HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 Hubungan Antara Religiusitas dengan Kebahagiaan pada Siswa Siswi di SMA Muhammadiyah 1 Klaten.
HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN
KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1
KLATEN
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh :
DEA FEBRI HAPSARI
F100 110 163
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN
KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1
KLATEN
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh
DEA FEBRI HAPSARI
F100 110 163
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN
PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1
KLATEN
Dea Febri Hapsari
Wiwien Dinar Pratisti
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Setiap orang berharap berbahagia, demikian juga para remaja. karena tidak
semua remaja bahagia, salah satu yang mempengaruhi kebahagiaan adalah
religiusitas. Kebahagiaan merupakan suatu perasaan yang ada di dalam diri
seseorang yang berupa emosi positif, keadaan yang positif, kegiatan positif dan
komponen penting yang turut menentukan kualitas hidup individu. Banyak faktor
yang mempengaruhi kebahagiaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara religiusitas dengan kebahagiaan pada remaja, tingkat religiusitas
pada remaja, tingkat kebahagiaan pada remaja, dan sumbangan efektif religiusitas
terhadap kebahagiaan pada remaja. Peneliti memilih metode kuantitatif untuk
mencapai tujuan penelitian ini.
Subjek dalam penelitian ini adalah siwa kelas XI dan XII SMA
Muhammadiyah 1 Klaten yang terdiri dari 4 kelas yaitu kelas XI IPA 3, XI IPA 1,
XII IPS 1, dan XII IPS 2 yang berjumlah 75 orang. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cluster Random Sampling. Data
penelitian ini didapatkan dengan skala religiusitas dan skala kebahagiaan yang
dianalisis dengan menggunakan korelasi product moment Pearson.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan
teknik korelasi product moment Pearson maka diperoleh hasil nilai koefisien
korelasi (r) sebesar 0,459 dengan p value = 0,000 < 0,01 yang berarti ada
hubungan positif yang signifikan antara religiusitas dengan kebahagiaan pada
remaja. berdasarkan hasil analisis diketahui variabel religiusitas mempunyai rerata
empirik (RE) sebesar 139,33 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 102,5 yang berarti
religiusitas subjek penelitian tergolong tinggi. Variabel kebahagiaan mempunyai
rerata empirik (RE) sebesar 74,07 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 57,5 yang
berarti kebahagiaan pada subjek penelitian tergolong tinggi. Sumbangan efektif
religiusitas terhadap kebahagiaan sebesar 21%. Hal ini menunjukkan variabel
religiusitas mempengarugi variabel kebahagiaan.
Kata
kunci
:
kebahagiaan,
religiusitas
bahagia, hal ini dikarenakan tekanan
PENDAHULUAN
selalu
dari sekolah/ universitas, teman seke-
menginginkan hidupnya bahagia. Hal
las dan harapan keluarga yang terlalu
tersebut menjadi harapan terbesar
tinggi. Kepala Masyarakat Eksekutif
bagi individu baik dari usia, tempat
Bob Reitemeier menyatakan, akibat
tinggal, status sosial, maupun agama.
dari remaja yang tidak bahagia
Kebahagiaan menjadi faktor yang
adalah depresi pada remaja (Faisal,
sangat penting dan tujuan akhir
2015).
Setiap
dalam
manusia
kehidupan,
hidup
Kebanyakan
tidak
lengkap kalau belum merasa bahagia.
remaja
adalah
Orang
sebuah
hubungan,
dahulu
percaya
bahwa
permasalahan
kegagalan
dalam
impulsif
dan
kebahagiaan bukanlah sesuatu yang
depresi (Kim & Kim, 2008). Remaja
dicapai, tetapi sebuah anugrah yang
yang sering mendapatkan masalah
diberikan Tuhan kepada hambanya
dalam kehidupan nya atau tidak
atau sebuah kemurahan hati dari
dapat keluar dari permasalahannya
yang maha kuasa (Bruni, 2010).
memiliki tingkat kebahagiaan yang
Dari survey regular yang
dilakukan
Indonesia
Lingkaran
(LSI,
2010)
rendah.
Remaja
yang
kebahagiaan
memiliki
Survei
tingkat
dengan
menunjukkan keberfungsiaan yang
populasi nasional, survei tersebut
baik
membuktikan bahwa sebanyak 84,7
interpresonal,
%
publik Indonesia menyatakan
yang tinggi, selalu berpikiran positif,
dirinya bahagia. Jumlah responden
tidak berprasangka buruk dan mudah
yang mengaku bahagia, jumlahnya
menerima dengan lingkungan sekitar
sudah cukup banyak, ternyata dari 57
(Faisal, 2015).
Value
Survey
(WVS),
aspek
intrapersonal,
memiliki
motivasi
Berdasarkan hasil wawancara
negara yang pernah disurvei oleh
World
dalam
yang tinggi
yang telah dilakukan terhadap enam
Indonesia masih menempati posisi ke
siswa
32 dari 57 (Republika.com, 2010).
Klaten yang ditemui oleh penulis,
Sebaliknya, dikalangan remaja usia
menyatakan bahwa mereka merasa
15-20
tidak bahagia jika apa yang mereka
tahun,
menyatakan
tidak
SMA
Muhammadiyah
1
lakukan belum tercapai, mendapat
yang jatuh, memberi makan yang
gangguan
dan
kelaparan, dan mengasihani orang-
keinginan yang tidak terkabul. Dan
orang yang layak untuk dikasihani (
saat
Muslim, 2007).
ini
dari
orang
mereka
lain,
belum
merasa
Glock
bahagia karena apa yang mereka
mengatakan
inginkan belum tercapai.
Kebahagiaan
merupakan
adalah
dan
Stark
bahwa
sistem
(1966)
religiusitas
simbul,
sistem
suatu hal yang menjadi harapan
keyakinan, sistem nilai, dan sitem
dalam kehidupan seseorang, bahkan
perilaku yang terlembagakan, yang
semua orang sangat mendambakan
semua itu berpusat pada persoalan-
kehidupan yang berbahagia semasa
persoalan yang dihayati sebagai yang
hidupnya. Tetapi tidak jarang dalam
paling maknawi (Ancok, 2001).
upaya
mencapai
Menurut Rakhmat (2004),
kebahagiaan
tersebut selalu dikaitkan dengan
religiusitas
harta semata, baik itu berupa uang
sebagai suatu keadaan yang ada
maupun materi. Sesungguhnya hal
dalam
ini perlu diwaspadai oleh setiap
mendorongnya untuk bertingkah laku
orang,
bertambahnya
sesuai dengan kadar ketaatannya
kekayaan, uang, dan materi tidaklah
terhadap agama. Ini sejalan dengan
selalu
pernyataan Kibuuka (2005) yang
karena
otomatis
menyebabkan
dapat
diri
didefinisikan
individu
meningkatnya kebahagiaan dalam
menyatakan
hidup seseorang. Namun demikian
merupakan perasaan spiritual yang
bukan berarti pula bahwa kekayaan,
berkaitan dengan model perilaku
harta,
sosial
uang
dan
materi
tidak
dan
bahwa
yang
religiusitas
individual,
yang
diperlukan dalam hidup (Seligman,
membantu
seseorang
2005). Sedangkan Aristoteles, Basya
mengorganisasikan
kehidupan
(2006)
sehari-harinya (Rahman, 2012)
menyatakan
bahwa
Berdasarkan hasil beberapa
kebahagiaan terdapat dalam ketaatan
kepada
sesama,
Allah,
kecintaan
membantu
orang
kepada
fakir,
mengobati yang terluka, menolong
penelitian ditemukan bahwa salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi
kebahagiaan
adalah
agama
atau
yang
(Kebahagiaan)
dan
Variabel Bebas (Religiusitas). Dari
religiusitas. (Seligman, 2005)
Penelitian
Tergantung
dilakukan
beberapa kelas yang ada di SMA
Diener dan Seligman terhadap 222
Muhammadiyah 1 Klaten, terpilih 4
mahasiswa selama satu semester
kelas yaitu XI IPA 3, XI IPS 1, XII
menemukan bahwa aktivitas religius
IPS 1, XII IPS 2 yang berjumlah 75
dan olah raga mampu menimbulkan
orang dan berumur ± 15-18 tahun.
perasaan bahagia. Hasil penelitian
Teknik pengambilan sampel yang
ahli psikologi menunjukkan bahwa
digunakan
kebahagiaan yang menjadi idaman
adalah Cluster Random Sampling.
seluruh ummat manusia ini ternyata
Skala
dalam
penelitian
kebahagiaan
ini
yang
banyak dimiliki oleh individu yang
digunakan
aktif
dibuat oleh Rahman (2012) yang
beribadah,
berdo’a
dan
bersedekah (Muslim, 2007).
telah
dalam
dimodifikasi
penelitian
oleh
ini
penulis.
Nashori (1997) menjelaskan
Penyusunan skala ini didasarkan
bahwa secara sekilas dapat dilihat
pada aspek-aspek kebahagiaan yang
dari dalam (hati nurani) bahwa siapa
dikemukakan oleh Seligman (2002)
yang mendekat kepada Tuhan, maka
yaitu Kepuasan akan masa lalu,
individu
tenang
Kebahagiaan pada masa sekarang,
kehidupannya. Siapa yang menjauh
dan Optimisme akan masa depan.
dari Tuhan, maka kehidupannya akan
Terdapat 23 aitem yang valid dan 8
lebih diwarnai dengan stres dan
aitem yang gugur. Indek daya beda
ketidaktentraman.
bergerak antara 0,323 sampai dengan
merasa
lebih
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah ada hubungan
antara
religiusitas
dengan
kebahagiaan pada remaja.
0,503 dan koefisien reliabilitas alpha
(α) = 0,720.
Skala
digunakan
religiusitas
dalam
yang
penelitian
ini
dibuat oleh Rahman (2012) yang
METODE PENELITIAN
Variabel
yang
digunakan
dalam penelitian ini adalah Variabel
telah dimodifikasi penulis. Skala
religiusitas ini disusun berdasarkan
aspek-aspek
religiusitas
menurut
Glock (dalam Ancok, 2001) yang
semakin rendah religiusitas, maka
meliputi
semakin rendah kebahagiaan remaja.
keyakinan,
pengetahuan
agama, praktik agama, pengalaman,
dan konsekuensi. Terdapat 41 aitem
yang valid dan 4 aitem yang gugur.
Aitem
religiusitas
yang
sahih
mempunyai koefisien daya beda
aitem (item-total correlation) sebesar
0,307 sampai dengan 0,583 dan
koefisien reliabilitas alpha (α) =
0,871.
Hasil
penelitian
ini
menunjukkan bahwa siswa SMA
Muhammadiyah 1 Klaten memiliki
religiusitas secara umum termasuk
dalam kategori tinggi berdasarkan
rerata empirik sebesar 139,33. Ini
berarti siswa SMA Muhammadiyah 1
Klaten mempersepsikan religiusitas
di dalam kehidupannya terpenuhi
Penelitian ini menggunakan
analisis
statistik
teknik
korelasi
product
moment
untuk
menguji
hubungan
yang
erat
dengan
Tuhannya.
Penelitian ini juga diperkuat
hipotesis.
dari hasil penelitian Seligman (2002)
yang meneliti tentang religiusitas
HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan
Berdasarkan
yang
telah
hasil
analisis
dilakukan
dengan
teknik
korelasi
menggunakan
product
moment
diperoleh
hasil
Pearson
nilai
maka
koefisien
kebahagiaan.
Dari
hasil
penelitiannya tersebut menyatakan
bahwa individu yang religius merasa
lebih
bahagia
dan
lebih
puas
terhadap kehidupannya dibandingkan
dengan individu yang tidak religius.
korelasi (r) sebesar 0,459 dengan p
value = 0,000 < 0,01 yang berarti ada
Menurut teori Glock & Stark
sangat
(dalam Ancok dan Suroso, 2004)
signifikan antara religiusitas dengan
agama merupakan sistem simbol,
kebahagiaan. Korelasi yang bertanda
sistem keyakinan, sisitem nilai, dan
positif
tinggi
sistem perilaku yang terlembagakan,
religiusitas maka semakin tinggi
yang semuanya itu berpusat pada
kebahagiaan
persoalan-persoalan yang dihayati
hubungan
positif
artinya
yang
semakin
remaja.
Sebaliknya,
sebagai yang paling maknawi. Dalam
Islam, kebahagiaan adalah salah satu
tujuan utama dalam kehidupan.
Berdasarkan
skala
religiusitas
kategorisasi
tidak
terdapat
subjek yang berada dikategori sangat
rendah terdapat 0% siswa, tidak ada
siswa yang berada dikategori rendah
terdapat 0% siswa, tidak ada siswa
yang berada di kategori sedang
terdapat 0%, subjek dalam kategori
tinggi sebesar 50,67% (38 siswa),
sedangkan subjek dalam kategori
sangat tinggi sebesar 49,33% (37
siswa).
Hasil
menunjukkan
penelitian
bahwa
tersebut
frekuensi
Berdasarkan
skala kebahagiaan terdapat subjek
penelitian yang berada di kategori
sangat rendah sebesar 0% siswa,
subjek dalam kategori rendah sebesar
0%, lalu subjek dalam kategori
sedang sebesar 8% (6 siswa), subjek
dalam
tinggi ini sesuai dengan teori Glock
& Stark (dalam Ancok dan Suroso,
2004) remaja yang memiliki tingkat
cenderung
didalam
memiliki
dirinya
kebahagiaan
dalam kehidupan sehari-hari. Mereka
lebih
bahagia
tinggi
sebesar
dalam kategori sangat tinggi sebesar
29,33% (22 siswa). hasil penelitian
tersebut
menunjukan
bahwa
frekuensi
kebahagiaan
subjek
tertinggi
terdapat
pada
kategori
Berdasarkan
hasil
analisis
tinggi.
yang menunjukkan bahwa variabel
Penerapan religiusitas yang
religiusitas
kategori
62,67% (47 siswa), sedangkan subjek
religiusitas tertinggi terdapat pada
kategori tinggi.
kategorisasi
karena
agama
mengajarkan tujuan hidup, menuntun
mereka menerima dan menghadapi
religiusitas memberikan sumbangan
efektif sebesar 21% terhadap variabel
kebahagiaan. Hal ini menunjukkan
bahwa
religiusitas
mempengaruhi
kebahagiaan sebesar 21% sehingga
ada
79%
faktor
lain
yang
mempengaruhi kebahagiaan selain
variable
religiusitas, yaitu uang,
pernikahan,
kehidupan
sosial,
kesehatan, usia, dll.
beragam masalah dengan tenang, dan
Keterkaitan antara religiusitas
mengikat seseorang dalam satu umat
sebagai salah satu faktor penyebab
yang saling memberi dukungan.
kebahagiaan itulah yang menjadi
minat penulis. Penulis tertarik untuk
pernikahan, kehidupan sosial,
mengetahui
kesehatan, usia, dll.
hubungan
apakah
yang
terdapat
positif
antara
religiusitas dengan kebahagiaan pada
remaja.
SARAN
1. Bagi Orang tua
Disarankan kepada orang tua
agar
KESIMPULAN
dapat
menjaga
memperhatikan
Berdasarkan
hasil
dan
aspek-aspek
analisis
yang dibutuhkan oleh subjek
dan pembahasan yang telah diuraikan
tidak hanya dari segi materi saja,
sebelumnya
namun juga dari segi psikologis
dapat
diambil
kesimpulan sebagai berikut :
a. Ada
hubungan
signifikan
positif
antara
dengan
dan
yang
religiusitas
kebahagiaan
pada
remaja. Hal ini dapat dilihat dari
pengetahuan
sehingga
agama
merasakan
kebahagiaan
dalam
kehidupnnya.
2. Bagi Guru
nilai korelasi (r) sebesar 0,459
Disarankan
agar
dapat
dengan p value = 0,000 < 0,01.
membantu
siswa
dalam
b. Religiusitas pada siswa SMA
Muhammadiyah
1
Klaten
tergolong tinggi.
1
Klaten
tergolong tinggi.
kebahagiaan
sebesar
21%.
variabel
dipengaruhi
ini
variabel
mempengaruhi
kebahagiaan
selain
remaja
Hal
menunjukkan
religiusitas
itu
agama yang mereka miliki saat
mendapatkan
pengetahuan
tambahan selain dari orang tua.
3. Bagi Subjek
d. Sumbangan efektif religiusitas
terhadap
pengetahuan
berada di sekolah. Agar siswa
c. Kebahagiaan pada siswa SMA
Muhammadiyah
memperdalam
remaja.
kebahagiaan
oleh
uang,
Hendaknya lebih meningkatkan
keyakinan
dalam
beragama,
lebih mendekatkan diri kepada
Tuhan,
mengamalkan
dalam
berbagai aspek kehidupan, agar
merasakan
suatu
pengalaman
beragama sehingga merasakan
kebahagiaan dalam hidupnya.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti lain yang akan
melakukan
penelitian
dengan
tema yang sama diharapkan
memperhatikan
faktor-faktor
yang belum terungkap dalam
Faisal,
A.
2015.
Hubungan
Kecerdasan Emosional dan
Harga
Diri
dengan
Kebahagiaan pada Remaja.
Jurnal Sains dan Praktik
Psikologi. Vol. 3 (1), 44-53.
Malang:
Universitas
Muhammadiyah Malang.
penelitiaan ini. Karena dalam
penelitian ini ditemukan bahwa
religiusitas hanya memberikan
sedikit
pengaruh
terhadap
kebahagiaan. Juga diharapkan
peneliti
selanjutnya
dapat
memperbanyak jumlah subjek
dan
memperluas
penelitian
agar
sampel
mendapatkan
gambaran atau hasil yang lebih
detail dan mendalam tentang
Muslim & Nashori. 2007. Hubungan
Antara Religiusitas dengan
Kebahagiaan
Otentik
(Authentic
Happines).
Fakultas psikologi dan ilmu
sosial budaya universitas
islam indonesia. Naskah
publikasi
Rahman, P. A. 2012. Hubungan
Religiusitas
dengan
Kebahagiaan pada Lansia
Muslim. Skripsi. Medan:
Fakultas Psikologi Universitas
Sumatera Utara Medan.
kebahagiaan pada remaja.
DAFTAR PUSTAKA
Ancok, D, & Suroso N. 2001.
Psikologi
Islami.
Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Ardians,
A.
2014.
Teori
Kebahagiaan.
http://atrofardians.blogspot.co
m/2014/03/teorikebahagiaan.html, diunduh
pada tanggal 10 Maret 2015.
Seligman, M. E.P. 2005. Authentic
Happiness:
Menciptakan
Kebahagiaan
dengan
Psikologi Positif. Bandung:
PT Mizan Pustaka.
Thouless Robert H. 1995. Pengantar
Psikologi Agama. Jakarta :
Raja Grafindo Persada
KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1
KLATEN
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh :
DEA FEBRI HAPSARI
F100 110 163
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN
KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1
KLATEN
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh
DEA FEBRI HAPSARI
F100 110 163
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN
PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1
KLATEN
Dea Febri Hapsari
Wiwien Dinar Pratisti
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Setiap orang berharap berbahagia, demikian juga para remaja. karena tidak
semua remaja bahagia, salah satu yang mempengaruhi kebahagiaan adalah
religiusitas. Kebahagiaan merupakan suatu perasaan yang ada di dalam diri
seseorang yang berupa emosi positif, keadaan yang positif, kegiatan positif dan
komponen penting yang turut menentukan kualitas hidup individu. Banyak faktor
yang mempengaruhi kebahagiaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara religiusitas dengan kebahagiaan pada remaja, tingkat religiusitas
pada remaja, tingkat kebahagiaan pada remaja, dan sumbangan efektif religiusitas
terhadap kebahagiaan pada remaja. Peneliti memilih metode kuantitatif untuk
mencapai tujuan penelitian ini.
Subjek dalam penelitian ini adalah siwa kelas XI dan XII SMA
Muhammadiyah 1 Klaten yang terdiri dari 4 kelas yaitu kelas XI IPA 3, XI IPA 1,
XII IPS 1, dan XII IPS 2 yang berjumlah 75 orang. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cluster Random Sampling. Data
penelitian ini didapatkan dengan skala religiusitas dan skala kebahagiaan yang
dianalisis dengan menggunakan korelasi product moment Pearson.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan
teknik korelasi product moment Pearson maka diperoleh hasil nilai koefisien
korelasi (r) sebesar 0,459 dengan p value = 0,000 < 0,01 yang berarti ada
hubungan positif yang signifikan antara religiusitas dengan kebahagiaan pada
remaja. berdasarkan hasil analisis diketahui variabel religiusitas mempunyai rerata
empirik (RE) sebesar 139,33 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 102,5 yang berarti
religiusitas subjek penelitian tergolong tinggi. Variabel kebahagiaan mempunyai
rerata empirik (RE) sebesar 74,07 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 57,5 yang
berarti kebahagiaan pada subjek penelitian tergolong tinggi. Sumbangan efektif
religiusitas terhadap kebahagiaan sebesar 21%. Hal ini menunjukkan variabel
religiusitas mempengarugi variabel kebahagiaan.
Kata
kunci
:
kebahagiaan,
religiusitas
bahagia, hal ini dikarenakan tekanan
PENDAHULUAN
selalu
dari sekolah/ universitas, teman seke-
menginginkan hidupnya bahagia. Hal
las dan harapan keluarga yang terlalu
tersebut menjadi harapan terbesar
tinggi. Kepala Masyarakat Eksekutif
bagi individu baik dari usia, tempat
Bob Reitemeier menyatakan, akibat
tinggal, status sosial, maupun agama.
dari remaja yang tidak bahagia
Kebahagiaan menjadi faktor yang
adalah depresi pada remaja (Faisal,
sangat penting dan tujuan akhir
2015).
Setiap
dalam
manusia
kehidupan,
hidup
Kebanyakan
tidak
lengkap kalau belum merasa bahagia.
remaja
adalah
Orang
sebuah
hubungan,
dahulu
percaya
bahwa
permasalahan
kegagalan
dalam
impulsif
dan
kebahagiaan bukanlah sesuatu yang
depresi (Kim & Kim, 2008). Remaja
dicapai, tetapi sebuah anugrah yang
yang sering mendapatkan masalah
diberikan Tuhan kepada hambanya
dalam kehidupan nya atau tidak
atau sebuah kemurahan hati dari
dapat keluar dari permasalahannya
yang maha kuasa (Bruni, 2010).
memiliki tingkat kebahagiaan yang
Dari survey regular yang
dilakukan
Indonesia
Lingkaran
(LSI,
2010)
rendah.
Remaja
yang
kebahagiaan
memiliki
Survei
tingkat
dengan
menunjukkan keberfungsiaan yang
populasi nasional, survei tersebut
baik
membuktikan bahwa sebanyak 84,7
interpresonal,
%
publik Indonesia menyatakan
yang tinggi, selalu berpikiran positif,
dirinya bahagia. Jumlah responden
tidak berprasangka buruk dan mudah
yang mengaku bahagia, jumlahnya
menerima dengan lingkungan sekitar
sudah cukup banyak, ternyata dari 57
(Faisal, 2015).
Value
Survey
(WVS),
aspek
intrapersonal,
memiliki
motivasi
Berdasarkan hasil wawancara
negara yang pernah disurvei oleh
World
dalam
yang tinggi
yang telah dilakukan terhadap enam
Indonesia masih menempati posisi ke
siswa
32 dari 57 (Republika.com, 2010).
Klaten yang ditemui oleh penulis,
Sebaliknya, dikalangan remaja usia
menyatakan bahwa mereka merasa
15-20
tidak bahagia jika apa yang mereka
tahun,
menyatakan
tidak
SMA
Muhammadiyah
1
lakukan belum tercapai, mendapat
yang jatuh, memberi makan yang
gangguan
dan
kelaparan, dan mengasihani orang-
keinginan yang tidak terkabul. Dan
orang yang layak untuk dikasihani (
saat
Muslim, 2007).
ini
dari
orang
mereka
lain,
belum
merasa
Glock
bahagia karena apa yang mereka
mengatakan
inginkan belum tercapai.
Kebahagiaan
merupakan
adalah
dan
Stark
bahwa
sistem
(1966)
religiusitas
simbul,
sistem
suatu hal yang menjadi harapan
keyakinan, sistem nilai, dan sitem
dalam kehidupan seseorang, bahkan
perilaku yang terlembagakan, yang
semua orang sangat mendambakan
semua itu berpusat pada persoalan-
kehidupan yang berbahagia semasa
persoalan yang dihayati sebagai yang
hidupnya. Tetapi tidak jarang dalam
paling maknawi (Ancok, 2001).
upaya
mencapai
Menurut Rakhmat (2004),
kebahagiaan
tersebut selalu dikaitkan dengan
religiusitas
harta semata, baik itu berupa uang
sebagai suatu keadaan yang ada
maupun materi. Sesungguhnya hal
dalam
ini perlu diwaspadai oleh setiap
mendorongnya untuk bertingkah laku
orang,
bertambahnya
sesuai dengan kadar ketaatannya
kekayaan, uang, dan materi tidaklah
terhadap agama. Ini sejalan dengan
selalu
pernyataan Kibuuka (2005) yang
karena
otomatis
menyebabkan
dapat
diri
didefinisikan
individu
meningkatnya kebahagiaan dalam
menyatakan
hidup seseorang. Namun demikian
merupakan perasaan spiritual yang
bukan berarti pula bahwa kekayaan,
berkaitan dengan model perilaku
harta,
sosial
uang
dan
materi
tidak
dan
bahwa
yang
religiusitas
individual,
yang
diperlukan dalam hidup (Seligman,
membantu
seseorang
2005). Sedangkan Aristoteles, Basya
mengorganisasikan
kehidupan
(2006)
sehari-harinya (Rahman, 2012)
menyatakan
bahwa
Berdasarkan hasil beberapa
kebahagiaan terdapat dalam ketaatan
kepada
sesama,
Allah,
kecintaan
membantu
orang
kepada
fakir,
mengobati yang terluka, menolong
penelitian ditemukan bahwa salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi
kebahagiaan
adalah
agama
atau
yang
(Kebahagiaan)
dan
Variabel Bebas (Religiusitas). Dari
religiusitas. (Seligman, 2005)
Penelitian
Tergantung
dilakukan
beberapa kelas yang ada di SMA
Diener dan Seligman terhadap 222
Muhammadiyah 1 Klaten, terpilih 4
mahasiswa selama satu semester
kelas yaitu XI IPA 3, XI IPS 1, XII
menemukan bahwa aktivitas religius
IPS 1, XII IPS 2 yang berjumlah 75
dan olah raga mampu menimbulkan
orang dan berumur ± 15-18 tahun.
perasaan bahagia. Hasil penelitian
Teknik pengambilan sampel yang
ahli psikologi menunjukkan bahwa
digunakan
kebahagiaan yang menjadi idaman
adalah Cluster Random Sampling.
seluruh ummat manusia ini ternyata
Skala
dalam
penelitian
kebahagiaan
ini
yang
banyak dimiliki oleh individu yang
digunakan
aktif
dibuat oleh Rahman (2012) yang
beribadah,
berdo’a
dan
bersedekah (Muslim, 2007).
telah
dalam
dimodifikasi
penelitian
oleh
ini
penulis.
Nashori (1997) menjelaskan
Penyusunan skala ini didasarkan
bahwa secara sekilas dapat dilihat
pada aspek-aspek kebahagiaan yang
dari dalam (hati nurani) bahwa siapa
dikemukakan oleh Seligman (2002)
yang mendekat kepada Tuhan, maka
yaitu Kepuasan akan masa lalu,
individu
tenang
Kebahagiaan pada masa sekarang,
kehidupannya. Siapa yang menjauh
dan Optimisme akan masa depan.
dari Tuhan, maka kehidupannya akan
Terdapat 23 aitem yang valid dan 8
lebih diwarnai dengan stres dan
aitem yang gugur. Indek daya beda
ketidaktentraman.
bergerak antara 0,323 sampai dengan
merasa
lebih
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah ada hubungan
antara
religiusitas
dengan
kebahagiaan pada remaja.
0,503 dan koefisien reliabilitas alpha
(α) = 0,720.
Skala
digunakan
religiusitas
dalam
yang
penelitian
ini
dibuat oleh Rahman (2012) yang
METODE PENELITIAN
Variabel
yang
digunakan
dalam penelitian ini adalah Variabel
telah dimodifikasi penulis. Skala
religiusitas ini disusun berdasarkan
aspek-aspek
religiusitas
menurut
Glock (dalam Ancok, 2001) yang
semakin rendah religiusitas, maka
meliputi
semakin rendah kebahagiaan remaja.
keyakinan,
pengetahuan
agama, praktik agama, pengalaman,
dan konsekuensi. Terdapat 41 aitem
yang valid dan 4 aitem yang gugur.
Aitem
religiusitas
yang
sahih
mempunyai koefisien daya beda
aitem (item-total correlation) sebesar
0,307 sampai dengan 0,583 dan
koefisien reliabilitas alpha (α) =
0,871.
Hasil
penelitian
ini
menunjukkan bahwa siswa SMA
Muhammadiyah 1 Klaten memiliki
religiusitas secara umum termasuk
dalam kategori tinggi berdasarkan
rerata empirik sebesar 139,33. Ini
berarti siswa SMA Muhammadiyah 1
Klaten mempersepsikan religiusitas
di dalam kehidupannya terpenuhi
Penelitian ini menggunakan
analisis
statistik
teknik
korelasi
product
moment
untuk
menguji
hubungan
yang
erat
dengan
Tuhannya.
Penelitian ini juga diperkuat
hipotesis.
dari hasil penelitian Seligman (2002)
yang meneliti tentang religiusitas
HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan
Berdasarkan
yang
telah
hasil
analisis
dilakukan
dengan
teknik
korelasi
menggunakan
product
moment
diperoleh
hasil
Pearson
nilai
maka
koefisien
kebahagiaan.
Dari
hasil
penelitiannya tersebut menyatakan
bahwa individu yang religius merasa
lebih
bahagia
dan
lebih
puas
terhadap kehidupannya dibandingkan
dengan individu yang tidak religius.
korelasi (r) sebesar 0,459 dengan p
value = 0,000 < 0,01 yang berarti ada
Menurut teori Glock & Stark
sangat
(dalam Ancok dan Suroso, 2004)
signifikan antara religiusitas dengan
agama merupakan sistem simbol,
kebahagiaan. Korelasi yang bertanda
sistem keyakinan, sisitem nilai, dan
positif
tinggi
sistem perilaku yang terlembagakan,
religiusitas maka semakin tinggi
yang semuanya itu berpusat pada
kebahagiaan
persoalan-persoalan yang dihayati
hubungan
positif
artinya
yang
semakin
remaja.
Sebaliknya,
sebagai yang paling maknawi. Dalam
Islam, kebahagiaan adalah salah satu
tujuan utama dalam kehidupan.
Berdasarkan
skala
religiusitas
kategorisasi
tidak
terdapat
subjek yang berada dikategori sangat
rendah terdapat 0% siswa, tidak ada
siswa yang berada dikategori rendah
terdapat 0% siswa, tidak ada siswa
yang berada di kategori sedang
terdapat 0%, subjek dalam kategori
tinggi sebesar 50,67% (38 siswa),
sedangkan subjek dalam kategori
sangat tinggi sebesar 49,33% (37
siswa).
Hasil
menunjukkan
penelitian
bahwa
tersebut
frekuensi
Berdasarkan
skala kebahagiaan terdapat subjek
penelitian yang berada di kategori
sangat rendah sebesar 0% siswa,
subjek dalam kategori rendah sebesar
0%, lalu subjek dalam kategori
sedang sebesar 8% (6 siswa), subjek
dalam
tinggi ini sesuai dengan teori Glock
& Stark (dalam Ancok dan Suroso,
2004) remaja yang memiliki tingkat
cenderung
didalam
memiliki
dirinya
kebahagiaan
dalam kehidupan sehari-hari. Mereka
lebih
bahagia
tinggi
sebesar
dalam kategori sangat tinggi sebesar
29,33% (22 siswa). hasil penelitian
tersebut
menunjukan
bahwa
frekuensi
kebahagiaan
subjek
tertinggi
terdapat
pada
kategori
Berdasarkan
hasil
analisis
tinggi.
yang menunjukkan bahwa variabel
Penerapan religiusitas yang
religiusitas
kategori
62,67% (47 siswa), sedangkan subjek
religiusitas tertinggi terdapat pada
kategori tinggi.
kategorisasi
karena
agama
mengajarkan tujuan hidup, menuntun
mereka menerima dan menghadapi
religiusitas memberikan sumbangan
efektif sebesar 21% terhadap variabel
kebahagiaan. Hal ini menunjukkan
bahwa
religiusitas
mempengaruhi
kebahagiaan sebesar 21% sehingga
ada
79%
faktor
lain
yang
mempengaruhi kebahagiaan selain
variable
religiusitas, yaitu uang,
pernikahan,
kehidupan
sosial,
kesehatan, usia, dll.
beragam masalah dengan tenang, dan
Keterkaitan antara religiusitas
mengikat seseorang dalam satu umat
sebagai salah satu faktor penyebab
yang saling memberi dukungan.
kebahagiaan itulah yang menjadi
minat penulis. Penulis tertarik untuk
pernikahan, kehidupan sosial,
mengetahui
kesehatan, usia, dll.
hubungan
apakah
yang
terdapat
positif
antara
religiusitas dengan kebahagiaan pada
remaja.
SARAN
1. Bagi Orang tua
Disarankan kepada orang tua
agar
KESIMPULAN
dapat
menjaga
memperhatikan
Berdasarkan
hasil
dan
aspek-aspek
analisis
yang dibutuhkan oleh subjek
dan pembahasan yang telah diuraikan
tidak hanya dari segi materi saja,
sebelumnya
namun juga dari segi psikologis
dapat
diambil
kesimpulan sebagai berikut :
a. Ada
hubungan
signifikan
positif
antara
dengan
dan
yang
religiusitas
kebahagiaan
pada
remaja. Hal ini dapat dilihat dari
pengetahuan
sehingga
agama
merasakan
kebahagiaan
dalam
kehidupnnya.
2. Bagi Guru
nilai korelasi (r) sebesar 0,459
Disarankan
agar
dapat
dengan p value = 0,000 < 0,01.
membantu
siswa
dalam
b. Religiusitas pada siswa SMA
Muhammadiyah
1
Klaten
tergolong tinggi.
1
Klaten
tergolong tinggi.
kebahagiaan
sebesar
21%.
variabel
dipengaruhi
ini
variabel
mempengaruhi
kebahagiaan
selain
remaja
Hal
menunjukkan
religiusitas
itu
agama yang mereka miliki saat
mendapatkan
pengetahuan
tambahan selain dari orang tua.
3. Bagi Subjek
d. Sumbangan efektif religiusitas
terhadap
pengetahuan
berada di sekolah. Agar siswa
c. Kebahagiaan pada siswa SMA
Muhammadiyah
memperdalam
remaja.
kebahagiaan
oleh
uang,
Hendaknya lebih meningkatkan
keyakinan
dalam
beragama,
lebih mendekatkan diri kepada
Tuhan,
mengamalkan
dalam
berbagai aspek kehidupan, agar
merasakan
suatu
pengalaman
beragama sehingga merasakan
kebahagiaan dalam hidupnya.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti lain yang akan
melakukan
penelitian
dengan
tema yang sama diharapkan
memperhatikan
faktor-faktor
yang belum terungkap dalam
Faisal,
A.
2015.
Hubungan
Kecerdasan Emosional dan
Harga
Diri
dengan
Kebahagiaan pada Remaja.
Jurnal Sains dan Praktik
Psikologi. Vol. 3 (1), 44-53.
Malang:
Universitas
Muhammadiyah Malang.
penelitiaan ini. Karena dalam
penelitian ini ditemukan bahwa
religiusitas hanya memberikan
sedikit
pengaruh
terhadap
kebahagiaan. Juga diharapkan
peneliti
selanjutnya
dapat
memperbanyak jumlah subjek
dan
memperluas
penelitian
agar
sampel
mendapatkan
gambaran atau hasil yang lebih
detail dan mendalam tentang
Muslim & Nashori. 2007. Hubungan
Antara Religiusitas dengan
Kebahagiaan
Otentik
(Authentic
Happines).
Fakultas psikologi dan ilmu
sosial budaya universitas
islam indonesia. Naskah
publikasi
Rahman, P. A. 2012. Hubungan
Religiusitas
dengan
Kebahagiaan pada Lansia
Muslim. Skripsi. Medan:
Fakultas Psikologi Universitas
Sumatera Utara Medan.
kebahagiaan pada remaja.
DAFTAR PUSTAKA
Ancok, D, & Suroso N. 2001.
Psikologi
Islami.
Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Ardians,
A.
2014.
Teori
Kebahagiaan.
http://atrofardians.blogspot.co
m/2014/03/teorikebahagiaan.html, diunduh
pada tanggal 10 Maret 2015.
Seligman, M. E.P. 2005. Authentic
Happiness:
Menciptakan
Kebahagiaan
dengan
Psikologi Positif. Bandung:
PT Mizan Pustaka.
Thouless Robert H. 1995. Pengantar
Psikologi Agama. Jakarta :
Raja Grafindo Persada