HAK MEWARIS PARA AHLI WARIS DARI HARTA YANG DIPEROLEH MELALUI HIBAH ANTARA SUAMI ISTRI BERDASARKAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA.

ABSTRAK
HAK MEWARIS PARA AHLI WARIS DARI HARTA YANG
DIPEROLEH MELALUI HIBAH ANTARA SUAMI ISTRI
BERDASARKAN KITAB UNDANG-UNDANG
HUKUM PERDATA

SOFIANY LIONI CHRISTINA PARDEDE
110110110447

Dalam menjalani kehidupan perkawinan, manusia selalu berusaha
untuk mengumpulkan harta kekayaan. Mereka berhak untuk
menggunakan harta kekayaannya sepanjang tidak bertentangan dengan
hukum. Hal tersebut salah satunya dapat dilakukan dengan mengalihkan
haknya melalui hibah. Dalam KUHPerdata, terdapat larangan hibah antara
suami istri selama masa perkawinan. Namun pada praktiknya terdapat
pasangan suami istri yang melakukan penghibahan dalam perkawinan
mereka. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji dan merumuskan akibat
hukum hibah yang dilakukan antara suami istri ditinjau berdasarkan
hukum perdata dan untuk mengetahui hak waris para ahli waris terhadap
benda tidak bergerak yang telah dihibahkan kepada pihak ketiga.
Metode pendekatan dalam skripsi ini adalah metode pendekatan

yuridis normatif dengan menggunakan data primer, sekunder, dan tersier
untuk mencari data sekunder. Spesifikasi penelitian yang digunakan
adalah metode deskriptif analitis dengan mendeskripsikan objek penelitian
melalui data-data yang telah dikumpulkan untuk membuat kesimpulan
umum. Tahap penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian kepustakaan
kemudian data-data tersebut dianalisis dengan metode normatif kualitatif.
Hasil dari penelitian ini yang pertama, akibat hukum perjanjian
hibah yang dilakukan oleh suami terhadap istrinya adalah batal demi
hukum dan tidak mengikat para pihak, karena tidak memenuhi syarat
objektif sahnya perjanjian berdasarkan KUHPerdata. Kedua, para ahli
waris yaitu anak-anak sah dari istri pertama Pewaris berhak memperoleh
bagian atas tanah dan rumah yang telah dihibahkan tersebut karena hibah
yang dilakukan antara suami istri yang masih dalam perkawinan
dinyatakan batal demi hukum. Hal ini karena penghibahan yang dilakukan
telah melanggar ketentuan Pasal 1678 KUHPerdata sehingga segala
tindakan hukum yang timbul dengan didasarkan pada akta penghibahan
tersebut dianggap tidak pernah ada.

iv