PENDAHULUAN Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Metode Think Pair Share (TPS) Dan Number Head Together (NHT) Ditinjau Dari Prestasi Belajar Dan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Banyudono.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dalam suatu lembaga pendidikan keberhasilan proses belajar mengajar
dapat dilihat dari prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Rusmono (2014:10)
menyatakan, “Prestasi belajar adalah perubahan perilaku individu yang meliputi
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Perubahan perilaku tersebut diperoleh
setelah siswa menyelesaikan program pembelajarannya melalui interaksi dengan
berbagai sumber belajar dan lingkungan belajar.” Kemudian, Hasan Basri
(2015:154) menyatakan, “Prestasi belajar merupakan hasil usaha belajar yang
dicapai seorang siswa berupa suatu kecakapan dari kegiatan belajar bidang
akademis di sekolah pada jangka waktu tertentu yang dicatat pada setiap akhir
semester dalam bukti laporan yang disebut rapor”. Dengan adanya prestasi
belajar yang telah diperoleh siswa, guru dapat mengetahui sejauh mana
keberhasilannya dalam mengajar, dan hal tersebut kemudian dapat digunakan
untuk perbaikan dalam proses pembelajaran berikutnya (Astuti dan Leonard
2012: 105).
Berdasarkan hasil dari Programme for International Student Assessment
(PISA) 2015 menunjukkan prestasi belajar siswa di Indonesia pada mata
pelajaran matematika berada di peringkat 69 dari 76 negara. Hal tersebut

menunjukkan bahwa pada umumnya prestasi belajar matematika di Indonesia
masih rendah. Berdasarkan hasil Ujian Nasional SMP Tahun 2015 diperoleh
nilai rata-rata nasional untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia sebesar (71,07),
Bahasa Inggris (60,00), matematika (56,27) dan IPA (59,87). Hal tersebut
menunjukan bahwa prestasi belajar matematika paling rendah dibandingkan
dengan prestasi belajar mata pelajaran yang lainnya. Rendahnya prestasi belajar
matematika juga terjadi di provinsi Jawa Tengah, yaitu berada di peringkat 32
dari 34 provinsi dengan nilai rata – rata (47,43) berada di bawah rata-rata
nasional yaitu (56,27).


 

 


 

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika
pada siswa SMP masih rendah dibandingkan dengan prestasi belajar mata

pelajaran lainnya.
Menurut Yani Ramdani (2012) pengertian kemampuan komunikasi
matematis adalah “kemampuan untuk berkomunikasi yang meliputi kegiatan
keahlian menulis, menyimak, menelaah, menginterpretasikan, dan mengevaluasi
ide, simbol, istilah, serta informasi matematika yang diamati melalui proses
mendengar, mempresentasi dan diskusi.” Jika kemampuan komunikasi
matematis pada siswa masih rendah, maka dimungkinkan prestasi belajarnya
pun juga akan rendah. Karena dengan menggunakan kemampuan komunikasi
matematis siswa dapat mengembangkan pemahaman matematika sendiri bila
menggunakan bahasa matematika yang benar untuk menulis, mengklarifikasikan
ide-ide matematika secara lisan, gambar dan simbol matematika (Husna, dkk.
2013: 85). Selain itu juga, komunikasi dalam matematika memegang peranan
yang penting yaitu sebagai representasi dalam pemahaman siswa terhadap
konsep matematika sendiri dan kemanfaatannya dalam ilmu yang lain (Solekha,
dkk. 2012). Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis
merupakan salah satu kompetensi penting yang harus dimiliki oleh seorang
siswa. Oleh karena itu, kemampuan komunikasi matematis harus diperhatikan
dalam kegiatan pembelajaran matematika.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Laely Suci Handayani,
dkk. (2014: 51) memperlihatkan bahwa kebanyakan siswa masih belum mampu

menghubungkan ide-ide yang telah didapatkannya sehingga mereka tidak dapat
mencari penyelesaian dari permasalahan tersebut. Siswa masih kesulitan dalam
menyatakan ide dari soal serta menyusunnya menjadi sebuah penyelesaian
secara lengkap dan logis. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kaselin, dkk. (2013: 122) diketahui bahwa kemampuan komunikasi matematis
siswa masih rendah. Masih banyak siswa yang tidak mampu menghubungkan
permasalahan yang dihadapi dengan konteks kejadian yang ada dalam kehidupan
nyata, tidak mampu mengolah data/informasi pada soal, dan kesulitan di dalam
menerapkan pengetahuan yang dipelajari sebelumnya. Berdasarkan hasil

 
 

 


 

penilitian yang dijelaskan tersebut menunjukkan bahwa komunikasi matematis
siswa masih rendah.

Menurut Suyono dan Hariyanto (2015: 19) metode pembelajaran adalah
“seluruh perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan
pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan.”
Kemudian menurut Nana Sudjana (2005: 76) metode pembelajaran adalah “cara
yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsungnya pengajaran.” Dalam kegiatan pembelajaran

matematika

diperlukan suatu metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
yaitu untuk membuat siswa aktif selama proses pembelajaran. Hal ini dapat
diwujudkan oleh guru dengan cara menerapkan suatu metode pembelajaran
kooperatif pada pembelajaran matematika.
Menurut Putu Enny Rusmawati, dkk. (2013: 3) faktor yang menyebabkan
rendahnya prestasi belajar matematika adalah “dalam proses pembelajaran yang
berlangsung masih dominan menggunaan metode pembelajaran konvensional
oleh guru, dan siswa yang bekerja secara individual yang terkadang
menyebabkan siswa menerima ketidakpahaman tanpa ingin memperbaikinya.”
Menurut Muhammad Darkasyi, dkk. (2014: 21), rendahnya kemampuan
komunikasi matematis di Sekolah Menengah Pertama (SMP) disebabkan “guru

masih cenderung aktif, dengan metode konvensional menyampaikan materi
kepada para peserta didik, sehingga siswa dalam mengkomunikasikan matematis
masih sangat kurang.” Proses pembelajaran yang berlangsung masih bersifat
monoton dan terpusat pada guru sepenuhnya, sehingga kemampuan yang
dimiliki oleh siswa tidak dapat berkembang (Hosnan, 2014 :184). Berdasarkan
uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa rendahnya prestasi belajar
matematika

dan kemampuan

komunikasi

matematis siswa disebabkan

penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat.
Untuk meningkatkan prestasi belajar matematika dan kemampuan
komunikasi matematis siswa, maka diperlukan suatu metode pembelajaran yang
dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dan dapat
mengkomunikasikan ide-ide mereka sendiri. Penggunaan metode pembelajaran
kooperatif merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan oleh guru


 
 

 


 

untuk meningkatkan prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis
siswa. Miftahul Huda (2015: 32) menyatakan “pembelajaran kooperatif mengacu
pada metode pembelajaran di mana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil
dan saling membantu dalam belajar.” Metode pembelajaran kooperatif memberi
kesempatan siswa untuk belajar dalam sebuah kelompok serta melatih kerja
sama, saling bertukar pikiran, melakukan kegiatan yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran, kemudian guru dapat membimbing dan melibatkan siswa dalam
membuat kesimpulan. Metode pembelajaran kooperatif memiliki banyak variasi
salah satunya adalah metode pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-PairShare) dan NHT (Numbered Heads Together).
Menurut Isjoni (2013: 78) metode pembelajaran TPS (Think-Pair-Share)
adalah “metode pembelajaran kooperatif yang memberi siswa kesempatan untuk

bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Think diharapkan siswa
bisa berpikir sendiri-sendiri atau menjawab soal yang diberikan oleh guru. Pair,
siswa berdiskusi secara berpasangan dan akhirnya share, siswa berbagi hasil
diskusi dengan seluruh siswa satu kelas kemudian memadukannya serta
membuat kesimpulan bersama.” Dengan menggunkan metode TPS diharapkan
dapat meningkatkan kerjasama, tanggung jawab dan kepercayaan diri pada siswa
serta meningkatkan prestasi belajar matematika dan kemampuan komunikasi
matematis mereka.
Menurut Miftahul Huda (2014: 203) metode pembelajaran kooperatif
tipe Number Head Together yang biasa dikenal dengan NHT merupakan “salah
satu metode pembelajaran kooperatif yang membuat siswa untuk berfikir
mandiri dan bekerja sama dengan kelompoknya. Dengan ciri khasnya yang
memberikan nomor pada tiap siswa dalam kelompok, semua siswa memiliki
peluang yang sama untuk mempresentasikan diri dari kelompoknya tanpa
mengetahui sebelumnya.” Dengan menggunakan metode NHT diharapkan dapat
memberi kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama
mereka serta saling berbagi gagasan dan mempertimbangkan jawaban yang
paling tepat. Selain itu juga ihrapkan dapat meningkatkan prestasi belajar
matematika dan kemampuan komunikasi matematis siswa.


 
 

 


 

Dari permasalahan yang telah diuraikan, penulis tertarik untuk
melakukan eksperimentasi pembelajaran matematika menggunakan metode
pembelajaran NHT dan metode pembelajaran TPS ditinjau dari prestasi belajar
dan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII di SMP Negeri 2
Banyudono Tahun Ajaran 2015 / 2016.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
dapat diidentifikasikan beberapa permasalah sebagai berikut :
1.

Hasil dari Programme for International Student Assessment (PISA) 2015

menunjukkan prestasi belajar matematika siswa di Indonesia masih rendah.

2.

Hasil Ujian Nasional SMP Tahun 2015 menunjukan bahwa prestasi belajar
matematika paling rendah dibandingkan dengan prestasi belajar mata
pelajaran yang lainnya.

3.

Prestasi belajar matematika siswa SMP di provinsi Jawa Tengah masih
belum maksimal.

4.

Siswa kesulitan dalam menyatakan ide soal serta menyusunnya menjadi
sebuah solusi secara lengkap dan logis.

5.


Kemampuan komunikasi matematis siswa masih rendah. Masih banyak
siswa yang tidak mampu mengaitkan masalah yang dihadapi dengan
konteks kejadian yang ada dalam kehidupan nyata dan kesulitan di dalam
menerapkan pengetahuan yang dipelajari sebelumnya.

6.

Penggunaan metode pembelajaran konvensional menyebabkan rendahnya
prestasi belajar matematika dalam proses pembelajaran yang berlangsung.

7.

Penggunaan metode pembelajaran konvensional menyebabkan rendahnya
kemampuan komunikasi matematis siswa.

C. Pembatasan Masalah
Agar masalah yang dikaji lebih fokus dan terarah, maka penulis
membatasi permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

 

 

 


 

1.

Hasil Ujian Nasional SMP Tahun 2015 menunjukan bahwa prestasi belajar
matematika paling rendah dibandingkan dengan prestasi belajar mata
pelajaran yang lainnya.

2.

Kemampuan komunikasi matematis siswa masih rendah. Masih banyak
siswa yang tidak mampu mengaitkan masalah yang dihadapi dengan
konteks kejadian yang ada dalam kehidupan nyata dan kesulitan di dalam
menerapkan pengetahuan yang dipelajari sebelumnya.

3.

Penggunaan metode pembelajaran konvensional menyebabkan rendahnya
prestasi belajar matematika dan rendahnya kemampuan komunikasi
matematis siswa.

D. Rumusan Masalah
Dari identifikasi serta pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1.

Apakah terdapat perbedaan efek penggunaan metode pembelajaran TPS dan
NHT terhadap prestasi belajar matematika?

2.

Apakah terdapat perbedaan efek penggunaan metode pembelajaran TPS dan
NHT terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa?

3.

Apakah terdapat interaksi antara penggunaan metode pembelajaran TPS dan
NHT terhadap prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis
siswa?

E. Tujuan Penilitian
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui:
1.

Manakah yang menghasilkan prestasi belajar matematika lebih baik, siswa
yang diberi metode pembelajaran TPS atau NHT.

2.

Manakah yang menghasilkan kemampuan komunikasi matematis lebih baik,
siswa yang diberi metode pembelajaran TPS atau NHT.

3.

Adakah interaksi antara metode pembelajaran TPS dan NHT terhadap
prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis siswa.

 
 

 


 

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian

ini

diharapkan

dapat

memberikan

konstribusi

kepada

pembelajaran matematika utamanya untuk meningkatkan prestasi belajar
matematika dan kemampuan komunikasi matematis melalui metode
pembelajaran TPS dan NHT.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para pembaca, khususnya
para guru dan calon guru serta siswa. Manfaat yang penulis harapkan
adalah:
a. Hasil penelitian ini dapat membantu siswa dalam memahami materi.
b. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan guru untuk peningkatan kualitas
layanan pembelajaran terutama pembelajaran matematika.
c. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sekolah untuk peningkatan
kualitas pembinaan dalam pembelajaran.

 
 

Dokumen yang terkait

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN QUIZ TEAM Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Metode Numbered Head Together (NHT) Dan Quiz Team Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 S

0 6 17

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN QUIZ TEAM Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Metode Numbered Head Together (NHT) Dan Quiz Team Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 S

0 6 18

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Metode Think Pair Share (TPS) Dan Number Head Together (NHT) Ditinjau Dari Prestasi Belajar Dan Kemampuan Ko

0 4 11

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE (TPS) DAN NUMBER HEAD TOGETHER Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Metode Think Pair Share (TPS) Dan Number Head Together (NHT) Ditinjau Dari Prestasi Belajar Dan Kemampuan K

0 2 19

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) DAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERBASIS LKS TERHADAP Pengaruh Strategi Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) Dan Number Head Together (NHY) Berbasis LKS Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Berpikir Kre

0 0 15

EKSPERIMENTASI PENGAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE TPS (THINK PAIR SHARE) TERHADAP EKSPERIMENTASI PENGAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE TPS (THINK PAIR SHARE) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA (Pada Siswa Kelas VII MTs N Bekonang).

0 2 8

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN THINK PAIR SHARE (TPS) DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI DI KABUPATEN PACITAN.

0 0 5

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS) DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMA NEGERI 2 BANTUL.

0 1 15

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN THINK PAIR SHARE (TPS) DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI

0 0 11

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGANMENGGUNNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DAN THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 BULUKUMBA

0 0 147