HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TEKANAN DARAH di AGUNG FITNESS SYARIAH SURAKARTA Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Tekanan Darah Di Agung Fitness Syariah Surakarta.

(1)

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TEKANAN

DARAH di AGUNG FITNESS SYARIAH SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi

Diajukan oleh :

CLAUDYANTIKA KOES FIERORA J110 100 001

PROGRAM STUDI DIV FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014


(2)

(3)

(4)

PROFIL INDEKS MASSA TUBUH DAN V MAKSIMUM PADA MAHASISWA ANGGOTA TAPAK SUCI DI UNIVERSITAS

MUHAMMADYAH SURAKARTA

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TEKANAN DARAH di AGUNG FITNESS SYARIAH SURAKARTA

CLAUDYANTIKA KOES FIERORA

Program Studi D IV Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1, Pabelan Kartasura Surakarta 57102 Email : lytantra@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang : Masalah kekurangan dan kelebihan gizi adalah masalah penting, karena selain mempunyai risiko penyakit-penyakit juga dapat mempengaruhi produktifitas kerja. Olahraga merupakan suatu kegiatan fisik yang dapat membakar lemak berlebih dalam tubuh. Intensitas olahraga itu penting diketahui, seberapa rutin dan teraturnya mengikuti program olahraga, karena dengan mengetahui intensitas, kerutinan, serta teraturnya program olahraga yang kita jalankan itu dapat berpengaruh terhadap nilai indeks massa tubuh dengan keterkaiatan bahaya resiko hipertensi.

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan IMT dengan tekanan darah di Agung Fitness Syariah Surakarta

Metode Penelitian : Penelitian dilakukan di Agung Fitness Syariah. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan sampel semua populasi di agung fitness syariah yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi eksklusi.Data diperoleh dari kuesioner serta pemeriksaan fisik berupa pengukuran tekanan darah, tinggi badan, dan berat badan. Pengolahan data menggunakan uji chi-square.

Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara indeks massa tubuh dengan tekanan darah dengan hasil 164,091 lebih kecil dari 0.05 atau α. Gambaran umum karakteristik subjek antara lain: 28,3 % berusia 26-30 tahun, 28,3 % pekerjaan SPG, 26,7 % lama latihan selama 5-8 bulan, 46,7 % teraturnya mengikuti program dalam seminggu sebanyak dua kali dalam seminggu.

Kesimpulan : Sebagian responden memiliki IMT obesitas 1 dan tekanan darah prehipertensi.


(5)

ABSTRACT

Background :Problem of lack and excess nutrients is an important issue, because in addition to having the risk of diseases can also affect productivity. Exercise is a physical activity that can burn excess fat in the body. The intensity of exercise was important to know, how regular and irregular exercise program, because by knowing the intensity, regularity, as well as his regular sports programs that we run it can affect the value of body mass index with the risk of hypertension danger.

Objective :To Know corelation of IMT and blood pressure at Agung Fitness Syariah Surakarta

Method :The study was conducted at the Agung Fitness Syariah Surakarta, the study design was cross-sectional sample of all the population in general fitness Islamic met the inclusion criteria and did not meet exclusion. Data obtained from the questionnaire and a physical examination blood pressure measurement, height, and weight. Processing data using the chi-square test.

Results :The results showed that there was a relationship between body mass index with blood pressure with 164.091 results less than 0.05 or α. General description of subject characteristics, among others: 28.3% were aged 36-40 years, 28.3% work of the SPG, 26.7% for 5-8 months old program, 46.7% irregular program of the week twice in a week .

Conclusion :Most responder have obes 1 IMT and prehipertension blood pressure.


(6)

PENDAHULUAN

Pola hidup sehat adalah suatu gaya hidup dengan memperhatikan faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi kesehatan, antara lain makanan dan olahraga (Ahira, 2013). Namun pola hidup sehat tidak menjadi tren pada masa sekarang oleh setiap individu. Berat badan merupakan hasil keseimbangan antara energi melalui penataan gizi dan pengeluaran energi aktivitas jasmani/olahraga. Apabila pemasukan lebih besar dari pada pengeluaranya maka berat badan akan bertambah, dalam hal sebaliknya maka berat badan akan menurun. Berat badan harus di pertahankan tetap berada di seputar nilai ideal. IMT adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui status berat badan seseorang. Kita hanya memerlukan data berat badan dan tinggi badan. IMT juga dapat digunakan untuk menggambarkan komposisi tubuh secara kasar, meskipun tidak disertai dengan nilai dari konstribusi berat dari lemak dan otot. Penderita obesitas di Indonesia terus meningkat dari tahun-tahun. Data penderita obesitas pada tahun 2004 menurut Indonesian Society For The Of Obesity (ISSO) dengan prevalensi pria overweight dan wanita sebanyak 21,9% dan 49% mengalami obesitas, sedangkan prevalensi wanita mengalami overweight sebesar 19.3% , dan 38,8% mengalami obesitas.

Hipertensi merupakan suatu gangguan pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkanya (Sustrani, 2006). Menurut JNC 7, tekanan darah dapat dibagi menjadi tiga klasifikasi yakni normal, prehipertensi, hipertensi stage 1, dan hipertensi stage 2. Klasifikasi ini berdasarkan pada nilai


(7)

rata-rata dari dua atau lebih pengukuran tekanan darah yang baik, yang pemeriksaanya dilakukan pada posisi duduk dalam setiap berkunjung berobat. Obesitas dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi. Karena orang yang memiliki berat badan diatas normal akan dapat meningkatkan kerja jantung dalam memompa darah keseluruh tubuh sehingga dapat meningkatkan tekanan darah.

Olahraga merupakan suatu kegiatan fisik yang dapat membakar lemak berlebih dalam tubuh. Intensitas olahraga itu penting diketahui, seberapa rutin dan teraturnya mengikuti program olahraga, karena dengan mengetahui intensitas, kerutinan, serta teraturnya program olahraga yang kita jalankan itu dapat berpengaruh terhadap nilai indeks massa tubuh dengan keterkaiatan bahaya resiko hipertensi.

TUJUAN

Untuk mengetahui hubungan IMT dengan tekanan darah di Agung Fitness Syariah Surakarta.

METODE

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey cross sectional yaitu variabel sebab dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (Notoadmojo, 2010:26). Dalam hal ini peneliti mempelajari korelasi antara indeks massa tubuh dengan resiko hipertensi. Penelitian ini akan dilakukan di Agung Fitness Syariah Surakarta, pada bulan Juli 2014. Populasi adalah seluruh perempuan usia (20 – 45tahun). Jumlah populasi adalah sebesar 60 orang.


(8)

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Tabel distribusi responden menurut umur

Umur

Responden

Jumlah Presentase 20-25 tahun 26-30 tahun 31-35 tahun 36-40 tahun 41-45 tahun 11 12 13 17 7 18,3% 21,7% 28,3% 20,0% 11.7

Jumlah 60 100 %

Sumber: data primer

Berdasarkan tabel diatas Karakteristik yang responden dapatkan dari hasil penelitian ini berdasarkan umur adalah distribusi responden paling banyak berusia 63-40 tahun sebanyak 17 orang (28,3%).

Tabel distribusi responden menurut pekerjaan

Pekerjaan

Responden

Jumlah Presentase Mahasiswa SPG PNS IRT 17 8 9 26 28,3% 13,3% 15,0% 43,3%

Jumlah 60 100 %

Sumber: data primer

Untuk karakteristik pekerjaan paling banyak responden ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 26 orang (43,3).


(9)

Tabel distribusi responden menurut lama latihan

Lama latihan

Responden

Jumlah Presentase 1-4 bulan 5-8 bulan 9-12bulan 13-16 bulan 17-20 bulan 21-24 bulan 12 16 7 9 10 6 20,0% 26,7% 11,7% 15,0% 16,7% 10,0%

Jumlah 60 100 %

Sumber: data primer

Untuk karakteristik lama latihan paling banyak responden dengan lama latihan 5-8 bulan sebanyak 16 orang (26,7%).

Ditribusi responden menurut keteraturan latihan

Karakteristik responden menurut keteraturan latihan paling dominan adalah responden dengan 2x/minggu sebanyak 28 orang (46,7%).

Distribusi responden menurut IMT

IMT

Responden

Jumlah Presentase Underweight Normal Overweight Obesitas 1 Obesitas 2 12 11 17 18 2 20,0% 18,3% 28,3% 30,0% 3,3%

Jumlah 60 100 %

Sumber: data primer Keteraturan latihan

Responden

Jumlah Presentase 3x/minggu 2x/minggu 1x/minggu 26 28 6 43,3% 46,7% 10,0%


(10)

Berdasarkan terlihat bahwa presentase IMT paling dominan adalah obesitas 1 sebanyak 18 orang (30,0%).

Distribusi responden menurut tekanan darah

Tekanan darah

Responden

Jumlah Presentase

Normal Prehipertensi Hipertensi 1 Hipertensi 2 16 24 18 2 26,7% 40,0% 30,0% 3,3%

Jumlah 60 100 %

Sumber: data primer

Untuk karakteristik responden menurut tekanan darah paling banyak adalah prehipertensi sebanyak 24 orang (40,0%). 2. Hasil Analisa Data

Karena data berjumlah lebih dari 60 maka akan dilakukan uji normalitas data terlebih dahulu menggunakan kolmogorof smirnov untuk menentukan apakah data berdistribusi normal atau tidak.

Hasil uji normalitas data IMT dan Tekanan darah dengan

kolmogorof- smirnov

IMT TD

N 60 60

Normal Parameters Mean 23,2033 126,92 Std. Deviation 3,96027 16,000 Most Extreme Absolute ,100 ,143 Differences Positive ,100 ,121 Negative -,096 -,143

Kolmogorov-Smirnov Z -,776 1,108

Asymp.Sig. (2-tailed) ,583 ,171

Dari hasil uji normalitas data pada tabel 11.1 diperoleh bahwa data berdistribusi normal karena hasil dari keduanya IMT dan tekanan darah yakni sebesar ,171(0,171) dan ,583 (0,583) lebih dari α 0,05 maka data berdistribusi normal.


(11)

Hasil uji Chi Square antara IMT dan Tekanan darah

Value df Asymp.Sig

(2-sides) Pearson Chi-Square 164,091a 12 ,000

Likelihood Ratio 128,805 12 ,000

Linear-by-Linear

Association 53,030 1 ,000

N of Valid Cases 60

Pada tabel Chi-Square test diatas dapat diketahui bahwa nilai P value sebesar 0,000 dan nilai chi square sebesar 164,091. Karena nilai signifikasi 0,000 < 0,05 maka hipotesis null diterima yang berarti bahwa ada hubungan antara IMT dan tekanan darah. B. Pembahasan

1. Karakteristik Data

Karakteristik data berdasarkan yang disajikan, jumlah sample yang didapatkan adalah 60 subjek penelitian. Variabel umur digradasi menjadi lima kelompok, yakni kelompok umur 20-25 tahun, 26-30 tahun, 31-35 tahun, 36-40 tahun,41-45 tahun. Hal ini bertujuan untuk membuktikan bahwa semakin tua, resiko terserang hipertensi akan semakin besar. Hipertensi bias terjadi pada segala usia, namun yang sering dijumpai pada usia 35 tahun atau lebih. Hal ini disebabkan oleh perubahan alami pada jantung, pembuluh darah, dan hormon. Distribusi responden terbanyak berdasarkan usia adalah 36-40 tahun sebanyak 17 orang (28,3%). Dengan bertambahnya umur akan meningkatkan resiko hipertensi. Hipertensi sering terjadi di usia 35 tahun atau lebih. Hal itu disebabkan oleh perubahan alami pada jantung, pembuluh darah, dan hormon. Dan apabila


(12)

hal tersebut disertai faktor-faktor lain maka akan memicu terjadinya hipertensi (Sugiarto, 2007).

Peneliti juga mengkarakteristikan tentang pekerjaan. Berdasarkan tingkat pekerjaan terbanyak adalah ibu rumah tangga sebanyak 26 orang (43,3%). Pekerjaan yang sering dijalani oleh seseorang berhubungan dengan adanya kesempatan untuk berbaur atau bersosialisasi. Wanita yang bekerja, akibat kesibukanya kadang kala tidak sempat untuk memikirkan akibat dari pola hidup tidak sehat yang dapat mempengaruhi berat badan ideal atau IMT. Untuk karakteristik lama latihan, terbanyak adalah 5-8 bulan sebanyak 16 orang (26,7%). Lama latihan sangat penting diketahui untuk mengetahui perbedaan dari pertama latihan sampai jangka sekarang. Karena kurangnya aktivitas fisik akan meningkatkan resiko hipertensi karena adanya kelebihan berat badan.

Sedangkan untuk karakteristik keteraturan responden dalam melakukan latihan, di dapat paling banyak adalah 2x/minggu sebanyak 28 orang (46,7%). Karena kurangnya aktivitas fisik juga dapat meningkatkan resiko hipertensi karena kelebihan berat badan.

2. Hubungan indeks massa tubuh dengan tekanan darah.

Hubungan indeks massa tubuh dengan tekanan darah di uji normalitas datanya menggunakan uji kolmogorof-smirnov karena data >60 kemudian karena nilai p > 0,05 maka hasilnya data berdistribusi normal, selanjutnya data akan diuji dengan uji Chi-Square untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara indeks massa tubuh dengan


(13)

tekanan darah. Dari hasil pengolahan data dengan uji chi square di dapatkan nilai nilai P value sebesar 0,000 dan nilai chi square sebesar 164,091. Karena nilai signifikasi 0,000 < 0,05 maka ada hubungan antara IMT dan tekanan darah. Hal ini menunjukan bahwa IMT dapat mempengaruhi tekanan darah. Olahraga sering dikaitkan dengan hipertensi, sebab dengan olahraga yang teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang dapat menurunkan tekanan darah (Sugiarto, 2007). Kurangnya olahraga akan meningkatkan kemungkinan timbulnya obesitas yang akan meningkatkan resiko hipertensi, karena beban jantung dalam memompa darah keseluruh tubuh meningkat.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan analisis data secara statistik terhadap indeks massa tubuh dan tekanan darah diperoleh kesimpulan: bahwa hasil dari uji chi-square dengan hasil 164,091 < 0,05 artinya bahwa terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dengan tekanan darah.

Saran bagi peneliti selanjutnya diharapkan pada peneliti selanjutnya untuk meneliti hubungan indeks massa tubuh dengan tekanan darah secara lebih sempurna, sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih tepat, dan bagi ibu-ibu di Agung Fitness Syariah.diharapkan sewaktu mengikuti latihan perlu untuk mengetahui kondisi tekanan darah terlebih dahulu. Sehingga dirasa agar aman dalam mengikuti latihan.


(14)

DAFTAR PUSTAKA

Adib M. 2009. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi Jantung dan Stroke. Yogjakarta : Dianloka

Adiwinanto W. 2008. “Pengaruh Intervensi Olahraga Di Sekolah Terhadap Indeks Massa Tubuh Dan Tingkat Kesegaran Kardiorespirasi Pada Remaja Obesitas”. Tesis. Semarang : Universitass Diponegoro. Ahira A. 2013. Pola hidup sehat. http://www.anneahira.com/pengertian-pola-hidup-sehat-8691.htm/ [Akses:12 Juni 2014].

Daniel W. 1989. Statistika Non Parametrik. Jakarta : PT. Gramedia. Desky. 2011. “Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Obesitas Lansia Di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas PB Selayang II Kecamatan Medan Selayang”. Skripsi. Medan : Universitas Sumatera Utara.

Elsanti S. 2009. Panduan Hidup Sehat Bebas Kolestrol, Stroke, Hipertensi & Serangan Jantung. Yogjakarta : Araska

Experianza.2011.”Guidline Penanganan Hipertensi Berdasarkan Jnc 7”. http://experianzadoctor.blogspot.com/2011/12/guideline-penanganan-hipertensi.html [Akses: 18 Juli 2014]

Gibson J. 2001. Anatomi Dan Fisiologi Modern Untuk Perawat. Jakarta : EGC.

Giriwijoyo dan Sidik. 2012. Ilmu Faal Olahraga. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Guliz. 2008. The Effect Body Mass Index On Blood Pressure Response During Exercise Treadmill Test. Journal Of Physical Activity. Turkey. Kuswardhani T. 2007. “Penatalaksaan Hipertensi Pada Lanjut Usia”. Jurnal. Denpasar : Unud.

Notoadmojo S. 2010. Metode Penelitian Kesehan. Jakarta : Rineka Cipta Notoatmodjo S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Asdi Mahasatya.

Purtierplacenta. Resiko Hipertensi. http://www.purtierplacenta.com/faktor-resiko-hipertensi/ [Akses: 12 Juni 2014]


(15)

Rohaendi. 2008. Treatment Of High Blood Pressure. Jakarta :Gramedia Pustaka Utama

Sugiharto A. 2007. “Faktor-Faktor Resiko Hipertensi Grade II Pada Masyarakat”. Tesis. Semarang : Universitas Diponegoro.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : CV. Alfabeta

Suprapto. 2010. “Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Tekanan Da rah Pada Usia 6 Sampai 13 Tahun di Kota madya Medan”. Tesis . Sumatra Utara : Universitas Sumatra Utara.

Supriasa, I dewa nyoman dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC Sustrani L. 2006. Hipertensi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka

Sutanto. 2009. Awas 7 Penyakit Degeneratif. Yogjakarta : Paradigma Indonesia

Syaifuddin. 2011. Anatomi Dan Fisiologi. Jakarta : EGC

Tandra. 2003. Merokok dan Kesehatan. Surabaya : Berita KOMNAS PMM http://www.antirokok.or.id[Akses: 5 Juni 2014].

Utari. 2007. “Hubungan IMT dengan Tingkat Kesegaran Jasmani Pada Usia 12-14 Tahun”. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.


(1)

Berdasarkan terlihat bahwa presentase IMT paling dominan adalah obesitas 1 sebanyak 18 orang (30,0%).

Distribusi responden menurut tekanan darah

Tekanan darah

Responden

Jumlah Presentase

Normal Prehipertensi Hipertensi 1 Hipertensi 2 16 24 18 2 26,7% 40,0% 30,0% 3,3%

Jumlah 60 100 %

Sumber: data primer

Untuk karakteristik responden menurut tekanan darah paling banyak adalah prehipertensi sebanyak 24 orang (40,0%). 2. Hasil Analisa Data

Karena data berjumlah lebih dari 60 maka akan dilakukan uji normalitas data terlebih dahulu menggunakan kolmogorof smirnov untuk menentukan apakah data berdistribusi normal atau tidak.

Hasil uji normalitas data IMT dan Tekanan darah dengan kolmogorof- smirnov

IMT TD

N 60 60

Normal Parameters Mean 23,2033 126,92 Std. Deviation 3,96027 16,000 Most Extreme Absolute ,100 ,143 Differences Positive ,100 ,121 Negative -,096 -,143

Kolmogorov-Smirnov Z -,776 1,108

Asymp.Sig. (2-tailed) ,583 ,171

Dari hasil uji normalitas data pada tabel 11.1 diperoleh bahwa data berdistribusi normal karena hasil dari keduanya IMT dan tekanan darah yakni sebesar ,171(0,171) dan ,583 (0,583) lebih dari α 0,05 maka data berdistribusi normal.


(2)

Hasil uji Chi Square antara IMT dan Tekanan darah

Value df Asymp.Sig

(2-sides) Pearson Chi-Square 164,091a 12 ,000

Likelihood Ratio 128,805 12 ,000

Linear-by-Linear

Association 53,030 1 ,000

N of Valid Cases 60

Pada tabel Chi-Square test diatas dapat diketahui bahwa nilai P value sebesar 0,000 dan nilai chi square sebesar 164,091. Karena nilai signifikasi 0,000 < 0,05 maka hipotesis null diterima yang berarti bahwa ada hubungan antara IMT dan tekanan darah. B. Pembahasan

1. Karakteristik Data

Karakteristik data berdasarkan yang disajikan, jumlah sample yang didapatkan adalah 60 subjek penelitian. Variabel umur digradasi menjadi lima kelompok, yakni kelompok umur 20-25 tahun, 26-30 tahun, 31-35 tahun, 36-40 tahun,41-45 tahun. Hal ini bertujuan untuk membuktikan bahwa semakin tua, resiko terserang hipertensi akan semakin besar. Hipertensi bias terjadi pada segala usia, namun yang sering dijumpai pada usia 35 tahun atau lebih. Hal ini disebabkan oleh perubahan alami pada jantung, pembuluh darah, dan hormon. Distribusi responden terbanyak berdasarkan usia adalah 36-40 tahun sebanyak 17 orang (28,3%). Dengan bertambahnya umur akan meningkatkan resiko hipertensi. Hipertensi sering terjadi di usia 35 tahun atau lebih. Hal itu disebabkan oleh perubahan alami pada jantung, pembuluh darah, dan hormon. Dan apabila


(3)

hal tersebut disertai faktor-faktor lain maka akan memicu terjadinya hipertensi (Sugiarto, 2007).

Peneliti juga mengkarakteristikan tentang pekerjaan. Berdasarkan tingkat pekerjaan terbanyak adalah ibu rumah tangga sebanyak 26 orang (43,3%). Pekerjaan yang sering dijalani oleh seseorang berhubungan dengan adanya kesempatan untuk berbaur atau bersosialisasi. Wanita yang bekerja, akibat kesibukanya kadang kala tidak sempat untuk memikirkan akibat dari pola hidup tidak sehat yang dapat mempengaruhi berat badan ideal atau IMT. Untuk karakteristik lama latihan, terbanyak adalah 5-8 bulan sebanyak 16 orang (26,7%). Lama latihan sangat penting diketahui untuk mengetahui perbedaan dari pertama latihan sampai jangka sekarang. Karena kurangnya aktivitas fisik akan meningkatkan resiko hipertensi karena adanya kelebihan berat badan.

Sedangkan untuk karakteristik keteraturan responden dalam melakukan latihan, di dapat paling banyak adalah 2x/minggu sebanyak 28 orang (46,7%). Karena kurangnya aktivitas fisik juga dapat meningkatkan resiko hipertensi karena kelebihan berat badan.

2. Hubungan indeks massa tubuh dengan tekanan darah.

Hubungan indeks massa tubuh dengan tekanan darah di uji normalitas datanya menggunakan uji kolmogorof-smirnov karena data >60 kemudian karena nilai p > 0,05 maka hasilnya data berdistribusi normal, selanjutnya data akan diuji dengan uji Chi-Square untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara indeks massa tubuh dengan


(4)

tekanan darah. Dari hasil pengolahan data dengan uji chi square di dapatkan nilai nilai P value sebesar 0,000 dan nilai chi square sebesar 164,091. Karena nilai signifikasi 0,000 < 0,05 maka ada hubungan antara IMT dan tekanan darah. Hal ini menunjukan bahwa IMT dapat mempengaruhi tekanan darah. Olahraga sering dikaitkan dengan hipertensi, sebab dengan olahraga yang teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang dapat menurunkan tekanan darah (Sugiarto, 2007). Kurangnya olahraga akan meningkatkan kemungkinan timbulnya obesitas yang akan meningkatkan resiko hipertensi, karena beban jantung dalam memompa darah keseluruh tubuh meningkat.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan analisis data secara statistik terhadap indeks massa tubuh dan tekanan darah diperoleh kesimpulan: bahwa hasil dari uji chi-square dengan hasil 164,091 < 0,05 artinya bahwa terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dengan tekanan darah.

Saran bagi peneliti selanjutnya diharapkan pada peneliti selanjutnya untuk meneliti hubungan indeks massa tubuh dengan tekanan darah secara lebih sempurna, sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih tepat, dan bagi ibu-ibu di Agung Fitness Syariah.diharapkan sewaktu mengikuti latihan perlu untuk mengetahui kondisi tekanan darah terlebih dahulu. Sehingga dirasa agar aman dalam mengikuti latihan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Adib M. 2009. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi Jantung dan Stroke. Yogjakarta : Dianloka

Adiwinanto W. 2008. “Pengaruh Intervensi Olahraga Di Sekolah Terhadap Indeks Massa Tubuh Dan Tingkat Kesegaran Kardiorespirasi Pada Remaja Obesitas”. Tesis. Semarang : Universitass Diponegoro. Ahira A. 2013. Pola hidup sehat. http://www.anneahira.com/pengertian-pola-hidup-sehat-8691.htm/ [Akses:12 Juni 2014].

Daniel W. 1989. Statistika Non Parametrik. Jakarta : PT. Gramedia. Desky. 2011. “Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Obesitas Lansia Di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas PB Selayang II Kecamatan Medan Selayang”. Skripsi. Medan : Universitas Sumatera Utara.

Elsanti S. 2009. Panduan Hidup Sehat Bebas Kolestrol, Stroke, Hipertensi & Serangan Jantung. Yogjakarta : Araska

Experianza.2011.”Guidline Penanganan Hipertensi Berdasarkan Jnc 7”.

http://experianzadoctor.blogspot.com/2011/12/guideline-penanganan-hipertensi.html [Akses: 18 Juli 2014]

Gibson J. 2001. Anatomi Dan Fisiologi Modern Untuk Perawat. Jakarta : EGC.

Giriwijoyo dan Sidik. 2012. Ilmu Faal Olahraga. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Guliz. 2008. The Effect Body Mass Index On Blood Pressure Response During Exercise Treadmill Test. Journal Of Physical Activity. Turkey. Kuswardhani T. 2007. “Penatalaksaan Hipertensi Pada Lanjut Usia”. Jurnal. Denpasar : Unud.

Notoadmojo S. 2010. Metode Penelitian Kesehan. Jakarta : Rineka Cipta Notoatmodjo S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Asdi Mahasatya.

Purtierplacenta. Resiko Hipertensi. http://www.purtierplacenta.com/faktor-resiko-hipertensi/ [Akses: 12 Juni 2014]


(6)

Rohaendi. 2008. Treatment Of High Blood Pressure. Jakarta :Gramedia Pustaka Utama

Sugiharto A. 2007. “Faktor-Faktor Resiko Hipertensi Grade II Pada Masyarakat”. Tesis. Semarang : Universitas Diponegoro.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : CV. Alfabeta

Suprapto. 2010. “Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Tekanan Da rah Pada Usia 6 Sampai 13 Tahun di Kota madya Medan”. Tesis . Sumatra Utara : Universitas Sumatra Utara.

Supriasa, I dewa nyoman dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC Sustrani L. 2006. Hipertensi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka

Sutanto. 2009. Awas 7 Penyakit Degeneratif. Yogjakarta : Paradigma Indonesia

Syaifuddin. 2011. Anatomi Dan Fisiologi. Jakarta : EGC

Tandra. 2003. Merokok dan Kesehatan. Surabaya : Berita KOMNAS PMM http://www.antirokok.or.id [Akses: 5 Juni 2014].

Utari. 2007. “Hubungan IMT dengan Tingkat Kesegaran Jasmani Pada Usia 12-14 Tahun”. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.


Dokumen yang terkait

Hubungan Kontrol Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Dengan Indeks Massa Tubuh

0 20 64

Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Tekanan Darah Pada Anak Di SMP Shafiyyatul Amaliyyah Medan

2 11 67

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN ASUPAN NATRIUM DENGAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI Hubungan Indeks Massa Tubuh Dan Asupan Natrium Dengan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Rawat Jalan Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 2 19

HUBUNGAN LINGKAR PINGGANG (LP) DAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN TEKANAN DARAH Hubungan Lingkar Pinggang (LP) Dan Indeks Massa Tubuh (IMT) Dengan Tekanan Darah Pada Usia 25 – 60 Tahun.

0 1 17

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TEKANAN DARAH di AGUNG FITNESS SYARIAH SURAKARTA Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Tekanan Darah Di Agung Fitness Syariah Surakarta.

0 2 19

PENDAHULUAN Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Tekanan Darah Di Agung Fitness Syariah Surakarta.

0 3 4

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TEKANAN DARAH PADA GURU SMA N 1 WONOSARI KLATEN Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Tekanan Darah Pada Guru SMA N 1 Wonosari Klaten.

0 1 14

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh Dengan Tekanan Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol Di Program Pengelolaan Penyakit Kronis Surakarta.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh Dengan Tekanan Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol Di Program Pengelolaan Penyakit Kronis Surakarta.

0 1 15

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TEKANAN DARAH PADA MASYARAKAT DI KELURAHAN PAKUNCEN WIROBRAJAN YOGYAKARTA

0 0 15