KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH PESERTA DIDIK SMA KELAS XI PADA TOPIK TITRASI ASAM KUAT DENGAN BASA KUAT.

(1)

Farmin, Yolanda. 2014

KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH PESERTA DIDIK SMA KELAS XI PADA TOPIK TITRASI ASAM KUAT DENGAN BASA KUAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA

UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH PESERTA

DIDIK SMA KELAS XI PADA TOPIK TITRASI ASAM KUAT

DENGAN BASA KUAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia

oleh : Yolanda Farmin

1000149

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Farmin, Yolanda. 2014

KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH PESERTA DIDIK SMA KELAS XI PADA TOPIK TITRASI ASAM KUAT DENGAN BASA KUAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2014

KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA

UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH PESERTA

DIDIK SMA KELAS XI PADA TOPIK TITRASI ASAM KUAT

DENGAN BASA KUAT

Oleh Yolanda Farmin

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

©Yolanda Farmin 2014 Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

Farmin, Yolanda. 2014

KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH PESERTA DIDIK SMA KELAS XI PADA TOPIK TITRASI ASAM KUAT DENGAN BASA KUAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

YOLANDA FARMIN 1000149

KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI PADA TOPIK TITRASI ASAM KUAT DENGAN BASA KUAT SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH PESERTA DIDIK SMA

KELAS XI

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING Pembimbing I

Dr. WawanWahyu, M. Pd NIP. 197111201998021001

Pembimbing II

Drs. Ali Kusrijadi, M. Si NIP. 196706291992031001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI


(4)

Farmin, Yolanda. 2014

KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH PESERTA DIDIK SMA KELAS XI PADA TOPIK TITRASI ASAM KUAT DENGAN BASA KUAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dr. rer. nat. Ahmad Mudzakir. M.Si NIP. 196611211991031002


(5)

Farmin, Yolanda. 2014

KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH PESERTA DIDIK SMA KELAS XI PADA TOPIK TITRASI ASAM KUAT DENGAN BASA KUAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mengkonstruksi LKS pola 5M bermuatan nilai pada topik titrasi asam kuat dengan basa kuat dan menilai kualitas LKS tersebut. Metode yang digunakan adalah rekonstruksi pendidikan. Langkah penelitian yang dilakukan adalah studi kepustakaan, konstruksi produk awal, validasi instrumen, penyusunan skenario pembelajaran, penyusunan pedoman wawancara, dan pengumpulan tanggapan peserta didik berdasarkan ujicoba terbatas. Konstruksi LKS pola 5M bermuatan nilai dikembangkan dengan cara menyisipkan nilai-nilai pada setiap tahapan 5M. Lembar validasi konten dan tahapan LKS pola 5M bermuatan nilai memiliki CVI 0,9545. Lembar validasi tata letak, perwajahan dan tata bahasa LKS pola 5M bermuatan nilai memiliki CVI 0,99. Lembar validasi kesesuaian tujuan pembelajaran dengan komponen LKS memiliki CVI 0,984. Nilai-nilai ilmiah yang dapat dikembangkan dalam LKS pola 5M bermuatan nilai pada topik titrasi asam kuat dengan basa kuat berjumlah 14 nilai yaitu aktif, rasa ingin tahu, kritis, percaya diri, futuristik, ulet, selektif, kreatif, disiplin, mandiri, teliti, jujur, objektif, dan komunikatif. Nilai-nilai yang dikembangkan dalam LKS pola 5M memiliki CVI 0,896. Tanggapan peserta didik yang menjadi subjek penelitian saat ujicoba terbatas terhadap LKS pola 5M bermuatan nilai pada topik titrasi asam kuat dengan basa kuat adalah sangat positif (100%).

Kata Kunci: LKS, Pendekatan Ilmiah, Nilai Ilmiah, Titrasi Asam-Basa

ABSTRACT

The aim of this study was to construct a value-laden student worksheet with 5M steps on strong acid with strong base titration and assess the quality of the worksheet. The method that used in this study was reconstruction of education. Research steps conduct a literature studies, initial product construction, validation instruments, preparation of scenario, preparation of interview guides, and collecting students responses. Construction value-laden worksheet with 5M steps was developed value by inserting the values at each step of 5M. Validaton of contents on value-laden worksheets 5M steps has CVI 0.9545. Validation of construct on value-laden worksheets 5M steps has CVI 0.99. Validation of component and learning objectives on value-laden worksheets has CVI 0.984. Scientific values that can be developed in value-laden worksheets 5M steps on the topic of strong acid with strong base amounts to 14 values. The scientific values are active, curious, critical, self-confident, futuristic, tenacious, selective, creative, disciplined, independent, thorough, honest, objective, and communicative. The values developed in value-laden worksheet 5M steps has CVI 0.896. The response of students about value-laden worksheets 5M steps on the topic of strong acid with strong base titration is very positive (100%).


(6)

Farmin, Yolanda. 2014

KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH PESERTA DIDIK SMA KELAS XI PADA TOPIK TITRASI ASAM KUAT DENGAN BASA KUAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keywords: Student Worksheet (LKS), Scientific Approach, Scientific Value, Acids-Bases Titration


(7)

Farmin, Yolanda. 2014

KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH PESERTA DIDIK SMA KELAS XI PADA TOPIK TITRASI ASAM KUAT DENGAN BASA KUAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN...i

KATA PENGANTAR ...ii

UCAPAN TERIMA KASIH ...iii

ABSTRAK ...iv

DAFTAR ISI...v

DAFTAR TABEL ...vi

DAFTAR GAMBAR ...vii

DAFTAR LAMPIRAN ...viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ...1

B. Identifikas Masalah Penelitian ...6

C. Rumusan Masalah Penelitian ...7

D. Tujuan Penelitian ...7

E. Manfaat/Signifikansi Penelitian ...8

F. Struktur Organisasi Skripsi ...8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Lembar Kerja Siswa (LKS) ...9

B. LKS Sebagai Media ...12

C. Pendekatan Ilmiah ...13

D. LKS Bermuatan Nilai ...22

E. Titrasi Asam Kuat dengan Basa Kuat ...29

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Objek, dan Subjek Penelitian ...33

B. Desain dan Metode Penelitian ...33

C. Definisi Operasional ...35

D. Instrumen Penelitian ...36

E. Prosedur Penelitian ...37

F. Alur Penelitian ...38

G. Teknik Analisis Data...40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ...43

B. Pembahasan...51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...60

B. Saran ...61


(8)

Farmin, Yolanda. 2014

KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH PESERTA DIDIK SMA KELAS XI PADA TOPIK TITRASI ASAM KUAT DENGAN BASA KUAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LAMPIRAN...66

RIWAYAT HIDUP ...187

DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman Tabel 2.1 Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran, Kegiatan Belajar dengan Kompetensi yang Dikembangkan ...21

Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Ahli ...40

Tabel 3.2 Nilai Minimun Conten Validity Ratio (CVR) ...41

Tabel 3.3 Tafsiran Presentase ...42

Tabel 3.4 Kriteria Tanggapan Peserta Didik ...42

Tabel 4.1 Hasil Validasi terhadap Konten LKS Pola 5M Bermuatan Nilai pada Tahap Mengamati ...43

Tabel 4.2 Hasil Validasi terhadap Konten LKS Pola 5M Bermuatan Nilai pada Tahap Menanya ...44

Tabel 4.3 Hasil Validasi terhadap Konten LKS Pola 5M Bermuatan Nilai pada Tahap Mengumpulkan Data ...44

Tabel 4.4 Hasil Validasi terhadap Konten LKS Pola 5M Bermuatan Nilai pada Tahap Mengasosiasi ...46

Tabel 4.5 Hasil Validasi terhadap Konten LKS Pola 5M Bermuatan Nilai pada Tahap Mengkomunikasikan ...46

Tabel 4.6 Hasil Validasi terhadap Tata Letak LKS Pola 5M Bermuatan Nilai ...47

Tabel 4.7 Hasil Validasi terhadap Perwajahan LKS Pola 5M Bermuatan Nilai ...48

Tabel 4.8 Hasil Validasi terhadap Tata Bahasa LKS Pola 5M Bermuatan Nilai ...48

Tabel 4.9 Hasil Validasi Nilai-Nilai Ilmiah yang Terkait dalam LKS Pola 5M Bermuatan Nilai pada Topik Titrasi Asam Kuat dengan Basa Kuat ...49

Tabel 4.10 Respon Nilai-nilai Terkait yang Dirasakan oleh Peserta Didik ...50

Tabel 4.11 Hasil Tanggapan Peserta Didik terhadap LKS Pola 5M Bermuatan Nilai ...50


(9)

Farmin, Yolanda. 2014

KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH PESERTA DIDIK SMA KELAS XI PADA TOPIK TITRASI ASAM KUAT DENGAN BASA KUAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

Gambar 2.1 Tahapan 5M dalam Pendekatan Ilmiah ...14

Gambar 2.2 Set Alat Titrasi Asam Kuat dengan Basa Kuat ...32

Gambar 2.3 Grafik Titrasi Asam Kuat dengan Basa Kuat...32

Gambar 3.1 Tiga Komponen Rekonstruksi ...33

Gambar 3.2 Langkah-langkah Konstruksi Struktur Konten untuk Pembelajaran ...34

Gambar 3.2 Pola Pengembangan Exploratory Design ...35


(10)

Farmin, Yolanda. 2014

KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH PESERTA DIDIK SMA KELAS XI PADA TOPIK TITRASI ASAM KUAT DENGAN BASA KUAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

No. Gambar Halaman

1.1 Lembar Validasi Konten dan Tahapan LKS Pola 5M Bermuatan Nilai. ... 67

1.2 Lembar Validasi LKS Pola 5M Bermuatan Nilai terhadap Tata Letak, Perwajahan, dan Tata Bahasa LKS ...70

1.3 Lembar Validasi Nilai-nilai Ilmiah yang Terkait pada Tahapan-tahapan LKS Pola 5M Bermuatan Nilai ...72

1.4 Pedoman Wawancara Peserta Didik ...81

1.5 LKS Pola 5M Bermuatan Nilai Sebelum Direvisi ...82

1.6 Kunci Jawaban LKS Pola 5M Bermuatan Nilai Sebelum Direvisi ...94

2.1 Pengolahan Data Lembar Validasi Konten dan Tahapan LKS Pola 5M Bermuatan Nilai ...103

2.2 Pengolahan Data Lembar Validasi LKS Pola 5M Bermuatan Nilai terhadap Tata Letak, Perwajahan, dan Tata Bahasa LKS ...107

2.3.1 Pengolahan Data Lembar Validasi Nilai-nilai Ilmiah yang Terkait pada Tahapan-tahapan LKS Pola 5M Bermuatan Nilai Bagian Kesesuaian Tujuan Pembelajaran dengan Komponen LKS...110

2.3.2 Pengolahan Data Lembar Validasi Nilai-nilai Ilmiah yang Terkait pada Tahapan-tahapan LKS Pola 5M Bermuatan Nilai Bagian Kesesuaian Nilai dengan Komponen LKS ...116

2.4 Tujuan Pembelajaran, Komponen LKS serta Nilai Terkait Sebelum dan Sesudah Validasi ...121

2.5 LKS Pola 5M Bermuatan Nilai Sesudah Direvisi...134

2.6 Kunci Jawaban LKS Pola 5M Bermuatan Nilai Sesudah Direvisi ...146

3.1 Skenario Pembelajaran Menggunakan LKS Pola 5M Bermuatan Nilai pada Topik Titrasi Asam Kuat dengan Basa Kuat ...156 3.2 Rubrik Penilaian LKS Pola 5M Bermuatan Nilai pada Topik Titrasi Asam


(11)

Farmin, Yolanda. 2014

KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH PESERTA DIDIK SMA KELAS XI PADA TOPIK TITRASI ASAM KUAT DENGAN BASA KUAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kuat dengan Basa Kuat ...159

3.3 Hasil Optimasi untuk Kelayakan Topik Titrasi Asam Kuat dengan Basa Kuat ...166

3.4 Daftar Pengelompokan Peserta Didik yang Digunakan Sebagai Subjek Penelitian ..167

3.5 Tanggapan/Respon Peserta Didik terhadap LKS Pola 5M Bermuatan Nilai pada Topik Titrasi Asam Kuat dengan Basa Kuat ...168

3.6 LKS Titrasi Asam Basa yang Digunakan Sebelumnya ...169

4.1 Data Validator Dosen dan Guru ...175

4.2 Surat Balik dari SMA Negeri 1 Lembang...180

4.3 Dokumentasi saat Ujicoba Terbatas...181


(12)

Farmin, Yolanda. 2014

KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH PESERTA DIDIK SMA KELAS XI PADA TOPIK TITRASI ASAM KUAT DENGAN BASA KUAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

Pada bagian ini akan diuraikan mengenai latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat/ signifikansi penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

A. Latar Belakang Penelitian

Sejak awal kemerdekaan Indonesia, Pancasila telah ditetapkan sebagai dasar dan falsafah hidup berbangsa dan bernegara. Pancasila memuat nilai-nilai luhur yang harus menjadi dasar dalam menyelenggarakan negara termasuk dalam bidang pendidikan. Butir-butir Pancasila juga tercantum dalam pembukaan UUD 1945, ini menggambarkan bahwa nilai-nilai yang terkandung di dalamnya harus menjadi pedoman dalam kehidupan bangsa Indonesia. Kebijakan pendidikan nasionalpun harus merupakan upaya mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila (Kosasih, 2012).

Sebagaimana tertuang pada Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

UU Sisdiknas diperkuat Kemendikbud yang mengangkat pendidikan karakter dengan penyempurnaan kurikulum yang ada menjadi Kurikulum 2013. Hal ini tertuang dalam Kebutuhan Kompetensi Masa Depan dalam Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum, “Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif dengan mempertimbangkan nilai dan moral Pancasila agar menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab, toleran dalam keberagaman, mampu hidup


(13)

2

dalam masyarakat global, memiliki minat luas dalam kehidupan dan kesiapan untuk bekerja, kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya, dan peduli terhadap lingkungan”. Pelaksanaan pendidikan karakter untuk peserta didik tidak lepas dari kegiatan yang berlangsung di sekolah. Sekolah mencakup semua faktor pedagogis, budaya dan sosial dalam pendidikan karakter anak. Sekolah berperan penting dalam membangun karakter anak dengan cara memfungsikan kekuatan laten dan keterampilan-keterampilan peserta didik (Basaran dalam ÇUBUKÇU, 2012). Peran guru dalam membangun nilai dan karakter peserta didikpun tidak dapat dipisahkan. Sebagaimana yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, menilai, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.

Namun peran guru saat ini lebih menitikberatkan pada pengembangan intelektual atau kognitif semata, sedangkan aspek soft skils atau nonakademik sebagai unsur pembentukan karakter belum diperhatikan secara optimal bahkan cenderung diabaikan (Zubaedi, 2011).

Indikator dari dampak pendidikan yang menekankan aspek kognitif antara lain banyaknya pelanggaran atau kecurangan yang terjadi pada saat pelaksanaan UN. Tiap tahun selalu ada berbagai bentuk kecurangan, seperti membeli kunci jawaban, mencari bocoran soal, guru memberi bantuan peserta didik dengan cara yang tidak

fair, dan lain-lain. Bahkan ada Bupati yang meminta kepada kepala Dinas

Pendidikan dan Kepala Sekolah untuk menyukseskan UN dengan “berbagai cara” (Hidayatullah, 2009). Selain itu dalam keseharian kita sering dihadapkan pada berita-berita yang membuat prihatin. Kasus korupsi, sara, kenakalan remaja, narkoba, dan peristiwa lain yang tidak lagi menunjukkan harga diri sebagai bangsa. Yang lebih memprihatinkan lagi kejadian tersebut hampir merata di semua kalangan masyarakat dan pelakunya kadang adalah orang-orang yang terdidik (Riyanto, 2013).

Maraknya kasus-kasus tersebut, dapat dibenahi dengan pembangunan karakter. Menurut Ellen (dalam Sarumpaet, 2001) pembangunan karakter adalah usaha paling penting yang pernah diberikan kepada manusia. Pembangunan karakter adalah tujuan luar biasa dari sistem pendidikan yang benar. Menurut DeRoche dan


(14)

3

Williams dalam Bajovic et al. (2009) dua tujuan utama mendidik anak-anak dan remaja adalah pengembangan kognitif yang berhubungan dengan prestasi akademik dan pembentukan karakter yang meliputi nilai kepribadian dan kompetensi bermasyarakat.

Sejalan dengan DeRoche dan Williams, Ryan dan Bohlin (dalam ÇUBUKÇU, 2012) mengatakan bahwa pendidikan yang berkarakter akan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan peserta didik dalam membuat keputusan yang tepat, benar dan penuh tanggung jawab. Oleh karena itu di tengah-tengah menurunnya nilai-nilai luhur di kalangan masyarakat, prinsip-prinsip pendidikan untuk membangun etika, nilai, dan karakter peserta didik tetap harus dipegang. Pada Diklat Guru dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013, Departemen Pendidikan dan Kebudayaaan menjelaskan bahwa Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati (observing), menanya (questioning), mengumpulkan data (eksperimenting), mengasosiasi (associating), dan mengkomunikasikan (communicating).

Sebelumnya, pengajaran nilai karakter lebih ditekankan pada beberapa mata pelajaran saja seperti PKn, Agama, dan Bahasa Indonesia. Melalui semangat pendidikan karakter saat ini, salah satu cara untuk menunjang keberhasilannya adalah mengintegrasikan pendidikan karakter pada semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, termasuk mata pelajaran Kimia.

Mata pelajaran kimia sesungguhnya telah terdapat nilai-nilai secara implisit, namun pada kenyataannya peserta didik tidak dapat menerima pesan tersebut karena banyak guru yang tidak mengetahui cara menyampaikan atau menanamkan nilai-nilai tersebut dalam proses pembelajaran (Brady, 2011).

Pendidikan nilai dapat ditanamkan dari guru, orang tua dan siapapun yang berada disekitar peserta didik melalui pesan moral yang disampaikan maupun keteladanan yang dicontohkan. Pendidikan nilai juga dapat dikembangkan sendiri oleh peserta didik berdasarkan strategi-strategi yang telah dirancang oleh guru, orang tua dan siapapun yang berada di sekitar peserta didik (Mulyana, 2004).


(15)

4

Sastrapratedja (dalam Kaswardi, 1993) menyebutkan pendidikan nilai adalah penanaman dan pengembangan nilai-nilai pada diri seseorang. Bila penanaman nilai berupa pemberian petuah-petuah dari guru kepada peserta didik, pengembangan nilai berupa pengondisian pembelajaran oleh guru sehingga nilai pada peserta didik dapat berkembang dengan sendirinya.

Pelajaran kimia terdapat muatan kerja ilmiah yang mengajarkan dan menanamkan sikap ilmiah, seperti jujur, teliti, kerjasama, dan sebagainya. Sikap ilmiah dalam pembelajaran kimia merupakan bagian dari nilai, yaitu nilai ilmiah. Bila penanaman nilai ilmiah dalam pembelajaran kimia terjadi berulang-ulang, maka diharapkan nilai-nilai tersebut dapat terinternalisasi dalam diri peserta didik. Namun dalam pembelajarannya seolah-olah tidak ada muatan penanaman nilai dalam kimia, hal ini disebabkan muatan nilai yang terintegrasi dalam pembelajaran kimia tidak tertulis secara eksplisit dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, bahan ajar maupun media penunjang pembelajaran (Salirawati, 2010). Oleh karena itu perlu adanya optimalisasi pendidikan nilai dalam pendidikan kimia, agar gaung penanaman nilai melalui pembelajaran kimia dapat dirasakan peserta didik.

Dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 yang menuntut pembelajaran berpusat pada peserta didik (student centre) dapat digunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk mempermudah pengembangan nilai-nilai ilmiah peserta didik. Sebagaimana yang dikatakan oleh Rohaeti et al. (2009) salah satu sumber belajar dan media pembelajaran yang dapat membantu peserta didik maupun guru dalam proses pembelajaran adalah LKS. LKS merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dirancang dan dikembangkan sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan pembelajaran yang akan dihadapi. Menurut Surachman (dalam Rohaeti et al., 2009) LKS merupakan jenis hand out yang dimaksudkan untuk membantu peserta didik belajar secara terarah. Cara penyajian materi pelajaran dalam LKS meliputi penyampaian materi secara ringkas dan kegiatan yang melibatkan peserta didik secara aktif misalnya latihan soal, diskusi dan percobaan sederhana.

Berdasarkan Kompetensi Dasar dalam Kurikulum 2013 Kelas XI yaitu “3.11 Menentukan konsentrasi/kadar asam atau basa berdasarkan data hasil titrasi asam basa, dan 4.11 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan titrasi asam-basa”, maka pembelajaran titrasi asam kuat dengan basa kuat


(16)

5

seharusnya dapat mengembangkan nilai-nilai ilmiah peserta didik. Tetapi berdasarkan observasi pada beberapa peserta didik di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung, pembelajaran pada topik ini hanya ditekankan pada perhitungan semata. Padahal materi titrasi asam kuat dengan basa kuat adalah materi yang menarik dan aplikasinya dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Saat dilakukan survei lapangan di beberapa Sekolah Menengah Atas di kota Bandung diketahui bahwa sekolah-sekolah tersebut masih menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk kelas XI. Hal ini menjelaskan bahwa topik titrasi asam kuat dengan basa kuat yang dipelajari di kelas XI semester genap tidak dilakukan praktikum dengan menggunakan LKS dengan pola 5M yang sesuai dengan Kurikulum 2013.

Selain itu, pelaksanaan pembelajaran menggunakan LKS titrasi asam kuat dengan basa kuat yang ada di lapangan ataupun buku paket peserta didik hanya berisi instruksi langsung (cook book) sehingga kurang memberikan pengalaman pada peserta didik untuk bekerja secara ilmiah. Peserta didik tidak dilatih berfikir dan berinisiatif sehingga tidak menantang kemampuan peserta didik karena prosedur percobaan, alat dan bahan sudah tersedia serta kesimpulannya hanya berisikan titik-titik yang harus dilengkapi peserta didik dan peserta didik pun tidak dilatih untuk merumuskan hipotesis (Susiwi, 2009).

Melihat kesenjangan yang terjadi antara tuntutan pemerintah dalam mewujudkan pendidikan karakter, peran sekolah dan guru dalam mewujudkan pendidikan karakter, serta implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran kimia terhadap kenyataan yang terjadi di lapangan, peneliti menganggap penting untuk mengkonstruk LKS pola 5M untuk mengembangkan nilai-nilai ilmiah peserta didik. Peneliti menganggap hal ini merupakan upaya sadar dan terncana untuk membantu guru menyadari nilai-nilai ilmiah yang terkandung dalam suatu materi ajar, sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih bermakna dan guru tidak hanya menyampaikan materi seperti ilmu murni saja. Sehingga peneliti mengambil judul penelitian “Konstruksi LKS Pola 5M Bermuatan Nilai sebagai Media untuk Mengembangkan Nilai-Nilai Ilmiah Peserta Didik SMA Kelas XI pada Topik Titrasi Asam Kuat dengan Basa Kuat”.


(17)

6

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Terkait dengan upaya mewujudkan pendidikan karakter secara konstitusional yang tertuang dalam Kurikulum 2013, yaitu menuntut peserta didik memiliki “kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif dengan mempertimbangkan nilai dan moral Pancasila agar menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab, toleran dalam keberagaman, mampu hidup dalam masyarakat global, memiliki minat luas dalam kehidupan dan kesiapan untuk bekerja, kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya, dan peduli terhadap lingkungan”, dan menekankan pembelajaran kepada dimensi pedagogik modern, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati (observing), menanya (questioning), mengumpulkan data (eksperimenting), mengasosiasi (associating), dan mengkomunikasikan (communicating).

Melalui semangat pendidikan karakter saat ini, salah satu cara untuk menunjang keberhasilannya adalah mengintegrasikan pendidikan karakter pada semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, termasuk mata pelajaran Kimia. Namun peran guru saat ini lebih menitikberatkan pada pengembangan intelektual atau kognitif semata, sedangkan aspek soft skils atau nonakademik sebagai unsur pembentukan karakter belum diperhatikan secara optimal bahkan cenderung diabaikan. Hal ini dikarenakan banyak guru yang tidak mengetahui cara menyampaikan atau menanamkan nilai-nilai tersebut dalam proses pembelajaran.

Salah satu cara mempermudah pelaksanaan Kurikulum 2013 yang menuntut pembentukan karakter dan pembelajaran berpusat pada peserta didik (student centre) adalah dengan menggunakan LKS yang dapat mengembangkan nilai-nilai ilmiah peserta didik. Namunpelaksanaan pembelajaran menggunakan LKS titrasi asam kuat dengan basa kuat yang ada di lapangan ataupun buku paket peserta didik hanya berisi instruksi langsung (cook book) sehingga kurang memberikan pengalaman pada peserta didik untuk bekerja secara ilmiah.


(18)

7

Maka dapat disimpulkan untuk melaksanakan tuntutan pemerintah yang tertuang dalam Kurikulum 2013 dalam pembelajaran kimia pada topik titrasi asam kuat dengan basa kuat dapat dilakukan dengan bantuan media pembelajaran berupa LKS Pola 5M Bermuatan Nilai. Agar penelitian lebih terarah, maka permasalahan pada penelitian dibatasi hal-hal berikut:

1. Materi yang dipilih sebagai konten adalah Titrasi Asam Kuat dengan Basa Kuat yang dipelajari peserta didik SMA kelas XI semester 2.

2. Nilai-nilai yang dikembangkan pada materi ajar titrasi asam kuat dengan basa kuat pada kelas XI SMA adalah nilai-nilai ilmiah.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah “Bagaimana LKS Pola 5M untuk mengembangkan nilai-nilai ilmiah peserta didik SMA kelas XI sebagai media pembelajaran pada topik Titrasi Asam Kuat dengan Basa Kuat?”

Permasalahan yang umum di atas, diuraikan menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana konstruksi LKS pola 5M bermuatan nilai yang dapat mengembangkan nilai-nilai ilmiah bagi peserta didik SMA kelas XI pada topik titrasi asam kuat dengan basa kuat?

2. Nilai-nilai ilmiah apa saja yang dapat dikembangkan melalui LKS pola 5M bermuatan nilai pada topik titrasi asam kuat dengan basa kuat bagi peserta didik SMA kelas XI?

3. Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap LKS pola 5M bermuatan nilai pada topik titrasi asam kuat dengan basa kuat?

D. Tujuan Penelitian

Terkait dengan rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Memperoleh LKS pola 5M bermuatan nilai yang dapat mengembangkan nilai-nilai ilmiah bagi peserta didik SMA kelas XI pada topik titrasi asam kuat dengan basa kuat tervalidasi.


(19)

8

2. Mendefinisikan nilai-nilai ilmiah apa saja yang dapat dikembangkan melalui LKS pola 5M bermuatan nilai pada topik titrasi asam kuat dan basa kuat bagi peserta didik SMA kelas XI.

E. Manfaat/Signifikansi Penelitian 1. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru sebagai media dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada topik titrasi asam kuat dengan basa kuat untuk mengembangkan nilai-nilai peserta didik.

2. Bagi Peneliti

Hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya, baik untuk mengembangkan LKS pola 5M bermuatan nilai pada topik berbeda ataupun digunakan sebagai instrumen penelitian untuk mengetahui pengaruh LKS pola 5M bermuatan nilai dalam mengembangkan nilai ilmiah pada peserta didik.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi ini tersusun atasa lima bab. Bab I (pendahuluan) terdiri atas enam sub bab, meliputi Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah Penelitian, Rumusan Masalah Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat/Signifikansi Penelitian, dan Struktur Organisasi Skripsi.

Bab II (kajian pustaka) menjelaskan materi yang berhubungan dengan penelitian. Materi yang dijabarkan berupa konsep-konsep atau teori-teori dalam bidang yang dikaji, yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS), LKS sebagai Media, LKS Bermuatan Nilai, dan Titrasi Asam Kuat dengan Basa Kuat.

Bab III (metode penelitian) terdiri atas tujuh sub bab, Lokasi, Objek dan Subjek Penelitian, Desain dan Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Prosedur Penelitian, Alur penelitian, serta Teknik Analisis Data.

Bab IV (hasil penelitian dan pembahasan) terdiri atas dua sub bab. Di dalamnya memuat hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai konstruksi LKS pola 5M bermuatan nilai, nilai-nilai ilmiah yang terkait dalam LKS pola 5M bermuatan nilai, serta tanggapan peserta didik terhadap LKS pola 5M bermuatan nilai.


(20)

9

Pada Bab V (kesimpulan dan saran) berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang menjawab secara singkat dan jelas mengenai rumusan masalah penelitian. Selain itu terdapat saran yang dapat digunakan untuk mengembangkan dan meyempurnakan penelitian yang ditujukan kepada penilitian berikutnya.


(21)

Farmin, Yolanda. 2014

KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH PESERTA DIDIK SMA KELAS XI PADA TOPIK TITRASI ASAM KUAT DENGAN BASA KUAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan mengenai lokasi, objek dan subjek penelitian, desain dan metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, prosedur penelitian, alur penelitian, serta teknik analisis data.

A. Lokasi, Objek dan Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan di Kampus Universitas Pendidikan Indonesia dan beberapa Sekolah Menengah Atas di Bandung. Objek penelitian adalah Lembar Kerja Siswa (LKS) Pola 5M Bermuatan Nilai yang dikonstruksi. Dalam penelitian ini dilakukan validasi isi dan validasi konstruk terhadap LKS pola 5M bermuatan nilai oleh 6 orang dosen ahli dan 4 orang guru kimia yang berkompeten sebagai validator. Subjek penelitian adalah 9 orang peserta didik kelas XII IPA yang telah mempelajari topik titrasi asam kuat dengan basa kuat.

B. Desain dan Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan desain penelitian rekonstruksi pendidikan (educational reconstruction). Desain ini merekonstruksi hubungan antara pengetahuan dan fakta sains dengan konsepsi peserta didik saat pembelajaran di kelas. Desain ini terdiri atas tiga komponen (Gambar 3.1) yaitu: (1) Klarifikasi dan Analisis Wacana; (2) Penelitian Belajar Mengajar; dan (3) Implementasi dan Evaluasi; dimana ketiga komponen ini memiliki hubungan yang saling berkaitan (Duit, et al., 2012).

Penelitian Mengajar dan Belajar: Uji Coba Terbatas

LKS Pola 5M Bermuatan Nilai 2

Klarifikasi dan Analisis Wacana: Konstruksi LKS

Pola 5M Bermuatan Nilai 1

Implementasi dan Evaluasi:

Setting Autentik Mengajar dan Belajar di Kelas


(22)

34

Penelitian ini dibatasi pada komponen pertama dan kedua dari desain rekonstruksi pendidikan yaitu klarifikasi dan analisis wacana serta penelitian belajar mengajar. Pada komponen pertama, struktur konten pada bidang tertentu direkonstruksi menjadi struktur konten untuk pembelajaran (Gambar 3.2). Struktur konten sains mungkin tidak dapat secara langsung digunakan sebagai materi pembelajaran. Dalam penelitian ini dikonstruksi struktur konten ilmu/aplikasi kimia menjadi struktur konten kimia yang sederhana dalam pembelajaran di sekolah sehingga dapat diterima oleh peserta didik.

Gambar 3.2 Langkah-langkah Konstruksi Struktur Konten untuk Pembelajaran

Komponen kedua, penelitian belajar dan mengajar merupakan studi empiris dari model rekonstruksi pendidikan terhadap setting pembelajaran di kelas. Komponen ini meninjau perspektif peserta didik dan guru. Komponen ini dapat menggunakan metode penelitian kualitatif seperti wawancara atau pembelajaran pada skala kecil. Dalam penelitian ini dilakukan ujicoba terbatas dan juga wawancara terhadap peserta didik.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixed methods

design. Mixed Methods Design adalah suatu prosedur untuk mengumpulkan,

Gambar 3.1 Tiga Komponen Rekonstruksi

Klarifikasi dan Analisis Wacana

Klarifikasi Materi Subjek dan Konstruksi Didaktik-Pedagogis

Ide Dasar Konten (Struktur Makro)

Struktur Konten Sains (Eksplanasi

Ilmiah)

Struktur Konten Pembelajaran

(Eksplanasi Pedagogis)


(23)

35

menganalisis dan “menggabungkan” metode kuantitatif maupun kualitatif dalam suatu penelitian (Creswell, 2008). Data kualitatif mengenai konstruksi LKS pola 5M didapatkan selama tahap klarifikasi dan analisis wacana, sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil validasi ahli dan respon peserta didik terhadap LKS yang telah dikonstruksi. Untuk menjawab rumusan-rumusan masalah pada Bab I, kedua jenis data ini perlu dianalisis dan dipadukan. Jenis mixed methods design yang digunakan adalah exploratory design (Gambar 3.3) Pada desain ini data kualitatif dikumpulkan terlebih dahulu untuk mengeksplorasi suatu fenomena, baru kemudian dikumpulkan data kuantitatif untuk menjelaskan hubungan yang ditemukan pada data kualitatif (Creswell, 2008).

C. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini, berikut ini penjelasan singkat beberapa istilah yang digunakan dalam peneltian, antara lain:

1. Konstruksi yang dimaksud adalah proses mengubah struktur konten ilmu pengetahuan kimia menjadi struktur konten untuk pembelajaran kimia yang dapat membantu mengembangkan nilai-nilai ilmiah peserta didik (Duit, 2012).

2. Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran yang berisikan pedoman bagi peserta didik untuk melaksanakan kegiatan yang terprogram. Lembaran ini berisi petunjuk, tuntunan pertanyaan dan pengertian agar peserta didik dapat mempeluas serta memperdalam pemahamannya terhadap materi yang dipelajari. Sehingga dapat dikatakan bahwa LKS merupakan salah satu sumber belajar berbentuk lembaran yang berisikan materi secara singkat, tujuan pembelajaran,

Kualitatif (Pengumpulan Data) Kualitatif (Analisis Data)

Kuantitatif (Pengumpulan Data) Kuantitatif (Analisis Data)

Interpretasi Hasil Analisis Data Gambar 3.3 Pola Pengembangan Exploratory Design


(24)

36

petunjuk mengerjakan pertanyan-pertanyaan dan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab peserta didik (Depdiknas, 2004).

3. Pendekatan ilmiah (scientific approach) adalah dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pendekatan ilmiah meliputi mengamati

(observing), menanya (questioning), mengumpulkan data (eksperimenting),

mengasosiasi (associating), dan mengkomunikasikan (communicating) atau

disingkat menjadi 5M (Kemendikbud, 2013).

4. Nilai adalah rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan. Nilai terdiri atas sejumlah sikap dan sejumlah nilai menyusun kepribadian seseorang (Mulyana, 2004; Salirawati, 2010)

5. Nilai-nilai ilmiah adalah nilai yang ada dalam diri peserta didik bila sikap ilmiah dilakukan secara berulang-ulang. Nilai-nilai ilmiah tersebut adalah: 1.Rasa Ingin Tahu 2.Disiplin, 3.Aktif, 4.Jujur, 5.Objektif, 6.Mampu membedakan fakta dan opini, 7.Mandiri, 8.Selektif, 9.Ulet, 10.Teliti, 11.Bertanggung jawab, 12.Kritis, 13.Kreatif, 14.Futuristik, 15.Percaya diri, 16.Toleransi, 17.Komunikatif (FMIPA UNY, 2007; Debdikbud, 2013).

6. Titrasi asam kuat dengan basa kuat adalah metode untuk menentukan konsentasi suatu asam kuat atau basa kuat. Titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi asam kuat dengan basa kuat merupakan titrasi yang melibatkan reaksi penetralan asam basa. Titik ekuivalen dari titrasi Asam kuat dengan basa kuat adalah pada pH = 7 (Tim Kimia Analitik, 2000; Day dan Underwood, 2002).

D. Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data yang sesuai dalam menjawab rumusan masalah, maka digunakan instrumen penelitian berupa lembar validasi ahli dan pedoman wawancara peserta didik. Instrumen ini digunakan untuk mengetahui validitas konten LKS pola 5M dan validitas konstruk LKS pola 5M bermuatan nilai yang merupakan validitas internal. Serta tanggapan peserta didik terhadap LKS pola 5M bermuatan nilai yang dirancang yang merupakan validitas eksternal.


(25)

37

Validitas internal adalah validitas yang terdiri dari validitas konten dan validitas konstruk. Validitas konten merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi instrumen dengan analisis rasional lewat professional judgement. Sedangkan validitas konstruk ditilik dari segi susunan, kerangka atau rekaannya apakah telah dapat dengan secara tepat mencerminkan suatu konstruksi dalam teori psikologis (Surapranata, 2005).

Validitas eksternal adalah validitas yang digunakan untuk mengetahui sejauhmana hasil penelitian eksperimen dapat digeneralisasikan terhadap subjek, setting, dan waktu pengaplikasian instrumen. Validitas eksternal dapat diketahui saat penggalian informasi melalui wawancara ataupun angket (Azwar, 2003).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut.

1. Lembar validasi konten dan tahapan LKS pola 5M bermuatan nilai, dapat dilihat pada Lampiran 1.1,

2. Lembar validasi LKS pola 5M bermuatan nilai terhadap tata letak, perwajahan, dan tata bahasa LKS, dapat dilihat pada Lampiran 1.2,

3. Lembar validasi nilai-nilai ilmiah yang terkait pada tahapan-tahapan LKS pola 5M bermuatan nilai, dapat dilihat pada Lampiran 1.3, dan

4. Pedoman wawancara peserta didik, dapat dilihat pada Lampiran 1.4.

E. Prosedur Penelitian

1. Tahap Klarifikasi dan Analisis Wacana a. Studi Kepustakaan

Pada tahap studi kepustakaan peneliti mengkaji Kurikulum 2013 mengenai Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL); menelaah Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD) dan Tujuan Pembelajaran yang akan digunakan dalam pembuatan LKS pola 5M, mengkaji teori nilai-nilai ilmiah, pendekatan ilmiah dengan tahapan 5M, serta mengkaji teori titrasi asam kuat dengan basa kuat.

Selain itu, dilakukan juga studi kepustakaan mengenai ketersediaan LKS pola 5M yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 pada beberapa Sekolah Menengah Atas di kota Bandung. Kajian ini didapatkan dari Laporan Kelompok PPL UPI di beberapa Sekolah Menengah Atas di kota Bandung.


(26)

38

Pada tahap konstruksi produk awal peneliti melakukan konstruksi Lembar Kerja Siswa (LKS) pola 5M dan penyusunan instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang disusun adalah lembar validasi LKS konten dan tahapan LKS pola 5M; lembar validasi LKS pola 5M terhadap tata letak, perwajahan, dan tata bahasa LKS; serta lembar validasi nilai-nilai ilmiah yang terkait pada tahapan-tahapan LKS pola 5M. Instrumen divalidasi oleh 10 orang validator yang terdiri dari 6 dosen dan 4 guru kimia. Setelah dilakukan validasi, peneliti menganalisis dan mengolah data hasil validasi. Selanjutnya peneliti merevisi konten dan konstruk LKS pola 5M berdasarkan saran perbaikan dari validator.

2. Tahap Penelitian Belajar dan Mengajar a. Penyusunan Skenario Pembelajaran

Skenario yang disusun berisi rangkaian kegiatan dalam tahapan inti pembelajaran, dimulai dari tahap mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi serta mengkomunikasikan. Selanjutnya dilakukan ujicoba terbatas kepada 9 orang peserta didik menggunakan LKS pola 5M yang telah direvisi. Saat dilakukan ujicoba terbatas, peneliti juga menghitung waktu total yang digunakan saat pembelajaran menggunakan LKS pola 5M serta waktu yang digunakan untuk setiap tahapannya.

b. Penyusunan Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara merupakan alat pengumpul data untuk mendapatkan informasi/tanggapan peserta didik mengenai peredaan yang dirasakan saat menggunakan LKS pola 5M yang diujicoba dibandingkan dengan LKS yang digunakan sebelumnya.

c. Pengumpulan Tanggapan Peserta Didik

Setelah dilakukan ujicoba dan wawancara peserta didik, selanjutnya dilakukan penggabungan hasil penilaian validator dan tanggapan peserta didik untuk perbaikan konstruksi LKS pola 5M bermuatan nilai. Setelah dilakukan perbaikan, akhirnya diperoleh LKS pola 5M Bermuatan Nilai pada topik Titrasi Asam Kuat dengan Basa Kuat tervalidasi yang layak digunakan untuk pembelajaran.


(27)

39

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian konstruksi LKS pola 5M bermuatan nilai sebagai media untuk mengembangkan nilai-nilai ilmiah peserta didik SMA kelas XI pada topik titrasi asam kuat dengan basa kuat secara keseluruhan digambarkan melalui alur penelitian seperti terlihat pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4 Alur Penelitian Melakukan Ujicoba Terbatas

Menetapkan LKS Pola 5M Bermuatan Nilai Tervalidasi

Menganalisis Data Tidak

Menguji Validasi Konten LKS Pola 5M Bermuatan

Nilai Merevisi Konten

LKS Pola 5M Bermuatan Nilai

Ya

Mengidentifikasi Nilai-nilai Ilmiah yang Dapat Dikembangkan untuk Setiap Langkah di LKS

Menyusun Instrumen berupa Lembar Validasi Ahli

Mengkaji Tahapan Pola 5M Mengkaji Pendekatan

Saintifik

Menelaah Tujuan Pembelajaran Mengkaji Kurikulum 2013

Mengkaji Kompetensi Inti (KI)

Menelaah Kompetensi Dasar (KD) 2.1, 2.3, 3.11 dan 4.11 kelas XI semester 2

Mengkaji Syarat Konten LKS Mengkaji Syarat Konstruk LKS Mengkaji Acuan Pembuatan LKS

Menguji Validasi Konstruk LKS Pola 5M Bermuatan

Nilai Tidak

Ya Merevisi Konstruk

LKS Pola 5M Bermuatan Nilai

Menyusun Skenario Pembelajaran

Menyusun Pedoman Wawancara

Tahap Klarifikasi dan Analisis Wacana Tahap Penelitian Mengajar dan Belajar


(28)

40

G. Teknik Analisis Data

Data yang didapatkan dalam penelitian ini diperoleh dari lembar validasi ahli dan respon/tanggapan peserta didik. Analisis data dilakukan dengan cara menganalisis data hasil dari lembar validasi ahli yang dilakukan oleh 10 orang validator serta menganalisis respon/tanggapan 9 orang peserta didik berdasarkan pertanyaan-pertanyaan pada pedoman wawancara.

1. Analisis Data Validasi Konten dan Konstruk LKS Pola 5M a. Kriteria penilaian hasil validasi

Data validitas para ahli yang diperoleh berupa tanda centang untuk valid (ya) ataupun tidak valid (tidak).

Tabel 3. 1 Kriteria Penilian Ahli

b. Pemberian skor pada jawaban item dengan menggunakan CVR. Setelah semua item mendapat skor kemudian skor tersebut diolah.

1) Menghitung nilai CVR (rasio validitas konten)

CVR

ne : jumlah responden yang menyatakan Ya N : total respon

Ketentuan: a) Saat jumlah responden yang menyatakan Ya kurang dari ½ total reponden maka nilai CVR = -

b) Saat jumlah responden yang menyatakan Ya ½ dari total responden maka nilai CVR = 0

c) Saat seluruh responden menyatakan Ya maka nilai CVR = 1 (hal ini diatur menjadi 0.99 disesuaikan dengan jumlah responden).

Kriteria Nilai

Ya 1


(29)

41

d) Saat jumlah responden yang menyatakan Ya lebih dari ½ total reponden maka nilai CVR = 0 - 0,99.

2) Menghitung nilai CVI (indek validitas konten)

Setelah mengidentifikasi sub pertanyaan pada angket dengan menggunakan CVR, CVI dihitung untuk menghitung keseluruhan jumlah sub pertanyaan. Secara sederhana CVI merupakan rata-rata dari nilai CVR untuk sub pertanyaan yang dijawab Ya.

3) Kategori hasil perhitungan CVR dan CVI

Hasil perhitungan CVR dan CVI adalah berupa rasio angka 0 -1. Angka tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut: 0 - 0,33 = tidak sesuai

0,34 - 0,67 = sesuai 0,68 – 1 = sangat sesuai

Pada tabel berikut akan ditampilkan harga CVR kritis Lawshe (Nilai Minimum CVR) untuk sejumlah ahli yang berbeda.

Tabel 3.2 Nilai Minimun Content Validity Ratio (CVR) Jumlah Validator Nilai Minimum

7 0.99

8 0,75

9 0,78

10 0,62

11 0,59

12 0,56

13 0,54

14 0,51

15 0,49

20 0,42

25 0,37

30 0,33

35 0,31

40 0,29

(Lawshe, 1975). 2. Analisis Data Persentase Kemunculan Nilai dalam LKS pola 5M


(30)

42

Analisis data persentase kemunculan nilai dalam LKS dilakukan mengikuti tahapan yang dikemukakan oleh Riduan (2010) sebagai berikut:

a. Menentukan skor maksimal

Skor maksimal = bobot kemunculan nilai X jumlah tahapan = 1 X 9 = 9

b. Menghitung persentase kemunculan nilai dalam LKS pola 5M Persentase kemunculan nilai =

c. Melakukan interpretasi persentase kemunculan nilai dalam LKS pola 5M

Untuk menafsirkan persentase kemunculan nilai dalam LKS pola 5M digunakan tafsiran seperti yang termuat dalam Tabel 3.3.

Tabel 3. 3 Tafsiran Persentase Rentang Persentase (%) Kategori

0 – 20 Sangat Lemah

21 – 40 Lemah

41 – 60 Cukup

61 – 80 Kuat

81 – 100 Sangat Kuat 3. Analisis Data Persetase Respon/Tanggapan Peserta Didik

Respon/tanggapan peserta didik dapat berupa tanggapan positif ataupun tanggapan negatif. Analisis data dilakukan mengikuti tahapan yang dikemukakan oleh Riduan (2010) sebagai berikut:

a. Menentukan bobot nilai dari setiap respon/tanggapan peserta didik Tabel 3. 4 Kriteria Tanggapan Peserta Didik

b. Menentukan skor maksimal

Skor maksimal = bobot maksimal X jumlah peserta didik = 1 X 9 = 9

c. Menghitung persentase tanggapan peserta didik

Persentase kemunculan nilai =

Tanggapan Nilai

Positif 1


(31)

43

d. Melakukan interpretasi persentase tanggapan peserta didik

Untuk menafsirkan persentase tanggapan peserta didik digunakan tafsiran seperti yang sebelumnya termuat dalam Tabel 3.3.


(32)

Farmin, Yolanda. 2014

KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH PESERTA DIDIK SMA KELAS XI PADA TOPIK TITRASI ASAM KUAT DENGAN BASA KUAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Konstruksi LKS pola 5M bermuatan nilai dikembangkan dengan cara menyisipkan nilai-nilai pada setiap tahapan 5M yaitu mengamati (berupa gambar, narasi fenomena dan petunjuk telusur), menanya (berupa rumusan masalah), mengumpulkan data (berupa hipotesis, dasar teori, alat dan bahan, set alat, langkah kerja dan tabel pengamatan), mengasosiasi (berupa pertanyaan analisis data, post lab dan kesimpulan), dan mengkomunikasikan (berupa presentasi dan laporan). LKS pola 5M Bermuatan Nilai pada topik Titrasi Asam Kuat dengan Basa Kuat tervalidasi layak digunakan untuk pembelajaran dikarenakan seluruh lembar validasi ahli memiliki nilai CVI yang besar dan bermakna sangat sesuai. Lembar validasi konten dan tahapan LKS pola 5M bermuatan nilai memiliki CVI sebesar 0,9545. Lembar validasi tata letak, perwajahan dan tata bahasa LKS pola 5M bermuatan nilai memiliki CVI sebesar 0,99. Lembar validasi kesesuaian tujuan pembelajaran dengan komponen LKS memiliki CVI sebesar 0,984.

2. Nilai-nilai ilmiah yang dapat dikembangkan dalam LKS pola 5M bermuatan nilai pada topik titrasi asam kuat dengan basa kuat berjumlah 14 nilai. Nilai ilmiah tersebut adalah aktif, rasa ingin tahu, kritis, percaya diri, futuristik, ulet, selektif, kreatif, disiplin, mandiri, teliti, jujur, objektif, dan komunikatif. Namun dalam LKS pola 5M bermuatan nilai ini juga terdapat nilai sosial yang ikut terkembangkan. Nilai sosial tersebut adalah toleransi dan bertanggungjawab. Nilai-nilai yang dikembangkan dalam LKS pola 5M ini berdasarkan lembar validasi kesesuaian nilai dengan komponen LKS memiliki CVI sebesar 0,896. 3. Tanggapan peserta didik yang menjadi subjek penelitian saat ujicoba terbatas

terhadap LKS pola 5M bermuatan nilai pada topik titrasi asam kuat dengan basa kuat adalah sangat positif. Hal ini dikarenakan tanggapan positif terhadap


(33)

61

keterbedaan LKS pola 5M bermuatan nilai dibandingkan LKS yang digunakan sebelumnya adalah sebesar 100%.

B. Saran

Adapun saran-saran yang dapat peneliti sampaikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah:

1. Untuk penelitian berikutnya yang sejenis dengan penelitian ini sebaiknya meletakkan rubrik definisi operasional niai-nilai terkait di halaman sebelum lembar validasi atau di halaman awal. Hal ini untuk menghindari terjadinya subjektifitas validator karena diharapkan rubrik tersebut telah dibaca terlebih dahulu sebelum dilakukan penilaian.

2. Saat menggunakan LKS pola 5M bermuatan nilai, ada beberapa bagian pada LKS yang harus dikerjakan di luar laboratorium. Bagian-bagian tersebut adalah menelusuri petunjuk telusur di bagian fenomena, merumuskan pertanyaan, menuliskan konsep-konsep esensial, menuliskan fungsi dari setiap alat, memilih alat dan bahan, serta menggambar set alat.

3. Tahap membuat laporan pada LKS pola 5M bermuatan nilai sebaiknya dilakukan setelah pembelajaran berlangsung dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya (tidak di hari berlangsungnya pembelajaran).


(34)

Farmin, Yolanda. 2014

KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH PESERTA DIDIK SMA KELAS XI PADA TOPIK TITRASI ASAM KUAT DENGAN BASA KUAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Pustaka

Andayani, I. (2005). “Kemampuan Siswa Melaksanakan Kegiatan Belajar Mandiri

Terbimbing melalui Lembar Kerja Siswa (LKS) Buatan Guru dalam Mata

Pelajaran Matematika di SMA Negeri 6 Palembang”. Skripsi. Palembang: FKIP

Universitas Sriwijaya.

Arsyad, A. (2004). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Azwar, S. (2003). Validitas dan Reabilitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bagus, L. (2002). Kamus Filsafat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Bajovic, M. et al. (2009). “Character Education Reconceptualized for Practical Implementation”. Canadian Journal of Educational Administration and Policy.

91, (1), 1-23.

Brady, L. (2011). “Teacher Values and Relationship: Factors in Values Education”.

Australian Journal of Teacher Education. 36, (2), 1-12.

Brameld, T. (1999). Philoshopies of Education in Culture Perspective 4th edition.

Newyork: The Oryden Press.

Bundu, P. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam

Pembelajaran Sains. Jakarta: Depdiknas.

Chang, R. (2005). Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid 2 Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Creswell, J. W. (2008). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed

Methods Approaches. California: Sage Publications, Inc.

ÇUBUKÇU, Z. (2012). “The Effect of Hidden Curriculum on Character Education

Process of Primary School Students”. Educational Sciences: Theory &

Practice. 12, (2), 1526-1534.

Darmodjo, H dan Kaligis, J. (1992). Pendidikan IPA II. Jakarta: Depdikbud.

Day, R. A. dan Underwood. (2002). Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Permendikbud Nomor 81A Tahun

2013 tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata


(35)

63

Djahiri, A. K. (1966). Melalui Dunia Afektif “Pendidikan Nilai dan Moral”. Bandung: Lab. Pengajaran PMP IKIP.

Duit, et al. (2012). “The Model of Educational Rescontruction: A framework for the Design of Theory-based Content Specific Interventions. The example of

Climate Change”. Science Educational Research and Practice in Europe.

Netherlands: SLO.

Elkind, D. dan Sweet, F. (2004). “How to Do Character Education”. [Online].

Tersedia: http://www.goodcharacter.com/Article_4.html [29 Juni 2014].

Emha, H. (2002). “Pedoman Penggunaan Laboratorium Sekolah”. Bandung: PT.

Remaja Roesda Karya.

FMIPA, UNY. (2007). Rambu-rambu Pengembangan Penilaian Afektif dalam

Perkuliahan. Yogyakarta: FMIPA UNY.

HAM, Mulyono. (2010). Hand-out: Media Pembelajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Hidayatullah, M. F. (2009). Guru Sejati: Membangun Insan Berkarakter Kuat &

Cerdas. Surakarta: Yuma Pustaka.

Junaedi et al.(2006). Strategi Pembelajaran. Surabaya: LAPIS PGMI.

Kaswardi, E. K. (1993). Pendidikan Nilai Memasuki tahun 2000. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaaan. (2013). Diklat Guru dalam Rangka

Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta.

Kosasih, A. (2012). Makalah Konsep Pendidikan Nilai. file.upi.edu/Direktori/ ...ACENG_KOSASIH/Konsep_Pend._Nilai.pdf [22 Januari 2014].

Kurniawan et al. (2013). “Pengaruh Model Pembelajaran Konflik Kognitif Berbasis Keterampilan Proses Sains terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Gugus Panglima Sudirman”. E-Journal Undiksha-Mimbar PGSD. 1, (1), 1-11.

Lawshe, CH. (1975). “A Quantitative Approach to Content Validity”. Personnel

Psychology. 28, 563-575.

Mardiatmadja, B.S. (1986). Tantangan Dunia Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Mulyana, R. (2004). Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabetha. Munandar, U. (1992). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah

(Pentunjuk bagi Guru dan Orangtua). Jakarta: Gramedia.


(36)

64

Pemerintah Republik Indonesia. (2003). Undang-undang Republik Indonesia Nomor

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. (2005). Undang-undang Republik Indonesia Nomor

14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta.

Purba, M. (2009). Kimia SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. Purwanti, E. et al. (2009). Micro Teaching. Surabaya: Aprinta.

Puskur. (2006). Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu. Jakarta: Balitbang Depdiknas.

Putra et al.(2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Putri, D. dan Sutarno, M. (2012). “Model Kegiatan Laboratorium Berbasis Problem

Solving pada Pembelajaran Gelombang dan Optik untuk Meningkatkan

Keterampilan Proses Sains Mahasiswa”. Jurnal Exacta Universitas Bengkulu.

10, (2), 148-155.

Ramli, T. (2003). Pendidikan Karakter. Bandung: Angkasa.

Riduwan. (2010). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Riyanto, E. (2013). “Sikap Ilmiah sebagai Implementasi Pendidikan Karakter pada

Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar”. IKIP PGRI Madiun. 5, (1), 132-143.

Rohaeti et al. (2009). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Mata Pelajaran

Sains Kimia untuk SMP Kelas VII, VIII, dan IX. Artikel Penelitian. Yogyakarta:

FMIPA UNY.

Salirawati, D. (2010). “Optimalisasi Pendidikan Nilai/Karakter dalam Pendidikan

Kimia Masa Depan”. Seminar Nasional Kimia 30 Oktober 2010. Yogyakarta:

FMIPA UNY.

Sarumpaet, R. I. (2001). Rahasia Mendidik Anak. Bandung: Indonesia Publishing House.

Semiawan, C. et al. (1992). Pendekatan Keterampilan Proses; Bagaimana

Mengaktifkan Siswa dalam Belajar. Jakarta: PT. Gramedia.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.

Soelaeman, M. (1978). Ilmu Sosial Dasar (Teori dan Konsep Ilmu Sosial). Bandung: P.T Eresco.

Suastra, I. W. (2009). Pembelajaran Sains Terkini. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.


(37)

65

Sunarya, Y. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk Kelas XI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Surakhmad, W. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar Metode Teknik. Bandung: Tarsito.

Surapranata, S. (2005). Analisis, Validitas, Reabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Susiwi. (2009). “Alternative Worksheet for Enhancing Students’ Formal Thinking In

Chemistry Laboratory Activities”. The 2nd International Conference on Lesson

Study. UPI, Bandung.

Syahroni. (2013). “Konsep Pendidikan Karakter”. [Online]. Tersedia:

http://lampung.kemenag.go.id/wjkn1352768153.pdf [29 Juni 2014].

Tim Kimia Analitik. (2000). Dasar-Dasar Kimia Analitik. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Tim PPL UPI. (2014). “Laporan Kelompok PPL UPI di SMA Negeri 1 Lembang

Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014”. Laporan. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

Tim PPL UPI. (2014). “Laporan Kelompok PPL UPI di SMA Negeri 12 Bandung

Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014”. Laporan. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

Tim PPL UPI. (2014). “Laporan Kelompok PPL UPI di SMA Pasundan 7 Bandung

Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014”. Laporan. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

Tim PPP UGM. (2005). Pembelajaran di Laboratorium. Yogyakarta: Pusat Pengembangan Pendidikan UGM.

UNESCO-APNIEVE. (2002). “A Holistic and Integrated Approach to Value

Education for Human Development”. A UNESCO-APNIEVE Sourcebook. 2,

(1), 1-165.

Usman, M. (2004). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Widiyanto, A. et al. (2008). “Lembar Kerja Siswa (LKS) Matematika Interaktif

Model E-Learning”. [Online]. Tersedia: http://ahliswiwite.files.wordpress. com [4 Juni 2014].

Widjajanti, E. (2008). “Pelatihan Penyusunan LKS Mata Pelajaran Kimia Berdasarkan Kurikulum Tigkat Satuan Pendidikan Bagi Guru SMK/MAK:

Kualitas Lembar Kerja Siswa”. Makalah pada Kegiatan Pengabdian pada

Masyarakat, Yogyakarta.

Yuliani et al. (2012). “Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Keterampilan Proses dengan Metode Eksperimen dan Demonstrasi Ditinjau dari Sikap Ilmiah dan Kemampuan Analisis:. Jurnal Inkuiri Pasca UNS. 1, (3), 207-216.


(38)

66

Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kanena Prenada Media Group.


(1)

61

keterbedaan LKS pola 5M bermuatan nilai dibandingkan LKS yang digunakan sebelumnya adalah sebesar 100%.

B. Saran

Adapun saran-saran yang dapat peneliti sampaikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah:

1. Untuk penelitian berikutnya yang sejenis dengan penelitian ini sebaiknya meletakkan rubrik definisi operasional niai-nilai terkait di halaman sebelum lembar validasi atau di halaman awal. Hal ini untuk menghindari terjadinya subjektifitas validator karena diharapkan rubrik tersebut telah dibaca terlebih dahulu sebelum dilakukan penilaian.

2. Saat menggunakan LKS pola 5M bermuatan nilai, ada beberapa bagian pada LKS yang harus dikerjakan di luar laboratorium. Bagian-bagian tersebut adalah menelusuri petunjuk telusur di bagian fenomena, merumuskan pertanyaan, menuliskan konsep-konsep esensial, menuliskan fungsi dari setiap alat, memilih alat dan bahan, serta menggambar set alat.

3. Tahap membuat laporan pada LKS pola 5M bermuatan nilai sebaiknya dilakukan setelah pembelajaran berlangsung dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya (tidak di hari berlangsungnya pembelajaran).


(2)

Farmin, Yolanda. 2014

KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH PESERTA DIDIK SMA KELAS XI PADA TOPIK TITRASI ASAM KUAT DENGAN BASA KUAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Daftar Pustaka

Andayani, I. (2005). “Kemampuan Siswa Melaksanakan Kegiatan Belajar Mandiri Terbimbing melalui Lembar Kerja Siswa (LKS) Buatan Guru dalam Mata Pelajaran Matematika di SMA Negeri 6 Palembang”. Skripsi. Palembang: FKIP

Universitas Sriwijaya.

Arsyad, A. (2004). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Azwar, S. (2003). Validitas dan Reabilitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bagus, L. (2002). Kamus Filsafat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Bajovic, M. et al. (2009). “Character Education Reconceptualized for Practical Implementation”. Canadian Journal of Educational Administration and Policy.

91, (1), 1-23.

Brady, L. (2011). “Teacher Values and Relationship: Factors in Values Education”.

Australian Journal of Teacher Education. 36, (2), 1-12.

Brameld, T. (1999). Philoshopies of Education in Culture Perspective 4th edition.

Newyork: The Oryden Press.

Bundu, P. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam

Pembelajaran Sains. Jakarta: Depdiknas.

Chang, R. (2005). Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid 2 Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Creswell, J. W. (2008). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed

Methods Approaches. California: Sage Publications, Inc.

ÇUBUKÇU, Z. (2012). “The Effect of Hidden Curriculum on Character Education Process of Primary School Students”. Educational Sciences: Theory & Practice. 12, (2), 1526-1534.

Darmodjo, H dan Kaligis, J. (1992). Pendidikan IPA II. Jakarta: Depdikbud.

Day, R. A. dan Underwood. (2002). Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Permendikbud Nomor 81A Tahun

2013 tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata


(3)

63

Djahiri, A. K. (1966). Melalui Dunia Afektif “Pendidikan Nilai dan Moral”. Bandung: Lab. Pengajaran PMP IKIP.

Duit, et al. (2012). “The Model of Educational Rescontruction: A framework for the Design of Theory-based Content Specific Interventions. The example of Climate Change”. Science Educational Research and Practice in Europe.

Netherlands: SLO.

Elkind, D. dan Sweet, F. (2004). “How to Do Character Education”. [Online]. Tersedia: http://www.goodcharacter.com/Article_4.html [29 Juni 2014].

Emha, H. (2002). “Pedoman Penggunaan Laboratorium Sekolah”. Bandung: PT.

Remaja Roesda Karya.

FMIPA, UNY. (2007). Rambu-rambu Pengembangan Penilaian Afektif dalam

Perkuliahan. Yogyakarta: FMIPA UNY.

HAM, Mulyono. (2010). Hand-out: Media Pembelajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Hidayatullah, M. F. (2009). Guru Sejati: Membangun Insan Berkarakter Kuat &

Cerdas. Surakarta: Yuma Pustaka.

Junaedi et al.(2006). Strategi Pembelajaran. Surabaya: LAPIS PGMI.

Kaswardi, E. K. (1993). Pendidikan Nilai Memasuki tahun 2000. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaaan. (2013). Diklat Guru dalam Rangka

Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta.

Kosasih, A. (2012). Makalah Konsep Pendidikan Nilai. file.upi.edu/Direktori/ ...ACENG_KOSASIH/Konsep_Pend._Nilai.pdf [22 Januari 2014].

Kurniawan et al. (2013). “Pengaruh Model Pembelajaran Konflik Kognitif Berbasis Keterampilan Proses Sains terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Gugus Panglima Sudirman”. E-Journal Undiksha-Mimbar PGSD. 1, (1), 1-11.

Lawshe, CH. (1975). “A Quantitative Approach to Content Validity”. Personnel Psychology. 28, 563-575.

Mardiatmadja, B.S. (1986). Tantangan Dunia Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Mulyana, R. (2004). Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabetha. Munandar, U. (1992). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah

(Pentunjuk bagi Guru dan Orangtua). Jakarta: Gramedia.


(4)

Pemerintah Republik Indonesia. (2003). Undang-undang Republik Indonesia Nomor

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. (2005). Undang-undang Republik Indonesia Nomor

14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta.

Purba, M. (2009). Kimia SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. Purwanti, E. et al. (2009). Micro Teaching. Surabaya: Aprinta.

Puskur. (2006). Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu. Jakarta: Balitbang Depdiknas.

Putra et al.(2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Putri, D. dan Sutarno, M. (2012). “Model Kegiatan Laboratorium Berbasis Problem Solving pada Pembelajaran Gelombang dan Optik untuk Meningkatkan

Keterampilan Proses Sains Mahasiswa”. Jurnal Exacta Universitas Bengkulu.

10, (2), 148-155.

Ramli, T. (2003). Pendidikan Karakter. Bandung: Angkasa.

Riduwan. (2010). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Riyanto, E. (2013). “Sikap Ilmiah sebagai Implementasi Pendidikan Karakter pada Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar”. IKIP PGRI Madiun. 5, (1), 132-143.

Rohaeti et al. (2009). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Mata Pelajaran

Sains Kimia untuk SMP Kelas VII, VIII, dan IX. Artikel Penelitian. Yogyakarta:

FMIPA UNY.

Salirawati, D. (2010). “Optimalisasi Pendidikan Nilai/Karakter dalam Pendidikan Kimia Masa Depan”. Seminar Nasional Kimia 30 Oktober 2010. Yogyakarta: FMIPA UNY.

Sarumpaet, R. I. (2001). Rahasia Mendidik Anak. Bandung: Indonesia Publishing House.

Semiawan, C. et al. (1992). Pendekatan Keterampilan Proses; Bagaimana

Mengaktifkan Siswa dalam Belajar. Jakarta: PT. Gramedia.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.

Soelaeman, M. (1978). Ilmu Sosial Dasar (Teori dan Konsep Ilmu Sosial). Bandung: P.T Eresco.

Suastra, I. W. (2009). Pembelajaran Sains Terkini. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.


(5)

65

Sunarya, Y. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk Kelas XI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Surakhmad, W. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar Metode Teknik. Bandung: Tarsito.

Surapranata, S. (2005). Analisis, Validitas, Reabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Susiwi. (2009). “Alternative Worksheet for Enhancing Students’ Formal Thinking In Chemistry Laboratory Activities”. The 2nd International Conference on Lesson Study. UPI, Bandung.

Syahroni. (2013). “Konsep Pendidikan Karakter”. [Online]. Tersedia: http://lampung.kemenag.go.id/wjkn1352768153.pdf [29 Juni 2014].

Tim Kimia Analitik. (2000). Dasar-Dasar Kimia Analitik. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Tim PPL UPI. (2014). “Laporan Kelompok PPL UPI di SMA Negeri 1 Lembang Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014”. Laporan. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

Tim PPL UPI. (2014). “Laporan Kelompok PPL UPI di SMA Negeri 12 Bandung Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014”. Laporan. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

Tim PPL UPI. (2014). “Laporan Kelompok PPL UPI di SMA Pasundan 7 Bandung Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014”. Laporan. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

Tim PPP UGM. (2005). Pembelajaran di Laboratorium. Yogyakarta: Pusat Pengembangan Pendidikan UGM.

UNESCO-APNIEVE. (2002). “A Holistic and Integrated Approach to Value Education for Human Development”. A UNESCO-APNIEVE Sourcebook. 2,

(1), 1-165.

Usman, M. (2004). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Widiyanto, A. et al. (2008). “Lembar Kerja Siswa (LKS) Matematika Interaktif

Model E-Learning”. [Online]. Tersedia: http://ahliswiwite.files.wordpress. com [4 Juni 2014].

Widjajanti, E. (2008). “Pelatihan Penyusunan LKS Mata Pelajaran Kimia Berdasarkan Kurikulum Tigkat Satuan Pendidikan Bagi Guru SMK/MAK: Kualitas Lembar Kerja Siswa”. Makalah pada Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat, Yogyakarta.

Yuliani et al. (2012). “Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Keterampilan Proses dengan Metode Eksperimen dan Demonstrasi Ditinjau dari Sikap Ilmiah dan Kemampuan Analisis:. Jurnal Inkuiri Pasca UNS. 1, (3), 207-216.


(6)

Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kanena Prenada Media Group.


Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MODUL KIMIA TERINTEGRASI NILAI-NILAI ISLAMI PADA MATERI ASAM BASA UNTUK SISWA SMA.

23 47 25

KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH BAGI PESERTA DIDIK SMA KELAS XI PADA SUBMATERI KOAGULASI KOLOID.

0 2 31

KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH BAGI PESERTA DIDIK SMA KELAS XII PADA SUBMATERI PERKARATAN.

0 0 24

KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH BAGI PESERTA DIDIK SMA KELAS X PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT.

0 3 28

KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH BAGI PESERTA DIDIK SMA KELAS XI PADA SUBMATERI KOAGULASI KOLOID - repository UPI S BIO 1003096 title

0 0 4

KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH BAGI PESERTA DIDIK SMA KELAS X PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT - repository UPI S KIM 1000623 title

0 0 4

KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH BAGI PESERTA DIDIK SMA KELAS XII PADA SUBMATERI PERKARATAN - repository UPI S KIM 1005234 title

0 0 4

KONSTRUKSI LKS POLA 5M BERMUATAN NILAI SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI ILMIAH PESERTA DIDIK SMA KELAS XI PADA TOPIK TITRASI ASAM KUAT DENGAN BASA KUAT - repository UPI S KIM 1000149 title

0 0 4

KONSTRUKSI LEMBAR KERJA SISWA POLA 5M BERMUATAN NILAI KREATIF BAGI SISWA SMA KELAS XI DALAM PEMBUATAN INDIKATOR ASAM BASA ALAMI - repository UPI S KIM 1204822 Title

0 0 3

KONSTRUKSI LEMBAR KERJA SISWA POLA 5M BERMUATAN NILAI KREATIF UNTUK SISWA SMA KELAS XI DALAM MERANCANG ALAT TITRASI ASAM BASA - repository UPI S KIM 1202425 Title

0 1 3