 36,57%.
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan siswa kelas X.A SMK
Wedi).
Hasil
Penelitian
Mitigasi Bencana Gempa Bumi di SMK
ringan. Dampak tersebut juga ikut
dirasakan di SMK Muhammadiyah 02
Hasil
klasifikasi peta Kawasan
Muhammadiyah 02 Wedi mengenai
tingkat pengetahuan mitigasi bencana
Rawan Bencana (KRB)
Jawa Tengah
Kabupaten Klaten termasuk di dalamnya
SMK Muhammadiyah 02 Wedi berada
gempa
bumi yang terdiri
parameter masuk kedalam kategori
cukup
artinya
pengetahuan
pada
ancaman
gempa
bumi
tingkat
menengah dengan warna kuning dalam
peta Kawasan Rawan Bencana (KRB)
Jogjakarta yang berkekuatan 5,9 Skala
Ricther (SR) yang dapat di rasakan di
bahwa
siswa
dalam
tingkat
mitigasi
bencana gempa bumi kelas X.A SMK
Muhammadiyah 02 Wedi “cukup”.
b. Kelas X.B
Siswa
Jawa Tengah. Kejadian gempa bumi di
dari 7
kelas
Muhammadiyah
X.B
02
Wedi
SMK
yang
berjumlah 28 diketahui bahwa siswa
mampu
menjawab
dengan
total
6
pertanyaan
dengan
jawaban
benar
sebanyak 61,73% dan jumlah siswa
pengetahuan
siswa
dalam
mitigasi
bencana gempa bumi kelas X.C SMK
Muhammadiyah 02 Wedi “cukup”.
yang menjawab pertanyaan dengan
3. Hasil
Wawancara
Mitigasi
non
struktural yang dilakukan siswa kelas X
jawaban salah sebanyak 32,65%.
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
SMK Muhammadiyah 02 Wedi.
pengetahuan siswa kelas X.B SMK
Hasil
Muhammadiyah 02 Wedi mengenai
responden
tingkat pengetahuan mitigasi bencana
Muhamamdiyah
gempa
bumi yang terdiri dari 7
disimpulkan bahwa dari 8 parameter
parameter masuk kedalam kategori
tindakan pengamanan dalam kelas siap
cukup,
artinya
pengetahuan
wawancara
kelas
02
terhadap
9
X
SMK
Wedi
dapat
bahwa
tingkat
gempa dan di lingkungan sekolah siap
dalam
mitigasi
gempa yang di lakukan oleh siswa
siswa
bencana gempa bumi kelas X.B SMK
dapat diketahui bahwa:
Muhammadiyah 02 Wedi “cukup”.
1. Benda lemari besar
Disimpulkan
c. Kelas X.C
bahwa
SMK
melakukan
yang
struktural untuk benda lemari besar
dapat diketahui
yang ada di sekolah adalah orang lain
bahwa siswa tersebut mampu menjawab
karena orang lain yang terbiasa atau
dengan
dengan
biasa mengkunci lemari buku yang ada
jawaban benar sebanyak 64,57% dan
di sekolah tetapi lemari tersebut tidak
jumlah
ada yang memasang pelat pengikat
Siswa
kelas
Muhammadiyah
X.C
02
berjumlah 25 siswa
total
siswa
pertanyaan
Wedi
pertanyaan
yang
dengan
menjawab
jawaban
salah
tindakan
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
mitigasi
non
karena tidak bisa cara memasangnya.
Siswa
sebanyak 35,42%.
tindakan
yang
tersebut
tidak
mitigasi
dilibatkan
non
dalam
struktural
karena siswa tidak mengerti
pengetahuan siswa kelas X.C SMK
akan tetapi, siswa mengerti tujuan
Muhammadiyah 02 Wedi mengenai
dilakukannya tindakan mitigasi non
tingkat pengetahuan mitigasi bencana
struktural di lingkungan sekolah yaitu
gempa
bumi yang terdiri dari 7
dapat dilihat dari jawaban siswa yaitu
parameter masuk kedalam kategori
kenapa lemari tersebut harus terpasang
cukup,
pelat pengikat dan kuci pintu, siswa
artinya
bahwa
tingkat
7
tersebut menjawab agar lebih aman, dan
mitigasi non struktural di lingkungan
tidak roboh.
sekolah yaitu dapat diketahui dari
jawaban
2. Piala di atas lemari
siswa
yaitu
kenapa
foto
yang
gambar presiden, wakil presiden dan
non
poster harus terpasang kawat dan pelat
struktural pada piala di atas lemari di
pengait ke dinding siswa tersebut
sekolah adalah orang lain dikarenakan
menjawab biar tidak jatuh terkena
orang lainlah yang terbiasa atau biasa
kepala.
Disimpulkan
melakukan
bahwa
tindakan
mitigasi
memindahkan piala tersebut ketempat
yang lebih rendah bukan siswa.
Siswa tidak terlibat dalam kegiatan
tindakan
mitigasi non struktural ini
karena siswa tidak tahu namun, siswa
tersebut sudah mengetahui akan tujuan
dilakukannya tindakan mitigasi non
struktural di lingkungan sekolah hal ini
dapat dilihat dengan jawaban siswa
mengapa
dipindahkan
piala
tersebut
ketempat
yang
harus
lebih
rendah siswa tersebut menjawab agar
tidak jatuh dan lebih aman.
3. Foto presiden dan wakil presiden
Disimpulkan bahwa yang melakukan
tindakan mitigasi non struktural pada
foto presiden dan wakil presiden di
Gambar 1. Keadaan Foto Presdiden
dan Wakil Presiden di Kantor
Guru di
SMK Muhammadiyah
02 Wedi Kecamatan Jogonalan
Kabupaten
Klaten yang sudah
dipasang pelat pengait.
4. Cendela kaca
sekolah adalah orang lain dikarenakan
Disimpulkan bahwa yang melakukan
orang lain yang terbiasa memasang
tindakan mitigasi non struktural pada
kawat atau pelat pengikat.
cendela kaca tersebut belum ada, hal ini
dikarenakan
Siswa tidak terlibat dalam kegiatan
mitigasi non struktural karena siswa
tidak bisa. akan tetapi, siswa mengerti
tidak
mengerti
cara
memplester cendela baik itu siswa
maupun guru, karena di dalam kegiatan
memplester cendela ini.
akan tujuan dilakukannya tindakan
8
Siswa tidak perlu melakukannya
tersebut karena siswa tidak biasa atau
namun siswa tersebut sudah mengerti
terbiasa namun, siswa mengerti tujuan
akan tujuan dilakukannya tindakan
dilakukannya tindakan mitigasi non
mitigasi non struktural di sekolah hal
struktural di lingkungan sekolah yaitu
ini dapat dilihat dari jawaban siswa
dapat diketahui dari jawaban siswa
yaitu kenapa cendela tersebut harus
kenapa papan tulis tersebut harus
terpasang
terpasang pelat pengikat ke dinding,
plester,
siswa
tersebut
menjawab biar lebih aman dan tidak
siswa
tersebut
menjawab
pecah.
menempel dan tidak jatuh.
agar
6. Buku-buku di atas lemari
Disimpulkan bahwa yang melakukan
tindakan mitigasi non struktural pada
buku-buku di atas lemari di sekolah
belum ada hal ini dikarenakan baik itu
siswa maupun guru yang ada di sekolah
tersebut tidak tau kalau buku harus di
ikat namun, siswa tersebut mengetahui
Gambar 2. Keadaan Jendela di SMK
Wedi
non struktural di sekolah hal ini dapat
Kecamatan Jogonalan Kabupaten
dilihat dari jawaban siswa yaitu Kenapa
Klaten yang belum terpasang
buku-buku yang ada di atas lemari
plester
harus terikat ke dinding, siswa tersebut
Muhammadiyah
02
menjawab supaya aman dan tidak jatuh.
5. Papan tulis
Disimpulkan bahwa untuk Papan
tulis
tujuan dilakukannya tindakan mitigasi
yang
melakukan
ada
di
tindakan
sekolah
yang
mitigasi
non
struktural adalah orang lain, hal ini
dikarenakan orang lain yang sudah
terbiasa dan sering memasang pelat
pengikat dan siswa tidak terlibat dalam
tindakan
mitigasi
non
struktural
7. Papan pengumuman dan papan absen.
Diketahui bahwa yang melakukian
tindakan mitigasi non struktural di
sekolah pada papan absen adalah orang
lain, hal ini dikarenakan orang lain yang
sudah
terbiasa atau biasa memasang
pelat pengikat, namun untuk papan
pengumuman belum terpasang pelat
9
pengikat karena tidak mengerti cara
memasangnya.
Siswa tidak terlibat dalam tindakan
mitigasi non struktural tersebut karena
siswa tidak tahu namun, siswa dapat
mengetahui
tujuan
dilakukannya
tindakan mitigasi non struktural di
lingkungan
sekolah
yaitu
dapat
diketahui dari jawaban siswa yaitu
kenapa
papan
absen
dan
papan
Gambar 4. Kondisi Papan Absen di
pengumuman harus terpasang pelat
SMK
Muhammadiyah
02
pengikat ke dinding, siswa tersebut
Wedi Kecamatan Jogonalan
menjawab agar aman dan tidak jatuh.
Kabupaten Klaten yang sudah
terpasang pelat pengikat ke
dinding.
8. Papan nama sekolah
Disimpulkan bahwa yang melakukan
tindakan mitigasi non struktural pada
papan nama sekolah adalah orang lain
dikarenakan oranglainlah yang sudah
biasa atau terbiasa memasang pelat
pengikat.
Siswa tidak terlibat dalam kegiatan
Gambar
3.
Keadaan
Papan
Pengumuman
di
SMK
Muhammadiyah 02 Wedi Kecamatan
Jogonalan Kabupaten Klaten yang
belum terpasang pelat pengikat ke
dinding.
tindakan
mitigasi non struktural ini
karena siswa tidak terbiasa namun,
siswa tersebut sudah mengetahui akan
tujuan dilakukannya tindakan mitigasi
non struktural di lingkungan sekolah hal
ini dapat dilihat dari jawaban siswa
yaitu kenapa papan nama sekolah harus
terikat dengan pelat ke dinding, siswa
tersebut menjawab agar tidak jatuh,
aman.
10
gempa
KESIMPULAN
Berdasarkan
penelitian
mengenai
bumi
yang
dapat
terjadi
sewaktu-waktu
tingkat pengetahuan siswa kelas X
SMK
Muhammadiyah
Kabupaten
Klaten
02
dalam
Wedi
mitigasi
SARAN
1. Bagi
Pihak
Sekolah
bencana gempa bumi dapat ditarik
Muhammadiyah 02 Wedi
kesimpulan sebagai berikut:
a. Sekolah
diharapkan
SMK
dapat
memberikan materi disalah satu mata
1. Tingkat pengetahuan siswa kelas X
pelajaran
di
sekolah
tentang
khususnya
materi
baik kelas X.A, X.B maupun X.C
kebencanaan
SMK
Wedi
mitigasi atau pengurangan resiko
tentang mitigasi bencana gempa
bencana gempa bumi yang bertujuan
bumi berada pada kategori cukup.
agar meningkatkan
Muhammadiyah
02
2. Tindakan Mitigasi non struktural
yang
terdapat
di
SMK
Muhammadiyah 02 Wedi dilakukan
pengetahuan
siswa sehingga dapat meminimalisir
banyaknya korban.
b. Sekolah
diharapkan
dapat
oleh orang lain bukan siswa, akan
mengikutsertakan
tetapi siswa sudah mengetahui tujuan
berpartisipasi melakukan tindakan
dilakukannya tindakan mitigasi non
mitigasi non struktural di sekolah
struktural.
agar siswa dapat mengetahui cara
siswa
dalam
mitigasi dan benda apa saja yang
harus dilakukan mitigasi agar aman
IMPLIKASI
Hasil
penelitian
sudah
saat terjadi bencana gempa bumi dan
dilaksanakan di SMK Muhammadiyah
siswa dapat melindungi diri dari
02
Jogonalan
bencana
Kabupaten Klaten diharapkan mampu
sehingga
menambah pengetahuan kepada siswa
banyaknya korban.
Wedi
yang
Kecamatan
gema
bumi
dapat
tersebut
meminimalisir
mengenai mitigasi bencana gempa bumi
dan siswa dapat ikut serta dalam
melakukan mitigasi non struktural di
sekolah
disamping
itu
diharapkan
2. Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah
02 Wedi.
Siswa
adanya pengintegrasian mata pelajaran
memperdalam
mengenai
pengetahuan
materi
mitigasi
bencana
terutama pada materi bencana alam
diharapakan
lebih
lagi
tentang
mitigasi
bencana
khususnya bencana gempa bumi dan
11
ikut berpartisipasi dalam melakukan
tindakan mitigasi non struktural di
sekolah agar pengetahuan siswa dalam
mitigasi
bencana
gempa
bumi
mengalami peningkatan, agar siswa
dapat memgimplementasikan tindakan
mitigasi non struktural tersebut di
rumah maupaun di lingkungan sekitar
serta agar menjadi sosok induvidu
yang sudah siap dalam mengahdapi
bencana gempa bumi.
3.
Peneliti
Bagi
peneliti
selanjutnya
diharapkan untuk lebih meningkatkan
penelitian di daerah-daerah yang lain
yang mempunyai potensi bencana
yang
lebih
memberikan
besar
yaitu
dengan
pengetahuan
kepada
siswa yang lebih banyak lagi dan
mempraktikan mengenai bagaimana
cara melakukan tindakan mitigasi non
struktural yang baik agar siswa dapat
melindungi diri dari bencana gempa
bumi
sehingga
siswa
mengimplementasikannya
lingkungan
sekolah
dapat
baik
di
maupun
di
lingkungan rumah.
12
DAFTAR PUSTAKA
Adi Tisna, Rayadi, Ayu Krishna, Yuliawati, Gama Putranto, In In Wahdiny, Rovy Roland,
Susan Novelia. 2002. Program Kesiapan Sekolah Terhadap Bahaya Gempa. Bandung:
ITB
Anonim, 2002. Klaten Dalam Angka 2002/2002. Klaten: Badan Pusat Statistik Kabupaten
Klaten dan Bapeda Kabupaten Klaten.
Cristanto, Joko. 2011. Gempa Bumi, Kerusakan Lingkungan, Kebijakan dan Strategi
Pengelolaan. Yogjakarta: Liberty Yogjakarta.
Kurniawan, Lilik, Ridwan Yunus, Mohd Robi Amri. Narwawi Pramurdiarta. 2011. Indeks
Rawan Bencana Indonesia. Jakarta: BNPB.
Pawirodikromo, Widodo. 2012. Seismologi Teknik Rekayasa Kegempaan. Yogyakarta:
Pusaka Pelajar.
Pribadi, Krisna S. Engkon K. Kertapati. Diah Kusumastuti. Hamzah Latief. Hendra Grandis,
Eng. Imam A. Sadisun, Soebagiyo Soekarnen. Harman Ajiwibowo. Retno Dwi. Ayu
Krishna Juliawati. Farah Mulyasari. Novya Ekawati. Bayu Novianto. 2008. Pendidikan
Mitigasi Bencana. Bandung: ITB.
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Marsudi, Saring, Rubino Robiyanto, Sri Hartini. 2008. Perkembangan Perserta Didik.
Surakarta: FKIP Universeitas Muhammadiyah Surakarta.
Mudyahardjo, Redja. 2001. Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dsar-dasar
Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada
Wida, Adhi Perdhana. 2013. “Pengetahuan Mitigasi Non Struktural Bencana Gempa Bumi
Siswa Smp Muhammadiyah 8 Wedi Di Kecamatan Jogonalan Kabupaten
Klaten”.SKRIPSI,Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
www.dibi.bnpb.com, diakses pada tanggal 12 Oktober 2013.
13