PELAKSANAAN PENANAMAN NILAI-NILAI AKHLAK KELOMPOK 5-6 TAHUN DI PAUD KARIMA SALAMA POTROJAYAN.

PELAKSANAAN PENANAMAN NILAI-NILAI AKHLAK
KELOMPOK 5-6 TAHUN DI PAUD KARIMA
SALAMA POTROJAYAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Titin Nurhidayah
NIM 12111241012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
APRIL 2016


i

MOTTO

Agama seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian
melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.
(HR. Abu Daud dan Tirmidzi)

Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja),
tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk
kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya
tentang apa yang telah kamu kerjakan.
(Terjemahan Surat An-Nahl ayat 93)

v

PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1.


Ibu dan bapakku tercinta yang telah memberikan segalanya untukku.

2.

Almamaterku yang saya banggakan.

vi

PELAKSANAAN PENANAMAN NILAI-NILAI AKHLAK
KELOMPOK 5-6 TAHUN
DI PAUD KARIMA SALAMA POTROJAYAN
Oleh:
Titin Nurhidayah
NIM 12111141012
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuai lebih mendalam pelaksanaan
penanaman nilai-nilai akhlak kelompok 5-6 tahun di PAUD Karima Salama
Potrojayan. Penanaman nilai-nilai akhlak hal yang terpenting adalah bagaimana
anak-anak mampu menginternalisasikan berbagai nilai-nilai akhlak untuk
membentuk pribadi anak yang agamis.

Subjek penelitian meliputi 2 guru kelas, 44 anak kelas B dan 1 kepala
sekolah, sedangkan objek penelitian ini adalah pelaksanaan penanaman nilai-nilai
akhlak kelompok 5-6 tahun di PAUD Karima Salama Potrojayan. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Data-data
penelitian ini dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan dokumen. Data
yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan menggunakan model
analisis interaktif. Data-data hasil penelitian diuji kembali keabsahannya dengan
menggunakan perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan dan triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai akhlak yang ditanamkan di
PAUD Karima Salama terdapat 3 nilai akhlak yaitu akhlak terhadap Allah, akhlak
terhadap sesama manusia dan akhlak terhadap lingkungan. proses pelaksanaan
penanaman nilai-nilai akhlak dengan pembiasaan dan bercerita. Pembiasaan di
PAUD Karima Salama dilaksanakan diawal kegiatan yang ditanamkan
ditanamkan berupa sholat dhuha, sholat dhuhur, membaca iqro , hafalan doa
sehari-hari, hafalan hadits, hafalan surat pendek, hafalan asmaul husna, merawat
tanaman, saling tolong menolong, member salam dan menajwab salam.
Sedangkan dengan bercerita yaitu bercerita tentang baik buruk, pemahaman
asmaul husna, malaikat, mengenalkan sifat wajib Allah dan biasanya disebut
dengan the best stories of Quran. Faktor pendukung lingkungan (orang tua,
sekolah, masyarakat), pendidik yang profesional, media pembelajaran dan sarana

prasarana sekolah, serta faktor penghambat yaitu masalah waktu pelaksanaan
pembelajaran, kurangnya kesadaran orang tua dalam mengulang kembali
pembelajaran di rumah.
Kata kunci: Pembelajaran AUD, Pembelajaran Religiousitas anak

vii

KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum, wr.wb.
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah serta karuniaNya yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk menikmati kehidupan
akademik yang diselesaikan dengan penulisan skripsi berjudul

Pelaksanaan

Penanaman Nilai-Nilai Akhlak Kelompok 5-6 Tahun di PAUD Karima Salama
Potrojayan dengan baik dan lancar. Tanpa bantuan dari berbagai pihak, skripsi
ini tidak mungkin dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.


Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang
telah memberikan ijin penelitian dan menyelesaikan skripsi.

2.

Ketua jurusan PAUD yang telah memberikan saran, motivasi dan nasihat
dalam penyusunan skripsi.

3.

Bapak Dr. Amir Syamsudin, M. Ag. dan Ibu Ika Budi Maryatun, M. Pd.,
dosen pembimbing yang dengan sabar membimbing penulis dalam
menyusun skripsi dan berkenan meluangkan waktu untuk memberikan
saran, arahan dan motivasi pada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

4.

Ibu, bapak dan adik-adikku tercinta yang telah memberikan doa serta
dukungan selama menyelesaikan skripsi ini.


5.

Seluruh dosen program studi PG PAUD yang telah memberikan ilmu dan
pengalaman berharga pada penulis dan seluruh karyawan Fakultas Ilmu
Pendidikan yang telah membantu dalam kelancaran penyusunan skripsi.

viii

6.

Kepala sekolah, guru, staf karyawan dan peserta didik di PAUD Karima
Salama yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan dalam
kegiatan penelitian.

7.

Sigit setyawan yang selalu memberiku motivasi, semangat selama proses
penyusunan skripsi.

8.


Lina Novitasari, Endah Tri W, Hartiwi, Septianingsih, Nur Fitriana dan
Hesti Putri yang selalu memberikan motivasi selama penyusunan skripsi.

9.

Teman-temanku PG PAUD B angkatan 2012 tercinta.

10.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan
berguna bagi para pembaca.
Wassalamu alaikum, wr.wb

Yogyakarta,
Penulis,


ix

Maret 2016

DAFTAR ISI
hal
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... iv
MOTTO ............................................................................................................. v
PERSEMBAHAN.............................................................................................. vi
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................... vii
KATA PENGANTAR....................................................................................... viii
DAFTAR ISI...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv


BAB I PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1

B.

Identifikasi Masalah ................................................................................ 6

C.

Batasan Masalah...................................................................................... 6

D.

Rumusan Masalah ................................................................................... 6

E.

Tujuan Penelitian..................................................................................... 6


F.

Manfaat Penelitian................................................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORI
A.

Kajian Tentang Pembelajaran Anak Usia Dini ....................................... 8
1. Pembelajaran Anak Usia Dini ........................................................... 8
2. Proses Pelaksanaan Pembelajaran Anak Usia Dini........................... 11

B.

Kajian Tentang Pendidikan Akhlak ........................................................ 19
1. Pengertian pendidikan akhlak ........................................................... 19
2. Tujuan pendidikan akhlak ................................................................. 21
3. Nilai-nilai akhlak............................................................................... 22
a. Akhlak terhadap Allah ............................................................... 23


x

b. Akhlak terhadap sesama manusia .............................................. 24
c. Akhlak terhadap lingkungan ...................................................... 26
C.

Penelitia yang Relevan ............................................................................ 27

D.

Alur Pikir Penelitian................................................................................ 28

E.

Pertanyaan Penelitian .............................................................................. 30

BAB III METODE PENELITIAN
A.

Pendekatan Penelitian ............................................................................. 31

B.

Subjek dan Objek Penelitian ................................................................... 31

C.

Tempat Penelitian.................................................................................... 32

D.

Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ........................................ 32

E.

Instrumen Penelitian................................................................................ 34

F.

Teknik Analisis Data .............................................................................. 34

G.

Uji Keabsahan Data ................................................................................ 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.

Hasil Penelitian ....................................................................................... 39
1. Deskripsi PAUD Karima Salama ...................................................... 39
a. Sejarah PAUD Karima Salama .................................................. 39
b. Visi dan Misi PAUD Karima Salama ........................................ 39
c. Tujuan PAUD Karima Salama................................................... 40
d. Sarana Prasarana ....................................................................... 41
2. Nilai-Nilai Akhlak............................................................................. 42
3. Proses Pelaksanaan Penanaman Nilai-Nilai Akhlak ......................... 44
a. Akhlak Terhadap Allah .............................................................. 45
b. Akhlak Terhadap Sesama Manusia ............................................ 50
c. Akhlak Terhadap Lingkungan.................................................... 52
4. Faktor Penghambat Dan Pendukung Pelaksanaan Penanaman NilaiNilai Akhlak ..................................................................................... 59
a. Faktor Penghambat..................................................................... 59
b. Faktor Pendukung ..................................................................... 60

B.

Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 63
1. Nilai-Nilai Akhlak............................................................................. 63

xi

2. Proses Pelaksanaan Penanaman Nilai-Nilai Akhlak ......................... 64
a. Akhlak Terhadap Allah .............................................................. 65
b. Akhlak Terhadap Sesama Manusia ............................................ 68
c. Akhlak Terhadap Lingkungan.................................................... 70
3. Faktor Penghambat Dan Pendukung Pelaksanaan Penanaman NilaiNilai Akhlak ..................................................................................... 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.

Kesimpulan ............................................................................................... 73

B.

Saran ......................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 75
LAMPIRAN ....................................................................................................... 77

xii

DAFTAR TABEL
hal
Tabel 1. Nilai

Nilai Akhlak............................................................................. 65

Tabel 2. Kisi Penelitian Pelaksanaan Penanaman Nilai-Nilai Akhlak ................ 84
Tabel 3. Pedoman Wawancara dengan Sumber Data Kepala Sekolah ............... 86
Tabel 4. Pedoman Wawancara dengan Sumber Data Guru ................................ 88
Tabel 5. Pedoman Observasi Pelaksanaan Penanaman Nilai-Nilai Akhlak ....... 90
Tabel 6. Pedoman Dokumentasi Pelaksanaan Penanaman Nilai-Nilai Akhlak .. 88
Tabel 7. Aspek Nilai Agama Moral dan Pembiasaan Dalam Penanaman NilaiNilai Akhlak......................................................................................... 117
Tabel 8. Data pendidik PAUD Karima Salama ................................................ 121
Tabel 9. Data Anak PAUD Karima Salama Kelompok B ................................ 123
Tabel 10. Reduksi Data Hasil Penelitian............................................................ 125

xiii

DAFTAR GAMBAR
hal
Gambar 1. Alur Piker Penelitian ........................................................................ 30
Gambar 2. Pembiasaan Nilai Akhlak Terhadap Allah ........................................ 47
Gambar 3. Kegiatan Bercerita............................................................................. 49
Gambar 4. Guru Melerai Anak Yang Bertengkar ............................................... 52
Gambar 5. Anak-Anak Merawat Lingkungan Sekolah....................................... 55
Gambar 6. Anak-Anak Menemukan Binatang Laba-Laba ................................. 56
Gambar 7. Membedakan Baik Dan Buruk.......................................................... 58

xiv

DAFTAR LAMPIRAN
hal
Lampiran 1. Surat-Surat Penelitian ..................................................................... 78
Lampiran 2. Catatan Wawancara ........................................................................ 93
Lampiran 3. Catatan Lapangan ........................................................................... 101
Lampiran 4. Catatan Dokumen ........................................................................... 112

xv

 
 




el
 g
Pendidikan merupakan alat untuk membangun kecerdasan sekaligus

kepribadian anak menjadi lebih baik. Oleh karena itu, pendidikan secara terus
menerus dibangun dan dikembangkan agar proses pelaksanaannya menghasilkan
generasi yang cerdas dan berkarakter. Demikianlah yang terjadi di bangsa ini,
bangsa indonesia yang ingin mengembangkan kualitas bangsanya dengan melalui
pendidikan yang dan dapat mencerdaskan generasinya.
Adapun pengertian dari pendidikan menurut undang-undang RI No. 20
tahun 2003 tentang Sisdiknas bahwa yang dinamakan pendidikan adalah :
Usaha sadar dan terencana untuk menjadikan manusia belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Jadi Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan
tetapi lebih ditekankan pada proses pembinaan kepribadian anak didik secara
menyeluruh sehingga anak menjadi lebih dewasa.
Pendidikan sebagai kebutuhan mutlak dalam kehidupan manusia yaitu
untuk mengembangkan sumber daya insani berdasarkan nilai-nilai illahi,
pendidikan juga merupakan cara yang paling tepat untuk menciptakan generasi
yang kuat baik jasmaninya ataupun rohaninya. Khusus pendidikan yang mengarah
ke rohani dapat ditempuh melalui pendidikan akhlak terlebih pada anak.

1

Pendidikan Agama diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk
membentuk manusia agamis dengan menanamkan akidah keimanan, amaliah dan
budi pekerti atau akhlak yang terpuji untuk menjadi manusia yang takwa kepada
Allah SWT (Basyiruddin, 2002: 4). Pendidikan Agama tidak hanya sekedar
menyampaikan ajaran agama pada peserta didik, tapi juga menanamkan komitmen
terhadap ajaran agama yang dipelajarinya (Mutholi ah, 2002:1). Anak dapat
menjadikan ajaran agama Islam sebagai w oflife

(jalan kehidupan).

Pendidikan agama Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani
berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian
utama menurut ukuran-ukuran Islam yaitu kepribadian yang memiliki nilai-nilai
agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam
dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam. Nilai-nilai yang
ditanamkan salah satunya adalah nilai edukatif. Penananman nilai edukatif dalam
pendidikan agama islam dapat diwujudkan dalam bentuk ibadah.
Pendidikan agama sangat perlu diajarkan kepada anak sejak usia dini.
Mengingat sekarang ini nilai-nilai agama di tengah masyarakat sudah tergerus
akibat dampak pengaruh budaya zaman modern yang terkadang sangat jauh dari
nilai dan norma-norma agama. Sehingga diperlukan upaya yang serius dalam
mengatasi. Memang pada dasarnya pendidikan agama Islam ditanamkan bagi
anak-anak sejak usia kecil atau usia dini sampai ketika besar nanti agar anak
tersebut dapat mengetahui tentang ajaran-ajaran Islam.
Anak merupakan generasi penerus bangsa, maka baik buruknya dimasa
depan sangat ditentukan oleh anak dimasa sekarang. Untuk itulah Islam telah

2

memberikan petunjuk kepada orang tua untuk memperhatikan pendidikan bagi
anak usia dini, sebab masa-masa selanjutnya sangat ditentukan oleh masa anak
dalam usia dini. Dengan demikian Islam sangat memperhatikan pendidikan umat
manusia sejak dini.
Pendidikan akhlak yang baik tentunya dapat membentuk perilaku ihsan
baik dilingkungan sekolah maupun lingkungan rumah, sebab akhlak karimah akan
menuntun pelakunya kedalam perbuatan yang ma'ruf, serta dapat membedakan
mana yang haq dan yang batil. Hal ini sesuai dengan As Sunah Rasulullah SAW
Sesungguhnya orang yang paling aku cintai diantara kalian,dan orang yang paling
dekat denganku pada hari kiamat ialah orang yang paling akhlaknya diantara
kalian (HR.Bukhari).

Di era globalisasi ini banyak ditemui orang-orang yang belum mempunyai
keyakinan yang kokoh, yaitu keyakinan dengan agamanya. Masih banyak juga
orang-orang yang dalam ibadahnya belum baik. Hal inilah yang menjadikan
generasi atau anak-anak di zaman sekarang banyak yang melanggar nilai-nilai
agama, berperilaku yang tidak baik. Selain itu informasi-informasi negatif dari
barat yang mempengaruhi anak-anak yang hendak menjauhkan kita dari Islam
tiada henti-hentinya membanjiri anak-anak.
Seperti

kasus

pemerkosaan,

tawuran,

tindakan

kriminal,

banyak

kemaksiatan, penyalahgunaan obat-obat terlarang, pergaulan bebas, durhaka
kepada orang tua yang membuat lebih miris dari semua itu adalah usia para pelaku
yang masih berstatus pelajar, bahkan banyak diantara mereka yang masih duduk
di bangku sekolah dasar. Merebaknya perilaku menyimpang di kalangan remaja,

3

merupakan satu bukti kemerosotan akhlak masyarakat. Mereka sudah tidak lagi
berkaitan dengan agama.
Seseorang baru bisa dikataka memiliki kesempurnaan iman apabila
manusia memiliki budi pekerti atau akhlak yang mulia. Oleh karena itu, masalah
akhlak atau budi pekerti merupakan salah satu pokok ajaran agama islam yang
harus diutamankan dalam pendidikan agama islam untuk ditanamkan atau
diajarkan kepada anak didik. Orang mukmin yang paling sempurna imannya
adalahorang yang paling baik akhlaknya (HR. Abu Daud)
Pendidikan akhlak perlu diperkenalkan sejak anak usia dini yaitu melalui
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) karena PAUD memegang peranan penting
dan menentukan sejarah perkembangan anak selanjutnya. PAUD merupakan
pondasi bagi dasar kepribadian anak, termasuk dalam membentuk pribadi anak
yang agamis.
Taman Kanak-kanak merupakan salah satu jenjang Pendidikan Anak Usia
Dini. Pendidikan Taman Kanak-kanak memiliki tujuan pendidikan menurut
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal 28 ayat 3
adalah membantu anak didik dalam mengembangkan berbagai potensi baik secara
psikis maupun fisik yang meliputi pengembangan segala aspek yaitu moral, nilai,
sosial, emosional, kognitif, bahasa, motorik, kemandirian dan seni untuk
dipersiapkan memasuki pendidikan dasar.
Pada nilai-nilai akhlak pada anak mempunyai peranan yang sangat
penting, baik bagi perkembangan nilai-nilai pada anak itu sendiri maupun usia
selanjutnya.

Penanaman

nilai-nilai

akhlak

4

menyangkut

konsep

tentang

keTuhanan, manusia, lingkungan yang berlangsung sejak dini mampu membentuk
akhlak anak mengakar secara kuat dan mempunyai pengaruh sepanjang hidup.
Nilai-nilai akhlak yang tertanam pada diri anak akan membentuk pribadi anak
yang agamis, perilaku anak dalam kehidupan seharinya akan sesuai dengan nilainilai agama dan akhlak.
Sekolah

yang

menerapkan

penanaman

nilai-nilai

akhlak

mulai

bermunculan di Indonesia salah satunya adalah PAUD Karima Salama
Potrojayan, Madurejo, Prambanan. Dimana PAUD Karima Salama Potrojayan,
Madurejo, Prambanan ini dalam membentuk pribadi anak yang agamis melalui
penanaman nilai-nilai akhlak seperti mengenalkan rosul dan sifat terpujinya,
mengenalkan malaikat dan tugasnya, the st styor of Quran

, Muhammad

teladanku, hafalan doa sehari-hari, hafalan surat-surat pendek, mengenalkan sifatsifat wajib Allah, praktik sholat , wudhu dan lain sebagainya. Program-program
ini diharapkan mampu memenuhi rasa agama pada anak, sehingga membentuk
pribadi anak yang agamis.
Kelebihan dari PAUD Karima Salama Potrojayan, Madurejo, Prambanan
yang telah menerapkan penanaman nilai-nilai akhlak membuat peneliti tertarik
untuk mengkaji lebih dalam tentang pelaksanaan pembelajaran religiousitas
kelompok 5-6 Tahun di PAUD Karima Salama Potrojayan, Madurejo, Prambanan.
PAUD Karima Salama adalah salah satu sekolah yang terbaik dari seluruh sekolah
di wilayah prambanan, karena PAUD Karima Salama mempunyai kelebihan
dibidang agama. Oleh karena itu, peneliti memiliki keinginan untuk melakukan
penelitian di PAUD Karima Salama Potrojayan, Madurejo, Prambanan dengan

5

mengangkat judul Pelaksanaan Penanaman Nilai-Nilai Akhlak Kelompok 5-6
Tahun di TK Karima Salama Potrojayan .



enti
fki


1.

Proses pendidikan yang selama ini dilakukan dinilai belum sepenuhnya

.

berhasil dalam membentuk pribadi anak yang agamis.
2.

Proses pendidikan belum berhasil menanamkan nilai-nilai akhlak pada diri
anak

3.

Penanaman nilai-nilai akhlak merupakan keunggulan lembaga, namun
belum terdapat kajian mendalam di PAUD Karima Salama Potrojayan



 h
Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan, maka peneliti membatasi

masalah agar mendapatkan fokus penelitian. Pembatasan masalah tersebut adalah
penanaman nilai-nilai akhlak merupakan salah satu penerapan untuk membentuk
pribadi anak yang agamis yang telah dilaksanakan di PAUD Karima Salama
Potrojayan, Madurejo, Prambanan.

!

umu 
"
Dari uraian latar belakang dan batasan masalah tersebut dapat ditarik

sebuah rumusan masalah yaitu

Bagaimana Penanaman Nilai-Nilai Akhlak

Kelompok 5-6 Tahun di PAUD Karima Salama Potrojayan, Madurejo,
Prambanan? .

#

$uju%eneliti
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan penelitian

ini adalah untuk mendeskripsikan tentang pelaksanaan penanaman nilai-nilai

6

akhlak kelompok 5-6 Tahun di PAUD Karima Salama Potrojayan, Madurejo,
Prambanan.

&'

()*f))+ ,)*
eneliti

1.

Segi teori
a. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang agama.
b. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang akhlak.
c. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang nilai agama dan
moral anak usia dini.
d. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan penanaman nilai-nilai akhlak di
PAUD Karima Salama Potrojayan, Madurejo, Prambanan.

2.

Segi praktis
a. Bagi pendidik, dengan penerapan penanaman nilai-nilai akhlak di
PAUD Karima Salama Potrojayan, Madurejo, Prambanan dapat
menjadi contoh untuk TK lainnya.
b. Bagi pihak sekolah, dengan adanya kegiatan penelitian dapat
meningkatkan kualitas sekolah dalam proses pembelajaran.
c. Bagi peneliti,
1) Menambah pengalaman dan pembelajaran tentang keilmuan PAUD.
2) Menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang pelaksanaan
penanaman nilai-nilai akhlak untuk membentuk pribadi anak yang
agamis.

7

-.- //
0.1/.2 3456/
.7

089i8: 38:
entg; ?si
8 @ini

A7

;embel
898=8: .n8> ?si
8 @ini
Sofia Hartati (2005: 28) mengungkapkan bahwa pembelajaran anak usia

dini merupakan proses interaksi antara anak, orang tua atau orang dewasa lainnya
dalam suatu lingkungan untuk mencapai tugas perkembangan. Interaksi yang
dibangun tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Hal ini disebabkan interaksi tersebut
mencerminkan suatu hubungan dimana anak akan memperoleh pengalaman yang
bermakna, sehingga proses belajar dapat berlangsung dengan lancar.
Pembelajaran akan menjadi pengalaman yang bermakna bagi anak jika
dapat melakukan sesuatu atas lingkungannya. Dalam hal Ini dapat dikatakan
bahwa pembelajran merupakan kesempatan bagi anak untuk mengkreasi dan
memanipulasi objek atau ide. Greenberg (Sofia Hartati 2005: 29) berpendapat
bahwa anak akan terlibat dalam belajar secara lebih intensif jika ia membangun
sesuatu dari pada sekedar melakukan atau menirukan sesuatu yang dibangun oleh
orang lain.
Slamet Suyanto (2011: 127) menyatakan bahwa pembelajaran anak usia
dini menggunakan prinsip belajar, bermain, bernyanyi. Pembelajaran disusun
sehingga menyenangkan, menggembirakan, dan demokratis agar menarik anak
untuk terlibat dalam setiap pembelajaran. Pada hakikatnya anak belajar sambil
bermain, oleh Karen itu pembelajaran anak usia dini pada dasarnya adalah
bermain. Sesuai dengan karakteristik anak usia dini yang bersifat aktif dalam

8

melakukan berbagai eksplorasi terhadap lingkungannya, maka aktivitas bermain
merupakan bagian dari proses pembelajaran.
Dengan demikian pembelajaran anak usia dini harus dirancang agar anak
tidak merasa terbebani dan membosankan. Suasana belajar perlu dibuat yang
alami, hangat dan menyenangkan. Selain itu, karena anak merupakan individu
yang unik dan variatif, maka unsure variatif individu dan minat anak perlu juga
diperhatikan.
Dalam pembelajaran anak usia dini terdapat beberapa prinsip-prinsip
pembelajaran pendidikan anak usia dini yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan kegiatan atau pembelajaran PAUD menurut Trianto (2011: 73) yang
meliputi:
a.

Berorientasi pada perkembangan anak
Dalam melakukan kegiatan pendidik perlu memberikan kegitan yang

sesuai dengan tahap perkembangan anak. Anak merupakan individu yang unik,
mak perlu memerhatikan perbedaan secara individual.
b.

Berorientasi pada kebutuhan anak
Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi pada

kebutuhan anak. Anak pada usia dini sedang membutuhkan proses belajar untuk
mengoptimalkan semua asoek perkembangannya.
c.

Bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain
Bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakn pembelajaran PAUD.

Kegiatan pembelajaran yang disiapkan oleh pendidik hendaknya dilakukan dalam

9

situasi yang menyenangkan dengan menggunakan strategi, metode, materi/bahan
dan media yang menarik yang mudah diikuti oleh anak.
d.

Stimulasi terpadu
Perkembangan anak bersikap sistematis, progresif dan berkesinambungan.

Stimulais harus diberikan secara terpadu sehingga seluruh aspek perkembangan
dapat berkembang secara berkelanjutan dengan memperhatikan kematangan dan
konteks sosial dan budaya setempat.
e.

Lingkungan kondusif
Lingkungan

belajar

harus

diciptakan

sedemikian

menarik

dan

menyenangkan sehingga anak selalu betah di dalam lingkungan sekolah.
Lingkungan fisik hendaknya memperhatikan keamanan dan kenyamanan anak
dalam bermain. Penataan rungan harus disesuaikan dengan ruang gerak dalam
bermain sehingga anak dapat berinteraksi dengan mudah.
f.

Aktif, kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan
Proses

pembelajaran

yang

aktif,

kreatif,

inovatif,

efektif

dan

menyenangkan dapat dilakukan oleh anak yang disiapkan oleh pendidikmelalui
kegiatan-kegiatan yang menarik dan menyenangkan untuk membangkitkan rasa
ingin tahu untuk menemukan sesuatu yang baru.
g.

Menggunakan berbagi media dan sumber belajar
Setiap kegiatan untuk menstimulasi perkembangan potensi anak, perlu

memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar, antara lain lingkungan alam
sekitar.

10

h.

Pembelajaran bersifat demokratis
Proses pembelajaran di TK memberikan kesempatan kepada anak untuk

berfikir, bertindak, berpendapat serta berekspresi secara bebas.
Jadi dari urian di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip
pembelajaran anak usia dini ini perlu diperhatikan oleh pendidik agar anak-anak
dalam belajar bisa merasa aman, nyaman, menyukai pembelajaran dan dapat
mengikutinya

dengan

baik.

Guru

dengan

menggunakan

prinsip-prinsip

pembelajaran tersebut dapat mengembangkan perkembangan secara optimal.

BC

DrosesDEFGEHEEH
el
DEIE
embel
ErH JnEF Ksi
E Lini
Pelaksanaan pembelajaran adalah inti pembelajaran. Sehingga harus

dilaksanakan dengan maksimal agar hasil yang dilaksanakan baik. Menurut
Trianto (2010: 86) bahwa pada tahap pelaksanaan pembelajaran terdapat aspek
yang harus diperhatikan oleh seorang guru, diantaranya adalah strategi dan
metode pembelajaran.
1)

Strategi pembelajaran
Soedjadi (Trianto 2010: 82) setrategi pembelajaran suatu rencana kegiatan

pembelajaran yang dirancang secara seksama dengan tuntunan kurikulum sekolah
untuk mencapai hasil belajar siswa yang optimal, dengan memilih pendekatan,
metode, media dan ketrampilan tertentu misalnya membelajarkan, bertanya, dan
berkomunikasi. Berikut beberapa strategi pembelajaran.
a)

Strategi pembelajaran kontekstual
Trianto (2010: 90) menyatakan bahwa strategi pembelajaran konstektual

merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang

11

diajarkannya dan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam
kehidupan mereka sehari-hari. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan
lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam
bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan
dari guru ke siswa.
Dalam kelas konstektual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai
tujuan. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi dari pada memberi informasi.
Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk
menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas. Sesuatu yang baru datang dari
menemukan sendiri bukan dari apa kata guru.
b)

Strategi ekspositori
Strategi pembelajaran eksporistori adalah strategi pembelajaran yang

menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru
kepada sekelompok anak dengan maksud agar anak dapat menguasai materi
pelajaran secara optimal. Dalam strategi ini, materi pelajaran disampaikan
langsung oleh guru. Anak tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Oleh
karena itu, strategi ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka
sering juga dinamakan istilah chalk and talk (Wina Sanjaya, 2007:179).
Terdapat beberapa karakteristik strategi ekspositori di antaranya : (1)
Strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara
verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan
strategi ini, oleh karena itu sering orang mengidentikkannya dengan ceramah, (2)

12

Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah
jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga
tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang, (3 )Tujuan utama pembelajaran adalah
penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran
berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat
mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.
c)

Strategi pembelajaran aktif
Prinsip pembelajaran aktif berawal dari tokoh John Locke dengan prinsip

tabula rasa yang menyatakan bahwa knowladge comes from experience,
pengetahuan berpangkal dari pengalaman. Dengan kata lain, untuk memperoleh
pengetahuan, seseorang harus aktif mengalaminya sendiri (Warsono & Hariyanto,
2013: 4).
Menurut A.Y. Soegeng Ysh (2012) bahwa pembelajaran aktif adalah
kegiatan-kegiatan pembelajaran yang melibatkan para pelajar dalam melakukan
suatu hal dan memikirkan apa yang sedang mereka lakukan. Pembelajaran aktif
itu diturunkan dari dua asumsi dasar yaitu (1) bahwa belajar pada dasarnya adalah
proses yang aktif, dan (2) bahwa orang yang berbeda, belajar dalam cara yang
berbeda pula.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif adalah
segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif
dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar siswa
maupun siswa dengan pengajar dalam proses pembelajaran tersebut.

13

d)

Strategi pembelajaran inkuiri
Wina Sanjaya (2010: 115) berpendapat bahwa strategi pembelajaran

inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses
berpikir secara kritis dan analitis, untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban
dari suatu masalah yang dipertanyakan. Sedangkan menurut Strategi pembelajaran
inkuiri menekankan kepada aktivitas anak secara maksimal untuk mencari dan
menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan anak sebagai subjek untuk
belajar. Dalam proses pembelajaran, anak tidak hanya berperan sebagai penerima
pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi anak berperan untuk
menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri (Abdul Majid, 2013:
222).
e)

Strategi pembelajaran kooperatif
Abdurrahman dan Bintoro memberi batasan model pembelajaran

kooperatif

sebagai

pembelajaran

yang

secara

sadar

dan

sistematis

mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antar sesama
siswa sebagai latihan hidup dalam masyarakat nyata (Nurhadi dan Senduk, 2003:
60). Pembelajaran kooperatif sangat dikenal melalui keunggulan dalam
membentuk perilaku dan nilai-nilai sosial. Rancangan pembelajaran kooperatif
telah digunakan sebagai strategi belajar mengajar, menurut Jacobs dkk (Yudha M
Saputra dan Rudyanto, 2005: 36) pembelajaran kooperatif memberikan peluang
kepada anak untuk berbicara, mengambil inisiatif, membuat berbagai macam
pilihan dan mengembangkan kebiasaan belajar.

14

Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat
elemen-elemen yang saling berhubungan. Elemen-elemen yang sekaligus
merupakan karakteristik pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: saling
ketergantungan positif, interaksi tatap muka, akuntabilitas individual, dan
keterampilan hubungan antar pribadi (Nurhadi dan Senduk, 2003: 60).
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang diupayakan
untuk dapat meningkatkan peran serta siswa, memfasilitasi siswa dengan
pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta
memberikan kesempatan kepada para siswa untuk berinteraksi dan belajar secara
bersama meskipun mereka berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran sangat
penting dalam proses pembelajaran. Karena dengan guru menggunakan strategi
pembelajaran guru akan mudah dalam proses pembelajaran dan anak-anak juga
akan bisa menerima pembelajaran dengan mudah. Jadi seorang guru dalam
melakukan pembelajaran harus menggunakan strategi agar anak-anak juga tidak
bosan dalam belajar, guru bisa menggunakna salah satu strategi yang diatas dan
guru juga bisa menggunakan semua strategi.
2)

Metode Pembelajaran
Trianto (2010: 93) mengatakan bahwa metode adalah cara yang digunakan

untuk mengimplementasikan rencana yan sudah disusun dalam kegiatan yang
nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Ini berarti, metode
digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah diterapkan. Dengan demikian,
metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peranan penting.

15

Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara
guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran
hanya

mungkin

dapat

diimplementasikan

melalui

penggunaan

metode

pembelajaran.
Berikut disajikan beberapa metode pembelajaran yang bisa digunakan
untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran di Taman Kanak-Kanak.
a)

Metode Bercerita
Metode bercerita berupa kegiatan menyimak tuturan lisan yang
mengisahkan suatu peristiwa. Metode ini untuk mengembangkan daya
imajinasi, daya piker, emosi dan penguasaan bahasa anak.

b)

Metode Bercakap-cakap
Metode bercakap-cakap berupa kegiatan bercakap-cakap atu bertanya
jawab antara anak dan pendidik. Bercakap-cakap dapat dilakukan dalam
bentuk (1) bercakap bebas (2) bercakap menurut pokok bahasan (3)
bercakap-cakap berdasar gambar seri.

c)

Metode karyawisata
Berkaryawisata mempunyai makna penting bagi perkembangan anak
karena dapat membangkitkan minat anak pada sesuatu hal, memperluas
perolehan informasi, juga memperkaya lingkup program kegiatan belajar
anak yang tidak mungkin dihadirkan di kelas.

d)

Metode demonstrasi
Demonstrasi

berarti

menunjukkan

dan

menjelaskan.

Jadi

dalam

demonstrasi kita menunjukkan dan menjelaskan cara-cara mengerjakan

16

sesuatu. Melalui demonstrasi diharapkan anak dapat mengenal langkahlangkah pelaksanaan.
e)

Metode sosiodrama atau bermain peran
Metode sosiodrama adalah cara memberikan pengalaman kepada anak
melalui bermain peran, yakni anak diminta memainkan peran tertentu
dalam suatu permainan peran.Misalnya, bermain jual beli sayurmayur,bermain menolong orang yang jatuh, bermain menyayangi keluarga
dan lain-lain

f)

Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah cara memberikan pengalaman kepada anak
dimana anak memberikan perlakuan terhadap sesuatu dan mengamati
akibatnya. Misalnya, balon ditiup, warna yang dicampur, air dipanaskan,
tanaman disiram dan tidak disirami dan lain-lain.

g)

Small Project (Proyek Sederhana)
Metode ini melatih anak bekerjasama dalam kelompok kecil 3-4 orang,
setiap kelompok diberi proyek kecil, misal menemukan berbagai jenis
daun dan mengecapnya dengan berbagai warna disehelai manila. Anakanak dalam satu kelompok menghasilakn satu karya. Begitu pula dengan
proyek pengamatan dan percobaan, metode ini dapat melatih anak
bekerjasama dan mengembangkan kemampuan sosial.

h)

Circle the Time (Lingkari Kalender)
Pembelajaran dihubungakan dengan kalender dan waktu. Guru menandai
tanggal-tanggal pada kalender yang terkait dengan berbagai kegiatan hari-

17

hari besar keagamaan dan hari besar nasional. Selanjutnya guru mendesain
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan tema-tema dasar sesuai hari
tersebut.
Selain 8 metode yang diungkapkan oleh Trianto di atas, Fadillah (2012:
166) menambah 2 metode lagi yaitu metode pembiasaan dan bernyanyi.
a)

Metode Pembiasaan
Metode pembiasaan merupakan metode pembelajaran yang membiasakan
suatu aktifitas kepada seorang anak atu peserta didik. Pembeiasaan artinya
melakukan sesuatu secara berulang-ulang, artinya apa yang dilakukan anak
dalam pembelajaran diulang terus menurus sampai anak dapat memahami
dan dapat tertanam dihatinya. Metode pembiasaan ini sangat baik
digunakan untuk anak-anak karena anak masih suka menerima dan belum
mengenal dunia luar.

b)

Metode Bernyanyi
Metode bernyanyi merupakan metode pembelajaran yang menggunakan
syair-syair yang dilagukan. Biasanya disesuaikan dengan tema atau materi
yang diajarkan. Dengan metode bernyanyi membuat suasana belajar
menjadi riang dan bergairah sehingga perkembangan anak dapat
distimulasi secara optimal.
Dengan uraian di atas dapat memberikan gambaran bahwa kegiatan
beryanyi tidak lepas dari dengan anak usia dini. Anak suka bernyanyi
sambil bertepuk tangan dan menari. Dengan metode bernyanyi disetiap

18

pembelajaran akan merangsang anak dalam perkembangannya, khususnya
dalam berbahasa dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran sangat
penting dalam proses pembelajaran, dimana seorang pendidik harus bisa membuat
pembelajaran itu menyenangkan bagi anak. Dengan demikian guru harus bisa
menggunakan jenis-jenis metode agar anak-anak dalam belajar tidak bosan dan
dalam pembelajaran juga tidak monoton. Jadi anak-anak akan mudah menerima
pembelajaran dan pembelajaran juga akan bermakna bagi anak.

MN OPQiPR SPR
entgTUndi
PRdVikkhl
PW
1.

Tengerti
PR
Tendi
PR dik

Vkhl
PW

Quraish shahihab (2008: 221) mengatakan bahwa pendidikan pada
hakikatnya mempunyai jangkauan makna yang sangat luas dalam rangka
mencapai kesempurnaannya memerlukan waktu dan tenaga yang tidak kecil.
Dengan kata lain, pendidikan tidak terbatas pada sistem formalitas yang
berjenjang. Akan tetapi, pendidikan adalah bagian dari sebuah hiduptanpa
mengenal waktu.
Azyumadi Azra (1999: 4) berkata bahwa pendidikan dapat dipahami
sebagai suatu tindakan yang dilakuka secara sengaja oleh seorang pendidik guna
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Tujuan pendidikan ini adalah
mencapai kondisi yang lebih baik bagi anak dalam hal dewasa dan kematangan
dalam rangka mengembangkan potensi yang dimiliki anak. Oleh karena itu, segala
perilaku dan stimulus yang diberikan pada anak sangat berpengaruh pada

19

pembentukan dan pengembangan diri anak didik baik disengaja maupun tidak
disengaja.
Sudirman (2005: 65) mengatakan bahwa kata akhlak berasal dari bahasa
arab berupa jama atau bentuk ganda dari kata Khuluq yang secara etimologis
adalah budi pekerti, perangai tingkah laku atau tabiat. Istilah akhlak megandung
arti persesuaian dengan kata khalq yang berarti pencipta, makhluq yang berarti
yang diciptakan.
Di dalam ensiklopedia pendidikan (Asman. As 1994: 2) menyatakan
bahwa akhlak ialah budi pekerti, watak, kesusilaan (kesadaran etika dan moral)
yaitu kelakuan moral yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap
khaliknya dan terhadap sesama manusia.
Ibnu Maskawai (Zakiah Dradjat 1995: 10) mengatakan bahwa akhlak
adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorong untuk melakukan
perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Sedangkan Iman
Ghazali ( Abudin Nata 2001: 3) berpendapat bahwa akhlak adalah suatu istilah
tentang bentuk batin yang tertanam dalam jiwa seseorang yang mendorong ia
berbuat (bertingkah laku), bukan karena suatu pemikiran dan bukan pula karena
suatu pertimbangan.
Fadlil (2009: 39) berpendapat bahwa pendidikan akhlak merupakan suatu
proses mendidik, memelihara, membentuk dan memberikan latihan mengenai
akhlak dan kecerdasan berpikir baik yang bersifat formal maupun informal yang
didasarkan pada ajaran-ajaran Islam. Dan pada sistem pendidikan Islam ini khusus
memberikan pendidikan tentang akhlak dan moral yang bagaimana yang

20

seharusnya dimiliki oleh seorang muslim agar dapat mencerminkan kepribadian
seorang muslim.
Ahmad (2002: 34) berpendapat bahwa pendidikan akhlak adalah suatu
pendidikan yang didalamnya terkandung nilai-nilai budi pekerti, baik yang
bersumber dari ajaran agama maupun dari kebudayaan manusia. Budi pekerti
mencakup pengertian watak, sikap, sifat, moral yang tercermin dalam tingkah laku
baik dan buruk yang terukur oleh norma-norma sopan santun, tata krama dan adat
istiadat, sedangkan akhlak diukur dengan menggunakan norma-norma agama.
Dari uraia di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan akhlak dapat
diartikan usaha sungguh-sungguh untuk mengubah akhlak buruk menjadi akhlak
yang baik. Dapat diartikan bahwa akhlak itu dinamis, tidak statis. Terus mengarah
kepada kemajuan dari yang tidak baik menjadi baik. Selain itu pendidikan akhlak
dapat diartikan sebagai salah satu usaha yang dilakukan dengan kesadaran diri
untuk membentuk pribadi seseorang yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan
yang baik dan terarah menurut akal ataupun syar oleh manusia sejak lahir sampai
meninggal dunia. Jadi seorang pendidik harus mendidik anak didiknya sejak usia
dini agar anak-anak dalam kepribadian yang baik terbentuk sejak usia dini.
2.

uju[YZ
endi\
dkiY]
khl
XYZ
Zakiyah Daradjat (2008: 29) mengatakan bahwa tujuan adalah suatu yang

diharapkan tercapai setelah satu usaha atau kegiatan selesai. Maka pendidikan,
karena merupakan suatu usaha dan kegiatan yang berproses melalui tahap-tahap
dan lingkungan tujuannya juga bertahap dan bertingkat.

21

Basuki, Miftahul Ulum (2007: 40) berpendapat bahwa pendidikan akhlak
bertujuan

berusaha

meluruskan

naluri

dan

kecenderungan

fitrah

yang

membahayakan dan membentuk rasa kasih sayang mendalam, akan menjadikan
seseorang merasa terkait selamanya dengan amal baik dan menjauhi perbuatan
buruk.
Tujuan utama pendidikan akhlak dalam Islam adalah agar manusia berada
dalam kebenaran dan senantiasa senantiasa berada di jalan yang lurus, jalan yang
telah digariskan oleh Allah SWT, inilah yang mengantarkan manusia kepada
kebahgiaan dunia dan akhirat. Akhlak mulia merupakan tujuan pokok dalam
pendidikan akhlak islam, karena akhlak seseorang akan dianggap mulia jika
perbuatannya mengandung nilai-nilai yang terkandung di dalam Al-Quran.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa tujuan pendidikan akhlak adalah
suatau upaya atau keinginan untuk mewujudkan masyarakat yang beriman yang
senantiasa berjalan diatas kebenaran dan kebaikan. Jadi pendidikan akhlak ini
perlu dikembangkan atau diajarkan kepada anak-anak sejak usia dini agar anakanak dalam berperilaku dikehidupan kesehariannya atau yang mendatang selalu
mengikuti nilai-nilai akhlak yang benar.
3.

^_il` a^_il` bkhl
_k
Steeman (sjarkawi 2006: 29) berpendapat bahwa nilai adalah sesuatau

yang dijunjung tinggi, yang mewarnai dan menjiwai tindakan seseorang. Nilai itu
lebih dari sekedar keyakinan, nilai selalu menyangkut tindakan. Nilai seseorang
diukur melalui tindakan. Nilai akhlak menyangkut dalam setiap tindakan manusia,
karena dengan adanya nilai akhlak seseorang akan bertindak yang baik.

22

Milan Reanto (Nurul Zuriah 2007: 27-33) mengatakan bahwa secara garis
besar nilai akhlak dapat dikelompokkan menjadi tiga yakni sebagai berikut:

cd

ekhl
fg fhfi
terh juh
fnkflgmfnf o

pf

Akhlak terhadap Allah adalah sikap atau perbuatan yang seharusnya
dilakukan oleh manusia sebagai makhluk kepada Tuhan (Allah) sebagai Khalik.
Sikap atau perbuatan tersebut bertitik tolak pada pengakuan dan kesadaran bahwa
tiada Tuhan melainkan Allah. Allah memiliki sifat-sifat terpuji, demikian agung
sifat itu, jangankan manusia, malaikatpun tidak akan mampu menjangkau
hakikatnya.
a) Mengenal Tuhan
1.

Tuhan Sebagai Pencipta
Kita harus percaya kepada Tuhan yang menciptakan alam semesta ini,
artinya kita wajib mengakuidan meyakini bahwa Tuhan itu ada. Kita harus
beriman kepadaNya dengan yakin dan patuh serta taat dalam menjalankan
segala perintahNya dan menajuhi segala laranganNya.

2.

Tuhan Sebagai Pemberi
Allah maha pemberi, pengasih dan penyayang. Dengan kita meyakini akan
keberadaanNya, kekuasaan dan kebesaranNya maka Allah akan memberi
apa yang kita minta, Jadi kita tidak boleh bosan dalam berdoa.

3.

Tuhan Sebagai Pemberi Balasan
Allah akan memberikan balasan kepada umatnya terhadap apa yang telah
dilakukan dimanapun dan kapanpun. Jika manusia berbuat baik akan

23

dibalas dengan kebaikan dan sebaliknya jika manusia berbuat salah atau
jahat akan dibalas dengan kejahatan.
b)

Hubungan Akhlak Kepada Tuhan Yang Maha Esa

1) Ibadah / Menyembah
1. Umum
Manusia sebagai ciptaan Allah mempunyai kewajiban terhadap sang
pencipta dan kewajiban terhadap sesama manusia. Kewajiban terhadap Allah
adalah dengan menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Banyak
perbuatan baik yang merupakan ibadah yang bersifat umum seperti tolong
menolong dalam kebaikan, kasih sayang, bersikap ramah dan sopan.
2. Khusus
Selain ada ibadah umum , ada juga ibadah khusus. Ibadah yang bersifat
khusus adalah ibadah yang pelaksanaannya mempunyai tata cara tertentu. Dalam
ajaran isalam, misalnya: sholat, puasa, zakat, naik haji.

qr

terh xtyt
se ytzusi
skhl
tu tvtw
t
Akhlak terhadap sesama manusia adalah sikap dan perbuatan yang

seharusnya dilakukan oleh manusia terhadap sesama manusia pula.
a.

Terhadap Diri Sendiri
Setiap manusia mempunyai jati diri. Dengan jati diri, seseorang mampu
menghargai dirinya sendiri mengetahui kemampuan dirinya, kelebihan dan
kekurangan.

24

b.

Terhadap Orang Tua
Orang tua adalah pribadi yang ditugasi Allah malahirkan, mendidik,
merawat maka sudah sepatutnya anak menghormati orang tua. Beberapa
sikap yang perlu diperhatikan dan lakukan kepada orang tua sebagai
berikut:
1) Memohon ijin dan memberi salam ketika mau berpergian.
2) Tidak boleh meminta uang yang berlebihan dan tidak boleh boros.
3) Membantu pekerjaan yang ada di rumah.

c.

Terhadap Orang Yang Lebih Tau
Terhadap orang yang lebih tua kita harus bersikap menghormati,
menghargai. Dimanapun kita berjumpa dengan orang yang lebih tua
berilah salam.

d.

Terhadap Sesama
Melakukan tata krama dengan teman sebaya, sikap yang perlu
diperhatikan sebagai berikut:
1) Menyapa jika bertemu
2) Tidak mengolok-olok
3) Tidak berprasangka buruk
4) Tidak menyinggung perasaannya
5) Tidak menfitnah
6) Saling tolong menolong

25

e.

Terhadap Orang Yang Lebih Muda
Janganlah merasa lebih tua lalu seenaknya melakukan orang yang lebih
muda. Justru yang lebih tua harus melindungi, menjaga dan membimbing
yang lebih muda.

{|

}khl
~ €~~
erh p‚ƒ~
ni gkun
n

a.

Alam
1) Flora
Manusia tidak akan bisa hidup tanpa adanya lingkungan alam yang
sesuai. Untuk itulah kita harus mematuhi aturan dan norma demi
menjaga kelestarian dan keserasian hubungan antara manusia dengan
alam sekitar.
2) Fauna
Bumi Indonesia dikarunia Allah berbagi fauna. Hal ini memperkaya
keindahan dan kemakmuran penduduk. Hewan-hewan ada yang
dipelihara, diternakkan, dll.

b.

Sosial, Masyarakat, Kelompok
Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan bisa hidup tanpa bantuan

orang lain. Hubungan manusia dengan manusia di dalam masyarakat ataupun
kelompok harus selaras, serasi dan seimbang. Sesama manusia harus saling
menghormati, menghargai, tolong menolong dalam hal yang baik.

26

Dari ketiga nilai akhlak diat

Dokumen yang terkait

Penanaman nilai-nilai akhlak pada siswa Kelas V SDIT Nurul Amal

1 6 113

penanaman nilai-nilai entrepreneurship di smpi mentari indonesia bekasi utara

0 6 166

PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP PENANAMAN NILAI AKHLAK SISWA Pengaruh Bimbingan Konseling Terhadap Penanaman Nilai Akhlak Siswa SMP N 1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2012/1013.

0 1 14

PENANAMAN NILAI-NILAI AKHLAK MELALUI KEGIATAN PRAMUKA DI SMP NEGERI 1 TERAS TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Penanaman Nilai-Nilai Akhlak Melalui Kegiatan Pramuka Di SMP Negeri 1 Teras Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 13

PENDAHULUAN Penanaman Nilai-Nilai Akhlak Melalui Kegiatan Pramuka Di SMP Negeri 1 Teras Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 21

PENANAMAN NILAI-NILAI AKHLAK MELALUI KEGIATAN PRAMUKA DI SMP NEGERI 1 TERAS TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Penanaman Nilai-Nilai Akhlak Melalui Kegiatan Pramuka Di SMP Negeri 1 Teras Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 16

PELAKSANAAN PEMBIASAAN NILAI AGAMA DAN MORAL PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI PAUD TERPADU MUTIARA YOGYAKARTA.

6 71 254

Dr Marzuki, MAg Penanaman Nilai nilai Akhlak Mulia di Kalangan Mahasiswa melalui Perkuliahan PAI di PTU

0 0 18

Penanaman Nilai-nilai Tasawuf dalam Rangka Pembinaan Akhlak di Sekiolah Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan

0 0 20

BAB II PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA DINI A. Deskripsi Pustaka 1. Penanaman Nilai-Nilai Keagamaan a. Hakikat dan Makna Nilai - PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA DINI (STUDI KASUS DI PAUD BINTANG LAUT DESA PANGGUNG KEDUNG JEPA

0 0 34