HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 Hubungan Antara Religiusitas dengan Kebahagiaan pada Siswa Siswi di SMA Muhammadiyah 1 Klaten.

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN
KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1
KLATEN

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Diajukan oleh :
DEA FEBRI HAPSARI
F100 110 163

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN
KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1
KLATEN


NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Diajukan oleh
DEA FEBRI HAPSARI
F100 110 163

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN
PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1
KLATEN

Dea Febri Hapsari
Wiwien Dinar Pratisti

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Setiap orang berharap berbahagia, demikian juga para remaja. karena tidak
semua remaja bahagia, salah satu yang mempengaruhi kebahagiaan adalah
religiusitas. Kebahagiaan merupakan suatu perasaan yang ada di dalam diri
seseorang yang berupa emosi positif, keadaan yang positif, kegiatan positif dan
komponen penting yang turut menentukan kualitas hidup individu. Banyak faktor
yang mempengaruhi kebahagiaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara religiusitas dengan kebahagiaan pada remaja, tingkat religiusitas
pada remaja, tingkat kebahagiaan pada remaja, dan sumbangan efektif religiusitas
terhadap kebahagiaan pada remaja. Peneliti memilih metode kuantitatif untuk
mencapai tujuan penelitian ini.
Subjek dalam penelitian ini adalah siwa kelas XI dan XII SMA
Muhammadiyah 1 Klaten yang terdiri dari 4 kelas yaitu kelas XI IPA 3, XI IPA 1,
XII IPS 1, dan XII IPS 2 yang berjumlah 75 orang. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cluster Random Sampling. Data
penelitian ini didapatkan dengan skala religiusitas dan skala kebahagiaan yang
dianalisis dengan menggunakan korelasi product moment Pearson.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan
teknik korelasi product moment Pearson maka diperoleh hasil nilai koefisien

korelasi (r) sebesar 0,459 dengan p value = 0,000 < 0,01 yang berarti ada
hubungan positif yang signifikan antara religiusitas dengan kebahagiaan pada
remaja. berdasarkan hasil analisis diketahui variabel religiusitas mempunyai rerata
empirik (RE) sebesar 139,33 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 102,5 yang berarti
religiusitas subjek penelitian tergolong tinggi. Variabel kebahagiaan mempunyai
rerata empirik (RE) sebesar 74,07 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 57,5 yang
berarti kebahagiaan pada subjek penelitian tergolong tinggi. Sumbangan efektif
religiusitas terhadap kebahagiaan sebesar 21%. Hal ini menunjukkan variabel
religiusitas mempengarugi variabel kebahagiaan.

Kata

kunci

:

kebahagiaan,

religiusitas


bahagia, hal ini dikarenakan tekanan

PENDAHULUAN
selalu

dari sekolah/ universitas, teman seke-

menginginkan hidupnya bahagia. Hal

las dan harapan keluarga yang terlalu

tersebut menjadi harapan terbesar

tinggi. Kepala Masyarakat Eksekutif

bagi individu baik dari usia, tempat

Bob Reitemeier menyatakan, akibat

tinggal, status sosial, maupun agama.


dari remaja yang tidak bahagia

Kebahagiaan menjadi faktor yang

adalah depresi pada remaja (Faisal,

sangat penting dan tujuan akhir

2015).

Setiap

dalam

manusia

kehidupan,

hidup


Kebanyakan

tidak

lengkap kalau belum merasa bahagia.

remaja

adalah

Orang

sebuah

hubungan,

dahulu

percaya


bahwa

permasalahan

kegagalan

dalam

impulsif

dan

kebahagiaan bukanlah sesuatu yang

depresi (Kim & Kim, 2008). Remaja

dicapai, tetapi sebuah anugrah yang

yang sering mendapatkan masalah


diberikan Tuhan kepada hambanya

dalam kehidupan nya atau tidak

atau sebuah kemurahan hati dari

dapat keluar dari permasalahannya

yang maha kuasa (Bruni, 2010).

memiliki tingkat kebahagiaan yang

Dari survey regular yang
dilakukan
Indonesia

Lingkaran
(LSI,


2010)

rendah.

Remaja

yang

kebahagiaan

memiliki

Survei

tingkat

dengan

menunjukkan keberfungsiaan yang


populasi nasional, survei tersebut

baik

membuktikan bahwa sebanyak 84,7

interpresonal,

%

publik Indonesia menyatakan

yang tinggi, selalu berpikiran positif,

dirinya bahagia. Jumlah responden

tidak berprasangka buruk dan mudah

yang mengaku bahagia, jumlahnya


menerima dengan lingkungan sekitar

sudah cukup banyak, ternyata dari 57

(Faisal, 2015).

Value

Survey

(WVS),

aspek

intrapersonal,

memiliki

motivasi

Berdasarkan hasil wawancara

negara yang pernah disurvei oleh
World

dalam

yang tinggi

yang telah dilakukan terhadap enam

Indonesia masih menempati posisi ke

siswa

32 dari 57 (Republika.com, 2010).

Klaten yang ditemui oleh penulis,

Sebaliknya, dikalangan remaja usia

menyatakan bahwa mereka merasa

15-20

tidak bahagia jika apa yang mereka

tahun,

menyatakan

tidak

SMA

Muhammadiyah

1

lakukan belum tercapai, mendapat

yang jatuh, memberi makan yang

gangguan

dan

kelaparan, dan mengasihani orang-

keinginan yang tidak terkabul. Dan

orang yang layak untuk dikasihani (

saat

Muslim, 2007).

ini

dari

orang

mereka

lain,

belum

merasa

Glock

bahagia karena apa yang mereka

mengatakan

inginkan belum tercapai.
Kebahagiaan

merupakan

adalah

dan

Stark

bahwa

sistem

(1966)

religiusitas

simbul,

sistem

suatu hal yang menjadi harapan

keyakinan, sistem nilai, dan sitem

dalam kehidupan seseorang, bahkan

perilaku yang terlembagakan, yang

semua orang sangat mendambakan

semua itu berpusat pada persoalan-

kehidupan yang berbahagia semasa

persoalan yang dihayati sebagai yang

hidupnya. Tetapi tidak jarang dalam

paling maknawi (Ancok, 2001).

upaya

mencapai

Menurut Rakhmat (2004),

kebahagiaan

tersebut selalu dikaitkan dengan

religiusitas

harta semata, baik itu berupa uang

sebagai suatu keadaan yang ada

maupun materi. Sesungguhnya hal

dalam

ini perlu diwaspadai oleh setiap

mendorongnya untuk bertingkah laku

orang,

bertambahnya

sesuai dengan kadar ketaatannya

kekayaan, uang, dan materi tidaklah

terhadap agama. Ini sejalan dengan

selalu

pernyataan Kibuuka (2005) yang

karena

otomatis

menyebabkan

dapat

diri

didefinisikan

individu

meningkatnya kebahagiaan dalam

menyatakan

hidup seseorang. Namun demikian

merupakan perasaan spiritual yang

bukan berarti pula bahwa kekayaan,

berkaitan dengan model perilaku

harta,

sosial

uang

dan

materi

tidak

dan

bahwa

yang

religiusitas

individual,

yang

diperlukan dalam hidup (Seligman,

membantu

seseorang

2005). Sedangkan Aristoteles, Basya

mengorganisasikan

kehidupan

(2006)

sehari-harinya (Rahman, 2012)

menyatakan

bahwa

Berdasarkan hasil beberapa

kebahagiaan terdapat dalam ketaatan
kepada
sesama,

Allah,

kecintaan

membantu

orang

kepada
fakir,

mengobati yang terluka, menolong

penelitian ditemukan bahwa salah
satu

faktor

yang

mempengaruhi

kebahagiaan

adalah

agama

atau

yang

(Kebahagiaan)

dan

Variabel Bebas (Religiusitas). Dari

religiusitas. (Seligman, 2005)
Penelitian

Tergantung

dilakukan

beberapa kelas yang ada di SMA

Diener dan Seligman terhadap 222

Muhammadiyah 1 Klaten, terpilih 4

mahasiswa selama satu semester

kelas yaitu XI IPA 3, XI IPS 1, XII

menemukan bahwa aktivitas religius

IPS 1, XII IPS 2 yang berjumlah 75

dan olah raga mampu menimbulkan

orang dan berumur ± 15-18 tahun.

perasaan bahagia. Hasil penelitian

Teknik pengambilan sampel yang

ahli psikologi menunjukkan bahwa

digunakan

kebahagiaan yang menjadi idaman

adalah Cluster Random Sampling.

seluruh ummat manusia ini ternyata

Skala

dalam

penelitian

kebahagiaan

ini

yang

banyak dimiliki oleh individu yang

digunakan

aktif

dibuat oleh Rahman (2012) yang

beribadah,

berdo’a

dan

bersedekah (Muslim, 2007).

telah

dalam

dimodifikasi

penelitian

oleh

ini

penulis.

Nashori (1997) menjelaskan

Penyusunan skala ini didasarkan

bahwa secara sekilas dapat dilihat

pada aspek-aspek kebahagiaan yang

dari dalam (hati nurani) bahwa siapa

dikemukakan oleh Seligman (2002)

yang mendekat kepada Tuhan, maka

yaitu Kepuasan akan masa lalu,

individu

tenang

Kebahagiaan pada masa sekarang,

kehidupannya. Siapa yang menjauh

dan Optimisme akan masa depan.

dari Tuhan, maka kehidupannya akan

Terdapat 23 aitem yang valid dan 8

lebih diwarnai dengan stres dan

aitem yang gugur. Indek daya beda

ketidaktentraman.

bergerak antara 0,323 sampai dengan

merasa

lebih

Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah ada hubungan
antara

religiusitas

dengan

kebahagiaan pada remaja.

0,503 dan koefisien reliabilitas alpha
(α) = 0,720.
Skala
digunakan

religiusitas
dalam

yang

penelitian

ini

dibuat oleh Rahman (2012) yang
METODE PENELITIAN
Variabel

yang

digunakan

dalam penelitian ini adalah Variabel

telah dimodifikasi penulis. Skala
religiusitas ini disusun berdasarkan
aspek-aspek

religiusitas

menurut

Glock (dalam Ancok, 2001) yang

semakin rendah religiusitas, maka

meliputi

semakin rendah kebahagiaan remaja.

keyakinan,

pengetahuan

agama, praktik agama, pengalaman,
dan konsekuensi. Terdapat 41 aitem
yang valid dan 4 aitem yang gugur.
Aitem

religiusitas

yang

sahih

mempunyai koefisien daya beda
aitem (item-total correlation) sebesar
0,307 sampai dengan 0,583 dan
koefisien reliabilitas alpha (α) =
0,871.

Hasil

penelitian

ini

menunjukkan bahwa siswa SMA
Muhammadiyah 1 Klaten memiliki
religiusitas secara umum termasuk
dalam kategori tinggi berdasarkan
rerata empirik sebesar 139,33. Ini
berarti siswa SMA Muhammadiyah 1
Klaten mempersepsikan religiusitas
di dalam kehidupannya terpenuhi

Penelitian ini menggunakan
analisis

statistik

teknik

korelasi

product

moment

untuk

menguji

hubungan

yang

erat

dengan

Tuhannya.
Penelitian ini juga diperkuat

hipotesis.

dari hasil penelitian Seligman (2002)
yang meneliti tentang religiusitas

HASIL DAN PEMBAHASAN

dengan
Berdasarkan
yang

telah

hasil

analisis

dilakukan

dengan

teknik

korelasi

menggunakan
product

moment

diperoleh

hasil

Pearson
nilai

maka

koefisien

kebahagiaan.

Dari

hasil

penelitiannya tersebut menyatakan
bahwa individu yang religius merasa
lebih

bahagia

dan

lebih

puas

terhadap kehidupannya dibandingkan
dengan individu yang tidak religius.

korelasi (r) sebesar 0,459 dengan p
value = 0,000 < 0,01 yang berarti ada

Menurut teori Glock & Stark

sangat

(dalam Ancok dan Suroso, 2004)

signifikan antara religiusitas dengan

agama merupakan sistem simbol,

kebahagiaan. Korelasi yang bertanda

sistem keyakinan, sisitem nilai, dan

positif

tinggi

sistem perilaku yang terlembagakan,

religiusitas maka semakin tinggi

yang semuanya itu berpusat pada

kebahagiaan

persoalan-persoalan yang dihayati

hubungan

positif

artinya

yang

semakin

remaja.

Sebaliknya,

sebagai yang paling maknawi. Dalam

Islam, kebahagiaan adalah salah satu
tujuan utama dalam kehidupan.
Berdasarkan
skala

religiusitas

kategorisasi
tidak

terdapat

subjek yang berada dikategori sangat
rendah terdapat 0% siswa, tidak ada
siswa yang berada dikategori rendah
terdapat 0% siswa, tidak ada siswa
yang berada di kategori sedang
terdapat 0%, subjek dalam kategori
tinggi sebesar 50,67% (38 siswa),
sedangkan subjek dalam kategori
sangat tinggi sebesar 49,33% (37
siswa).

Hasil

menunjukkan

penelitian
bahwa

tersebut
frekuensi

Berdasarkan

skala kebahagiaan terdapat subjek
penelitian yang berada di kategori
sangat rendah sebesar 0% siswa,
subjek dalam kategori rendah sebesar
0%, lalu subjek dalam kategori
sedang sebesar 8% (6 siswa), subjek
dalam

tinggi ini sesuai dengan teori Glock
& Stark (dalam Ancok dan Suroso,
2004) remaja yang memiliki tingkat

cenderung

didalam
memiliki

dirinya
kebahagiaan

dalam kehidupan sehari-hari. Mereka
lebih

bahagia

tinggi

sebesar

dalam kategori sangat tinggi sebesar
29,33% (22 siswa). hasil penelitian
tersebut

menunjukan

bahwa

frekuensi

kebahagiaan

subjek

tertinggi

terdapat

pada

kategori

Berdasarkan

hasil

analisis

tinggi.

yang menunjukkan bahwa variabel

Penerapan religiusitas yang

religiusitas

kategori

62,67% (47 siswa), sedangkan subjek

religiusitas tertinggi terdapat pada
kategori tinggi.

kategorisasi

karena

agama

mengajarkan tujuan hidup, menuntun
mereka menerima dan menghadapi

religiusitas memberikan sumbangan
efektif sebesar 21% terhadap variabel
kebahagiaan. Hal ini menunjukkan
bahwa

religiusitas

mempengaruhi

kebahagiaan sebesar 21% sehingga
ada

79%

faktor

lain

yang

mempengaruhi kebahagiaan selain
variable

religiusitas, yaitu uang,

pernikahan,

kehidupan

sosial,

kesehatan, usia, dll.

beragam masalah dengan tenang, dan

Keterkaitan antara religiusitas

mengikat seseorang dalam satu umat

sebagai salah satu faktor penyebab

yang saling memberi dukungan.

kebahagiaan itulah yang menjadi

minat penulis. Penulis tertarik untuk

pernikahan, kehidupan sosial,

mengetahui

kesehatan, usia, dll.

hubungan

apakah
yang

terdapat

positif

antara

religiusitas dengan kebahagiaan pada
remaja.

SARAN
1. Bagi Orang tua
Disarankan kepada orang tua
agar

KESIMPULAN

dapat

menjaga

memperhatikan
Berdasarkan

hasil

dan

aspek-aspek

analisis

yang dibutuhkan oleh subjek

dan pembahasan yang telah diuraikan

tidak hanya dari segi materi saja,

sebelumnya

namun juga dari segi psikologis

dapat

diambil

kesimpulan sebagai berikut :
a. Ada

hubungan

signifikan

positif

antara

dengan

dan
yang

religiusitas

kebahagiaan

pada

remaja. Hal ini dapat dilihat dari

pengetahuan

sehingga

agama
merasakan

kebahagiaan

dalam

kehidupnnya.
2. Bagi Guru

nilai korelasi (r) sebesar 0,459

Disarankan

agar

dapat

dengan p value = 0,000 < 0,01.

membantu

siswa

dalam

b. Religiusitas pada siswa SMA
Muhammadiyah

1

Klaten

tergolong tinggi.

1

Klaten

tergolong tinggi.

kebahagiaan

sebesar

21%.

variabel

dipengaruhi

ini

variabel
mempengaruhi

kebahagiaan

selain

remaja

Hal

menunjukkan
religiusitas

itu

agama yang mereka miliki saat

mendapatkan

pengetahuan

tambahan selain dari orang tua.
3. Bagi Subjek

d. Sumbangan efektif religiusitas
terhadap

pengetahuan

berada di sekolah. Agar siswa

c. Kebahagiaan pada siswa SMA
Muhammadiyah

memperdalam

remaja.

kebahagiaan
oleh

uang,

Hendaknya lebih meningkatkan
keyakinan

dalam

beragama,

lebih mendekatkan diri kepada
Tuhan,

mengamalkan

dalam

berbagai aspek kehidupan, agar
merasakan

suatu

pengalaman

beragama sehingga merasakan
kebahagiaan dalam hidupnya.

4. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti lain yang akan
melakukan

penelitian

dengan

tema yang sama diharapkan
memperhatikan

faktor-faktor

yang belum terungkap dalam

Faisal,

A.
2015.
Hubungan
Kecerdasan Emosional dan
Harga
Diri
dengan
Kebahagiaan pada Remaja.
Jurnal Sains dan Praktik
Psikologi. Vol. 3 (1), 44-53.
Malang:
Universitas
Muhammadiyah Malang.

penelitiaan ini. Karena dalam
penelitian ini ditemukan bahwa
religiusitas hanya memberikan
sedikit

pengaruh

terhadap

kebahagiaan. Juga diharapkan
peneliti

selanjutnya

dapat

memperbanyak jumlah subjek
dan

memperluas

penelitian

agar

sampel

mendapatkan

gambaran atau hasil yang lebih
detail dan mendalam tentang

Muslim & Nashori. 2007. Hubungan
Antara Religiusitas dengan
Kebahagiaan
Otentik
(Authentic
Happines).
Fakultas psikologi dan ilmu
sosial budaya universitas
islam indonesia. Naskah
publikasi
Rahman, P. A. 2012. Hubungan
Religiusitas
dengan
Kebahagiaan pada Lansia
Muslim. Skripsi. Medan:
Fakultas Psikologi Universitas
Sumatera Utara Medan.

kebahagiaan pada remaja.
DAFTAR PUSTAKA
Ancok, D, & Suroso N. 2001.
Psikologi
Islami.
Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Ardians,
A.
2014.
Teori
Kebahagiaan.
http://atrofardians.blogspot.co
m/2014/03/teorikebahagiaan.html, diunduh
pada tanggal 10 Maret 2015.

Seligman, M. E.P. 2005. Authentic
Happiness:
Menciptakan
Kebahagiaan
dengan
Psikologi Positif. Bandung:
PT Mizan Pustaka.

Thouless Robert H. 1995. Pengantar
Psikologi Agama. Jakarta :
Raja Grafindo Persada