PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SPLDV DI KELAS X SMA NEGERI 1 PARBULUAN T.A. 2013/2014.

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SPLDV DI KELAS X
SMA NEGERI 1 PARBULUAN T.A. 2013/2014

Oleh :
Evi Ervera Malau
NIM 409111029
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013

i


Judul Skripsi

: Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
dalam Upaya Peningkatao Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika Siswa pada Materi SPLDV di
Kelas X SMA Negeri I Parbuluan T.A. 2013/2014

Nama

: Evi Ervera Malau

Nim

: 409111029

Program Studi

Pendidikan Matematika


Jurusan

Matematika

Menyetujui :
Dosen Pembimbing Skripsi

Drs. J. Amb rita, M. Pd
NIP. 19490816 197903 1 001

Mengetahui :

J urusan Matematika
Ketua,
•(

Drs. Syafari, M. Pd
NIP. 19450929 198903 1 001

Tanggal Lulus : 21 Agustus 2013


"

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih
dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM
UPAYA

PENINGKATAN

KEMAMPUAN

PEMECAHAN

MASALAH

MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SPLDV DI KELAS X SMA NEGERI
1 PARBULUAN T.A. 2013/2014”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah

satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di jurusan Matematika Program
Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. J.
Ambarita, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan serta saran- saran dalam penulisan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Drs. W.L. Sihombing, M.Pd, Ibu Dra. Nerli
Khairani, M.Si, Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai
selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada
Bapak Prof. Dr. Pargaulan Siagian, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik,
Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul
Amry, M.Si selaku ketua Program Studi Pendidikan Matematika, Bapak Prof.
Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA, Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar
Damanik, M.Si selaku Rektor UNIMED dan seluruh bapak dan ibu dosen serta
staf pegawai jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Kepala SMA Negeri 1
Parbuluan Bapak Drs. Israel Sigalingging, serta kepada Ibu S. Hutapea, S.Pd
selaku guru matematika yang telah membantu penulis selama penelitan.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibunda tersayang Restani
br Tobing yang selalu memberikan kasih sayang, doa, dorongan, semangat, dan
pengorbanan yang tak ternilai selama pendidikan sampai selesainya skripsi ini.

Tidak lupa juga ucapan terima kasih penulis kepada abang dan kakakku (Royen,
Holmes, Eva dan Fryan) serta seluruh keluarga besar penulis yang terus
memberikan bimbingan, motivasi, materi dan doa demi keberhasilan penulis
menyelesaikan
RaMelViReMon

skripsi
yang

ini.
telah

Terima

kasih


membantu

dan

juga

buat

sahabat

menemani

penulis

penulis

dalam

menyelesaikan skripsi ini. Dan juga terima kasih kepada teman-teman
seperjuangan di kelas matematika Dik B’09 yang selalu memberikan motivasi dan

dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini,
namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata
bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat. Tuhan Yesus memberkati.

Medan,

Agustus 2013

Penulis

Evi Ervera Malau
409111029

iii

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SPLDV
DI KELAS X SMA NEGERI 1 PARBULUAN
T.A. 2013/2014
Evi Ervera Malau (409111029)
ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa dan mengetahui ketuntasan belajar siswa
dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Jenis penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas (classroom action research). Subjek dalam penelitian ini
adalah siswa kelas X-1 SMA Negeri 1 Parbuluan tahun ajaran 2013/2014 dengan
jumlah 40 orang. Objek dalam penelitian ini adalah peningkatan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa melalui penerapan pendekatan kontekstual
pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.
Cara pengambilan data dilakukan melalui observasi dan Tes Kemampuan
Pemecahan Masalah (TKPM). Tes berbentuk uraian yang terlebih dahulu sudah
divalidasi oleh bantuan tiga validator, yaitu dua orang dosen matematika
UNIMED dan seorang guru matematika SMA Negeri 1 Parbuluan. Observasi
bertujuan untuk melihat kemampuan peneliti dalam pengelolaan kegiatan
pembelajaran.

Dari hasil tes awal diperoleh 1 orang siswa tuntas , ketuntasan klasikal
2,5% dengan rata – rata nilai tes 29,83 (kategori kemampuan pemecahan masalah
sangat rendah). Dari hasil tes kemampuan masalah I diperoleh bahwa siswa yang
tuntas ada 21 orang (52,5%) dengan rata – rata nilai tes 63 (kategori kemampuan
pemecahan masalah rendah). Ketuntasan klasikal meningkat 50% dari tes awal.
Rata – rata nilai tes siswa meningkat 33,17 dari tes awal. Dari hasil tes
kemampuan masalah II diperoleh bahwa siswa yang tuntas ada 35 orang (87,5%)
dengan rata – rata nilai tes 78,06 (kategori kemampuan pemecahan masalah
sedang). Ketuntasan klasikal meningkat 35% dari hasil tes kemampuan
pemecahan masalah I. Rata – rata nilai tes meningkat 15,06.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Pendekatan
Kontekstual dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa. Disarankan agar penerapan pendekatan kontekstual ini dapat dijadikan
salah satu alternatif pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan kemampuan
siswa dalam memecahkan masalah matematika.

DAFTAR ISI

Halaman
Lembar Pengesahan


i

Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi

vi

Daftar Gambar


viii

Daftar Tabel

ix

Daftar Lampiran

x

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
1.6 Manfaat penelitian

1
5
5
5
6
6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kerangka Teoritis
2.1.1 Pengertian Belajar
2.1.2 Pembelajaran Matematika
2.1.3 Masalah Matematika
2.1.4 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
2.1.5 Pembelajaran Kontekstual
2.1.6 Teori yang Mendukung Pembelajaran Kontekstual
2.1.7 Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
2.2
Kerangka Konseptual
2.3
Hipotesis Tindakan

7
7
8
10
13
15
21
26
28
29

BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2
Subjek dan Objek Penelitian
3.2.1 Subjek Penelitian
3.2.2 Objek Penelitian
3.3
Jenis Penelitian
3.4
Prosedur Penelitian

30
30
30
30
30
30

3.5
3.5.1
3.5.2
3.6
3.6.1
3.6.2
3.6.3

Alat Pengumpul Data
Tes
Observasi
Teknik Analisis Data
Reduksi Data
Paparan Data
Simpulan data

35
35
35
36
36
36
36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus I
4.1.1.1 Permasalahan
4.1.1.2 Tahap Perencanaan Tindakan I
4.1.1.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan I
4.1.1.4 Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus I
4.1.1.5 Analisis Data I
4.1.1.6 Refleksi I
4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus II
4.1.2.1 Permasalahan
4.1.2.2 Tahap Perencanaan Tindakan II
4.1.2.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan II
4.1.2.4 Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus II
4.1.2.5 Analisis Data II
4.1.2.6 Refleksi II
4.2
Temuan Penelitian
4.3
Pembahasan Hasil Penelitian

40
40
40
41
41
43
44
47
49
49
50
50
52
53
56
57
57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
5.2
Saran

60
60
60

DAFTAR PUSTAKA

61

i

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Tes Kemampuan Awal
Lampiran 2. Alternatif Penyelesaian Tes Awal
Lampiran 3. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa
Lampiran 4. Hasil Tes Awal
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) Siklus I
Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) Siklus II
Lampiran 9. Kisi – kisi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Siswa I
Lampiran 10. Kisi – kisi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Siswa II
Lampiran 11. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I
Lampiran 12. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II
Lampiran 13. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika Siswa I
Lampiran 14. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika Siswa II
Lampiran 15. Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa I
Lampiran 16. Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa II
Lampiran 17. Lembar Observasi Aktifitas Guru Siklus I
Lampiran 18. Lembar Observasi Aktifitas Guru Siklus II
Lampiran 19. Hasil Tes Kemampuan Masalah I
Lampiran 20. Hasil Tes Kemampuan Masalah II
Lampiran 21. Deskripsi Skor Hasil TKPM I dan TKPM II
Lampiran 22. Daftar Kode dan Nama Siswa
Lampiran 23. Dokumentasi Penelitian

63
65
68
69
71
79
87
94
98
99
100
102
104
108
112
118
124
128
132
133
134
135
136

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan
manusia. Hakikat pendidikan adalah memanusiakan manusia itu sendiri. Dengan
demikian urusan pertama pendidikan adalah manusia. Perbuatan mendidik
diarahkan kepada manusia untuk mengembangkan potensi-potensi dasar manusia
agar menjadi nyata.
Pendidikan sehari - hari identik dengan kegiatan di sekolah, guru dan
siswa. Faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang penting.
Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang
dimiliki guru, dan bagaimana cara guru itu mengajarkan pengetahuan kepada
anak-anak didiknya turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai
anak.
Menurut Rofika (Majid : 2006) pendidikan khususnya pelajaran
matematika sering dianggap sebagai pelajaran yang paling sulit dipahami anakanak. Meskipun matematika mendapatkan waktu yang lebih banyak dibandingkan
pelajaran lain dalam penyampaiannya, namun siswa kurang memberi perhatian
pada pelajaran ini karena siswa menganggap metematika itu pelajaran yang
menakutkan serta mempunyai soal-soal yang sulit dipecahkan.
Banyak data yang menunjukkan rendahnya prestasi atau hasil belajar
siswa

pada

pelajaran

matematika

di

Indonesia.

Salah

satunya

(http://zainurie.wordpress.com):
Sebuah studi oleh Tren Ilmu Pengetahuan dan Matematika Internasional
di tahun 2011 yang diterbitkan Selasa 11/12 menunjukkan, dalam
peringkat dunia para siswa Indonesia di kelompok usia SLTP hanya
mendapat nilai rata-rata 406 poin untuk Ilmu Pengetahuan dan 386 poin
untuk nilai Matematika. Padahal nilai standar untuk dunia adalah 500
poin.

1

2

Hal senada juga diungkapkan Zainuri (http://zainurie.wordpress.com) :
Mutu pendidikan Indonesia, terutama dalam mata pelajaran matematika,
masih rendah. Data UNESCO menunjukkan, peringkat matematika
Indonesia berada di deretan 34 dari 38 negara. Sejauh ini, Indonesia
masih belum mampu lepas dari deretan penghuni papan bawah.
Hasil penelitian tim Programme of International Student Assessment
(PISA) 2001 menunjukkan, Indonesia menempati peringkat ke-9 dari 41
negara pada kategori literatur matematika. Sementara itu, menurut
penelitian Trends in International Mathematics and Science Study
(TIMMS) 1999, matematika Indonesia berada di peringkat ke-34 dari 38
negara (data UNESCO).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa
tersebut. Salah satunya adalah kurangnya kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa. Seperti yang dituliskan Trianto (2011 :6):
Kenyataan di lapangan, siswa hanya menghafal konsep dan kurang
mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam
kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki. Lebih
jauh lagi bahkan siswa kurang mampu menentukan masalah dan
merumuskannya. Sehingga siswa kurang mampu juga untuk
memecahkan masalah yang diberikan kepadanya
Dari pernyataan di atas, dalam proses pembelajaran yang terjadi di kelas,
siswa tidak melakukan belajar yang bermakna. Melalui pengalaman peneliti
ketika mengajar di kelas XI SMK

selama mengikuti Program Pengalaman

Lapangan Terpadu (PPLT) di SMK(T) Swasta GBKP Kabanjahe, kebanyakan
siswa tidak dapat menyelesaikan masalah yang diberikan secara mandiri dan
cenderung mengharapkan bantuan teman. Sebagian besar siswa mengikuti secara
utuh contoh soal yang telah ada, sehingga ketika soal yang diberikan sedikit
berbeda bentuknya dari contoh, siswa kesulitan bahkan tidak dapat menyelesaikan
soal tersebut.
Siswa menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit
dipelajari. Apalagi dalam menyelesaikan soal-soal cerita. Hal ini didukung juga
dari hasil wawancara dengan salah seorang guru matematika SMA Negeri 1
Parbuluan, Ibu S. Hutapea, S.Pd menyatakan bahwa : “Sebagian besar siswa tidak
menyukai pelajaran Matematika disebabkan pengetahuan dasarnya yang masih
kurang dan karena siswa tidak paham tentang materi yang diajarkan sehingga

3

siswa merasa materi tersebut adalah materi yang sulit. “Mereka merasa sulit
mengerjakan suatu soal yang berbeda dengan contoh yang diberikan apalagi
dalam bentuk soal cerita”.
Dari hasil survei peneliti berupa pemberian tes diagnostik pemecahan
masalah tentang materi Sistem Persamaan Dua Variabel kepada siswa SMA
Negeri 1 Parbuluan di kelas X-1 sebanyak 3 butir soal. Dari 40 siswa yang
mengikuti tes, diperoleh hanya 13 orang yang bisa menjawab 1 soal dengan benar.
Namun hanya 4 orang siswa yang tuntas (nilai ≥ 65). Skor rata-rata siswa 29,83.
Rata- rata kelas ini masuk ke dalam kategori sangat rendah
Dari data tersebut terlihat jelas bahwa dari aspek memahami masalah,
merencanakan pemecahan masalah, menyelesaikan masalah dan memeriksa
prosedur tingkat penguasaan siswa masih sangat rendah. Untuk kelas X tersebut
tingkat kemampuan memahami masalah sebesar 25,94%, merencanakan
pemecahan masalah 17,92%, menyelesaikan masalah 24,38%, dan memeriksa
prosedur 22,50 %. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah siswa ini bisa
terjadi karena teori belajar yang mendasari pembelajaran yang digunakan oleh
guru bidang studi masih bersifat konvensional. Atau bisa karena model yang
digunakan oleh guru bidang studi matematika kurang melatih keterampilan atau
kemampuan pemecahan masalah.
Pendekatan pembelajaran CTL merupakan konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia
nyata dan dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimiliki dan penerapannya dalam kehidupan sehari – hari. Dengan membuat
hubungan antara pengetahuan dengan penerapannya dalam kehidupan sehari –
hari, maka siswa akan mudah memahami konsep. Pengajaran kontekstual adalah
pengajaran yang memungkinkan siswa – siswa TK sampai dengan SMU untuk
menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan
akademik mereka dalam berbagai macam tatanan dalam sekolah dan luar sekolah
agar dapat memecahkan masalah- masalah dunia nyata.

1

4

Dalam Trianto (2011:107) dikatakan bahwa :
Pendekatan ini mengasumsikan bahwa secara natural pikiran mencari
makna konteks sesuai dengan situasi nyata lingkungan seseorang.
Pemanduan materi pelajaran dengan konteks keseharian siswa di dalam
pembelajaran kontekstual akan menghasilkan dasar-dasar pengetahuan
yang mendalam dimana siswa kaya akan pemahaman masalah dan cara
untuk menyelesaikannya. Siswa mampu menggunakan pengetahuannya
untuk menyelesaikan masalah-masalah baru.
Pendekatan kontekstual merupakan strategi yang dikembangkan dengan
tujuan agar pembelajaran berjalan lebih produktif dan bermakna, tanpa harus
mengubah kurikulum dan tatanan yang ada. Dengan siswa diajak bekerja dan
mengalami, siswa akan mudah memahami konsep suatu materi dan nantinya
siswa diharapkan dapat menggunakan daya nalarnya untuk menyelesaikan
masalah – masalah yang ada.
Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Armia N. Ginting
menunjukkan bahwa : terdapat peningkatan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa kelas X-1 SMA Swasta Santa Maria Kabanjahe T.A. 2011/2012
dengan menerapkan pendekatan kontekstual. Beliau menyimpulkan bahwa
pembelajaran kontekstual mendorong siswa aktif berpartisipasi dalam proses
pembelajaran dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika.
Dari penelitian di atas terlihat bahwa secara umum, siswa yang proses
pembelajarannya menggunakan pendekatan kontekstual memiliki kemampuan
pemecahan masalah yang lebih baik daripada sebelum diberikan proses
pembelajaran tersebut. Secara keseluruhan,

pembelajaran dengan pendekatan

kontekstual dapat menjadi sebuah alternatif untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan

masalah

matematika

siswa.

Peneliti

merasa

tertarik

untuk

menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual di SMA Negeri 1 Parbuluan,
yang mana guru di sekolah tersebut biasanya menggunakan metode konvensional
pada pembelajaran sehari –hari.
Pendekatan kontekstual merupakan strategi yang dikembangkan dengan
tujuan agar pembelajaran berjalan lebih produktif dan bermakna, tanpa harus
mengubah kurikulum dan tatanan yang ada. Dengan siswa diajak bekerja dan

5

mengalami, siswa akan mudah memahami konsep suatu materi dan nantinya
diharapkan siswa dapat menggunakan daya nalarnya untuk menyelesaikan
masalah- masalah yang ada.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul “Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual dalam
Upaya Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa
pada Materi SPLDV di Kelas X SMA Negeri 1 Parbuluan T.A. 2013/2014”.

1.2.

Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah

sebagai berikut:
1. Prestasi belajar matematika siswa rendah.
2. Siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal dalam bentuk cerita
3. Kemampuan pemecahan masalah siswa masih rendah.
4. Siswa menganggap matematika pelajaran yang sulit.
1.3.

Batasan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas dan mengingat keterbatasan waktu,

tenaga,

dan

kemampuan

maka

peneliti

membatasi

masalah

dengan

menitikberatkan kepada penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual pada
materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di kelas X-1 SMA Negeri 1
Parbuluan T.A. 2013/2014 dengan menggunakan soal cerita.

1.4.

Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimanakah kemampuan pemecahan masalah siswa kelas
X-1 SMA Negeri 1 Parbuluan setelah mengikuti pembelajaran yang menerapkan
pendekatan kontekstual?

6

1.5.

Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi SPLDV di kelas
X-1 SMA Negeri 1 Parbuluan T.A. 2013/2014.
1.6.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat seperti :
1. Bahan rujukan atau literatur yang memperkaya khasanah keilmuwan
dalam bidang pendidikan.
2. Bagi guru, dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai teori
belajar dan pendekatan pembelajaran dalam membantu siswa guna
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
3. Bagi siswa, melalui pendekatan kontekstual ini dapat membantu siswa
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika dan
mengembangkan kemampuan berpikir.
4. Bagi peneliti, menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan
keilmuan.
5. Menjadi referensi tambahan bagi peneliti selanjutnya.