EFEKTIVITAS PENERAPAN PENILAIAN KINERJA DENGAN MODEL PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN PEREKAYASAAN SISTEM RADIO DAN TELEVISI DI KELAS XI TEKNIK AUDIO VIDEO 3.
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Departemen Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Pendidikan
Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia
oleh:
MUHAMAD IQBAL RIZKI PERMANA NIM E.0451.1100158
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015
(2)
EFEKTIVITAS PENERAPAN PENILAIAN KINERJA DENGAN MODEL PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN PEREKAYASAAN SISTEM
RADIO DAN TELEVISI DI KELAS XI TEKNIK AUDIO VIDEO 3
Oleh
Muhamad Iqbal Rizki Permana
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Departemen Pendidikan Teknik Elektro
Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Muhamad Iqbal Rizki Permana Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.
(3)
EFEKTIVITAS PENERAPAN PENILAIAN KINERJA DENGAN MODEL PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN PEREKAYASAAN SISTEM
RADIO DAN TELEVISI DI KELAS XI TEKNIK AUDIO VIDEO 3
disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I
Wawan Purnama, M.Si NIP. 19641007 199101 1 001
Pembimbing II
Drs. Tjetje Gunawan NIP. 19511122 198191 1 001
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Teknik Elektro
Dr. Hj. Budi Mulyanti, M.Si NIP. 19630109199402 2 001
(4)
Muhamad Iqbal Rizki Permana, 2015
EFEKTIVITAS PENERAPAN PENILAIAN KINERJA DENGAN MODEL PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN PEREKAYASAAN SISTEM RADIO DAN TELEVISI DI KELAS XI TEKNIK AUDIO VIDEO 3
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu i
ABSTRAK
Skripsi dengan judul “Efektivitas Penerapan Penilaian Kinerja dengan Model
Portofolio pada Mata Pelajaran Perekayasaan Sistem Radio dan Televisi” merupakan penelitian kuantitatif model eksperimen menggunakan desain Pre-Experimental dengan bentuk One Group Pretest-Posttest Design yang dilakukan pada peserta didik kelas XI jurusan Teknik Audio Video (TAV) 3 di SMK Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan penilaian kinerja dengan model portofolio dalam membantu meningkatkan kualitas pembelajaran agar hasil belajar peserta didik yang ditinjau dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Penelitian ini diambil berdasarkan nilai peserta didik pada semester satu untuk aspek kognitif hanya 75% peserta didik yang mendapatkan nilai diatas atau sama dengan nilai KKM, dalam upaya mengatasi permasalahan tersebut peneliti ingin menerapkan penilaian kinerja dengan model portofolio, diharapakan bisa membantu meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga berdampak positif terhadap hasil belajar peserta didik. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan memberikan tes awal (pretest) kepada satu kelompok yang disebut sebagai kelas eksperimen. Kemudian diberi perlakuan (treatment) dengan menerapkan Penilaian Kinerja dengan Model Portofolio, selanjutnya diberikan tes akhir (posttest). Hasil penelitian ditinjau dari aspek kognitif, peserta didik memperoleh nilai rata-rata pretest sebesar 48,33 (Kategori D+) dan nilai rata-rata posttest sebesar 79,39 (Kategori B+). Sedangkan nilai rata-rata terhadap penilaian hasil belajar afektif, peserta didik memperoleh nilai rata-rata sebesar 84,21 (kategori Sangat Baik). Dan untuk nilai rata-rata terhadap penilaian hasil belajar psikomotor peserta didik memperoleh nilai rata-rata sebesar 84,74 (kategori A-). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan penilaian kinerja dengan model portofolio dapat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran dalam mata pelajaran Perekayasaan Sistem Radio dan Televisi pada materi pemodulasian sinyal gambar analog, serta format dan sistem penyiaran satelit televisi digital. Ditinjau dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor menunjukkan bahwa lebih dari 85% peserta didik memperoleh hasil belajar diatas atau sama dengan nilai KKM, yaitu 66.
Kata Kunci : Penilaian Kinerja, Model Portofolio, Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
ABSTRACT
Paper with titled "Effectiveness of Application Performance Assessment with Portfolio Model on Subjects Radio and Television System Engineering" is a quantitative Research an experimental model using Pre-Experimental one group pretest-posttest design were done on students of class XI Audio Video Engineering Department (TAV) 3 at SMK Negeri 6 Bandung in Academic Year 2014/2015. This research aims to determine the effectiveness of the application Performance assessment with portfolio models to help improve learning quality in order to get the results of students in terms of cognitive, affective and psychomotor meet the minimum completeness criteria (KKM). This research was taken based on the value of students in the first semester for the cognitive aspects only 75% of students that scored above or equal to the value of KKM. in an effort to overcome these problem, researchers want to applied the performance assessment portfolio model expected to help improve learning quality, so this research could give the positive impact for the learning outcomes of students. Data was collected by giving the
(5)
Muhamad Iqbal Rizki Permana, 2015
initial test (pretest) to a group known as the experimental class. Then treated (treatment) by applying the Performance Assessment Portfolio model, then given a final test (posttest). The results of this research in terms of cognitive, students acquire the average pretest score 48.33 (Category D +) and the average value 79.39 of posttest (Category B +). While the average value of the affective learning outcomes assessment, students acquire the average value 84.21 (category Very Good). And for the average value of the psychomotor assessment of learning outcomes students got the average value 84.74 (category A-). Based on the results of this research, that the implementation of the Performance Assessment Portfolio Model can help to improve learning quality in the subjects of Radio and Television Systems Engineering in the analog picture signal modulation matter, as well as the format and digital television satellite broadcasting system. In terms of cognitive, affective and psychomotor showed that more than 85% of learners acquire the learning outcomes above or equal to the value of KKM, namely 66.
(6)
Muhamad Iqbal Rizki Permana, 2015
EFEKTIVITAS PENERAPAN PENILAIAN KINERJA DENGAN MODEL PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN PEREKAYASAAN SISTEM RADIO DAN TELEVISI DI KELAS XI TEKNIK AUDIO VIDEO 3
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penilaian pendidikan merupakan bagian integral dari siklus pembelajaran (Fook & Sidhu, 2010, hlm. 153), sehingga penilaian pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Penilaian pendidikan yang ideal harus memberi sumbangan positif terhadap pencapaian hasil belajar peserta didik (Muslich, 2011, hlm. 25). Maka dari itu penilaian bukan hanya sebagai alat evalausi pembelajaran, tetapi penilaian yang baik harus bisa memberikan sumbangan positif terhadap kualitas pembelajaran sehingga pencapaian hasil belajar siswa menjadi lebih bagus..
Mata pelajaran Perekayasaan Sistem Radio dan Televisi termasuk mata pelajaran produktif yang harus ditempuh oleh siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 6 Bandung jurusan Teknik Audio Video (TAV). Penilaian kinerja tepat diterapkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), karena SMK mempunyai tujuan untuk mencetak peserta didik agar siap bekerja dengan dibekali keterampilan. Keterampilan diperoleh dari pengalaman melakukan pembelajaran yang menunjukan kemampuan/kinerja. menurut Setyono (dalam Riadi, 2012) bahwa penilaian kinerja digunakan untuk menilai kemampuan siswa melalui penugasan yang berupa aspek pembelajaran kinerja dan produk. Penilaian kinerja menuntut memberikan tugas-tugas kinerja kepada peserta didik. Penilaian kinerja diperlukan ketika test tulis tidak cukup untuk mengkaji penilaian keterampilan melalui proses pembelajaran yang menunjukan kemampuan peserta didik.
Penilaian kinerja disebut penilaian autentik (Frey, Schmitt, & Allen, 2012, hlm. 1). Adanya Kurikulum 2013 memiliki relevansi yang kuat terhadap penilaian autentik. Dalam penilaian kinerja atau performance assessment yang dinilai bukan hanya hasil melainkan juga proses (Palm, 2008, hlm. 8). Kegiatan kinerja/unjuk kerja sangat erat kaitannya dengan dimensi proses pembelajaran, dimana dalam proses pembelajaran
(7)
siswa dilatih untuk berpikir, bersikap dan menganalisis. Ada beberapa tugas untuk menilai kinerja siswa selama proses pembelajaran diantaranya presentasi/diskusi, tugas essay, tes lisan dan paper. Dengan tugas-tugas kinerja siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. Sehingga kualitas pembelajaran akan menjadi lebih baik.
Berdasarkan Pengalaman Program Pengalaman Lapangan (PPL) dan hasil observasi yang dilakukan di SMK Negeri 6 Bandung program keahlian Teknik Audio Video pada mata pelajaran Perekayasaan Sistem Radio dan Televisi, peneliti menemukan nilai peserta didik pada semester satu untuk aspek kognitif hanya 75% peserta didik yang mendapatkan nilai diatas atau sama dengan nilai KKM.
Banyak model penilaian kinerja, dalam upaya mengatasi permasalahan di atas peneliti ingin menerapkan model penilaian portofolio. Penilaian kinerja dengan model portofolio adalah cara untuk mendapatkan informasi tentang prestasi atau kinerja melalui pengumpulan data atau dokumen yang berisi lembaran kenerja siswa. Penilaian kinerja tidak menggunakan kunci jawaban dalam menentukan skor, tetapi menggunakan pedoman penskoran berupa rubrik.
Maka bentuk penilaian yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah penilaian kinerja dengan model portofolio. Dalam judul:
“Efektivitas Penerapan Penilaian Kinerja dengan Model Portofolio pada Mata Pelajaran Perekayasaan Sistem Radio dan Televisi di Kelas 2 Teknik Audio Video 3”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah secara umum di atas, maka dibuat rumusan masalah secara khusus sebagai berikut:
Bagaimanakah efektivitas penerapan penilaian kinerja dengan Model Portofolio untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada Mata Pelajaran Perekayasaan Sistem Radio dan Televisi di kelas XI Teknik Audio Video 3 ditinjau dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor?
(8)
3
Muhamad Iqbal Rizki Permana, 2015
EFEKTIVITAS PENERAPAN PENILAIAN KINERJA DENGAN MODEL PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN PEREKAYASAAN SISTEM RADIO DAN TELEVISI DI KELAS XI TEKNIK AUDIO VIDEO 3
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui efektivitas penerapan penilaian kinerja dengan Model Portofolio untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada Mata Pelajaran Perekayasaan Sistem Radio dan Televisi di kelas XI Teknik Audio Video 3 ditinjau dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
1.4 Manfaat/ Signifikansi Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini diantaranya sebagai berikut: 1. Bagi sekolah, agar hasil penelitian ini dapat memberikan alternatif penggunaan
penilaian kinerja untuk guru dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan mengetahui kelayakan penggunaannya.
2. Bagi guru, agar hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan untuk memperluas wawasan mengenai penilaian kinerja sebagai implementasi Kurikulum 2013.
3. Bagi peserta didik, agar hasil penelitian ini bisa membantu peserta didik dalam meningkatkan hasil belajar dan meningkatkan minat belajar peserta didik.
4. Bagi peneliti, agar hasil penelitian ini dapat menjadi sarana aplikasi ilmu kependidikan yang diperoleh selama perkuliahan di Departemen Pendidikan Teknik Elektro dan memberikan referensi bagi peneliti lain mengenai penelitian yang bersangkutan.
1.5 Stuktur Organisasi Skripsi
Adapun sistematika penulisan atau struktur organisasi dalam penulisan skripsi ini terdiri dari lima pokok bahasan, yaitu:
BAB I: Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat/ signifikansi penelitian dan struktur organisasi skripsi.
BAB II: Kajian Pustaka
Bab ini berisi tentang konsep-konsep yang berkaitan dengan penilaian kinerja dengan model portofolio, hasil penelitian yang relevan dan hipotesis penelitian.
(9)
BAB III: Metode Penelitian
Bab ini membahas tentang lokasi dan subjek populasi atau sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan uraian tentang pengelolaan data penelitian, analisis data hasil penelitian, temuan dan pembahasan hasil penelitian.
BAB V: Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil analisis temuan penelitian, serta saran bagi pembaca dan pengguna hasil penelitian.
(10)
Muhamad Iqbal Rizki Permana, 2015
EFEKTIVITAS PENERAPAN PENILAIAN KINERJA DENGAN MODEL PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN PEREKAYASAAN SISTEM RADIO DAN TELEVISI DI KELAS XI TEKNIK AUDIO VIDEO 3
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 37
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini akan diolah dengan pendekatan kuantitatif dengan metode
pre-eksperimental desain jenis one-group-pretest-posttest karena hanya akan ada satu
kelompok perlakuan yang kemudian akan diberikan penilaian kinerja dengan model portofolio.
3.2 Waktu dan Prosedur Penelitian 3.2.1 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 13 minggu (Februari s/d Mei 2015) dimulai dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir penelitian.
3.2.2 Prosedur Penelitian
Adapun prosedur penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada gambar 3.1 sebagai berikut :
(11)
Mulai
Uji Coba Instrumen
Soal Valid
Kelas Eksperimen
- Pretest - Treatment - Posttest
Kesimpulan
Pembuatan Laporan
Selesai ya
tidak
Dibuang Tahap Persiapan
Tahap Pelaksanaan
Tahap Akhir -Studi Pustaka
-Wawancara awal dengan guru dan peserta didik -Menentukan materi dan sampel
Penyusunan Instrumen Penelitian
Pengolahan Data
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
3.2.3 Tahap Persiapan 3.2.3.1 Studi Pustaka
1. Mengidentifikasi Masalah
Kegiatan penelitian dimulai dengan mengidentifikasi masalah-masalah yang ada di lapangan dan dirasa penting, hangat dan aktual, serta dapat memberikan manfaat kepada lingkungan sekitar jika diteliti.
(12)
39
Muhamad Iqbal Rizki Permana, 2015
EFEKTIVITAS PENERAPAN PENILAIAN KINERJA DENGAN MODEL PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN PEREKAYASAAN SISTEM RADIO DAN TELEVISI DI KELAS XI TEKNIK AUDIO VIDEO 3
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Studi lapangan melalui pengamatan dilakukan untuk mengetahui gambaran umum penelitan yang berkaitan dengan kurikulum yang digunakan, proses pembelajaran yang sedang berlangsung, model penilaian yang digunakan, model pembelajaran yang digunakan, serta sarana dan fasilitas pembelajaran yang mendukung di SMK Negeri 6 Bandung, terutama pada mata pelajaran Perekayasaan Sistem Radio dan Televisi.
2. Merumuskan Masalah dan Membatasi Masalah
Perumusan masalah terkait dengan fokus masalah dan perlu dibatasi pada faktor atau variabel-variabel yang dominan. Faktor atau variabel-variabel tersebut ada yang melatarbelakangi ataupun diakibatkan oleh fokus masalah.
Adapun rumusan masalah dan pembatasan masalah dalam penelitian ini berkaitan dengan penerapan peformance assessment dengan model portofolio pada mata pelajaran Perekayasaan Sistem Radio dan Televisi.
3. Mengumpulkan Landasan Teori
Landasan teori merupakan teori-teori yang mendasari penelitian, baik teori yang berkenaan dengan bidang ilmu yang diteliti maupun metode penelitian. Pengumpulan landasan teori dengan cara studi literatur terhadap beberapa sumber sebagai referensi. Dalam landasan teori dikaji hal-hal yang bersifat empiris dan akurat, serta bersumber dari temuan-temuan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan peformance assessment dengan model portofolio.
4. Merumuskan Hipotesis
Rumusan hipotesis dibuat apabila menggunakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan pengolahan data statistik inferensial. Hal-hal pokok yang ingin diperoleh dari penelitian dirumuskan dalam bentuk hipotesis atau pertanyaan penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan hipotesis deskriptif karena mengambil satu sampel dengan pengujian hipotesis pihak kanan.
5. Menentukan Desain dan Metode Penelitian
Desain penelitian berisi rumusan tentang langkah-langkah penelitian dengan menggunakan pendekatan, metode penelitian, teknik pengumpulan data dan sumber data tertentu serta alasan-alasan mengapa menggunakan metode tersebut.
(13)
3.2.3.2 Wawancara Awal
Wawancara awal dilakukan pada guru di bengkel Teknik Audio Video (TAV) yang mengajar mata pelajaran yang akan diteliti, yaitu Perekayasaan Sistem Radio dan Televisi dan pada beberapa peserta didik kelas XI semester II yang telah belajar materi pada mata pelajaran tersebut. Wawancara awal bertujuan untuk mengetahui persepsi awal dan menguatkan latar belakang masalah penelitian.
1. Menentukan Materi Pelajaran dan Sampel Penelitian
Penentuan materi pelajaran yang akan digunakan untuk menerapkan penilaian dipilih berdasarkan kompetensi dasar pada silabus. Sampel penelitian adalah kelas XI TAV 3 semester II pada program studi Teknik Audio Video.
2. Penyusunan Instrumen Penelitian
Kegiatan pengumpulan data didahului oleh penentuan teknik penelitian, penyusunan dan pengujian instrumen pengumpulan data yang akan digunakan. Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :
1) Lembar tes kognitif berupa soal pilihan ganda sebanyak 22 butir soal yang valid dan memiliki kriteria realibilitas tinggi dan digunakan sebagai soal pretest dan
posttest untuk menilai pengetahuan peserta didik. Dan ditambah dengan lembar
tes esai yang terdiri dari empat soal.
2) Lembar observasi afektif untuk menilai keterampilan sikap peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
3) Lembar observasi penilaian presentasi untuk menilai keterampilan presentasi peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
4) Lembar observasi penilaian tes lisan untuk menilai keterampilan peserta didik ketika dites lisan selama proses pembelajaran berlangsung.
5) Lembar penilaian paper untuk menilai keterampilan hasil karya paper peserta didik.
3.2.3.3 Uji Coba Instrumen
Menurut Sugiyono (2011, hlm. 121) uji validitas adalah ketepatan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Sebelum dilaksanakan uji coba instrumen terhadap lembar tes kognitif, terlebih dahulu dilakukan pengujian kelayakan instrumen penelitian yang disebut dengan expert
(14)
41
Muhamad Iqbal Rizki Permana, 2015
EFEKTIVITAS PENERAPAN PENILAIAN KINERJA DENGAN MODEL PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN PEREKAYASAAN SISTEM RADIO DAN TELEVISI DI KELAS XI TEKNIK AUDIO VIDEO 3
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
judgement. Pengujian kelayakan instrumen dilakukan untuk menilai apakah butir soal
dalam lembar tes kognitif telah sesuai dengan materi, serta telah mencapai indikator yang mencakup tujuan pembelajaran. Sedangkan pengujian kelayakan instrumen terhadap lembar penilaian paper dilakukan untuk menilai apakah kriteria penilaian yang diamati telah sesuai dengan kompetensi inti yang diharapkan. Uji kelayakan instrumen dilakukan dengan menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang kompeten dibidang Radio dan Televisi, kemudian meminta penilaian dan pendapat terhadap kesesuaian dan kelayakan instrumen penelitian. Untuk instrumen penilaian afektif, presentasi, tes asai dan tes lisan diambil dari administrasi guru SMKN 6 Bandung.
Setelah dilakukan expert judgement dan merevisi butir soal pada lembar kognitif, selanjutnya adalah melakukan tahap uji coba instrumen terhadap butir soal pada lembar kognitif sebanyak 25 butir soal pilihan ganda. Tujuannya adalah untuk mengetahui butir soal yang valid dan tidak valid, serta menilai tingkat reliabilitas soal dan tingkat kesukaran soal. Uji coba instrumen tes kognitif dilakukan pada kelas XI TAV 3 semester II di bengkel TAV yang berjumlah 30 orang peserta didik dan belum diberikan materi tentang pemodulasian sinyal gambar analog, serta format dan sistem penyiaran satelit televisi digital. Hasil jawaban akan dihitung dengan rumus statistika penelitian menggunakan Microsoft Excel 2013 dan dianalisis tingkat validitas, reliabilitas, daya beda dan daya sukarnya. Soal yang dinyatakan valid akan dijadikan soal pretest-posttest pada kelas eksperimen dan soal yang tidak valid akan dibuang. Dalam penelitian ini, soal yang valid sebanyak 22 butir soal dari 25 butir soal yang di uji validitasnya.
3.2.3.4 Tahapan Penelitian
Adapun tahapan-tahapan pelaksanaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pretest (Tes Awal)
Sebelum dilakukan treatment, peserta didik terlebih dahulu diberi pretest. Pretest dilakukan untuk mengetahui pengetahuan awal peserta didik. Pretest ini menggunakan instrumen yang telah di uji validitasnya. Pretest dilakukan sebelum diberikan treatment pertama diberikan.
2. Treatment (Perlakuan)
Setelah dilakukan pretest, selanjutnya adalah melakukan treatment yaitu dengan menerapkan penilaian kinerja model portofolio dengan pendekatan ilmiah (Scientific
(15)
Approach) dalam mata pelajaran perekayasaan sistem radio dan televisi. Treatment di
lakukan 4 kali pertemuan dengan memberikan materi pembelajaran kepada peserta didik yang dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 2-3 orang peserta didik setiap kelompok.
Pada kegiatan awal pembelajaran, peserta didik diminta untuk “mengamati”
permasalahan yang diberikan, misalnya mengamati gambar pada televisi digital dan analog. Kemudian peserta didik mengajukan pertanyaan atau “menanya” terhadap hal -hal yang tidak dimengerti dari hasil pengamatan, lalu peserta didik “mengumpulkan
data” dari berbagai sumber mengenai materi yang berhubungan dengan hal yang
ditanyakan, setelah itu data diolah atau “pengolahan data” kemudian disimpulkan “generalisasi” untuk dikomunikasikan dengan cara presentasi, test lisan, tes essay ataupun membuat makalah (paper).
3. Posttest (Tes Akhir)
Setelah dilakukan treatment, kemudian peserta didik kembali diberikan tes dengan soal yang sama pada saat pretest. Nilai hasil posttest ini akan menjadi ukuran efektivitas atau tidaknya penerapan penilaian kinerja dengan model portofolio terhadap peningkatkan kualitas pembelajaran yang berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran perekayasaan sistem radio dan televisi pada materi pemodulasian sinyal gambar analog, serta format dan sistem penyiaran satelit televisi digital.
3.2.3.5 Tahap Akhir
1. Pengolahan Data
Pengolahan data menjelaskan teknik dan langkah-langkah yang ditempuh dalam mengolah atau menganalisis data. Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif, berupa tabel, grafik, profil, bagan atau menggunakan statistik inferensial berupa korelasi, regresi, perbedaan, analisis jalur, statistika penelitian dan lain-lain.
2. Kesimpulan
Hasil analisis data masih berbentuk temuan yang belum diberi makna. Pemberian makna atau arti dari temuan dilakukan melalui interferensi yang dibuat dengan melihat
(16)
43
Muhamad Iqbal Rizki Permana, 2015
EFEKTIVITAS PENERAPAN PENILAIAN KINERJA DENGAN MODEL PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN PEREKAYASAAN SISTEM RADIO DAN TELEVISI DI KELAS XI TEKNIK AUDIO VIDEO 3
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
makna hubungan antara temuan yang satu dengan yang lainnya, antara temuan dengan konteks ataupun dengan kemungkinan penerapannya.
3. Pembuatan Laporan
Pembuatan laporan merupakan wujud nyata penelitian berupa tulisan dan dilengkapi dengan dokumentasi-dokumentasi saat melakukan penerapan teknik penilaian yang digunakan dalam penelitian.
Sedangkan roadmap pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut :
Tabel 3.1 Roadmap Penelitian Tahap
Penelitian
Waktu Penelitian Februari
2015, minggu
ke- :
Maret 2015, minggu ke- :
April 2015, minggu ke-:
Mei 2015, minggu
ke-: 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 Persiapan
Pelaksanaan Akhir
3.3 Variabel dan Paragdigma Penelitian
1. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, variabel bebas yang digunakan adalah penilaian kinerja dengan model portofolio sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar siswa.
2. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian yang digunakan pada penelitian ini bisa dilihat pada gambar 3.2.
(17)
Gambar 3.2 Paradigma Penelitian
Dari gambar 3.2 bisa dilihat, untuk studi awal atau pengamatan awal yang dilakukan oleh peneliti pada kelas 2 TAV 3 adalah mengungkap pengetahuan (kognitif) awal peserta didik dengan cara memberikan pretest. Kemudian peneliti memberikan
treatment (perlakuan) dengan menerapkan penilaian kinerja dengan model portofolio,
aspek yang diungkap adalah aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Aspek kognitif diambil dari nilai posttest dan nilai tugas essay (bahan portofolio), aspek afektif diambil dari sikap belajar peserta didik sehari-hari selama proses pembelajaran seperti bekerja sama dalam kelompok, santun dll., dan untuk aspek psikomotor diambil dari nilai tugas kinerja presentasi, membuat paper dan test lisan.
Untuk tugas kinerja presentasi diambil dua kali penilaian, tugas kinerja test lisan diambil dua kali penilaian dan tugas kinerja membuat paper diambil satu kali penilaian. Tugas-tugas inilah yang dikumpulkan sebagai bahan portofolio untuk penilaian aspek psikomotor. Begitu pula penilaian aspek afektif diambil dua kali penilaian sebagai bahan portofolio untuk menilai sikap peserta didik.
Dari hasil treatment menghasilkan hasil belajar sekaligus hasil penelitian, yang nantinya akan dilihat adanya penigkatan kualitas pembelajaran atau tidak dari aspek
(18)
45
Muhamad Iqbal Rizki Permana, 2015
EFEKTIVITAS PENERAPAN PENILAIAN KINERJA DENGAN MODEL PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN PEREKAYASAAN SISTEM RADIO DAN TELEVISI DI KELAS XI TEKNIK AUDIO VIDEO 3
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kognitif, afektif dan psikomotor dengan indikator lebih dari 85% peserta didik memperoleh hasil belajar diatas atau sama dengan KKM.
3.4 Data dan Sumber Data
1. Data Lokasi
Penelitian akan dilakukan di SMK Negeri 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta, dengan objek penelitian kelas XI Jurusan Teknik Audio Video.
2. Sumber Data
Dalam penelitian ini, berupa hasil pretest dan posttest, hasil tugas kinerja presentasi, tes lisan, membuat paper, tes essay dan nilai sikap selama proses pembelajaran.
3.5 Populasi dan Sampel
1. Populasi
Dalam penelitian ini populasi yang dijadikan objek penelitian adalah kelas XI Teknik Audio Video dengan sifat populasi sebagai populasi terbatas karena memiliki batasan kuantitatif yang terukur jelas.
2. Sampel
Penelitian ini mengambil sampel dengan cara probability sampling dengan jenis
sample random sampling yaitu menentukan kelas yang akan dijadikan sampel dari
populasi dilakukan secara acak.
3.6 Instrumen Penelitian
“Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati” (Sugiyono, 2011, hlm. 102).
Berdasarkan pengertian tersebut, maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibuat sebagai berikut:
1. Lembar Tes Kognitif
Adapun lembar tes kognitif digunakan untuk penilaian dalam aspek kognitif peserta didik yang diberikan pada saat pretest (tes awal) digunakan untuk mengukur
(19)
kemampuan awal peserta didik dan diberikan pada saat posttest (tes akhir) untuk mengukur kemajuan dan peningkatan hasil belajar peserta didik setelah diberikan perlakuan sebanyak empat kali pertemuan/ tatap muka di kelas.
2. Lembar Penilaian Afektif, Presentasi, Tes esai, Tes lisan dan Paper.
Lembar penilaian afektif digunakan untuk menilai sikap peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung, sedangkan lembar penilaian presentasi untuk menilai kemampuan presentasi, tes essay untuk menilai pengetahuan siswa, tes lisan untuk menilai kemampuan tes lisan dan paper digunakan untuk menilai kemampuan membuat karya ilmiah berupa makalah.
3.7 Proses Pengembangan Instrumen
1. Kriteria Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2009, hlm. 4) mengemukakan bahwa data yang diperoleh melalui penelitian adalah data empiris (teramati) yang mempunyai kriteria tertentu, yaitu : Valid, Reliabel dan Obyektif.
Valid menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti (Sugiyono, 2010, hlm. 3). Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Data yang telah terkumpul sebelum diketahui validitasnya dapat diuji melalui pengujian reliabilitas dan obyektivitas. Pada umumnya, data yang valid pasti reliabel dan obyektif.
Reliabel menunjukkan derajat konsistensi data dalam interval waktu tertentu (Sugiyono, 2010, hlm. 3). Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil tes yang tetap. Data yang reliabel belum tentu valid. Sedangkan obyektif berkenaan dengan kesepakatan banyak orang dan data yang obyektif juga belum tentu valid.
2. Uji Instrumen Penelitian a. Uji Validitas Instrumen
Perhitungan validitas instrumen dalam penelitian menggunakan korelasi product
(20)
47
Muhamad Iqbal Rizki Permana, 2015
EFEKTIVITAS PENERAPAN PENILAIAN KINERJA DENGAN MODEL PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN PEREKAYASAAN SISTEM RADIO DAN TELEVISI DI KELAS XI TEKNIK AUDIO VIDEO 3
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Arikunto, 2010, hlm. 213) Keterangan : = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y,
dua variabel yang dikorelasikan
= Jumlah skor tiap peserta didik pada item soal = Jumlah skor total seluruh peserta didik n = Jumlah sampel penelitian
Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi yang menunjukkan nilai validitas ditunjukkan oleh tabel 3.2 berikut :
Tabel 3.2 Kriteria Validitas Soal
(Arikunto, 2010, hlm. 160) Setelah diketahui koefisien korelasi, selanjutnya dilakukan uji signifikansi untuk mengetahui validitas setiap item soal. Uji signifikansi dihitung dengan menggunakan uji
t dengan rumus:
t
hitung=
(Sugiyono, 2009, hlm. 230) Keterangan:
t
hitung = Hasil perhitungan uji signifikansi
r
xy = Koefisien korelasi antara variable X dan variable Y,dua variabel yang dikorelasikan n = Jumlah sampel penelitian
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,81 – 1,00 Sangat Tinggi
0,61 – 0,80 Tinggi 0,41 – 0,60 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah
(21)
Hasil perolehan thitung dibandingkan dengan ttabel pada derajat kebebasan (dk)= n-2
dan taraf signifikansi ( Apabila thitung>ttabel, maka item soal dinyatakan valid.
Dan apabila thitung<ttabel maka item soal dinyatakan tidak valid.
b. Pengujian Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk menguji ketepatan alat dalam mengukur apa yang akan diukur.
Untuk mengukur reliabilitas item pertanyaan dengan skor 1 dan 0 digunakan rumus K-R 20 (Kuder-Richardson) yaitu:
(Arikunto, 2010, hlm. 231)
Keterangan ;
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau soal Vt = Varians total
P = Proporsi subjek yang menjawab benar pada item soal q = 1-p
Kemudian, harga varians total (Vt) dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :
(Arikunto, 2010, hlm. 227) Keterangan:
= Jumlah skor total N = Jumlah responden
S = Standar Deviasi
S2 = Varians, selalu ditulis dalam bentuk kuadrat, karena standar deviasi kuadrat
Dari hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai dari tabel product
moment. Jika r11> rtabel maka instrumen tersebut reliabel sehingga dapat digunakan bagi
(22)
49
Muhamad Iqbal Rizki Permana, 2015
EFEKTIVITAS PENERAPAN PENILAIAN KINERJA DENGAN MODEL PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN PEREKAYASAAN SISTEM RADIO DAN TELEVISI DI KELAS XI TEKNIK AUDIO VIDEO 3
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun interpretasi derajat reliabilitas instrumen ditujukkan oleh tabel 3.3 sebagai berikut:
Tabel 3.3Kriteria Reliabilitas Soal Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,81 – 1,00 Sangat Tinggi 0,61 – 0,80 Tinggi
0,41 – 0,60 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat Rendah
(Arikunto, 2010, hlm. 75) c. Daya Pembeda
Arikunto (2010, hlm. 211) mengemukakan bahwa “Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan peserta didik yang berkemampuan tinggi (pandai) dengan peserta didik berkemampuan rendah (bodoh).”
Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Indeks diskriminasi (daya pembeda) berkisar antara 0,00 sampai 1,00.
Untuk mengetahui daya pembeda pada soal perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mengurutkan skor total masing-masing siswa dari yang tertinggi sampai yang terendah.
2. Membagi dua kelompok yaitu kelompok atas dan kelompok bawah.
3. Menghitung soal yang dijawab benar dari masing-masing kelompok pada butir soal.
4. Mencari daya pembeda (D) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
D =
(Arikunto, 2010, hlm. 213) Keterangan: D = Daya pembeda
= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
= Banyaknya peserta tes kelompok atas = Banyaknya peserta tes kelompok bawah
(23)
Adapun kriteria indeks daya pembeda dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai berikut :
Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda Indeks Daya Pembeda Klasifikasi
0,00 – 0,20 Jelek 0,21 – 0,40 Cukup 0,41 – 0,70 Baik 0,71 – 1,00 Baik Sekali
Negatif Tidak Baik, Harus Dibuang
(Arikunto, 2010, hlm. 218) d. Tingkat Kesukaran
Menurut Arikunto (2010, hlm. 208) bahwa “Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut mudah atau sukar.”
Indeks kesukaran (difficulty index) adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal. Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal digunakan persamaan:
P =
(Arikunto, 2010, hlm. 208) Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks kesukaran diklasifikasikan sesuai dengan tabel 3.5 sebagai berikut : Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran Klasifikasi 0,00 0,30 Soal Sukar 0,31 – 0,70 Soal Sedang 0,71 – 1,00 Soal Mudah
(24)
51
Muhamad Iqbal Rizki Permana, 2015
EFEKTIVITAS PENERAPAN PENILAIAN KINERJA DENGAN MODEL PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN PEREKAYASAAN SISTEM RADIO DAN TELEVISI DI KELAS XI TEKNIK AUDIO VIDEO 3
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.8 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Dalam melaksanakan penelitian ini ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan, diantaranya sebagai berikut :
1. Observasi (Pengamatan)
Setelah melakukan studi literatur untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penilaian kinerja dengan model portofolio dalam implementasi kurikulum 2013 dengan memanfaatkan literatur yang sesuai dengan penelitian ini, yaitu dengan cara
membaca, mempelajari, menela’ah, mengutip pendapat dari berbagai sumber berupa
buku, diktat, skripsi, internet dan sumber lainnya.
Selanjutnya adalah melakukan studi pendahuluan dengan observasi langsung ke lokasi penelitian, yaitu SMK Negeri 6 Bandung. Adapun hal-hal yang diamati berkaitan dengan kurikulum yang dipakai, model penilaian yang diterapkan oleh guru, kegiatan pembelajaran, pendekatan pembelajaran, model pembelajaran serta media pembelajaran yang digunakan pada mata pelajaran Perekayasaan Sistem Radio dan Televisi.
2. Tes Uji Kognitif
Penelitian ini menggunakan tes hasil prestasi belajar peserta didik, berupa tes objektif berbentuk pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban dan tes essay untuk mengetahui hasil prestasi belajar peserta didik pada ranah kognitif.
3. Lembar Observasi Penilaian Afektif, Penilaian Presentasi, Penilaian Tes lisan dan Penilaian Paper
Digunakan untuk menilai sikap dan keterampilan peserta didik pada kelas eksperimen selama proses pembelajaran dengan menggunakan penilaian kinerja dengan model portofolio.
Untuk lebih ringkasnya mengenai teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dapat dilihat pada tabel 3.6.
Tabel 3.6 Teknik Pengumpulan Data N
o
Teknik Instrumen Jenis Data Sumber Data
1 Studi Literatur - Teori-teori yang berhubungan dengan penelitian
Buku-buku referensi, skripsi
(25)
dan internet 2 Studi
Pendahuluan
- Kegiatan pembelajaran, model penilaian, metode pembelajaran.
Proses pembelajaran, guru mata pelajaran 3 Tes Uji Kognitif Soal
pretest, tes esai dan posttest
Hasil prestasi belajar peserta didik ranah kognitif pada kelas eksperimen
Peserta didik
4 Lembar Observasi Afektif dan Penilaian Kinerja psentasi, tes lisan dan paper
Lembar Observasi
Keterampilan belajar peserta didik ranah afektif dan psikomotor pada kelas eksperimen
Peserta didik
3.9 Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Kognitif
Pengolahan data merupakan bagian penting dalam metode ilmiah karena dengan mengolah data tersebut dapat memberikan hasil untuk pemecahan masalah penelitian. Data diperoleh melalui soal tes uji kognitif pada tes awal (pretest), tes esai hingga tes akhir (posttest), serta diperoleh dari lembar observasi afektif dan psikomotor pada kelas eksperimen.
Sebelum mengolah data, adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Memeriksa hasil tes awal, tes esai dan tes akhir setiap peserta didik, sekaligus memberi skor pada lembar jawaban untuk pretest dan posttest, dimana soal dijawab salah diberi skor 0 (nol) dengan pedoman pada kunci jawaban kemudian memberikan skor mentah pada skala 0 sampai dengan 100 pada hasil jawaban peserta didik. Pemberian skor terhadap jawaban peserta didik berdasarkan butir soal yang dijawab benar oleh peserta didik. Dan untuk tes esai diberi skor tiap butir soal sesuai bobot soal yang jika dijumlahkan menghasilkan 100. Setelah penskoran tiap butir jawaban, selanjutnya adalah menjumlahkan skor yang diperoleh oleh masing-masing peserta didik dan mengkonversinya dalam bentuk nilai dengan rumus berikut:
(26)
53
Muhamad Iqbal Rizki Permana, 2015
EFEKTIVITAS PENERAPAN PENILAIAN KINERJA DENGAN MODEL PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN PEREKAYASAAN SISTEM RADIO DAN TELEVISI DI KELAS XI TEKNIK AUDIO VIDEO 3
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Menghitung Gain Ternormalisasi
Untuk menentukan tingkat efektivitas pembelajaran dengan menerapkan penilaian kinerja dengan model portofolio, dilakukan dengan menghitung nilai gain ternormalisasi yang diperoleh dari data skor pretest dan posttest yang kemudian diolah untuk menghitung rata-rata gain normalisasi.
Rata-rata gain normalisasi dapat dihitung menggunakan rumus berikut :
<g> =
(Savinainen & Scott, 2002, hlm. 45) Keterangan:
<g> = Rata-rata gain normalisasi T1 = Pretest
T2 = Posttest
Sm = Skor Maksimal
Tabel .7 Kriteria Gain Normalisasi
Batas Kategori
g > 0,7 Tinggi / Sangat Efektif
0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang / Efektif
g < 0,3 Rendah / Kurang Efektif
(Savinainen & Scott, 2002, hlm. 45) c. Menganalisa data dengan tujuan untuk menguji asumsi-asumsi statistik
1) Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi normal atau tidak (Sugiyono, 2009, hlm. 79). Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametris.
Statistik parametris bekerja berdasarkan asumsi bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis berdasarkan distribusi normal. Oleh karena itu, kenormalan data harus diuji terlebih dahulu. Pengujian normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan Chi Kuadrat (χ²).
(27)
Pengujian data dengan (χ²) dilakukan dengan membandingkan kurve normal yang terbentuk dari data yang telah terkumpul (B) dengan kurva normal baku/standar (A). Jadi membandingkan antara (A : B). Bila B tidak berbeda signifikan dengan A, maka B merupakan data yang terdistribusi normal. Seperti pada gambar 3.3, bahwa kurva normal baku yang luasnya mendekati 100% itu dibagi menjadi 6 bidang berdasarkan simpangan bakunya, yaitu tiga bidang dibawah rata-rata (mean) dan tiga bidang diatas rata-rata. Luas 6 bidang dalam kurva normal baku adalah: 2,27%; 13,53%; 34,13%; 34,13%; 13,53%; 2,27% (A).
Gambar 3.3 Kurva Baku Normal Uji Normalitas
Adapun langkah-langkah yang diperlukan adalah (Sugiyono, 2009, hlm. 80): a) Menghitung rentang skor (r)
r = skor tertinggi-skor rendah
b) Menentukan banyak kelas interval (k/BK)
Jumlah kelas interval ditetapkan = 6 sesuai dengan Kurva Normal Baku. k/BK= 1+ 3,3 log n ; n= Jumlah sampel penelitian
c) Menentukan panjang kelas interval (PK)
d) Membuat distribusi fh (frekuensi yang diharapkan)
Menghitung fh didasarkan pada presentasi luas setiap bidang kurva normal dikalikan jumlah data observasi (jumlah individu sampel).
e) Menghitung mean (rata-rata X )
i i i
F X F X
; Fi= Frekuensi interval ; Xi= Titik tengah kelas interval f) Mengitung simpangan baku / Standar deviasi (S/ SD)
1
2
n X X F
(28)
55
Muhamad Iqbal Rizki Permana, 2015
EFEKTIVITAS PENERAPAN PENILAIAN KINERJA DENGAN MODEL PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN PEREKAYASAAN SISTEM RADIO DAN TELEVISI DI KELAS XI TEKNIK AUDIO VIDEO 3
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
g) Tentukan batas bawah kelas interval (χin) dengan rumus :
(χin) = Bb-0.5 dan Ba + 0.5 kali desimal yang digunakan interval kelas
Dimana : Bb = batas bawah interval dan Ba= batas atas interval kelas. h) Menghitung harga baku (Z)
1,2 ( ) i x x Z SD
; x1,2= Batas atas/ batas bawah
i)Menghitung luas daerah tiap-tiap interval (l)
Li = L1– L2 ; L1 = Nilai peluang baris atas ; L2 = Nilai peluang baris bawah
j)Menghitung frekuensi expetasi/ frekuensi yang diharapkan (ei)
ei =
L
i.
f
i ; Li= Luas interval ; Σ fi= Jumlah frekuensi interval
k) Menghitung Chi-kuadrat (x)
χ2 =
i i ie
e
f
.
2(Sugiyono, 2009, hlm. 82)
l)Membandingkan χ2 hitung dengan χ2tabel dengan ketentuan sebagai berikut :
Apabila χ2
hitung < χ2tabel berarti data berdistribusi normal.
m) Menghitung tabel uji normalitas
Tabel 3.8 Tabel Uji Normalitas No Kelas
interval Fi
BK Zhitung Ztabel
ι Ei
1 2 1 2 1 2
n) Membandingkan nilai χ2hitung yang didapat dengan nilai χ2tabel pada derajat
kebebasan dk = k – 1 dan taraf kepercayaan 5% o) Kriteria pengujian
Jika χ2hitung< χ2tabel maka disimpulkan data berdistribusi normal.
2) Uji Hipotesis Penelitian
Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data nilai hasil peserta didik, yaitu ketercapaian nilai KKM. untuk sampel independen (tidak berkorelasi) dengan jenis data interval menggunakan uji t-test.
(29)
Jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis deskriptif. Dimana Ha berbunyi lebih besar (>) dan H0 berbunyi lebih kecil atau sama dengan (≤),
uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji pihak kanan.
Rumusan t-test yang digunakan untuk menguji hipotesis deskritif satu sampel ditunjukan pada Rumus dibawah ini:
t
=
(Sugiyono, 2013, hlm. 236) Keterangan :
t = nilai t yang di hitung
x = nilai rata-rata
µo = nilai yang di hipotesiskan
s
= simpangan baku sampel n = jumlah anggota sampelKriteria pengujian adalah thitung > dimana didapat dari daftar
normal baku, maka Ha diterima dan H0 ditolak. Tetapi sebaliknya jika thitung≤
maka Ha ditolak dan H0 diterima.
2. Analisis Data Afektif
Data hasil belajar afektif dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Tujuan analisis data ranah afektif adalah sebagai berikut : a. Untuk mendapatkan umpan balik (feedback)
b. Untuk mengetahui tingkat perubahan tingkah laku peserta didik
c. Untuk menempatkan peserta didik dalam situasi belajar-mengajar yang tepat d. Untuk mengenal latar belakang kegiatan belajar dan kelainan tingkah laku
peserta didik
Penelitian ini menggunakan Skala Likert untuk mengukur ranah afektif. Sugiyono (2010, hlm. 93) mengemukakan bahwa :
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social. Skala ini menggunakan respon
(30)
57
Muhamad Iqbal Rizki Permana, 2015
EFEKTIVITAS PENERAPAN PENILAIAN KINERJA DENGAN MODEL PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN PEREKAYASAAN SISTEM RADIO DAN TELEVISI DI KELAS XI TEKNIK AUDIO VIDEO 3
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang dikategorikan dalam empat macam kategori jawaban yaitu: Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), Kurang (K).
Adapun konversi jawaban kedalam hitungan kuantitatif untuk mengukur ranah afektif dapat dilihat pada tabel 3.9 sebagai berikut :
Tabel 3.9 Konversi Skala Likert
Jawaban Skor
Sangat Baik (SB) 4
Baik (B) 3
Cukup (C) 2
Kurang (K) 1
3. Analisis Data Psikomotor
Data hasil belajar psikomotor dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut
:
Menurut Arikunto, S. (2010, hlm. 180) pengukuran ranah psikomotor dilakukan terhadap hasil-hasil belajar yang berupa penampilan.
(31)
Muhamad Iqbal Rizki Permana, 2015
EFEKTIVITAS PENERAPAN PENILAIAN KINERJA DENGAN MODEL PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian yang telah diperoleh dan dianalisis, dapat disimpulkan bahwa penerapan penilaian kinerja dengan model portofolio efektif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran pada kelas 2 Teknik Audio Video 3 dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor pada materi pemodulasian sinyal gambar analog, serta format dan sistem penyiaran satelit televisi digital. Peningkatan kualitas pembelajaran peserta didik dalam aspek kogtinif, afektif dan psikomotor ditinjau dari perolehan nilai hasil belajar peserta didik, yaitu lebih dari 85% peserta didik memperoleh nilai diatas atau sama dengan nilai KKM.
5.2 Saran
Dalam penerapan penilaian kinerja dengan model portofolio ini perlu adanya penyempurnaan-penyempurnaan diantaranya sebagai berikut :
1. Bagi peneliti lain yang tertarik untuk menerapkan penilaian kinerja dengan model portofolio dapat mengaplikasikannya pada mata pelajaran lainnya selain Perekayasaan Sistem Radio dan Televisi.
2. Bagi guru, penerapan penilaian kinerja dengan model portofolio dapat diimplementasikan pada proses pembelajaran/ kegiatan belajar mengajar di dalam maupun di luar kelas.
3. Penerapan penilaian kinerja dengan model portofolio dapat diterapkan pada seluruh peserta didik, tidak hanya di tingkat dua saja (kelas XI untuk SMK/ sederajat).
4. Bagi sekolah, penerapan penilaian kinerja dengan model portofolio ini dapat dijadikan sebagai salah satu model penilaian yang dapat menunjang pengembangan implementasi Kurikulum 2013.
(32)
Muhamad Iqbal Rizki Permana, 2015
EFEKTIVITAS PENERAPAN PENILAIAN KINERJA DENGAN MODEL PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN PEREKAYASAAN SISTEM RADIO DAN TELEVISI DI KELAS XI TEKNIK AUDIO VIDEO 3
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Airasian,Peter.W. (1991). Classroom assessment. USA: McGraw-Hill.
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pedekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Ballew, H. (1967).Discovery learning and critical thinking in alegbra. Alegbra:The University Of North Carolina Press.
Darsono P, & Siswandoko Tjatjuk. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia Abad
21. Jakarta: Nusantara Consulting.
Fajar Arnie. (2005). Portofolio dalam pembelajaran IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Fook, C. Y. &, & Sidhu, G. K. (2010). Authentic assessment and pedagogical strategies in higher education. Journal of Social Sciences, 6(2), hlm. 153-161.
Frey, B. B., Schmitt, V. L., & Allen, J. P. (2012). Defining authentic classroom assessment. Practical Assessment, Research and Evaluation,17(2), hlm. 1-18. Hutabarat, O. R. (2004). Model-model penilaian berbasis kompetensi PAK. Bandung:
Bina Media Informasi.
Iryanti, Puji. (2004). Penilaian unjuk kerja. Yogyakarta: Depdiknas Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2002). Jakarta: Depdiknas.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Konsep pendekatan scientific. Jakarta: Depdikbud.
Mahmudah, S. (2000). Penerapan penilaian kinerja siswa (performance assessment)
pada pembelajaran sub konsep jaringan hewan. (Tesis). Sekolah Pascasarjana,
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Mahmudi. (2005). Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: YKPN.
Majid, A. (2006). Perencanaan pembelajaran mengembangkan standar kompetensi
guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muslich, Masnur. (2011). Authentic assessment: penilaian berbasis kelas dan
(33)
Mardianah, Mirnah. (2014). Penggunaan performance assessment (penilaian kinerja)
pada pembelajaran biologi dengan kurikulum 2013. (Skripsi). Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Tangerang. Popham, W. (1995). Classroom assessment. Boston: Allyn and Bacon.
Departemen Pendidikan Nasional. (2013). Implementasi kurikulum garuda nomor 81A. Jakarta: Depdiknas.
Palm, T. (2008). Performance assessment and authentic assessment: a conceptual analysis of the literature.Practical Assessment, Research and Evaluation,13(4), hlm. 1-11.
Riadi, Muchlisin. (2012). Penilaian kinerja (peformance assessment). [Online]. Diakses dari www.kajianpustaka.com/2012/11/penilaian-kinerja-peformance-assessment.html
Sofyan, A. dkk. (2006). Evaluasi pembelajaran IPA berbasis kompetensi. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, Cetakan 1.
Sudijono, Anas. (2013). Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: Rajawali Press, Edisi 1.
Sudjana, N. (2011). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sudjana, N. (2010). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Slameto. (2012). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta, Cetakan 5.
Savinainen, A. & P. Scott. (2002). The force concept inventory: a tool for monitoring student learning. Physics Education37(1), hlm. 45-52.
Sugiyono. (2009). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif dan
R&D) . Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif dan
(34)
Muhamad Iqbal Rizki Permana, 2015
EFEKTIVITAS PENERAPAN PENILAIAN KINERJA DENGAN MODEL PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN PEREKAYASAAN SISTEM RADIO DAN TELEVISI DI KELAS XI TEKNIK AUDIO VIDEO 3
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sugiyono. (2013). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan kombinasi. Bandung: Alfabeta.
Sudjiono, A. (2004). Metode penelitian pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Susanto, Astrid S. (1975). Pendapat Umum. Bandung: Bina Cipta.
Stiggin, R.J. (1994). Student-centered classroom assessment. New York: Macmillan College Publishing Company.
Triyani, Dahlia Nur. (2014). Analisis penilaian portofolio dalam model pembelajaran
inkuiri terbimbing pada pembelajaran kimia. (Skripsi). Pendidikan Kimia
(1)
56
Muhamad Iqbal Rizki Permana, 2015
EFEKTIVITAS PENERAPAN PENILAIAN KINERJA DENGAN MODEL PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN PEREKAYASAAN SISTEM RADIO DAN TELEVISI DI KELAS XI TEKNIK AUDIO VIDEO 3
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis deskriptif. Dimana Ha berbunyi lebih besar (>) dan H0 berbunyi lebih kecil atau sama dengan (≤),
uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji pihak kanan.
Rumusan t-test yang digunakan untuk menguji hipotesis deskritif satu sampel ditunjukan pada Rumus dibawah ini:
t
=
(Sugiyono, 2013, hlm. 236) Keterangan :
t = nilai t yang di hitung
x = nilai rata-rata
µo = nilai yang di hipotesiskan
s
= simpangan baku sampeln = jumlah anggota sampel
Kriteria pengujian adalah thitung > dimana didapat dari daftar
normal baku, maka Ha diterima dan H0 ditolak. Tetapi sebaliknya jika thitung≤
maka Ha ditolak dan H0 diterima.
2. Analisis Data Afektif
Data hasil belajar afektif dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Tujuan analisis data ranah afektif adalah sebagai berikut :
a. Untuk mendapatkan umpan balik (feedback)
b. Untuk mengetahui tingkat perubahan tingkah laku peserta didik
c. Untuk menempatkan peserta didik dalam situasi belajar-mengajar yang tepat
d. Untuk mengenal latar belakang kegiatan belajar dan kelainan tingkah laku peserta didik
Penelitian ini menggunakan Skala Likert untuk mengukur ranah afektif. Sugiyono (2010, hlm. 93) mengemukakan bahwa :
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social. Skala ini menggunakan respon
(2)
57
Muhamad Iqbal Rizki Permana, 2015
EFEKTIVITAS PENERAPAN PENILAIAN KINERJA DENGAN MODEL PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN PEREKAYASAAN SISTEM RADIO DAN TELEVISI DI KELAS XI TEKNIK AUDIO VIDEO 3
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang dikategorikan dalam empat macam kategori jawaban yaitu: Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), Kurang (K).
Adapun konversi jawaban kedalam hitungan kuantitatif untuk mengukur ranah afektif dapat dilihat pada tabel 3.9 sebagai berikut :
Tabel 3.9 Konversi Skala Likert
Jawaban Skor
Sangat Baik (SB) 4
Baik (B) 3
Cukup (C) 2
Kurang (K) 1
3. Analisis Data Psikomotor
Data hasil belajar psikomotor dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut
:
Menurut Arikunto, S. (2010, hlm. 180) pengukuran ranah psikomotor dilakukan terhadap hasil-hasil belajar yang berupa penampilan.
(3)
Muhamad Iqbal Rizki Permana, 2015
EFEKTIVITAS PENERAPAN PENILAIAN KINERJA DENGAN MODEL PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN PEREKAYASAAN SISTEM RADIO DAN TELEVISI DI KELAS XI TEKNIK AUDIO VIDEO 3
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
95
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian yang telah diperoleh dan dianalisis, dapat disimpulkan bahwa penerapan penilaian kinerja dengan model portofolio efektif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran pada kelas 2 Teknik Audio Video 3 dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor pada materi pemodulasian sinyal gambar analog, serta format dan sistem penyiaran satelit televisi digital. Peningkatan kualitas pembelajaran peserta didik dalam aspek kogtinif, afektif dan psikomotor ditinjau dari perolehan nilai hasil belajar peserta didik, yaitu lebih dari 85% peserta didik memperoleh nilai diatas atau sama dengan nilai KKM.
5.2 Saran
Dalam penerapan penilaian kinerja dengan model portofolio ini perlu adanya penyempurnaan-penyempurnaan diantaranya sebagai berikut :
1. Bagi peneliti lain yang tertarik untuk menerapkan penilaian kinerja dengan model portofolio dapat mengaplikasikannya pada mata pelajaran lainnya selain Perekayasaan Sistem Radio dan Televisi.
2. Bagi guru, penerapan penilaian kinerja dengan model portofolio dapat
diimplementasikan pada proses pembelajaran/ kegiatan belajar mengajar di dalam maupun di luar kelas.
3. Penerapan penilaian kinerja dengan model portofolio dapat diterapkan pada seluruh peserta didik, tidak hanya di tingkat dua saja (kelas XI untuk SMK/ sederajat).
4. Bagi sekolah, penerapan penilaian kinerja dengan model portofolio ini dapat
dijadikan sebagai salah satu model penilaian yang dapat menunjang pengembangan implementasi Kurikulum 2013.
(4)
Muhamad Iqbal Rizki Permana, 2015
EFEKTIVITAS PENERAPAN PENILAIAN KINERJA DENGAN MODEL PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN PEREKAYASAAN SISTEM RADIO DAN TELEVISI DI KELAS XI TEKNIK AUDIO VIDEO 3
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Airasian,Peter.W. (1991). Classroom assessment. USA: McGraw-Hill.
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pedekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Ballew, H. (1967).Discovery learning and critical thinking in alegbra. Alegbra:The University Of North Carolina Press.
Darsono P, & Siswandoko Tjatjuk. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia Abad
21. Jakarta: Nusantara Consulting.
Fajar Arnie. (2005). Portofolio dalam pembelajaran IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Fook, C. Y. &, & Sidhu, G. K. (2010). Authentic assessment and pedagogical strategies in higher education. Journal of Social Sciences, 6(2), hlm. 153-161.
Frey, B. B., Schmitt, V. L., & Allen, J. P. (2012). Defining authentic classroom assessment. Practical Assessment, Research and Evaluation,17(2), hlm. 1-18. Hutabarat, O. R. (2004). Model-model penilaian berbasis kompetensi PAK. Bandung:
Bina Media Informasi.
Iryanti, Puji. (2004). Penilaian unjuk kerja. Yogyakarta: Depdiknas Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2002). Jakarta: Depdiknas.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Konsep pendekatan scientific. Jakarta: Depdikbud.
Mahmudah, S. (2000). Penerapan penilaian kinerja siswa (performance assessment)
pada pembelajaran sub konsep jaringan hewan. (Tesis). Sekolah Pascasarjana,
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Mahmudi. (2005). Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: YKPN.
Majid, A. (2006). Perencanaan pembelajaran mengembangkan standar kompetensi
guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muslich, Masnur. (2011). Authentic assessment: penilaian berbasis kelas dan
(5)
Muhamad Iqbal Rizki Permana, 2015
EFEKTIVITAS PENERAPAN PENILAIAN KINERJA DENGAN MODEL PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN PEREKAYASAAN SISTEM RADIO DAN TELEVISI DI KELAS XI TEKNIK AUDIO VIDEO 3
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mardianah, Mirnah. (2014). Penggunaan performance assessment (penilaian kinerja)
pada pembelajaran biologi dengan kurikulum 2013. (Skripsi). Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Tangerang. Popham, W. (1995). Classroom assessment. Boston: Allyn and Bacon.
Departemen Pendidikan Nasional. (2013). Implementasi kurikulum garuda nomor 81A. Jakarta: Depdiknas.
Palm, T. (2008). Performance assessment and authentic assessment: a conceptual analysis of the literature.Practical Assessment, Research and Evaluation,13(4), hlm. 1-11.
Riadi, Muchlisin. (2012). Penilaian kinerja (peformance assessment). [Online]. Diakses
dari
www.kajianpustaka.com/2012/11/penilaian-kinerja-peformance-assessment.html
Sofyan, A. dkk. (2006). Evaluasi pembelajaran IPA berbasis kompetensi. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, Cetakan 1.
Sudijono, Anas. (2013). Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: Rajawali Press, Edisi 1.
Sudjana, N. (2011). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sudjana, N. (2010). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Slameto. (2012). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta, Cetakan 5.
Savinainen, A. & P. Scott. (2002). The force concept inventory: a tool for monitoring student learning. Physics Education37(1), hlm. 45-52.
Sugiyono. (2009). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif dan
R&D) . Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif dan
(6)
Muhamad Iqbal Rizki Permana, 2015
EFEKTIVITAS PENERAPAN PENILAIAN KINERJA DENGAN MODEL PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN PEREKAYASAAN SISTEM RADIO DAN TELEVISI DI KELAS XI TEKNIK AUDIO VIDEO 3
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sugiyono. (2013). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan kombinasi. Bandung: Alfabeta.
Sudjiono, A. (2004). Metode penelitian pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Susanto, Astrid S. (1975). Pendapat Umum. Bandung: Bina Cipta.
Stiggin, R.J. (1994). Student-centered classroom assessment. New York: Macmillan College Publishing Company.
Triyani, Dahlia Nur. (2014). Analisis penilaian portofolio dalam model pembelajaran
inkuiri terbimbing pada pembelajaran kimia. (Skripsi). Pendidikan Kimia