PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Metode Think Pair Share (TPS) Dan Number Head Together (NHT) Ditinjau Dari Prestasi Belajar Dan Kemampuan Ko

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI
BELAJAR DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

PUBLIKASI ILMIAH
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan
Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

YUANITA OKKY WULANDARI
A 410 120 207

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016

i

HALAMAN PERSETUJUAN


PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI
BELAJAR DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

YUANITA OKKY WULANDARI
A 410 120 207

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Idris Harta, M. A, Ph. D
NIDN. 0009015502

i

HALAMAN PENGESAHAN


PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI
BELAJAR DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

OLEH
YUANITA OKKY WULANDARI
A 410 120 207
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari ……., ………. 2016
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji:
1.

Idris Harta, M. A, Ph. D

(……..……..)

(Ketua Dewan Penguji)

2.

Dra. N. Setyaningsih, M. Si

(……………)

(Anggota I Dewan Penguji)
3.

Dra. Sri Sutarni, M. Pd.

(…………….)

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M. Hum.
NIP. 196504281993031001


ii

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR DAN
KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

1Mahasiswa

2Dosen

Yuanita Okky Wulandari 1) dan Idris Harta 2)
Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Muhammadiyah Surakarta

email: yuanita.okky24@gmail.com
Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Muhammadiyah Surakarta
email: idris_harta@ums.ac.id

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan dan menganalisis: (1) perbedaan metode pembelajaran
Think Pair Share (TPS) dan Numbered Heads Together (NHT) terhadap prestasi belajar; (2) perbedaan metode
pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan Numbered Heads Together (NHT) terhadap kemampuan komunikasi

matematis; (3) interaksi metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan Numbered Heads Together (NHT)
terhadap prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas VII
Semester Genap Tahun ajaran 2015/2016 SMP Negeri 2 Banyudono dengan populasi seluruh siswa kelas VII
sejumlah 278 siswa. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan desain penelitian eksperimental semu
(quasi experimental research). Kelas yang menjadi sampel pada penelitian ini diambil dengan metode cluster random
sampling. Metode pengumpulan data menggunakan tes dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan
analisis variansi multivariat. Hasil analisis data dengan taraf signifikansi 5% diperoleh: (1) ada perbedaan antara
metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan Numbered Heads Together (NHT) terhadap prestasi belajar, (2)
ada perbedaan metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan Numbered Heads Together (NHT) terhadap
kemampuan komunikasi matematis, (3) tidak ada interaksi metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan
Numbered Heads Together (NHT) terhadap prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis.
Kata Kunci: think pair share (tps),
matematis.

numbered heads together(nht), prestasi belajar, kemampuan komunikasi

Abstracts
The purpose of this study is to describe and analyze: (1) the difference in learning methods Think Pair Share
(TPS) and Numbered Heads Together (NHT) towards the achievements of the study; (2) the difference in
learning methods Think Pair Share (TPS) and Numbered Heads Together (NHT) against mathematical

communication skills; (3) the interaction of learning methods Think Pair Share (TPS) and Numbered Heads
Together (NHT) towards the achievement of the study and mathematical communication skill. The
experiment was conducted on seventh grade in SMP Negeri 2 Banyudono 2015/2016 with the entire
population of some 278 students of seventh grade student. This research was quantitative with quasiexperimental research designs (quasi-experimental research). Classes that the sample in this study were taken
by cluster random sampling method. Methods of data collection using tests and documentation. Data were
analyzed by using multivariate analysis of variance. The results of the data analysis with a significance level of
5% was obtained: (1) there is a difference between learning methods Think Pair Share (TPS) and Numbered
Heads Together (NHT) to the learning achievement, (2) there are differences in learning methods Think Pair
Share (TPS) and Numbered Heads Together (NHT) to mathematical communication skills, (3) there is no
interaction learning methods Think Pair Share (TPS) and Numbered Heads Together (NHT) to the learning
achievement and mathematical communication skills.
Keywords: think pair share (tps), numbered heads together (nht), academic achievement, mathematical
communication skills.

1

1. PENDAHULUAN
Dalam suatu lembaga pendidikan keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari prestasi belajar yang
dicapai oleh siswa. Prestasi belajar merupakan belajar adalah hasil usaha belajar yang dicapai siswa dalam suatu mata
pelajaran tertentu berupa suatu kecakapan dari kegiatan belajar bidang akademis di sekolah yang tertuang dalam bentuk nilai

yang di berikan oleh guru. Dengan adanya prestasi belajar yang telah diperoleh siswa, guru dapat mengetahui sejauh mana
keberhasilannya dalam mengajar, dan hal tersebut kemudian dapat digunakan untuk perbaikan dalam proses pembelajaran
berikutnya (Astuti dan Leonard 2012: 105).
Berdasarkan hasil dari Programme for International Student Assessment (PISA) 2015 menunjukkan prestasi belajar siswa
di Indonesia pada mata pelajaran matematika berada di peringkat 69 dari 76 negara (bbc.com). Sedangkan Berdasarkan hasil
Ujian Nasional SMP Tahun 2015 diperoleh nilai rata-rata nasional untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia sebesar (71,07),
Bahasa Inggris (60,00), matematika (56,27) dan IPA (59,87) (kemdiknas.go.id). Hal tersebut menunjukan bahwa prestasi
belajar matematika paling rendah dibandingkan dengan prestasi belajar mata pelajaran yang lainnya. Rendahnya prestasi
belajar matematika juga terjadi di provinsi Jawa Tengah, yaitu berada di peringkat 32 dari 34 provinsi dengan nilai rata – rata
(47,43) berada di bawah rata-rata nasional yaitu (56,27) (miftahsyarifuddin.com).
Menurut Yani Ramdani (2012) pengertian kemampuan komunikasi matematis adalah “kemampuan untuk
berkomunikasi yang meliputi kegiatan keahlian menulis, menyimak, menelaah, menginterpretasikan, dan mengevaluasi ide,
simbol, istilah, serta informasi matematika yang diamati melalui proses mendengar, mempresentasi dan diskusi.” Jika
kemampuan komunikasi matematis pada siswa masih rendah, maka dimungkinkan prestasi belajarnya pun juga akan rendah.
Karena dengan menggunakan kemampuan komunikasi matematis siswa dapat mengembangkan pemahaman matematika
sendiri bila menggunakan bahasa matematika yang benar untuk menulis, mengklarifikasikan ide-ide matematika secara lisan,
gambar dan simbol matematika (Husna, dkk. 2013: 85). Selain itu juga, komunikasi dalam matematika memegang peranan
yang penting yaitu sebagai representasi dalam pemahaman siswa terhadap konsep matematika sendiri dan kemanfaatannya
dalam ilmu yang lain (Solekha, dkk. 2012). Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis merupakan salah
satu kompetensi penting yang harus dimiliki oleh seorang siswa. Oleh karena itu, kemampuan komunikasi matematis harus

diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran matematika.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Laely Suci Handayani, dkk. (2014: 51) memperlihatkan bahwa
kebanyakan siswa masih belum mampu menghubungkan ide-ide yang telah didapatkannya sehingga mereka tidak dapat
mencari penyelesaian dari permasalahan tersebut. Siswa masih kesulitan dalam menyatakan ide dari soal serta menyusunnya
menjadi sebuah penyelesaian secara lengkap dan logis. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kaselin, dkk. (2013:
122) diketahui bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa masih rendah. Masih banyak siswa yang tidak mampu
menghubungkan permasalahan yang dihadapi dengan konteks kejadian yang ada dalam kehidupan nyata, tidak mampu mengolah data/informasi pada soal, dan kesulitan di dalam menerapkan pengetahuan yang dipelajari sebelumnya. Berdasarkan
hasil penilitian yang dijelaskan tersebut menunjukkan bahwa komunikasi matematis siswa masih rendah.
Menurut Suyono dan Hariyanto (2015: 19) metode pembelajaran adalah “seluruh perencanaan dan prosedur
maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan.”” Dalam kegiatan
pembelajaran matematika diperlukan suatu metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yaitu untuk
membuat siswa aktif selama proses pembelajaran. Hal ini dapat diwujudkan oleh guru dengan cara menerapkan suatu
metode pembelajaran kooperatif pada pembelajaran matematika.
Menurut Putu Enny Rusmawati, dkk. (2013: 3) faktor yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar matematika
adalah “dalam proses pembelajaran yang berlangsung masih dominan menggunaan metode pembelajaran konvensional oleh
guru, dan siswa yang bekerja secara individual yang terkadang menyebabkan siswa menerima ketidakpahaman tanpa ingin
memperbaikinya.” Menurut Muhammad Darkasyi, dkk. (2014: 21), rendahnya kemampuan komunikasi matematis di SMP
disebabkan “guru masih cenderung aktif, dengan metode konvensional menyampaikan materi kepada para peserta didik,
sehingga siswa dalam mengkomunikasikan matematis masih sangat kurang.” Proses pembelajaran yang berlangsung masih
bersifat monoton dan terpusat pada guru sepenuhnya, sehingga kemampuan yang dimiliki oleh siswa tidak dapat

berkembang (Hosnan, 2014 :184). Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa rendahnya prestasi belajar
matematika dan kemampuan komunikasi matematis siswa disebabkan penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat.
Untuk meningkatkan prestasi belajar matematika dan kemampuan komunikasi matematis siswa, maka diperlukan
suatu metode pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dan dapat
mengkomunikasikan ide-ide mereka sendiri. Penggunaan metode pembelajaran kooperatif merupakan salah satu alternatif
yang dapat diterapkan oleh guru untuk meningkatkan prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis siswa. Miftahul
Huda (2015: 32) menyatakan “pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pembelajaran di mana siswa bekerja sama
dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar.” Metode pembelajaran kooperatif memberi kesempatan siswa
2

untuk belajar dalam sebuah kelompok serta melatih kerja sama, saling bertukar pikiran, melakukan kegiatan yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran, kemudian guru dapat membimbing dan melibatkan siswa dalam membuat kesimpulan. Metode
pembelajaran kooperatif memiliki banyak variasi salah satunya adalah metode pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-PairShare) dan NHT (Numbered Heads Together).
Menurut Isjoni (2013: 78) metode pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) adalah “metode pembelajaran kooperatif
yang memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Think diharapkan siswa bisa
berpikir sendiri-sendiri atau menjawab soal yang diberikan oleh guru. Pair, siswa berdiskusi secara berpasangan dan akhirnya
share, siswa berbagi hasil diskusi dengan seluruh siswa satu kelas kemudian memadukannya serta membuat kesimpulan
bersama.” Dengan menggunkan metode TPS diharapkan dapat meningkatkan kerjasama, tanggung jawab dan kepercayaan
diri pada siswa serta meningkatkan prestasi belajar matematika dan kemampuan komunikasi matematis mereka.
Menurut Miftahul Huda (2015: 203) metode pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together yang biasa dikenal

dengan NHT merupakan “salah satu metode pembelajaran kooperatif yang membuat siswa untuk berfikir mandiri dan
bekerja sama dengan kelompoknya. Dengan ciri khasnya yang memberikan nomor pada tiap siswa dalam kelompok, semua
siswa memiliki peluang yang sama untuk mempresentasikan diri dari kelompoknya tanpa mengetahui sebelumnya.” Dengan
menggunakan metode NHT diharapkan dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama
mereka serta saling berbagi gagasan dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu juga ihrapkan dapat
meningkatkan prestasi belajar matematika dan kemampuan komunikasi matematis siswa.
Berdasarkan uraian diatas untuk mengetahui perbedaan metode Think Pair Share dan Numbered Heads Together (NHT)
ditinjau dari prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis siswa dapat dirumuskan hipotesis, yaitu: (1) Ada
perbedaan metode pembelajaran Think Pair Share dan Numbered Heads Together (NHT) terhadap prestasi belajar matematika
siswa (2) Ada perbedaan metode pembelajaran Think Pair Share dan Numbered Heads Together (NHT) terhadap kemampuan
komunikasi matematis siswa. (3) Ada interaksi metode pembelajaran Think Pair Share dan Numbered Heads Together (NHT)
ditinjau dari prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis siswa.
2. METODE
Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas VII Semester Genap Tahun ajaran 2015/2016 SMP Negeri 2 Banyudono
dengan populasi seluruh siswa kelas VII. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan desain penelitian
eksperimental semu (quasi experimental research). Kelas yang menjadi sampel pada penelitian ini diambil dengan metode cluster
random sampling yaitu kelas VII F dan VII H. Pada kelas VII F sebagai kelas eksperimen 1 diterapkan dengan metode
pembelajaran Think Pair Share (TPS), sedangkan kelas VII H sebagai kelas eksperimen 2 diterapkan dengan menggunakan
metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT). Sebelum dilakukan penelitian perlu dilakukan uji keseimbangan
terhadap kelas yang menjadi sampel penelitian.

Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat yaitu prestasi
belajar matematika dan kemampuan komunikasi matematis, variabel bebas yaitu metode pembelajaran Think Pair Share (TPS)
dan metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT). Pengumpulan data menggunakan metode tes untuk
mengumpulkan data prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas sampel setelah perlakuan, dan
metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data prestasi belajar matematika pada Ulangan Tengah Semester
(UAS) genap tahun ajaran 2015/2016. Data tersebut akan digunakan sebagai uji keseimbangan sebelum dilakukan perlakuan.
Instrumen pada penelitian ini berupa tes prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis bab Segi empat yang terdiri
dari 4 soal uraian. Sebelum intrumen diujikan pada kelas sampel, intrumen di uji coba terlebih dahulu pada kelas non sampel
untuk mengetahui apakah instrumen memenuhi syarat validitas dan realibilitas.
Teknik analisis data untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan analisis variansi multivariat satu jalan.
Sebelum analisis variansi perlu di lakukan uji prasyarat analisis variansi multivariat, yaitu uji normalitas multivariat populasi
dan uji homogenitas matriks variansi dan kovariansi populasi. Tindak lanjut dari analisis variansi adalah uji pairwise
comparisons.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil uji keseimbangan sampel penelitian disimpulkan bahwa kelompok eksperimen 1 dan kelompok
eksperimen 2 mempunyai kemampuan yang seimbang sebelum diberikan perlakuan. Instrumen dibutuhkan guna
menunjang pelaksanaan penelitian. Sebelum intrumen diujikan pada kelas sampel, dilakukan tes uji coba terlebih dahulu
pada kelas non sampel yaitu kelas VIIE berjumlah 36 siswa. Dari uji validitas soal prestasi hasil perhitungan diperoleh
kesimpulan bahwa dari 4 item soal yang diujicobakan terdapat 4 item soal valid dengan nilai reliabilitas 0,6351. Sedangkan
nilai rtabel = 0,3291. Karena nilai r11 > rtabel dapat disimpulkan item-item soal tes prestasi belajar reliable. Sedangkan dari uji
validitas soal kemampuan komunikasi matematis hasil perhitungan diperoleh kesimpulan bahwa dari 4 item soal yang
3

diujicobakan terdapat 4 item soal valid dengan nilai reliabilitas 0,6111. Sedangkan nilai rtabel = 0,3291. Karena nilai r11 > rtabel
dapat disimpulkan item-item soal tes prestasi belajar reliable
Kompetensi dasar dalam penelitian ini menggunakan KD 6.3 dengan alokasi waktu 6 × 40 menit (3 pertemuan).
Pembelajaran pada kelas eksperimen 1 dilakukan dengan metode Think Pair Share (TPS). Pembelajaran kelas eksperimen 2
menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT). Pertemuan selanjutnya setelah materi selesai, dilakukan tes prestasi
belajar matematika dan kemampuan komunikasi matematis siswa.
Setelah dilakukan uji prasyarat sebelum analisis variansi dilakukan, hasil perhitungan menunjukkan jika sampel
berasal dari populasi yang normal multivariat dan homogen matriks variansi dan kovariansi. Dalam penelitian ini analisis
variansi yang digunakan adalah analisis variansi multivariat satu jalan dengan sel sama. Analisis variansi dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui perbedaan penggunaan metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) pada kelas Ekperimen 1 dan
metode Numbered Heads Together (NHT) pada kelas Ekperimen 2 terhadap prestasi belajar dan kemampuan komunikasi
matematis. Hasil perhitungan uji analisis variansi multivariat dengan tingkat singnifikasi 5 % disajikan dalam gambar 1.
Gambar 1 Uji Signifikansi Univariat
Tests of Between-Subjects Effects

Source

Depend
ent
Variable

Type III
Sum of
Squares

Mean
Square

df

F

Sig.

Noncent.
Parameter

Observed
Powerb

Corrected
Model

Prestasi

736.129a

1

736.129

5.749

.019

5.749

.657

KKM

648.129c

1

648.129

4.572

.036

4.572

.559

Intercept

Prestasi

383764.129

1 383764.129 2.997E3

.000

2997.213

1.000

KKM

389710.414

1 389710.414 2.749E3

.000

2748.864

1.000

Metode

Error

Total

Corrected
Total

Prestasi

736.129

1

736.129

5.749

.019

5.749

.657

KKM

648.129

1

648.129

4.572

.036

4.572

.559

Prestasi

8706.743

68

128.040

KKM

9640.457

68

141.771

Prestasi

393207.000

70

KKM

399999.000

70

Prestasi

9442.871

69

KKM

10288.586

69

a. R Squared = .078 (Adjusted R Squared
=.064)
b. Computed using alpha = .05
c. R Squared = .063 (Adjusted R Squared .049)

4

Gambar 2 Uji Interaksi Prestasi Belajar
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Prestasi

Source
Corrected Model

Type III Sum of
Squares

df

Mean Square

F

Sig.

9160.229a

18

508.902

91.826

.000

Intercept

229753.884

1

229753.884

4.146E4

.000

Metode

16.047

1

16.047

2.895

.095

7517.187

10

751.719

135.640

.000

Metode * KKM

13.630

7

1.947

.351

.926

Error

282.643

51

5.542

Total

393207.000

70

9442.871

69

KKM

Corrected Total

a. R Squared = .970 (Adjusted R Squared = .960)

Gambar 3 Uji Interaksi Kemampuan Komunikasi Matematis
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:KKM

Source
Corrected Model

Type III Sum of
Squares

df

Mean Square

F

Sig.

9990.502a

27

370.019

52.136

.000

Intercept

230200.385

1

230200.385

3.244E4

.000

Metode

.516

1

.516

.073

.789

Prestasi

8593.613

17

505.507

71.226

.000

Metode * Prestasi

30.912

9

3.435

.484

.877

Error

298.083

42

7.097

Total

399999.000

70

Corrected Total

10288.586

69

a. R Squared = .971 (Adjusted R Squared = .952)
Berdasarkan hasil perhitungan pada gambar 1, 2, dan 3 dapat disimpulakan bahwa: (1) ada perbedaan antara
metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan Numbered Heads Together (NHT) terhadap prestasi belajar matematika siswa,
(2) ada perbedaan antara metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan Numbered Heads Together (NHT) terhadap
kamampuan komunikasi matematis, (3) tidak ada interaksi antara metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan Numbered
Heads Together (NHT) ditinjau dari kemampuan komunikais matematis siswa terhadap prestasi belajar matematika. (4) tidak
ada interaksi antara metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan Numbered Heads Together (NHT) ditinjau dari prestasi
belajar matematika terhadap kemampuan komunikais matematis siswa.
Cara mengetahui metode pembelajaran yang lebih baik dengan melakukan uji komparasi pairwise dan hanya dengan
melihat besarnya nilai mean difference setiap metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang lebih baik adalah metode
pembelajaran dengan mean difference yang lebih besar.

5

Gambar 4 Uji Komparasi Pairwise
Pairwise Comparisons
95% Confidence Interval for
Differencea

Dependent
(I)
(J)
Mean Difference
Variable Metode Metode
(I-J)
Std. Error
Prestasi

TPS
NHT

KKM

TPS
NHT

Sig.a

Lower Bound

Upper Bound

NHT

-6.486*

2.705

.019

-11.883

-1.088

TPS

6.486*

2.705

.019

1.088

11.883

NHT

-6.086*

2.846

.036

-11.765

-.406

TPS

6.086*

2.846

.036

.406

11.765

Based on estimated marginal means
*. The mean difference is significant at the .05 level.
a. Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no adjustments).
Dari tabel Pairwise Comparisons menunjukkan antara metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan
Numbered Heads Together (NHT) memiliki nilai Mean Difference -6,486. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar dengan
metode Numbered Heads Together (NHT) lebih baik daripada metode Think Pair Share (TPS). Kemudian antara metode
pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan Numbered Heads Together (NHT) juga memiliki nilai Mean Difference -6,086. Hal
ini menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis dengan metode metode pembelajaran Think Pair Share (TPS)
dengan Numbered Heads Together (NHT).
Dalam pembelajaran dengan metode Think Pair Share (TPS) pada materi segiempat, guru memberikan pertanyaan
berupa gambaran tentang segiempat dalam kehidupan sehari-hari dan materi apa yang akan dipelajari. Siswa secara
individu menjawab pertanyaan yang diberikan guru, kemudian guru meminta siswa untuk mendiskusikan permasalahan
dengan pasangannya secara heterogen yang telah ditentukan oleh guru. Pada tahap diskusi siswa mencermati permasalahan,
merencanakan berbagai langkah penyelesaian masalah, dan melaksanakan rencana yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Peran guru sebagai fasilitator membantu proses diskusi siswa dengan pertanyaan-pertanyaan yang memungkinkan siswa
menjawab permasalahan. Setelah tahap investigasi selesai siswa menganalisis dan menyintetis berbagai informasi yang
diperoleh dan meringkas dalam kesimpulan untuk menemukan konsep segiempat. Pada akhir pembelajaran guru meminta
perwakilan pasangan mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Perwakilan setiap kelompok dipilih oleh anggota
kelompok masing-masing. Karena jumlah kelompok yang banyak dan membutuhkan banyak waktu maka semua kelompok
tidak bisa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Hal tersebut mengakibatkan siswa kurang sungguh-sungguh untuk
berfikir lebih dalam berdiskusi dan kurang menunjukkan kemampuan komunikasi matematisnya karena merasa guru tidak
memonitor siswa yang tidak paham pada materi. Sehingga, anggota kelompok cenderungan memilih dan mengandalkan
siswa dengan kemampuan lebih yang maju di depan kelas.
Pada metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT), guru terlebih dahulu memberikan rangsangan dengan
menampilkan gambaran materi dalam kehidupan sehar-hati dan mengajukan persoalan. Kemudian, guru membentuk
kelompok heterogen dengan setiap kelompok mendapatkan nomor kepala dan memberikan permasalahan. Kemudian siswa
secara berkelompok mencoba mengidektifikasi dan menganalisis untuk mengetahui konsep segiempat. Setelah siswa
menyelesaikan permasalahan siswa menyatukan pendapat terhadap jawaban pertanyaan dan menyakinkan tiap anggota
kelompok mengetahui solusi dari permasalahan. Diakhir pembelajaran guru menunjuk perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi dengan memanggil nomor kepala. Hal tersebut memungkinkan setiap siswa untuk selalu siap
jika nomor kepalanya dipanggil. Sehingga siswa akan berfikir lebih dan berdiskusi dengan sunguh-sunguh untuk menguasai
materi.
Dengan demikian siswa dengan perlakuan metode Numbered Heads Together(NHT), lebih menguasai materi yang
diajarkan dan menghasilkan kemampuan komunikasi matematis yang lebih. Hasil analisis sesuai dengan penelitian Irma
Ayuwanti, dkk. (2015) metode pembelajaran kooperatif tipe NHT menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik
daripada metode pembelajaran langsung. Selain itu, Nur Khomsiyah, dkk. (2011) dalam penelitiannya juga menyimpulkan
bahwa penerapan metode pembelajaran NHT menghasilkan komunikasi matematis siswa yang lebih baik dibandingkan
metode pembelajaran konvensional.

6

4. PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis data dengan taraf signifikasi 5 % dan pembahasan yang telah diuraikan dan dijabarkan,
dapat ditarik kesimpulkan bahwa: (1) ada perbedaan penggunaan metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan Numbered
Heads Together (NHT) terhadap prestasi belajar matematika siswa. Prestasi belajar matematika siswa dilihat pada mean difference
menunjukkan metode Numbered Heads Together (NHT) lebih baik dari Think Pair Share (TPS), (2) ada perbedaan penggunaan
metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan Numbered Heads Together (NHT) terhadap kemampuan komunikasi
matematis siswa, (3) Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dengan kemampuan komunikasi matematis siswa
terhadap prestasi belajar matematika siswa, dan tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dengan prestasi belajar
matematika siswa terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti dan Leonard. (2012). Peran Kemampuan Komunikasi Matematika Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa. Jurnal
Formatif, 2(2), 102-110.
Coughlan, Sean. ( 13 Mei 2015). Asia Peringkat Tertingi Sekolah Global, Indonesia Nomor 69. BBC. Diakses dari
http://www.bbc.com.
Darkasyi, Muhammad, dkk. (2014). Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Motivasi Siswa dengan
Pembelajaran Pendekatan Quantum Learning pada Siswa SMP Negeri 5 Lhokseumawe. Jurnal Didaktik Matematika., 1(1),
21-34.
Handayani, L. S, Syafriandi, Mirna. (2014). Pengaruh Metode Think Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) Terhadap
Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa SMA. Jurnal Pendidikan Matematika, 3(1), 50-55.
Huda, Miftahul. (2015). Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Husna, M. I, dan Fatimah, S. (2013). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Komunikasi Matematis Siswa
Sekolah Menengah Pertama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS). Jurnal Peluang, 1(2),
81-92.
Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia
Isjoni. (2013). Cooperative Learning: Mengembangkan Kemampuan Belajar Kelompok. Bandung: Alfabeta.
Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan. (2015). Hasil UN SMP Tahun 2015.” Diakses pada 20 November 2015 dari
(http://www.kemdiknas.go.id )
Ramdani, Yani. (2012). Pengembangan Instrumen dan Bahan Ajar Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi,
Penalaran, dan Koneksi Matematis Dalam Konsep Integral. Jurnal Penelitian Pendidikan, 13(1), 44-52.
Rusmawati, P. E, Candiasa, I. M, Kirna, I. M. (2013). Pengahruh Model Pembelajaran Kooperatif TGT Terhadap Prestasi
Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Semarapura Tahun 2012/2013. eJournal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha., 3
Solekha, F. N, Noer, S. H, Gunowibowo, P. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation
Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa.
Suyono dan Hariyanto. (2015). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Syarifuddin, Miftah. (2015). Hasil UN SMP 2015: Jawa Tengah, Di Mana Posisimu?. Diakses pada 20 November 2015, dari
(http://www.miftahsyarifuddin.com)

7

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN KIMIA MODEL TPS (THINK PAIR SHARE) DAN NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITAS BELAJAR

0 6 145

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI Pengaruh Metode Pembelajaran Numbered Heads Together (Nht) Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Dari Keaktifan Belajar Matematika Siswa Kelas Vii Smp Negeri

0 3 14

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN QUIZ TEAM Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Metode Numbered Head Together (NHT) Dan Quiz Team Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 S

0 6 17

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA Eksperimen Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dan Think Pair Share(TPS) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Kemampua

0 5 19

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE (TPS) DAN NUMBER HEAD TOGETHER Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Metode Think Pair Share (TPS) Dan Number Head Together (NHT) Ditinjau Dari Prestasi Belajar Dan Kemampuan K

0 2 19

PENDAHULUAN Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Metode Think Pair Share (TPS) Dan Number Head Together (NHT) Ditinjau Dari Prestasi Belajar Dan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Banyudono.

0 2 7

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) DAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERBASIS LKS TERHADAP Pengaruh Strategi Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) Dan Number Head Together (NHY) Berbasis LKS Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Berpikir Kre

0 0 15

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE THINK PAIR SHARE DAN STUDENT TEAM HEROIC EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE THINK PAIR SHARE DAN STUDENT TEAM HEROIC LEADERSHIP TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MO

0 0 16

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS) DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMA NEGERI 2 BANTUL.

0 1 15

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN THINK PAIR SHARE (TPS) DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI

0 0 11